View
288
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
read this n leave some comment..
Citation preview
MAKALAH BIOKIMIA
LIPID DAN MEMBRAN
OLEH
NAMA : NURRAMADHANI.A.SIDA
STAMBUK : F1F1 11 114
KELAS : FARM‟A
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2 | P a g e
2012
i | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah_Nya berupa islam, iman, ilmu, dan kesehatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Biokimia “LIPID dan MEMBRAN ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini, masih jauh dari
kesempurnaan. Namun, dengan segala kerendahan hati, penulis
mempersembahkan sebagai wujud keterbatasan kemampuan yang penulis miliki
dan untuk itu penulis sangat menghargai setiap koreksi, kritik, dan saran demi
kesempurnaan laporan lengkap ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah
hasanah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Kendari, September 2012
Penulis
ii | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................. 3
1. Pengertian Lipid ...................................................................................................... 3
2. Penggolongan Lipid ................................................................................................ 4
A. Asam Lemak ....................................................................................................... 6
B. Lemak ............................................................................................................... 15
C. Lilin ................................................................................................................... 16
D. Fosfolipid .......................................................................................................... 16
E. Sfingolipid......................................................................................................... 19
F. Terpen ............................................................................................................... 21
G. Steroid. .............................................................................................................. 22
F. Lipid Kompleks .................................................................................................... 26
MEMBRAN .................................................................................................................. 26
BAB III ............................................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 45
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbedaan antara sudut pandang ilmu kimia dengan sudut pandang biologi
telah diperkecil oleh suatu disiplin ilmu yang meninjau organisme hidup serta
proses yang terjadi di dalamnya secara kimia, yaitu biokimia. Biokimia antara lain
meliputi studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta reaksi kimia yang
terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas organisme hidup
serta energi yang diperlukan atau dihasilkan. Salah satu sub topik yang dijabarkan
yaitu lemak atau lipida dan membran.
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, atau
hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid.
Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa
yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat
kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli
biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat
fiisk seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid.
Kesepakatan ini telah disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murni dan
Terapan (International Congress of Pure and Applied Chemistry).
Dimasa lalu, lemak pada hakekatnya tidak merupakan subjek yang
menarik untuk riset biokimia, karena kesukaran dalam meneliti senyawa yang
tidak larut dalam air ini, dan karena sebagai bentuk cadangan energi dan
komponen struktural dari membran, lemak diangggap tidka memiliki peranan
metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul lainnya, contohnya
karbohidrat dan asam amino. Namun dewasa ini, riset lemak merupakan daerah
yang paling menawan dari riset biokimia, khususnya dalam penelitian molekuler
mengenai membran. Pernah diduga sebagai struktur lebam (inert), dewasa ini
membran dikenal secara fungsional sebagai dinamik, dan suatu pengertian
2 | P a g e
molekuler dari fungsi selularnya merupakan kunci untuk menjelaskan berbagai
fenomena biolohi yang penting, contohnya sistem tranpor aktif dan respon seluler
terhadap rangsangan luar.
Secara klasik, lemak diidentifikasikan sebagai tersaponifikasi (berarti
lemak yang terhidrolisis oleh panas dan basa menghasilkan garam asam lemak
dan komponen molekuler lain) atau nonsaponifikasi. Kelas yang disebut
terdahuku termasuk lemak netral dari hewan dan tumbuh-tumbuhan dan berbagai
jenis lemak yang ditemukan dalma membran dari sistem biologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lipid?
2. Penggolongan lipid serta jelaskan masing-masing disertai strukturnya!
3. Menjelaskan sifat-sifat dari masing-masing golongan lipid !
4. Menjelaskan struktur dan kandungan kimia membran !
5. Uraikan fungsi membran!
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian lipid
2. Menjelaskan penggolongan lipid berserta struktur masing-masing
3. Menjelaskan sifat masing-masing golongan lipid
4. Dapat menjelaskan struktur dan kandungan kimia membran
5. Dapat menguraikan fungsi membran.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
LIPIDA
1. Pengertian Lipid
Lipida berdasarkan sifat fisik dapat didefinisikan sebagai senyawa yang tak
larut dalam air yang diekstrak dari organisme hidup menggunakan pelarut yang
kepolarannya lemah atau pelarut non polar. Pada referensi lainnya dijelaskan lipid
adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid, malam
(wax), dan senyawa terkait yang berikatan lebih karena sifat fisiknya daripada
sifat kimianya.
Lipid memiliki sifat umum berupa:
a) Relatif tidak larut dalam air, dan
b) Larut dalam pelarut non polar, misalnya eter dan kloroform.
Senyawa ini merupakan konstituen makanan yang penting tidak saja karena
nilai energinya yang tinggi, tetapi juga karena vitamin larut-lemak dan asam
lemak esensial yang terkandung di dalam lemak makanan alami. Lemak disimpan
di jaringan adiposa, tempat seyawa ini juga berfungsi sebagai insulator panas di
jaringan subkutan dan di sekitar organ tertentu. Lipid non polar berfungsi sebagai
insulator listrik, dan memungkinkan penjalaran gelombang depolarisasi di
sepanjang saraf bermielin. Kombinasi sel yang penting, yang terdapat baik di
membran sel maupun di mitokondira, dan juga berfungsi sebagai alat pengangkut
lipid dalam darah.
Senyawa 1,3,dan 5 sampai 9 merupakan lipid, karena berasal dari suuatu
organisme dan larut dalam pelarut organik. Lipid larut dalam pelarut organik
karena mengandung karbon dan hidrogen dengan proporsi tinggi sehingga tidka
larut dalam air. Senyawa 4 bukan merupakan lipid karena tidak terdapat bebas
dalma organisme hidup. Senyawa 2 dalam air, tetapi karena senyawa ini adalah
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 4
anggota kelompok senyawa yang sama seperti senyawa 1, maka biasanya
senyawa ini dianggap sebagai lipid.
2. Penggolongan Lipid
Ada beberapa cara penggolongan lipid yang dikenal ;
Bloor membagi lipid dalam 3 golongan besar, yakni :
a. Lipid sederhana : ester asam lemak dengan berbagai alkohol, seperti :
- Lemak (fat) ; ester asam lemak dengan gliserol,
Minyal (oil) adalah lemak dalam keadaan cair
- Wax (malam) ; ester asam lemak dengan alkohol monohidrat
berberat molekul tinggi.
b. Lipid kompleks : ester asam lemak yang mengandung gugus tambahan
(gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak). Seperti ;
- Fosfolipid : lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor,
selain asam lemak dan alkohol. Lipid ini sering memiliki basa yang
mengandung nitrogen dan substituen lain, misalnya alkohol pada
gliderofofolipid adalah gliserol dan alkohol pda sfingofosfolipid
adalah sfingosin.
- Glikolipid ; lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan
karbohidrat.
- Fosfatidin kolin (lesitin). Mengandung asam fosfatidat dan kolin.
- Fosfatidil etalonamin (sefalin). Mengandung asam fosfatidat dan
etanolamin.
- Fosfatidil inositol (lipositol). Mengandung asam fosfatidat dan
inositol.
- Fosfatidil serin. Mengandung asam fosfatodat dan asam amino
serin.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 5
- Plasmalogen. Menyerupai lesitin dan sefalin, kecuali ikatan ester
asam lemak pada posisi alfa dan karbon gliserol diganti oleh ikatan
ester dengan alkohol tak jenuh.
- Sfingomelin. Tidak mengandung gliserol. Pada hirolisis akan
menghasilkan asam lemak, asam fosfat, kolin dan suatu alkohol.
Derivat lipid : senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid
sederhana dan lipid majemuk yang masih mempunyai sifat-sifat seperti
lemak, yakni ;
a. Asam-asam lemak.
1. Asam lemak jenuh. Dengan rantai karbon jenuh. Umumnya
terdapat di alam mengandung jumlah atom C genap.
2. Asam lemak tidak jenuh. Dengan rantai karbon yang mengandung
ikatan rangkap.
b. Alkohol (dengan berat molekul tinggi).
1. Alkohol alifatik.
2. Sterol.
3. Alkohol yang mengandung cincin ion beta : vitamin A
Diantara alkohol yang mengandung ikatan rangkap dalam molekulnya
ada beberapa yang merupakan pigmen seperti fitol yang merupakan
bagian klorofil, likofil suatu dihidroksi alkohol yang berwarna merah
ungu dan ditemukan dalam tomat.
c. Hidrokarbon.
1. Hidrokarbon alifatik : pentakosan (C-25)
2. Karotenoid : karoten alfa, beta gamma
3. Squalen : suatu hidrokarbon dengan ikatan rangkap yang terdapat
di dalam minyak olif (minyak zaitun) dan minyak ikan paus,
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 6
4. Vitamin D. Berbeda dengan sterol karena pada inti fenantrennya
tidak terdapat ikatan C-9 dan C-10
5. Vitamin E. Tokoferol alfa, beta gamma
6. Vitamin K.
Berdasarkan sifat kimia :
a. Lipid yang dapat disabunkan ; yang dapat dihidrolisis dengan basa,
contohnya ; lemak.
b. Lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya ; steroid.
Berdasarkan kemiripan struktur kimianya ; asam lemak, lemak, lilin,
fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, lipid kompleks.
A. Asam Lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau
lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam
karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus umum :
Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau tidak jenuh yang atas 4
sampai 24 buah atom karbon. Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya
asam lemak berantai empat-atau enam namun lazim ditemukan. Rantai carbon
Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda karbon dengan karbon dalam
strukturnya, sementara rantai karbon asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau
lebih ikatan ganda, yang dengan pengecualian yang jarang, berada dalam
konfigurasi geometris cis.
Ciri-ciri asam lemak :
1. Komponen unit pembangun yang khas pada kebanyakan lipida
R C OH
O
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 7
2. Senyawa yang terdiri dari rantai panjang hidrokarbon dan gugus
karboksilat yang terikat pada ujungnya
3. Tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (mempunyai
gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang panjang).
4. Tidak terdapat secara bebas/berbentuk tunggal di dalam sel/ jaringan tetapi
terikat secara kovalen pada beberapa kelas lipida. Ikatan tersebut dapat
dibebaskan oleh hidrolisis baik secara kimia (asam dan basa) maupun
enzimatik.
5. Hampir semua yang terdapat di alam mempunyai jumlah atom karbon
yang genap, paling dominan adalah asam lemak dengan c16 dan 18.
Asam Lemak Jenuh tidak mengandung Ikatan Rangkap
Asam lemak jenuh dapat digambarkan berupa asam asetat (CH3 – COOH)
sebagai anggota pertama rangkaian dengan –CH2 yang ditambahkan di antara
gugus CH3- dan –COOH terminal. Contoh :
Nama
Umum
Jumlah
atom C
Asetat 2 Produk akhir utama pada fermentasi karbohidrat oleh
organisme puminansia
butirat 4 Pada lemak tertentu dalam jumlah sedikit (terutama
mentega). Suatu produk akhir fermentasi karbohidrat
oleh organisme ruminansia. Valerat 5
kaproat 6
Laurat 12 Spermaseti, kayu manis, biji pohon palem, minyak
kelapa, pohon salam, mentega
miristat 14 Pala, biji pohon palem, minyak kelapa, myrtle, mentega
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 8
palmitat 16 Banyak disemua lemak hewanu dan nabati
stearat 18
Asam Lemak Tidak Jenuh Mengandung Satu atau Lebih Ikatan Rangkap
Asam lemak tidak jenuh dapat dibagi lagi menjadi :
1) Asam tidak jenuh tunggal (monoetenoid, monoetanoat), mengandung 1 ikatan
rangkap.
2) Asam tidak jenuh ganda (polietenoid, polienoat), mengandung dua atau lebih
ikatan rangkap.
3) Eikosanoid ; senyawa yang berasal dari asam lemak eikosa (20 karbon)
polienoat ini, terdiri dari prostanoid, leukotrien dan lipoksin (LX)1.
Prostanoid mencakup prostaglandin(PG)2, prostasiklin (PGI) dan tromboksan
(TX).
Jumla
h atom
C
Nama
Umum
Keberadaan
Asam monoenoat (satu ikatan rangkap)
16 palmitolea
t
Pada hampir semua lemak
18 oleat Mungkin asam lema tersering di lemak alami
1 Kelompok ketiga turunan eikosanoid. Ditandai dengan adanya tiga atau empat ikatan rangkap
terkonjugasi. Leukotrien menyebabkan bronkokonstriksi dan merupakan agen proinflamasi kuat serta berperan dalam asma.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 9
elaidat Lemak terhidrogenasi dan ruminansia
Asam dienoat (dua ikatan rangkap)
18 linoleat Jagung, kacang tanah, biji kapas, kedelai, dan banyak minyak
nabati
Asam trienoat (tiga ikatan rangkap)
18 -linoleat Sebagian tumbuhan, misalnya minyak evening primrose,
minyak borage; asam lemak minor pada hewan.
18 α-linoleat Sering ditemukan bersama asam linoleat, terutama pada
minyak biji rami.
Asam tetraenoat (empat ikatan rangkap)
20 arakidonat Ditemukan dalam lemak hewan; komponen penting fosfolipid
pada hewan.
Asam pentaenoat (lima ikatan rangkap)
20 timnodona
t
Komponne penting pada minyak ikan, misalnya hati ikan cod,
mackerel, manhaden, minyak salmon
Asam Heksaenoat (enam ikatan rangkap)
22 Servonat Minyak ikan, fosfolipid dalam otak
Tabel . Beberapa Asam titik lebur asam lemak umum
Nama Rumus Titik Lebur (oC)
Asam Lemak Jenuh
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 10
Asam butirat C3H7COOH -7,9
Asam Kaproat C5H11COOH -1,5 sampai -2,0
Asam palmitat C15H31COOH 64
Asam strearat C17H35COOH 70
Asam lemak tidak jenuh
Asam oleat C17H33COOH 13
Asam Linoleat C17H31COOH -5
Asam linolenat C17H29COOH Cair pada suhu sangat rendah
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 11
CH3 (CH2)7 CH
HC (CH2)7 COOH
Asam elaidat (trans-)
CH3 – (CH2)7 – CH = CH - (CH2)7 – COOH asam oleat
Ikatan rangkap ini memungkinkan terjadinya isomer cis-trans
CH
HC (CH2)7
(CH2)7
COOH
CH3
2-Nonylidene-cyclooctanecarboxylic acid
Asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam alam adalah isomer cis-
CH3 (CH2)4 CH CHH2C C
HCH
(CH2)7 COOH
Asam linoleat
Sifat fisika asam lemak.
Pada hakekatnya, asam lemak tidak jenuh memiliki titik lebur yang lebih
rendah dibandingkan asam lemak jenuh. Pada tabel nampak asam lemak jenuh
(C18) (asam stearat) memiliki titik lebur 70oC sedangkan suatu bentuk monoenoat
(asam oleat) melebur pada 13oC, dan suatu bentuk dienoat (asam linoleat) pada
-5oC. Makin panjang rantai karbon, maka tinggi titik leburnya. Disamping itu
semakin banyak jumlah ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya. Hal ini
tampak pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik lebur asam oleat.
Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya
rantai karbon. Asam kaproat laru sediikit dalam air, sedangkan asam palmitat,
strearat, oleat dan linoleat tidak larut dalam air. Asam linoleat mempunyai
kelarutan dalam air sangat kecil. Umumnya asam lemak larut dalam eter atau
alkohol panas.
Sifat Kimia Asam Lemak
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air molekul
asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH
Atau asam oleat (cis-)
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 12
larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing
asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada umumnya telah dikemukakan
oleh Henderson Hasselbach. Apabila ionisasi asam lemah digambarkan sebagai
berikut :
Persamaan Henderson Hasselbach :
Apabila persamaan ini digunakan pada asam lemak, dan ionisasi asam lemak
ditulis sebagai :
Maka persamaannya :
Apabila [RCOO-] = [RCOOH], maka pada keadaan ini pH = pKa
Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam ;
Garam natrium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal
sebagai sabun.
Saponifikasi
Penambahan suatu asam lemak dengan panas dan basa, disebut saponifikasi,
menimbulkan suatu hidrolisis ireversibel dari molekul menghasilkan gliserol dan
garam alkali dari tiga asam lemak
H A H+ + A-
R- COOH R-COOH- + H+
R - COOH + NaOH R-COONa + H2O
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 13
Saponifikasi dari triasilgliserol merupakan asal sejarah dari industri sabun3.
Asam lemak digunakan untuk sabun umumnya adalah asam palmitat atau stearat.
Dalam industri, sabun tidak dibuat dari asam lemak tetapi langsung dari minyak4
yang berasal dari tumbuhan. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan asam
lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan
terbentuk sabun dan gliserol. Molekul sabun terdiri atas rantai hidrokarbon
dengan gugus –COO-, bagian bersifat hidrofob5, sedangkan gugus –COO- bersifat
hidrofil6. Dengan adanya 2 bagian ini, molekul sabun tidak sepenuhnya larut
dalam air, tetapi membentuk misel7. Semakin kuat basa yang digunakan sebagai
campuran asam lemak/minyak maka semakin besar daya membersihkannya.
Sabun dapat berfungsi sebagai emulgator hal ini disebabkan oleh
kemampuan sabun untuk mengemulsikan lemak dan minyak, sehingga sabun
dapat digunakan sebagai pembersih kotoran yang bersifat lemak dan minyak.
Dengan ion Ca++
atau Mg ++
sabun dapat membentuk garam Ca atau Mg yang
mengendap. Oleh karena itu, pemakaian sabun untuk mencuci akan lebih banyak
karena terjadinya endapan garam Ca atau Mg yang menempel pada kain.
3 Sabun merupakan garam Na
+ dan K
+ dari asam lemak. Sabun kalium disebut sabun lunak dan
digunakan sebagai sabun untuk bayi. 4 Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol.
5 Hidrofob artinya tidak suka pada air (larut dalam air), sedangkan
6 Hidrofil artinya suka akan air (tidak larut dalam air).
7 Misel yaitu kumpulan rantai hidrokarbon dengan ujung yang bersifat hidrofil dibagian luar.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 14
Sabun memiliki sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air. Hal ini
tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk. Asam
lemak tidak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan rangkapnya, dengan gas
hidrogen dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi8. Dengan proses
hidrogenasi asam oleat dapat diubah menjadi asam stearat. Proses hidrogenasi ini
mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam lemak yang cair menjadi
asam lemak padat. Minyak kelapa sawit atau kopra mengandung sam lemak tidak
jenuh dan dengan proses hidrogenasi ini akan terjjadi lemak padat. Ini adalah
salah satu proses pada pembuatan margarin dari minyak kelapa sawit.
Sebagian Besar Asam Lemak Tak Jenuh Alami Memiliki Ikatan Rangkap
Cis-
Rantai karbon asam lemak jenuh membentuk suatu pola zigzag jika
terentang, seperti pada suhu rendah. Pada suhu yang lebih tinggi, sebagian ikatan
berputar, dan menyebabkan rantai memendek. Pada asam lemak tak jenuh
ditemukan suatu tipe isomerisme geometrik, bergantung pada orientasi atom atau
gugus disekitar sumbu ikatan rangkap yang tidak memungkinkan rotasi. Jika
rantai asil terletak di sisi yang sama dengan ikatan terbentuk ikatan cis-, seperti
pada asam oleat. Jika rotasi asil terletak di sisi berlawanan, terbentuk ikatan trans.
Hampir semua asam lemak rantai panjang tak jenuh alami berada dalam
konfigurasi cis, dengan molekul-molekul yang “tertekuk” 120 derajat diikatan
rangkap.
8 Hidrogenasi adalah pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 15
HO CH2
CH
CH2
OOC
OOCR3
R2
digliserida
R1 COO CH2
CHOOCR2
CH2OOCR3
trigliserida
B. Lemak
Lemak adalah ester asam lemak dengan gliserol. Jadi tiap atom karbon
mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga
molekul asam lemak dalam ester, yang disebut monogliserida, digliserida atau
trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak,
oleh karena itu lemak suatu trigliserida.
HO CH2
CHHO
CH2HO
Gliserol
R1 COO CH2
CHHO
CH2HO
Monogliserida
Sifat Lemak
Lemak hewan pada umumnya berupa zat pada pada suhu ruangan,
sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang
mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak
cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidka jenuh. Seperti
halnya lipid pada umunya, lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut
dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut dalam air. Semua
gliserida larut dalam ester, kloroform atau benzena dan alkohol panas adalah
pelarut lemak yang baik.
Lemak pada umumnya bila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa
dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang
menghasilkan asam lemak bebas, selain itu terjadi proses oksidasi terhadap asam
lema tak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak.
Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah
suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa agak manis. Gliserol ini
larut baik dalam air dan tidak larut dalam eter.
Bila lemak dan minyak dicampur dengan KHSO4 dan dipanaskan maka
anak terjadi akrolein.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 16
CH3 (CH2)28 CH2OH
mirisilalkohol
C. Lilin
Lilin atau Wax adalah ester asam lemak dengan monohidroksi alkohol yang
mempunyai rantai karbon panjang, antara 14 sampai 34 atom karbon. Sebagai
contoh :
CH3 (CH2)14 CH2OH
Setilalkohol
Lilin dapat diperoleh antara lain dari lebah madu dan dari ikan paus atau
lumba-lumba. Lilin lebah dikeluarkan oleh lebah madu untuk membentuk sarang
tempat menyimpan madu. Lilin lebah adalah campuran beberapa senyawa,
terutama mirisilpalmitat.
CH3 (CH2)14 C
O
OCH2(CH2)28CH3
Mirisilpalmitat
Lilin pada bagian kepala ikan paus atau lumba-lumba disebut spermaseti
yang sebagian besar terdiri atas setilpalmitat. Dahulu spermaseti ini digunakan
sebagai lilin untuk keperluan penerangan.
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena itu,
pada tumbuhan lilin berfungsi sebagai pelindung terhadap air. Karena lilin tidak
mudah terhidrolisis seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang
menguraikan lemak sehingga lilin tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan.
D. Fosfolipid
Fosfolipid adalah gliserolipid polar yakni suatu
gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester
asam fosfat. Oleh karenannya fosfolipid ialah suatu
fosfogliserida. Semua fosfogliserida diturunkan dari asam
sn-gliserol-3-fosfat. Senyawa yang termasuk dalam
fosfolipid ini adalah fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamina, fosfatidilserin dan
fosfatidilinositol.
CH2OH
CHOH
CH2O P
O
OH
OH
asam sn-Gliserol-3-fosfat
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 17
R C
O
O CH
CH2 O P
OH
O
OH
CH2 O C
O
R
L- a-asam fosfatidat
HO CH2 CH2 N +
CH3
CH3
CH3
Kolin
HO CH2 CH2 NH2
Etanoamina
OH CH2 CH
COOH
NH2
L-serin
R2 C
O
O CH
CH2 O C
O
R1
CH2 O P
O
O
OH
H2C
H2C N+
CH3
CH3
CH3
fosfotidilkolin
R2 C
O
O CH
CH2 O C
O
R1
CH2 O P
O
OH
O CH2 CH2 NH2
fosfatidiletanolamina
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 18
R2 C
O
O CH
H2C O C
O
R1
H2C O P
O
OH
O
H
OH OH
OH
OH
OHFosfatidilinositol
Sifat fosfolipid
Fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, hewan dan manusia. Pada
tumbuhan fosfolipid terdapat pada kedelai, pada manusia atau hewan terdapat
dalam telur, otak, hati, ginjal, pangkreas, paru-paru dan jantung.
Fosfatidilkolin atau lestin mula-mula diperoleh dari kuning telur. Jenis lestin
tegantung pada jenis asam lemaknya. Asam lemak yang terdapat pada lesitin yaitu
asam palmitat, strearat, oleat, linoleat dan linolenat. Lesitin berupa zat padat lunak
seperti lilin, berwarna putih dan dapat diubah menjadi coklat bila kena cahaya dan
bersifat higroskopis dan bila dicampur dengan air membentuk larutan koloid.
Disamping itu lesitin juga larut dalam semua pelarut lemak kesuali aseton.
Penambahan aseton pada larutan koloid dapat mengeapkan lesitin.
Apabila lesitin dikocok dengan asam sulfat akan terjadi asam fosfatidat dan
kolin. Selain itu apabila dipanaskan dengan basa atau asam akan menghasilkan
asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat. Hidrolisis juga dapat terjadi dengan
bantuan enzim lesitinase. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya hemolisis9.
Hemoglobin, suatu protein gabungan yang terdapat dalam sel darah merah diubah
menjadi bilirubin yang terkumpul dalam darah dan kadang-kadang dapat
menimbulkan warna kuning pada kulit. Akibatnya orang akan menderita
anemia.10
9 Hemolisis adalah proses perusakan sel-sel darah merah.
10 Anemia yaitu penyakit darah yang disebabkan oleh kekurangan sel darah merah dalam tubuh
R2 C
O
O CH
CH2 O C
O
R1
CH2 O P
O
OH
O CH2 CH
NH2
COOH
fosfatidilserin
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 19
CH3(CH2)14 CH
OH
CH
NH2
CH2OH
Dihidrosfingosin
CH3(CH2)12 CH CH CH
OH
CH
NH2
CH2OH
Sfingosin
Sefalin adalah fosfogliserida yang tidak larut dalam aseton dan alkohol.
Yang termasuk sefalin ialah fosfatidiletanolamina dan fosfatidilserin yang
terdapat pada berbagai jaringan dan sel terutama banyak terdapat dalam sel otak
dan sel syaraf lainnya bersama-sama lesitin.
E. Sfingolipid
Sfingolipid dibangun dari basa terhidroksilasi rantai panjang dan dipandang
sebagai derivat sfingosin atau mempunyai struktur yang mirip. 2 basa ini seperti
ini ditemukan dalam hewan, yakni basa sfingosin dan dihidrosfingosin
(sfinganin). Sfingosin terdapat jauh lebih banyak.
Seramida adalah derivat sfingosin yang mengandung gugus asil dari asam
lemak. Gugus ini terikat pada gugus amino dalam bentuk amida. Seramida
terdapat dalam jumlah kecil pada jaringan tumbuhan dan hewan.
Sfingomeilin adalah kelompok senyawa yang mempunyai rumus dan
merupakan satu-satunya sfingolipid yang mengandung fosfat. Sfingomielin
terutama terdapat dalam jaringan syaraf. Dalam otak juga terdapat sfingmeilin
yang mengandung sfingosin dengan beberapa ikatan rangkap.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 20
CH3 (CH2)12 CH CH CH
OH
CH
NHHC
O
CH2
CH2
H2CO P
O
O
OCH2 CH2+ N
CH3
CH3
CH3
sfingomielin
Serebrosida adalah salah satu contoh glikolipid, dimana glikolipid adalah
kelompok sfingolipid yang mengandung karbohidrat. Serebrosida terdapat
terutama dalam otak dan jaringan syaraf.
Apabila serebrosida dihidrolisis akan menghasilkan molekul sfingosin, asam
lemak dan heksosa, terutama galaktosa dan kadang-kadang glukosa. Perbedaaan
antara masing-masing senyawa ynag termasuk serebrosida ini adalah pada jenis
asam lemak yang terikat. Sebagai contoh kerasin mengandung asam lignoserat
dan serebron mengandung asam hidroksilignoserat atau asam serebronat.
Glikolipid penting di jaringan saraf dan di membran sel
Glikolipid utama yang terdapat di jaringan hewan adalah slikosfingolipid.
Golongan ini mengandung seramid dan satu atau lebih gula. Galaktosilseramid
adalah glikosfingolipid utama di otak dan jaringan syaraf lain, dan jumlahnya
relatif sedikit di jaringan lain. Gangliosianat adalah glikosfingolipid kompleks
yang berasal dari glukosilseramid yang mengandung satu atau lebih molekul asam
sialat. Asam neuraminat adalah asam sialat utama yang terdapat di jaringan
manusia. Senyawa golongan ini tampaknya memiliki fungsi reseptor dan fungsi
lain. Gangliosida yang paling sederhana di jaringan GM3 yang mengandung
seramid, satu molekil glukosa, satu molekul galaktosa, dan satu molekul asam
neuramat diketahui merupakan reseptor di usus manusia sebagai toksin kolera.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 21
Limonen
CH3
C
CH3
CH
CH2
CH2
C
HCCH2OH
CH3
geraniol
H2COH
Famesol
CH2OH
Vitamin A
F. Terpen
Terpen adalah lipid yang diturunkan dari isopren. Nama terpen pada
mulanya digunakan untuk minyak yang bisa didestilasi uap, yang diperoleh dari
terpentin (ekstrak cemara). Diketahui bahwa :
1. Sebagian besar senyawa yang terdapat dalam minyak tersebut memiliki
rumus C10H15.
2. Terpen yang memiliki lebih dari 10 karbon, jumlah karbon tersebut
biasanya merupakan kelipatan dari lima. Struktur terpen luar biasa
beragam.
3. Banyak senyawa serupa yang tak larut dalam air terdistribusi sangat
luas, terutama dalam banyak tanaman dengan jumlah besar, tetapi juga
terdapat dalam sebagian besar organisme hidup lainnya.
Terpen dengan 10 atom karbon dikenal sebagai monoterpen. Contohnya :
Seskuiterpen memiliki 15 atom karbon, sedangkan diterpen memiliki 20
atom karbon. Contohnya :
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 22
A
C D
B
Perhidrosiklopentanofenantren
Fenantren
1
7
12
A
C D
B
Inti steroid
2
43 5
6
8
910
CH3
19
14
1311
CH3
18
17
16
15
R
Triterpen (30 atom karbon) dan tetraterpen (40 atom karbon) dapat
membentuk steroid dan karotenoid. Contohnya adalah skualen (triterpen) dan beta
karoten (tetraterpen).
Poliisoprenoid terdapat antara lain dalam bentuk karet. Tetapi dalam
konteks biokimia, ubikuinon dan dolikol lebih penting.
Sitral, pinen dan geraniol terdapat dalam minyak atsiri (minyak yang
menguap) yang berasal dari tumbuhan. Sitronelal terdapat dalam minyak sereh.
Kamfer dalam alam terdapatdalam pohon kamfer (chinnamomum campora).
Wortel yang kita kenal sehari-hari berwarna merah kekuning-kungan mengandung
banyak karoten yang merupakan pembentuk vitamin A. Vitamin A sendiri dapat
diperoleh dari minyak ikan paus. Fitol adalah salah satu hasil hidrolisis kloroofil,
sedangkan skualen dapat diperoleh dari minyak ikan hiu.
G. Steroid.
Menurut strukturnya, steroid merupakan turunan dari hidrokarbon aromatik
tereduksi yakni perhidrosilkopentanofenantren.
Senyawa-senyawa tersebut termasuk dalam suatu kelompok yang disebut
steroid. Kesamaan antara rumus struktur
senyawa-senyawa steroid ini ialah struktur ini
sebagai berikut :
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 23
Angka-angka yang tertara pada gambar disamping menunjukan posisi atom
karbon.
BEBERAPA JENIS STEROID
1. Kolestrol
HO
CH3
CH3
H
H H
Kolestrol Merupakan salah satu sterol11
yang penting
dan terdapat banyak di alam. Kolestrol tdapat pada hampir semua sel hewan
dan semua manusia. Pada tubuh manusia kolestrol terdapat dalam darah,
emedu, kelenjar adrenal bagian luar dan jaringan syaraf. Mula-mula kolestol
diisolasi dari batu empedu karena kolestrol ini merupakan komponen utama
batu empedu tersebut. Kolstrol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya
eter, klorofoe, benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi
tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak
berasa dan tidka berbau, dan mempunyai titik lebur 150-151oC.
Endapan kolestrol apabiila terdapat dalam pembuluh darah dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah karen dinding pembuluh darah
menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas
atau kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan untuk
mengatasi gangguan ini jantung harus memompa darah lebih keras. Hal ini
berarti jantung harus bekerja lebih keras dari pada biasanya.
11
Sterol adalah steroid yang memiliki satu atau lebih gugus hidroksil.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 24
Adanya kolestrol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa
reaksi warna. Salah satu diantaranya reaksi salkowski. Apabila kolestrol
dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larut asam
sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian asam berwarna kekuningan
ddengan flouresensi hijau bola dikenai cahaya. Bagian kloroform akan
berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu. Larutan kolestrol
dalam kloroform bila ditambahkan anhidrida asam asetat dan asam sulfat
pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah, kemudia biru
dan hijau. Inilah disebut reaksi Lieberman burchard. Warna hijau yang terjadi
ini ternyata sebanding dengan konsentrasi kolestrol. Karenanya reaksi
Lieberman Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolestrol secara
kuantitatif. Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 mg tiap 100
ml darah.
2. 7-dehidrokolestrol.
Terdapat di bawah kulit dan hanya berbeda sedikit dari kolestrol yaitu
terdapat ikatan rangkap C=C antara atom C nomor 7 dan 8. Dengan sinar
ultra violet, senyawa ini dapat diubah menjadi vitamin D yang sangat berguna
bagi tubuh. Kekurangan vitamin D padat mengakibatkan kerapuhan tulang.
3. Ergasterol
Strukturnya hampir sama dengan 7-dehidrokolestrol, pembedanya hanya
pada rantai sampingnya. Ergasterol dapat juga membentuk vitamin D apabila
dikenai sinar-sinar ultra violet. Ergasterol maupun 7-dehidrokolestrol disebut
juga provitamin D.
4. Asam-asam empedu.
Cairan empedu 12
dapat dibuat oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu
yang kemudia dikeluarkan ke dalam usus dua belas jari untuk membantu
proses pencernaan makanan. asam-asam empedu yang terdapat dalam cairan
12
Cairan empedu mengandung bilirubin yaitu zat warna yang terjadi dari penguraian hemoglobin, asam-asam empedu dalam bentuk garam empedu dan kolestrol.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 25
empedu adalah asam kolat, asam deoksikolat dan asam tilakolat. Asam-asam
empedu tersebut dibuat dalam ahti dengan serangkaian reaksi kimia.
Dalam empedu, asam deoksikolat bergabung dengan glisin membentuk
asam glikodeoksikolat, sedangkan asam litokolay bergabung dengan taurin
membentuk asam taurolitokolat. Kedua asam ini terdapat dalam bentuk garam
dan merupakan komponen utama dalam empedu. Garam-garam empedu ini
berfungsi sebagai emulgator, yaitu suatu zat yang menyebabkan kestabilan
suatu emulsi. Dengan kata lain garam-garam empedu membantu proses
pencernaan lipid atau lemak dalam usu dan absorbsi hasil-hasil pencernaan
melalui hati, dan dibawa kembali ke hati.
4. Hormon Kelamin.
Hormon kelamin dibagi menjandi 2 yaitu hormon laki-laki dan hormon
kelamin perempuan. Testosteron dan andristeron adalah hormon kelamin laki-laki
OH
O
CH3
CH3
Testosteron
CH3
CH3
HO
O
Androsteron
Testosteron diperoleh dari ekstrak testes dalam bentuk kristal sedangkan
androsteron didapati pada urine dan mungkin merupakan hasil perubahan kimia
atau metabolisme testosteron.
Hormon kelamin perempuan ada dau jenih yaitu esterogen dan
progesternon. Estrol, estradiol, dan estriol adalah hormon yang termasuk estrogen.
Pregnandion adalah hasil metabolisme progesteron.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 26
F. Lipid Kompleks
Yang termasuk lipid kompleks adalah lipid yang terdapat dalam alam
bergabung dengan senyawa lain, misalnya protein atau dengan karbohidrat.
Gabungan antara lipid dengan protein disebut lipoprotein. Lipoprotein terdapat
dalam plasma darah. Bagian lipis dalam lipoprotein pada umumnya ialah
trigliserida, fosfolipid atau kolestrol. Lipoprotein digolongkan dalam prtein
gabungan. Oleh karena itu lipid lipoporotein itu berbeda jenih dan kuantitasnya,
maka lipoprotein berbeda pula sifat-sifat fisiknya. Lipopolisakarida adalah
gabungan lipid dengan polisakarida. Lipopolisakarida terbentuk dalam dinding sel
beberapa jenis bakteri.
MEMBRAN
Membran merupakan komponen penting dari semua sistem kehidupan, dan
sebagai pemantau dari lingkungan luar sel, dituntut untuk melakukan banyak
fungsi yang penting.
Struktur Membran Plasma
1. Menurut Gortel & Grendel (1925) Lipid bilayer
Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang
mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob
gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan gugus
hidrofob (rantai asam lemak) berada di bagian tengah dari lipid bilayer.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 27
2. Davson & Danielli (1954)
Membran merupakan struktur lipid bilayer yang disisipi dengan protein
globular yang melintasi membran dan terdapat pula protein di permukaan
luar dan dalam membran.
3. Singer & Nicholson (1972)_model mosaik / „fluid mozaic‟
membran plasma terdiri atas lipid bilayer yang berada dalam keadaan
fluid dan dapat bergerak lateral dalam daerah membran struktur
dinamis interaksi yang sementara atau semipermanen.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 28
Protein terdistribusi secara mosaik yang berbeda dengan lipid
partikel tidak membentuk suatu lapisan yang kontinyu. Protein dapat
melintasi membran fosfolipid, atau berada di bagian tepi sel.
Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama membran, walaupun
karbohidrat juga merupakan bahan penting. Akhir-akhir ini, model yang dapat
diterima untuk penyusunan molekul-molekul tersebut dalam membran adalah
model mosaik fluida. Membran plasma atau membran sel tersusun atas molekul
lemak dan protein. Molekul lemak terdiri atas dua lapis, terdapat di bagian tengah
membran. Di sebelah luarnya terdapat lapisan protein perifer (protein tepi), yang
menyusun tepi luar dan dalam membran. Selain protein perifer, terdapat pula
molekul-molekul protein tertentu yang masuk ke dalam lapisan lemak. Bahkan
ada yang masuk hingga menembus dua lapisan lemak. Protein yang masuk ke
lapisan lemak itu disebut protein integral. Pada tempat-tempat tertentu, terbentuk
pori yang dibatasi oleh molekul protein. Tebal membran plasma antara 5-10 nm.
Molekul protein dan lemak itu tidak statis, melainkan senantiasa bergerak.
Dapat dibayangkan molekul lemak sebagai “benda cair” yang di atasnya dan di
dalamnya terdapat molekul protein yang “berenang-renang”. Itulah sebabnya
struktur membrane yang demikian disebut sebagai “mosaik fluida”. Lemak
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 29
membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan
fosfat),glikolipid (lemak yang bersenyawa dengan karbohidrat), dan sterol (lemak
yang bersenyawa dengan kolesterol). Sedangkan protein membran tersusun atas
glikoprotein (protein yang bersenyawa dengan karbohidrat).
Komposisi Membran
Membran mengandung :
a) Lipid
b) Protein
c) Karbohidrat
1. Membran lemak
Lipid pada awalnya dikelompokkan sebagai zat biologis yang tak larut dalam
air namun larut dalam pelarut organik seperti kloroform dan methanol. Selain
sebagai komponen struktur dari membran, lipid mempunyai beberapa peran
biologis lainnya. Mereka berperan sebagai molekul bahan baker, sebagai
simpangan energi pekat (misalnya triasilgliserol) dan sebagai molekul sinyal.
Didalam membran terdapat tiga tipe utama lipid : gliserofofolipid, sfingolipid
dan sterol.
a. Gliserol fosfolipid.
Dibuat dari tiga komponen : gugus kepala fesfohidrokarbon. Gugus
kepala ferfosfolirasi menempel pada karbon 3 dari tulang punggung
gliserol, sedangkan kedua rantai asam lemak menempel pada dua atom
karbon lainnya. Gliserofosfolipid yang paling sederhana yakni fosfatidal
yang hanya memiliki satu gugus asam fosfat teresterifikasi pada karbon 3
gliserol.
b. Sfingolipid.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 30
Sfingomyelin, yakni sfingolipid yang paling umum, memiliki tulang
punggung sfingosin menggantikan gliserol dalam gliserofosfolipid.
c. Sterol kolestrol utama dalam membran plasma hewan tetapi ada dari
prokariot. Sistem cincin gabungan pada kolestrol berarti bahwa ia lebih
kaku daripada lipid membran lainnya. Selain merupakan komponen
penting dari membran lainnya. Selain merupakan komponen penting dari
membran, kolestrol yang merupakan precursor metabolisme hormon
steroid. Tumbuhan mengandung sedikit kolestrol tetapi memiliki
sejumlah sterol lain, terutama stigmasterol dan sitoterol yang berbeda dari
kolestrol hanya pada rantai samping alifatiknya.
2. Protein
Atas dasar berat, protein mencakup sekitar 20 hingga 80 persen dari
komposisi membran. Protein membran lazimnya diklasifikasikan sebagai
perifer atau integral, seperti ditentukan oleh sifat disosiasinya, protein perifer
adalah protein yang mudah berdisosiasi dari membran. Sebaliknya, protein
integral sukar untuk dipisahkan dari membran, sering memerlukan
penambahan dengan deterjen untuk memutuskan interaksi hidrofobik dari
lemak lapisan ganda. Tidakan pemisahan sepert ini berarti bahwa protein
integral berpartisipasi dalam interaksi nonpolar dengan membran lemak.
Sebagai komponen membran, protein integral diduga menduduki posisi
internal, berprojeksi ke dalam lapisan lemak bimolekuler, atau melintasi
membran.
Beberapa protein membran merupakan glikoprotein yang seperti
glikolipid, mengandung satu atau lebih residu karbohidrat. Dalam kasus
glikoprotein, residu gula dihubungkan dengan protein melalui ikatan dari satu
karbohidrat, biasanya N-asetilglukosamin, pada suatu residu seril, treonil atau
asparaginil.
Terdapat dua lapisan utama protein membran, yaitu protein integral dan
protein poriferal. Protein integral umumnya merupakan protein
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 31
transmembran, dengan daerah hidrofobik yang seluruhnya membentang
sepanjang interior hidrofobik membran tersebut. Daerah hidrofobik protein
integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino non polar yang
biasanya bergulung menjadi heliks α. Ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan
ke larutan aqueous pada kedua sisi membran. Protein poriferal sama sekali
tidak tertanam dalam bilayer lipid; protein ini merupakan anggota yang
terikat secara longgar pada permukaan membran, sering juga pada bagian
protein integral yang dibiarkan terpapar. Pada sisi sitoplasmik membran
plasma, sejumlah protein membran diikat di tempatnya melalui pelekatan
pada sitoskeleton. Pada sisi bagian luarnya (eksterior), protein membran
tertentu diikat pada serabut-serabut matriks akstaseluler. Pelekatan-pelekatan
ini berkombinasi untuk memberi sel hewan kerangka luar yang lebih kuat
daripada yang diberikan oleh membran plasma itu sendiri.
Membran memiliki muka sisi dalam dan sisi luar yang sangat berbeda.
Kedua lapisan lipid mungkin bebrbeda komposisi lipid spesifiknya., dan
setiap protein memiliki orientasi terarah dalam membrannya. Membran
plasma juga memiliki karbohidrat, yang dibatasi pada permukaan luar saja.
Distribusi protein, lipid, dan karbohidrat yang taksimetris ini ditentukan
sewaktu membrannya sedang dibuat oleh reikulum endoplasmik. Molekul
yang berawal pada muka sisi dalam RE berakhir pada muka sisi luar
membran plasma.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 32
Fungsi protein membrane :
1. Tranpor
a) Protein yang membentang (melintang) membrane mungkin
memberikan suatu saluran hidrofilik melintasi membrane yang bersifat
selektif untuk zat terlarut tertentu
b) Beberapa protein transport menghidrolisis ATP sebagai sumber energi
untuk memompa bahan melintasi membrane tersebut secara aktif.
2. Aktivitas enzimatik
Protein yang berada dalam membrane mungkin berupa enzim dengan sisi
aktifnya yang dipaparkan ke zat-zat pada alrutan sebelahnya. Dalam
beberapa kasus, sejumlah enzim dalam membrane disusun sebagai suatu
tim atau satuan yang melaksanakan langkah-langkah berurutan suatu jalur
metabolisme.
3. Transduksi sinyal
Protein membrane mungkin memiliki tempat pengikatan dengan bentuk
spesifik yang sesuai dengan bentuk-bentuk mesenjer kimiawi, seperti
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 33
hormone. Mesenjer eksternal (sinyal) mungkin menyebabkan perubahan
konformasi protein yang merelai pesan ke bagian dalam sel.
4. Penggabungan interseluler
Protein membrane dari sel-sel yang bersebelahan mungkin dikaitkan
bersama-sama dalam berbagai bentuk junction.
5. Pengenalan sel-sel
Beberapa glikoprotein (protein dengan rantai gula pendek) berfungsi
sebagai label identifikasi yang secara khusus dikenali oleh sel lain.
6. Pelekatan ke sitoskeleton dan matriks ekstraseluler (ECM)
Mikrofilamen atau elemen lain sitoskeleton mungkin terikat ke protein
membrane, suatu fungsi yang membantu mempertahankan bentuk sel dan
menetapkan lokasi protein membrane tertentu. Protein yang mendekat ke
ECM dapat mengkoordinasikan perubahan ektraseluler dan intraseluler.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 34
3. Karbohidrat.
Pengenalan sel-sel, kemampuan sel untuk membedakan satu jenis
sel tetangga dari sel jenis lain, merupakan hal yang krusial bagi fungsi
suatu organisme. Misalnya, hal itu penting dalam memilah sel menjadi
jaringan dan organ di dalm embrio hewan. Pengenalan itu juga merupakan
dasar bagi penolakan sel asing (termasuk sel-sel organ cangkokan) oleh
system imun, suatu garis perahanan penting dalam hewan vertebrata. Cara
sel mengenali sel lain ialah dengan memberi kunci pada molekul
permukaan yang seringkali berupa karbohidrat, pada membran plasma.
Karbohidrat membran biasanya berupa oligosakarida bercabang
dengan kurang dari 15 satuan gula. Beberapa oligosakarida ini secara
kovalen terikat dengan lipid, dan membentuk molekul yang disebut
glikolipid. Akan tetapi, sebagian besar oligosakarida terikat secara kovalen
dengan protein, sehingga disebut glikoprotein.
Oligosakarida pada sisi luar membran plasma berbeda-beda dari
satu spesies ke spesies lain, dan bahkan dari satu sel ke sel lainnya dalam
satu individu. Keberagaman molekul dan lokasinya pada permukaan
membuat oligosakarida dapat berfungsi sebagai penanda yang
membedakan satu sel dari yang lain. Misalnya, empat kelompok darah
manusia yang ditandai dengan A, B, dan O mencerminkan keragaman
oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
Permeabilitas bilayer lipid
Inti hidrofobik membran menghalngi transport ion dan molekul polar,yang bersifat
hidrofilik. Molekul hidrofobik, seperti hidrokarbon, karbondioksida, dan oksigen, dapat
larut dalam membran dan melintasinya dengan mudah. Molekul sangat kecil yang polar
tetapi tidak bermuatan juga dapat lewat melalui membran dengan cepat. Contoh-
contohnya ialah air dan etanol, yang cukup kecil untuk dapat lewat di antara lipid-lipid
membran. Bilayer lipid tidak sangat permeabel terhadap molekul polar tak bermuatan
yang lebih besar, seperti glukosa dan gula lain. Bilayer ini juga relatif tidak permeabel
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 35
terhadap semua ion, sekalipun ion kecil seperti H+ dan Na+. Atom atau molekul
bermuatan dan lapisan airnya sulit menembus lapisan hidrofobik membran. Akan tetapi,
bilayer lipid hanyalah salah satu bagian cerita tentang permeabilitas selektif membran.
Protein yang ada di dalam membran memainkan peran penting dalam pengaturan
transpor.
Protein transpor
Membran sel bersifat permeabel terhadap ion dan molekul polar spesifik.
Subtansi hidrofilik menghindari kontak dengan bilayer lipid dengan lewat melalui protein
transpor yang membentangi membran. Sejumlah protein transpor berfungsi karena
memiliki saluran hidrofilik yang digunakan oleh molekul tertentu sebagai saluran untuk
melewati membran. Protein transpor lain mengikat senyawa yang dibawanya dan secara
fisik menggerakkannya melintasi membran. Dalam kedua kasus tersebut, setiap protein
transpor itu bersifat spesifik untuk substansi yang ditranslokasikannya, berarti hanya
substansi atau kelas yang berkaitan erat dengan substansi itu saja yang dapat melintasi
membran. Misalnya, glukosa yang diangkut dalam darah ke hati manusia memasuki sel
hati secara cepat melalui protein transpor spesifik dalam membran plasma. Protein itu
begitu selektifnya sehinnga protein itu bahkan menolak fruktosa, isomer struktural
glukosa.
Dengan demikian permeabilitas selektif membran bergantung pada rintangan
pembeda pada bilayer lipid maupun protein transpor spesifik yang ada di dalam
membran. Pergerakan substansi keluar –masuk sel terdiri daripada 2 jenis:
I. Transpor pasif
II. Transpor aktif
Transpor pasif
Transpor pasif ialah bentuk pergerakan molekul yang tidak memerlukan tenaga
apabila melintasi membran sel dan laju pergerakan bergantung pada besar konsentrasi
substansi dibandingkan dengan membran tersebut.
Molekul memiliki energi kinetik intrinsik yang disebut gerak termal (kalor). Suatu
akibat gerak termal ialah difusi, kecenderungan molekul setiap zat untuk menyebar ke
seluruh ruangan yang ada. Setiap molekul bergerak secara acak, namun difusi populasi
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 36
molekul mungkin mempunyai arah. Misalnya, bayangkanlah suatu membran yang
memisahkan air murni dari larutan zat pewarna dalam air. Anggaplah bahwa membran ini
permeabel terhadap molekul pewarna tersebut. Setiap molekul pewarna akan
mengembara secara acak, tetapi akan terdapat gerak netto(selisih) molekul pewarna
melintasi membran ke sisi yang semula adalah air murni. Penyebaran zat pewarna
melintasi membran akan berlanjut hingga kedua larutan memiliki konsentrasi pewarna
yang sama. Begitu titik itu tercapai, akan terdapat kesetimbangan dinamik, yaitu molekul
pewarna yang melintasi membran dalam satu arah jumlahnya sebanyak molekul pewarna
yang melintasi membran dalam arah sebaliknya, setiap detik.
Dalam ketiadaan gaya-gaya lain, suatu substansi akan berdifusi dari tempat yang
konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Dengan kata lain,
setiap substansi akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya. Tidak ada kerja yang
harus dilakukan untuk membuat hal ini terjadi; difusi merupakan proses spontan karena
difusi itu menurunkan energi bebas. Ingat bahwa dalam setiap sistem terdapat suatu
kecenderungan untuk meningkatnya entropi, atau ketidakteraturan. Difusi zat terlarut
dalam air meningkatkan entropi dengan menghasilkan campuran yang lebih acak
daripada ketika terdapat konsentrasi zat terlarut yang terlokalisir. Penting untuk
diperhatikan bahwa setiap substansi berdifusi menuruni gradien konsentrasi substansi
miliknya sendiri, yang tidak dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi substansi lain.
Banyak lalulintas melintasi membran terjadi dengan cara difusi. Apabila suatu
substansi lebih tinggi konsentrasinya pada satu sisi membran daripada sisi lain, substansi
tersebut cenderung berdifusi melintasi membran menuruni gradien konsentrasinya. Satu
contoh penting ialah penyerapan oksigen oleh sel yang melakukan respirasi seluler.
Oksigen terlarut berdifusi ke dalam sel melintasi membran plasmanya. Selama respirasi
seluler mengonsumsi O2 yang masuk, difusi ke dalam sel akan berlanjut, karena gradien
konsentrasi akan mendukung pergerakan molekul ke arah tersebut.
Difusi suatu substansi melintasi membran biologis disebut transpor pasif, karena sel tidak
harus mengeluarkan energi untuk membuat hal itu terjadi. Gradien konsentrasi itu sendiri
merupakan energi potensial dan mengarahkan difusi.akan tetapi, harus diingat bahwa
membran itu permeabel selektif sehingga mempengaruhi laju difusi berbagai molekul.
Suatu molekul yang berdifusi bebas melintasi sebagian besar membran ialah air, suatu
kenyataan yang memiliki akibat penting bagi sel.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 37
Osmosis merupakan transpor pasif
Dalam membandingkan dua larutan yang konsentrasi zat terlarutnya berbeda,
larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi disebut sebagai hipertonik.
Larutan dengan konsentrasi zal terlarut yang lebih rendah disebut sebagai hipertonik.
Larutan-larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang sama disebut sebagai isotonik.Difusi
zat pelarut melintasi membran permeabel selektif merupakan suatu kasus khusus transpor
pasif yang disebut osmosis. Arah osmosis ditentukan hanya oleh perbedaan konsentrasi
zat terlarut total.
Keseimbangan air pada sel tanpa dinding
Jika suatu sel hewan dicelupkan ke dalam lingkungan yang isotonik terhadap sel
tersebut, tidak akan ada selisih perpindahan air melintasi membran tersebut. Air mengalir
melintasi membran, tetapi pada laju sama pada kedua arah. Dalam suatu lingkungan yang
isotonik, volume sel hewan stabil. Sekarang kita pindahkan sel tersebut ke dalam larutan
yang hipertonik terhadap sel tersebut. Sel ini akan kehilangan air yang berpindah ke
lingkungannya, mengkerut, dan mungkin saja mati. Inilah salah satu alasan mengapa
peningkatan salinitas (keasinan) danau dapat membunuh hewan di danau tersebut. Akan
tetapi, sel hewan yang menyerap terlalu banyak air menghadapi bahaya yang sama seperti
saat kehilangan air. Jika kita tempatkan sel tersebut dalam larutan yang hipotonik
terhadap sel itu, air akan masuk lebih cepat daripada yang meninggalkannya, sel ini akan
membengkak dan lisis (pecah) seperti balon yang etrus ditiup sampai melewati batas.
Sel tanpa dinding kaku tidak dapat menerima penyerapan atau pelepasan air yang
berlebihan. Masalah keseimbangan air ini secara otomatis terselesaikan jika sel tersebut
hidup dalam lingkungan yang isotonik. Air laut bersifat isotonik terhadap banyak
invertebrata laut. Sel sebagian besar hewan terestrial dilingkupi oleh fluida ekstraseluler
yang isotonik terhadap sel tersebut. Hewan dan organisme lain yang tidak memiliki
dinding sel kaku yang hidup dalam lingkungan hipertonik atau hipotonik harus memiliki
adaptasi khusus untuk osmoregulasi, yaitu kontrol keseimbangan air.
Keseimbangan air pada sel berdinding
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 38
Sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan sejumlah protista memiliki dinding. Apabila
sel seperti ini berada dalam larutan hipotonik, dindingnya akan membantu
mempertahankan keseimbangan air sel tersebut. Perhatikan sel tumbuhan. Seperti sel
hewan, sel tumbuhan ini membengkak ketika air masuk melalui osmosis. Akan tetapi,
dindingnya yang lentur akan mengembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum
dinding ini mengerahkan tekanan balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih
lanjut. Pada saat ini, sel tersebut membengkak, yang merupakan keadaan yang sehat
untuk sebagian besar se tumbuhan. Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti sebagian besar
tumbuhan rumahan, tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang dijaga untuk tetap
bengkak oleh larutan hipotonik sekelilingnya. Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya
isotonik, tidak ada kecenderungan bagi air untuk masuk dan selnya menjadi lembek, yang
menyebabkan tumbuhan menjadi layu. Di lain pihak, dinding tidak mendapatkan
keuntungan apapun jika selnya dicelupkan ke dalam lingkungan hipertonik. Dalam kasus
ini, sel tumbuhan, seperti sel hewan, akan kehilangan air yang berpindah ke sekelilingnya
dan akan mengerut. Begitu sel ini berkerut, membran plasmanya tertarik menjauhi
dindingnya. Fenomena ini yang disebut plasmolisis, biasanya menyebabkan tumbuhan
mati. Sel dinding bakteri dan fungi juga berplasmolisis dalam lingkungan hipertonik.
Transpor aktif
Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan suatu sel
untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul kecil yang berbeda dari konsentrasi
lingkungannya. Oleh karena itu, ia memerlukan tenaga (yang terdiri daripada Adenosine
Trifosfat atau „ATP‟) untuk menggerakkan bahan-bahan melalui membran plasma.
Umumnya, bahan-bahan ini terdiri daripada molekul-molekul berukuran besar seperti
protein-protein tertentu dan mikroorganisme. Bahan-bahan ini bergerak melintasi
membran sel melalui salah satu dari 2 bentuk utama transpor aktif,yaitu endositosis, atau
eksositosis.
Transpor aktif merupakan pemompaan zat terlarut melawan gradiennya
Disamping membantu protein transpor, difusi yang dipermudah masih dianggap transpor
pasif karena zat terlarutnya berpindah menuruni gradien konsentrasinya. Difusi yang
dipermudah mempercepat transpor zat terlarut dengan memberikan lintasan melalui
membrane yang efisien, tetapi tidak mengubah arah transpornya. Akan tetapi, sebagian
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 39
protein transpor dapat memindahkan zat terlarut melawan gradien konsentrasinya,
melintasi membran plasma dari satu sisi yang konsentrasi zat terlarutnya kurang ke sisi
yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi. Transpor ini bersifat “naik bukit” dan
sehingga membutuhkan kerja. Untuk memompa molekul melintasi membran melawan
gradiennya, sel yang bersangkutan haruslah mengorbankan energi metabolismenya. Oleh
karena itu lalulintas membran seperti ini disebut transpor aktif.
Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan suatu sel
untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul kecil yang berbeda dari konsentrasi
lingkungannya.
Kerja transpor aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam dalam
membran. Seperti pada jenis kerja seluler lainnya, ATP menyediakan energi untuk
sebagian besar transpor aktif. Salah satu cara bagi ATP untuk dapat menggerakkan
transpor aktif ialah dengan cara mentransfer gula fosfat terminalnya langsung ke protein
transpor. Hal ini dapat menginduksi protein untuk mengubah konformasinya dalm suatu
cara yang bisa mentranslokasikan suatu zat terlarut yang terikat pada protein ini melintasi
membrannya. Satu system transpor yang bekerja seperti ini ialah pompa natrium –
kalium, yang mempertukarkan natrium dan kalium melintasi membran plasma sel hewan.
Eksositosis dan endositosis mentranspor molekul besar
Air dan zat terlarut memasuki dan meninggalkan sel dengan melintasi bilayer
lipid membran plasma, atau dengan dipompakan atau diangkut melintasi membran oleh
protein transpor. Molekul besar seperti protein dan polisakarida, umumnya melintasi
membran dengan mekanisme yang berbeda yang melibatkan vasikula. Sel mensekresi
makromolekul dengan cara menggabungkan vasikula dengan membran plasma, ini
disebut eksositosis. Vesikula transpor yang lepas dari aparatus golgi dipindahkan oleh
sitoskeleton ke membran plasma. Ketika membran vesikula dan membran plasma
bertemu, molekul lipid kedua bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua
membran bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel.
Pada endositosis, sel memasukkan makromolekul dan materi yang sangat kecil
dengan cara mambentuk vesikula baru dari membran plasma. Sebagian kecil luas
membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 40
dalam, kantong ini terjepit, membentuk vesikula yang berisi materi yang telah terdapat di
luar selnya.
Terdapat tiga jenis endositosis : fagositosis (pemakanan seluler (cellular eating)),
pinositosis (peminuman seluler (cellular drinking)), dan endositosis yang diperantarai
reseptor.
Pada fagositosis, sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang membalut di
sekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong yang berlapis-
membran yang cukup besar untuk bias digolongkan sebagai vakuola. Partikel ini dicerna
setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik. Pada
pinositosis, sel “meneguk” tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah
satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel,
pinositosis tidak bersifat spesifik dalam substansi yang ditranspornya. Sebaliknya,
endositosis yang diperantarai reseptor sangat spesifik. Yang tertanam dalam membran
adalah protein dengan tempat reseptor spesifik yang dipaparkan ke fluida ekstraseluler.
Ekstraseluler yang terikat pada reseptor disebut ligan, suatu istilah umum untuk setiap
molekul yang terikat khususnya pada tempat reseptor molekul lain. Protein reseptor
biasanya mengelompok dalam daerah membran yang disebut membran terlapisi, yang sisi
sitoplasmiknya dilapisi oleh lapisan protein samara. Protein pelapis ini mungkin
membantu memperdalam lubang dan membentuk vesikula.
Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat memperoleh
substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah, sekalipun substansi iu mungkin saja
konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida ekstraseluler.
Vesikula tidak saja mentranspor substansi antara sel dan sekelilingnya, vesikula
ini juga memberikan suatu mekanisme untuk memudakan dan membentuk kembali
membran plasma. Endositosis dan eksositosis terjadi secara kontinu hingga ke tingkat
tertentu dalam sebagian besar sel eukariotik, namun jumlah membran plasma dalam sel
yang tidak tumbuh agak konstan dalam waktu lama. Agaknya, penembahan membrane
oleh satu proses mengimbangi kehilangan membran oleh proses yang lain.
Pinositosis ialah pergerakan yang membawa masuk bahan cairan, khususnya cairan
ekstraseluler. Mula-mula sekali, membran plasma akan membentuk lekukan pada suatu
kawasan di lapisan membran. Lekukan ini menjadi semakin mendalam, dan akhirnya
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 41
lekukan tersebut akan membentuk vesikel yang mengandungi cairan. Melalui vesikel
inilah cairan ekstrseluler dibawa masuk ke dalam sel.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 42
Fungsi Membran Plasma
a. Kompartementalisasi
Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa
kompartemen (ruangan). Membran sel membungkus seluruh protoplasma.
Membran inti memisahkan nukleoplasma dengan dari stoplasma. Selain itu
selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang
disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting
karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa
gangguan dari kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.
b. Barier selektif permeabel
Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi
ke sisi lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin
pertukaran molekul antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat.
c. Transport molekul
Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi
ke sisi lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke
dalam sel daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. Mesin ini
memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang
lebih tinggi di bandingkan di sebelah luar.
d. Penghantaran signal
Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap
signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel
memiliki resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap
sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan
berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda.
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 43
e. Interaksi interseluler
Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme
multiseluler. Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain,
berikatan dan saling bertukar materi dan informasi
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 44
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini :
1. Lipid yaitu senyawa yang tak larut dalam air yang diekstrak dari
organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau
pelarut non polar.
2. Lipid digolongkan berdasarkan Bloor, berdasarkan sifat kimia, dan
berdasarkan kemiripan struktur kimia.
3. Pada umumnya lipid tidak larut dalam air
4. Struktur mambran adallah lipid bilayer
5. Fungsi membran meliputi : Kompartementalisasi, Barier selektif
permeabel, Transport molekul, Penghantaran signal, Interaksi interseluler
LIPID & MEMBRAN. FARMASI UNHALU 2012 Page 45
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Frank B. Penerjemah : dr.RF. Maulani, M.Sc. BUKU AJAR
BIOKIMIA (Biochemistry) EDISI KETIGA. Penerbit : Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
K. Murray, Robert, dkk. 2006. Penerjemah : dr. Brahm U. Pendit. BIOKIMIA
HARPER (Harper’s Illustrated Biochemistry) EDISI 27. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Ngili, Yohanis. 2009. BIOKIMIA Struktur dan Fungsi Biomolekul EDISI
PERTAMA. Penerbit : Graha Ilmu. Yogyakarta.
Poendjiadi, Anna, Supriyanti, Titin.2006. DASAR-DASAR BIOKIMIA.
Penerbit : UI PRESS. Jakarta.
Retno Sri, Yuniastuti,Ari. 2006. BIOKIMIA EDISI PERTAMA. Penerbit :
Graha Ilmu. Yogyakarta.