Upload
thrine-osho
View
78
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
blok 25 PBL
Citation preview
Identitas pasien Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Tentang Menstruasi Riwayat Kehamilan dan Persalinan Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga Riwayat sosial ekonomi
Anamnesis
Keadaan umum : TTV Pemeriksaan abdomen : inspeksi , palpasi, aukultasi Pemeriksaan pitting edema pada kaki Pemeriksaan ginekologi : inspeksi, vaginal touche
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Lab : darah lengkap , analisa urin Tes kehamilan USG
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Banding
Mola hidatidosa1. Gejala tidak beda dengan kehamilan biasa :
mual, muntah, pusing, namun keluhannya sering lebih hebat, uterus lebih besar dari umur kehamilan
2. Diagnosis dicurigai bila ada perempuan dgn amenorea, perdarahan pervaginam, uterus lbh besar dari umur kehamilan, tidak ditemukan tanda kehamilan dan detak jantung anak, memperkuat diagnosis lakukan pemeriksaan hCG, USG.
DD: Kehamilan Ektopik Terganggu
telur yang sudah dibuahi berimplantasi dan tumbuh di tempat yang tidak semestinya
Gejala : nyeri abdomen, perdarahan pervaginam, nyeri tekan abnormal, nyeri di daerah adneksa.
Abortus spontan : pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan <20 minggu atau bb < 500 gr.
Working Diagnosis
Etiologi
Genetik Kelainan kariotipe
Kelainan Uterus• anomaly uterus : septum uterus ( 40-80 % )
• Mioma uteri ( 10-30 % )
Infeksi Bakteri, virus, parasit, spirochaeta
Lingkungan Paparan obat, bahan kimia, radiasi
Hormonal DM, Progesteron rendah, defek fase luteal
20 juta kejadian abortus dari 46 juta kelahiran pertahun 15-20% abortus spontan dari semua kehamilan 13 % dari total kematian ibu akibat komplikasi abortus
Epidemiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua
basalis + nekrosis jaringan sekitarnya → hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya → uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya
Patogenesis
Pada kehamilan < 8 Mg • Hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya, karena villi korialis belum menembus desidua secara dalam.
Pada kehamilan 8-14 Mg • Villi korialis menembus desidua lebih
dalam, sehingga plasenta tidak dilepaskan sempurna → banyak perdarahan.
Pada kehamilan > 14 Mg • Yang dikeluarkan setelah ketuban pecah
adalah janin, disusul plasenta, jika lengkap perdarahan tidak banyak
Korelasi Abortus dengan Usia Kehamilan
Perdarahan pervaginam, setelah mengalami terlambat haid
pada wanita usia reproduksi. Tes kehamilan positif
Diagnosis
Macam-macam Abortus
Peristiwa perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu,
hasil konsepsi masih dalam uterus, tanpa adanya dilatasi serviks.
Gejala perdarahan dari OUE, mules sedikit/(-), besar uterus = usia gestasi, OUI tertutup, tes kehamilan positif.
Penanganan : 1. Bedrest 2. USG →janin hidup / mati
Prognosa tergantung macam & lamanya perdarahan. Prognosa kurang baik jika perdarahan lama, disertai mules dan pendataran serta pembukaan serviks.
Abortus Imminens
Peristiwa perdarahan utereus pada kehamilan < 20
minggu, dengan dilatasi serviks uteri yang meningkat, hasil konsepsi masih dalam uterus.
Gejala :
•Mules sering & kuat, perdarahan bertambah banyak.
Penanganan pengeluaran hasil konsepsi bisa dengan kuret vakum atau
cunam ovum, disusul dengan kerokan. Jika perdarahannya banyak
Abortus Insipien
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan < 20
minggu, dengan sisa yang tertinggal dalam uterus. Diagnosis Kanalis servikalis terbuka, teraba, jaringan dapat teraba
dalam kavum uteri/ menonjol dari OUE, perdarahan bisa banyak sekali, tak akan berhenti sebelum sisa konsepsi dikeluarkan → syok.
Terapi : kuretase
Abortus Inkompletus
Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Gejala •Perdarahan sedikit, ostium uteri
eksternum terutup, uterus mengecil.
Penanganan •Bila anemis →Sulfas Ferrosus.
Abortus Kompletus
Kematian janin < 20 Mg, tapi tidak dikeluarkan selama ≥
8 Mg.
Gejala •Diawali dengan abortus imminens yang kemudian
menghilang spontan atau setelah terapi. •Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae
mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan (-)
Missed Abortion
Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3
kali atau lebih berturut-turut. Penderita abortus habitualis pada umumnya tidak sulit
untuk menjadi hamil kembali, tetapi kehamilannya berakhir dengan keguguran/abortus secara berturut-turut.
Abortus Habitualis
Abortus infeksius ialah abortus yang disertai infeksi pada
alat genitalia. Abortus septik ialah abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredarah darah tubuh atau peritoneum. Kejadian ini merupakan salah satu komplikasi tindakan abortus yang paling sering terjadi apalagi bila tidak diperhatikan asepsis dan antisepsinya.
Abortus infeksius, abortus septik
1. tirah baring sampai perdarahan berhenti
2. spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi atau diberi tambahan hormone progesterone dan derivatnya untuk mencegah terjadinya abortus.
Penatalaksanaan
Lindungi abdomen Jangan merokok (atau menjadi perokok pasif ) Jangan mengkonsumsi alkohol Jangan mengkonsumsi obat secara sembarangan Hindari caffein Hindari olahraga kontak atau yang beresiko tinggi cedera Jika telah didiagnosis abortus iminens, maka dianjurkan
tidak melakukan hubungan seksual sampai 2 minggu setelah perdarahan berhenti.
Pencegahan
Perdarahan Syok Kematian
Komplikasi
Tergantung tahapan abortus yang terjadi serta bagaimana
penanganannya.
Prognosis