Upload
mirzania-mahya-fathia
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
1/27
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Trauma Termal
Luka termal adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka
termal merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut
(Moenadjat, 2003).
Luka bakar dapat disebabkan oleh paparan panas, baik seara langsung maupun tidak
langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak terjadi pada keelakaan rumah
tangga. !elain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia jugadapat menyebabkan luka bakar. !alah satu luka bakar yang banyak terjadi adalah luka
bakar termal. Luka bakar termal biasanya disebabkan oleh air panas ( scald ) , jilatan api
ke tubuh ( flash), kobaran apai di tubuh ( flame) dan akibat terpapar atau kontak dengan
objek"objek panas lainnya (misalnya plastik logam panas, dll.) (#eimbah $M %
#olmes , 200').
rauma termal menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang ukup tinggi. Menguasai
prinsip"prinsip dasar resusitasi awal pada penderita trauma dan menerapkan tindakan
sederhana pada saat yang tepat dapat mengurangi mobiditas dan mortalitas. rinsip yang
dimaksud adalah kewaspadaan yang tinggi akan terjadinya gangguan jalan napas pada
trauma inhalasi, serta mempertahankan hemodinamik dalam batas normal melalui
resusitasi airan. $okter penolong juga harus waspada dalam melaksanakan tindakan
untuk menegah dan mengobati penyulit trauma termal, seperti misalnya rhabdomiolosis
dan gangguan irama jantung yang sering, terjadi pada trauma listrik. *ontrol suhu tubuh
dan menyingkirkan penderita dari lingkungan yang berbahaya juga merupakan prinsip
utama pengelolaan trauma termal (+dlih et al ., 200).
B. Anatomi dan Fisiologi Kulit
+pidermis, bagian terluar dibagi menjadi 2 lapisan utama yaitu lapisan sel - sel berinti
yang bertanduk (stratum korneum) dan lapisan dalam yaitu sel bertanduk yang telah
mengalami proses diferensiasi (stratum malphigi). !tratum malphigi dibagi menjadi 2,
yaitu lapisan basal (stratum germinatifum, stratum spinosum), dan stratum granulosum
($juanda et al ., 200').
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
2/27
*eratinosit merupakam sel epidermis utama yang berdiferensiasi, membentuk keratin,
suatu protein fibrosa. *eratinosit meninggalkan lapisan malphigi dan bergerak ke atas,
mengalami perubahan bentuk, struktur, sitoplasmik, dan komposisi. roses ini
mengakibatkan transformasi dari sel hidup, aktif mensintesis menjadi sel mati dan
bertanduk. roses ini dinamakan keratinisasi. /nsur sel sisanya membentuk suatu
komplek amorf fibrosa yang dikelilingi membran yaitu tanduk ($juanda et al ., 200').
Melanosit merupakan sel epidermis utama juga, yang berfungsi mensintetis melanin
dari granula-granula melanosom yang berhubungan dengan keratinosit. ¨ah melanin
dalam keratinosit menentukan warna kulit.Melanin melindungi kulit dari pengaruh sinar
matahari yang merugikan.!inar matahari meningkatkan pembentukan melanosom dari
melanin ($juanda et al ., 200').
$ermis terletak tepat dibawah epidermis yang terdiri dari serabut kolagen, elastin danretikulin.Mengandung pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi
pada lapisan epidermis ($juanda et al ., 200').
Gambar 1. enampang *ulit (urns et al ., 2001)
. Fase Trauma Termal1. ase kut
$isebut sebagai fase awal atau fase syok. $alam fase awal penderita akan mengalami
anaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas), dan
circulation (sirkulasi). 4angguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau
beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan
akibat edera inhalasi dalam 15"'2 jam pasa trauma. 6edera inhalasi adalah
penyebab kematian utama penderita pada fase akut. ada fase akut sering terjadi
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
3/27
gangguan keseimbangan airan dan elektrolit akibat edera termal yang berdampak
sistemik (*ennedy et al ., 2007).
2. ase !ubakut
erlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan (*ennedy et al ., 2007)
a. roses inflamasi dan infeksi.
b. roblem penutupan luka pada luka telanjang pada luka yang epitelnya sudah
terkelupas dan atau pada struktur atau organ-organ fungsional.
. *eadaan hipermetabolisme.
3. ase *ronik
ase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ"organ fungsional. roblem yang munul pada fase ini adalah
penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas ,dan
kontraktur (*ennedy et al ., 2007).
D. Klasifi!asi Dan "uas "u!a Ba!ar
Klasifi!asi
$alamnya luka bakar dapat dibedakan menjadi
1. *lasifikasi luka bakar menurut $upuytren (#asibuan, !oedjana, % isono, 2082).
*lasifikasi lama yang diperkenalkan oleh $upuytren adalah pembagian derajat luka
bakar dalam 7 derajat.
a. Luka bakar derajat 8
Luka akibat terkena panas dari api, benda panas dan airan panas yang suhunya
tidak menapai titik didih, atau akibat airan kimia. iasanya bentuk luka berupa
kemerahan dan proses penyembuhan terjadi tanpa meninggalkan parut. 9aktu
penyembuhan antara beberapa jam sampai beberapa hari.
b. Luka bakar derajat 2
Luka diakibatkan terkena benda panas atau airan panas yang suhunya menapai
titik didih atau lebih tinggi. Lapisan kulit superfisial hanya sedikit yang rusak dan
penyembuhannya tanpa meninggalkan jaringan parut. ada awalnya terdapat
:esikel yang kemudian akan terasa sakit dan warnanya menjadi hitam.
#. Luka bakar derajat 3
Luka bakar ini adalah akibat airan yang suhunya diatas titik didih. ada keadaan
ini lapisan superfisial kulit seluruhnya rusak sehingga pada penyembuhan akan
meninggalkan jaringan parut. /jung persyarafan juga terbakar dan halini
mengakibatkan rasa nyeri yang hebat. ada proses penyembuhan dapat terjadi
jaringan parut yang mengandung semua elemen kulit, sehingga tidak mengalami
kontraktur.
d. Luka bakar derajat 1
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
4/27
!eluruh jaringan kulit mengalami kerusakan. /jung saraf juga ikut rusak,
sehingga pada luka bakar ini rasa nyeri tidak ada. åan parut yang terbentuk
akan mengalami kontraksi dan deformitas. Luka terkelupas pada hari ke atau ke
7 dan penyembuhan akan berjalan lambat.
e. Luka bakar derajat
ada keadaan ini kerusakan juga meliputi fasia otot dan hampir selalu mengalami
deformitas.
f. Luka bakar derajat 7
*eadaan ini biasanya fatal, jika tidak meninggal maka biasanya mengakibatkan
kerusakan anggota badan.
2. *lasifikasi Luka akar menurut 9ilson (#asibuan, !oedjana, % isono, 2082)
a. Luka bakar derajat satu (derajat satu dan dua, $upuytren)
erjadi eritema dan blister tanpa kehilangan epidermis. $i sini kapiler mengalami
dilatasi dan terjadi transudasi airan kedalam jaringan ikat, yang menyebabkan
edema. !eara umum blister diliputi oleh kulit yang berwarna keputihan
diatasnya, epidermis yang a:askuler dan dibatasi oleh ;ona yang berwarna
hiperemi. ila besar blister kurang dari 8 m maka blister ini akan diresorbsi,
sebaliknya bila blister ini peah maka akan meninggalkan daerah dengan dasar
yang berwarna kemerahan. Luka bakar derajat satu ini akan sembuh tanpa
meninggalkan jaringan parut. 9alaupun luka bakar yang terjadi adalah derajat
satu akan tetapi bila meliputi lebih dari sepertiga permukaan tubuh terutama yang
terletak pada daerah kepala, leher, badan, atau dinding depan dari abdomen maka
akan menyebabkan kefatalan.
b. Luka bakar derajat dua (derajat tiga dan empat, $upuytren)
erjadi destruksi dari seluruh ketebalan kulit. +pidermis dapat mengalami
koagulasi, pengerutan, berupa daerah yang dibatasi oleh ;ona yang berwarna
kemerahan, dan blister kulit. $alam beberapa hari, biasanya dalam beberapa
minggu jaringan yang nekrosis akan mengelupas dan meninggalkan ulkus yang
lambat menyembuh. Luka bakar derajat dua sering memerlukan koreksi bedah
plastik untuk mengatasi jaringan parut yang terbetuk selama penyembuhan.
. Luka bakar derajat tiga (derajat lima dan enam, $upuytren)
*arakteristik dari luka bakar ini adalah destruksi yang luas tidak hanya pada kulit
dan subkutis tetapi juga pada otot dan tulang. $estruksi pada ujung"ujung saraf
juga dapat terjadi yang mengakibatkan kehilangan rasa nyeri yang relatif.
$e:italisasi jaringan pada area luka bakar menyebabkan mudah terkenanya
infeksi dan penyembuhan yang berjalan lambat. ila paparannya berkepanjangan,
maka kulit dan jaringan ikat dibawah kulit akan terbakar dan menjadi arang.
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
5/27
!edangkan paparan yang luas dari tubuh setelah kematian oleh karena panas dan
asap menyebabkan seluruh tubuhh menjadi arang dengan otot"otot dan organ"
organ dalam yang terpanggang, dan akhirnya menghanguskan bagian"bagian
tubuh terutama ekstremitas, genitalia dan telinga.
3. *lasifikasi Luka akar Menurut $alamnya Luka (runiardi, 2080)
Luka bakar biasanya digolongkan berdasarkan dalamnya luka yang terbentuk
(kerusakan jaringan)
a. Luka bakar derajat !atu
dalah luka bakar yang terbatas pada epidermis superfiial
8) $apat terlihat dalam bentuk eritema dan edema, biasanya tidak terdapat lepuh
(blister), kulit bisa saja, mengalami pengelupasan
2) iasanya sangat nyeri
3) idak terbentuk jaringan parut dalam proses penyembuhan
1) Misalnya luka bakar akibat terpajan sinar matahari b. Luka bakar derajat dua
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
6/27
!eluruh *etebalan $erajat 3 atau 1 $ermis dan jaringan
dibawahnya, mungkin fasia,
tulang, otot
*eras, eshar seperti kulit, airan
berwarna ungu, sensibilitas (")
1. *lasifikasi derajat luka bakar yang lainnya (runiardi, 2080)
*edalaman luka bakar ditentukan oleh tinggi suhu dan lamanya pajanan suhu tinggi.
!elain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut terbakar juga memperdalam
luka bakar. ahan baju yang paling aman adalah yang terbuat dari bulu domba (wol).
ahan sintetis, seperti nilon dan dakron, selain mudah terbakar juga mudah lumer
oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat kedalaman luka bakar.
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan tingkatan kedalaman kulit yang terpajan,
seperti epidermis (derajat satu), lapisan superfisial dan menapai kedalaman dermis
(derajat dua), seluruh lapisan kulit (derajat tiga) dan derajat empat.a. Luka bakar derajat 8 (luka bakar superfisial).
Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis. Luka bakar derajat ini ditandai
dengan kemerahan yang biasanya akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu
- ' hari.
Gambar $. Luka akar $erajat 8 (#id:egi et al ., 2001)
b. Luka bakar derajat dua (luka bakar dermis)
Luka bakar derajat dua telah menapai kedalaman dermis tetapi masih ada
elemen epitel yang tersisa, seperti sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar
keringat, dan folikel rambut. $engan adanya sisa epitel yang sehat ini, luka dapat
sembuh sendiri dalam 80-28 hari. >leh karena kerusakan kapiler dan ujung saraf
di dermis, luka derajat ini tampak lebih puat dan lebih nyeri dibandingkan luka bakar superfisial, karena adanya iritasi ujung saraf sensorik. &uga timbul bula
berisi airan eksudat yang keluar dari pembuluh karena permeabilitas dindingnya
meninggi. Luka bakar derajat 2 dibedakan menjadi
8) $erajat dua dangkal dimana kerusakan mengenai bagian superfisial dari
dermis dan penyembuhan terjadi seara spontan dalam 80" 81 hari.
2) $erajat dua dalam dimana kerusakan mengenai hampir seluruh bagian
dermis. ila kerusakan lebih dalam mengenai dermis, subyektif dirasakan
nyeri. enyembuhan terjadi lebih lama tergantung bagian dari dermis yang
memiliki kemampuan reproduksi sel"sel kulit (epitel, stratum germinati:um,
http://www.answers.com/topic/fasciahttp://www.answers.com/topic/fascia
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
7/27
kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan lain sebagainya) yang tersisa.
iasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
Gambar %. Luka akar $erajat 2 (#id:egi et al ., 2001)
. Luka bakar derajat tiga
Luka bakar derajat tiga meliputi seluruh kedalaman kulit, mungkin subkutis, atau
organ yang lebih dalam. >leh karena tidak ada lagi elemen epitel yang hidup
maka untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan angkok kulit. *oagulasi
protein yang terjadi memberikan gambaran luka bakar berwarna keputihan, tidak ada bula dan tidak nyeri.
Gambar &. Luka akar $erajat 3 (#id:egi et al ., 2001)
d. Luka bakar derajat empat
ada luka bakar derajat ini, luka tidak hanya menembus lapisan kulit, tetapi dapat
juga menembus jaringan lemak subkutan dan strukstur yang lebih dalam. Luka
biasanya terlihat hangus dan sering menyebabkan destruksi pada jaringan
dibawahnya
"uas "u!a Ba!ar
Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. ada
orang dewasa digunakan ? Rule of Nine?, yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung,
perut, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan,
paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing"masing bernilai
@A, sisanya yang bernilai 8A adalah daerah genitalia. Bumus ini membantu untuk
menaksir luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa ($i Maio C&M
% $ana !+, 8@@5).
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
8/27
Gambar '. Rule of Nine
Rule of Nines untu! Penatala!sanaan "u!a Ba!ar Pada Permu!aan Tubu(
Stru!tur Anatomi Area Permu!aan
*epala @A
adan $epan 85A
unggung 85A
iap *aki 85A
iap Lengan @A
4enitaliaDperineum 8A
Bumus tersebut tidak dapat digunakan pada anak dan bayi karena relatif luas
permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih keil.
>leh karena itu, digunakan E Rule of ten? untuk bayi dan E Rule of 10-15-20? dari
Lund and Browder untuk anak. Metode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas
permukaan pada anak (Lund and rowder, 8@11)
8. ada anak di bawah usia 8 tahun kepala 85A dan tiap tungkai 81A. orso dan
lengan persentasenya sama dengan dewasa.
2. /ntuk tiap pertambahan usia 8 tahun, tambahkan 0.A untuk tiap tungkai dan
turunkan persentasi kepala sebesar 8A hingga terapai nilai dewasa.
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
9/27
Tabel $. Lund and rowder 6hart (Lund and rowder, 8@11)
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
10/27
Gambar ). Lund and Browder Chart (Lund and rowder, 8@11)
$erajat dan luas luka bakar tergantung pada banyak faktor seperti jarak korban
dengan api, lamanya pajanan, bahkan pakaian yang digunakan korban pada waktu
terjadinya kebakaran. *omposisi pakaian dapat menentukan derajat keparahan dan
luasnya luka bakar. *ain katun murni akan mentransmisi lebih banyak energi panas ke
kulit dibandingkan dengan bahan katun polyester . ahan katun terbakar lebih epat
dan dapat menghasilkan luka bakar yang besar dan dalam. ila bahan yang dipakaikandungan poliesternya lebih banyak akan menyebabkan luka bakar yang relatif
ringan atau kurang berat. ahan rajutan akan menghasilkan daerah luka bakar yang
relatif lebih keil bila dibandingkan dengan bahan pintalan. !ehingga dapat dikatakan
bahwa bila bahan yang dipakai bertambah berat maka daerah yang terbakar akan
berkurang. !elain itu derajat luka bakar akan berkurang bila pakaian yang dipakai
korban ketat dan mengelilingi tubuh (#asibuan, !oedjana, % isono, 2082).
*. Tera+i airan
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
11/27
8. *ehilangan spesifik dan penggantiannya
erapi airan dapat direnanakan dengan penilaian adekuat :olume
intra:askular dan FaG, air, dan kandungan"kandungan protein plasma. enilaian fisis
:olume inra:askular ditambah dengan penemuan laboratorium, dapat membantu
identifikasi hipo:olemia dan hiper:olemia. /ntuk mengidentifikasikan gangguan
:olume intra:askular absolut atau relatif, diperlukan indeks keurigaan yang tinggi
akan abnormalitas :olume potensial yang berkaitan dengan penyakit, edera, atau
medikasi (Baghunathan *, !haw $ % agshaw !M, 2083).
anda"tanda fisis tambahan dapat membantu memperkirakan jumlah :olume
darah. Fadi radialis dan dorsalis pedis, bila ada dan penuh berarti :olume sirkulasi
adekuat. +kstremitas hangat dan berwarna merah jambu dengan pengisian kembali
kapiler yang epat berarti :olume darah adekuat. Hni berlawanan dengan tangan dankaki yang sianotik dan dingin yang menyertai syok sirkulatori. +dema perifer dan
ronki paru dapat mengidentifikasi hiper:olemia, khususnya pada pasien dengan gagal
jantung, hati, atau ginjal. akikardia dalam keadaan istirahat atau setiap gangguan
irama jantung yang dapat mengidentifikasi :olume darah yang abnormal tinggi atau
rendah disertai dengan perfusi organ akhir yang buruk. *ehilangan turgor kulit,
membran mukosa kering dan kulit yang keriput menandakan adanya defisit airan
yang berat. egitu pula, membran mukosa kering, khususnya pada anak, menandakan
adanya defisit :olume intra:askular paling sedikit 80A (!antry # % lam #,
2080).
>rang dewasa sehat memerlukan sekitar 200 ml air setiap hari untuk
mengganti kehilangan gastrointestinal 800"200 ml, kehilangan tidak nyata lewat kulit
dan pernafasan 8000 ml dan kehilangan lewat urine 8200 ml. *eluaran urine yang
tinggi dapat menerminkan baik penyimpanan garam atau air yang terganggu atau
ekskresi yang tepat seara fisiologis dari :olume ekstraseluler yang meningkat.
enggabungan kebutuhan sehari"hari akan air, FaG dan * G menghasilkan rumatan
airan pada orang dewasa 200 mlDhari 0,2A Fa6l yang biasa dipakai perioperatif,
dengan anggapan bahwa sistem kardio:askular dan ginjal dapat mengekspresikan
tambahan FaG (Myburg & % Mythen M4, 2083).
$eplesi air paling sering terjadi karena intake yang tidak adekuat dan
kehilangan airan yang terus menerus seperti saat berkeringat, demam, atau diare.
6ara rehidrasi terbaik adalah peroral, dengan menggunakan air bersih atau minuman
lain. ila rehidrasi seara oral tidak memungkinkan, jalan terbaik adalah memberikan
larutan intra:ena glukosa A. Larutan ini tidak bisa dianggap sebagai pengganti
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
12/27
makan karena kandungan karbohidrat dan kalorinya rendah (hanya 53' k& atau 200
kkal per liter). /ntuk penderita dengan kondisi stabil namun memerlukan terapi
elektrolit, 2"3 liter larutan glukosa atau garam fisiologis (1A glukosa dan 0,85A
Fa6l) mampu memenuhi kebutuhan harian air dan natrium untuk dewasa (Myburg &
% Mythen M4, 2083).
a. $iare dan muntah
ada diare dan muntah terjadi kehilangan air, natrium, kalium, serta ion lain.
enggantian paling baik adalah seara oral menggunakan larutan rehidrasi oral
atau yang sejenis. Larutan rehidrasi oral standar mengandung 20 gram glukosa,
3. gram Fa6l, 2.@ gram trisogium sitrat dihidrat, dan 8. gram *6l per liter.
enggantian seara intra :ena memerlukan larutan garam, glukosa, dan kalium.
¨ah yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan pemeriksaan hematologi danelektrolit plasma penderita.
b. erdarahan dan luka bakar
enggantian airan yang ideal adalah pada pasien perdarahan dan luka bakar
adalah dengan airan yang komposisinya terdekat dengan airan yang hilang,
darah atau plasma. /ntuk resusitasi inisial pada pasien dengan syok hipo:olemik,
penggunaan larutan garam fisiologis atau ringer laktat merupakan hal yang umum,
tetapi harus diingat bahwa airan ini epat keluar dari sirkulasi ke kompartemen
lain. lasma ekspander memiliki berat molekul yng relatif tinggi sehingga dapat
bertahan dalam pembuluh darah. Larutan ini dapat digunakan pada perdarahan
hebat untuk mengurang kebutuhan transfusi darah, tetapi larutan ini tidak dapat
mengaangkut oksigen.
2. eknik pemberian
/ntuk pemberian terapi airan dalam waktu singkat dapat digunakan
pembuluh :ena di punggung tangan, sekitar pergelangan tangan, lengan bawah atau
daerah ubiti. ada anak keil dan bayi sering digunakan daerah punggung kai, depan
mata kaki dalam, atau di kepala. ada bayi baru lahir dapat digunakan :ena
umbilikalis (unn , ri:edi $ % shraf !, 2005). enggunaan jarum antikarat atau
kateter plastik trombogenik pada :ena perifer biasanya perlu diganti setiap 8"3 hari
untuk menghindari infeksi dan maetnya tetesan (unn , ri:edi $ % shraf !,
2005).
3. emilihan &enis 6airan
a. 6airan *ristaloid
*ristaloid adalah suatu kelompok airan tanpa penambahan solut ionik atau
non"ionik seperti Fa6l ke dalam air. !ebagian besar bersifat iso"osmolar dan tidak
seperti koloid. #arganya murah, pembuatannya mudah, dan tidak menyebabkan
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
13/27
reaksi imunologis. *ristaloid tidak mengandung partikel onkotik dan karena itu
tidak terbatas dalam ruang intra:askular. enyebarannya ditentukan terutama oleh
kadar FaG. *arenanya, larutan"larutan yang mengandung kadar FaG yang hampir
isotonik (misal 0,@A Fa6l, BL, dan larutan hartmann) akan tersimpan di ruang
ekstraselular. *arena ukuran ruang interstitial 3 kali lipat ruang intra:askular, I
kristaloid akan didistribusikan ke ruang interstitial dan J ke ruang intra:askular
(nnane $ et al ., 2083).
6airan ini mempunyai komposisi mirip airan ekstraselular (6+!K6+).
*euntungan dari airan ini antara lain harganya murah, mudah didapat, tidak perlu
cross match, tidak menimbulkan reaksi alergi atau syok anafilaktik,
penyimpanannya sederhana, dan dapat disimpan ukup lama . 6airan kristaloid
jika diberikan dalam jumlah ukup (3"1 kali jumlah airan koloid) ternyata sama
efektifnya dengan pemberian airan koloid untuk mengatasi defisit :olume
intra:askular. Masa paruh airan kristaloid di ruang intra:askular sekitar 20"30
menit (nnane $ et al ., 2083).
#eugnan et al, mengemukakan bahwa walaupun dalam jumlah sedikit larutan
kristaloid akan masuk ruang interstitial sehingga timbul edema perifer dan paru
dengan akibat oksigenasi jaringan akan terganggu. !elain itu, pemberian airan
kristaloid yang berlebihan sering menimbulkan edema serebral dan peningkatan
tekanan intrakranial (nnane $ et al ., 2083).
Larutan Binger Laktat merupakan airan kristaloid yang paling banyak
digunakan untuk resusitasi airan, walau agak hipotonis namun memiliki susunan
yang hampir menyerupai airan intra:askular. Laktat yang terkandung dalam
airan tersebut akan dimetabolisme di hati menjadi bikarbonat. 6airan kristaloid
lainnya yang sering digunakan adalah Fa6l 0,@A tetapi jika diberikan terlalu
banyak dapat mengakibatkan asidosis hiperkloremik dan menurunkan kadar
bikarbonat plasma akibat peningkatan kadar klorida (nnane $ et al ., 2083).
Tabel %. *omposisi eberapa 6airan *ristaloid (erel % Boberts H, 2088)
Kom+osisi Bebera+a airan Kristaloid
"arutan Ti+e, Na l K a -g "a#t A#e Glu De/ +0 sm
lasma " 811 80' 8, " " " " 2@0
2,A $e,0,1AFa6l
M '' '' " " " " " " " " 250
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
14/27
2.A $e, strength
LB!M
7,
2 8, " 81 " " " " 273
A $etr. " " " " " " " " " " " 22
80A $etr. " " " " " " " " " " " 0
0,@A Fa6l B 81 81 " " " " " " " ,0 305
BingerNs !. B 815 87 1 1, " " " " " 7,0 30@
LB! B 830 80@ 1 3 " 25 " " " 7, 2'3
lasmalyt
B 810 @5 " 3 " 2' 23 " ',1 2@1
lasmalyt815
B 810 @5 " 3 " 2' 23 " , 2@1
lasmalyt7GA $et.
M 10 10 87 " 3 " 87 " ,0 372
lasmalyt7
M 10 10 83 " 3 " 87 " " , 880
',A Fa6l
#ypertoniB
825
3
825
3
",
27'
b. 6airan *oloid
*oloid adalah airan yang mengandung partikel tekanan onkotik, sehingga
menghasilkan tekanan onkotik. ila diinfuskan, koloid akan tinggal terutama
dalam ruang intra:askular. *oloid disebut juga sebagai airan pengganti plasma
atau biasa disebut plasma substitute atau plasma ekspander. $i dalam airan koloid
terdapat ;at D bahan yang mempunyai berat molekul tinggi dengan akti:itas
osmotik yang menyebabkan airan ini enderung bertahan agak lama (waktu paruh
3"7 jam) dalam ruang intra:askular. >leh karena itu koloid sering digunakan untuk
resusitasi airan seara epat terutama pada syok hipo:olemikDhemoragik atau
pada penderita dengan hipoalbuminemia berat dan kehilangan protein yang banyak
(misalnya luka bakar) (unn , ri:edi $ % shraf !, 2005).
$arah dan produk darah, seperti albumin menghasilkan tekanan onkotik
karena mengandung molekul protein besar. *oloid artifisial juga mengandung
molekul besar seperti gelatin, dekstran, atau kanji hidroksietil, kendati semua
larutan koloid akan mengekspansi ke ruang intra:askular, koloid dengan tekanan
onkotik yang lebih besar daripada plasma (hiperonkotik), juga akan menarik airan
ke dalam ruang intra:askular. *oloid ini dikenal sebagai ekspander plasma,
mengekspansikan C lebih besar dari :olume yang diinfuskan. *oloid iso"onkotik
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
15/27
mengekspansikan C sebesar :olume yang diinfuskan dan dikenal sebagai
substitut plasma. Maam"maam koloid adalah darah, albumin, gelatin (poligelin
dan modifikasi gelatin), dekstran dan kanji hidroksietil. Masing"masing koloid
mempunyai keuntungan dan kerugian, sehingga untuk pemeriksaan yang rasional
perlu mengenal karakteristik mereka. *erugian dari plasma ekspander selain mahal
juga dapat menimbulkan reaksi anafilaktik (walau jarang) dan dapat menyebabkan
gangguan pada cross match (unn , ri:edi $ % shraf !, 2005).
Tabel &. &enis"jenis Larutan *oloid (unn , ri:edi $ % shraf !, 2005)
Jenis
KoloidProdu!si Ti+e
B-
rata2
rata
3a!tu
Paru(
Intra4as!.
Indi!asi
lasma protein
#uman plasma!erum onsered#uman lbumin
0.000 1 - 8 hari
"pengganti:olume
"hipoproteinemi"hemodilusi
$etranleuonostamesenteroid
82
$ 70D'070.000
D
'0.000
7 jam
"hemodilusi"gangguan
mikrosirkulasi(stroke)
4elatin#idrolisis dari
kolagen binatang
"Modified
gelatin"/rea linked
">ylopi gelatin"#ydroyl ethyl
3.000 2 - 3 jam":olumesubstitusi
!tarh
#idrolisis asamdan ethylen
iide treatment
dari kedelai dan jantung
#ydroy ethyl10.00
07 jam
":olumesubstitusi
"hemodilusi
oly:inyl pyrrolidone
!intetikpolimer :inyl
pyrrolidone
"!ubtosan"eriston
0.0002.000
":olumesubstitusi
Tabel '. erbedaan 6airan *ristaloid dan *oloid (nnane $ et al ., 2083)
*ristaloid *oloid
*euntungan
Murah
O :olume intra:askular
$ipilih untuk penanganan awal
resusitasi airan pada trauma atau perdarahan
Mengisi :olume intra:askular
dengan epat Mengisi kekosongan ruang ke"3
ertahan lebih lama di intra:askular
Mempertahankan tekanan onkotik plasma
Memerlukan :olume yang lebih sedikit
+dema perifer minimal
Menurunkan H*
*erugian Menurunkan tekanan
osmotik
Mahal
$apat menimbulkan koagulopati
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
16/27
Menimbulkan edema perifer
*ejadian edema pulmonal
meningkat Memerlukan :olume yang lebih
banyak +feknya sementara
ada kebooran kapiler, airan pindah ke
interstitial Mengenerkan faktor pembekuan dan
trombosit P adhesi: trombosit
isa menimbulkan reaksi
anafilaktik dengan dekstran $apat menyumbat tubulus renal dan B+!
di hepar
F. Tera+i 5umatan
erapi rumatan bertujuan memelihara keseimbangan airan tubuh dan nutrisi. >rang
dewasa rata"rata membutuhkan airan 30"3 mlDkgDhari dan elektrolit utama Fa GK8"2
mmolDkgDhari dan * GK8 mmolDkgDhari. *ebutuhan tersebut merupakan pengganti
airan yang hilang akibat pembentukan urine, sekresi gastrointestinal, keringat (lewat
kulit) dan pengeluaran lewat paru atau dikenal dengan insensible water losses.
$igunakan rumus #oliday !egar 128, yaitu ($iekmann B, rownstein $ %
4aushe"#ill M, 2080)
Table ). Bumus #oliday !egar (!antry # % lam #, 2080)
erapi rumatan dapat diberikan infus airan elektrolit dengan kandungan karbohidrat
atau infus yang hanya mengandung karbohidrat saja. Larutan elektrolit yang juga
mengandung karbohidrat adalah larutan *"+F, detran G saline, $4, BingerQs
detrose, dll. !edangkan larutan rumatan yang mengandung hanya karbohidrat adalah
detrose A. etapi airan tanpa elektrolit epat keluar dari sirkulasi dan mengisi ruang
antar sel sehingga detrose tidak berperan dalam hipo:olemik (oe;e M, 4re:e &9 %
Bamsay 4, 200).
$alam terapi rumatan airan keseimbangan kalium perlu diperhatikan karena seperti
sudah dijelaskan kadar berlebihan atau kekurangan dapat menimbulkan efek samping
yang berbahaya. /mumnya infus kon:ensional BL atau F! tidak mampu mensuplai
kalium sesuai kebutuhan harian. Hnfus *"+F dapat mensuplai kalium sesuai kebutuhan
harian (oe;e M, 4re:e &9 % Bamsay 4, 200).
G. Tera+i airan +ada "u!a Ba!ar
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
17/27
!alah satu ara menghitung kebutuhan airan pada luka bakar adalah dengan
menggunakan formula arkland. ada tahun 8@75, $r. 6harles eter M$
merekomendasikan suatu metode khusus mengenai resusitasi pasien dengan luka bakar
saat bekerja sebagai dokter di Bumah !akit arkland, $allas, eas. $r. eter
berpendapat, syok yang terjadi pada kasus luka bakar adalah jenis hipo:olemia yang
hanya membutuhkan penggantian airan kristaloid. enurunan efekti:itas hemoglobin
yang terjadi disebabkan oleh perlekatan eritrosit, trombosit, lekosit, dan komponen sel
lainnya pada dinding pembuluh darah (endotel). ila dijumpai gangguan permeabilitas
kapilar dan terjadi kebooran plasma, pemberian koloid tidak akan efektif bahkan
menyebabkan penarikan airan ke jaringan interstisiel yang menyebabkan akumulasi
airan yang akan sangat sulit ditarik kembali ke rongga intra:askular. #al tersebut akan
menambah beban jaringan dan meningkatkan reaksi inflamasi di jaringanR serta
menambah beban organ seperti jantung, paru, dan ginjal (ater 6, 8@'@).
erdasarkan alasan tersebut, maka arkland hanya memberikan larutan BingerQs
Latate (BL) yang diperkaya dengan elektrolit. !edangkan koloidDplasma, bila
diperlukan, diberikan setelah sirkulasi mengalami pemulihan (S21"37jam). *ebutuhan
airan yang dibutuhkan dirumuskan dalam suatu formula (ater 6, 8@'@)
Larutan menurut ormula arkland tersebut diberikan pada 21 jam pertama resusitasi,
dimana separuh total airan yang dibutuhkan akan diberikan pada 5 jam pertama
kemudian sisanya akan diberikan 87 jam kemudian. /ntuk menge:aluasi suksesDtidaknya
resusitasi yang diberikan, maka perlu dipantai urine output dari pasien. ila urine output
menapai 0 mLDjam maka pemberian airan resusitasi dapat diturunkan :olumenya
(ater 6, 8@'@).
0. Tera+i airan +ada Ana! erhitungan jumlah airan dan elektrolit yang diberikan pada bayi dan anak
berdasarkan (*ing 6, #enretig M % *ing B, 200')
8. danya tanda"tanda dehidrasi prabedah
2. $efisit airan akibat puasa prabedah
3. emeliharaan selama pembedahan
1. erkiraan kehilangan airan akibat pembedahan
. engaruh suhu tubuh
$efisit ini mutlak harus diganti bertahap sebelum pembedahan. ila ada tanda"tanda
kehilangan airan lewat rongga ketiga maka penggantian sekitar 80mlDkgDjam dengan
1 mLDkgDA otal Body !urface "rea
Burned (!)
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
18/27
Binger Laktat atau Fa6l fisiologis. /ntuk airan rumatan umumnya dipilih F1 (Fa6l
0,22A dalam $etrose A) (*ing 6, #enretig M % *ing B, 200').
/ntuk pembedahan singkat (kurang dari 8 jam), pada bayiDanak sehat, klinis tidak ada
defisit airan dan perdarahan minimal, maka terapi airan dan elektrolit tidak perlu
diberikan karena bayiDanak segera minum (pasa bedah) (*ing 6, #enretig M % *ing
B, 200').
/ntuk pembedahan yang besarDlama atau bila puasa lama, maka (*ing 6, #enretig
M % *ing B, 200')
8. $iberikan airanDrumatan dengan F1
2. ila perdarahan lebih dari 80A diberikan Binger Laktat dan transfusi darah
3. erkiraan :olume darah (+C K +stimate lood Colume)
a. Feonatus K @0mlDkg
b. ayi"anak 8 tahun K 50mlDkg. nak S8 tahun K '0mlDkg
1. ila kehilangan darah kurang dari 8D3 L (kehilangan darah masih dapat
ditolerir) maka penggantian darah yang hilang ukup dengan larutan Binger
Laktat.
. ila kehilangan darah melebihi 8D3 L maka penggantian darah yang hilang
dengan larutan koloid (albumin A)
7. ila kehilangan darah melenihi L yaitu sekitar S80A +C, maka harusdiberikan tranfusi darah atau B6 (aked Bed 6ell) ditambah koloid dengan
:olume yang sama.
'. *ehilangan darah pada bayi atau anak sulit diukur dengan pasti sedangkan
kehilangan darah sedikit saja sudah akan dapat menimbulkan gangguan, oleh
sebab itu menghadapi perdarahan pada bayi atau anak perlu perhitungan yang
tepat antara lain selain memperhatikan keadaan umum juga perlu mengukur
pemeriksaan hematokrit agar pemberian tranfusi darah tepat pada waktunya.
erkiraan jumlah sel darah merah (+B6M K #$timated Red Cell %ass)
+B6M K +C #ematokrit
800
"cceptable Red Cell Loss(B6L) K +B6M"+B6M30 pada hematokrit
30A
"cceptable Blood Loss (L) K B6L 3
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
19/27
I. Proses Pen6embu(an "u!a Ba!ar
enyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan
yang terjadi. *omponen utama dalam proses penyembuhan luka adalah kolagen
disamping sel epitel. ibroblas adalah sel yang bertanggung jawab untuk sintesis
kolagen. isiologi penyembuhan luka seara alami akan mengalami fase"fase seperti
dibawah ini
1. ase Hnflamasi
ase ini dimulai sejak terjadinya luka sampai hari kelima. !egera setelah terjadinya
luka, pembuluh darah yang putus mengalami konstriksi dan retraksi disertai reaksi
hemostasis karena agregasi trombosit yang bersama jala fibrin membekukan darah.
*omponen hemostasis ini akan melepaskan dan mengaktifkan sitokin yang meliputi
+pidermal 4rowth ator (+4), Hnsulin"like 4rowth ator (H4), lateled"deri:ed
4rowth ator ($4) dan ransforming 4rowth ator beta (4"T) yang berperan
untuk terjadinya kemotaksis netrofil, makrofag, mast sel, sel endotelial dan fibroblas.
*eadaan ini disebut fase inflamasi. ada fase ini kemudian terjadi :asodilatasi dan
akumulasi lekosit olymorphonulear (MF). gregat trombosit akan mengeluarkan
mediator inflamasi ransforming 4rowth ator beta 8 (4 β8) yang juga
dikeluarkan oleh makrofag. danya 4 β8 akan mengakti:asi fibroblas untuk
mensintesis kolagen ($a:id !, 200').
$. ase roliferasi atau ibroplasi
ase ini disebut fibroplasi karena pada masa ini fibroblas sangat menonjol perannya.
ibroblas mengalami proliferasi dan mensintesis kolagen. !erat kolagen yang
terbentuk menyebabkan adanya kekuatan untuk bertautnya tepi luka. ada fase ini
mulai terjadi granulasi, kontraksi luka dan epitelialisasi ($a:id !, 200')
%. ase Bemodeling atau Maturasi
ase ini merupakan fase yang terakhir dan terpanjang pada proses penyembuhan luka.
erjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan
pematangan parut. kti:itas sintesis dan degradasi kolagen berada dalam
keseimbangan. ase ini berlangsung mulai 3 minggu sampai 2 tahun . khir dari
penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 50A
dari kulit normal iga fase tersebut diatas berjalan normal selama tidak ada gangguan
baik faktor luar maupun dalam. ($a:id !, 200')
J. Pen6a!it Komorbid Dan Kom+li!asi Pada "u!a Ba!ar
8. ada *ulit
erubahan patofisiologik yang terjadi pada kulit segera setelah luka bakar
tergantung pada luas dan ukuran luka bakar. /ntuk luka bakar yang keil (smaller
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
20/27
burns), respon tubuh bersifat lokal yaitu terbatas pada area yang mengalami injuri.
!edangkan pada luka bakar yang lebih luas misalnya 2 A dari total permukaan tubuh
(! total body surfae area) atau lebih besar, maka respon tubuh terhadap injuri
dapat bersifat sistemik dan sesuai dengan luasnya injuri. Hnjuri luka bakar yang luas
dapat mempengaruhi semua sistem utama dari tubuh. rauma termal pada kulit dan
jaringan dibawahnya menyebabkan menurunnya fungsi barier kulit. !istim imunitas
tubuh yang menurun akibat luka bakar baik lokal maupun sistemik merupakan faktor
yang sangat penting pada proses timbulnya infeksi (Moenadjat, 200@). Hnfeksi ringan
dan nonin:asif (tidak dalam) ditandai dengan keropeng yang mudah terlepas dengan
nanah yang banyak. Hnfeksi in:asif ditandai dengan keropeng yang kering dengan
perubahan jaringan di tepi keropeng yang mula"mula sehat menjadi nekrotik, akibat
infeksi kuman menimbulkan peradangan pembuluh darah pada pembuluh kapiler di
jaringan yang terbakar dan menimbulkan trombosis ( FaU:i, et al , 2088)
2. !istem kardio:askuler
!egera setelah injuri luka bakar, dilepaskan substansi :asoaktif (ateholamine,
histamin, serotonin, leukotrienes, dan prostaglandin) dari jaringan yang mengalmi
injuri. !ubstansi"substansi ini menyebabkan meningkatnya permeabilitas kapiler
sehingga plasma merembes (to seep) kedalam sekitar jaringan. Hnjuri panas yang seara
langsung mengenai pembuluh akan lebih meningkatkan permeabilitas kapiler. Hnjuri
yang langsung mengenai memberan sel menyebabkan sodium masuk dan potassium
keluar dari sel. !eara keseluruhan akan menimbulkan tingginya tekanan osmotik yang
menyebabkan meningkatnya airan intraellular dan interstitial dan yang dalam
keadaan lebih lanjut menyebabkan kekurangan :olume airan intra:askuler. Luka bakar
yang luas menyebabkan edema tubuh general baik pada area yang mengalami luka
maupun jaringan yang tidak mengalami luka bakar dan terjadi penurunan sirkulasi
:olume darah intra:askuler. $enyut jantung meningkat sebagai respon terhadap
pelepasan ateholamine dan terjadinya hipo:olemia relatif, yang mengawali turunnya
kardia output. *adar hematokrit meningkat yang menunjukan hemokonsentrasi dari
pengeluaran airan intra:askuler. $isamping itu pengeluaran airan seara e:aporasi
melalui luka terjadi 1"20 kali lebih besar dari normal. !edangkan pengeluaran airan
yang normal pada orang dewasa dengan suhu tubuh normal perhari adalah 30 ml
(rie, 200@).
*eadaan ini dapat mengakibatkan penurunan pada perfusi organ. &ika ruang
intra:askuler tidak diisi kembali dengan airan intra:ena maka shok hipo:olemik dan
anaman kematian bagi penderita luka bakar yang luas dapat terjadi. *urang lebih 85"
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
21/27
37 jam setelah luka bakar, permeabilitas kapiler menurun, tetapi tidak menapai
keadaan normal sampai 2 atau 3 minggu setelah injuri. Cardiac outuput kembali normal
dan kemudian meningkat untuk memenuhi kebutuhan hipermetabolik tubuh kira"kira
21 jam setelah luka bakar. erubahan pada kardiak output ini terjadi sebelum kadar
:olume sirkulasi intra:ena kembali menjadi normal. ada awalnya terjadi kenaikan
hematokrit yang kemudian menurun sampai di bawah normal dalam 3"1 hari setelah
luka bakar karena kehilangan sel darah merah dan kerusakan yang terjadi pada waktu
injuri. ubuh kemudian mereabsorbsi airan edema dan diuresis airan dalam 2"3
minggu berikutnya (rie, 2007).
3. !istem Benal dan 4astrointestinal
Bespon tubuh pada mulanya adalah berkurangnya darah ke ginjal dan menurunnya
4B (glomerular filtration rate), yang menyebabkan oliguri. liran darah menuju usus juga berkurang, yang pada akhirnya dapat terjadi ileus intestinal dan disfungsi
gastrointestia pada pasien dengan luka bakar yang lebih dari 2 A (rie, 200@).
1. !istem Hmun
ungsi sistem immune mengalami depresi. $epresi pada akti:itas lymphoyte, suatu
penurunan dalam produksi immunoglobulin, supresi akti:itas omplement dan
perubahanDgangguan pada fungsi neutropil dan marophage dapat terjadi pada klien
yang mengalami luka bakar yang luas. erubahan"perubahan ini meningkatkan resiko
terjadinya infeksi dan sepsis yang menganam kelangsungan hidup pasien (rie,
200@).
. !istem Bespiratori
$apat mengalami hipertensi arteri pulmoner, mengakibatkan penurunan kadar oksigen
arteri dan Elung ompliane?. ada edera inhalasi, sisa"sisa pembakaran senyawa
kimia dapat memperberat distribusi oksigen pada selDjaringan. *eraunan karbon
monoksida adalah kasus yang terbanyak terjadi akibat pembakaran komponen yang
mengandung karbon seperti kayu, kertas, arang, dan batubara. finitas karbonmonoksida (6>) yang tinggi untuk berikatan dengan hemoglobin menghasilkan
karboksi hemoglobin yang dapat mengakibatkan hipoksia pada jaringan. /ntuk
menegah hal ini, maka terapi oksigen dengan konsentrasi 800A dapat diberikan
melalui masker nonrebreathing atau pipa endotrakeal sampai kadar 6>#b dalam tubuh
kurang dari A (6anio, 200@).
K . enatala!sanaan "u!a Ba!ar
merian 6ollege !urgeon (2005) mengemukakan bahwa penatalaksanaan luka bakar
meliputi
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
22/27
8. irway (&alan nafas)
&ika diurigai seseorang dengan trauma inhalasi maka lakukan intubasi epat untuk
melindungi jalan nafas sebelum terjadi pembengkakan wajah dan faring yang
biasanya terjadi 21"15 jam setelah kejadian , dimana jika terjadi edema maka yang
diperlukan adalah trakeostomi atau krikotiroidotomi jika intubasi oral tidak dapat
dilakukan.
2. reathing (enilaian ernafasan)
&ika didapatkan tanda"tanda insufisiensi pernafasan seperti susah nafas, stridor, batuk,
retraksi suara nafas bilateral atau anda -tanda keraunan 6> maka dibutuhkan
oksigen 800A atau oksigen tekan tinggi yang akan menurunkan waktu paruh dari 6>
dalam darah.
3. 6irulation (enilaian !irkulasi $arah)engukuran tekanan darah dan nadi untk mengetahut stabilitas hemodinamik. /ntuk
menegah syok hipo:olemik diperlukan resusitasi airan intra:ena. ada pasien
dengan trauma inhalasi biasanya biasanya dalam 21 jam pertama digunakan airan
kristaloid 10" ' A lebih bnayak dibandingkan pasien yang hanya luka bakar saja.
1. $issability (*esadaran Feurologik)
asien yang berespon atau sadar membantu untuk mengetahui kemampuan mereka
untuk melindungi jalan nafas dan merupakan indikator yang baik untk mengukur
kesussesan resusitasi. asien dengan kelainan neurologik seringkali memerlukan
analgetik poten
. +posure pada Luka bakar eriksa seluruh badan untuk mengetahui adanya trauma
lain dan luka bakar. 6ui Fa6l kulit yang tidak terbakar untuk menghindari sisa ;at
toksik
7. Medikasi
a. *ortikosteroid $igunakan untuk menekan inflamasi dan menurunkan edema
b. ntibiotik Mengobati infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh
!taphyloous ureus dan seudomonas eruginosa pada pasien"pasien dengan
kerusakan paru. myl dan sodium nitrit untuk mengobati keraunan sianida tetapi harus berhati"
hati jika ditemukan pula tanda"tanda keraunan 6> kerena obat ini dapat
menyebabkan methahemoglobinemia. >ksigen dan sodium tiosulfat juga dapat
sebagai antidotum sianida, antidotum yang lain adalah hidroksikobalamin dan
+$
d. ronkodilator untuk pasien"pasien dengan bronkokontriksi. ada kasus"kasus
berat, bronkodilator digunakan seara intra:ena.
". Pera7atan "u!a Ba!ar
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
23/27
Masalah utama dalam perawatan luka bakar yang luas adalah menegah timbulnya
infeksi, maka perlu perawatan lokal yang baik. ujuan daripada perawatan luka bakar
derajat H - HH adalah membuat lingkungan yang bersih dan menegah timbulnya infeksi,
sehingga dapat segera terjadi regenerasi. ujuan perawatan luka bakar derajat HHH adalah
mempersiapkan area luka bakar untuk segera dapat dilakukan s&in graft untuk
menghilangkan jaringan mati. erawatan luka awal seara umum meliputi
1. $imandikan D ui air steril G antiseptika
2. ula keil ( V 2"3 m) dibiarkan.
3. ula besar ( S 3 m ) dilakukan bulektomi (dipeah)
1. >bat"obat lokal (topikal) untuk luka !il:er !ulfadia;ine (!!$) ontoh !il:aden,
urna;ine, $erma;ine dll
. emberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum luas7. ntibotik tidak diberikan bila penderita datang W 7 jam dari kejadian
'. nalgetika
5. ! D ooid
@. ntasida
80. asang atheter untuk pantau prod urin
88. F4 (Fasogastri ube) untuk hindari ileus paralitik
82. erawatan luka bakar seara umum dapat dilakukan dilakukan dengan
8. erawatan seara ertutup
ujuan dari perawatan seara tertutup adalah menutup luka untuk menegah
infeksi lebih lanjut. ada perawatan tertutup tidak perlu dilakukan penekanan pada
luka karena tidak menjamin hilangnya airan. #al yang perlu diperhatikan pada
perawatan tertutup yaitu pembalut harus bersifat absortif agar permukaan tetap
kering, sehingga menegah timbulnya bakteri dengan mengganti pembalut setiap 1"
har (!amiadji, 200').. alut perlu diganti apabila (!amiadji, 200').
a. ekanan bertambah pada tungkai dengan luka bakar oleh karena balut yang terlalu
kuat
b. alut basah oleh karena penyerapan airan
. alut berbau busuk d. Lembab oleh karena feses, muntahan, atau urin
Tabel 8. *euntungan dan *erugian erawatan ertutup (!amiadji, 200')
*euntungan *erugian
8. Mempertahankan obat pada kulit2. $ebridemen mekanis luka pada waktu
mengangkat balut
3. Mengurangi kehilangan airan, elektrolit, protein
1. Mengurangi nyeri, hematom, bula. erfungsi sebagai spalk
7. Melindungi terhadap trauma dan infeksi'. Memau regenerasi
8. eknik perawatan sulit, terutama luka yangmengenai aksilla, muka, leher, dan perineum
2. erlu fiksasi
3. enekanan pada saraf dan pembuluh darah pada balut dapat terlalu kuat
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
24/27
Gambar 8. agan erawatan Luka ertutup
2. erawatan seara erbuka
!etelah dilakukan perawatan inisial terhadap luka bakar, penderita dibaringkan di
atas tempat tidur yang bersih dengan posisi luka bakar bebas terekspose. +ksudat
pada luka bakar derajat HH akan mengering dalam waktu 15 - '2 jam dan terbentuk
krusta. $ibawah krusta yang terbentuk akan terjadi regenerasi epitel, keuali bila
infeksi regenerasi tak terbentuk. !etelah 81"28 hari, krusta yang terbanetuk akan
terlepas dan meninggalkan jaringan sehat. ada luka bakar derajat HHH dimana
eksudasi hanya sdikit dan tak terbentuk krusta, jaringan mati akan mengering setelah
'2 jam perawatan terbuka dan akan timbul jaringan mati yang keras dan tebal. /ntuk
menghindari infeksi lebih lanjut, penderita memerlukan suatu ruangan khusus untuk
mengkontrol kelembaban dan suhu ruangan (!amiadji, 200').
Tabel 9. *euntungan dan *erugian erawatan erbuka (!amiadji, 200')
*auntungan *erugian
8. Beepitelialisasi dapat timbul segera2. Luka bakar derajat HH dapat sembuh primer 3. Luka akan epat kering dan timbul jaringan
mekanis sebagai perlindungan infeksi
8. erlu ruangan khusus2. erlu imobilisasi untuk menegah peahnya krusta3. $apat timbul kontraktur dari jaringan parut
-. Indi!asi 5a7at Ina+
merian 6ollege of !urgeon (2005) mengemukakan bahwa indikasi rawat inap pada
penderita luka bakar yaitu
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
25/27
8. $ewasa luka bakar lebih dari 8 A (derajat HH)
2. nak"anak luka bakar lebih dari 80 A (derajat HH)
3. Luka bakar derajat HHH dan lebih dari 2 A
1. Luka bakar yang mengenai daerah yang penting, yaitu
a. Muka dan leher
b. 4enitalia
. +kstremitas
erdasarkan buku petunjuk refferal he National Burn Care Re'iew, kasus luka bakar
dapat dibagi menjadi dua kelompok, kasus non"kompleks (tidak memerlukan inter:ensi
segera oleh tim ahli) dan kasus kompleks (memerlukan inter:ensi dari tim ahli). erikut
adalah kriteria rujukan pada unit luka bakar (!mith, 2000)
8. Luka bakar derajat HH dan HHH S 80A permukaan badan
2. Luka bakar derajat HH dan HHH pada wajah, tangan, kaku, genital, perineum, persendian
mayor
3. Luka bakar derajat HHH S A luas permukaan badan
1. Luka bakar listrik
. Luka bakar kimia menganam fungsi organ atau memperberat segi kosmetik
7. 6edera inhalasi
'. nak dengan problem medis penyerta yang berpotensi menjadi komplikasi pada
manajemen luka bakar
5. nak dengan asosiasi trauma yang memperburuk kondisi luka bakar
@. nak korban kekerasan sosial
80. idak adekuatnya pengawasan orang dewasa untuk perawatan luka pada lingkungan
tempat tinggal
DAFTA5 PUSTAKA
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
26/27
nnane $, !iami !, &aber !, et al . 2083. +ffets of fluid resusitation with olloids :s
rystalloids on mortality in ritially ill patients presenting with hypo:olemi shok
the 6BH!L randomi;ed trial. ( "m %ed "ssoc, 380850@-8'.
merian 6ollage !urgeon. 2005. )enilaian awal dan pengelolaannya dalam "d'anced
rauma Life !upport for *octora. +disi ke"delapan. &akarta H*H.
ater 6. 8@'@. luid resusitation, burn perentage, and physiologi age. (ournal of
rauma-+n,ury +nfection Critical Care, 8@ 571"57.
unn , ri:edi $, shraf !. 2005. 6olloid solutions for fluid resusitation. Cochrane
*atabase !yst Re'.
urns $, reathnah !M, 6o F, 4riffiths 6+, eds. 2001. Roo&.s e$tboo& of *ermatology.
'th ed. Malden, Mass lakwell !iene.
runiardi, 6harles. 2080. !chwart/.s principles of surgery #d th Few utome
6harateristis of urn HnjuryX. otal burn care (ed. 1th). +dinburgh !aunders. hlm.
23.
#id:egi F, Fduka 6, Myers !, $;iewulski . 2001. +stimation of breast burn si;e. )last
Reconstr !urg , 8838@8.
*ennedy &,
8/18/2019 LUKA TERMAL Fathia Feat Mona
27/27
*ing 6, #enretig M, *ing B. 200'. e$tboo& of )ediatric #mergency )rocedures.
Lippinott 9illiams % 9ilkins.
Lund 66 % rowder F6. 8@11. he estimation of areas of burns. !urg 7ynecol :bstet4
'@32.
Moenadjat