27
ANTIBIOTIKA METABOLISME KARBOHIDRAT Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakognosi I yang diampu oleh Drs. Mustabadihardja, Apt. DISUSUN OLEH : Arnold Amba (066112063) Rismayanti (066112064) Desta Rissani (066112065) Indra Suryadibrata (066112066) Dini Damayanti (066112067) Syarah Diyah Ayu Budiyono (066112068) Dede Mardiyana (066112069) Pungky Umi Sa’diyah (066112070) Putri Siti Sahara (066112071) Vina Ramdhiani (066112072) Upit Novitasari (066112073) PROGRAM STUDI FARMASI

Makalah Antibiotik Metabolisme Karbohidrat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Antibiotik Metabolisme Karbohidrat

Citation preview

ANTIBIOTIKA METABOLISME KARBOHIDRATMakalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakognosi I yang diampu oleh Drs. Mustabadihardja, Apt.

DISUSUN OLEH :Arnold Amba(066112063)Rismayanti (066112064)Desta Rissani(066112065)Indra Suryadibrata(066112066)Dini Damayanti(066112067)Syarah Diyah Ayu Budiyono(066112068)Dede Mardiyana(066112069)Pungky Umi Sadiyah(066112070)Putri Siti Sahara(066112071)Vina Ramdhiani(066112072)Upit Novitasari(066112073)

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS PAKUAN BOGOR2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT. Tuhan semesta alam karena atas izin dan kehendak-NYAlah makalah sederhana ini dapat kami rangkum tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi mata kuliah Farmakognosi 1. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai ANTIBIOTIKA METABOLISME KARBOHIDRAT. Dalam penulisan makalah ini kami menemukan berbagai hambatan, yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan mengenai hal yang berkaitan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kami berterimakasih kepada dosen pembimbing kami yakni Bapak Drs. Mustabadihardja, Apt. yang telah memberikan limpahan ilmu yang berguna bagi kami.Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir dalam makalah ini, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun, agar lebih maju untuk masa yang akan datang.Harapan kami makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan, kami juga berharap makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Bogor, 20 Oktober 2014

PENYUSUN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB 1 PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Rumusan Masalah11.3Tujuan21.4Manfaat2BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2BAB III PEMBAHASAN3BAB IV PENUTUPAN133.1Kesimpulan13DAFTAR PUSTAKA14LAMPIRAN15

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPenyakit merupakan salah satu masalah terbesar, yang harus segera di temukan solusinya. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan penyakit adalah mikroorganisme, yang mana keberadaanya sangat nyata di sekitar kita. Salah satu mikroorganisme tersebut adalah bakteri. Berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada umumnya diobati dengan menggunakan antibiotik. Antibiotik ada yang alami maupun sintetik. Untuk dapat mengetahui antibiotik yang sesuai dalam mengobati penyakit tertentu, maka perlu dipelajari tentang antibiotik itu sendiri secara rinci. Salah satu ilmu yang mempelajari tentang antibiotik adalah Farmakognosi yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika. Pada makalah kali ini akan dibahas secara rinci tentang antibiotik alami khususnya yang berasal dari derivat metabolisme karbohidrat.

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :1. Apakah definisi antibiotik khususnya yang berasal dari derivat metabolisme karbohidrat?2. Apa sajakah jenis-jenis antibiotik yang berasal dari derivat metabolisme karbohidrat ?3. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing antibiotik tersebut?4. Bagaimanakah spesifikasi masing-masing antibiotik tersebut ?

1.3 Tujuan Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :a. Untuk mengetahui definisi antibiotik khususnya yang berasal dari derivat metabolisme karbohidrat.b. Untuk mengetahui jenis-jenis antibiotik yang berasal dari derivat metabolisme karbohidrat.c. Untuk mengetahui mekanisme kerja masing-masing antibiotik tersebut.d. Untuk lebih memahami spesifikasi dari masing-masing antibiotik tersebut.

1.4 ManfaatPenulis makalah ini dapat memberikan baik kepada Mahasiswa/i, Dosen dan Penulis itu sendiri :1. Bagi Mahasiswa/i, sebagai bahan bacaan yang dapat memperluas wawasan pengetahuan.2. Bagi Dosen, sebagai bahan masukkan terhadap materi terkait yang akan diajarkan didepan kelas.3. Bagi Penulis, mendapatkan pengetahuan tentang materi ANTIBIOTIKA METABOLISME KARBOHIDRAT .

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Antibiotika berasal dari kata anti dan bios . Antibiotika adalah suatu senyawa yang berasal dari mikroorganisme hidup yang dapat merusak atau menghalangi pertumbuhan mikroorganisme lain. Antibiotik bisa berarti zat aktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun sintesis (buatan) yang dapat digunakan dalam konsentrasi rendah untuk menghambat atau membunuh organisme, baik bakteri, Mycoplasma maupun protozoa. Secara khusus antibiotik digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi. Antibiotik bekerja dengan cara menekan atau memutus mata rantai metabolisme dalam tubuh mikroorganisme.Antibiotik awalnya ditemukan Alexander Fleming pada 1928 dan dinamakan penicillin G. Awalnya secara tidak sengaja kapang tumbuh di sediaan bakteri pada cawan petri yang lupa dibersihkan. Di bagian tumbuhnya kapang itu bakteri tidak ada yang berkembang, kondisi ini menstimulasi Alexander melakukan penilitian dan dari sanalah ditemukan antibiotik.Karbohidrat adalah gula. Beberapa gula sederhana, dan lainnya lebih kompleks. Sucrose (gula meja) dibuat dari dua gula yang lebih sederhana yaitu glukosa dan fruktosa. Lactose (gula susu) terbuat dari glukosa dan galactose. Baik sucrose maupun lactose harus dipecahkan ke dalam gula pembentuknya dengan enzim sebelum badan bisa menyerap dan memakai mereka. Karbohidrat pada roti, pasta, padi, dan makanan lain yang berisi karbohidrat adalah rangkaian panjang molekul gula sederhana. Molekul ini yang lebih panjang juga harus dibongkar oleh tubuh. Jika enzim yang diperlukan untuk mengolah gula tertentu hilang, gula bisa menumpuk di badan, menyebabkan masalah.

BAB IIIPEMBAHASAN

III.1 DEFINISIAntibiotik yang berasal dari derivat metabolisme karbohidrat biasa dikenal dengan nama Aminoglikosida. Aminoglikosid merupakan senyawa yang terdiri dari 2 atau lebih gugus gula amino yang terikat lewat ikatan glikosidik pada inti heksosa. Antibiotika aminoglikosida adalah antibiotika golongan karbohidrat yang pada umumnya terdiri dari bagian aminosikloheksanol dan terikat secara glikosidik dengan gula amino lain (Crueger, 1984). Ditinjau dari struktur molekulnya, aminoglikosida dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu aminoglikosida berinti streptidin (streptomisin, dihidrostreptomisin, dll) dan 2-deoksistreptamin (kanamisin, neomisin, gentamisin dll).Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungistreptomyces micromonospora (Aminoglikosida yang berasal dari streptomises mendapat tambahan misin). Semua senyawa turunan semi sintesisnya mengandung dua atau tiga gula-amino didalam molekulnya, yang saling terikat secara glukosidis. Dengan adanya gugusan amino, zat-zat ini bersifat basa lemah dan garam sulfatnya yang digunakan dalam terapi mudah larut air.

III.2MEKANISME KERJA AMINOGLIKOSIDASemua anggota aminoglikosida diketahui menghambat sintesis protein bakteri dengan mekanisme yang ditentukan untuk streptomisin. Aktivitas aminoglikosida dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama perubahan pH, keadaan aerobik dan anaerobik. Aktivitas aminoglikosida lebih tinggi pada suasana alkali daripada suasan asam.Aminoglikosida berdifusi lewat kanal air yang dibentuk olehpurin proteins pada membran luar dari bakteri gram negatif masuk keruang periplasmik. Sedangkan transport melalui membran dalam sitoplasma membutuhkan energi. Fase transport yang dependen energi ini bersifatrate limiting, dapat diblok oleh Ca++ dan Mg++, hiperosmolaritas, penurunan pH dan anaerobiosis. Hal ini menerangkan penurunan aktivitas aminoglikosida pada lingkungan anaerobik suatu abses atau urin asam yang bersifat hiperosmolar. Setelah masuk sel, aminoglikosida terikat pada ribosom 30S dan menghambat sintesis protein. Terikatnya aminoglikosida pada ribosom ini mempercepat transport aminoglikosid kedalam sel diikuti dengan kerusakan membran sitoplasma dan disusul dengan kematian sel.Aminoglikosid menghambat sintesis protein dengan 3 cara:1. Agen-agen ini mengganggu kompleks awal pembentukan peptide2. Agen-agen ini menginduksi salah baca mRNA, yang mengakibatkan penggabungan asam amino yang salah ke dalam peptide, sehingga menyebabkan suatu keadaan nonfungsi atau toksik protein3. Agen-agen ini menyebabkan terjadinya pemecahan polisom menjadi monosom non-fungsionalAminoglikosida bekerja secara sinergis dengan antibiotic -laktam karena kerja -laktam pada sintesis dinding sel meningkatkan difusi aminoglikosida kedalam bakteri. Semua aminoglikosida bersifat bakterisid.Spektrum kerja aminoglikosida cukup luas dan meliputi terutama banyakbacilli gram-negatif, antara lainE.coli, H.Influenzae, enterobacter, salmonella, dan shigella. Obat ini juga aktif terhadap sejumlah kuman Gram-positif yaitustaphyl. aureus/epidermis. Streptomisin, kanamisin, dan amikasin aktif terhadap kuman tahan asammycobacterium(TBC dan lepra). Amikasin dan toramisin berkhasiat kuat terhadappseudomonas, sedangkan gentamisin lebih ringan. Amikasin memiliki spektrum kerja yang paling luas, sedangkan aktivitas kerja gentamisin dan tobramisin sangat mirip, aktivitasnya adalah bakterisida.

III.3.PENGOLONGAN ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDAAminoglikosida berdasarkan aktivitasnya digolongkan dalam kategori bakterisid cepat. Aminoglikosida dapat dibagi atas dasar rumus kimianya sebagai berikut : Streptomisin yang mengandung satu molekul gula-amino dalam molekulnya Kanamisin dengan turunan amikasin, dibekasin, Gentamisin dan turunannya netilmisin dan tobramisin, yang semuanya memiliki dua molekul gula yang dihubungkan oleh sikloheksan Neomisin, framisetin dan paramomisin dengan tiga gula-amino.

A. StreptomysinStreptomysin saat ini digunakan untuk pengobatan infeksi yang tidak lazim, pada umumnya dalam bentuk kombinasi dengan senyawa antimikroba yang lain. Streptomisin diperoleh daristreptomyces griseus oleh Waksman (1943) dan digunakan untuk pengobatan tubercolosis. Penggunaan pada terapi TBC sebagai obat pilihan utama sudah lama terdesak oleh obat lainnya yang berhubungan dengan toksisitasnya. Efek sampingnya terhadap ginjal dan organ pendengaran.Dosis streptomysin adalah 15 mg/kg per hari untuk pasien yang memiliki bersihan kreatinin di atas 80 ml/menit. Biasanya streptomysin diberikan dalam dosis 100 mg 1 kali sehari yang menghasilkan konsentrasi puncak dalam serum kurang lebih 50 hingga 60 g/mL dan konsentrasi terendah kurang dari 1g/mL.Penyakit yang diobati: TularemiaPasien yang menderita tularemia sangat diuntungkan dengan pemberian streptomysin karena dapat memperoleh kesembuhan total, namun tidak tertutup kemungkinan kronisitas dapat terjadi. Pada pemberian streptomysin 1 sampai 2 g (15-25 mg/kg) per hari (dalam dosis terbagi) selama 7 sampai 10 hari. Penyakit pesStreptomysin merupakan salah satu senyawa yang paling efektif dalam pengobatan penyakitpes. Dosis yang diberi 1-4 g per hari yang dibagi dalam 2 atau 4 dosis selama 7-10 hari.

TuberkulosisStreptomysin harus diberikan dalam bentuk kombinasi dengan sedikitnya 1 atau 2 obat lain yang sesuai dengan galur-galur penyebab tersebut. Dosis untuk pasien yang fungsi ginjalnya normal adalah 15 mg/kg per hari sebagai injeksi IM tunggal selama 2 sampai 3 bulan, dilanjutkan dengan 2 atau 3 kali seminggu setelahnya.

B. KanamisinPenggunaan kanamisin terbatas karena spektrum aktivitasnya yang terbatas dibandingkan aminoglikosida lainnya dan obat ini termasuk diantara yang paling toksik. Kanamisin atau (KANTREX) tersedia untuk injeksi dan penggunaan oral. Dosis parenteral untuk dewasa adalah 15 mg/kg perhari (terbagi dalam dua hingga empat dosis yang sama dan berjarak)Kanamisin hampir merupakan obat kuno yang indikasi penggunaannya sedikit, kanamisin digunakan untuk mengobati tuberculosis dalam kombinasi dengan obat-obat efektif lainnya. Karena terapi penyakit ini sangat lama dan melibatkan pemberian dosis obat total yang tinggi disertai resiko ototoksisitas dan nefrotoksisitas kanamisin digunakan hanya untuk mengobati pasien yang terinfeksi mikroorganisme yang telah resisten terhadap obat-obat yang lazim digunakan.Kanamisin dapat diberikan secara oral sebagai terapi tambahan pada kasus koma hepatik. Dosis yang biasa digunakan untuk tujuan ini 4 hingga 6 g per hari untuk 36 hingga 72 jam, dosis pernah diberikan hingga 12 g perhari (dalam dosis terbagi). Efek terhadap bakteri usus mungkin tidak dapat dipertahankan bahkan saat dosis kanamisin sebesar itu diberikan.

C. AmikasinSpektrum aktivitas antimikroba amikasin (AMIKIN) merupakan yang terluas dikelompok ini dan karena resistensinya yang unik terhadap enzim penginaktivasi aminoglikosida. antibiotika ini mempunyai peran khusus di rumah sakit tempat menyebarnya resistensi mikroorganisme terhadap gentamisin dan tobramysin. Amikasin mirip dengan kanamisin dalam hal dosis dan sifat farmakokinetiknya. Dosis yang dianjurkan untuk amikasin adalah 15 mg/kg per hari sebagai dosis tunggal harian atau dibagi menjadi dua atau tiga bagian yang sama. Masing-masing dosis atau rentang antar dosis harus diubah untuk pasien gagal ginjal. Obat ini cepat diabsorpsi setelah injeksi intramuscular dengan konsentrasi puncak dalam plasma kira-kira 20 g/mL setelah injeksi sebanyak 7,5 mg/kg. pemberian infus intravena dalam dosis yang sama selama periode 30 menit menghasilkan konsentrasi puncak dalam plasma hampir 40 g/ml pada akhir sesi infus, yang kemudian turun hingga 20 g/ml 30 menit kemudian. Konsentrasi 12 jam setelah dosis 7,5 mg/kg biasanya antara 5 dan 10 g/ml. dosis satu kali sehari 15 mg/kg menghasilkan konsentrasi puncak antara 50 dan 60 g/ ml dan konsentrasi terendah