LPM Klom 10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

12

Citation preview

LAPORAN LINGKARAN PEMECAHAN MASALAH

EVALUASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING

PERIODE JANUARI JULI 2015

KELOMPOK 10

Daniel Bramantyo

1102010063

Annisa Abadia

1102010026

Latifatun Nikmah 1102010149PEMBIMBING :

dr. Dini Widianti, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Hasil Lingkar Pemecahan Masalah dengan judul EVALUASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING PERIODE JANUARI -JULI 2015 telah disetujui oleh pembimbing untuk dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.Jakarta, November 2015Pembimbing,

dr. Dini widianti, MKK

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga Laporan Lingkaran Pemecahan Masalah yang berjudul EVALUASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING PERIODE JANUARI -JULI 2015 ini dapat diselesaikan.Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Selain itu, bertujuan pula sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat yang diharapkan dapat memberikan manfaat.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Dini widianti, MKK ,selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.2. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

3. dr. Yusnita, M.Kes selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

4. dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku sekretaris Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Dr. dr. Artha Budi Susila Duarsa, MKes, dekan dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI5. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, Dr. Dian Mardhiyah, M.KK, Dr. Citra Dewi, M.Kes, Dr.H. Sumedi Sudarsono,M.PH, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

6. dr. Mirsad selaku Kepala Puskesmas Johar Baru.7. dr. Aprilia; dan seluruh staf & tenaga kesehatan Puskesmas Cilincing yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.8. Seluruh Rekan Sejawat Fakultas Kedokteran YARSI yang telah bekerja sama dalam menyusun laporan ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyusunan Laporan Lingkara Pemecahan Masalah ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan. Kami mengharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang membacanya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, November2015

Tim PenulisDAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUANiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIivDAFTAR TABELviDAFTARBAGANviiDAFTAR GAMBARviiiBAB ILATAR BELAKANG11.1Gambaran Umum Desa11.1.1Gambara umum Wilayah kecamatan Cilincing11.1.1.1 Keadaan Geografis11.1.1.2 Keadaan Demoografis21.1.1.2.1 Data Penduduk Menurut Umur.31.1.1.3 Keadaan Lingkungan41.1.1.3.1 Sosio ekonomi41.1.1.3.2 Sarana dan Prasarana41.1.1.3.3 Fasilitas Kesehatan.51.2Gambaran Umum Puskesmas61.2.1 Definisi Puskesmas61.2.2Wilayah Kerja Puskesmas81.2.3Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas81.2.4Fungsi Pukesmas81.2.5Peran Puskesmas121.2.6Visi Puskesmas131.2.7Misi Puskesmas131.2.8Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat141.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cilincing221.3.1 Sarana dan Prasana Puskesmas231.3.1.1 Bangunan Puskesmas Cilincing231.3.1.1.1 Tenaga kerja Medis dan Non Medis241.3.1.2 Alat Medis dan Non Medis251.3.2Visi,misi, kebijakan dan motto Puskesmas Kecamatan Cilincing251.3.3Struktur Organisasi261.3.3.1 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas271. 4 Kesehatan Lingkungan281.4.1Tujuan kesehatan lingkungan281.4.2Ruangan lingkup kesehatan lingkungan291.4.3Sasaran kesehatan lingkungan291.4.4Upaya dasar kesehatan lingkungan di kecamatan Cilincing301.4.5Evaluasi program kesehatan lingkungan puskesmas kecamatan Cilincing331.5Identifikasi masalah431.6Rumusan Masalah43BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAH442.1Penetapan Prioritas Masalah442.1.1Emergency442.1.2Greatest member452.2Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah482.2.1Cakupan Peserta KB Aktif Dengan IUD di Se-Kecamatan Cilincing49BAB IIIMENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH523.1Menetapkan alternatif pemecahan masalah523.1.1Cakupan Peserta KB Aktif Dengan IUD di Se-Kecamatan Cilincing53BAB IVRENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH554.1Menyusun Rencana Pemecahan Masalah554.1.1Cakupan Peserta KB Aktif Dengan IUD di Se-Kecamatan Cilincing55BAB VSIMPULAN DAN SARAN585.1Simpulan585.2Saran58

DAFTAR PUSTAKA60DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas) Kecamatan Cilincing Tahun 20152Tabel 1.2 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cilincing Tahun 20152Tabel 1.3Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 20153Tabel 1.4Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 20153Tabel 1.5Jumlah Tatanan di Wilayah Kecamatan Cilincing Tahun 20154Tabel 1.6Fasilitas Kesehatan Kecamatan Cilincing 20155Tabel 1.7Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas15Tabel 1.8Jumlah Tenaga Kerja medis dan non medis di sarana pelayanan kesehatan di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Cilincing Juni 201524Tabel 1.9Alokasi Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 201532Tabel 1.10Indikator dan Target pencapaian program KB Puskesmas Kecamatan Cilincing35Tabel 2.1Penentuan Nilai Emergency berdasarkan Proxy AKI36Tabel 2.2Skoring Emergency terhadap Program KB di Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari Juli 201537Tabel 2.3Penentuan Nilai Greatest Member38Tabel 2.44 Skoring Greatest Member terhadap Program KB di Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari Juli 201539Tabel 2.5Penentuan Nilai Expanding Scope40Tabel 2.6Skoring Expanding Scope terhadap Program KB di Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari Juli 201541Tabel 2.7Penentuan Nilai Feasibility berdasarkan Rasio Tenaga Kerja Puskesmas terhadap Jumlah Penduduk42Tabel 2.8Penentuan Nilai Feasibility berdasarkan Ketersediaan Fasilitas53Tabel 3.1Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Peserta KB Aktif dengan IUD di Wilayah Se-Kecamatan Cilincing pada Januari Juli 201553Tabel 4.1Rencana Pemecahan Masalah untuk Cakupan Peserta KB Aktif dengan IUD di Wilayah Se-Kecamatan Cilincing pada Januari Juli 201556

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cilincing 1.1.1.1 Keadaan Geografis

Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220 kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 371.335 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran.Wilayah kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 300 C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Daerah ini merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan dua banjir kanal sehingga menyebabkan wilayah ini rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut.

Kecamatan Cilincing termasuk wilayah kota administrasi Jakarta Utara, dengan luas wilayah 39,6996 Km2 dan dibagi menjadi tujuh kelurahan yaitu Semper Timur, Semper Barat, Kalibaru, Sukapura, Rorotan, Marunda dan Cilincing. Dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 84 RW dan Rukun Tetangga (RT) 976 RT. (Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing , 2015)Batas-batas wilayah Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Laut Jawa

b. Sebelah Timur : Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Jawa Barat

c. Sebelah Selatan : Kelurahan Cakung Jakarta Timur

d. Sebelah Barat : Kelurahan Lagoa Kecamatan Koja JakartaUtara

Gambar 1.1 Peta Wilayah Cilincing

Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing 2015: Puskesmas Kecamatan Cilincing

: Puskesmas Kelurahan

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi sebelas Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing, yaitu :1.Puskesmas Kecamatan Cilincing

2.Puskesmas KelurahanSemper Barat I

3.Puskesmas Kelurahan Semper Barat II

4.Puskesmas Kelurahan Semper Barat III

5.Puskesmas Kelurahan Kalibaru

6.Puskesmas Kelurahan Sukapura

7.Puskesmas Kelurahan Rorotan

8.Puskesmas Kelurahan Marunda

9.Puskesmas Kelurahan Cilincing I

10.Puskesmas Kelurahan Cilincing II11. Puskesmas Semper Timur1.1.1.2 Keadaan Demografi

Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Cilincing berdasarkan Profil Kecamatan Cilincing tahun 2015 sebanyak 371.335 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 62.788 kepala keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki 184.988 jiwa (52.25%) dan penduduk perempuan 186.347 jiwa (55%), serta distribusi paling besar pada kelompok usia produktif laki-laki 106.168 jiwa dan perempuan 111.123 jiwa. Dari data tersebut di atas rincian jumlah penduduk per kelurahan di Kecamatan Cilincing dapat dilihat pada tabel berikut:(profil Kecamatan Cilincing, 2015)Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kecamatan Cilincing Tahun 2015

No.KelurahanPenduduk (Jiwa)

Laki-lakiPerempuanJumlah

1Semper Timur20.39419.66740.061

2Semper Barat 37.28537.15574.440

3Kalibaru34.77734.17368.950

4Sukapura35.92841.42477.352

5Rorotan22.60321.75744.360

6Marunda12.05710.89822.955

7Cilincing21.94421.27343.888

Jumlah184.988186.347371.355

Sumber: Profil Kecamatan Cilincing Tahun 2015Jumlah penduduk pada masing-masing RT dan RW di Kelurahan Kecamatan Cilincing, dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 1.2 Distribusi luas wilayah, KK, jumlah RW dan jumlah RT di Kecamatan Cilincing Tahun 2015NoKelurahanLuas Wilayah (Km2)KKRWRT

1Semper Timur31,6159.8261097

2Semper Barat15,90713.70617245

3Kalibaru24,67016.11714172

4Sukapura56,14019.7671099

5Rorotan106,3708.05312136

6Marunda79,1695.519976

7Cilincing83,12512.15510136

Jumlah396,99685.10282958

Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Cilincing Tahun 2015Tabel 1.3 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cilincing Tahun 2015NoKelurahanLuas Wilayah

( km2 )Jumlah

PendudukKepadatan Penduduk

( per km2 )

1.Semper Timur3,1640.0611,27

2.Cilincing8,3243.2170,52

3.Kalibaru7,4768.9502,79

4.Semper Barat1,5874.4404,68

5.Sukapura0,5677.3521,38

6.Rorotan10,6444.3600,42

7.Marunda7,9222.9550,29

Jumlah39,65371.3351

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2015A. Data penduduk menurut umur

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015NoKelompok Umur

( tahun )Jumlah

1.0-435.994

2.5-932.505

3.10-1428.299

4.15-1931.184

5.20-2440.375

6.25-2948.197

7.30-3441.725

8.35-3934.891

9.40-4423.848

10.45-4917.888

11.50-5414.083

12.55-599.389

13.60-645.904

14.65-693.789

15.70-741.958

16.> 75

1.306

Jumlah371.335

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing 2015

B. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015

Tabel 1.5 Data dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing

Data DasarJumlah

Jumlah Penduduk371.355

Jumlah Kelurahan7

Jumlah Puskesmas10

Jumlah RW84

Jumlah RT976

Jumlah KK85.102

Tenaga Kesehatan133

Posyandu179

Kader Aktif864

Kader Tidak Aktif91

Jumlah Bayi 6.016

Jumlah Balita25.780

Jumlah Ibu Hamil 6.415

Jumlah Ibu Nifas5.828

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 20151.1.1.3 Keadaan Lingkungan

A.Sosio Ekonomi

Wilayah Kecamatan Cilincing yang terletak di sebelah Utara Kota Jakarta terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), di wilayah tersebut banyak terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang dalam menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai penambah pendapatan devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah satu sentral produksi andalan dalam memacu perekonomian Indonesia. (Laporan Kecamatan Cilincing, 2015)B.Sarana dan PrasaranaWilayah Kecamatan Cilincing memiliki sarana ibadah, sarana pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olahraga, sarana kesehatan masyarakat dan keluarga berencana. Sarana dan prasaran kesehatan yang ada saat ini banyak diminati oleh masyarakat luas yang ada di wilayah Cilincing dan sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang bekerja di wilayah Cilincing tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut. Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.

Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.C. Fasilitas Kesehatan

Kecamatan Cilincing mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan yang tersebar di tujuh kelurahan, dari jumlah kelurahan tersebut terdapat 11 buah fasilitas kesehatan pemerintah yang terdiri dari Puskesmas tingkat kelurahan sebanyak sepuluh buah dan satu Puskesmas tingkat kecamatan.

Juga terdapat fasilitas kesehatan yang didanai oleh perseorangan maupun Puskesmas yang perduli terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Cilincing, antara lain terdapat Rumah Sakit Islam Sukapura di Kelurahan Sukapura. Tabel 1.7 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Cilincing Tahun 2015NoKelurahanRumah SakitPuskesmasPraktek BidanPosyandu

1.Semper Timur01824

2.Cilincing02223

3.Kalibaru01227

4.Semper barat 03941

5.Sukapura11219

6.Rorotan01121

7.Marunda01124

Jumlah11025179

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2015

Puskesmas kecamatan Cilincing pada bulan Mei tahun 2015 telah menjadi sebuah Rumah Sakit Umum Tingkat Kecamatan, oleh karenanya puskesmas kecamatan ini berpindah tempat ke wilayah Kelurahan Sukapura. Puskesams Kecamatan Cilincing ini menjalankan pelayanan serta mengelola data di wilayah Kelurahan Sukapura. 1.1.2Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1 Definisi

Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.

Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.

Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif yang meliputi promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat.

Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif - rehabilitatif

2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat

4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.

5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi investasi

6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership).7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization).

8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era desentralisasi.1.1.2.2 Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan jumlah penduduk 371.335 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:1. Promotif (peningkatan kesehatan)

2. Preventif (upaya pencegahan )

3. Kuratif ( pengobatan )

4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.I.1.2.4 Fungsi Puskesmas

Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.b. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.Sumber : Arrimes, Manajemen PuskesmasGambar 1.2 fungsi puskesmas

Fungsi Puskesmas Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai pusat pelayanan kesehatan (Yankes) yang terdiri dari yankes perorangan dan masyarakat.

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.

2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program Puskesmas.Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.

1.Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat tempat umum mempunyai indikator :

a. Tersedianya air bersih

b. Tersedianya jamban yang saniter

c. Tersedianya larangan merokok

d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP

2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

b. Tumbuh dan kembangnya LSM

c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:a. Promosi kesehatan masyarakat

b. Kesehatan lingkungan

c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak ) dan KB ( Keluarga Berencana )

d. Perbaikan gizi masyarakat

e. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

f. Pengobatan dasarI.1.2.5 Peran Puskesmas

Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

I.1.2.6 Visi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah:

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku penduduk yang sehat

3. Cakupan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatanI.1.2.7 Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.

I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesahatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Lingkungan

3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )

4. KB ( Keluarga Berencana )

5. Perbaikan gizi masyarakat

6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

7. Pengobatan Dasar

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.Tabel 1.8 Program Kesehatan Wajib di Puskesmas

NoUpaya Kesehatan wajibKegiatanIndikator

1Promosi KesehatanPenyuluhan di dalam dan di Luar GedungTatanan sehat

Perbaikan Perilaku sehat

Cakupan air bersih

Cakupan air jamban Keluarga

2Kesehatan LingkunganPenyehatan PemukimanCakupan SPAL

Cakupan rumah sehat

NoUpaya Wajib KesehatanKegiatanIndikator

3. Kesehatan Ibu dan AnakANC

Pertolongan persalinan

MTBS

Imunisasi

Cakupan K1,K4

Cakupan linakes

Cakupan MTBS

Cakupan Imunisasi

4.Keluarga BerencanaPelayanan Keluarga BerencanaCakupan MKET

5.Pemberantasan Penyakit MenularDiare

ISPA

Malaria

TuberkulosisCakupan kasus diareCakupan kasus ISPA

Cakupan kasus malaria

Cakupan Kelambunisasi

Cakupan kasus penemuan angka

6.GiziDistribusi vit A / Fe / cap yodiumPSG

Cakupan vit A/ Fe / cap yodium% gizi kurang/ buruk SKDN

% kadar gizi

7.PengobatanPromosi kesehatan medik dasarUGD

Laboratorim SederhanaCakupan pelayanan dasar jumlah kasus yang ditanganiJumlah pemeriksaan

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan Arrimes,ed.

1.1.2.9 Upaya Kesehatan Pengembangan PuskesmasUpaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olahraga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

5. Upaya Kesehatan Jiwa

6. Upaya Kesehatan Mata

7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

8. Upaya Pengobatan Akupuntur

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di puskesmas kecamatan Cilincing periode Januari - Desember 2015 adalah :a. Upaya Kesehatan Dasar

1. Upaya Promosi Kesehatan2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak

3. Upaya Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Kesehatan Lingkungan

6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular

7. Upaya Pengobatan

b. Upaya Kesehatan Pengembangan 1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olah Raga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6. Upaya Kesehatan Jiwa

7. Upaya Kesehatan Mata

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :

a. KIA

: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)

b. Pengobatan

: Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi

: Panti Pemulihan Gizi, Keluarga

Sadar Gizi (Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair),

Desa Percontohan Kesehatan

Lingkungan (DPKL)

e. UKS

: Dokter Kecil, Saka Bakti Husada

(SBH), Pos Kesehatan Pesantren

(Poskestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Jiwa

: Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa

Masyarakat (TPKJM)3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.

Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.

2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.

3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.

4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa & promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :

1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama.

2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.

3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.

4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.

5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.4. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Medis

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :

1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain.

2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.

3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.b. Rujukan Kesehatan

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.

2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

Gambar 1.3 Sistem Rujukan PuskesmasSetiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :

a. Tatanan sekolah

b. Tatanan tempat kerja

c. Tatanan tempat-tempat umum

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.

c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas).

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cilincing1.1.3.1Latar belakangPuskesmas Kecamatan Cilincing didirikan tahun 1970 di Jl. Sungai Landak Kelurahan Cilincing. Pada tahun 1976 Puskesmas Kecamatan Cilincing pindah ke Jl. Madya Kebantenan IV Kelurahan Semper Timur Kecamatan Cilincing Jakarta Utara pada tahun 1993 hingga saat ini. Puskesmas Kecamatan Cilincing berada + 50 meter dari jalan Kantor Kelurahan Semper Timur. Luas total lahan Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah 36,6996 m2 dengan luas lahan terbangun 4.122 m2.Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi sembilan Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing, yaitu :

1.Puskesmas Kecamatan Cilincing

2.Puskesmas Kelurahan Semper Barat I

3.Puskesmas Kelurahan Semper Barat II

4.Puskesmas Kelurahan Semper Barat III

5.Puskesmas Kelurahan Kalibaru

6.Puskesmas Kelurahan Sukapura

7.Puskesmas Kelurahan Rorotan

8.Puskesmas Kelurahan Marunda

9.Puskesmas Kelurahan Cilincing I

10.Puskesmas Kelurahan Cilincing IIUntuk Kelurahan Semper Timur tidak ada puskesmas kelurahan akan tetapi sudah ada gedung Puskesmas Kecamatan Cilincing yang berlokasi di wilayah kelurahan tersebut. Sehingga dapat dikatakan secara fisik jumlah puskesmas yang ada adalah 10 puskesmas yaitu sembilan puskesmas kelurahan dan satu puskesmas kecamatan. puskesmas Kecamatan Cilincing telah mengajukan diri menjadi salah satu unit BLUD di wilayah Provinsi DKI Jakarta dimulai pada tahun 2006. Mulai Januari 2006 Puskesmas Kecamatan Cilincing telah ditetapkan menjadi puskesmas BLUD bertahap sesuai dengan SK Gubernur No. 2086 tahun 2006 sampai sekarang.Jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah poli umum, gigi, imunisasi, poli ibu dan anak, poli KB, poli lansia, jiwa, paru spesialis mata, ECG, USG, RB dengan kapasitas delapan tempat tidur dan laboratorium dasar. Jumlah tenaga dokter umum 15 orang, dokter gigi 11 orang, spesialis mata 1 orang, bidan 27 orang, paramedik 40 orang dan tenaga non paramedik 10 orang.

Berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia, Puskesmas Kecamatan Cilincing diharapkan mampu memberikan pelayanan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat di Kecamatan Cilincing dan sekitarnya.1.1.3.2 Visi, Misi Dan Sasaran Puskesmas Kecamatan CilincingA.Visi Puskesmas Kecamatan Cilincing :

Menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan yang berorientasi keadaan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal dengan menjunjung tinggi komitmen vertikal maupun horisontal.

B.Misi Puskesmas Kecamatan Cilincing

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

b. Melakukan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.

c. Melakukan pelayanan kesehatan secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara teknis medis maupun administratif

d. Melakukan kegiatan secara bersama dengan mendayagunakan sumberdaya yang ada secara optimal.

e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan feedback terhadap pelayanan puskesmas.1.1.3.3 Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan CilincingMemberikan Pelayanan Kesehatan Profesional dan Ramah yang berorientasi pada peningkatan kepuasan Pelanggan dan secara terus menerus melakukan perbaikan mutu melalui Penerapan Sasaran Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000,2008Fungsi Puskesmas Kecamatan Cilincing1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.

2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.

3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.

4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.

5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.

6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.

7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan, kesehatan anak, penyakit dalam, dan mata.

9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.

10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, gizi, farmasi dan optik.

11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.

12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.

13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.

14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.

15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.

16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.

17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.

18. Penyelenggaraan pencatatan medis.

19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatankeperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.

20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.

21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.

22. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.

23. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi 456puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku Kepala Dinas Kesehatan.Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan CilincingSumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015Gambar 1.4. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing 2015

1.1.3.6Sumber Daya ManusiaPotensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan Cilincing tahun 2015 berjumlah 144 orang dengan perincian pada tabel 1.9.Tabel 1.9 Alokasi Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015No.

Puskesmas

Jumlah Tenaga

Dokter SpesialisDokter

UmumDokter

GigiApotekerBidanPerawatPerawat

GigiTenaga

UmumJml

1.Kecamatan Cilincing25226912048

3.Kelurahan Cilincing II010023107

4.Kelurahan Kalibaru0111521415

5.Kelurahan Semper Barat I0110240311

6.Kelurahan Semper Barat II010003206

7.Kelurahan Semper Barat III021021039

8.Kelurahan Sukapura0110321210

9.Kelurahan Rorotan011023119

10.Kelurahan Marunda001022117

11Kelurahan Semper Timur0110331211

Jumlah21611430341037144

Sumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 20151.1.3.7Sarana dan Prasarana

Puskesmas Kecamatan Cilincing memiliki fasilitas gedung terdiri dari :1. Luas bangunan

: 1500 m22. Luas tanah

: 2915 m23. Daya listrik

: 27.000 W

4. Air

: PAM

5. Telepon

: 2 unit

6. Fax

: 1 unit

7. Komputer

: 20 unit

8. Laptop

: 4 unit

9. Printer

: 13 unit

10. AC

: 26 unit

11. Mobil Puskesmas keliling: 1

12. Mobil dinas

: 1

13. Motor

: 10

14. Swing fog

: 4

15. Dental unit

: 3

16. Rontgen unit

: 1

Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari 2 lantai.

Lantai 1 terdiri dari :1. Loket2. Poli Balai pengobatan umum(BPU)

3. Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

4. Poli Keluarga Berencana (KB).5. Ruang Bersalin (RB) dengan kapasitas :

a. Tempat pendaftaran.

b. 5 unit tempat tidur.

c. Kamar bersalin kapasitas 3 unit tempat tidur.d. Kamar periksa.

e. Ruang tunggu.

f. Ruang administrasi.

g. Dapur.

h. Kamar mandi/toilet.6. Ruang UGD7. Apotek

Lantai II Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari :

1. Ruang tunggu.2. Poli Gigi.

3. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

4. Laboratorium.

5. Toilet.

6. Pojok ASI.

7. Pojok Gizi1.1.4 Program Keluarga Bencana Di Puskesmas Kecamatan CilincingProgram Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia.

Program KB di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada pengaturan kelahiran dalam rangka pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, berkembangnya isu HAM, termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak perempuan (kesejahteraan gender) mendorong program KB untuk memberikan penekanan yang sama pada program kesehatan reproduksi serta peningkatan partisipasi pria. Pemakaian kontrasepsi mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pengendalian kelahiran dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi.Tujuan

Tujuan Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).Sasaran

Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang menjadi sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur yang dilaksanakan sekali setiap tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional).Ruang Lingkup Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma dan sebagainya).Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS.

Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi :

1. Pil KB.

2. Suntik.

3. IUD.

4. Kondom.

5. Implant (susuk KB).Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana di Puskesmas Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari Juli 2015Mengadakan penyuluhan KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi, mengadakan kursus keluarga berencana untuk para dukun bayi, memberikan pelayanan KB pada usia subur.

Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu berdomisili di Kecamatan Cilincing. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang mengikuti KB terus-menerus yang berdomisili di Kecamatan Cilincing.Secara umum, berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta tahun 2008, target untuk peserta KB baru dan KB Aktif tahun 2015 adalah 90% dari PPM (Perkiraan Permintaan Masyarakat). Tabel 1.10 Indikator dan Target pencapaian program KB Puskesmas Kecamatan CilincingProgramIndikatorTarget 1 Tahun (%)Target 7 Bulan (%)

KBCakupan Peserta KB Akfif9052,5

Peserta Kb Aktif Menurut Metode Kontrasepsi :

a. IUD9052,5

b. Implant9052,5

c. Kondom9052,5

d. Pil9052,5

e. Suntik9052,5

Tabel 1.11 Cakupan Peserta KB aktif Puskesmas Kecamatan Cilincing Januari Juli 2015NoKelurahanJumlah PUSPeserta KB

AktifCakupan Peserta KB Aktif (%)Target 7 Bulan (%)

1Sukapura13424622746,4%52,5%

2Rorotan7813418153,5%52,5%

3Marunda4174258561,9%52,5%

4Cilincing I4615303565,8%52,5%

5Cilincing II4123258936,6%52,5%

6Semper Timur7073376953,3%52,5%

7Semper Barat I4219244858,0%52,5%

8Semper Barat II6032332055,0%52,5%

9Semper Barat III2384174273,1%52,5%

10Kalibaru11724708660,4%52,5%

Total655813698256,4%

Tabel 1.12 Cakupan Peserta KB aktif dengan IUD Puskesmas Kecamatan Cilincing Januari Juli 2015NoKelurahanJumlah Peserta KB AktifIUDCakupan Peserta KB Aktif dengan IUD (%)Target 7 Bulan (%)

1Sukapura62272984,8%52.5%

2Rorotan41812385,7%52.5%

3Marunda25851535,9%52.5%

4Cilincing I30351454,8%52.5%

5Cilincing II25891365,3%52.5%

6Semper Timur37691433,8%52.5%

7Semper Barat I24481275,2%52.5%

8Semper Barat II33201374,1%52.5%

9Semper Barat III17421025,9%52.5%

10Kalibaru70863134,4%52.5%

3698217924,8%52.5%

Tabel 1.13 Cakupan Peserta KB aktif dengan implan Puskesmas Kecamatan Cilincing Januari Juli 2015

NoKelurahanJumlah Peserta KB AktifIMPLANCakupan Peserta KB Aktif dengan IUD (%)Target 7 Bulan (%)

1Sukapura622773311,8%52,5%

2Rorotan418151212,2%52,5%

3Marunda258528811,1%52,5%

4Cilincing I30352759,1%52,5%

5Cilincing II258925810,0%52,5%

6Semper Timur37693559,4%52,5%

7Semper Barat I24482379,7%52,5%

8Semper Barat II33202818,5%52,5%

9Semper Barat III174217610,1%52,5%

10Kalibaru708678911,1%52,5%

36982390410,6%52,5%

Tabel 1.14 Cakupan Peserta KB aktif dengan kondom Puskesmas Kecamatan Cilincing Januari Juli 2015

NoKelurahanJumlah Peserta KB AktifKondomCakupan Peserta KB Aktif dengan IUD (%)Target 7 Bulan (%)

1Sukapura62272994,8%52,5%

2Rorotan41812395,7%52,5%

3Marunda25851837,1%52,5%

4Cilincing I30351946,4%52,5%

5Cilincing II25891706,6%52,5%

6Semper Timur37691754,6%52,5%

7Semper Barat I24481777,2%52,5%

8Semper Barat II33201895,7%52,5%

9Semper Barat III174218710,7%52,5%

10Kalibaru70863314,7%52,5%

3698221445,8%52,5%

Tabel 1.15 Cakupan Peserta KB aktif dengan Pil Puskesmas Kecamatan Cilincing Januari Juli 2015

NoKelurahanJumlah Peserta KB AktifPILCakupan Peserta KB Aktif dengan IUD (%)Target 7 Bulan (%)

1Sukapura622781413,1%52,5%

2Rorotan418149111,7%52,5%

3Marunda258536314,0%52,5%

4Cilincing I303550216,5%52,5%

5Cilincing II258951820,0%52,5%

6Semper Timur376947712,7%52,5%

7Semper Barat I244861925,3%52,5%

8Semper Barat II332059718,0%52,5%

9Semper Barat III174254731,4%52,5%

10Kalibaru708697013,7%52,5%

36982589815,9%52,5%

Tabel 1.16 Cakupan Peserta KB aktif dengan suntik Puskesmas Kecamatan Cilincing Januari Juli 2015NoKelurahanJumlah Peserta KB AktifSUNTIKCakupan Peserta KB Aktif dengan IUD (%)Target 7 Bulan (%)

1Sukapura6227341054.8%52,5%

2Rorotan4181221553.0%52,5%

3Marunda2585158161.2%52,5%

4Cilincing I3035171356.4%52,5%

5Cilincing II2589153959.4%52,5%

6Semper Timur3769205654.6%52,5%

7Semper Barat I2448159865.3%52,5%

8Semper Barat II3320174052.4%52,5%

9Semper Barat III17421748100.3%52,5%

10Kalibaru7086433361.1%52,5%

369822193359.3%52,5%

0.1 Identifikasi MasalahSetelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas Kecamatan Cilincing periode Januari Juli 2015, terdapat satu program yang dipilih dalam identifikasi masalah yaitu Program Keluarga Berencana. Program ini dipilih karena merupakan salah satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas dalam hal ini berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas adalah PLKB yang berada di Kecamatan dan tingkat Suku Dinas. Sasaran program Keluarga Berencana adalah kelompok-kelompok masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Cilincing dan secara khusus adalah kelompok kelompok pasangan usia subur. Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan dengan program wajib dan pengembangan lainnya termasuk didalamnya tokoh masyarakat, masyarakat umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program dan target sebagai berikut :1. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Sukapura bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 46,4%2. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Rorotan bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 53,5%3. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Marunda bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 61,9%4. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Cilincing I bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 65,8%5. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Cilincing II bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 36,6%6. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Timur bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 53,5%7. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Barat I bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 58%8. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Barat II bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 55%9. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Barat III bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 73,1%10. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Kalibaru bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 60,4%11. Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 4,8%12. Cakupan peserta KB Aktif dengan IMPLANT di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 10,6%13. Cakupan peserta KB Aktif dengan kondom di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 5,8%14. Cakupan peserta KB Aktif dengan PIL di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 15,9%15. Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 59,3%1.3 Rumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas di Kecamatan Cilincing maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program KB di puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Sukapura bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 46,4% berada di bawah target yaitu 52,5%2. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Rorotan bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 53,5% berada di atas target yaitu 52,5%3. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Marunda bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 61,9% berada di atas target yaitu 52,5%4. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Cilincing I bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 65,8% berada di atas target yaitu 52,5%5. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Cilincing II bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 36,6% berada di bawah target 52,5%6. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Timur bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 53,5% berada diatas target yaitu 52,5%7. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Barat I bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 58% berada diatas target yaitu 52,5%8. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Barat II bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 55% berada di atas target yaitu 52,5%9. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Barat III bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 73,1% berada di atas target yaitu 52,5%10. Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Kalibaru bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 60,4% berada di atas target yaitu 52,5%11. Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 4,8% berada di bawah target yaitu 52,5%12. Cakupan peserta KB Aktif dengan IMPLANT di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 10,6% berada di bawah target yaitu 52,5%13. Cakupan peserta KB Aktif dengan kondom di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 5,8% berada di bawah target yaitu 52,5%14. Cakupan peserta KB Aktif dengan PIL di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 15,9% berada di bawah target yaitu 52,5%Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 59,3% berada di atas target yaitu 52,5%

15. BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH2.1. Penentuan Prioritas MasalahProgram Keluarga Berencana merupakan program kesehatan dasar yang berhubungan dengan permasalahan lintas sektoral. Diputuskan untuk menggunakan metode MCUA dalam penetapan prioritas masalah untuk program ini karena metode ini memiliki parameter expanding scope, dimana parameter ini menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar sektor kesehatan.Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing masalah dengan membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap masalah tersebut diberikan nilai. Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah pada Puskesmas Kecamatan Kemayoran, yaitu :

1. EmergencyEmergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate) jika masalah yang dinilai berupa penyakit. adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. 2. Greatest memberKriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.3. Expanding ScopeMenunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.4. FeasibilityKriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.5. PolicyBerhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih obyektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima. Bobot 5: paling penting.Bobot 4: sangat penting sekali.Bobot 3: sangat penting.Bobot 2: penting.

Bobot 1: cukup penting.2.1.1. EmergencyEmergency menunjukkan besar kerugian yang ditimbulkan oleh masalah. Ini ditujukan dengan case fatality rate (CFR) masing-masing penyakit. Sedangkan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit digunakan proxy. Nilai proxy didapatkan dari berbagai sumber, sedangkan sistem scoring proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi. Pada permasalahan ini, pengaruh jangka panjang KB adalah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), sehingga kelompok kami memakai angka kematian ibu sebagai proxy. Angka kematian ibu adalah 359 orang per 100.000 jumlah kelahiran hidup, menjadi 0,359% (sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2013).

Tabel 2.1 Penentuan Nilai Emergency berdasarkan Proxy AKIRange (%)Nilai

1,359 6,0281

6,029 10,6982

10,699 15,3683

15,369 20,03820,039 24,708

24,709 29,378

29,379 34,048

34,049 38,718

38,719 43,388

43,389 48,05945

6

7

8

9

10

Tabel 2.2 Skoring Emergency terhadap Program KB di Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari Juli 2015NoMasalahCakupanTargetSelisih+ ProxyScore

1.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Sukapura periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 46.6%46.652.56.462

2Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Rorotan periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 53.5%53.552.51.361

3Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Marunda periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 61.9%61.952.59.762

4Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Cilincing I periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 65.8%65.852.513.663

5Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Cilincing II periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 36.6%36.652.516.264

6Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Timur periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 53.5%53.552.51.361

7.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat I periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 58%5852.55.861

NoMasalahCakupanTargetSelisih+ProxyScore

8.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat II periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 55%5552.52.861

9Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat III periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 73.1%73.152.520.965

10.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Kalibaru periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 60.4%60.452.58.262

11.Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 4.8%4.852.548.0610

12Cakupan peserta KB aktif dengan implant di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 10.6%10.652.542.269

13Cakupan peserta KB aktif dengan kondom di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 5.8%5.852.547.0610

14Cakupan peserta KB aktif dengan PIL di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 15.9%15.952.536.968

15.Cakupan peserta KB aktif dengan PIL di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 59.3%59.352.57.162

2.1.2. Greatest MemberGreatest Member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalence. Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan. Tabel 2.3 Penentuan Nilai Greatest MemberRange (%)Nilai

1 5.6691

5.670 10.3392

10.34 15.0093

15.010 19.679

19.68 24.34924.35 29.019

29.020 33.689

33.69 38.359

38.36 43.029

43.030 47.7045

6

7

8

9

10

Tabel 2.4 Skoring Greatest Member terhadap Program KB di Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari Juli 2015NoMasalahCakupanTargetSelisihScore

1.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Sukapura periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 46.6%46.652.56.12

2Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Rorotan periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 53.5%53.552.511

3Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Marunda periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 61.9%61.952.59.42

4Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Cilincing I periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 65.8%65.852.513.33

5Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Cilincing II periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 36.6%36.652.515.94

6Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Timur periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 53.5%53.552.511

7.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat I periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 58%5852.55.51

NoMasalahCakupanTargetSelisihScore

8.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat II periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 55%5552.52.51

9Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat III periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 73.1%73.152.520.65

10.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Kalibaru periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 60.4%60.452.57.92

11.Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 4.8%4.852.547.710

12Cakupan peserta KB aktif dengan implant di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 10.6%10.652.541.99

13Cakupan peserta KB aktif dengan kondom di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 5.8%5.852.546.710

14Cakupan peserta KB aktif dengan PIL di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 15.9%15.952.536.68

15.Cakupan peserta KB aktif dengan PIL di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 59.3%59.352.57.162

2.1.3. Expanding ScopeExpanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar sektor kesehatan. Dinilai melalui azas keterpaduan puskesmas, yaitu melalui lintas sektor. Adanya keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 2, karena masalah pada suatu program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada banyak sektor lainnya yang berhubungan langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain diberikan nilai 1.Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope NilaiKeterpaduan

1Tidak ada Keterpaduan lintas sektor atau lintas program

2Keterpaduan lintas sektor atau lintas program

Tabel 2.6 Skoring Expanding Scope terhadap Program KB di Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari Juli 2015NoDaftar MasalahScore

1.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Sukapura periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 46.6% 2

2Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Rorotan periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 53.5%2

3Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Marunda periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 61.9%2

4Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Cilincing I periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 65.8%2

5Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Cilincing II periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 36.6%2

6Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Timur periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 53.5%2

7.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat I periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 58%2

8.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat II periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 55%2

9Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat III periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 73.1%2

10.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Kalibaru periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 60.4%2

11.Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 4.8%2

12Cakupan peserta KB aktif dengan implant di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 10.6%2

13Cakupan peserta KB aktif dengan kondom di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 5.8%2

14Cakupan peserta KB aktif dengan PIL di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 15.9%2

15.Cakupan peserta KB aktif dengan PIL di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 59.3%2

2.1.4. FeasibilityFeasibility menunjukkan sejauh mana kemungkinan program kerja yang terdapat di puskesmas dapat atau tidak dilaksanakan. Untuk menilai hal tersebut digunakan sistem scoring dilihat dari ketersediaan sumber daya manusia, program kerja, material, serta transportasi yang efektif serta efisien untuk mengatasi masalah tersebut.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat diselesaikan meliputi:

1. Rasio tenaga kerja puskesmas terhadap jumlah penduduk (Sumber Daya Manusia/ SDM). Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan perhitungan ratio tenaga kesehatan di puskesmas kecamatan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan dimasing-masing wilayah puskesmas.Tabel 2.7 Penentuan Nilai Feasibility berdasarkan Rasio Tenaga Kerja Puskesmas terhadap Jumlah PendudukRangeNilai

1:1 1:1000 3

1:1001 1:20002

1:2001 1:30001

2. Ketersediaaan fasilitas, nilai ketersediaan fasilitas terhadap setiap kegiatan Puskesmas penilaiannya dibagi 2, yaitu :tersedia dan tidak tersedia. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program terkait.

Tabel 2.8 Penentuan Nilai Feasibility berdasarkan Ketersediaan FasilitasNoKategoriKetersediaanNilai

1TempatTersedia2

Tidak tersedia1

2Alat/obatTersedia2

Tidak tersedia1

Tabel 2.9 Skoring Feasibility terhadap Program KB di Wilayah Kecamatan Cilincing

Periode Januari Juli 2015NoDaftar MasalahTenaga Kerja PuskesmasFasilitas

(Tempat + Alat/ obat)Score

1.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Sukapura periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 46.6%246

2Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Rorotan periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 53.5%246

3Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Marunda periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 61.9%246

4Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Cilincing I periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 65.8%246

5Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Cilincing II periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 36.6%246

6Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Timur periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 53.5%246

7.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat I periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 58%246

8.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat II periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 55%246

9Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat III periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 73.1%246

10.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Kalibaru periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 60.4%246

11.Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 4.8%246

12Cakupan peserta KB aktif dengan implant di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 10.6%246

13Cakupan peserta KB aktif dengan kondom di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 5.8%246

14Cakupan peserta KB aktif dengan PIL di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 15.9%246

15.Cakupan peserta KB aktif dengan PIL di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 59.3%246

1.1.5 PolicyUntuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan sebagai hasil justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari seberapa seringnya masalah tersebut dipublikasikan di berbagai media. Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu informasi kesehatan di media elektronik memiliki jangkauan yang lebih luas. Kebijakan pemerintah berupa undang-undang yang mengatur jumlah anak juga berperan dalam publikasi program KB. Publikasi informasi dalam bentuk media cetak dan penyuluhan pun termasuk dalam penilaian policy. Penjumlahan dari nilai-nilai tersebut dijadikan score penilaian.Tabel. 2.10 Penentuan Nilai PolicyParameterScore

Penyuluhan:

Ada

Tidak ada2

1

Media (Cetak dan/atau Elektronik)Elektronik dan Cetak

Elektronik atau Cetak2

1

Kebijakan pemerintah (Nasional dan/atau Daerah)

Dua kebijakan

Satu kebijakan

2

1

Tabel. 2.11 Skoring Policy terhadap Program KB di Wilayah Kecamatan CilincingPeriode Januari Juli 2015

NoMasalahPenyuluhanMediaKebijakan PemerintahScore

1.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Sukapura periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 46.6%2226

2Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Rorotan periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 53.5%2226

3Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Marunda periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 61.9%2226

4Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Cilincing I periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 65.8%2226

5Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Cilincing II periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 36.6%2226

6Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Timur periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 53.5%2226

7.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat I periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 58%2226

NoMasalahCakupanTargetSelisihScore

8.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat II periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 55%2226

9Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Semper Barat III periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 73.1%2226

10.Cakupan peserta KB aktif di wilayah kelurahan Kalibaru periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 60.4%2226

11.Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 4.8%2226

12Cakupan peserta KB aktif dengan implant di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 10.6%2226

13Cakupan peserta KB aktif dengan kondom di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 5.8%2226

14Cakupan peserta KB aktif dengan PIL di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 15.9%2226

15.Cakupan peserta KB aktif dengan PIL di wilayah Sekecamatan Cincing periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 59.3%2226

2.1.6. Penetapan Prioritas Masalah Dari kelima aspek tersebut di atas, hasil nilai kemudian dikalikan dengan bobot sehingga didapatkan bobot nilai. Hasil perhitungan skor bobot nilai adalah sebagai berikut:Tabel 2.12. Penentuan Prioritas Masalah Menurut Metode MCUA

di Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari Juli Tahun 2015

NoParameterBobotMS1MS2MS3MS4MS5

NBNNBNNBNNBNNBN

1Greatest member521015210315420

2Emergency4281428312416

3Feasibility3618618618618618

4Policy2612612612612612

5Expanding scope12222222222

Jumlah18501641185020592268

NoParameterBobotMS6MS7MS8MS9MS10

NBNNBNNBNNBNNBN

1Greatest member5151515525210

2Emergency414141452028

3Feasibility3618618618618618

4Policy2612612612612612

5Expanding Scope12222222222

Jumlah16411641164124771850

NNParameterBobotMS11MS12MS13MS14MS15

NBNNBNNBNNBNNBN

1Greatest member510509451050840210

2Emergency41040936104083228

3Feasibility3618618618618618

4Policy2612612612612612

5Expanding Scope12222222222

Jumlah341223211334122301041850

Keterangan :

MS 1 Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Sukapura bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 46,4% berada di bawah target yaitu 52,5%MS2 Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Rorotan bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 53,5% berada di atas target yaitu 52,5%MS3 Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Marunda bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 61,9% berada di atas target yaitu 52,5%MS4 Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Cilincing I bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 65,8% berada di atas target yaitu 52,5%MS5 Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Cilincing II bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 36,6% berada di bawah target 52,5%MS6 Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Timur bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 53,5% berada diatas target yaitu 52,5%MS7 Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Barat I bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 58% berada diatas target yaitu 52,5%MS8 Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Barat II bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 55% berada di atas target yaitu 52,5%MS9 Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Semper Barat III bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 73,1% berada di atas target yaitu 52,5%MS10 Cakupan peserta KB Aktif di wilayah Kelurahan Kalibaru bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 60,4% berada di atas target yaitu 52,5%MS11 Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 4,8% berada di bawah target yaitu 52,5%

MS12 Cakupan peserta KB Aktif dengan IMPLANT di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 10,6% berada di bawah target yaitu 52,5%MS13 Cakupan peserta KB Aktif dengan kondom di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 5,8% berada di bawah target yaitu 52,5%MS14 Cakupan peserta KB Aktif dengan PIL di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 15,9% berada di bawah target yaitu 52,5%MS15 Cakupan peserta KB Aktif dengan suntik di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 59,3% berada di atas target yaitu 52,5%2.2 Menentukan Penyebab MasalahSetelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada terlebih dahulu. Pada tahap telah dicoba mencari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga diagram tulang ikan (fishbone diagram/ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah:1. Man : jumlah staf/petugas, keterampilan, pengetahuan, dan motivasi kerja.

2. Money : jumlah dana tersedia.3. Material : jumlah peralatan medis dan jenis obat.

4. Method : cara penggunaan obat.Proses adalah kegiatan sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output. Tahapan proses terdiri dari:

1. Planning (perencanaan): sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan unuk mencapainya.

2. Organizing (pengorganisasian): rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Actuating (pelaksana): proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.

4. Controlling (monitoring): proses untuk mengamati secara terusmenerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.

Pada tahapan proses, input selanjutnya akan diubah menjadi output. Adapun tahapan proses tersebut terjadi dalam suatu lingkungan (environment), sehingga keadaan lingkungan pun dapat mempengaruhi suatu sistem.

Masalah prioritas untuk program KB di wilayah Kecamatan Kemayoran yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan menggunakan diagram fishbone adalah sebagai berikut:

1. M11 Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 4,8% berada di bawah target yaitu 52,5%2. MS13 Cakupan peserta KB Aktif dengan kondom di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 5,8% berada di bawah target yaitu 52,5%2.3 Mencari Penyebab Masalah Yang Dominan

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari sembilan prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan, maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program KB pada puskesmas di wilayah Kecamatan Kemayoran.

3. Cakupan peserta KB Aktif dengan IUD di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 4,8% berada di bawah target yaitu 52,5%

Berdasarkan data yang ditemukan dari Cakupan peserta KB aktif dengan IUD Sekecamatan Cilincing pada periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 4.8% berada di bawah target yaitu 52.5%. Hal demikian dapat terjadi karena beberapa hal, seperti:Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah:1. Kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan yang ahli pada program tersebut (Man)2. Penggunaan dana dalam program KB tidak sesuai dengan perkiraan pembiayaan kegiatan program KB (Money).3. Minat masyarakat terhadap pemilihan alat kontrasepsi tertentu (Material).4. Kurangnya sosialisasi tentang cara penggunaan kontrasepsi jangka panjang (Method).Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah: 1. Petugas perencanaan menganggap program sebelumnya cukup baik (Planning).2. Tidak jelasnya pembagian tugas pengorganisasian program KB (Organizing).

3. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana program KB (Actuating).4. Koordinasi dalam proses pengawasan masih belum baik (Controlling).Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan (Environtment) adalah:1. Anggapan masyarakat yang salah tentang efek penggunaan AKDR, yaitu keluhan pasangan atas ketidaknyamanan saat berhubungan (Environment).Dari sembilan akar penyebab masalah di atas, maka ditetapkan empat akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Keempat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:1. Kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan pada program KB (Man).2. Penggunaan dana dalam program KB tidak sesuai dengan perkiraan pembiayaan kegiatan program KB (Money).3. Minat masyarakat terhadap pemilihan alat kontrasepsi tertentu (Material).4. Kurangnya sosialisasi tentang cara penggunaan kontrasepsi jangka panjang (Method).2.3.2 Cakupan peserta KB Aktif dengan kondom di wilayah Se-Kecamatan Cilincing bulan Januari Juli 2015 adalah sebesar 5,8% berada di bawah target yaitu 52,5%Berdasarkan data yang ditemukan dari Cakupan peserta KB aktif dengan kondom Sekecamatan Cilincing pada periode Januari Juli 2015 adalah sebesar 5.8% berada di bawah target yaitu 52,5%. Hal demikian dapat terjadi karena beberapa hal, seperti:Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah:1. Kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan yang ahli pada program tersebut (Man)2. Penggunaan dana dalam program KB tidak sesuai dengan perkiraan pembiayaan kegiatan program KB (Money).3. Minat masyarakat terhadap pemilihan alat kontrasepsi tertentu (Material).4. Kurangnya sosialisasi tentang cara penggunaan kontrasepsi jangka panjang (Method).Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah: 1. Petugas perencanaan menganggap program sebelumnya cukup baik (Planning).2. Tidak jelasnya pembagian tugas pengorganisasian program KB (Organizing).

3. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana program KB (Actuating).4. Koordinasi dalam proses pengawasan masih belum baik (Controlling).Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan (Environtment) adalah:1. Lingkungan masyarakat yang enggan menggunakan KB kondom karena dianggap sering terjadi kegagalan (Environment).Dari sembilan akar penyebab masalah di atas, maka ditetapkan empat akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Keempat akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:1. Kurangnya minat masyarakat terutama pria untuk memakai kondom (man).2. Penggunaan dana dalam program KB tidak sesuai de