48
Modul 2 Peran dan Fungsi Bidan di Komunitas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Kebidanan

M o d u l 2eprints.poltekkesjogja.ac.id/5048/1/39_Asuhan Kebidanan...5 Modul 2 Kebidanan Komunitas 6) Setelah selesai mempelajari, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal-soal

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • M o d u l 2P e r a n d a n F u n g s iB i d a n d iK o m u n i t a s

    K e m e n t e r i a n K e s e h a t a n R e p u b l i k I n d o n e s i aP o l t e k k e s K e m e n k e s Y o g y a k a r t a J u r u s a n K e b i d a n a n

  • 3 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    DAFTAR PUSTAKA

    HALAMAN JUDUL …………………........................… 1 PENGESAHAN …………………………………………. 2 DAFTAR ISI …………………..................................… 3 PENDAHULUAN ……………...................................… 4 Kegiatan Belajar 1

    A. Kesehatan ..……………………………..………… 6

    B. Pembangunan Kesehatan Indonesia ……..… 7

    C. Rangkuman .……………………………………… 19 D. Penugasan …………………………………….. 20 Kegiatan Belajar 2

    A. Pendekatan Edukatif ..………..……………… 21 B. Komunikasi yang baik .………………..…….... 23 C. Pemberdayaan Masyarakat ...………..……... 26 D. Rangkuman …………………………………… 30 Kegiatan Belajar 3

    A. Peran dan fungsi Bidan dalam Asuhan Kebidanan ……………………………………

    31

    B. Peran dan fungsi berdasarkan kompetensi .. 35 C. Tanggung jawab bidan di Komunitas ……… 37 D. Fungsi Bidan di Komunitas ………………….. 37 E. Kegiatan Bidan di Komunitas ……………….. 38 F. Bidan Praktik swasta ………………………… 41 G. Rangkuman ………………………………….. 46 DAFTAR PUSTAKA …………………….…………

    48

  • 4 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    PENDAHULUAN

    Modul ini disusun sebagai bahan mata kuliah Asuhan

    Kebidanan Komunitas Konsep Kebidanan yang merupakan mata

    kuliah dasar yang merupakan salah satu unsur penunjang yang

    sangat penting bagi seorang bidan dalam menjalankan praktik

    profesinya.

    PETUNJUK BELAJAR

    Modul ini disusun sedimikian rupa agar Anda dapat

    mempelajarinya secara mandiri, kami yakin Anda akan berhasil

    jika Anda mau mempelajarinya secara serius dan benar. Oleh

    karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut:

    1) Baca baik-baik dan pahami tujuan yang ingin dicapai dalam

    mempelajari modul ini.

    2) Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan

    mempraktikan materi yang tertuang dalam modul ini.

    3) Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada. Jika

    ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta

    untuk mempraktikkannya.

    4) Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya

    240 menit.

    5) Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk

    mempelajari buku-buku lain, koran, majalah.

  • 5 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    6) Setelah selesai mempelajari, Anda diminta untuk

    mengerjakan tugas maupun soal-soal yang ada di dalamnya.

    7) Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-

    temanmu, jika masih juga mengalami kesulitan, silahkan

    hubungi dosen Mata Kuliah ini.

    8) Setelah semua isi modul dipelajari, dan semua tugas sudah

    Anda kerjakan dengan benar, tanyakan pada diri Anda

    sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai

    dengan tujuan yang diharapkan.

    Rekan mahasiswa selamat belajar, jangan lupa memohon

    pertolongan kepada Allah SWT agar Anda dimudahkan dalam

    mempelajari modul ini, sehingga dapat berhasil dengan baik.

  • 6 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Kegiatan Belajar 1: Pembangunan

    Kesehatan

    A. Kesehatan

    Definisi kesehatan menurut World Health

    Organization (WHO) yang mencantumkan definisi

    kesehatan pada halaman web-nya bahwa kesehatan

    adalah sebuah kondisi kesejahteraan fisik, mental serta

    sosial dan bukan sekedar bebas penyakit serta

    kelemahan fisik. Ada empat aspek dalam kesehatan

    yaitu fisik, mental, sosial dan ekonomi. Hal ini berarti

    bahwa kesehatan seseorang merupakan inti dari

    kesejahteraan hidup manusia yang akan berhubungan

    erat dengan pembangunan ekonomi sebuah bangsa.

    Setelah membaca bab ini, Anda di harapkan mampu:

    1. Mengerti Pengertian kesehatan

    2. Mengerti Pembangunan kesehatan Indonesia

  • 7 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    B. Pembangunan Kesehatan Indonesia

    Pembangunan secara umum diartikan

    sebagai upaya multidimensi untuk mencapai kualitas

    hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Sedangkan

    pembangunan kesehatan dimaknakan sebagai proses

    yang terus menerus dan progresif untuk meningkatkan

    derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu

    pembangungan kesehatan tidak bisa dilepaskan dari

    pembangunan ekonomi, pembangunan pendidikan dan

    bidang lainnya.

    Pembangunan kesehatan menurut WHO yang

    merujuk pada kebijakan sistem kesehatan adalah

    semua aktivitas yang tujuan utama-nya adalah

    meningkatkanm mengembalikan atau menjaga

    kesehatan. Masih banyaknya masalah kesehatan di

    sebuah negara mengisyaratkan bahwa pembangunan

    kesehatan di negara tersebut belum terlaksana dengan

    baik. Menurut WHO ada lima indikator kinerja untuk

    mengukur sistem kesehatan di sebuah negara, yaitu

    meliputi:

    1) Tingkat kesehatan keseluruhan masyarakat

    2) Ketikpangan kesehatan dalam masyarakat

  • 8 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    3) Tingkat tanggapan sistem kesehatan

    4) Distribusi tingkat tanggapan dalam populasi

    (seberapa baik masyarakat dari berbagai status

    ekonomi dilayani oleh sistem kesehatan)

    5) Distribusi atau keadilan, beban finansial sistem

    kesehatan di masyarakat.

    Dari tahun ke tahun dicanangkan beberapa

    program atau upaya kesehatan yang diharapkan

    mampu menjadi target derajat kesehatan sebuah

    masyarakat pada suatu negara, tidak lain dengan

    Indonesia. Pembangunan kesehatan pernah dijadikan

    suatu program pembangunan nasional, yang pada

    waktu itu target yang diharapkan akan terjadi pada

    tahun 2010 yaitu dengan adanya pembangunan

    kesehatan yang bertajuk Indonesia Sehat 2010. Dalam

    Indonesia Sehat 2010 indikator derajat kesehatan

    masyarakat adalah

    1) Angka kematian (mortalitas)

    Indikator derajat kesehatan adalah Angka kematian

    Ibu (AKI), Angka kematian Bayi (AKB) dan Angka

    kematian Anak (AKA)

    2) Angka kesakitan (morbiditas)

  • 9 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    3) Status gizi

    Permasalahan gizi makro di Indonesia adalah

    Kekurangan Energi Protein (KEP) dan permasalahan

    gizi mikro meliputi kekurangan vitamin A (KVA),

    Anemia defisiensi besi, dan Gangguan Akibat

    Kekurangan Yodium (GAKY).

    4) Proyeksi dan penyebaran penduduk

    5) Indeks pembangunan manusia (Human

    Development Index) yang meliputi Usia harapan

    Hidup (UHH), tingkat pendidikan, dan kemampuan

    ekonomi.

    Program upaya kesehatan pada tahun

    selanjutnya mengacu pada visi misi Indonesia Sehat

    tahun 2015. Visi Rencana Strategis yang ingin dicapai

    Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat yang

    Mandiri dan Berkeadilan“. Visi ini dituangkan menjadi 4

    misi yaitu:

    1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui

    pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan

    masyarakat madani.

  • 10 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin

    tersedianya upaya kesehatan yang paripurna,

    merata, bermutu dan berkeadilan.

    3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan

    sumberdaya kesehatan.

    4) Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.

    Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6

    Rencana Strategi Tahun 2010 – 2015, yaitu:

    1) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta

    dan masyarakat madani dalam pembangunan

    kesehatan melalui kerjasama nasional dan global.

    2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,

    bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti,:

    dengan pengutamaan pada upaya promotif dan

    preventif.

    3) Meningkatkan pembiayaan pembangunan

    kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan

    sosial kesehatan nasional.

    4) Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan

    SDM kesehatan yang merata dan bermutu.

    5) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan

    keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta

  • 11 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan

    mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.

    6) Meningkatkan manajemen kesehatan yang

    akuntabel, transparan, berdayaguna dan

    berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi

    kesehatan yang bertanggung jawab.

    Pembangunan kesehatan juga mengacu pada

    Millennium Development Goals atau disingkat MDGs.

    Tujuan Pembangunan Milenium atau adalah

    Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara

    dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-

    bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September

    2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada

    tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan

    rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015.

    Target ini merupakan tantangan utama dalam

    pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam

    Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara

    serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan

    kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi

    (KTT) Milenium di New York pada bulan September

    2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri

    http://id.wikipedia.org/wiki/New_York

  • 12 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan

    menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi

    komitmen negara masing-masing dan komunitas

    internasional untuk mencapai 8 buah tujuan

    pembangunan dalam Milenium ini (MDGs), sebagai satu

    paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan

    pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi

    ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia

    untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang

    menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak

    untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya,

    mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat

    pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3

    , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang

    tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:MDG.jpg&filetimestamp=20091008124502http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:MDG.jpg&filetimestamp=20091008124502

  • 13 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Gambar: Tujuan Pembangunan Milenium dalam lambang

    Beberapa hal yang disepakati pada Deklarasi

    Millennium PBB yang ditandatangani pada September

    2000 menyetujui agar semua negara:

    1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

    a. Pendapatan populasi dunia sehari $10000.

    b. Menurunkan angka kemiskinan.

    2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua

    a. Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan

    dasar.

    b. Mendorong kesetaraan gender dan

    pemberdayaan perempuan

    Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan

    dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar

    dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan

    untuk semua tingkatan pada tahun 2015.

    3. Menurunkan angka kematian anak

    Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga

    tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.

    4. Meningkatkan kesehatan ibu

    Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga

    rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diskriminasi_gender&action=edit&redlink=1

  • 14 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    5. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit

    menular lainnya

    Target untuk 2015 adalah menghentikan dan

    memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria

    dan penyakit berat lainnya.

    6. Memastikan kelestarian lingkungan hidup

    1. Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan

    yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap

    negara dan program serta mengurangi hilangnya

    sumber daya lingkungan.

    2. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan

    mengurangi setengah dari jumlah orang yang

    tidak memiliki akses air minum yang sehat.

    3. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat

    mencapai pengembangan yang signifikan dalam

    kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang

    tinggal di daerah kumuh.

    7. Mengembangkan kemitraan global untuk

    pembangunan

    a. Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan

    terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan

    aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi.

    http://id.wikipedia.org/wiki/HIVhttp://id.wikipedia.org/wiki/AIDShttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaria

  • 15 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Termasuk komitmen terhadap pemerintahan

    yang baik, pembangungan dan pengurangan

    tingkat kemiskinan secara nasional dan

    internasional.

    b. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-

    negara kurang berkembang, dan kebutuhan

    khusus dari negara-negara terpencil dan

    kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk

    pembebasan tarif dan kuota untuk ekspor

    mereka; meningkatkan pembebasan hutang

    untuk negara miskin yang berhutang besar;

    pembatalan hutang bilateral resmi; dan

    menambah bantuan pembangunan resmi untuk

    negara yang berkomitmen untuk mengurangi

    kemiskinan.

    c. Secara komprehensif mengusahakan

    persetujuan mengenai masalah utang negara-

    negara berkembang.

    d. Menghadapi secara komprehensif dengan

    negara berkembang dengan masalah hutang

    melalui pertimbangan nasional dan internasional

  • 16 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung

    dalam jangka panjang.

    e. Mengembangkan usaha produktif yang layak

    dijalankan untuk kaum muda.

    f. Dalam kerja sama dengan pihak

    "pharmaceutical", menyediakan akses obat

    penting yang terjangkau dalam negara

    berkembang

    g. Dalam kerjasama dengan pihak swasta,

    membangun adanya penyerapan keuntungan

    dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi

    informasi dan komunikasi.

    Selanjutnya setiap negara yang berkomitmen

    dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat

    laporan MDGs. Adapun untuk Pemerintah Indonesia

    melaksanakannya dibawah koordinasi Badan

    Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

    dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah

    menyelesaikan laporan MDGs pertamanya yang ditulis

    dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan

    ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa

    http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_berkembanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Negara_berkembanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

  • 17 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan

    tersebut. Tujuan Tujuan Pembangunan Milenium ini

    menjabarkan upaya awal pemerintah untuk

    menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang

    terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur,

    dan menganalisis kemajuan seiring dengan upaya

    menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi

    kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau

    kembali kebijakan-kebijakan dan program-program

    pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-

    tujuan ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah

    orang dengan pendapatan dibawah upah minimum

    regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini

    menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk

    mencapai tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas

    provinsi tidak seimbang.

    MDGs menjadi referensi penting

    pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap

    perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga

    pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala,

    namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai

  • 18 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta

    kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat

    madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian

    MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk

    perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa

    depan.

    Pembangunan kesehatan adalah pekerjaan

    berat bagi bidan sebagai ujung tombak dalam bidang

    pembangunan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan

    anak. Perlu kerja keras dan selalu mendukung dan

    menjalankan program yang telah ditetapkan dengan

    semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.

    Pembangunan kesehatan akan sangat

    dinamis. Setelah MDGs akan diterbitkan pedoman-

    pedoman dalam pembangunan di masa yang akan

    datang seperti Sustainable Development Goals atau

    SDGs.

  • 19 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    RANGKUMAN KB 1

    RANGKUMAN KB 2

    Pembangunan secara umum diartikan

    sebagai upaya multidimensi untuk mencapai

    kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik.

    Sedangkan pembangunan kesehatan dimaknakan

    sebagai proses yang terus menerus dan progresif

    untuk meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat. Oleh karena itu pembangungan

    kesehatan tidak bisa dilepaskan dari

    pembangunan ekonomi, pembangunan pendidikan

    dan bidang lainnya.

    Pembangunan kesehatan menurut

    WHO yang merujuk pada kebijakan sistem

    kesehatan adalah semua aktivitas yang tujuan

    utama-nya adalah meningkatkan mengembalikan

    atau menjaga kesehatan. Beberapa dasar

    pembangunan kesehatan selalu mengikuti

    pergeseran waktu dan kebutuhan masyarakat itu

    sendiri.

  • 20 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    PENUGASAN

    Bagaimana, apakah Anda telah memahami mengenai

    materi yang ada pada modul ini? Untuk menambah

    pemahaman Anda tentang materi pada modul 1 ini maka

    buatlah 1 kelompok yang terdiri dari 4-5 mahasiswa dan

    carilah contoh 3 (tiga) Negara lalu analisislah

    perkembangan pelayanan kebidanan komunitas dan

    bandingkanlah dengan Indonesia. Tugas dikumpulkan

    melalui email [email protected] paling lambat 1

    minggu setelah hari ini. Selamat belajar…

    mailto:[email protected]

  • 21 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Kegiatan Belajar 2: Strategi Pelayanan

    kebidanan di komunitas

    Kesehatan terwujud tentu karena adanya beberapa

    faktor yang membentuk. Hal tersebut dapat berasal dari diri

    individu (faktor internal) sendiri maupun dari faktor luar diri

    individu tersebut (faktor eksternal). Oleh karena itu dalam asuhan

    kebidanan komunitas diperlukan beberapa telaah dalam

    menyusun strategi mengingat bahwa seorang klien dalam

    asuhan kebidanan merupakan bagian dari masyarakat dan

    tentunya dalam bertindak tanduk sangat dipengaruhi oleh

    masyarakat disekitarnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan

    sebagai strategi dalam pemberian asuhan di masyarakat adalah

    sebagai berikut:

    A. Pendekatan edukatif

    Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam rangka

    membangun masyarakat desa adalah pendekatan yang kita

    Setelah membaca bab ini, Anda di harapkan mampu:

    Mengerti dan menerapkan strategi pelayanan di

    kebidanan komunitas

  • 22 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    gunakan. Jika kemandirian masyarakat desa dalam bidang

    kesehatan yang diharapkan atau dengan kata lain

    diharapkan terciptanya masyarakat yang sadar dan melek

    kesehatan, maka jelas pendekatan yang diterapkan haruslah

    berupa pendekatan edukatif. Hal ini dimaksudkan agar

    masyarakat pada akhirnya mampu menyadari apa yang ada

    dalam tubuhnya, bagaimana cara memelihara, menghindari

    atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan dan

    apabila mereka membutuhkan pertolongan kesehatan maka

    mereka tahu kemana harus mencari pengobatan yang

    sesuai dan tidak memilih pengobatan yang justru

    membahayakan. Pendekatan edukatif dapat diberikan

    dengan banyak cara baik pendidikan kesehatan, konseling

    maupun bentuk informasi dan edukasi lain yang bermaksud

    meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien.

    Upaya agar masyarakat dapat berperilaku dengan

    membudayakan kesehatan maka pendekatan yang

    digunakan adalah pendekatan persuasi, bujukan, imbauan,

    ajakan, memberi informasi, memberi kesadaran melalui

    yang disosialisasikan secara langsung pada acara-acara

    kemasyarakatan atau melalui pemuka agama, pemuka

    masyarakat maupun pemerintah melalui instansi terkaitnya.

    Harapan dari pendekatan yang berupa pendekatan edukatif

    ini maka masyarakat secara sadar tanpa paksaan dapat

  • 23 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    berperilaku meningkatkan dan menjaga kesehatan dengan

    baik. Sehingga harapannya dapat menurunkan masalah-

    masalah kesehatan yang masih umum terjadi di masyarakat.

    Dalam pelayanan kebidanan, pendekatan

    edukatif ini memerlukan kesabaran dan ketangguhan dari

    para petugas (penggerak), karena mereka harus mengawal

    proses secara berkelanjutan hingga tercapainya kemandirian

    masyarakat. Di jajaran kesehatan, penggerak awal adalah

    para petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah

    Sakit, serta Puskesmas dan jaringannya.

    Demikian juga yang tidak kalah pentingnya

    adalah motivasi para kader yang erat kaitannya dengan

    keberlangsungan Desa Siaga. Upaya memotivasi kader

    hendaknya dikembangkan secara rasional atas dasar

    pertimbangan guna memenuhi kebutuhan para kader.

    Betapapun kader adalah juga manusia, yang memiliki

    kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Banyak kader yang

    masih disibukkan oleh upaya memenuhi kebutuhan dasarnya

    berupa pangan, sandang, dan papan, walaupun tidak sedikit

    juga yang sudah mulai berorientasi kepada kebutuhan-

    kebutuhan sosial dan psikologis. Kader yang mampu

    berperilaku hidup sehat tentunya dapat menjadi role model di

    masyarakat dan secara tidak langsung merupakan bentuk

  • 24 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    dari pendekatan edukatif dengan menghadirkan contoh nyata

    yang dapat dilihat dan diteladani bersama.

    B. Komunikasi yang baik

    Strategi dalam pelayanan kebidanan komunitas

    tidak dapat dilepaskan dengan proses komunikasi. Baik

    komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa.

    Komunikasi kesehatan merupakan sebuah upaya yang

    dilakukan dengan maksud memberikan pengaruh secara

    positif mengenai perilaku kesehatan yang pada akhirnya

    diharapkan mampu menginisiasi masyarakat dalam proses

    perubahan perilaku kesehatan dari perilaku yang maladaptif

    menjadi perilaku yang adaptif dan berorientasi pada hidup

    sehat.

    Komunikasi yang nyata adalah sikap,

    komunikasi tersebut melibatkan lebih banyak proses

    mendengarkan dari pada proses berbicara, merupakan suatu

    proses interaksi yang tetap yang ditujukan untuk suatu

    kesepakatan. Komunikasi yang baik akan membentuk

    pengetahuan dan tanggung jawab orang – orang yang terlibat

    didalamnya. Sebaliknya jika keadaan komunikasi adalah

    banyak rahasia, tidak tahu apa-apa, menerima sadikit

    komunikasi akan membuat mereka merasa ditinggalkan,

  • 25 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    lemah dan tersingkir, yang akan menyulut suasana ketidak

    percayaan antara komunikator dan komunikan.

    Komunikasi di dalam masyarakat seharusnya

    bentuknya terbuka, dua arah dan sering dilakukan. Harus ada

    bukti yang dapat dilihat tentang adanya proses

    mendengarkan yang baik, mekanisme umpan balik, informasi

    dan diskusi tetap tentang bagaimana organisasi tersebut

    melakukan semuanya.

    Komunikasi yang baik dapat menunjukkan rasa

    hormat kepada orang lain dan meperlihatkan bahwa

    pandangan dan opini mereka dihargai. Selanjutnya hal ini

    dapat membuat masyarakat mau mengambil keputusan

    sendiri dan mengusulkan ide-idenya. Beberapa hal yang

    perlu diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi

    interpersonal kepada masyarakat adalah sebagai berikut:

    1. Jangan terlalu banyak bicara (banyak orang

    melakukannya), cobalah untuk tidak menyela.

    2. Jangan meneruskan kalimat mereka atau mengantisipasi

    apa yang sedang mereka ucapkan.

    3. Tanyakan apabila Anda merasa kurang jelas.

    4. Lebih baik membicarakan sesuatu dengan cara bertatap

    muka, daripada berkomunikasi secara tertulis.

    Adapun komunikasi massa dapat menggunakan

    media massa dalam rangka menyampaikan pesan-pesan

  • 26 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    maupun informasi kepada masyarakat luas. Media

    penyampaian pesan dapat melalui televisi, radio, media

    elektronik, media cetak, organisasi kemasyarakatan,

    organisasi keagamaan, bahkan melalui seni-seni tradisional

    yang didalamnya berisikan pesan-pesan kesehatan dan

    diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat, khususnya dalam kebidanan adalah kesehatan

    ibu dan anak.

    C. Pemberdayaan masyarakat

    Pemberdayaan masyarakat atau empowerment

    merupakan proses menumbuhkan kesadaran, kemauan dan

    kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,

    memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan

    mereka sendiri (Notoadmodjo, 2010). Dalam hal ini

    kesejahteraan adalah upaya dalam memelihara dan

    meningkatkan derajat kesehatan.

    Upaya mewujudkan tanggung jawab dan hak-

    hak di bidang kesehatan terpenuhi oleh dirinya sendiri

    maupun masyarakat sendiri. Pada akhirnnya pemberdayaan

    ini adalah setiap individu dan masyarakat mampu mandiri

    dalam melindungi dan memelihara kesehatan mereka sendiri.

  • 27 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Kemampuan masyarakat dalam bidan

    kesehatan yang dimaksudkan mandiri atau berdikari dalam

    masalah kesehatan yaitu:

    1) Mampu mengenali masalah kesehatan yang mengancam

    diri, keluarga atau masyarakat sekitar beserta penyebab

    dari masalah-masalah tersebut.

    2) Setelah mengenali masalah yang mengancam dan

    penyebabnya maka mereka diharapkan mampu

    mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut secara

    mandiri. Mandiri juga diartikan dapat bekerjasama dengan

    pihak-pihak terkait yang mampu membantu masalah

    kesehatan yang dihadapi tersebut.

    3) Derajat pemberdayaan selanjutnya adalah mampunya

    individu dan masyarakat dalam memelihara dan

    melindungi diri dari ancaman kesehatan yang ada.

    Dengan kata lain individu dan masyarakat ini mampu

    mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan

    kesehatan mereka.

    4) Tahapan pemberdayaan terakhir adalah adanya

    kemampuan meningkatkan derajat kesehatan dengan

    melakukan upaya promotif .

    Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma

    pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada

    semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya

  • 28 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    yakni mulai dari aspek intelektual (Sumber Daya Manusia),

    aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial.

    Pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian akses

    bagi masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dalam

    memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat bagi

    peningkatan kehidupan ekonomi, sosial dan politik dan

    kesehatan. Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat amat

    penting untuk mengatasi ketidakmampuan masyarakat yang

    disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya

    pengetahuan dan keterampilan, adanya kondisi kemiskinan

    yang dialami sebagian masyarakat, dan adanya keengganan

    untuk membagi wewenang dan sumber daya yang berada

    pada pemerintah kepada masyarakat

    Potensi masyarakat untuk mengembangkan

    kelembagaan keswadayaan ternyata telah meningkat akibat

    kemajuan sosial ekonomi masyarakat. Pada masa depan

    perlu dikembangkan lebih lanjut potensi keswadayaan

    masyarakat, terutama keterlibatan masyarakat pada berbagai

    kegiatan yang dapat meningkatkan ketahanan sosial, dan

    kepedulian mayarakat luas dalam memcahkan masalah

    kemasyarakatan. Selain mengembangkan potensi yang ada

    juga mengembangkan gotong royong dalam masyarakat,

    menggali kontribusi masyarakat, menjalin kemitraan.

  • 29 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Keberdayaan masyarakat dicirikan dengan

    timbulnya kesadaran bahwa, meraka paham akan haknya

    atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta sanggup

    menjalankan kewajiban dan tanggung jawab untuk

    tercapainya kualitas lingkungan hidup yang dituntutnya.

    Kemudian, berdaya yaitu mampu melakukan tuntutan

    mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat. Selanjutnya,

    mandiri dalam kemampuan berkehendakmenjalankan inisiatif

    lokal untuk menghadapi masalah lingkungan di sekitarnya.

    Pemberdayaan itupun tidak dilakukan secara

    serta-merta, melainkan secara berjenjang. Para petugas

    kesehatan dan petugas lintas sektor terkait memberdayakan

    pemuka-pemuka masyarakat, yang disusul dengan gerakan

    para pemuka masyarakat untuk memberdayakan unsur-unsur

    masyarakat dalam hal ini kader sebagai ujung tombak

    pemberdayan dan akhirnya para kader bergerak

    memberdayakan seluruh masyarakat.

  • 30 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    RANGKUMAN KB 2

    Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam rangka

    membangun masyarakat desa adalah pendekatan yang kita

    gunakan. Jika kemandirian masyarakat desa yang diharapkan,

    maka jelas pendekatan yang diterapkan haruslah berupa

    pendekatan edukatif.

    Pendekatan edukatif memerlukan kesabaran dan

    ketangguhan dari para petugas (penggerak), karena mereka

    harus mengawal proses secara berkelanjutan hingga tercapainya

    kemandirian masyarakat. Di jajaran kesehatan, penggerak awal

    adalah para petugas di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

    Rumah Sakit, serta Puskesmas dan jaringannya.

    Bidan juga harus dapat berkomunikasi yang baik yaitu

    dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan

    meperlihatkan bahwa pandangan dan opini mereka dihargai.

    Keberhasilan bidan di masyarakat juga ditentukan oleh

    peran serta masyarakat, oleh karena itu bidan senantiasa

    mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat demi tercapainya

    derajat kesehatan yang diharapkan bersama.

  • 31 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Kegiatan Belajar 3: Peran Fungsi Bidan

    di Komunitas

    A. Peran dan Fungsi Bidan dalam Asuhan Kebidanan

    Komunitas

    Bidan di masyarakat adalah sesuai dengan peran dan

    fungsinya sebagai pelaksana, mempunyai kategori sebagai

    berikut :

    1. Sesuai dengan peran mandiri

    1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap

    asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian status

    kesehatan baik individu maupun masyarakat

    2) Menentukan diagnosis

    3) Menyusun rencana tindakan

    4) Melaksanakan tindakan sesuai rencana

    5) Mengevaluasi tindakan

    Setelah membaca bab ini, Anda di harapkan mampu:

    Mengerti peran fungsi dan tanggung jawab bidan di

    komunitas.

  • 32 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    6) Rencana tindak lanjut

    7) Membuat cacatan dalam laporan kegiatan/ tindakan.

    2. Memberi layanan dasar pada remaja

    b. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan remaja dan

    wanita pranikah baik individu maupun di masyarakat

    c. Menentukan diagnosis

    d. Menyusun rencana tindakan

    e. Melaksanakan tindakan sesuai rencana

    f. Mengevaluasi tindakan

    g. Rencana tindak lanjut

    h. Membuat cacatan dalam laporan kegiatan/ tindakan

    3. Memberikan asuhan kebidanan pada klien selama

    kehamilan normal di masyarakat

    a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan ibu hamil

    baik individu maupun di masyarakat

    b. Menentukan diagnosis

    c. Menyusun rencana tindakan

    d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana

    e. Mengevaluasi tindakan

    f. Rencana tindak lanjut

    g. Membuat cacatan dalam laporan kegiatan/ tindakan

    4. Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan

    dengan melibatkan keluarga

  • 33 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan ibu bersalin

    baik individu maupun di masyarakat

    b. Menentukan diagnosis

    c. Menyusun rencana tindakan

    d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana

    e. Mengevaluasi tindakan

    f. Rencana tindak lanjut

    g. Membuat cacatan dalam laporan kegiatan/ tindakan

    Di masyarakat bidan harus menetukan jadwal kunjungan

    rumah pada keluarga. Adapun dalam pelaporan bidan

    wajib melaporkan tindakan dalam persalinan baik di desa,

    kecamatan, puskesmas maupun dinas kesehatan

    kabupaten/ kota.

    5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

    a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan baayi baru

    lahir baik individu di keluarga maupun di masyarakat

    b. Menentukan diagnosis

    c. Menyusun rencana tindakan

    d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana

    e. Mengevaluasi tindakan

    f. Rencana tindak lanjut

    g. Membuat cacatan dalam laporan kegiatan/ tindakan

  • 34 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Langkah yang harus diingat adalah jadwal kunjungan

    pada BBL, laporan tentang kelahiran dan kelengkapan

    surat kelahiran.

    6. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan

    melibatkan keluarga

    a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan ibu nifas

    baik individu di keluarga maupun di masyarakat

    b. Menentukan diagnosis

    c. Menyusun rencana tindakan

    d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana

    e. Mengevaluasi tindakan

    f. Rencana tindak lanjut

    g. Membuat cacatan dalam laporan kegiatan/ tindakan

    Informasi yang dapat diberikan pada klien dan

    masyarakat adalah :

    Masalah gizi yang berkaitan dengan pemulihan

    kesehatan pada ibu nifas.

    Informasi yang berkaitan dengan pemberian makanan

    baik ASI maupun pendamping ASI (PASI).

    Informasi tentang latihan bagi ibu nifas, salah satunya

    adalah senam nifas.

    Informasi tentang keluarga berencana

    7. Memberikan asuhan pada pasangan usia subur yang

    membutuhkan pelayanan KB.

  • 35 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    a. Mengkaji kebutuhan pelayanan KB di masyarakat

    wilayah kerja.

    b. Menentukan diagnosis kebutuhan pelayanan.

    c. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan prioritas

    masalah tentang KB.

    d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana

    e. Mengevaluasi tindakan

    f. Rencana tindak lanjut

    g. Membuat cacatan dalam laporan kegiatan/ tindakan

    B. Peran dan Fungsi Bidan Sesuai dengan Kompetensi

    Bidan Indonesia Berkaitan dengan Asuhan di Komunitas

    Kompetensi ke-8

    Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan

    komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat

    sesuai dengan budaya setempat.

    Pengetahuan Dasar

    1. Konsep dasar dan sasaran kebidanan komunitas

    2. masalah kebidanan komunitas

    3. Pendekatan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga,

    kelompok dan masyarakat

    4. Strategi pelayanan kebidanan komunitas

    5. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan

    anak dalam keluarga dan masyarakat

  • 36 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan

    anak

    7. Sistim pelayanan kesehatan ibu dan anak

    Pengetahuan Tambahan

    1. Kepemimpinan untuk semua (Kesuma)

    2. Pemasaran sosial

    3. Peran serta masyarakat

    4. Audit maternal perinatal

    5. Perilaku kesehatan masyarakat

    6. Program-program pemerintah yang terkait dengan

    kesehatan ibu dan anak (Safe Motherhood dan Gerakan

    Sayang Ibu)

    7. Paradigma Sehat tahun 2010

    Keterampilan Dasar

    1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas,

    laktasi, bayi balita dan KB di masyarakat

    2. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak

    3. Melakukan pertolongan persalinan di rumah dan polindes

    4. Mengelola pondok bersalin desa (Polindes)

    5. Melaksanakan penggerakan dan pembinaan Peran Serta

    masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan ibu dan

    anak

  • 37 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    6. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan

    7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

    Keterampilan Tambahan

    1. Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWS

    KIA

    2. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi

    3. Mengelola dan memberikan obat-obatan sesuai dengan

    kewenangannya

    4. Menggunakan teknologi tepat guna

    C. Tanggung Jawab Bidan di Komunitas

    5. Melaksanakan kegiatan Puskesmas berdasarkan urutan

    prioritas masalah sesuai dengan kewenangan bidan

    6. Menggerakkan dan membina masyarakat desa

    berperilaku hidup sehat

    D. Fungsi Bidan di Wilayah Kerja

    7. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

    (asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi, balita, KB,

    serta pengayoman medis kontasepsi)

    8. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat

    9. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada

    kader dan dukun bayi

  • 38 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    10. Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan

    11. Membina kerjasama lontas program dan lintas sektoral

    dan lembaga swadaya masyarakat (LSM)

    12. Melakukan rujukan medis

    13. Mendeteksi secara dini adanya efek samping kontrasepsi

    serta adanya penyakit-penyakit lainnya

    E. Kegiatan Bidan di Komunitas

    14. Mengenal wilayah struktur kemasyarakatan dan

    komposisi penduduk serta sistim pemerintahan desa

    a. Menghubungi pamong desa untuk mendapatkan peta

    desa

    b. Mengenali struktur kemasyarakatan seperti PKK,

    Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,

    dan kegiatan kemasyarakatan yang lain.

    c. Mempelajari data penduduk

    d. Mempelajari peta desa

    e. Mencatat jumlah kepala keluarga (KK), Pasanagan

    Usia Subur (PUS), dan jumlah penduduk menurut

    jenis kelamin, golongan dan umur.

    15. Mengumpulkan dan menganalisis data serta

    mengidentifikasi masalah kesehatan untuk merencanakan

    penanggulangannya

  • 39 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    a. Menggambar peta desa, lokasi posyandu, pos KB

    desa, pos obat desa, rumah kader, rumah dukun bayi,

    Kelompok dana sehat dan kegiatan swadaya

    masyarakat yang lain.

    b. Mengumpulkan nama kepala keluarga (KK), dan

    mencatat jumlah ibu hamil, balita, bayi dan pasangan

    usia subur (PUS).

    c. Mencatat jumlah ibu hamil risiko tinggi, ibu hamil yang

    telah mendapay imunisasi tetanus toxoid, ibu hamil

    yang telah mendapat tablet besi (Fe), ibu hamil yang

    dirujuk, ibu hamil yang diberi makanan tambahan

    (PMT) dan ibu hamil yang meninggal.

    d. Mencatat jumlah pertolongan persalinan di desa baik

    oleh tenaga kesehatan maupun oleh dukun, jumlah

    ibu bersalin yang dirujuk dan ibu bersalin yang

    meninggal.

    e. Mencatat jumlah pelayanan akseptor KB, jenis, kasus

    kejadian efek samping dan penanggulangannya.

    f. Mencatat jumlah pelayanan bayi dan BBLR, bayi

    dengan cacat bawaan, bayi lahir mati, kunjungan bayi,

    bayi yang mempunyai kartu menuju sehat (KMS), gizi

    buruk, jenis imunisasi, bayi yang dirujuk dan bayi yang

    meninggal.

  • 40 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    g. Mencatat jumlah balita yang ditimbang, balita yang

    diperiksa, balita yang memiliki KMS.

    h. Mencatat kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang

    merugikan kesehatan.

    i. Mempelajari data tentang masyarakat kemudian

    menginterpretasikan serta menanganinya sesuai

    dengan kewenangan bidan.

    j. Menyusun rencana kerja

    16. Menggerakkan peran serta masyarakat

    17. Memberikan bimbingan teknis kepada kader dan

    memberikan pelayanan langsung di meja ke-5 pada

    setiap kegiatan posyandu

    18. Melaksanakan pembinaan anak pra sekolah

    19. Memberikan pertolongan persalinan

    20. Memberikan pertolongan pertama pada orang sakit,

    kecelakaan dan kedaruratan.

    21. Melaksanakan kunjungan rumah

    22. Melatih dan membina dukun bayi

    23. Melatih dan membina dasa wisma dalam bidang

    kesehatan

    24. Menggerakkan masyarakat dalam pengumpulan dana

    kesehatan

    25. Mencatat semua kegiatan yang dilaksanakan

  • 41 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    26. bekerjasama dengan staf puskesmas dan tenaga sektor

    lain

    27. Menghadiri rapat staf pada lokakarya mini di Puskesmas

    28. Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS) pada

    desa binaan

    29. Merujuk penderita dengan kelainan jiwa

    F. Bidan Praktik Swasta

    Bidan Praktik Swasta (BPS) merupakan satu

    wahana pelaksanaan praktik seorang bidan di masyarakat.

    Praktik pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan

    penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup

    besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam

    meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Setelah bidan

    melaksanakan pelayanan dilapangan, untuk menjaga kualitas

    dan keamanan dari layanan bidan, dalam memberikan

    pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak

    pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota

    dan organisasi Ikatan Bidan memiliki kewenangan untuk

    pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang

    melaksanakan prakti k perlu melaksanakan tugasnya dengan

    baik.

  • 42 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Penyebaran dan pendistribusian bidan yang

    melaksanakan praktik perlu pengaturan agar terdapat

    pemerataan akses pelayanan yang

    sedekat mungkin dengan masyarakat yang

    membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktik akan

    lebih baik apabila ada pengaturan yang jelas dan trasparans,

    sehingga masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan

    bidan praktik perorangan (swasta). Informasi dari jasa

    pelayanan bidan untuk masyarakat perlu pengaturan yang

    jelas, agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas,

    sehingga konsumen bidan praktek swasta mendapatkan

    kepuasan akan layanan yang diterimanya.

    Dari tahun ke tahun permintaan masyarakat

    terhadap peran aktif Bidan dalam memberikan pelayanan

    terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi Bidan

    di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan,

    pengakuan dan penghargaan. Berdasarkan hal inilah, Bidan

    dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan

    sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas

    pelayanannya termasuk pelayanan Keluarga Berencana dan

    Kesehatan Reproduksi. Karena hanya melalui pelayanan

    berkualitas pelayanan yang terbaik dan terjangkau yang

    diberikan oleh Bidan, kepuasan pelanggan baik kepada

    individu, keluarga dan masyarakat dapat tercapai.

  • 43 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Program bidan delima yang telah diluncurkan

    merupakan salah satu cara salam meningkatkan kualitas

    pelayanan bidan praktik swasta. tentunya akan mendukung

    performa dan identitas profesionalisme Bidan Praktik Swasta,

    diantaranya adalah:

    1. Kebanggaan profesional

    2. Kualitas pelayanan meningkat

    3. Pengakuan organisasi profesi

    4. Pengakuan masyarakat

    5. Cakupan klien meningkat

    6. Pemasaran dan promosi

    7. Penghargaan bidan delima

    8. Kemudahan lainnya

    Bidan Delima adalah suatu program terobosan

    strategis yang mencakup:

    1. Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam

    lingkup Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan

    Reproduksi.

    2. Merk Dagang/Brand.

    3. Mempunyai standar kualitas, unggul, khusus, bernilai

    tambah, lengkap, dan memiliki hak paten.

    4. Rekrutmen Bidan Delima ditetapkan dengan kriteria,

    system, dan proses baku yang harus dilaksanakan secara

    konsisten dan berkesinambungan.

  • 44 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    5. Menganut prinsip pengembangan diri atau self

    development, dan semangat tumbuh bersama melalui

    dorongan dari diri sendiri, mempertahankan dan

    meningkatkan kualitas, dapat memuaskan klien beserta

    keluarganya.

    6. Jaringan yang mencakup seluruh Bidan Praktek Swasta

    dalam pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan

    Reproduksi.

    Gambar Logo Bidan Delima

    Makna yang ada pada Logo Bidan Delima adalah:

  • 45 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Bidan : Petugas Kesehatan yang memberikan

    pelayanan yang berkualitas, ramah-tamah,

    aman-nyaman, terjangkau dalam bidang

    kesehatan reproduksi, keluarga berencana

    dan kesehatan umum dasar selama 24 jam.

    Delima : Buah yang terkenal sebagai buah yang

    cantik, indah, berisi biji dan cairan manis

    yang melambangkan kesuburan

    (reproduksi).

    Merah : Warna melambangkan keberanian dalam

    menghadapi tantangan dan pengambilan

    keputusan yang cepat, tepat dalam

    membantu masyarakat.

    Hitam : Warna yang melambangkan ketegasan dan

    kesetiaan dalam melayani kaum perempuan

    (ibu dan anak) tanpa membedakan.

    Hati : Melambangkan pelayanan Bidan yang

    manusiawi, penuh kasih sayang (sayang Ibu

    dan sayang Bayi) dalam semua tindakan/

    intervensi pelayanan.

    Bidan Delima melambangkan pelayanan

    berkualitas dalam Kesehatan Reproduksi dan Keluarga

    Berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun,

    ramah-tamah, sentuhan yang manusiawi, terjangkau, dengan

  • 46 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    tindakan kebidanan sesuai standar dan kode etik profesi.

    Logo/branding/merk Bidan Delima menandakan bahwa BPS

    tersebut telah memberikan pelayanan yang berkualitas yang

    telah diuji/diakreditasi sesuai dengan standar yang telah

    ditetapkan, memberikan pelayanan yang berorientasi pada

    kebutuhan dan kepuasan pelanggannya (Service

    Excellence).

    Pada akhirnya diharapkan Bidan Delima dapat

    menjadikan bidan praktek swasta yang mampu memberikan

    pelayanan berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan

    reproduksi dan keluarga berencana, bersahabat dan peduli

    terhadap kepentingan pelanggan, serta memenuhi bahkan

    melebihi harapan pelanggan

  • 47 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    RANGKUMAN KB 3

    Bidan di masyarakat adalah sesuai dengan peran

    dan fungsinya sebagai pelaksana yaitu

    melaksanakan dan menetapkan manajemen

    kebidanan pada setiap asuhan kebidanan baik

    individu maupun masyarakat yang meliputi Memberi

    layanan dasar pada remaja, Memberikan asuhan

    kebidanan pada klien selama kehamilan normal di

    masyarakat, Memberikan asuhan kebidanan pada

    masa persalinan dengan melibatkan keluarga,

    Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,

    Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas

    dengan melibatkan keluarga dan Memberikan

    asuhan pada pasangan usia subur yang

    membutuhkan pelayanan KB. Adapun peran dan

    fungsi bidan sesuai dengan kompetensi bidan

    Indonesia yaitu bidan memberikan asuhan yang

    bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga,

    kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya

    setempat.

  • 48 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    DAFTAR PUSTAKA

    Arias F (1993). Practical guide to high risk pregnancy and

    delivery. Mosby-year book inc. USA

    Bernett, VR and Brown, LK (1993). Miles Textbook for

    midwives. Tweltfth edition. Churchill livingstone.

    Cronk, M and Flint, C (1992). Community midwifery. A

    practical Guide Butterwood-Heinemann Ltd. Inarche

    House. Jordan Hills. Oxford.

    Dunkey J. 2002. Health Promotion in Midwifery Practice

    Ballivere tindal. London

    Kitzinger, S (1995). Homebirt and other alternatives to

    hospital. Darling Kindersley Ltd. London.

    Klien, S (1998). A book for midwives: A manual for

    traditional Birth. Attendants and community midwives.

    The hesperian foundation, berkley california, USA.

    Meilani, N dkk (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:

    Fitramaya.

    Prawirohardjo, S. (1997). Ilmu Kebidanan. YBPSP, UI

    Jakarta

    Saifuddin AB (2000). Buku Acuan Nasional Pelayanan

    Kesehatan Maternal Neonatal. YBPSP. Jakarta

  • 49 Modul 2 Kebidanan Komunitas

    Walsh, LV (2001). Midwifery: Community based care during

    the childbearing year. WB Sanders Company, USA

    Silverton L (1997) The Art and Science of midwifery.

    Precentive Hall International (UK) ltd, Maryland Ave,

    Hernel Hempstead

    1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua3. Menurunkan angka kematian anak4. Meningkatkan kesehatan ibu5. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya6. Memastikan kelestarian lingkungan hidup7. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan