Makalah Anatomi - Kanker Ginjal

Embed Size (px)

Citation preview

Makalah Anatomi

Kanker Ginjal (Kidney Cancer)

Disusun oleh :

Erlinda Metta Dewi (080917004)Prodi Teknobiomedik - Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga - Surabaya 2010

1

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang vital fungsinya bagi keseluruhan sistem tubuh manusia. Ginjal adalah organ utama sistem ekskresi manusia, yang mengatur pembuangan zat-zat sisa yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Selain itu, ginjal juga berperan dalam menjaga homeostasis cairan dalam tubuh. Seperti organ tubuh lainnya, ginjal juga bisa mengalami kanker. Jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma, renal cell carcinoma), yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis ginjal. Bahayanya, kanker ginjal ini biasanya ditemukan pada saat kanker ini telah mengalami metastasis dan sudah menyebar ke organ tubuh lainnya, karena pada stadium dini kanker ini jarang sekali menunjukkan gejalanya. Gejalanya baru mulai terasa pada stadium lanjut, yaitu terjadi hematuria (terdapat darah pada air seni). Penyakit kanker ginjal merupakan salah satu penyakit yang ditakuti oleh beberapa orang karena tidak menunjukkan gejalanya. Sehingga ketika terdeteksi ternyata sudah menyebar ke organ yang lain dan sulit untuk disembuhkan. Angka kejadian kanker ginjal cenderung meningkat belakangan ini.

Gambar 1.1 Kanker (tumor) pada ginjal.

2

1.2 Epidemiologi Setiap tahunnya, sekitar 208.500 kasus kanker ginjal didiagnosa di seluruh dunia, yang meliputi jumlah 2% dari seluruh kasus kanker. Angka tertinggi kasus kanker ginjal ini tercatat di Amerika Utara, sedang wilayah Asia dan Afrika, angkanya tergolong kecil. Di Amerika Serikat sendiri pada tahun 2008 tercatat terdapat 54.390 kasus kanker ginjal dan 13.010 kematian. Sedangkan di Benua Eropa, kasus kanker ginjal mencapai 3% dari total kasus kanker. Di Inggris, kasus kanker ginjal yang dialami pria mengalami peningkatan hingga 85% dalam kurun tahun 1975-2005. Sedangkan untuk kasus kanker ginjal yang dialami wanita mencapai peningkatan hingga 50%.

3

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi Ginjaly

Makroskopis. Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritonium, d idepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum, dan iliopsoas mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau sekitar 120-150 gram. Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah di kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla. Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul.

y

Mikroskopis. Tiap tubulus ginjal dan glomerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron). Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul.

y

Fisiologi ginjal. Fungsi ginjal yaitu mengeluarkan zat-zat toksik atau racun;

mempertahankan keseimbangan cairan; mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh; mempertahankan keseimbangan garamgaram dan zat-zat lain dalam tubuh; mengeluarkan sisa metabolisme hasil akhir sari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

4

Tiga tahap pembentukan urine : 1) Filtrasi glomerular. Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada

glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowmans disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowmans, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowmans serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler. 2) Reabsorpsi. Zat-zat yang difiltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit, dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi. 3) Sekresi. Sekresi tubular melibatkan transpor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus ke dalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen. Pada tubulus distalis, transpor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ionion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa

5

natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular perjalanannya kembali jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya. Fungsi lain ginjal : 1. Menjaga keseimbangan cairan tubuh. 2. Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah. 3. Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah. 4. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.

2.2 Mengenal Kanker Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh memerlukan mereka. Ketika sel-sel tumbuh menua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat mereka. Adakalanya proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika mereka seharusnya mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk suatu massa dari jaringan yang disebut suatu pertumbuhan atau tumor. Tumor-tumor dapat bersifat jinak atau ganas.y

Tumor-tumor jinak adalah bukan kanker:o o

Tumor-tumor jinak jarang mengancam nyawa. Biasanya, tumor-tumor jinak dapat diangkat atau dikeluarkan dan mereka jarang tumbuh kembali.

o

Sel-sel dari tumor-tumor jinak tidak menyerang jaringan-jaringan di sekitar mereka atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh.

y

Tumor-tumor ganas adalah kanker:o

Tumor-tumor ganas umumnya lebih serius daripada tumor-tumor jinak dan mungkin mengancam nyawa.

6

o

Tumor-tumor ganas seringkali dapat diangkat atau dikeluarkan, namun mereka dapat tumbuh kembali.

o

Sel-sel dari tumor-tumor ganas dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan, sel-sel kanker juga dapat menyebar dari suatu tumor ganas dan memasuki aliran darah atau sistem lymphatic (getah bening). Sehingga, sel-sel kanker menyebar dari kanker asal (tumor primer) untuk membentuk tumor-tumor baru pada organ-organ lain. Penyebaran dari kanker disebut metastasis.

Ketika kanker menyebar (metastasis) dari tempat asalnya ke bagian lain dari tubuh, tumor baru mempunyai jenis yang sama dari sel-sel abnormal dan nama yang sama seperti tumor primer. Contohnya, jika kanker ginjal menyebar ke paru-paru, sel-sel kanker di paru-paru sebenarnya adalah sel-sel kanker ginjal. Penyakitnya adalah kanker ginjal yang metastatis, bukan kanker paru. Ia dirawat sebagai kanker ginjal, bukan kanker paru. Dokter-dokter adakalanya menyebut tumor baru sebagai penyakit metastatis atau penyakit "jauh".

2.3 Kanker Ginjal (Kidney Cancer) 2.3.1 Penyebab Kanker Ginjal Kanker ginjal berkembang paling sering pada orang-orang yang berumur 40 tahun keatas, namun tidak seorang pun mengetahui penyebabpenyebab yang pasti dari penyakit ini. Dokter-dokter jarang dapat menerangkan mengapa kanker ginjal dapat berkembang pada seseorang dan yang lainnya tidak. Penelitian telah menunjukan bahwa terdapat orang-orang dengan faktor-faktor risiko tertentu yang lebih mungkin menderita kanker ginjal. Faktor risiko adalah apa saja yang meningkatkan kesempatan seseorang menderita suatu penyakit.

7

Beberapa studi telah menemukan faktor-faktor risiko untuk kanker ginjal, antara lain :y

Merokok: Merokok adalah suatu faktor risiko utama. Perokok memiliki dua kali lebih kemungkinan untuk menderita kanker ginjal daripada bukan perokok.

y

Kegemukan: Orang-orang yang kegemukan juga mempunyai faktor risiko terhadap kanker ginjal.

y

Tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko kanker ginjal.

y

Dialisis jangka panjang: Dialisis merupakan suatu perawatan untuk orang-orang yang ginjalnya tidak mampu bekerja dengan baik untuk mengeluarkan pembuangan dari darah.

y

Transplantasi ginjal: Ginjal yang ditransplantasikan memiliki risiko kanker.

y

Von Hippel-Lindau (VHL) syndrome: VHL adalah suatu penyakit yang jarang yang terjadi dan disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam gen VHL. Suatu gen VHL yang abnormal meningkatkan risiko kanker ginjal.

y

Pekerjaan: Beberapa orang memiliki risiko yang tinggi terhadap kanker ginjal karena terus-menerus terpapar bahan-bahan kimia, asbes, dan kadmium.

y

Jenis kelamin: Rasio pria menderita kanker ginjal dibanding perempuan adalah sebesar 2,04 : 1.

y

Konsumsi analgesik yang mengandung phenacetin dalam jumlah yang besar.

2.3.2 Gejala Kanker Ginjal Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menunjukkan gejalanya. Pada stadium lanjut, kanker ginjal baru mulai menampakkan gejala seperti hematuria (terdapat darah pada air seni).8

y

Gejala yang umumnya terjadi,o o o

Hematuria (40%) Sakit pinggang (40%) Sakit pada punggung (25%)

y

Tanda atau gejala yang lain,o o o o o o

Berkurangnya berat badan (33%) Demam (20%) Hipertensi (20%) Hiperkalsemia (5%) Mudah berkeringat Malaise

2.3.3 Diagnosis Kanker Ginjal Diagnosis dapat dilakukan dengan satu atau lebih dari prosedurprosedur berikut:y

Pemeriksaan fisik: Dokter memeriksa tanda-tanda kesehatan umum dan menguji untuk demam dan tekanan darah tinggi. Dokter juga merasakan (meraba) perut dan pinggang untuk memeriksa tumor.

y y

Tes urin: Urin diperiksa untuk tanda-tanda lain dari penyakit. Tes darah: Darah diperiksa di Laboraturium untuk memeriksa kerja ginjal, contohnya pemeriksaan senyawa kreatinin. Kadar kreatinin yang tinggi dapat menandakan ginjal tidak berfungsi dengan baik.

y

Intravenous pyelogram (IVP): Dokter menyuntikan zat warna (dye) ke vena di lengan. Zat warna akan berjalan dan mengumpul di ginjal. Zat warna membuat ginjal terlihat pada X-rays dan dapat menunjukkan adanya suatu tumor pada ginjal ataupun gangguan lainnya.

y

CT scan (CAT scan): Pasien juga disuntikkan zat warna sehingga ginjal dapat terlihat pada gambar-gambar CT scan sehingga dapat menunjukkan adanya suatu tumor ginjal.

9

y

Tes Ultrasound: Alat ultrasound menggunakan gelombang-gelombang suara ultrasonik. Gelombang memantul balik dari ginjal dan sebuah komputer menggunakan gema-gema untuk menciptakan suatu gambar yang disebut sonogram. Suatu tumor atau kista akan nampak pada sonogram.

y

Biopsi: Biopsi adalah pengangkatan sebagian jaringan untuk mencari sel-sel kanker. Dokter memasukkan jarum yang tipis melalui kulit ke dalam ginjal untuk mengangkat sejumlah kecil jaringan, dengan menggunakan ultrasound atau X-rays sebagai pemandu jarum. Kemudian, seorang ahli patologi akan mencari sel-sel kanker dalam jaringan menggunakan sebuah mikroskop.

y

Operasi: Pada kebanyakan kasus, berdasarkan pada hasil dari CT scan, ultrasound, dan X-rays, dokter akan mempunyai cukup informasi untuk merekomendasikan operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh dari ginjal. Seorang ahli patologi akan membuat diagnosis akhir dengan memeriksa jaringan tersebut dengan mikroskop.

2.3.4 Penggolongan Stadium Kanker Ginjal Stadium didasarkan pada ukuran tumor, apakah kanker telah menyebar dan, jika ya, ke bagian-bagian mana dari tubuh. Penggolongan stadium mungkin melibatkan tes-tes pencitraan (imaging) seperti ultrasound scan, CT scan, atau MRI. Kanker ginjal digolongkan dalam stadium-stadium berikut:y

Stadium I : Stadium awal dari kanker ginjal. Tumor berukuran sampai 2,75 inchi (7cm), tidak lebih besar dari sebuah bola tenis. Sel-sel kanker ditemukan hanya di ginjal.

y

Stadium II : Juga merupakan stadium awal dari kanker ginjal, namun tumor berukuran lebih dari 2,75 inchi dan sel-sel kankernya masih ditemukan hanya di ginjal.

y

Stadium III : Tumor tidak meluas di luar ginjal, namun sel-sel kanker telah menyebar melalui sistem getah bening ke simpul10

getah bening yang berdekatan, atau tumor telah menyerang kelenjar adrenal atau lapisan-lapisan dari lemak dan jaringan yang berserabut yang mengelilingi ginjal, namun sel-sel kanker masih belum menyebar di luar jaringan berserabut. Sel-sel kanker mungkin ditemukan pada satu simpul getah bening yang berdekatan atau sel-sel kanker telah menyebar dari ginjal ke suatu pembuluh darah besar yang berdekatan.y

Stadium IV : Tumor meluas di luar jaringan berserabut yang mengelilingi ginjal, atau sel-sel kanker ditemukan pada lebih dari satu simpul getah bening yang berdekatan, atau kanker telah menyebar ke tempat-tempat lain di dalam tubuh seperti paru-paru.

y

Kanker yang kambuh : Kanker yang kembali (kambuh) setelah perawatan. Sel-sel kanker mungkin kembali di ginjal atau di bagian tubuh yang lain.

Gambar 2.1 Perkembangan kanker ginjal pada tiap stadium.

11

2.3.5 Treatment bagi Pasien Kanker Ginjal Treatment atau perawatan bagi pasien kanker ginjal, antara lain meliputi operasi, arterial embolization, terapi radiasi, terapi biologi, atau kemoterapi. Pasien juga mungkin memerlukan kombinasi dari treatmenttreatment di atas.o Operasi

Operasi adalah perawatan yang paling umum untuk kanker ginjal dan merupakan terapi lokal. Suatu operasi untuk mengangkat ginjal disebut nephrectomy. Ada beberapa tipe dari nephrectomy, tergantung pada stadium kanker : Radical nephrectomy: Ahli bedah mengangkat seluruh ginjal bersama dengan kelenjar adrenal dan beberapa jaringan sekitar ginjal. Beberapa simpul-simpul getah bening di area itu juga mungkin diangkat.y

Simple nephrectomy: Ahli bedah hanya mengangkat ginjal. Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan kanker ginjal stadium I.

y

Partial nephrectomy: Ahli bedah hanya mengangkat bagian dari ginjal yang mengandung tumor. Operasi ini mungkin dilakukan pada pasien yang hanya mempunyai satu ginjal atau bila kanker menyerang kedua ginjal. Atau, pada pasien dengan tumor ginjal yang kecil (kurang dari 4cm).

o Arterial embolization

Arterial embolization adalah suatu tipe terapi lokal yang dapat menyusutkan tumor. Adakalanya dilakukan sebelum operasi agar lebih mudah. Ketika pada kondisi tertentu operasi tidak mungkin dilakukan, arterial embolization mungkin dilakukan untuk membantu menghilangkan gejala-gejala dari kanker ginjal.

12

Dokter memasukkan suatu tabung yang sempit (kateter) ke dalam pembuluh darah di kaki. Tabung dilewatkan ke atas sampai pada pembuluh besar utama (arteri ginjal) yang menyediakan darah pada ginjal. Dokter menyuntikan suatu senyawa ke dalam pembuluh darah untuk menghalangi aliran darah ke dalam ginjal. Halangan ini mencegah tumor mendapatkan oksigen atau senyawa-senyawa lain yang diperlukan untuk tumbuh. Efek samping yang sering dialami antara lain, nyeri punggung, demam, mual, dan muntah-muntah.o Terapi Radiasi

Terapi radiasi (juga disebut radioterapi) adalah tipe yang lain untuk terapi lokal. Terapi ini menggunakan sinar-sinar bertenaga tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini akan menyerang sel-sel kanker hanya pada area yang diradiasi. Pada beberapa kasus, pasien juga harus diterapi radiasi sebelum operasi untuk menyusutkan tumornya. Pada beberapa kasus lainnya, terapi radiasi juga diberikan setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tertinggal di area itu. Pasienpasien yang tidak dapat dioperasi mungkin akan diberikan terapi radiasi untuk menghilangkan nyeri atau masalah lain yang disebabkan oleh kanker. Efek samping yang mungkin muncul antara lain, mual, muntah, diare, kulit pada area yang diradiasi menjadi merah, kering, dan peka. Selain itu dapat menimbulkan pengurangan jumlah sel darah putih sehat, sehingga tubuh lebih rentan infeksi.o Terapi Biologi

Terapi biologi adalah suatu tipe dari terapi sistemik. Terapi ini menggunakan senyawa-senyawa yang melalui aliran darah, mencapai, dan menyerang sel-sel kanker di seluruh tubuh. Terapi biologi menggunakan

13

kemampuan alamiah tubuh (sistem imun) untuk melawan kanker. Untuk pasien-pasien dengan kanker ginjal yang metastatis, dokter mungkin menyarankan interferon alpha atau interleukin-2 (juga disebut IL-2 atau aldesleukin). Tubuh manusia secara normal menghasilkan senyawasenyawa ini dalam jumlah yang kecil untuk merespon infeksi atau penyakit lain. Untuk perawatan kanker, senyawa-senyawa tersebut dibuat di laboratorium dalam jumlah yang besar. Efek samping yang mungkin muncul antara lain, gejala-gejala seperti flu, kedinginan, demam, nyeri-nyeri otot, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan diare. Mungkin juga timbul ruam kulit (skin rash).o Kemoterapi

Kemoterapi juga merupakan salah satu terapi sistemik. Obat-obat antikanker memasuki aliran darah dan berjalan ke seluruh tubuh. Ada penemuan terbaru dalam teknik kemoterapi. Teknik ini menunjukkan harapan besar dalam memperpanjang usia pasien pengidap kanker stadium lanjut. Namun, terapi ini juga bisa sangat merugikan mengingat efek racun yang ditimbulkannya. Dalam temuan terbaru mengenai kanker ginjal, ahli University of California Davis, Amerika Serikat, berhasil mengidentifikasi suatu cara untuk menghambat mekanisme pemulihan sendiri oleh gen pada sel-sel kanker. Hal ini diharapkan memperbesar keberhasilan kemoterapi kanker ginjal dan menjadikannya lebih efektif dan lebih dapat ditoleransi. Sel kanker sangat terkenal akan kemampuan mereka untuk secara cepat menciptakan salinan diri mereka. Meski pengobatan termutakhir berhasil memperlambat proses itu, pengobatan tersebut tidak cenderung menyembuhkan dan mungkin memiliki efek samping. Pengobatan terbaru bekerja dengan cara merusak kestabilan sel kanker di tingkat DNA, yang mengurangi kemampuannya untuk menggandakan diri. Para peneliti, yang mengetahui bahwa gen p21 memiliki peran penting dalam memulihkan DNA sel kanker dan berpotensi memangkas manfaat pengobatan kanker,14

berusaha mengidentifikasi susunan yang dapat mengganggu jalur tersebut. Tim itu menguji ribuan zat dan 12 di antaranya ditemukan dapat mengikat protein rekombinan p21. Uji coba tambahan menemukan tiga bahan yang mampu menurunkan ekspresi p21, dan menghalangi kemampuan sel kanker ginjal untuk memperbaiki diri dan membuatnya lebih responsif terhadap pengobatan yang merusak DNA. Untuk kajian masa depan, tim peneliti akan memusatkan perhatian pada tiga calon zat tersebut untuk memastikan konsentrasi paling rendah yang mungkin membuatnya tetap efektif dan untuk lebih mengoptimalkan kandungan antikankernya. Efek samping dari kemoterapi bergantung terutama pada obat-obat spesifik dan jumlah yang diterima oleh pasien. Pada umumnya, obat-obat antikanker mempengaruhi sel-sel yang membelah secara cepat, terutama:y

Sel-sel darah: Sel-sel ini melawan infeksi, membantu darah untuk membeku, dan membawa oksigen ke seluruh bagian-bagian tubuh. Ketika obat-obat mempengaruhi sel-sel darah, pasien lebih rentan terhadap infeksi, mudah memar atau berdarah, dan akan merasa sangat lemah dan lelah.

y

Sel-sel di akar rambut: Kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut. Rambut dapat tumbuh kembali, namun rambut yang baru sedikit banyak akan berbeda dalam warna dan tekstur.

y

Sel-sel yang

melapisi saluran pencernaan: Kemoterapi dapat

menyebabkan nafsu makan yang buruk, mual, muntah, diare, timbul luka-luka di mulut dan bibir.

15

BAB 3 : PEMBAHASAN

Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang cukup vital peranannya dalam sistem tubuh manusia. Dilihat dari fungsinya, fungsi utama ginjal adalah sebagai organ utama sistem ekskresi yang membuang sisa-sisa metabolisme dan bahan-bahan lain yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui mekanisme pembentukan urine. Selain fungsi utama ini, ginjal juga berfungsi dalam menjaga homeostasis cairan tubuh dan produksi hormon yang berguna bagi tubuh. Ginjal, seperti organ tubuh lainnya, juga dapat mengalami gangguan. Salah satunya, ginjal juga dapat terserang tumor yang dapat pula berujung pada kanker ginjal. Dilihat dari epidemiologi-nya, kasus kanker ginjal ini ternyata cukup sering terjadi. Dalam setahun, angkanya bisa mencapai 210.000 di seluruh dunia, yang mencakup 2% dari jumlah seluruh kasus kanker yang terjadi di dunia. Berdasarkan data-data, seorang pria ternyata memiliki peluang yang lebih besar terhadap kanker ginjal. Rasio rata-rata kasus kanker ginjal pada pria dibanding pada wanita mencapai 2,04 : 1. Kanker ginjal termasuk kanker yang cukup berbahaya, karena kebanyakan pasien didiagnosa menderita kanker ginjal pada saat kanker telah memasuki stadium lanjut dan sel-sel kanker kebanyakan telah ber-metastasis ke bagian tubuh yang lain. Pada stadium dini, kanker ginjal tidak menampakkan gejalanya, sehingga kanker ginjal seringkali tidak terdeteksi pada stadium ini. Barulah saat menginjak stadium lanjut, kanker ginjal biasanya baru menampakkan gejala yang khas seperti hematuria (terdapat darah pada urine) dan sakit pinggang atau sakit punggung. Beberapa gejala lainnya seperti, berkurangnya berat badan, hipertensi, hiperkalsemia, demam, dan mudah berkeringat. Berkembangnya suatu sel kanker memang tidak diketahui dengan pasti penyebabnya, sama halnya seperti pada kanker ginjal. Tidak ada sebab pasti mengapa kanker ginjal memiliki potensi lebih tinggi untuk berkembang pada

16

seseorang dibandingkan dengan orang lainnya. Namun, pada beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa terdapat orang-orang dengan faktorfaktor risiko tertentu yang lebih mungkin menderita kanker ginjal. Faktor risiko adalah apa saja yang meningkatkan kesempatan seseorang menderita suatu penyakit. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain:o Perokok o Orang yang mengalami obesitas o Orang yang memiliki tekanan darah tinggi o Orang yang menjalani dialisis dalam jangka waktu yang panjang o Orang yang pernah menjalani transplantasi ginjal o Orang dengan pekerjaan yang sering terpapar bahan kimia seperti

asbes atau kadmiumo Jenis kelamin (seorang pria memiliki rasio lebih besar terhadap kaker

ginjal dibanding seorang wanita, rasionya mencapai 2,04:1) Untuk melakukan diagnosa pada seorang pasien yang dicurigai mengidap kanker ginjal, metode pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain dengan pemeriksaan fisik (meraba daerah perut dan pinggang), tes urin, tes darah, CT Scan, MRI, Intravenous Pyelogram (IVP), tes ultrasound. CT Scan, MRI, IVP, dan tes ultrasound akan memberikan gambaran (imaging) apakah terdapat tumor atau kista pada daerah ginjal. Setelah diketahui terdapat tumor, metode pemeriksaan yang mungkin dilakukan selanjutnya adalah biopsi yang bertujuan untuk mengetahui apakah tumor tersebut merupakan kanker atau bukan. Biopsi adalah pengangkatan sebagian jaringan untuk mencari sel-sel kanker. Dokter memasukkan jarum yang tipis melalui kulit ke dalam ginjal untuk mengangkat sejumlah kecil jaringan, dengan menggunakan ultrasound atau X-rays sebagai pemandu jarum. Kemudian, seorang ahli patologi akan mencari sel-sel kanker dalam jaringan menggunakan sebuah mikroskop. Kanker ginjal digolongkan pada beberapa stadium sesuai dengan tingkat perkembangan sel-sel kankernya. Penggolongan stadiumnya adalah seperti berikut:

17

y

Stadium I : Sel-sel kanker ditemukan hanya di ginjal, dengan ukuran tidak lebih dari 7cm.

y

Stadium II : Sel-sel kankernya masih ditemukan hanya di ginjal, namun ukurannya sudah lebih dari 7cm.

y

Stadium III : Tumor tidak meluas di luar ginjal, namun sel-sel kanker telah menyebar melalui sistem getah bening ke simpul getah bening yang berdekatan, atau tumor telah menyerang kelenjar adrenal, atau menyerang lapisan-lapisan dari lemak dan jaringan yang berserabut yang mengelilingi ginjal, atau sel-sel kanker telah menyebar ke suatu pembuluh darah besar yang berdekatan dengan ginjal.

y

Stadium IV : Tumor meluas di luar jaringan berserabut yang mengelilingi ginjal, atau sel-sel kanker ditemukan pada lebih dari satu simpul getah bening yang berdekatan, atau kanker telah menyebar ke tempat-tempat lain di dalam tubuh seperti paru-paru.

y

Kanker yang kambuh : Kanker yang kembali (kambuh) setelah perawatan. Sel-sel kanker mungkin kembali di ginjal atau di bagian tubuh yang lain.

Gambar 3.1 Gambaran perkembangan kanker ginjal pada berbagai stadium.

18

Pasien kanker ginjal harus mendapatkan treatment atau perawatan yang baik, benar, dan tepat agar sel-sel kankernya tidak ber-metastasis pada organ tubuh yang lain dan sel-sel kankernya bisa dimusnahkan, agar pasien dapat benarbenar sembuh. Treatment yang diberikan pada seorang pasien yang menderita kanker ginjal disesuaikan dengan berbagai kondisi dari pasien, meliputi stadium kankernya, riwayat penyakit lain yang pernah diderita atau yang berpotensi untuk diderita pasien, kondisi fisik dan mental pasien, dan lain sebagainya. Tidak mudah untuk menentukan jenis treatment yang diperlukan pasien dan menentukan apakah treatment tersebut dapat diterima oleh pasien tersebut. Oleh karena itu, dokter memiliki banyak pertimbangan untuk menentukan jenis treatment yang tepat bagi seorang pasien. Berbagai jenis treatment yang mungkin dilakukan pada seorang pasien penderita kanker ginjal antara lain:o Operasi

Suatu operasi untuk mengangkat ginjal disebut nephrectomy. Ada beberapa tipe dari nephrectomy, tergantung pada stadium kanker : Radical nephrectomy: Ahli bedah mengangkat seluruh ginjal bersama dengan kelenjar adrenal dan beberapa jaringan sekitar ginjal, juga beberapa simpul-simpul getah bening di area itu juga mungkin diangkat.y

Simple nephrectomy: Ahli bedah hanya mengangkat ginjal, biasanya dilakukan pada pasien dengan kanker ginjal stadium I.

y

Partial nephrectomy: Ahli bedah hanya mengangkat bagian dari ginjal yang mengandung tumor, biasanya dilakukan pada pasien dengan tumor ginjal yang kecil (kurang dari 4cm).

o Arterial embolization

Arterial embolization dilakukan untuk menyusutkan tumor, biasanya dilakukan juga sebelum operasi dilakukan. Suatu tabung yang sempit (kateter) dimasukkan ke dalam pembuluh darah di kaki. Tabung dilewatkan ke atas sampai pada pembuluh besar utama (arteri ginjal) yang19

menyediakan darah pada ginjal. Suatu senyawa disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk menghalangi aliran darah ke dalam ginjal. Halangan ini mencegah tumor mendapatkan oksigen atau senyawasenyawa lain yang diperlukan untuk tumbuh. Efek samping yang sering dialami antara lain, nyeri punggung, demam, mual, dan muntah-muntah.o Terapi Radiasi

Terapi radiasi (juga disebut radioterapi) menggunakan sinar-sinar bertenaga tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini akan menyerang sel-sel kanker hanya pada area yang diradiasi. Pada beberapa kasus, pasien juga harus diterapi radiasi sebelum operasi untuk menyusutkan tumornya. Pada beberapa kasus lainnya, terapi radiasi juga diberikan setelah operasi untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin tertinggal di area itu. Efek samping yang mungkin muncul antara lain, mual, muntah, diare, kulit pada area yang diradiasi menjadi merah, kering, dan peka. Selain itu dapat menimbulkan pengurangan jumlah sel darah putih sehat, sehingga tubuh lebih rentan infeksi.o Terapi Biologi

Terapi

biologi

adalah

suatu

terapi

sistemik.

Terapi

ini

menggunakan senyawa-senyawa yang melalui aliran darah untuk mencapai dan menyerang sel-sel kanker di seluruh tubuh. Terapi biologi menggunakan kemampuan alamiah tubuh (sistem imun) untuk melawan kanker. Senyawa yang biasa dipakai adalah interferon alpha atau interleukin-2 (juga disebut IL-2 atau aldesleukin). Tubuh manusia secara normal menghasilkan senyawa-senyawa ini dalam jumlah yang kecil untuk merespon infeksi atau penyakit lain. Untuk perawatan kanker, senyawasenyawa tersebut dibuat di laboratorium dalam jumlah yang besar. Efek samping yang mungkin muncul antara lain, gejala-gejala seperti flu, kedinginan, demam, nyeri-nyeri otot, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan diare. Mungkin juga timbul ruam kulit (skin rash).

20

o Kemoterapi

Kemoterapi juga merupakan salah satu terapi sistemik. Obat-obat antikanker memasuki aliran darah dan berjalan ke seluruh tubuh. Ada penemuan terbaru dalam teknik kemoterapi. Dalam temuan terbaru mengenai kanker ginjal, ahli University of California Davis, Amerika Serikat, berhasil mengidentifikasi suatu cara untuk menghambat

mekanisme pemulihan sendiri oleh gen pada sel-sel kanker. Sel kanker sangat terkenal akan kemampuan mereka untuk secara cepat menciptakan salinan diri mereka. proses Meski itu, pengobatan termutakhir tidak berhasil cenderung

memperlambat

pengobatan

tersebut

menyembuhkan dan mungkin memiliki efek samping. Pengobatan terbaru bekerja dengan cara merusak kestabilan sel kanker di tingkat DNA, yang mengurangi kemampuannya untuk menggandakan diri. Para peneliti, yang mengetahui bahwa gen p21 memiliki peran penting dalam memulihkan DNA sel kanker dan berpotensi memangkas manfaat pengobatan kanker, berusaha mengidentifikasi susunan yang dapat mengganggu jalur tersebut. Tim itu menguji ribuan zat dan 12 di antaranya ditemukan dapat mengikat protein rekombinan p21. Uji coba tambahan menemukan tiga bahan yang mampu menurunkan ekspresi p21, dan menghalangi kemampuan sel kanker ginjal untuk memperbaiki diri dan membuatnya lebih responsif terhadap pengobatan yang merusak DNA. Untuk kajian masa depan, tim peneliti akan memusatkan perhatian pada tiga calon zat tersebut untuk memastikan konsentrasi paling rendah yang mungkin membuatnya tetap efektif dan untuk lebih mengoptimalkan kandungan antikankernya. Efek samping dari kemoterapi bergantung terutama pada obat-obat spesifik dan jumlah yang diterima oleh pasien. Pada umumnya, obat-obat antikanker mempengaruhi sel-sel yang membelah secara cepat, terutama:y

Sel-sel darah: Sel-sel ini melawan infeksi, membantu darah untuk membeku, dan membawa oksigen ke seluruh bagian-bagian tubuh. Ketika obat-obat mempengaruhi sel-sel darah, pasien lebih rentan

21

terhadap infeksi, mudah memar atau berdarah, dan akan merasa sangat lemah dan lelah.y

Sel-sel di akar rambut: Kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut. Rambut dapat tumbuh kembali, namun rambut yang baru sedikit banyak akan berbeda dalam warna dan tekstur.

y

Sel-sel yang

melapisi saluran pencernaan: Kemoterapi dapat

menyebabkan nafsu makan yang buruk, mual, muntah, diare, timbul luka-luka di mulut dan bibir. Perawatan follow-up (lanjutan) setelah perawatan untuk kanker ginjal juga penting untuk dilakukan. Bahkan ketika kanker tampaknya telah diangkat atau dihancurkan secara penuh, penyakit adakalanya kembali karena sel-sel kanker dapat tinggal di dalam tubuh setelah perawatan. Dokter akan memonitor kesembuhan pasien yang dirawat untuk kanker ginjal dan menguji kekambuhan kankernya. Check-up (kontrol rutin) akan membantu memastikan bahwa segala perubahan-perubahan dalam kesehatan tercatat, seperti tes laboraturium, x-rays, CT scan atau tes-tes lainnya. Hidup dengan suatu penyakit serius seperti kanker ginjal adalah tidak mudah. Orang-orang dengan kanker ginjal mungkin khawatir tentang bagaimana ia harus tetap melayani keluarga mereka, atau mempertahankan pekerjaan mereka, atau meneruskan aktivitas-aktivitas hariannya. Kekhawatiran tentang perawatanperawatan yang harus dilakukan, mengendalikan efek-efek samping yang mungkin ditimbulkan, opname di rumah sakit, atau tagihan-tagihan obat dan biaya yang harus dikeluarkan juga seringkali menjadi beban pikiran seseorang dengan kanker ginjal. Karena itu, dukungan dari keluarga, teman dan sahabat, juga para dokter dan perawat sangat dibutuhkan untuk membangun kondisi mental yang kuat bagi seorang pasien. Kondisi mental yang sehat dan kuat turut membantu keberhasilan perawatan yang dijalankan oleh seorang pasien dengan kanker ginjal. Upaya preventif yang dapat dilakukan seseorang untuk menurunkan risiko kanker ginjal antara lain:

22

y

Lakukan diet dengan variasi sayur-sayuran dan buah-buahan, terutama yang banyak mengandung antioksidan.

y y y

Seringlah berlatih fisik dan berolahraga. Menjaga berat badan yang ideal. Pilihlah makanan yang tidak banyak mengandung garam-garaman dan rendah lemak.

y y y

Hindari minuman-minuman beralkohol. Hindari merokok. Orang-orang dengan faktor risiko yang tinggi, seperti yang telah disebutkan di atas, disarankan melakukan check-up atau pemeriksaan CT scan secara rutin dan berkala.

23

BAB 4 : PENUTUP

Kesimpulany

Pada stadium dini, kanker ginjal seringkali tidak menampakkan gejalanya, sehingga kanker ginjal seringkali tidak terdeteksi. Barulah saat menginjak stadium lanjut, kanker ginjal biasanya baru menampakkan gejala yang khas seperti hematuria (terdapat darah pada urine) dan sakit pinggang atau sakit punggung. Beberapa gejala lainnya seperti, berkurangnya berat badan, hipertensi, hiperkalsemia, demam, dan mudah berkeringat.

y

Faktor risiko adalah apa saja yang meningkatkan kesempatan seseorang menderita suatu penyakit. Faktor-faktor risiko kanker ginjal antara lain, perokok, orang yang mengalami obesitas, orang yang memiliki tekanan darah tinggi, orang yang menjalani dialisis dalam jangka waktu yang panjang, orang yang pernah menjalani transplantasi ginjal, orang dengan pekerjaan yang sering terpapar bahan kimia seperti asbes atau kadmium, selain itu jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor risiko, seorang pria memiliki rasio lebih besar terhadap kaker ginjal dibanding seorang wanita, rasionya mencapai 2,04:1.

y

Metode diagnosa untuk pasien kanker ginjal, antara lain:o Pemeriksaan fisik o Tes urin atau tes darah o CT Scan atau MRI o Tes ultrasound o Intravenous Pyelogram (IVP) o Biopsi

24

y

Metode treatment atau perawatan untuk pasien kanker ginjal, antara lain:o Operasi pengangkatan ginjal (bisa seluruhnya atau hanya sebagian

kecil ginjal yang terdapat tumor)o Arterial embolization o Terapi radiasi (radioterapi) o Terapi biologi (menstimulus sistem imun) o Kemoterapi

y

Upaya preventif yang dapat dilakukan seseorang untuk menurunkan risiko kanker ginjal antara lain:o Lakukan diet dengan variasi sayur-sayuran dan buah-buahan, terutama

yang banyak mengandung antioksidan.o Seringlah berlatih fisik dan berolahraga. o Menjaga berat badan yang ideal. o Pilihlah makanan yang tidak banyak mengandung garam-garaman dan

rendah lemak.o Hindari minuman-minuman beralkohol. o Hindari merokok. o Orang-orang dengan faktor risiko yang tinggi, seperti yang telah

disebutkan

sebelumnya,

disarankan

melakukan

check-up

atau

pemeriksaan CT scan secara rutin dan berkala.

25

Daftar Pustaka

Sumber Jurnal Kush Sachdeva, MD, Renal Cell Carcinoma, Journal from Southern Oncology and Hematology Associates, South Jersey Healthcare, Fox Chase Cancer Center Partner. Cleveland Clinic, Kidney Cancer, Journal from Taussig Cancer Institute, The Cleveland Clinic, Cleveland, Ohio. Mayo Clinic, Kidney Cancer Prevention, Journal from Mayo Foundation for Medical Education and Research, Mayo Clinic, California.

26