38
4. Alat Ukur Lainya 4.1 Speedometer Speedometer adalah alat pengukur kecepatan kendaraan darat, yang merupakan perlengkapan standar setiap kendaraan yang beroperasi di jalan . Speedometer berfungsi agar pengemudi mengetahui kecepatan kendaraan yang dijalankannya dan dijadikan informasi utama untuk mengendalikan kecepatan dikawasan/jalan agar tidak terlalu lambat atau terlalu cepat, bisa mengaturwaktu perjalanan dan mengendalikan kecepatan dijalan yang kecepatannya dibatasi. Speedometer menghitung nilai kecepatan berdasarkan satuan waktu. Nilai yang umum dipakai untuk kendaraan darat adalah kilometer per jam, atau mil per jam. 4.1 Jenis-Jenis speedometer Speedometer terbagi 2 jenis yaitu speedometer digital dan analog. Speedometer digital adalah speedometer yang ukuran kecepatannya menggunakan satuan angka dengan tampilan digital, sedangkan speedometer analog adalah speedometer yang ukuran kecepatannya menggunakan jarum.

macam-macam Alat Ukur listrik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

alat listrik

Citation preview

Page 1: macam-macam Alat Ukur listrik

4. Alat Ukur Lainya

4.1 Speedometer

Speedometer adalah alat pengukur kecepatan kendaraan darat, yang

merupakan perlengkapan standar setiap kendaraan yang beroperasi di jalan.

Speedometer berfungsi agar pengemudi mengetahui kecepatan kendaraan yang

dijalankannya dan dijadikan informasi utama untuk mengendalikan kecepatan

dikawasan/jalan agar tidak terlalu lambat atau terlalu cepat, bisa

mengaturwaktu perjalanan dan mengendalikan kecepatan dijalan yang

kecepatannya dibatasi.

Speedometer menghitung nilai kecepatan berdasarkan

satuan waktu. Nilai yang umum dipakai untuk kendaraan darat

adalah kilometer per jam, atau mil per jam.

4.1 Jenis-Jenis speedometer 

Speedometer terbagi 2 jenis yaitu speedometer digital dan analog.

Speedometer digital adalah speedometer yang ukuran kecepatannya menggunakan

satuan angka dengan tampilan digital, sedangkan speedometer analog adalah

speedometer yang ukuran kecepatannya menggunakan jarum.

 speedometer analog

Page 2: macam-macam Alat Ukur listrik

speedometer digital

Speedometer Analog

Bagaimana cara kerja Speedometer Analog yaitu menggunakan prinsip

mekanisme roda bergigi dan menggunakan jarum sebagai penunjuk kecepatan.

Dapat dilihat pada indikator tertulis angka 20,40 km/jam dan seterusnya.

Keunggulan dari spidometer analog yaitu murah dari segi perawatannya. Karena

cara pembacaan pada spidometer jenis ini dengan kawat sehingga untuk suku

cadang harganya terjangkau dan mudah mencarinya setiap deler resmi , bengkel

motor dan toko-toko yang menjual perlengkapan suku cadang. Kelemahan pada

jenis spidometer analog yaitu pembacaan kecepatan  saat dijalankan angkanya

tidak terdapat pada indikator ,contohnya 41 km/jam, yang tertera pada indikator

adalah 40 km/jam. 

Speedometer Digital

Speedometer Digital ini secara garis besar pembacaanya hampir sama

dengan spidometer analog yaitu terbagi menjadi dua macam ada yang

menggunakan pulsa magnetik dan pulser pada roda (sistem gigi). Sistem kerjanya

yaitu putaran roda depan melalui sistem gir memutar kawat kopel speedo

diteruskan ke head unit. Di dalam head unit, kawat speedo memutar roda

berlubang. Pada setiap lubang melalui optokopler (optical device), akan

dihasilkan sinyal logic 1. Sinyal ini akan dihasilkan terus-menerus selama roda

Page 3: macam-macam Alat Ukur listrik

depan berputar. Sinyal logic ini diambil samplenya dan dihitung

oleh microcontrolleruntuk kemudian ditampilkan melalui LCD 7-

segmen. Mengenai ketelitian juga bisa diatur mau berapa digit di belakang koma

(mau 10 juga bisa). Tapi nanti butuh microprocessor yg bitnya besar juga.

Bukankah timer yg dipakai di MotoGP untuk menunjukkan jarak antar rider

adalah digital juga

Keunggulannya yaitu dapat membaca angka lebih detail tidak seperti pada

speedometer analog, contohnya 43 [km/jam] pada penunjuk indikator digital akan

muncul angka 43 [km/jam]. Sedangkan kelemahan dari speedometer digital

karena menggunakan pulsa magnetik apabila terkena kotoran (debu) maka

pembacaanya akan kacau maupun tidak tebaca sama sekali sehingga tidak dapat

memberikan info yang melalui pulsa ke indikator.

4.1.1 Bagian speedometer

Drive Kabel

Spedometer mekanik terhubung ke transmisi mobil, bukan roda. Mereka

melakukannya dengan kabel drive, yang merupakan kumpulan mata air kecil yang

sangat erat luka di sekitar kawat pusat (juga dikenal sebagai mandrel). Konstruksi

ini membuat kabel cukup fleksibel untuk menjadi bengkok dan berkelok-kelok

melalui tubuh mobil untuk panel instrumen. Kabel terhubung ke satu set gigi yang

melekat pada transmisi, yang membawa rotasi dari mesin ke roda. Ketika

transmisi berubah, ternyata gigi, yang mengubah kawat mandrel dalam kabel

drive. Balik ini ditransmisikan sepanjang kawat mandrel ke instrumen itu sendiri.

Magnet

Kabel Drive berjalan dari transmisi ke instrumen, di mana ia dihubungkan

dengan gigi spiral ke magnet permanen.

Speedcup

magnet dihubungkan dengan kabel drive untuk transmisi duduk dalam

sepotong logam berbentuk seperti cangkir. Bagian ini melekat pada jarum bahwa

pengemudi melihat, sehingga ketika transmisi memutar roda, gerak ditularkan

Page 4: macam-macam Alat Ukur listrik

melalui kawat drive ke magnet. Magnet yang berputar dalam cangkir menciptakan

medan magnet berputar, yang menciptakan arus listrik kecil eddy di speedcup. Ini

memberikan sebuah sedikit kecil torsi pada speedcup, mendorongnya untuk

menyerahkan (dan jarum) arah bahwa medan magnet berputar. Semakin cepat

transmisi berubah, semakin kuat medan magnet mendorong speedcup, dan jauh

jarum akan berubah.

Pegas rambut

Sebuah pegas rambut menolak kekuatan dari speedcup cukup untuk

menahan jarum nol ketika mobil tidak bergerak. Hal ini memastikan bahwa

pembacaan jarum mencerminkan kecepatan nyata mobil.

Jarum

Terhubung ke speedcup, jarum menunjukkan kecepatan mobil pada

tombol instrumen dalam kabin mobil.

Elektronik spedometer

Spedometer elektronik menggunakan disk logam dengan gigi kecil,

dipasang pada poros engkol atau transmisi dan dikelilingi oleh magnet bulat. Gigi

berputar dan menyebabkan pulsations dalam medan magnet, yang ditransmisikan

ke komputer kecil yang menghitungnya dan menerjemahkan nomor ke putaran

poros engkol dan roda, dan dengan demikian kecepatan mobil. Mereka masih

mungkin memiliki jarum dan dial, tetapi ini tidak lagi diperlukan untuk sistem

berfungsi.

4.1.2 Istilah

Ada beberapa istilah pada speedometer yaitu :

1.RPM (rotary per minute) adalah banyaknya putaran yang dilakukan dalam

satu menit.RPM digunakan sebagai satuan ukur banyaknya putaran mesin dalam

satu menit.

2. KPJ (kilo meter per jam) adalah banyaknya putaran yang dilakukan dalam

satu jam.

3.MPH (mili per hour) adalah ukuran jarak dalam satuan mili selama per jam.

4.Odometer adalah istilah yang digunakan pada suatu alat yang berfungsi untuk

mengukur jarak yg ditempuh oleh kendaraan (mobil dsb).

Page 5: macam-macam Alat Ukur listrik

5.Tripmeter adalah istilah untuk Sebuah alat pada speedometer yang dapat

digunakan untuk mengukur jarak antara titik-titik tertentu .

Gambar Odometer atau Tripmeter

6. Tachometer adalah istilah untuk Alat yang mengukur kecepatan, atau

menunjukkan perubahan kecepatan pada speedometer.

Tachometer

Page 6: macam-macam Alat Ukur listrik

7. Fluel meter adalah istilah untuk alat yang mengukur dan menampilkan jumlah

bahan bakar yang tersisa dalam kendaraan.

Flue Meter

8. oil pressure adalah istilah untuk alat pada speedometer yang menampilkan

pengukuran suhu atau tekanan oli.

Oil Presurre

Page 7: macam-macam Alat Ukur listrik

9.  Auto Gauge adalah pengukur kecepatan secara otomatis.

Auto Gauge

4.1.3. Prinsip Kerja 

Ada beberapa jenis prinsip kerja speedometer, antara lain : 

a. Mekanis, adalah perangkat pengukur kecepatan yang dihubungkan langsung

dengan roda depan ataupun transmisi dengan menggunakan suatu kabel yang ikut

berputar saat kendaraan bergerak, gerakan berputar ini kemudian diubah untuk

menggerakkan jarum kecepatan.

Speedometer mekanis menggunakan prinsip elektromagnetik dalam kerjanya.

Poros yang memutar roda terhubung ke speedometer dengan kabel panjang dan

fleksibel yang terbuat dari kawat pilin. Kabel ini agak seperti driveshaft mini: jika

salah satu ujung kabel berputar, demikian juga yang lain-meskipun kabel panjang

dan fleksibel. Di ujung atas, kabel tersambung ke bagian belakang speedometer.

Ketika berputar, ternyata sebuah magnet di dalam speedometer ikut berputar

dengan kecepatan yang sama. Magnet berputar di dalam cangkir alumunium, yang

dikenal sebagai cangkir kecepatan, yang juga bebas berputar, meskipun dibatasi

oleh kumparan kawat halus yang dikenal sebagai sebuah pegas. Namun, magnet

dan cangkir kecepatan yang tidak terhubung bersama-sama,: mereka dipisahkan

oleh udara. Gelas kecepatan melekat pada pointer yang bergerak ke atas dan ke

bawah pada dial speedometer.

Page 8: macam-macam Alat Ukur listrik

Magnet berputar menciptakan medan magnet fluktuatif di dalam cangkir

kecepatan dan, berdasarkan hukum elektromagnetisme, itu berarti arus listrik

mengalir di dalam cangkir. Akibatnya, cangkir kecepatan berubah menjadi

semacam generator listrik. Namun, tidak seperti di sebuah generator yang tepat

(jenis yang membuat listrik untuk rumah Anda dalam pembangkit listrik), arus

dalam cangkir kecepatan tidak dapat pergi kemana-mana, tidak ada yang dapat

menghantarkan daya. Jadi arus hanya berada dalam pusaran-kita menyebutnya

arus eddy untuk alasan itu. Karena mereka adalah arus listrik, dan mereka

bergerak dalam sebuah konduktor listrik di dalam medan magnet, hukum lain

elektromagnetisme mengatakan mereka akan membuat gerakan. Bagaimana? Arus

benar-benar membuat cangkir kecepatan memutar sedemikian rupa sehingga

mencoba untuk mengejar ketinggalan dengan magnet berputar. Tapi pegas

menghentikan rotasi cangkir sehingga hanya berubah sedikit sebagai gantinya,

menarik pointer untuk bergerak. Semakin cepat mobil berjalan, kabel semakin

cepat berubah, semakin cepat magnet berputar, semakin besar arus eddy yang

dihasilkannya, semakin besar gaya pada cangkir kecepatan, dan semakin mampu

pointer menunjuk dial speedometer.

b. Elektronik, adalah pengukur kecepatan yang bekerja atas dasar sensor yang

ditempatkan di poros penggerak kendaraan yang medeteksi jumlah

putaran poros untuk selanjutnya data dikirim ke speedometer dengan prinsip arus

Eddy yang menggerakkan jarum kecepatan ataupun menunjukkan kecepatan

secara digital. 

Hampir semua speedometer diproduksi sampai tahun 1980-an yang sesuai dengan

desain asli speedometer yang dipatenkan Schulze. Tapi ada kelemahan.

Speedometer mekanik seperti yang digunakan di dashboard mobil umumnya

terlalu berat dan rumit untuk digunakan pada sepeda, misalnya. Masalah lain

adalah bahwa ada banyak bagian mekanik yang keliru. Jika sebuah kabel

speedometer rusak, seluruh alat langsung menjadi sia-sia-dan dibutuhkan seorang

mekanik untuk melakukan perbaikan. Selain itu, dapat menjadi sulit untuk

membaca dial speedometer jika Anda berkendara di jalan bebas hambatan,

Page 9: macam-macam Alat Ukur listrik

terutama di malam hari: apakah Anda benar-benar ingin mengambil mata Anda

dari jalan untuk mencari tahu di mana jarum pada dial? Beberapa orang lebih

memilih untuk melihat kecepatan mereka sebagai angka sederhana pada tampilan

digital. 

Elektronik speedometer bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda. Magnet

kecil dipasang pada poros berputar drive mobil menyentuh sensor magnetik kecil

terakhir (baik Reed switch atau sensor Hall-effect) diposisikan di dekatnya. Setiap

kali magnet melewati sensor, mereka menghasilkan sebuah pulsa arus listrik

singkat. Sirkuit elektronik menghitung seberapa cepat pulsa datang dan

mengkonversinya menjadi sebuah kecepatan, lalu ditampilkan secara elektronik

pada layar LCD. Speedometer elektronik juga dapat menampilkan kecepatan

dengan pointer dan dial, sama seperti speedometer tradisional arus eddy: dalam

kasus itu, sirkuit elektronik menggerakkan motor listrik yang sangat terkendali

(disebut motor langkah) yang memutar pointer melalui sudut yang tepat. 

4.2 Osiloskop

osiloskop adalah  sebuah peralatan uji yang digunakan untuk melihat suatu

gambar sinyal listrik. Secara sederhana osiloskop dapat menunjukkan bentuk dari

suatu sinyal listrik dan  sinyal listrik ini dinamakan dengan bentuk gelombang

sinyal.

Osiloskop memiliki sebuah layar serupa dengan sebuah layar televisi dan

hanya jauh lebih kecil. Osiloskop tersebut menampilkan suatu garis yang terang

yang menunjukkan perubahan-perubahan tegangan untuk  perioda  waktu garis 

yang terletak pada layar. Contoh-contoh tipe tampilan ini terlihat pada setiap

televisi  rumah sakit yang digunakan untuk menunjukkan aktivitas denyut jantung.

Page 10: macam-macam Alat Ukur listrik

Layar osiloskop memiliki suatu garis-garis kisi horizontal dan vertical

yang diberi spasi 1 cm dan  garis kisi-kisi ini mengizinkan kepada kita untuk

melakukan pembacaan tegangan dan waktu. Garis-garis tersebut dinamakan garis-

garis graticule.

Nama lengkap dari osiloskop adalah Osiloskop Sinar Katoda (Cathode

Ray Oscilloscope) dan singkatan umumnya adalah CRO. Para teknisi sering

menyebutnya dengan perkataan “ telah melihat bentuk gelombang pada CRO”.

Istilah sinar katoda muncul dari nama  lengkap layar yang disebut Cathode Ray

Tube atau CRT. Jadi CRT adalah bagian dari CRO. Tabung gambar televisi juga

dinamakan CRT.

Alat ukur DC dan AC sejauh yang telah dipelajari bisa memberitahu

kepada kita ukuran amplitudo dari suatu tegangan akan tetapi alat ukur ini tidak

dapat menunjukkan kepada kita  seperti apa bentuknya. Seringnya ukuran

amplitudo adalah segala yang kita perlukan akan tetapi jika lebih banyak lagi

informasi yang diperlukan maka alat ukur tersebut tidak dapat menyediakannya.

Sebuah alat ukur tidak akan dapat menunjukkan kepada kita tegangan suatu sinyal

mengalami cacat atau menunjukkan kepada kita bahwa telah terjadi adanya suatu 

pulsa tegangan yang singkat.

Page 11: macam-macam Alat Ukur listrik

Sedangkan untuk para pengguna perangkat Osiloskop, disini kami akan

memberikan petunjuk dalam menggunakan perangkat tersebut :

Fungsi dari tiap-tiap bagian:

1. Position ; Untuk mengatur posisi berkas signal arah vertical untuk channel 1.

2. DC. Ball ; Untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel

1 (atau Y ), Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat variabel

diputar.

3. Input ; Terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1 juga digunakan

untuk Kalibrasi.

4. AC , GND , DC Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa

diukur melalui Posisi ini, karena signal DC akan terblokir oleh kapasitor.

Posisi GND = Terminal ini terbuka dan berkas merupakan garis nol/lived nol.

Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan masukan-masukan yang lain.

5. Volt/DIV ; Sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm (volt/div)

pada layar CRT,

ada II tingkat besaran tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div

6 Variabel ; Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1 (Y). pada

putaran maksimal Ke arah jarum jam (CAL) gunanya untuk mengkalibrasi

mengecek apakah Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT.

7 MODE (CH 1, CH 2, DUAL, ADD, SUB)

CH 1 : Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka posisi switch pada CH

1 dan berkas yang nampak pada layar hanya ada satu.

CH 2 : Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka posisi switch pada CH

2 dan berkas yang nampak pada layar hanya satu.

Page 12: macam-macam Alat Ukur listrik

DUAL : Yaitu suatu posisi switch apabila hendak mengunakan CH 1 dan CH 2

Secara bersamaan, dan pada layar pun akan tampak dua berkas.

ADD : Bentuk gelombang dari kedua channel masukan yang dapat dijumlahkan

Secara aljabar dan penjumlahannya dapat dilihat dalam bentuk satu

Gambar.

SUB : Masukan dengan polaritas terbaik pada CH 2, ditambah masukan CH 1,

Maka perbedaan secara aljabar akan tampak satu gambar pada layar. Apabila CH

1 tidak diberi signal masukan, maka bentuk gelombang Dengan polaritas terbaik

dari channel 2 akan tampak.

8. LED Pilot Lamp ; Lampu indicator untuk power masuk, apabila switch

ILLUM diputar ke on.

9. Illum ; Bila diputar berlawanan jarum jam maksimum, maka power AC akan

mati dan jika ke kanan, maka power AC akan masuk dengan ditandai LED pilot

lampu menyala.

10. Intensity ; Untuk mengatur gelap atau terangnya berkas sinar supaya enak

pada penglihatan.

Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar dan apabila diputar ke kanan akan

membuat terang

11. Focus ; Untuk memperkecil/menebalkan berkas sinar atau garis untuk

mendapatkan Gambar yang lebih jelas.

12. Astig ; Pengaturan astigmatisma adalah untuk memperoleh titik cahaya yang

lebih baik ketika menyetel FOCUS

13. EXT-TRIG : Terminal dari sinkronisasi eksternal tegangan eksternal yang

lebih dari IV peak To peak harus menggunakan switch SOURCE di set pada

posisi EXT.

14. SOURCE :

Sakelar dengan tiga posisi untuk memilih tegangan sinkronisasi.

CH 1 : Huruf akan sinkron dengan masukan gelombang dari CH 1.

Jika menggunakan CH 1 hendaklah switch source ditetapkan pada CH 1.

CH 2 : Sweep akan sinkron dengan masukan gelombang dari CH 2. apabila

Menggunakan CH 2 hendaknya switch source diletakkan pada CH 2.

Page 13: macam-macam Alat Ukur listrik

Sweep CH 1 dan CH 2 akan sikron pula pada saat menggunakan DC/AC.

EXT : Sweep akan sikron dengan masukan signal dari luar melalui

Terminal EXT + TR 16 (19).

15. Sync ; Sakelar pemisah sinkronisasi.

15. Level ; Mengontrol sync level adalah mengatur phase sync untuk menentukan

bentuk titik awal gelombang signal.

16. Pull Auto ; Dengan mencabut pemutar level sweep akan sedikit

terganggu.bentuk gelombang - tidak diam selama tidak menggunakan signal

trigger,yang nampak hanyalah garis lurus dan ini akan terjadi bila signal teriger

masuk.

17 Position ; Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar ( posisi arah

horizontal) Switch pelipat sweep dengan menarik knop ,bentuk gelombang

dilipatkan 5 Kali lipat kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya seruncing

mungkin.

18. Sweep time/ DIV ;Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari suatu priode

atau pun square trap Cm (div ) sekitar 19 tingkat besaranyang tersedia terdiri dari

0,5 s/d 0,5 second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan memutar penuh kearah

jarum jam.perpindahan Chop-ALT-TVV-TVH.secara otomatis dari

sini.Pembacaan kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan cara variabel

diputar penuh se arah jarum jam.

19. Variabel ; Digunakan untuk menyetel sweeptime pada posisi putaran

maksimum arah jarum jam. ( CAL ) tiap tingkat dari 19 posisi dalam keadaan

terkalibrasi .

20. CAL IV PP ; Yaitu terminal untuk mengkalibrasi voltage frequency chanel 1

dan chanel 2 Dimana untuk frequency 1 Khz tegangan harus 1 volt P-P.

21. AC Voltage selector ; Untuk menyetel tegangan listrik 110 Volt atau 220

Volt.

22. INT MOD ; Teminal intensitas Brightness osiloskop.

Page 14: macam-macam Alat Ukur listrik

Osiloskop berguna untuk: melihat tingkah laku tegangan gelombang secara

visual, ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar

monitor osiloskop .

1) Gelombang sinusoida

2) Gelombang blok

3) Gelombang gigi gergaji

4) Gelombang segitiga.

Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahaami tombol-

tombol yg ada pada pesawat perangkat ini,seperti telah diutarakan diatas. Secara

umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg

menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal

menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg

mengeluarkan alat itu.

Untuk mengukur: Volt dari (tiap jenis tegangan gelombang.)

Besaran gelombang frequency

Betuk gelombang frequency.

W a k t u ( time )

F a s a

Tegangan tinggi maksimum

Tegangan tinggi minimum.

Lengkung dan cacat modulasi ( audio )

Cara menghitung frequency tiap detik.

Dengan rumus sbb ; F = 1/T

F = freq

T = waktu

 

Page 15: macam-macam Alat Ukur listrik

4.3 Ohmmeter

Ohmmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran

tahanan sebuah komponen atau rangkaian atau resistor. alat ukur ini dipasang

secara pararel terhadap rangkaian/komponen yang akan diukur tahanannya

Pada umumnya para teknisi lebih sering menggunakan MULTIMETER,

karena alat ukur ini memiliki sifat multifungsional, dikarenakan dalam satu alat

ukur bisa dikunakan sebagai Voltmeter, Amperemeter, dan Ohmmeter. Dan

berikut adalah cara penggunaan multimeter untuk pengukuran tegangan

Dalam menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan kita harus

memperhatikan manual book masing masing multimeter, yang dapat diringkas

sebagai berikut :

Pasanglah probe sesuai dengan kedudukannya. Probe berwarna merah

dicolokkan pada terminal  (+), dan probe berwarna hitam dicolokkan pada

terminal com (-). Ada beberapa multimeter yang memiliki probe include

dengan multimeternya sehingga tidak perlu susah-susah memasang.

Jenis tegangan. Sebelum melakukan pengukuran kita harus mengetahui

jenis tegangan apa yang akan kita ukur, apakah tegangan AC (alternating

current) atau tegangan DC (direct current). Dengan mengetahui jenis

tegangannya kita dapat menentukan penempatan selector pada bagian AC atau

DC. Jika tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan AC arahkan selektor

pada bagian AC. Jika tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan DC maka

arahkanlah selektor pada bagian DC. Jika kita belum mengetahui jenis

tegangannya, supaya aman dalam pengukuran hendaknya arahkan selektor

pada bagian AC (karena tegangan DC sebenarnya bagian dari tegangan DC).

Page 16: macam-macam Alat Ukur listrik

Memilih selektor pada tegangan AC/DC

Besar Tegangan. Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya

kita sudah mengetahui berapa besar tegangan yang akan diukur, untuk

memudahkan penentuan Batas Ukur. Pemilihan batas ukur yang tepat

hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur (setiap multimeter

yang berbeda merk biasanya berbeda nilai batas ukurnya, sehingga kita harus

menyesuaikan).Misal : kita akan melakukan pengukuran tegangan PLN,

diketahui bahwa jenis tegangan-nya adalah AC dan besar  tegangan adalah 220

VAC, maka batas ukur yang harus dipilih (jika menggunakan multimeter di

atas) adalah 250 atau 1000. Jika kita belum mengetahui tegangan yang akan

diukur, pilihlah batas ukur yang paling tinggi.

Batas Ukur untuk mengukur tegangan PLN

Page 17: macam-macam Alat Ukur listrik

Batas Ukur jika kita belum tahu besar tegangan

Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan

hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting, dan akan

merusak multimeter.

Pembacaan jarum penunjuk harus tegak lurus. Pada saat melihat jarum

penunjuk jangan sampai bayangan jarum terlihat (untuk beberapa multimeter

biasanya disediakan cermin/kaca/mirror di antara skala), jika masih terlihat

bayangan jarum maka hasil penunjukan jarum kurang presisi (tepat).

Gunakan alas kaki yang terbuat dari bahan isolator (sandal, sepatu, keset,

gelang anti static (Anti-static Wrist Strap/Anti-static Wrist Band), sebagai

pengaman jika terjadi kejutan listrik (kesetruuum). Hindari penggunaan karpet

sebagai isolator.

Page 18: macam-macam Alat Ukur listrik

Rumus :

dimana :

VAC = Tegangan

BU    = Batas Ukur

SM   = Skala maksimum yang dipakai

JP    = Jarum Penunjuk

4.3.1 MENGUKUR TEGANGAN AC

Kita akan melakukan pengukuran tegangan PLN, diketahui tegangan PLN

secara teori adalah 220VAC, maka langkah kerja-nya adalah

1. Masukkan probe merah pada terminal  (+), dan probe hitam pada terminal com

(-).

Mencolokkan probe sesuai dengan tempatnya

2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah

220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250

atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan

diukur). Untuk pembahasan kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur

250

Page 19: macam-macam Alat Ukur listrik

3. Karena ini pengukuran AC, maka posisi penempatan probe bisa bolak-balik.

4. Colokkan kedua probe multimeter masing-masing pada lubang PLN (karena

yang diukur tegangan AC, tidak usah kuatir kalau terbalik).

Mengukur VAC PLN dengan BU = 250

5. Baca dan Perhatikan hasil penunjukan jarum penunjuk.

Page 20: macam-macam Alat Ukur listrik

4.3.2 Cara Membaca Jarum Penunjuk

Pilihlah SM (Skala Maksimum) yang akan digunakan, pada gambar multimeter di

bawah ini ada 3 pilihan SM (Skala Maksimum) yaitu : 10, 50, 250

Jika kita memilih SM (Skala Maksimum) = 250, maka skala yang dipakai adalah :

Sekarang tinggal membaca jarum penunjuk. Dari gambar di atas mari kita cuplik

pada bagian jarum penunjuk, seperti digambarkan di bawah ini :

Dari gambar di atas diketahui bahwa diantara 200-250 terdapat 10 strip, sehingga

besar setiap strip (kita anggap simbol bobot setiap strip = S):

Page 21: macam-macam Alat Ukur listrik

Karena bobot setiap strip = 5 maka dari cuplikan jarum penunjukan di atas dapat

digambarkan kembali :

Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa JP (Jarum Penunjukan) =220.

Sekarang kita tinggal memasukkan dalam rumus.

4.4 Wattmeter

4.4.1 Pengertian Wattmeter

Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata yang pembacaan

nya dalam satuan Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada

beban beban yang sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan

beberapa kondisi beban seperti : beban dc, beban AC satu phase serta beban AC

tiga phase.

Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua

kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu : daya listrik DC dan daya

listrik AC.

Page 22: macam-macam Alat Ukur listrik

Daya listrik DC dirumuskan sebagai :

P = V . I

dimana : P = daya (Watt)

V = tegangan (Volt)

I = arus (Amper)

Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan daya untuk tiga

phase, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut : Pada sistem satu phase:

P = V.I. cos f

dimana : V = tegangan kerja (Volt)

I = Arus yang mengalir ke beban (Amper)

cos f = faktor daya

Pada sistem tiga phase :

P = 3 V.I. cos f

dimana : V = tegangan phase netral (volt)

I = arus yang mengalir kebeban (Amper)

cos f = faktor daya atau P = v3 V.I. cos f

dimana: V = tegangan antar phase (Volt)

I = arus yang mengalir ke beban (Amper) ; cos f = faktor daya

Kontruksi Wattmeter

Gambar dibawah ini memperlihatkan konstruksi Wattmeter.

Gambar 1: Konstruksi wattmeter

Keterangan gambar:

Page 23: macam-macam Alat Ukur listrik

I* = arus masuk

I = arus keluar

L1 = phase R

L2 = phase S

L3 = phase T

3~ = penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase

~ = penggunaan wattmeter untuk 1 phase / untuk DC

A = skala arus

V = skala tegangan

Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut :

P = U x I x C

Dimana :

U = pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter

I = pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)

C = faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter.

Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas adalah sebagai berikut :

Dengan melihat tabel yang terlihat pada peralatan.

4.4.2 Cara Penggunaan

Page 24: macam-macam Alat Ukur listrik

Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur Wattmeter.

Didalam instrument ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan

kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut

berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan. Adapun hubungan dalam

wattmeter dapat kita lihat pada gambar 2. Pada pengukuran daya listrik DC

dengan menggunakan wattmeter 4 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu

terminal I*, I, L1 dan L2. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada

tabel yang tersedia di atas (Tabel 1)

Sebagai contoh : pada pengukuran beban 1 phase switch arus (I) pada

posisi angka 5 selanjutnya switchtegangan (V) pada posisi 100 maka C = 1 (sesuai

tabel di atas), selanjutnya apabila jarum menunjukan angka 40 maka pembacaan

daya dirumuskan sebagai berikut :

P = U.I.C

P =40. 5. 5

P = 1000 [watt]

Page 25: macam-macam Alat Ukur listrik

Rumusan daya sistem DC tidak terdapat Cos f dikarenakan sudut yang

dibentuk antara tegangan dan arus (f ) sama dengan nol artinya tegangan dan arus

arahnya berimpit sehingga :

P = V . I. cos f

P = V. I. 1

P = V.I

PENGUKURAN DAYA ARUS BOLAK-BALIK SATU PHASE

Pengukuran daya arus bolak-balik satu fase pada jaringan dengan menggunakan

wattmeter, seperti terlihat pada gambar 3 berikut.

Dalam gambar 3 dapat dilihat bahwa dalam menghubungkan ke beban dan

saluran supply daya listrik wattmeter untuk pengukuran daya satu phase ada

kesamaan dengan pengukuran daya DC, terminal input output pada Wattmeter

mempunyai kesamaan dengan saat mengukur daya DC.

Pembacaan dilaksanakan dengan mengacu pada tabel yang tersedia pada

Wattmeter (Tabel 1)

Page 26: macam-macam Alat Ukur listrik

Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik satu phase dilaksana

kan dengan menggunakan 4 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu terminal I*, I,

L1 dan L2. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang

tersedia di atas (Tabel 1).

Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut adalah sebagai berikut.

Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada 5 A sedangkan V pada

200 [V] maka C = 10 misalkan pembacaan pada meter ukur di atas menunjuk

pada

angka 60 maka dapat diperoleh :

P =U.I.C

P = 60 . 5 . 10

P = 3000 [Watt]

Rumusan daya sistem AC satu phase terdapat Cos f . Karena pada sistem

catu daya satu phase terdapat frekwensi, hal ini mengakibatkan timbulnya beban

reaktif sehingga beban merupakan nilai yang komplek. Akibat beban yang bernilai

komplek maka arus (I) yang mengalir akan mempunyai perbedaan sudut phase

dengan tegangan supply sudut yang dibentuk sama dengan f . Adapun adanya Cos

f dimaksudkan bahwa daya tersebut merupakan daya yang riil (nyata).

PENGUKURAN DAYA ARUS BOLAK BALIK TIGA PHASE

Untuk mengukur daya pada jaringan tiga fase dapat dilakukan yang akan

diuraikan sebagai berikut :

Page 27: macam-macam Alat Ukur listrik

Pengukuran seperti gambar 4 diatas dilakukan untuk jaringan tiga fase

beban simetri, daya masing-masing fase sama besar P1 = P2 = P3 Besar daya

yang diserap beban tiga fase pada gambar 4, dirumuskan sebagai P = U . I . C.

Dalam pembacaannya menggunakan tabel yang tersedia pada Wattmeter (Tabel

1).

Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik tiga phase di

laksanakan dengan menggunakan 5 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu

terminal I*, I, L1, L2, dan L3.

Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia di atas.

Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas (Tabel 1). Dengan melihat

pada tabel yang tersedia dimana A pada 5 [A] sedangkan [V] pada 500 [V] maka

C = 20 misalkan pembacaan pada meter ukur di atas menunjuk pada angka 60

maka dapat diperoleh :

P =U.I.C

P = 60 . 5 . 20

P = 6000 [Watt]

Rumusan daya sistem AC tiga phase terdapat dua rumusan:

rumusan pertama P = 3 . V . I .cos f

rumusan kedua P = v3 V . I . cos f

Kedua rumusan tersebut akan menghasilkan nilai yang sama tegangan (V)

pada rumusan pertama merupakan tegangan phase – netral, sedangkan pada

rumusan kedua tegangan (V) merupakan tegangan phase – phase, dimana

tegangan phase – phase = v3 tegangan phase – netral