Upload
ika-pramitha
View
45
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bpom naturalkos
1
BADAN POM
Daftar Isi
Vol. III/No. 8, Agustus 2008
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 2008
Dalam Suplemen Makanan
Lutein sebagai salah satu zat yang saat ini dimasukkan dalam komposisi suplemen makanan bermanfaat untuk memelihara kesehatan mata. Bagaimanakah mekanisme lutein dalam melindungi mata? Untuk mencapai kekuatan ekonomi negara-negara ASEAN di era globalisasi ini, dicapai kesepakatan pembentukan kekuatan ekonomi masyarakat ASEAN di bidang perdagangan. Salah satu sektor yang terlibat dalam upaya penggalangan kekuatan ekonomi ini adalah sektor kesehatan yang didalamnya
ncakup produk Obat Tradisional dan Suplemen Makanan. Seberapa jauh industri Obat Tradisional dan Suplemen Makanan di Indonesia mampu ikut bersaing di pasar regional ASEAN dalam kondisinya saat ini bila seluruh persyaratan yang disepakati bersama di ASEAN mulai diterapkan?
me
Editorial ISSN 1907-6606
Penggunaan obat bahan alam oleh masyarakat Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak zaman dahulu, terutama dalam upaya pencegahan penyakit, peningkatan daya tahan tubuh, mengembalikan kebugaran, bahkan untuk kecantikan wanita. Hal tersebut merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang diturunkan dari generasi ke generasi hingga saat ini dan dipercaya sebagai cara pengobatan yang aman. Apakah benar semua obat bahan alam itu aman dikonsumsi ? Kesehatan kulit dapat mencerminkan kesehatan seseorang secara keseluruhan. Selain itu, kulit juga menjadi ukuran kecantikan. Sayang, orang tidak sadar bahwa pola hidup dan lingkungan turut mempengaruhi kesehatan kulit. Selain itu, tidak semua kosmetik aman digunakan sehingga disini diuarikan tentang bahan-bahan kosmetik yang patut diperhatikan kerjanya pada kulit.
Kulit yang mulus, bersih dan sehat merupakan dambaan setiap orang..........................
Penggunaan obat bahan alam oleh
masyarakat Indonesia sebenarnya sudah
dimulai sejak zaman dahulu, terutama
dalam upaya pencegahan penyakit,
peningkatan daya tahan tubuh,
mengembalikan kebugaran, bahkan untuk
kecantikan wanita
Hal tersebut merupakan warisan budaya
bangsa Indonesia yang diturunkan dari generasi ke
generasi hingga saat ini dan dipercaya sebagai cara
pengobatan yang aman. Apakah benar semua obat
bahan alam itu aman dikonsumsi ?
Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting
bagi manusia sehingga tidaklah mengherankan
semua usaha dilakukan untuk memperoleh tubuh
yang sehat, mulai dari kebiasaan hidup yang teratur,
berolah raga, diet yang seimbang, istirahat yang
cukup, sampai dengan mengkonsumsi obat ataupun
suplemen tertentu.
Dewasa ini penggunaan obat bahan alam
cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun,
baik digunakan dalam menjaga dan
mempertahankan kesehatan, maupun untuk
pengobatan suatu penyakit. Hal ini tidak saja terjadi
pada negara-negara berkembang seperti Indonesia,
akan tetapi juga pada negara-negara maju.
Peningkatan tersebut didorong karena
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menyediakan semakin banyaknya publikasi
data penelitian ilmiah yang menunjukkan
kemanfaatan obat bahan alam.
Apabila disimak dengan seksama,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama dalam penelitian bahan alam sebagai
obat menunjukkan bahwa tidak semua bahan
alam aman untuk dikonsumsi sebagai obat.
Beberapa publikasi melaporkan berbagai faktor
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
suatu bahan alam sebagai obat, diantaranya
adalah mutu, keamanan dan kemanfaatan dari
bahan alam itu sendiri. Hal ini sejalan dengan
rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO)
agar obat bahan alam yang telah terbukti
bermutu, aman dan bermanfaat untuk digunakan
dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, mencegah dan mengobati berbagai
macam penyakit maupun memperbaiki kondisi
kesehatan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(Badan POM) sebagai lembaga pemerintah yang
bertugas dalam pengawasan obat dan makanan
mempunyai misi ’Melindungi masyarakat dari
obat dan makanan yang berisiko terhadap
kesehatan’ dengan visi ’Obat dan makanan
terjamin aman, bermanfaat dan bermutu’.
Obat yang dimaksud disini termasuk obat
bahan alam atau yang lebih dikenal dengan obat
2
3
tradisional. Jelaslah bahwa sesuai dengan
rekomendasi WHO, Badan POM juga
mempersyaratkan bahwa suatu bahan alam yang
akan digunakan sebagai obat harus memenuhi
mutu, keamanan dan kemanfaatan, yang mana
diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor :
HK.00.05.4.2411 Tahun 2004.
Beberapa aspek mutu yang perlu
diperhatikan dalam membuat ataupun
mengkonsumsi suatu produk bahan alam sebagai
obat antara lain, cemaran logam berat ( Pb, As dan
Cd ), residu pestisida, aflatoksin, dan cemaran
mikroorganisme. Suatu produk obat bahan alam
dipersyaratkan tidak boleh mengandung cemaran
logam berat atau apabila tidak dapat dihindari harus
sesuai dengan batas maksimum yang
dipersyaratkan yaitu Pb dan As masing-masing ≤
10,0 ppm dan Cd ≤ 0,3 ppm; demikian juga halnya
dengan residu pestisida jenis fosfor dan klor ≤ 5
µg/kg. Sedangkan untuk aflatoksin ≤ 20 µg/kg.
Suatu produk obat bahan alam sebaiknya tidak
mengandung cemaran mikroorganisme, akan tetapi
kadang hal ini sulit dihindarkan. Adapun batas
maksimum cemaran mikroorganisme yang
dipersyaratkan tergantung dari bentuk sediaan dan
ditentukan dengan penetapan Angka Lempeng Total
dan Angka Kapang Khamir. Namun demikian, suatu
produk obat bahan alam tidak diperbolehkan
mengandung cemaran mikroorganisme patogen
seperti Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus, Clostridia sp., Shigella sp., dan Salmonella
sp. Di samping itu suatu produk obat bahan alam
juga harus memenuhi ketentuan batas kadar air.
Kadar air yang rendah, umumnya di bawah 10%
dapat mencegah tumbuh kembangnya
mikroorganisme sehingga menjamin mutu suatu
produk obat bahan alam. Ekstrak atau sari kental
suatu bahan alam yang akan diolah menjadi
produk seharusnya juga memenuhi ketentuan
standar yang berlaku tentang jenis pelarut yang
digunakan, kadar air, kadar abu total, dan kadar
abu tidak larut asam. Semua aspek mutu di atas
harus diuji dengan menggunakan metode
pengujian yang telah ditetapkan Badan POM.
Dari segi keamanan, suatu obat bahan alam
atau obat tradisional harus berasal dari tumbuhan
atau bahan alam lainnya sesuai dengan
ketentuan dan tidak diperkenankan mengandung
campuran bahan kimia obat
Di samping itu, terdapat kurang lebih 32 jenis
tumbuhan yang tidak diizinkan digunakan
sebagai obat bahan alam di Indonesia,
diantaranya Abrus precatorius L., Aconitum sp.,
Adonis vernalis L., Aristolochia sp., Digitalis sp.,
Datura sp., Ephedra sp., Justicia gendarussa
Burm f., dan Piper methysticum Forst. Berbagai
alasan pelarangan penggunaan bahan tumbuhan
di atas antara lain karena mengandung senyawa
yang bersifat toksik terhadap tubuh manusia,
mempunyai efek samping yang merugikan,
bahkan dapat menyebabkan interaksi dengan
obat-obat lain yang menimbulkan suatu reaksi
yang tidak diinginkan. Uraian di atas dengan jelas
4
menggambarkan bahwa tidak semua bahan alam
aman untuk dikonsumsi. Agar dapat menjamin
keamanan suatu bahan alam seharusnya dilakukan
pengujian toksisitas, baik toksisitas akut maupun
kronis, atau sekurang-kurangnya terdapat data
pustaka ilmiah yang menyatakan segi keamanan
dari bahan alam yang akan digunakan sebagai obat.
Suatu bahan alam yang digunakan sebagai obat
tentu diharapkan dapat memberikan efek
pengobatan sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Agar dapat menjamin bahwa bahan alam yang
diminum mempunyai efek pengobatan sesuai
dengan klaim yang diajukan, tentu dibutuhkan data
ilmiah pendukung sesuai dengan pengujian
farmakologi yang telah dilakukan. Jelaslah
pengujian farmakologi suatu obat bahan alam
sangat diperlukan, baik pengujian secara praklinik
menggunakan hewan uji ataupun pada tingkat yang
lebih tinggi yaitu uji klinik pada manusia.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa mutu,
keamanan dan kemanfaatan bahan alam yang akan
digunakan sebagai obat sangat memegang peranan
penting dalam mencapai tujuan penggunaan suatu
produk obat bahan alam. Indonesia sebagai negara
yang kaya akan sumber daya alamnya perlu
mengembangkan potensi tumbuhan obatnya
sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Kesehatan kulit dapat mencerminkan
kesehatan seseorang secara keseluruhan. Selain
itu, kulit juga menjadi ukuran kecantikan. Sayang,
orang tidak sadar bahwa pola hidup dan
engaruhi kesehatan kulit.
Pola hidup dan
lingkungan yang tidak
sehat pada gilirannya
menimbulkan banyak
masalah kulit, antara lain,
jerawat, kulit kering, kasar, berkerut, berminyak
dan flek di wajah. Yang terakhir ini cukup penting
karena setidaknya sekitar 40 persen perempuan
Asia mempunyai flek di kulitnya.
Faktor lain yang juga me
lingkungan turut memp
nyebabkan masalah
kulit adalah kosmetik. Terkadang kaum
perempuan tergiur untuk membeli kosmetik
berdasarkan rekomendasi seorang teman atau
Kulit yang mulus, bersih dan sehat
merupakan dambaan setiap orang.
Kulit adalah jaringan terluas tubuh
yang memiliki fungsi melindungi organ
tubuh bagian dalam dari bakteri, sinar
ultra violet, reaksi kimia seperti polusi
atau kosmetik
iklan yang begitu gencar di televisi. Padahal belum
tentu kosmetik tersebut cocok untuk jenis kulit anda.
Dalam keseharian pun kita menggunakan
kosmetik perawatan, seper su u pembersih,
penyegar, hand and body lotion,
krim siang, krim malam dan krim
mata. Fungsi dari kosmetik
perawatan adalah mengangkat
kotoran yang mencemari kulit,
mempertahankan komposisi
cairan kulit, melindungi kulit dari
paparan sinar ultra violet, mempe
kerutan dan melembutkan kulit yang kasar. Tetapi
pada kenyataannya, tidak semua kosmetik itu aman
dan bisa melindungi kulit.
Dalam beberapa kos
ti s
metik dapat ditemukan
logam berat
ndungannya
untuk menghilangkan noda yang sudah ada.
rlambat timbulnya
berbagai bahan kimia yang berbahaya bagi kulit,
sepert merkuri, hidrokinon, asam retinoat dan zat
warna sintetis, seperti Rhodamin B dan Merah K3.
Bahan-bahan ini sebetulnya telah dilarang
penggunaannya sejak tahun 1998 melalui Peraturan
Menteri Kesehatan RI No.445/MENKES/
PER/V/1998. Sejauh ini, bahan-bahan kimia
tersebut belum tergantikan dengan bahan-bahan
lainnya yang sifatnya lebih alami. Bahan-bahan
kimia tersebut dapat memicu kanker.
Merkuri (Hg) / air raksa termasuk
berbahaya. Dalam konsentrasi kecilpun dapat
menimbulkan racun. Biasanya merkuri terdapat
pada krim pemutih. Merkuri pada kosmetik
digunakan untuk memucatkan flek. Flek jadi putih
pucat sehingga flek kelihatan pudar (flek tersebut
tidak dapat hilang, bahkan akan lebih melebar)
otomatis kulit wajah akan cepat menjadi putih,
tapi pucat (tidak normal). Jika produk kosmetik
tersebut tidak dipakai lagi, flek akan tampak lagi
bahkan melebar bertambah parah. Kulitpun akan
menjadi bertambah gelap kusam
(ketergantungan). Bila produk bermerkuri sudah
lama dipakai, kulit akan menipis, bisa menjadi
kanker kulit yang fatal. Flek menjadi lebih gelap
kebiruan. Selain itu, merkuri dapat menyebabkan
alergi dan iritasi kulit. Kendati cuma dioleskan ke
permukaan kulit, unsur merkuri yang ada pada
kosmetik mudah masuk ke dalam pori dan darah
lalu memasuki sistem saraf dan juga dialirkan ke
seluruh tubuh. Pemakaian dengan dosis tinggi
dapat menyebabkan kerusakan otak secara
permanen, gagal ginjal yang sangat parah yang
berakibat kematian dan gangguan perkembangan
janin yang berakibat keguguran dan mandul.
Bahkan pemakaian jangka pendek dalam dosis
tinggi juga dapat menyebabkan muntah-muntah,
diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan
zat karsinogenik penyebab kanker.
Selain merkuri, hidrokinon yang ka
di atas 2% juga dikategorikan sebagai bahan
yang berbahaya bagi kesehatan. Hidrokinon
mampu mengelupas kulit bagian luar dan
menghambat pembentukan melanin (zat pigmen
kulit) yang membuat kulit tampak hitam. Namun
karena hidrokinon hanya menghambat
pembentukan melanin, ia tidak dapat digunakan
5
Hidrokinon termasuk golongan obat keras yang
hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter.
ngan obat keras, penggunaannya
Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa
pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit,
kulit menjadi merah dan rasa terbakar juga dapat
menyebabkan kelainan pada ginjal (nephropathy),
kanker darah (leukemia) dan kanker sel hati
(hepatocelluler adenoma), selain itu penggunaan
hidrokinon yang berlebihan dapat menyebabkan
oochronosis terhadap orang berkulit gelap.
Oochronosis adalah kulit berbintil seperti pasir dan
berwarna coklat kebiruan. Penderita oochronosis
akan merasa kulit seperti terbakar dan gatal.
Hidroquionon telah dilarang di Jepang, Australia,
Inggris dan EU. FDA Amerika juga sudah
mengusulkan pelarangan penggunaan hidrokinon
dalam kosmetik sejak tahun 2006, namun karena
masih banyak pendukungnya, terutama dari
kalangan ahli kulit, FDA masih menunda
keputusannya, apalagi hidrokinon telah digunakan
dalam dunia kosmetik sekitar 30 tahunan. Di
Amerika, batas penggunaan hidrokinon untuk
kosmetik yang dijual bebas adalah 2% dan bisa
mencapai 8% untuk penjualan kosmetik dengan
resep dokter.
Asam retinoat/retinoic acid / tretinoin (retin A) juga
termasuk golo
harus dengan resep dokter. Asam retinoat adalah
bentuk asam dari vitamin A. Asam retinoat sering
digunakan untuk meningkatkan tampilan dan tekstur
kulit. Untuk orang yang tinggal di daerah tropis yang
berlimpah matahari, proses penuaan kulit dini
sebagai konsekuensi paparan sinar ultraviolet
(fotoaging) bisa jadi semakin progresif.
Kerusakan kulit ini bisa terjadi di usia muda.
Beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi
fotoaging kini sudah tersedia, salah satunya
dengan mengoleskan obat topikal dari golongan
retinoat. Salah satu obat topikal dari kelompok ini
yang sudah dikenal sejak lebih dari 30 tahun lalu
adalah asam retinoat. Beberapa penelitian sudah
banyak dipublikasikan tentang kemampuan asam
retinoat memperbaiki kondisi kulit karena proses
fotoaging dengan mengurangi kerut,
menghilangkan titik-titik hiperpigmentasi,
mempercepat pergantian sel-sel kulit dan
memperhalus wajah sehingga wajah lebih
berkilau. Asam retinoat merupakan zat yang
populer digunakan dalam kosmetik karena
kemampuannya mengatur pembentukan dan
penghancuran sel-sel kulit. Dengan mengatur
siklus hidup sel, sel-sel epitel kulit yang mati tidak
akan menumpuk begitu saja dan menyebabkan
penyumbatan pori-pori kulit yang akhirnya
menyebabkan jerawat. Kemampuannya
mengatur siklus hidup sel ini juga dimanfaatkan
oleh kosmetik-kosmetik anti-aging karena sel kulit
manusia yang sudah berumur cenderung lamban
memperbarui diri. Namun, asam retinoat juga
punya efek samping. Kulit yang sensitive dapat
menjadi gatal, memerah dan terasa panas seperti
terbakar. Efek samping asam retinoat yang paling
ditakutkan adalah kemampuannya mengganggu
proses pembentukan protein pada tingkat DNA
6
7
yang berujung pada kelainan bentuk tubuh janin.
Oleh karena itu, para ibu hamil harus berhati-hati
dengan kosmetik yang digunakannya.
Sementara bahan pewarna Rhodamin B (Merah
K10) dan Merah K3 (Cl Pigment Red 53 : D&C Red
ngetahui
pa itu Lutein? noid,
berbentuk kristal padat dan berwarna kuning
A
ngetahui
Dala
pa itu Lutein? noid,
berbentuk kristal padat dan berwarna kuning
A No. 8 : 15585) merupakan zat warna sintetis yang
pada umumnya digunakan sebagai zat warna
kertas, tekstil atau tinta. Zat warma ini dapat
menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan
merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker) Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pada hati (liver).
Oleh karena itu, sebelum membeli kosmetik
sebaiknya kita sebagai konsumen me
Oleh karena itu, sebelum membeli kosmetik
sebaiknya kita sebagai konsumen me
bahan-bahan yang terkandung dalam kosmetik
tersebut. Dengan mengetahui bahan-bahan
tersebut, minimal kita bisa terhindar dari kerusakan
kulit. Selain itu, kita jangan mudah percaya dengan
iklan kosmetik yang beredar di media massa dan
juga saran yang diberikan oleh pramuniaga di
counter kosmetik.
bahan-bahan yang terkandung dalam kosmetik
tersebut. Dengan mengetahui bahan-bahan
tersebut, minimal kita bisa terhindar dari kerusakan
kulit. Selain itu, kita jangan mudah percaya dengan
iklan kosmetik yang beredar di media massa dan
juga saran yang diberikan oleh pramuniaga di
counter kosmetik.
Dalam Suplemen Makanan m Suplemen Makanan
AALutein adalah jenis xantophyl II karoteLutein adalah jenis xantophyl II karote
yang kemungkinan merupakan non-provitaminyang kemungkinan merupakan non-provitamin
xanthophyl II yang berbeda dengan jenis
karotenoid lainnya. Lutein ditemukan dalam
pigment merah, oranye, dan kuning dalam buah-
buahan dan sayuran misalnya tomat, wortel,
xanthophyl II yang berbeda dengan jenis
karotenoid lainnya. Lutein ditemukan dalam
pigment merah, oranye, dan kuning dalam buah-
buahan dan sayuran misalnya tomat, wortel,
beberapa sayuran hijau. Lutein diisolasi untuk
dijadikan suplemen makanan. Selain itu lutein ter
ASI dan pada tubuh, lutein juga
. Struktur lutein)
-
dapat pada
dijumpai pada makula retina.
(gb
LUTEIN
Manfaat Lutein
bantu melindungi mata,
ri kerusakan dengan 2 cara
Sinar biru adalah sinar yang memiliki panjang
00-500 nm pada spektrum
400-500 nm dapat menyebabkan
ngi balita dari
bahaya sinar biru yaitu dengan
A. Lutein dapat mem
terutama retina mata da
yaitu :
1. Memfilter sinar biru
gelombang antara 4
sinar yang masih dapat diterima mata. Sinar biru
dapat dipancarkan oleh sinar matahari, televisi,
lampu neon, dan komputer. Sinar biru yang
dipancarkan matahari terlihat ketika mendung
dan udara dalam kondisi lembab. Dalam
kelembaban itu, ada gelombang rendah biru,
seperti debu yang menyebabkan pandangan
samar-samar ketika mengemudi. Sinar biru
memberikan kontribusi AMD (Age-related
Macular Degeneration) yang merupakan salah
satu sebab kebutaan. AMD adalah kerusakan
macula berupa menurunnya kerapatan pigmen
yang berperan menyaring cahaya yang masuk
ke mata. Akibatnya penderita AMD tidak bisa
melihat dengan jelas, tidak dapat membaca,
atau bahkan tidak dapat mengenali wajah teman
sendiri.
Sinar biru dengan panjang gelombang
cahaya
kerusakan dan menimbulkan luka fotokimia pada
retina mata anak dan menyebabkan macula
degenerasi yang terjadi pada saat dewasa.
Macula merupakan daerah kecil ditengah-
tengah retina yang mengandung jutaan sel
yang membantu menghasilkan penglihatan
yang tajam untuk membaca atau melihat
obyek dengan jelas. Pigmen macular
dipercaya melindungi retina dari radiasi sinar
yang masuk ke mata. Dalam jangka waktu
yang pendek, dampak sinar biru dapat
mengganggu kerja retina sehingga
menghambat proses pembelajaran melalui
mata. Sinar biru merupakan sinar yang
bersifat paling merusak yang dapat mencapai
retina. Risiko terbesar kerusakan akibat sinar
biru dialami anak usia dini karena pada usia
tersebut lensa mata pada anak relatif jernih
sehingga belum maksimal menghambat sinar
biru yang masuk, mata bayi dan batita masih
peka dan belum dapat menjaring bahaya
sinar biru. Sekitar 70% hingga 80% sinar
biru dapat mencapai belakang mata pada
usia 0-2 tahun. Sekitar 60% hingga 70%
pada usia 2 hingga 10 tahun .
Salah satu cara untuk melindu
mengkonsumsi lutein. Lutein dapat
membantu melindungi mata melindungi mata
terutama retina mata dari kerusakan dengan
cara menyaring sinar biru Tubuh tidak dapat
mensintesa lutein, oleh karena itu kebutuhan
lutein harus disuplai dari luar tubuh, salah
satunya dari makanan, yaitu: sayuran hijau ,
buah kekuningan , suplemen, susu formula,
8
9
dan yang utama terdapat pada
ASI. Kecukupan lutein pada makanan
membantu menjamin perkembangan mata yang
sehat pada bayi dan anak. Mata merupakan
salah satu indra penting bagi proses belajar.
.
rteri
atau atherosclerosis.
bahan makanan dan
WHO/Codex menetapkan lutein dari bunga
2 Berperan sebagai antioksidan dengan cara
menetralisir radikal bebas. Bagian luar
fotoreseptor mata di dalam retina adalah bagian
yang cenderung mudah terkena peroksidasi
karena tingginya asam lemak. Dengan
mengkonsumsi lutein dapat mengurangi resiko
terserang penyakit katarak dan degenerasi
macular. Pada studi tahun 1994, periset dari
Havard University menemukan bahwa besarnya
risiko kelainan mata degenarasi makula seiring
usia (age-related macular degeneration) pada
orang-orang yang mengonsumsi lutein sebesar
6 mg per hari menurun lebih dari setengahnya.
Para wanita yang memiliki asupan tinggi
lutein dan zeaxanthine, diketahui memiliki
penurunan risiko terhadap katarak sebesar 22
persen dan pada pria sebesar 19 persen.
B. Lutein juga dapat membantu untuk mencegah
atau memperlambat penebalan pembuluh a
Pada tahun 2005, komite Evaluasi Gabungan
untuk zat-zat tam
marigoldaman digunakan sebagai suplemen
nutrien makanan. WHO menetapkan asupan
harian yang diperbolehkan sebanyak 2 mg per
kg berat tubuh perhari, yang ribuan kali lebih
besar daripada kadar yang terdapat pada susu
formula.
Pada survei yang dilakukan di Amerika Serikat
tahun 2002 lalu, sembilan dari sepuluh dokte
mata menyetujui penggunaan lutein. Mereka pun
r
membuat konsensus bahwa buruknya kadar gizi
memegang peran penting dalam timbulnya
penyakit-penyakit mata yang bersifat umum, dan
lutein juga berperan penting untuk meningkatkan
atau memperbaiki kesehatan mata.
10
KESIAPAN INDUSTRI JAMU
MENGHADAPI HARMONISASI ASEAN
U ra
pembentukan kekuatan ek nomi masyarakat ASEAN
dunia, selain wajib memenuhi
SM tersebut, TMHS PWG
n b
ngan yang berlaku di
i negara-negara lain untuk menjadi
uaian
.
gsinya disesuaikan
DI BIDANG OBAT TRADISIONAL
ntuk mencapai kekuatan ekonomi negara-nega
ASEAN di era globalisasi ini, dicapai kesepakatan
o
di bidang perdagangan. Salah satu sektor yang terlibat
dalam upaya penggalangan kekuatan ekonomi ini
adalah sektor kesehatan yang didalamnya mencakup
produk Obat Tradisional (TM : Traditional Medicines)
dan Suplemen Makanan (HS : Health Supplement).
Melalui langkah-langkah pencapaian Harmonisasi
ASEAN di bidang Obat Tradisional (OT) dan Suplemen
Makanan (SM) yang secara teknis digerakkan oleh
kelompok kerja Traditional Medicines and Health
Supplement Product Working Group (TMHS PWG),
telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
mutu produk dan efisiensi perdagangan antar negara
anggota ASEAN. Kelompok kerja TMHS PWG ini
berperan dalam mendukung ASEAN Consultative
Committee on Standards and Quality, suatu badan
standard ASEAN yang berperan memfasilitasi integrasi
ekonomi ASEAN dengan menghilangkan hambatan
non tarif pada perdagangan OT/SM. melalui
pemberlakuan kesepakatan persyaratan administratif /
teknis, kesesuaian cara dalam penempatan produk di
pasaran dikaitkan dengan risiko bagi kesehatan
maupun tatacara pengawasan produk sebelum dan
sesudah berada di jalur peredaran, pengawasan iklan
dan label produk serta mekanisme pemberian
informasi atas produk yang mungkin perlu
diwaspadai dapat menimbulkan akibat yang tidak
diharapkan.
Indonesia sebagai penghasil obat tradisional
terbesar di
persyaratan administratif dan teknis perdagangan
agar produknya tetap punya daya saing di pasar
ASEAN dan dunia, juga perlu perlindungan agar
industrinya bisa tetap bertahan apabila persaingan
global menuntut industri jamu Indonesia memenuhi
banyak persyaratan administratif dan teknis yang
tidak ringan.
Dalam mendukung pencapaian kesepakatan
standard produk OT dan
memiliki li gkup tugas s b. :
Pertukaran informasi, pengkajian dan analisa
peraturan dan perunda
negara-negara ASEAN yang berkaitan
dengan standard, definisi, terminologi dan
infrastruktur yang ada di negara anggota
ASEAN.
Mempelajari peraturan dan perundangan yang
berlaku d
acuan ataupun peraturan internasional lain
yang berlaku dan bisa diterima / diikuti.
Meningkatkan kemampuan infrastruktur
termasuk metoda pengujian untuk keses
penilaian mutu produk.
Mengidentifikasi hal-hal untuk di harmonisasi
dan disepakati bersama
TMHS PWG ini dibentuk pada Agustus 2004 dan
pelaksanaan tugas dan fun
roadmap untuk integrasi di bidang kesehatan yang
telah disepakati. Pada periode 3 (tiga) tahun
11
kerja yang mengkhususkan pada pembahasan tentang
CPOTB, Product Placement, Klaim, Label, PMAS, dll
yang pembahasan lebih mendalamnya dilaksanakan
oleh Tim Ahli yang merupakan perwakilan ahli dari
setiap negara anggota ASEAN yang diorganisasi
menjadi ATSC (ACCSQ TMHS-PWG Scientific
Committee) yang antara lain melakukan kajian lebih
lanjut tentang :
Daftar bahan dilarang;
• Batas ama
pertama terbentuknya TMHS PWG ini, Indonesia
dipilih untuk menjadi ketua PWG meski akhirnya pada
periode 3 (tiga) tahun kedua Indonesia juga masih
tetap dipercaya untuk terus menjadi ketua.
7 (tujuh) area potensial yang disepakati untuk di
harmonisasi yang menjadi tugas WG untuk
ngertian /kesepakatan ar
i pasaran apakah berupa
batas cemaran yang
produk yang beredar (PMAS = post
mpok
n maksimum kandungan vitamin /
p metode / cara yang disepakati untuk
sintetis didalam
iperbolehkan, namun hal ini
ari penyakit sapi
digunakan;
interfase.
menjadi
si Di Bidang Obat
ti
implementasinya adalah:
1. Definisi dan terminologi (pada pertemuan ke enam
sudah diselesaikan pe ti uji senyawa berikut :
Cemaran mikrobiologi;
Logam berat;
maupun maknanya).
2. Market authorization (contoh.: persyaratan
penempatan produk d
notifikasi, listing ato dengan registrasi sebagaimana
yang selama ini dilakukan)
3. Persyaratan keamanan dan mutu (contoh : daftar
bahan dilarang/dibatasi,
diijinkan seperti logam berat, cemaran mikrobiologi,
residu pestisida, atau persyaratan GMP, GACP, dll.)
4. Post marketing surveillance (contoh : sistem audit
mutu, pedoman evaluasi keamanan produk, dll.) 5. Monitoring pengaruh yang tidak dikehendaki dari
OT (MESOT)
6. Persyaratan Penandaan, Klaim Manfaat dan
Periklanan
7. Pengembangan sistem kewaspadaan terhadap
keamanan
marketing alert system).
Untuk melakukan kajian bagi pelaksanaan beberapa
persyaratan diatas telah dibentuk kelompok-kelo
mineral;
• Batas cemaran yang diijinkan yang juga
mencaku
Adanya bahan kimia
produk (tidak d
masih terrgantung regulasi yang berlaku di
masing-masing negara).
• Persyaratan atas bahan berasal dari sapi yang
antara lain untuk menghind
gila;
• Daftar dan batasan bahan tambahan/penolong
yang
• Klaim manfaat yang diperbolehkan
• Klasifikasi produk
Beberapa point penting yang
kesepakatan WG bagi Harmonisa
Tradisional yang perlu menjadi perhatian adalah : a. Pada persyaratan CPOTB, ada 9 (sembilan)
elemen yang diidentifikasi dan disepaka
masuk pada draft CPOTB (GMP Guideline)
yaitu (i) manajemen mutu, (ii) personil, (iii)
bangunan dan peralatan, (iv) dokumentasi, (v)
produksi, (vi) quality control, (vii) kontrak
manufaktur dan analisis, (viii) pengaduan dan
penarikan produk, (ix) self inspection.
Sementara itu tiga elemen lain yaitu glossary,
12
hygiene-sanitasi, dan bahan baku akan
didiskusikan kemudian.
b. Menyepakati prinsip-prinsip: (i) ASEAN GMP
Requirement untuk OT/SM sesuai denga
Sidang menyepakati: (i) harmonisasi
umlah dan kondisi Industri obat tradisional di
IOT), 69
T, ada 907 industri kecil obat
yang
esehatan, departemen
en Pertanian dalam hal budidaya
al
Jamu dalam hal pembinaan
Sidang menyepakati: (i) harmonisasi
tuk diharmonisasi harus dikaji
umlah dan kondisi Industri obat tradisional di
IOT), 69
T, ada 907 industri kecil obat
yang
esehatan, departemen
en Pertanian dalam hal budidaya
al
Jamu dalam hal pembinaan
n diantara IOT ini sudah mendapat sertifikat Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB).
Selain IO
diantara IOT ini sudah mendapat sertifikat Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB).
Selain IO
standar internasional karena akan memberikan
jaminan pada industri di kawasan ini untuk bisa
berkompetisi secara global; (ii) Pada
implementasinya harus tetap memikirkan industri
kecil agar mendapat cukup waktu untuk bisa
mengimplementasikan ASEAN GMP
Requirement. Sebagai langkah awal difokuskan
pada elemen yang berdampak pada keamanan
produk.
c. Berkaitan dengan harmonisasi tentang metoda
testing,
engan harmonisasi tentang metoda
testing,
spesifikasi teknis di tingkat regional, (ii) metoda
testing tidak perlu diharmonisasi karena fasilitas
setiap negara anggota ASEAN berbeda, namun
dapat dipertimbangkan sepanjang validasi dan
akreditasinya sesuai dengan ISO/IEC 17025, (iii)
bantuan teknis dibutuhkan bagi negara yang
fasilitas testingnya lemah dan tidak memiliki
badan akreditasi.
d. Sidang menyepakati agar beberapa parameter
yang diusulkan un
spesifikasi teknis di tingkat regional, (ii) metoda
testing tidak perlu diharmonisasi karena fasilitas
setiap negara anggota ASEAN berbeda, namun
dapat dipertimbangkan sepanjang validasi dan
akreditasinya sesuai dengan ISO/IEC 17025, (iii)
bantuan teknis dibutuhkan bagi negara yang
fasilitas testingnya lemah dan tidak memiliki
badan akreditasi.
d. Sidang menyepakati agar beberapa parameter
yang diusulkan untuk diharmonisasi harus dikaji
kembali dan sedapat mungkin meminimalkan
perbedaan-perbedaan setiap negara untuk
memperlancar kemajuan TMHS di kawasan ini.
kembali dan sedapat mungkin meminimalkan
perbedaan-perbedaan setiap negara untuk
memperlancar kemajuan TMHS di kawasan ini.
JJ
Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
Terdapat 129 industri obat tradisional (
Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
Terdapat 129 industri obat tradisional (
tradisional (IKOT) yang 35,4% diantaranya
tergolong industri rumah tangga dengan fasilitas
dan sumber daya yang sangat minimal.
Langkah-langkah konkrit lintas sektor
tradisional (IKOT) yang 35,4% diantaranya
tergolong industri rumah tangga dengan fasilitas
dan sumber daya yang sangat minimal.
Langkah-langkah konkrit lintas sektor
diperlukan adalah sbb. : :
Badan POM, dinas k
diperlukan adalah sbb. : :
Badan POM, dinas k
perdagangan, dan departemen perindustrian
dalam hal regulasi baik yang menyangkut
pemetaan sarana produksi, ijin industri,
penyusunan pedoman dan modul-modul
CPOTB sampai kepada sosialisasi serta
monitoring pelaksanaan regulasi yang
berlaku.
Departem
perdagangan, dan departemen perindustrian
dalam hal regulasi baik yang menyangkut
pemetaan sarana produksi, ijin industri,
penyusunan pedoman dan modul-modul
CPOTB sampai kepada sosialisasi serta
monitoring pelaksanaan regulasi yang
berlaku.
Departem
Kementerian Negara Koperasi dalam h Kementerian Negara Koperasi dalam h
permodalan. Asosiasi/GP
permodalan. Asosiasi/GP
anggotanya mempersiapkan dan menerapkan
Harmonisasi ASEAN dengan melakukan
pelatihan - pelatihan yang terkait dengan
peningkatan kemampuan industri dalam
menerapkan CPOTB
anggotanya mempersiapkan dan menerapkan
Harmonisasi ASEAN dengan melakukan
pelatihan - pelatihan yang terkait dengan
peningkatan kemampuan industri dalam
menerapkan CPOTB
T I M R E D A K S I PD
ELINDUNG : Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, s. Ruslan Aspan, MM, Apt. NARA SUMBER : r. Niniek Soedijani, Dra. Sri Rahayu, M.Si, D M.Kes. PEMIMPIN REDAKSI : Drs. Bambang wiyatmoko, MBiomed WAKIL PEMIMPIN REDAKSI : Dra. Sri Hariyati, MSc ANGGOTA : DR. Tepy Usia, MPhil. Dra. Kenik Sintawati,
Apt. Erayadi Soekaryo, S.Si, Apt. Lia Amalia, S.Si, Apt. Andry Sulistyawati, S.Si, Apt, MM. Maesya Rahmawati, S.Si, Apt. PENERBIT : Badan Pengawas Obat dan Makanan, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen. Jl. Percetakan Ne
MS, MKes, SpFK. PENASIHAT : DrR. Sherley, Dra. Sri Indrawati,
D
gara No. 23. Telp/Fax. 021-42884208. Email : surv [email protected]