61
SISTEM INFORMASI UNTUK MENANGGULANGI MASALAH TRANSPORTASI TUGAS MAKALAH PBL-2 MPKTB KELAS MPKTB-1 KELOMPOK HOME GROUP 3 Adityo Salahudin Putro, 1206256226 Achmad Zaki Maulidzy, 1206207230 Lenggo Septiady Putra, 1206250046 Ni Luh Rosvitha Amanda D., 1206207395 Puti Rineska Meilinda, 1206241741 Taufik Budianto, 1206239882

Makalah Bagian Vita PBL2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Bagian Vita PBL2

SISTEM INFORMASI UNTUK MENANGGULANGI MASALAH TRANSPORTASI

TUGAS MAKALAH PBL-2

MPKTB

KELAS MPKTB-1

KELOMPOK HOME GROUP 3

Adityo Salahudin Putro, 1206256226

Achmad Zaki Maulidzy, 1206207230

Lenggo Septiady Putra, 1206250046

Ni Luh Rosvitha Amanda D., 1206207395

Puti Rineska Meilinda, 1206241741

Taufik Budianto, 1206239882

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2012

Page 2: Makalah Bagian Vita PBL2

ABSTRAK

Sistem transportasi di Jabodetabek, khususnya Jakarta setiap harinya depenuhi

oleh orang-orang yang akan bekerja. Dari sekian banyak moda transportasi, kendaraan

pribadi lebih banyak dipilih daripada kendaraan umum. Menumpuknya mobil-mobil

pribadi ditambah dengan pertumbuhan jalan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan

mobil di Jakarta membuat jalanan Jakarta selalu mengalami kemacetan. Hal ini

diperparah dengan regulasi yang kurang tegas dari pemerintah tentang jalur kendaraan

umum. Jalur khusus Busway yang diperuntukkan untuk Bus Trans Jakarta tidak jarang

dilewati oleh kendaraan pribadi dan kendaraan umum untuk menghindari kemacetan.

Selain busway, KRL pun juga mempunyai masalah yaitu jadwal kereta yang terlambat

dan kereta yang penuh sesak. Untuk menanggulangi hal ini, teknologi transportasi adalah

solusi pemecahannya. Teknologi transportasi, baik massal maupun jalan raya seperti

KRL, Busway, dan Traffic Light yang ada saat ini di Jabodetabek, khususnya Jakarta

masih diperlukan pembenahan dan pengembangan. Pembenahan dan pengembangan

teknologi transportasi di Jabodetabek, khususnya Jakarta dapat mengacu pada negara-

negara yang teknologi transportasinya maju seperti Jerman, Jepang dan Singapura.

Kata Kunci : Sistem transportasi, Teknologi transportasi, Jerman, Jepang, Singapura

Page 3: Makalah Bagian Vita PBL2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kuasa

beliaulah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Informasi untuk

Menanggulangi Masalah Transportasi” tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi

tugas mata kuliah MPKTB-1.

Di samping itu, penulis juga berharap karya tulis ini mampu memberikan

kontribusi dalam menunjang pengetahuan bagi para mahasiswa kedokteran pada

khususnya dan pihak lain pada umumnya. Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis

mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan

bantuan dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat disebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

saran dan kritik membangun penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua.

Jakarta, 5 Desember 2012

Penulis

Page 4: Makalah Bagian Vita PBL2

DAFTAR ISI

Abstrak

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………

1.2 Definisi Masalah……………………………………………………………….

1.3 Analisis Masalah……………………………………………………………….

1.4 Peta Konsep……………………………………………………………………

1.5 Hipotesis……………………………………………………………………….

1.6 Tujuan Penelitian………………………………………………………………

1.7 Metode Penulisan……………………………………………………………...

1.8 Sistematika…………………………………………………………………….

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Masalah Transportasi di Jabodetabek…………………………………………

2.2 Peran Pemerintah dalam Mengatasi Permasalah Transportasi………………..

2.3 Sistem Informasi yang Menunjang Transportasi dan Mekanismenya………...

2.4 Contoh Aplikasi Sistem Informasi Penunjang di Singapura dan Jerman………

2.5 Penerapan Sistem Informasi di Jepang dan Singapura…………………………

Bab III Analisis Data

3.1 Data Transportasi Jabodetabek…………………………………………………

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..

4.2 Saran……………………………………………………………………………

Daftar Pustaka

Page 5: Makalah Bagian Vita PBL2

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Panjang, Luas dan Status Jalan menurut Jenisnya, 2010………………………..

Page 6: Makalah Bagian Vita PBL2

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di Jakarta……………………….

Page 7: Makalah Bagian Vita PBL2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia. Selain sebagai pusat pemerintahan,

Jakarta juga merupakan pusat ekonomi dan bisnis. Perusahaan-perusahaan bidang apa

pun baik dalam level nasional maupun internasional membangun kantornya di wilayah

ibu kota. Hal ini membuat Jakarta menjadi kota yang sibuk. Setiap harinya tidak hanya

warga Jakarta tetapi orang-orang di luar wilayah Jakarta pergi bekerja di Jakarta.

Hasilnya, volume kendaraan yang berada di Jakarta besar, ditambah lagi dengan

pertambahan unit kendaraan baru di jalan setiap harinya memperbanyak jumlah

kendaraan yang lalu lalang di wilayah Jakarta. Kemacetan lalu lintas tidak terhindarkan.

Jumlah kendaraan yang terus meningkat tidak diimbangi dengan jumlah jalan yang

tersedia. Kemacetan di Jakarta merupakan salah satu yang parah di dunia. Diperkirakan

pada tahun 2014, DKI Jakarta akan mengalami macet total dikarenakan volume

kendaraan yang sama dengan luas jalan. Pemerintah daerah telah mengeluarkan regulasi-

regulasi untuk mengatasi kemacetan yang semakin parah. Diantara regulasi yang

dikeluarkan pemerintah adalah dengan dibentuknya sistem transportasi terintegrasi.

Sistem transportasi terintegrasi merupakan gabungan pemanfaatan infrastruktur fisik dan

pengaplikasian sistem teknologi informasi dan komunikasi (Intelligent Transport

System). Sistem ini telah diterapkan di negara-negara maju dan diharapkan mampu

mengurai kemacetan di Jakarta.

1.2 Definisi Masalah

Bagaimana pengaruh sistem teknologi infomasi penunjang dalam menata sistem

transportasi yang menghubungkan Jabodetabek?

1.3 Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah:

Page 8: Makalah Bagian Vita PBL2

1. Apa saja transportasi di Jabodetabek?

2. Masalah transportasi apa saja yang dihadapi saat ini?

3. Apa yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah transportasi?

4. Apa saja sistem informasi penunjang sistem transportasi?

5. Bagaimana cara sistem informasi menunjang sistem transportasi?

1.4 Petakonsep

1.5 Hipotesis

Sistem teknologi informasi berperan penting dalam menunjang dan menata sistem

transportasi yang menghubungkan Jabodetabek.

1.6 Tujuan Penulisan

Mengetahui masalah-masalah transportasi yang ada di Jakarta, mengetahui apa itu Intelligent Transportation System serta menganalisis peran Intelligent Transportation System yang dalam mengatasi masalah kemacetan di Jakarta.

1.7 Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah, penulis menggunakan metode studi kepustakaan dan analisis data.

1.8 Sistematika Masalah Transportasi di Jabodetabek Peran Pemerintah dalam Mengatasi Permasalah Transportasi Sistem Informasi yang Menunjang Transportasi dan Mekanismenya Contoh Aplikasi Sistem Informasi Penunjang di Singapura dan Jerman Penerapan Sistem Informasi di Jepang dan Singapura

Page 9: Makalah Bagian Vita PBL2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masalah Transportasi di Jakarta

Jakarta sebagai ibu kota Indonesia dan kota megapolitan, dimana warganya banyak

yang berkalangan menengah keatas dan memiliki fasilitas lengkap, seperti gedung

pencakar langit, pusat perbelanjaan mewah dan lain-lain, ternyata menyisakan banyak

masalah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh masalah besar yang ditimbulkan

yaitu kemacetan.

Kemacetan merupakan suatu hal yang sudah menjadi makanan sehari-hari bagi

warga ibu kota. Ketika berangkat ke kampus maupun tempat bekerja, warga Jakarta

sudah merasakan kemacetan di pagi hari. Begitupula ketika pulang menuju ke rumah,

warga Jakarta yang menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum harus

menghadapi yang namanya kemacetan. Hal ini menimbulkan kerugian, baik dari sisi

efektivitas waktu maupun masalah finansial, karena semakin lama kendaraan terjebak

kemacetan maka semakin banyak bensin yang terbuang, artinya aka nada pengeluaran

tambahan untuk membeli bahan bakar.

Apakah sebenarnya yang menyebabkan kemacetan? Ada beberapa hal yang

menyebabkan kemacetan di Jakarta. Penyebab utama kemacetan adalah tingginya

populasi kendaraan di Jakarta. Jalanan di Jakarta berdasarkan data pada tahun 2011

dilalui oleh lebih dari 6,7 juta kendaraan bermotor. Sekitar 98,5% dari kendaraan

bermotor tersebut merupakan kendaraan pribadi. Jika kita telaah lagi, berdasarkan data

pada tahun 2011 pertumbuhan mobil di Jakarta mencapai 186 unit per harinya sedangkan

pertumbuhan sepeda motor lebih banyak, mencapai 986 unit per harinya. Populasi

kendaraan yang ada di Jakarta saat ini masih belum bisa di control sehingga terus

bertambah. Salah satu penyebab pertumbuhan kendaraan bermotor yang tinggi adalah

mudahnya cara mendapatkan kendaraan tersebut. Kita ambil contoh pada sepeda motor,

banyak dealer-dealer yang menyediakan uang muka murah dan pembeli bisa langsung

membawa pulang motor tersebut tanpa harus diperumit dengan urusan sertifikat dan lain-

lainnya.

Page 10: Makalah Bagian Vita PBL2

Populasi kendaraan bermotor yang tinggi dan terus bertambah ini tidak sebanding

dengan jaringan jalan di Jakarta. Jakarta memiliki panjang jalan sekitar 7650 Km dengan

luas mencapai 40,1 Km2. Jaringan jalan tersebut hanya merupakan sebagian kecil dari

Jakarta, yaitu 6,26% luas Jakarta. Hal ini menyebabkan jaringan jalan di Jakarta kurang

memadai untuk menampung banyaknya kendaraan, ditambah lagi pertumbuhan jalan di

Jakarta hanya 0,1% per tahunnya. Selain panjang dan luas jalan yang kurang, masalah

yang lain yaitu jalanan yang rusak karena berlubang atau bahkan ambruk, seperti di jalan

martadinata. Cuaca buruk yang menyebabkan banjir juga semakin memperparah kondisi

jalan di Jakarta. Alternative yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah jaringan jalan

di Jakarta yaitu dengan menggunakan jalan tol, namun jalan tol ini sendiri tidak bisa

menjamin kelancaran dan kenyamanan dalam berkendara. Kita ambil contoh di tol dalam

kota, dimana kemacetan parah terjadi pada pagi hari maupun pada jam pulang kerja.

Padahal, untuk masuk ke jalan tol tersebut kita telah membayar dengan harga yang

relative mahal.

Lalu lintas yang buruk juga tidak bisa di pungkiri menjadi penyebab kemacetan juga.

Pengendara kendaraan bermotor di Jakarta sering berlaku ugal-ugalan, baik dari

kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Selain itu, lampu lalu lintas di Jakarta juga

banyak yang mengalami kerusakan dan waktunya yang terlalu lama atau terlalu cepat.

Aparat keamanan sendiri kurang sigap dalam menangani masalah kemacetan di Jakarta.

Seringkali kita lihat ketika lalu lintas sedang padat, kontribusi dari aparat keamanan

sangat kurang. Aparat keamanan ini sendiri juga sering melanggar peraturan, seperti

melintasi jalur khusus bus transjakarta. Jalur khusus bus transjakarta ini sendiri juga

merupakan salah satu fasilitas yang paling sering di salahgunakan oleh pengguna jalan,

karena banyaknya kendaraan yang melintas di jalur tersebut menimbulkan kemacetan dan

menghambat jalur bus transjakarta itu sendiri, dan terkadang terjadi kecelakaan yang

melibatkan bus transjakarta dengan kendaraan yang melintas di jalur tersebut. Selain jalur

bus transjakarta, jalur cepat yang semestinya diperuntukkan untuk kendaraan roda empat

atau lebih juga sering dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda tiga. Kemudian, adanya

pasar tumpah atau bangunan liar yang memakan badan jalan juga memperparah lalu

lintas di Jakarta. Bahkan, bangunan liar tidak hanya menghambat lalu lintas yang ada di

Page 11: Makalah Bagian Vita PBL2

darat. Bangunan liar di pinggir sungai, yang menyebabkan banyaknya sampah di sungai

telah membuat proyek waterway di Jakarta mengalami kegagalan.

Masalah terakhir yang tak kalah penting di Jakarta yaitu masalah transportasi umum.

Transportasi ini secara umum mengalami beberapa masalah, yaitu kondisinya yang penuh

sesak sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penumpangnya. Keadaan yang

penuh ini juga menjadi kesempatan bagi para penjahat untuk melakukan kriminalitas

seperti pencurian maupun pelecehan, terutama kepada kaum wanita. Pelayanan yang

buruk juga menjadi masalah di transportasi umum Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan

fasilitas yang sudah rusak, kotor dan tidak terawatt, serta jam datang yang tidak tepat

waktu. Pelayanan yang buruk ini juga tidak sesuai dengan harga tiket yang mahal, seperti

di commuter line, dengan harganya yang mencapai Sembilan ribu rupiah namun

penumpang tetap tidak mendapat pelayanan yang maksimal.

2.2 Peran Pemerintah dalam Mengatasi masalah Transportasi di Jabodetabek

Masalah kemacetan di kota megapolitan seperti Jakarta membutuhkan regulasi oleh

pemerintah baik itu dari daerah tingkat I maupun dari daerah tingkat II. Pemerintah pusat

memiliki kewenangan untuk membuat sistem peraturan yang nantinya diadaptasikan oleh

daerah tingkat I dan tingkat II. Secara yuridis, regulasi transportasi di Jakarta telah diatur

dalam UU No. 22 tahun 2009 mengatur tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang

bertujuan untuk mewujudkan ketertiban, kenyamanan dan keamanan, terwujudnya etika

lalu lintas dan budaya bangsa, terwujudnya penegakan hokum dan kapasitas hukum bagi

masyarakat serta UU No. 23 tahun 2007 mengatur tentang perkeretaapian dimana dibuat

dengan pertimbangan transportasi mempengaruhi perkembangan ekonomi, kereta api

merupakan transportasi massal, sebagai pengganti UU No. 13 Tahun 1992.

Dikutip dari situs resmi Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan, melalui wapres Budiono, pada Sepetember 2010, secara spesifk

dicetuskan 17 langkah untuk mengatasi kemacetan di Jakarta dimana UKP4 ditunjuk

sebagai koordinator dalam pengawasan implementasinya, yang kemudian dari 17 langkah

Page 12: Makalah Bagian Vita PBL2

tersebut berkembang menjadi 20 langkah dan kemudian dibagi menjadi empat sasaran

utama. Empat aspek tersebut melingkupi sarana dan prasarana transportasi, penataan

ruang, regulasi dan tata kelola, transportasi publik.

2.2.1 Sarana dan Prasarana Transportasi

Aspek yang pertama adalah tentang sarana dan prasarana transportasi. Untuk

mencegah kemacetan yang lebih parah yang kemungkinan besar akan menyerang

Jakarta, hal dasar yang perlu diperbaiki dari transportasi kota Jakarta adalah

sarana dan prasarana. Dalam aspek sarana dan prasarana transportasi pemerintah

melakukan penanganan dengan memberlakukan Electronic Road Pricing atau

yang biasa disingkat dengan ERP dimana dalam sistem ini para pengguna mobil

harus membayar ketika melalui jalan tertentu. Kemudian langkah penangan

berikutnya adalah mengkaji kebijakan perparkiran on street serta penegakan

hukumnya. Seperti yang kita ketahui, parkir sembarangan sering menjadi

penyebab kemacetan di Jakarta. Banyak pengemudi baik itu dari kendaraan roda

empat dan roda dua tidak mengindahkan adanya tanda larangan parkir dan dengan

alasan ‘kawasan yang sempit’ melakukan pelanggaran dengan parkir

sembarangan. Tentunya hal ini harus ditindak tegas oleh pemerintah. Perbaikan

sarana-prasarana jalan yang sangat dibutuhkan karena banyak jalanan di Jakarta

kurang dari layak serta jalan yang rusak membuat kemacetan semakin meningkat.

Langkah penanganan yang selanjutnya yaitu jalan tol tambahan dan menyusun

kebijakan pembatasan kendaraan bermotor. Walaupun sebagian besar kalangan

kurang setuju dengan membangun jalan tol tambahan, pemerintah tetap

merumuskan penangannya sebagai salah satu cara untuk mengantisipasi

kemacetan. Jalan tol dapat menjadi alternatif pilihan untuk melewati jalan umum

yang rawan akan macet. Kemudian kebijakan yang terakhir yaitu menyusun

kebijakan pembatasan kendaraan bermotor. Kemacetan di Jakarta diperparah

dengan kehadiran kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin meningkat.

Melihat laju pertumbuhan kendaraan bermotor dengan laju penambahan luas jalan

raya, regulasi berupa pembatasan kendaraan bermotor dirasa sangat penting bagi

pemerintah untuk mengurangi kemacetan.

Page 13: Makalah Bagian Vita PBL2

2.2.2 Penataan Ruang

Aspek yang kedua adalah penataan ruang. Penataan ruang perkotaan sangat

penting guna mencapai sasaran optimal setelah regulasi mengenai sarana dan

prasarana transportasi. Langkah penanganan yang dilakukan oleh pemerintah

adalah yang pertama penyiapan lahan park and ride untuk mendukung KRL.

Sebagai transportasi publik kereta rel listrik atau KRL sudah selayaknya disiapkan

lahan yang lebih luas agar mengoptimalisasi fungsi dari KRL tersebut. Cara

penanganan yang kedua yaitu meningkatkan kualitas, merevitalisasi dan

memperluas pedestrian way (trotoar kota) yang selama ini fungsinya

disalahgunakan oleh pedagan kaki lima yang sering berjualan di pinggir trotoar.

2.2.3 Transportasi Publik

Aspek yang ketika adalah mengenai transportasi publik. Penangan pertama

yang dilakukan pemerintah adalah sterilisasi jalur busway. Seperti yang kita lihat

saat ini, sering kali pengemudi di jalan raya mengambil jalur busway sehingga

menyebabkan keterlambatan busway, padahal busway merupakan salah satu

sarana transportasi umum yang dibutuhkan oleh khalayak banyak. Penanganan

yang kedua adalah dengan penambahan jalur busway. Tentunya dengan

menambah jalur busway, rute yang dilewati busway akan lebih menjangkau

daerah yang lebih luas lagi di Jakarta sehingga membuat masyarakat lebih tertarik

menggunakan kendaraan umum ketimbang kendaraan pribadi. Penangan yang

selanjutnya adalah harga gas khusus transportasi, restrukturisasi angkutan bis

kecil yang tidak efisien, mengoptimalkan KRL jabodetabek dengan re-routing,

penertiban angkutan liar dan tempat pemberhentian angkutan liar dan tempat

pemberhentian angkutan liar, mempercepat pembanguan MRT, proyek double-

double track KRL Jabodetabek ruas Manggarai-Cikarang, mempercepat

pembangunan lingkardalam KRL yang diintegrasikan dengan sistem angkutan

massal, dan mempercepat pembangunan KA Bandara.

Page 14: Makalah Bagian Vita PBL2

2.2.4 Regulasi dan Governance

Aspek yang keempat berupa regulasi dan tata kelola dengan langkah

penanganan yaitu pembentukan otoritas transportasi Jabodetabek, Revisi Rencana

Induk Transportasi Terpadu kemudian pendidikan masyarakat tentang kemacetan

dan disiplin berlalu lintas. Penangan dengan pembentukan otoritas transportasi

Jabodetabek dibuat berdasarkan pertimbangan bahwa Jabodetabek merupakan

kota yang padat sehingga dibutuhkan otoritas untuk menangani masalah

kemacetan yang ada di daerah tersebut.

Pada tahun 2012, terpilih gubernur yang baru yaitu Jokowi dan Ahok dengan visi dan

misi membawa Jakarta Baru. Dikutip dari situs resmi Jokowi-Ahok, mereka mencetuskan

program kerja yang meregulasi transportasi di Jakarta dimana program melingkupi

transportasi yang dibagi menjadi dua yaitu sistem angkut umum dan kendaraan pribadi.

Sistem angkutan umum contohnya pembangunan monorail, merintis pembangunan MRT,

penggantian kendaraan umum yang layak, perbanyakan kendaraan umum, mengganti

busway menjadi ralibus, kerjasama dengan pemerintah sekitar Jakarta. Dalam meregulasi

kendaraan pribadi yaitu dengan adanya electronic road pricing, sewa parkir tingi,

kendaraan nomor polisi ganjil dan pengaturan jam kerja. Walaupun kenyataannya

beberapa program kerja yang dicanangkan oleh Jokowi dan Ahok mendapat hambatan

seperti implementasi pengaturan kendaraan yang masuk Jakarta melalui nomor polisi,

Jokowi dan Ahok lebih memfokuskan masterplan dari gubernur terdahulu yang

pembangunannya masih menunggak di Jakarta.

2.3 Sistem Informasi yang menunjang transportasi dan mekanismenya

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kombinasi teknologi informasi dan individu yang

menggunakan teknologi tersebut untuk mendukung manajemen operasional dalam

berbagai bidang kehidupan. Dalam pengertian ini, sistem informasi tidak hanya

Page 15: Makalah Bagian Vita PBL2

mengacu pada penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), tetapi juga

mempertimbangkan peran seseorang dalam interaksi dan pelaksanaannya.

Definisi lain dari sistem informasi adalah suatu sistem yang berfungsi

mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi

untuk tujuan spesifik (Turban, 1999). Sistem ini berbentuk perangkat keras dan

perangkat lunak yang dirancang untuk menerjemahkan data menjadi suatu informasi

yang berguna (Bodnar, 1993).

2.3.2 Karakter Sistem Informasi

Sistem Informasi memiliki karakteristik-karakteristik tertentu dalam rangka

pemenuhan tujuannya. Karakteristik-karakteristik itu adalah:

Sistem Informasi memiliki subsistem berbentuk elemen-elemen lebih kecil

yang membentuk sistem tersebut. Komponen tersebut adalah :

Komponen input

Komponen model/proses

Komponen output

Sistem informasi memiliki ruang lingkup dimana sistem tersebut dapat

berkerja secara efektif dan optimal. Ruang lingkup ini telah ditentukan sejak awal

pembuatan sistem, berupa garis batas lingkup kerja yang jelas dan spesifik

sehingga dalam pelaksanaannya sistem informasi tersebut tidak bertumbukan

dengan sistem informasi lainnya.

Sistem informasi memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu berupa poin-

poin penting dan hal-hal pokok yang menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan

sistem tersebut.

Sistem informasi memiliki ruang lingkup di luar fungsi kerja, secara

langsung dan tidak langsung mempengaruhi performa sistem informasi.

2.3.4 Peranan Sistem Informasi dalam Transportasi

Di era millenium ini, integrasi antar berbagai bidang kehidupan dengan

penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak dapat terelakkan.

Teknologi ini memberikan berbagai kemudahan dalam berbagai aktivitas di semua

Page 16: Makalah Bagian Vita PBL2

bidang kehidupan sehingga terjadi optimalisasi sumber daya yang dimiliki,

menimbulkan peningkatan kualitas hidup manusia. Penggunaan teknologi ini juga

hadir dalam bidang transportasi, salah satunya adalah penerapan sistem informasi

yang baik dalam regulasi dan inovasi, khususnya di area-area yang membutuhkan

solusi ekstra dalam menangani masalah transportasi, seperti kemacetan, yang sulit

untuk diselesaikan apabila hanya mengandalkan solusi konvensional. Masalah-

masalah yang umumnya terjadi di kota-kota besar ini muncul akibat adanya kenaikan

populasi manusia dalam jumlah yang besar, mendorong peningkatan volume

angkutan umum dan angkutan pribadi sehingga menimbulkan kemacetan di banyak

ruas jalan. Kompleksitas masalah ini mendorong suatu regulasi berbasis teknologi

terkomputerisasi melalui pembuatan suatu communication networks dan kontrol yang

bekerja secara real-time. Melalui penerapan teknologi ini, diharapkan terjadi

peningkatan kualitas layanan transportasi di kota-kota besar, seperti angkutan umum

yang nyaman dan aman untuk digunakan, penyusutan waktu tempuh pengguna jalan

dalam berpergian, peningkatan efisiensi penggunaan bahan bakar, serta pengurangan

polusi udara dan buangan emisi karbon lainnya.

2.3.5 Contoh Sistem Informasi dalam Transportasi

Dalam bidang transportasi, contoh penerapan sistem informasi sangat banyak.

Hal tersebut disebabkan luasnya ruang lingkup dalam bidang transportasi sehingga

tiap sistem informasi memiliki fungsi yang spesifik dan jelas. Meskipun demikian,

ada sebuah contoh sistem informasi yang sudah banyak diterapkan di negara-negara

maju di Eropa dan Amerika karena sangat optimal meregulasi transportasi adalah

Intelligent Transportation System (ITS). ITS adalah suatu sistem yang

mengintegrasikan teknologi komputer, elektronik, komunikasi, dan sensor untuk

menciptakan sistem berisi layanan yang inovatif terkait alat transportasi yang

beragam dan manajemen lalu lintas, informasi yang jelas dan akurat kepada para

pengguna, serta jaringan transportasi yang aman, terkoordinasi, serta cerdas. ITS

memiliki beberapa tujuan, yaitu:

Page 17: Makalah Bagian Vita PBL2

Meningkatkan keselamatan lalu lintas

Mengurai kemacetan jalan raya

Meningkatkan efisiensi transportasi

Mengurangi polusi udara

Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar

Untuk mencapai tujuan tersebut, ITS mempunyai karakteristik yang terkait

dengan implementasi teknologi nirkabel yang modern dan maju, yaitu sebuah

teknologi yang cukup kuat untuk membuat perubahan yang transformatif.

Karakteristik ITS tersebut antara lain:

Sebuah sistem dimana kecelakaan jalan raya beserta segala konsekuensinya jarang

terjadi akibat setiap jenis kendaraan dapat merasakan dan berkomunikasi tentang

kondisi sekitar

Sebuah sistem dimana setiap pengguna alat transportasi memiliki informasi yang

komprehensif dan akurat tentang pilihan-pilihan dalam bepergian, meliputi waktu

transit, jadwal, biaya, dan lokasi secara real time bagi pengguna kendaraan

umum; serta waktu perjalanan, rute, biaya bahan bakar, ketersediaan lahan parkir,

dan tingkat buangan asap polusi bagi pengguna kendaraan pribadi

Sebuah sistem dimana para operatornya memiliki pengetahuan yang utuh dan

komplet tentang status setiap aset transportasi

Sebuah sistem yang membantu kendaraan untuk berkomunikasi dengan tanda-

tanda jalan untuk mencegah kendaraan berhenti untuk hal yang tidak penting. Hal

ini membantu pengguna untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar ketika

mengemudi

Sebuah sistem yang menyediakan informasi jelas untuk pengguna dan operator

sistem tentang gas keluaran kendaraan yang mencemari lingkungan

Perkembangan ITS yang sangat pesat didukung akibat tingginya tingkat

pemakaian di berbagai belahan dunia. ITS menjadi sangat efektif diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari karena sistem ini sangat adaptif dan versatile sehingga dapat

diterapkan langsung pada beragam jenis infrastruktur transportasi, seperti jalan raya,

jalan umum, jembatan, terowongan, rel, pelabuhan, dan bandara serta pada berbagai

Page 18: Makalah Bagian Vita PBL2

alat transportasi, seperti mobil, motor, truk, bus, kereta api, bahkan pesawat terbang

dan kapal laut juga dapat diatur regulasinya.

Keberadaan ITS di kota-kota besar menunjang mobilitas penduduknya. Hal ini

disebabkan ITS berperan menciptakan transportasi manusia dan barang yang lancar,

efisien, serta tepat waktu. Kriteria transportasi ini sangat berpengaruh terhadap

tingkat pertumbuhan ekonomi, social development serta kebersihan lingkungan.

Melalui ITS, pengguna dapat terhubung dengan fasilitas transportasi lokal dengan

lancar tanpa hambatan berarti. Contohnya adalah penumpang dapat mengetahui

informasi secara real-time tentang jadwal kedatangan dan kepergian bus dan kereta

api, serta sistem penundaan (delay) keberangkatan. Kegunaan lainnya adalah

penumpang dapat menentukan sendiri alat transportasi yang efisien dan efektif

berdasarkan deteksi lokasi terkini melalui penghitungan waktu tempuh ke terminal

bus dan pada pukul berapa bus akan sampai. Hal ini dapat meminimalisasi peluang

terbuangnya waktu dengan sia-sia akibat telat menaiki kendaraan yang dituju. Pad

lalu lintas yang padat, ITS dapat mengurai kemacetan dengan bantuan jaringan sensor

dan jaringan nirkabel sehingga arus kendaraan tetap dapat bergerak.

2.3.6 Klasifikasi ITS

Berdasarkan fungsinya, ITS dapat diklasifikasi menjadi 5 sistem yang lebih

kecil, yaitu:

1. Advanced Traffic Management System

Sistem ini meregulasi alat-alat pengatur lalu lintas yang secara aktif

memberi informasi terbaru tentang kondisi jalan aya. Secara umum, ATMS

mendeteksi situasi dan kondisi lalu lintas, kemudian mentransmisi data

tersebut ke pusat kontrol melalui jaringan komunikasi, sehingga dapat dibuat

suatu strategi kontrol lalu lintas dengan memakai semua informasi yang

tersedia. Selain itu, sistem ini mampu mengirimkan situasi jalan raya terkini

kepada pengguna kendaraan dan departemen-departemen terkait serta

menerapkan standar ukuran manajemen lalu lintas, seperti kontrol sinyal,

Page 19: Makalah Bagian Vita PBL2

kontrol kecepatan, manajemen kecelakaan, serta tingkat keterisian kendaraan

pribadi. Aplikasi dalam ATMS meliputi:

Traffic Operations Centre (TOC)

Adaptive Traffic Signal Control

Dynamic Message Signs

Ramp Metering

2. Advance Traveler Information System (ATIS)

Sistem ini menyediakan informasi lalu lintas dan perjalanan secara real-

time, seperti rute transit, navigasi, dan kemacetan lalu lintas akibat cuaca,

kecelakaan, atau perbaikan jalan. ATIS secara efektif memberikan informasi

tentang lokasi kendaraan secara spesifik serta keadaan lalu lintas dan kondisi

jalan sekitar sehingga pengguna dapat memutuskan rute perjalanan paling

optimal berdasarkan instruksi navigasi yang tersedia. Aplikasi dalam ATIS

meliputi:

Real-Time Traffic Information System

Route Guidance/Navigation System

Parking Information

Roadside Weather Information System

3. Advance Vehicle Control and Safety System

Sistem ini meregulasi infrastruktur transportasi, meliputi kendaraan dan

jalan raya dalam rangka membantu pengemudi mengkontrol kendaraannya

untuk meminimalisasi kecelakaan dan meningkatkan keselamatan dan

keamanan. Sistem ini meliputi peringatan tabrakan antar kendaraan, driving

assistance, dan sistem jalan otomatis.

4. Advance Public Transportation System

Sistem ini menggabungkan ATMS, ATIS, dan AVCSS pada angkutan

umum dalam rangka peningkatan kualitas layanan dan efisiensi waktu dan

biaya sehingga pada akhirnya makin banyak orang yang menggunakan

angkutan umum sebagai moda transportasi utama. Pengguna angkutan

umum akan dibekali informasi yang jelas dan akurat status kepergian dan

kedatangan bus dan kereta melalui sistem ini. Sistem ini meliputi

Page 20: Makalah Bagian Vita PBL2

pengawasan kendaraan otomatis, VPS, computer scheduling, dan E-

ticketing. Aplikasi dalam APTS meliputi:

Real-Time Status Information for Public Transit System

Automatic Vehicle Location

Electronic Fare Payment

5. Commercial Vehicle Operation

Sistem ini menggabungkan ATMS, ATIS, dan AVCSS pada kendaraan

operasional komersial, seperti truk, bus, taksi, dan ambulans untuk

meningkatkan efisiensi dan keamanan. Penerapan sistem ini tidak jauh

berbeda dengan APTS.

2.3.7 Cara Kerja Sistem ITS

ITS secara umum bekerja dengan bantuan informasi dan data yang

dikumpulkan oleh beragam teknologi yang diterapkan di jalan raya. Informasi

tersebut kemudian diolah dan dikirimkan kepada pengguna jalan sebagai sumber

informasi terkini. Berikut adalah ilustrasi penerapan ITS pada Real-Time Traffic

Information System

Pada gambar diatas terlihat 3 komponen mendasar dalam ITS, yakni

1. alat penerima data, meliputi teknologi canggih yang diterapkan pada helicopter

pemantau kondisi jalan, kamera pengawas lalu lintas, sensor jalan raya, serta

pemancar sinyal dari kendaraan

Gambar 1 Komponen Mendasar ITS

Page 21: Makalah Bagian Vita PBL2

2. alat pemroses data, meliputi pusat manajemen data yang mampu

menerjemahkan data-data yang didapat menjadi suatu informasi yang bermakna

3. alat pengirim data, meliputi teknolig yang mampu mengtransmisikan informasi

yang telah diolah kepada pengguna jalan melalui media yang mudah diakses,

misalnya telepon, televise, radio, pesan digital pada jalan raya, maupun alat lain

yang tersedia pada kendaraan seperti telepon genggam dan GPS.

Ketiga komponen tersebut meliputi kesatuan perangkat teknologi, platform,

serta pihak-pihak terkait, baik dari pemerintah maupun swasta. Tanpa adanya regulasi

yang jelas dan interaksi yang efektif diantara ketiganya, sistem ini tidak akan bisa

berjalan denagn baik dan berfungsi secara optimal melayani kebutuhan pengguna

jalan.

2.3.8 Kriteria Keberhasilan ITS

1. Kepuasan konsumen

2. Produktivitas

3. Energi dan Lingkungan

4. Safety

5. Mobility

6. Capacity

2.3.9 Manfaat Penerapan ITS di bidang Transportasi

Penerapan ITS pada jaringan transportasi perkotaan akan menghasilkan 5

manfaat utama, yang meliputi :

1. Mendorong produktivitas ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja

2. Memberikan dampak yang baik pada lingkungan

3. Memperbaiki kinerja operasional jaringan transportasi

4. Menaikkan tingkat keselamatan pengemudi dan pejalan kaki

5. Memperbesar mobilitas dan kenyamanan

Page 22: Makalah Bagian Vita PBL2

2.3.10 Hambatan Pelaksanaan ITS di bidang Transportasi

Walaupun ITS mempunyai potensi yang besar dalam memperbaiki situasi

dan kondisi transportasi perkotaan yang semakin bertambah parah, hambatan dalam

penerapan ITS sangat mudah dijumpai. Hambatan-hambatan tersebut antara lain :

1. Pangsa pasar sistem informasi ini tidak jelas dan tidak pasti

2. Terlalu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi

3. Kurangnya tingkat kepraktisan dalam penggunaannya

4. Hambatan institusional

5. Budaya yang kurang familiar dengan penerapan teknologi IT

6. Biaya yang besar dalam merancnag infrastruktur dan perawatannya

7. Kebiasaan masyarakat yang kurang dapat menjaga infrastruktur transportasi

2.3.10 Teknologi Pendukung ITS

Dalam pelaksanaannya, ITS memiliki dua macam teknologi pendukung.

Teknologi tersebut mencakup :

1. Basic management system

Teknologi ini merupakan sistem mendasar dalam pelaksanaan ITS. Dalam

pelaksanaannya, sistem ini sepenuhnya berada dalam kontrol pusat data dan

informasi. Contoh dari teknologi ini adalah navigasi kendaraan, sistem kontrol

lalu lintas, variable message sign, kamera CCTV, dan perekam kecepatan

kendaraan.

2. Advance management system

Teknologi ini merupakan sistem yang lebih maju dalam pengembangan ITS

sebab sistem ini mengintegrasikan data dari alat-alat berbasis ITS yang ada di

jalan raya dengan umpan balik dari sumber lain, seperti sistem parkir kendaraan,

pusat informasi cuaca, bridge deicing system, dan sebagainya.

Page 23: Makalah Bagian Vita PBL2

2.4 Contoh aplikasi sistem informasi penunjang di Singapura dan Jerman

2.4.1 Pengaplikasian ICT dalam Sistem Transportasi di Eropa

Sistem transportasi yang terintegrasi atau yang di benua Eropa lebih dikenal

dengan sebutan Integrated Transportation System terdiri atas dua komponen

utama yaitu infrastruktur fisik dan Intelligent Transportation System. Infrastruktur

fisik meliputi jalan yang dilalui kendaraan, baik lewat darat maupun air, serta alat

dan benda penunjang sistem transportasi yang teratur lainnya seperti rel, lampu

lalu lintas, dll.

Intelligent Transportation System merupakan sistem yang menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi di dalamnya. Sistem teknologi informasi dan

komunikasi ini digunakan untuk mengatur lalu lintas. Sistem teknologi informasi

dan komunikasi ini terus dikembangkan di Eropa dan negara-negara maju lainnya

untuk mengatur lalu lintas terlebih untuk mencegah terjadinya kemacetan.

Menurut Investigation Team, Intelligent Transportation System yang ada di

Eropa meliputi banyak variasi dari aplikasi dan inisiasi (Njord,Peters

Freitas,et.al.2006. Safety Applications of Intelligent Transportation Systems in

Europe and Japan.Alexandria:U.S. Department of Transportation Federal

Highway Administration).

Intelligent Transportation System merupakan sistem transportasi

penunjang transportasi keseluruhan di Eropa yang dikembangkan baik oleh

perusahaan pemerintah maupun swasta. Intelligent Transportation System

ditunjang oleh sebuah forum yang bernama e-Safety yang dibentuk oleh European

Commission. Tujuan forum ini adalah sebagai pusat penampungan ide dan

proyek-proyek (initiatives) untuk selanjutnya dalam kurun waktu tertentu dapat

diaplikasikan dalam sistem transportasi di Eropa.

Page 24: Makalah Bagian Vita PBL2

2.4.2 Aplikasi dalam Intelligent Transportation System

a. Overhead Message Signs

Overhead Message Signs merupakan pengaplikasi sistem informasi

berupa papan berisi simbol yang dapat dijumpai dalam berlalu lintas.

Penggunaan simbol merupakan langkah yang efektif dalam penyampaian

informasi kepada pengguna jalan secara tepat karena tidak terbatas pada

penggunaan bahasa sehingga komunikasi yang terjadi menjadi lebih

sederhana. Dalam Overhead Message Signs ini terdapat beberapa simbol yang

bisa dipaparkan seperti kondisi jalan yang akan dilalui, kondisi jalan yang

terkena kemacetan, dsb.

Dalam Safety Applications of Intelligent Transportation Systems in

Europe and Japan dijelaskan bahwa pengendara di Eropa sangat bergantung

dengan papan-papan ini untuk memberikan pengendara informasi yang up-to-

date tentang keadaan jalan, penutupan jalan, serta situasi lainnya yang

mempengaruhi keamanan dan keefisienan penggunaan fasilitas transportasi

(Njord,Peters Freitas,et.al.2006. Safety Applications of Intelligent

Transportation Systems in Europe and Japan.Alexandria:U.S. Department of

Transportation Federal Highway Administration).

b. Speed Management

Speed Management merupakan penggunaan sistem teknologi

informasi dan komunikasi dalam mengontrol kecepatan kendaraan yang

beralu lintas. Alat ini terdiri dari sebuah overhead message sign berisi

informasi limit kecepatan yang diperbolehkan, sinyal yang terpancar dari

pemancar yang dipasang di sisi papan informasi, dan sebuah kamera untuk

menangkap nomor kendaraan yang melanggat batas kecepatan yang

ditentukan. Penggunaan dari alat ini bertujuan untuk mengelola kecepatan

Page 25: Makalah Bagian Vita PBL2

atau untuk yang lebih spesifik membentuk sebuah lingkungan dengan

kecepatan pengendaranya yang konstan dan merata.

Dalam Safety Applications of Intelligent Transportation Systems in

Europe and Japan dipaparkan hasil pengaplikasian Speed Management

berupa pemasangan kamera pada titik-titik tertentu di jalan dengan persentase

kecelakaan di Perancis.

Dalam grafiik dipaparkan penurunan drastis angka kecelakaan yang

terjadi selama 10 bulan masa penelitian tersebut yakni sebesar 85 persen.

Pemerintah Perancis lebih lanjut mengatakan terjadinya penurunan angka

kecelakaan akibat kecepatan dalam titik transportasi yang lain bahkan pada

lokasi yang tidak dipasang kamera.

Page 26: Makalah Bagian Vita PBL2

Berikut merupakan langkah-langkah bagaimana Speed Management

ini bekerja:

c. Code of Practice

Code of Practice merupakan kode etik pengendara dalam mengemudi

dan menggunakan fasilitas transportasi. Kode etik ini dikeluarkan oleh Uni

Eropa yang berisi peran, kewajiban, dan “duty of care” untuk

pengaplikasian sistem teknologi informasi dan komunikasi yang aman.

Kode etik ini telah lama diterapkan bahkan sebelumnya telah dibentuk

kode etik yang serupa untuk maskapai penerbangan yang ada. Kode etik

yang serupa juga dapat ditemui di Jepang. Kode etik yang dikeluarkan

oleh Uni Eropa ini memberikan bimbingan pada pengembang produk dan

Page 27: Makalah Bagian Vita PBL2

operator sistem untuk meyakinkan pihak tersebut apabila aktivitas mereka

mencapai ekspetasi yang ada untuk keamanan transportasi.

d. Electronic Toll Collection

Electronic Toll Collection telah lama diaplikasikan di Perancis dan

teknologinya kini terus dikembangkan di negara tersebut. Sistem

Electronic Toll Collection di Perancis ini lebih dikenal dengan sebutan

Liber-T. Penggunaan Liber-T ini memungkinkan pengendara untuk bebas

melintasi jalan tol yang tersedia dengan sistem tertentu biaya penggunaan

jalan tol ini akan diakumulasi di akhir periode tertentu untuk selanjutnya

dibayar oleh pengendara kendaraan tersebut. Hal ini dinilai sangat efektif

mengingat banyaknya jalan tol yang ada di Perancis maupun di Eropa.

Pengelolaan uang menjadi lebih efektif dan efisien.

Dalam praktiknya Liber-T juga menawarkan hal lain seperti diskon

sebesar 10 hingga 20 persen bagi pengguna kendaraan yang aktif

bepergian dengan rute yang sama selama lebih dari 10 kali dalam sebulan.

Untuk bepergian dalam rute yang sama selama lima kali, Liber-T

memberikan bonus berupa penggunaan jalan tol untuk rute yang sama

secara cuma-cuma bagi perjalanan ke 6 dan 7.

e. Video Detection

Video Detection sebenarnya sudah diterapkan oleh TMC Polda Metro

Jaya di Indonesia. Video Detection merupakan pemasangan kamera pada

titik-titik tertentu yang rawan kemacetan dan kecelakaan. Pemasangan

kamera ini selanjutnya akan dipantau oleh pihak yang berwenang yang di

Indonesia dilakukan oleh TMC Polda Metro Jaya. Fungsi dari pemasangan

kamera ini adalah untuk memantau keadaan lalu lintas, dan

memungkinkan respon terhadap kemacetan dan kecelakaan yang lebih

cepat.

Page 28: Makalah Bagian Vita PBL2

2.4.3 Inisiasi dalam Intelligent Transportation System di Eropa

a. E-Call

E-Call merupakan penggunaan sistem teknologi informasi dan

komunikasi yang untuk mempercepat respon terhadap kecelakaan atau

insiden tertentu seperti mogok mesin, dsb. E-Call nantinya merupakan

sebuah alat yang akan dipasangkan diseluruh kendaraan yang ada di

Eropa. E-Call ini akan terhubung dengan Public Service Answering Point

untuk selanjutnya diteruskan informasi tersebut ke pihak yang tepat. Jika

terjadi sebuah insiden atau kecelakaan pengguna bisa berkomunikasi

dengan Public Service Answering Point untuk mengadukan kecelakaan

yang ada untuk selanjutnya PSAP akan meneruskan informasi tersebut

terhadap kepolisian dan pihak lain yang menunjang penyelesaian insiden

tersebut.

b. SARI

SARI saat ini dikembangkan di Eropa oleh pemerintah Perancis

sebagai salah satu proyek yang menunjang keamanan berkendara. SARI

akan bekerja dengan memberikan pengendara informasi lengkap tentang

jalan yang akan dilalui yang nantinya akan mempengaruhi pengendara

dalam memutuskan untuk melintasi jalan tersebut. Informasi yang akan

dipaparkan oleh SARI ini meliputi bentuk geometri dari jalan, angka

kecelakaan, daerah rawan kecelakaan, serta kondisi cuaca disekitar jalan

tersebut saat ini.

c. WILLWARN

WILLWARN adalah singkatan dari Wireless Local Danger Warning.

WILLWARN berfokus dalam memberikan pengendara informasi

Page 29: Makalah Bagian Vita PBL2

berdasarkan poin-poin safe driving. Penggunaan WILLWARN berpusat

pada komunikasi antarkendaraan dimana informasi akan ditukarkan antara

kendaraan yang berdekatan. Setelah didapatkan informasi dari kendaraan

terdekat akan diperlihatkan informasi yang lebih luas disepanjang jalan

tersebut oleh WILLWARN kepada pengendara.

2.5 Penerapan teknologi sistem informasi di Jepang dan Singapura

2.5.2 Jepang

Jepang adalah negara yang terkenal dengan kemajuan teknologinya.

Kemajuan teknologi Jepang juga digunakan dalam bidang transportasi Negeri

Sakura tersebut. Jepang mempunyai sistem transportasi darat, laut, dan udara.

Sistem transportasi darat Jepang terbagi atas kereta dan kendaraan bermotor.

Sistem kereta di Jepang terbagi atas Tram, Kereta Bawah Tanah, Kereta

Diesel, Kereta Uap, Kereta listrik, dan Kereta Peluru (Shinkanshen). Menurut

tujuannya, kereta di Jepang terbagi atas kereta penumpang, kereta barang,

kereta inspeksi, dan kereta utilitas. Sistem perkeretaan di Jepang khususnya

kereta Shinkanshen terhubung dengan Centralized Traffic Control yang

mengontrol jalur kereta api dan masuk keluarnya kereta api. Kondisi rel di

Jepang selalu dipantau oleh Japan Railway Construction, Transport, and

Technology Agency dengan menggunakan kereta inspeksi untuk mengecek

apakah kondisi rel masih bagus atau tidak. Pengembangan sistem

perkeretaapian Jepang sudah dimulai sejak tahun 1800-an dimana saat itu

Jepang masih menggunakan tram. Pada tahun 1946, Jepang sangat serius

dengan pengembangan kereta bawah tanah dengan membangun terowongan

kereta dengan kedalaman 10 lantai.

3

Selain teknologi kereta api jepang yang sangat unggul, Jepang juga

mempunyai stasiun-stasiun yang sangat menarik dan memiliki banyak fasilitas

seperti pemandian air panas (Animaeda Station), hotel (Kyobashi Station),

Page 30: Makalah Bagian Vita PBL2

pusat perbelanjaan (Ebisu Station), dan toko bunga (Shibuya Station). Dengan

adanya fasilitas-fasilitas tersebut membuat para penumpang yang sedang

menunggu kereta atau baru turun dari kereta Saat ini, Jepang sedang

mengembangkan Gauge Interchangeable Train dan Maglev Train. Gauge

Interchangeable Train adalah kereta yang khusus dikembangkan agar dapat

berganti rel karena bentuk rel di jepang bermacam-macam ukurannya. Sebagai

contoh adalah ukuran rel kereta peluru dengan kereta listrik jelas berbeda.

Gauge Interchangeable Train ini dapat menyesuaikan ukuran roda kereta

dengan ukuran rel sehingga segala macam ukuran rel dapat dilewati oleh

kereta ini. Selain itu, Jepang juga sedang mengujicobakan kereta maglev

buatan Jepang. Kereta maglev ini menggunakan induksi magnet yang terdapat

di relnya sehingga kereta dapat bergerak.

Sistem kendaraan bermotor di Jepang terbagi atas kendaraan penumpang,

kendaraan kargo, kendaraan khusus, dan kendaraan emergensi. Kendaraan

penumpang terdiri dari Bis, Taksi, dan Mobil. Setiap beberapa periode,

kendaraan di Jepang akan diinspeksi kelayakan jalannya. Contoh inspeksi

kelayakannya berupa uji rem dan uji emisi gas buang. Apabila kendaraan lolos

inspeksi, maka kendaraan tersebut akan diberikan stiker laik jalan yang

berlaku dengan jangka waktu tertentu. Hal tersebut adalah suatu sistem yang

dapat mengatur volume jumlah kendaraan di Jepang. Selain itu Jepang juga

menerapkan sistem Barrier-Free pada kendaraan publik. Barrier-Free adalah

suatu sistem yang memungkinkan semua orang untuk mengakses dan

menggunakan kendaraan umum baik orang tua maupun muda dan bagi orang-

orang yang cacat. Contohnya adalah bis yang mempunyai dek bidang mirik

sehingga penyandang cacat atau orang tua yang menggunakan kursi roda

dapat menaiki bis dengan mudah dibandingkan dengan bis yang deknya

berupa tangga. Tidak hanya pada kendaraannya, pada tempat pemberhentian

(Stasiun, Bandara, dan Halte) juga terdapat sistem tersebut.

Sistem Transportasi kendaraan bermotor di Jepang diatur oleh Ministry of

Land, Infrastructure and Transport yang mempunyai Japan Road Traffic

Information Center yang memberikan informasi arus lalu lintas kepada

Page 31: Makalah Bagian Vita PBL2

pengguna jalan. Dengan adanya Japan Road Traffic Information Center ini,

kemacetan di daerah Jepang dapat dipantau pengendara sejauh 200 km

sebelum mencapai tempat kemacetan dan 1 km setelah tempat kemacetan.

Jepang masih terus mengembangkan teknologi transportasi kendaraan

bermotornya. Pengembangan teknologi kendaraan bermotor Jepang juga

dilakukan oleh Ministry of Land, Infrastructure and Transport yang meliputi

mobil listrik, mobil hybrid, dan Advance Safety Vehicle (ASV). Saat ini,

Jepang sedang fokus dalam pemutakhiran ASV. ASV adalah suatu sistem

informasi dan keamanan yang kompleks yang terdapat di dalam kendaraan

baik itu roda dua maupun roda empat. ASV berfungsi sebagai pemberi sistem

informasi kepada pengendara. Contohnya adalah sensor jarak dimana sensor

tersebut akan memberitahukan kepada pengemudi apabila jarak dengan

kendaraan di depan terlalu dekat. Selain fungsi informasi, ASV juga berfungsi

untuk keamanan pengendara. Contohnya adalah sistem pemadam api otomatis

yang terletak di kap depan mobil yang dapat mencegah ledakan apabila

terdapat percikan api ketika kecelakaan.

Transportasi laut dan udara di Jepang juga tidak kalah canggihnya dengan

sistem transportasi darat. Pada transportasi laut, Jepang memiliki sistem

regulasi keamanan laut yang terdiri dari kapal patroli, pesawat patroli laut,

kapal pemadam kebakaran, mercusuar terintegrasi satelit, dan jalur kapal yang

menggunakan sinyal kapal. Transportasi udara di Jepang juga memiliki

regulasi keamanan yaitu jalur udara terintegrasi satelit dan inspeksi reguler

tiap maskapai penerbangan.

2.5.2 Singapura

Pada negara ini, transportasi yang digunakan adalah kendaraan darat, laut,

dan udara. Kendaraan darat di Singapura terbagi atas kereta, bus, taksi, dan

kendaraan pribadi. Sistem perkeretaan Singapura mempunyai dua jenis

kereta, yaitu MRT (Mass Rail Transit) dan LRT (Light Rail Transit).

Perbedaanya terletak pada kecepatan dan jumlah orang yang dapat dimuat.

MRT adalah jenis kereta yang dapat menjangkau seluruh distrik di

Page 32: Makalah Bagian Vita PBL2

Singapura, mempunyai kecepatan yang lebih cepat dan dapat memuat orang

lebih banyak. LRT adalah jenis kereta yang hanya menjangkau pusat kota

yang sibuk dan memuat orang lebih sedikit. Sistem kereta di Singapura

menggunakan integrated payment system yang semua transaksinya

menggunakan kartu khusus (e-card) sehingga dapat mempercepat proses

antrian.

Sistem bus di Singapura mempunyai fasilitas integrated fare

dimana biaya kita ketika naik bus ditentukan oleh jarak sehingga biaya

yang dibayar tidak sama antara jarak dekat dan jarak jauh. Selain sistem

bus yang memakai integrated fare, Keunikan lain dari sistem transportasi

di Singapura adalah diterapkannya ITS (Intelligent Transport System)

yang mengatur sistem transportasi di Singapura. ITS di Singapura terdiri

dari GLIDE, J-Eyes, dan EMAS. ITS adalah sistem pengaturan

transportasi elektronik yang mempunyai operator. Selain ITS, Singapura

juga mengatur banyaknya kendaraan melalui sistem Vehicle Ownership

dan Electronic Road Pricing (ERP). Vehicle Ownership adalah program

Singapura untuk mengatasi pertumbuhan kendaraan bermotor lewat

VQS(Vehicle Quota System). VQS inilah yang mengontrol jumlah

kendaraan yang dapat didaftarkan setiap tahun dan apabila seseorang ingin

membeli kendaraan, orang tersebut juga harus mempunyai Certificate of

Entitlement (COE) yang menyatakan bahwa seseorang memiliki

kendaraan dan dapat dipakai sampai 10 tahun. Sistem COE adalah dengan

membeli sertifikat. COE ini kemudian bekerja sama dengan ERP untuk

membentuk suatu sistem penanganan transportasi Singapura. Hanya

kendaraan yang mempunyai COE saja yang bisa masuk ke jalur ERP dan

ERP Singapura menggunakan Radio Frequency Identification (RFID).

Jadi, tidak semua mobil bisa masuk dan jalanan utama Singapura

kebanyakan memiliki ERP

Page 33: Makalah Bagian Vita PBL2

BAB III

ANALISIS DATA

3.1 Data Transportasi Jabodetabek

Grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di

Jakarta pada tahun 2008, 2009, dan 2010. Dari grafik tersebut dapat kita ketahui bahwa

setiap tahunnya jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di Jakarta selalu meningkat.

Peningkatan tertinggi terjadi pada sepeda motor yang pada tahun 2010 mencapai

8.764.130 unit dengan pertambahan rata-rata 14% per tahun disusul dengan mobil

penumpang yang pada tahun 2010 mencapai 2.334.883 unit dengan pertambahan rata-rata

10% per tahun.

2008 2009 2010

Mobil Beban 308528 309385 332779

Mobil Penumpang 2034943 2116282 2334883

Bis 538731 550924 565727

Sepeda Motor 6765723 7518098 8764130

500,0001,500,0002,500,0003,500,0004,500,0005,500,0006,500,0007,500,0008,500,0009,500,000

Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di Jakarta

Jum

lah

Grafik I Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di Jakarta Sumber : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jakarta dalam Angka 2011

Page 34: Makalah Bagian Vita PBL2

Selain jumlah sepeda motor dan mobil penumpang terdaftar yang bertambah

banyak, jumah bis dan mobil beban yang terdaftar di Jakarta pun meningkat walau tidak

sebesar peningkatan jumlah sepeda motor dan mobil penumpang di Jakarta. Peningkatan

mobil beban dan bis tidak mencapai 10% per tahunnya. Pada tahun 2010 mobil beban

yang terdaftar di Jakarta mencapai 332.779 unit, sedangkan bis yang terdaftar di Jakarta

mencapai 565.727 unit.

Jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di Jakarta sangat memungkinkan untuk

terus bertambah setiap tahunnya mengingat produksi kendaraan bermotor yang terus

berlangsung dan akses yang sangat mudah bagi masyarakat untuk membeli kendaraan

bermotor.

Tabel 2 Panjang, Luas dan Status Jalan menurut Jenisnya, 2010

Page 35: Makalah Bagian Vita PBL2

Tabel di atas menunjukkan data panjang dan luas jalan di Jakarta pada tahun

2010. Menurut data dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pada tahun 2012 ini tidak ada

perubahan yang cukup signifikan dalam panjang dan luas jalan di Jakarta karena

pertumbuhan jalan di Jakarta hanya sekitar 0,01% per tahun.

Kondisi yang tidak seimbang antara pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor

yang terdaftar di Jakarta dengan pertumbuhan ruas jalan di Jakarta setiap tahunnya ini

berakibat pada masalah kemacetan yang terjadi di Jakarta. Jika kondisi ini dibiarkan terus

menerus maka, diperkirakan pada tahun 2014 Jakarta akan mengalami kemacetan yang

Page 36: Makalah Bagian Vita PBL2

sangat parah karena diperkirakan pada tahun tersebut jumlah kendaraan bermotor akan

sama dengan luas jalan di Jakarta.

Tabel di atas menunjukkan jumlah penumpang kereta api di Jakarta. Dari tabel di

atas dapat disimpulkan bahwa kereta api dapat mengangkut sekitar 400.000 orang per

hari. Tabel tersebut membuktikan bahwa kereta api merupakan salah satu transportasi

massal yang sangat efektif dan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi atau

setidaknya mengurangi masalah kemacetan yang ada di Jakarta karena dapat mengangkut

banyak orang dalam waktu yang relatif singkat.

Page 37: Makalah Bagian Vita PBL2

BAB IV

DISKUSI….

Pertanyaan pertama di buka oleh Haryo Satrio yang berasal dari Home Group 4,

saudara Haryo menanyakan tentang jumlah penduduk di Indonesia yang berbeda dengan

jumlah penduduk didaerah lain, sehingga apakah sistem di negara lain menjadi adaptable

bila diterapkan di Indonesia. Jawaban dari saudara Taufik adalah tidak semua teknologi

informasi yang ada di luar negeri cocok diaplikasikan di Indonesia khususnya Jakarta.

Tentunya Indonesia dapat mencontoh negara tersebut step by step dan tidak semua sistem

dapat diadaptasikan. Saudara Haryo juga bertanya tentang jalan tol yang menurutnya

memperparah kemacetan di Jakarta bukan malah mengatasi kemacetan. Menurut Taufik

sebenarnya pembangunan jalan Tol bisa dilihat dari dua sisi ada sisi negatif dan

positifnya. Sisi positif dari pembangunan jalan tol dapat mengurangi kendaraan roda

empat di jalan utama namun sisi negatifnya adalah karena difasilitasi, maka angka

kendaraan akan bertambah karenanya.

Pertanyaan kedua adalah dari saudari Ira yang berasal dari Home Group 1,

mengenai apakah solusi yang paling tepat diterapkan di Jakarta. Menurut saudara Taufik

solusi yang paling tepat untuk diterapkan di wilayah Jakarta adalah sistem angkutan

massal yaitu yang berupa MRT ataupun busway karena pengembangan dari sistem

transportasi massal tersebut dapat menarik masyarakat ibukota untuk menggunakan

kendaraan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi.

Pertanyaan ketiga datang dari Evanti yang berasal dari Home Group 4, saudari

Evanti bertanya apakah maintenance dari dari sarana dan prasarana transportasi perlu

dibuat landasan yudirisnya atau tidak. Jawaban dari saudara Taufik adalah pemerintah

telah membuat regulasi dari transportasi di Jakarta yang mencakup maintenance-nya juga

yaitu pada UU No. 22 tahun 2009 tentang transportasi angkutan jalan.

Page 38: Makalah Bagian Vita PBL2

BAB V

PENUTUP

4.1 Simpulan

4.2 Saran

Indonesia perlu mencontoh sistem teknologi informasi yang ada di Singapura,

Jepang dan Eropa untuk mengurai masalah transportasi yang semakin parah dari hari ke

hari. System teknologi yang memungkinkan untuk di terapkan di Indonesia yaitu GLIDE

(Green Link Determining), J-EYES (Junction Electronic Eyes), EMAS (Expressway

Monitoring and Advisory System) seperti di singapura, untuk mengatur lalu lintas yang

buruk. Selain itu Indonesia juga harus menerapkan MRT untuk mengurai kemacetan

Jakarta. Metode video detection dan speed management yang diterapkan di eropa juga

cocok untuk digunakan untuk di Indonesia.

Page 39: Makalah Bagian Vita PBL2

Daftar Pustaka

www.transport-pf.or.jp. diakses tanggal 25 November 2012

app.mot.gov.sg. diakses tanggal 27 November 2012

www.lta.gov.sg. diakses tanggal 27 November 2012

U.S Department of Transportation. Intelligent Transportation System: Benefits, Costs,

Deployment, and Lesson Learned [Internet]. 2008 [cited 2012 Nov 26]. Available

from: http://ntl.bts.gov/lib/30000/30400/30466/14412.pdf

Center for Transportation Studies, Portland State University. Benefits of Intelligent

Transportation System in Urban Areas: A Literature Review [Internet]. 2005 [cited 2012

Nov 25]. Available

from:http://www.its.pdx.edu/upload_docs/1248894206QpPC5zVqkd.pdf

Parliamentary Office of Science and Technology. Intelligent Transportation System

[Internet]. 2009 [cited 2012 Nov 25]. Available

from:http://www.parliament.uk/Templates/BriefingPapers/Pages/BPPdfDownload.aspx?

bp-id=POST-PN-322

Ezell, Stephen. Intelligent Transportation System [Internet]. 2010 [cited 2012 Nov 27].

Available from: http://www.itif.org/files/2010-1-27-ITS_Leadership.pdf

Chun, WS, Justin Chang, DT Lee, et al. An advanced Traveler Information System with

Emerging Network Technologies [Internet]. [cited 2012 Nov 27]. Available

from: http://www.iis.sinica.edu.tw/papers/dtlee/1544-F.pdf

Prakasam, Silvester. Evolution of E-Payments in Public Transport-Singapore’s

Experience. [Internet]. 2009 [cited 2012 Nov 27]. Available

from: http://www.ibm.com/smarterplanet/global/files/Evolution_of_E-

Payments_in_Public_Transport_-_Singapore_experience.pdf

Page 40: Makalah Bagian Vita PBL2

Albagul, A, H Hamed, M Naji, et al. Design and Fabrication of a Smart Traffic Light

Control System [Internet]. [cited 2012 Nov 27]. Available from: http://www.wseas.us/e-

library/conferences/2012/Barcelona/CSCS/CSCS-29.pdf

Mezghani, Mohamed. Study on Electronic Ticketing in Public Transport. [Internet]. 2008

[cited 2012 Nov 28]. Available from: http://www.emta.com/IMG/pdf/EMTA-

Ticketing.pdf

IPTIS. Public Transport Journey Planning. [Internet]. 2008 [cited 2012 Nov 27].

Available from: http://ww1.jeppesen.com/documents/land/IPTIS.pdf

Yulianto, Nursidik, Tomi Budi Waluyo, Suryadi. Design Web untuk Sistem Informasi

Angkutan Umum di Jakarta. [Internet]. 2011 [cited 2012 Nov 26]. Available

from: http://pkpp.ristek.go.id/_assets/upload/docs/250_doc_1.pdf

Western, Jeffrey L, Bin Ran. Information Technology in Transportation. [Internet]. [cited

2012 Nov 25]. Available

from: http://onlinepubs.trb.org/onlinepubs/millennium/00054.pdf

Al-Khateeb, Khalid, Jaiz Johari, Wajdi Al-Khateeb . Dynamic Traffic Light Sequence

Algorithm Using RFID. [Internet]. 2008 [cited 2012 Nov 28]. Available

from: http://thescipub.com/abstract/10.3844/jcssp.2008.517.524

Panetta, Kasay. This Smart Traffic Light Could Cut Commutes by 60 percent. [Internet].

2012 [cited 2012 Nov 28]. Available

from: http://www.ecnmag.com/articles/2012/11/%E2%80%9Csmart%E2%80%9D-

traffic-light-could-cut-commutes-60-percent