33
TUMOR PAROTIS 3.1 Definisi Menurut kamus kedokteran Dorland edisi 29, Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma. Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga. 8 3.2 Epidemiologi Tumor pada kelenjar liur relatif jarang terjadi, persentasenya kurang dari 3% dari seluruh keganasan pada kepala dan leher. Keganasan pada tumor kelenajar liur berkaitan dengan paparan radiasi, faktor genetik, dan karsinoma pada dada.Sebagian besar tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar parotis, dimana 75% - 85% dari seluruh tumor berasal dari parotis dan 80% dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic adenomas). 8,9,10,11 Pemeriksaan sitologik (biopsi jarum kecil) sangat penting dalam diagnostic pembengkakan yang dicurigai tumor kelenjar ludah. Dengan metode ini pada umumnya dapat dicapai diagnosis kerja sementara. Dan pada mayoritas tumor klinis dan sitologik benigna, tidak diperlukan lagi pemeriksaan tambahan dengan pencitraan. 16 Foto rontgen kepala dan leher dapat menunjukkan ada atau tidak ada gangguan tulang, tau mungkin penting juga untuk diagnostic diferensial (batu kelenjar ludah; kelenjar limfe yang mengalami kalsifikasi). Foto toraks diperlukan untuk menemukan kemungkinan metastasis hematogen. Dengan ekografi atau CT, tetapi lebih baik lagi dengan MRI dapat diperoleh gambaran mengenai sifat pembatasan dan hubungan ruang tumornya: ukuran, lokalisasi, letaknya di dalam atau di luar kelenjar limfe. Adenoma pleomorf dapat dibedakan dari tumor kelenjar ludah yang lain dengan MRI. Metode ini tidak dapat membedakan antara tumor benigna dan maligna. Pemeriksaan dengan rontgen kontras glandula parotidea dan glandula submandibularis (sialografi) diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut inflamasi (kronik)

Lp Tumor Parotis

Embed Size (px)

Citation preview

TUMOR PAROTIS

3.1 Definisi

Menurut kamus kedokteran Dorland edisi 29, Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru

suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga

neoplasma. Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga.8

3.2 Epidemiologi

Tumor pada kelenjar liur relatif jarang terjadi, persentasenya kurang dari 3% dari seluruh

keganasan pada kepala dan leher. Keganasan pada tumor kelenajar liur berkaitan dengan

paparan radiasi, faktor genetik, dan karsinoma pada dada.Sebagian besar tumor pada kelenjar

liur terjadi pada kelenjar parotis, dimana 75% - 85% dari seluruh tumor berasal dari parotis

dan 80% dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic

adenomas).8,9,10,11

Pemeriksaan sitologik (biopsi jarum kecil) sangat penting dalam diagnostic pembengkakan

yang dicurigai tumor kelenjar ludah. Dengan metode ini pada umumnya dapat dicapai

diagnosis kerja sementara. Dan pada mayoritas tumor klinis dan sitologik benigna, tidak

diperlukan lagi pemeriksaan tambahan dengan pencitraan. 16

Foto rontgen kepala dan leher dapat menunjukkan ada atau tidak ada gangguan tulang, tau

mungkin penting juga untuk diagnostic diferensial (batu kelenjar ludah; kelenjar limfe yang

mengalami kalsifikasi). Foto toraks diperlukan untuk menemukan kemungkinan metastasis

hematogen. Dengan ekografi atau CT, tetapi lebih baik lagi dengan MRI dapat diperoleh

gambaran mengenai sifat pembatasan dan hubungan ruang tumornya: ukuran, lokalisasi,

letaknya di dalam atau di luar kelenjar limfe. Adenoma pleomorf dapat dibedakan dari tumor

kelenjar ludah yang lain dengan MRI. Metode ini tidak dapat membedakan antara tumor

benigna dan maligna. Pemeriksaan dengan rontgen kontras glandula parotidea dan glandula

submandibularis (sialografi) diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut inflamasi (kronik)

atau kalsifikasi dan dapat mempunyai arti untuk diagnosis diferensial.1

.1     Latar Belakang

Tumor parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar liur parotis. Dari tiap 5 tumor kelenjar 

liur, 4 terlokalisasi di glandula parotis, 1 berasal dari kelenjar liur kecil atau submandibularis dan 30 % 

adalah maligna. Disebutkan bahwa adanya perbedaan geografik dan suku bangsa: pada orang Eskimo 

tumor   ini   lebih   sering   ditemukan,   penyebabnya   tidak   diketahui.   Sinar   yang  mengionisasi   diduga 

sebagai faktor etiologi.

Dalam   rongga  mulut   terdapat   3   kelenjar   liur   yang   besar   yaitu   kelenjar   parotis,   kelenjar 

submandibularis,  dan kelenjar  sub  lingualis.  Kelenjar  parotis  merupakan kelenjar   liur  utama yang 

terbesar dan menempati ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar. Tumor ganas 

parotis   pada   anak   jarang   didapat.   Tumor   paling   sering   pada   anak   adalah   karsinoma 

mukoepidermoid,  biasanya   jenis  derajat   rendah.  Massa  dalam kelenjar   liur  dapat  menjadi  ganas 

seiring   dengan   bertambahnya   usia.   Prevalensi   tumor   ganas   yang   biasanya   terjadi   pada   orang 

dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25 % tumor parotis, 50 % tumor submandibula,  dan satu 

setengah sampai dua pertiga dari seluruh tumor kelenjar liur minor adalah ganas.

Keganasan   pada   kelenjar   liur   sebagian   besar   asimtomatik,   tumbuhnya   lambat,   dan 

berbentuk  massa  soliter.  Rasa  sakit   didapatkan  hanya  10-29% pasien  dengan  keganasan  pada 

kelenjar  parotisnya.  Rasa nyeri  yang bersifat  episodik  mengindikasikan  adanya peradangan atau 

obstruksi   daripada  akibat   dari   keganasan   itu   sendiri.  Massa  pada   kelenjar   liur   yang   tidak   nyeri 

dievaluasi   dengan   aspirasi   menggunakan   jarum   halus   (Fine   Needle   Aspiration)   atau   biopsi. 

Pencitraan  menggunakan  CT-Scan   dan  MRI   dapat  membantu.  Untuk   tumor   ganas,   pengobatan 

dengan eksisi dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50%, bahkan pada keganasan 

dengan derajat tertinggi.

Tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer saliva minor atau mayor biasanya timbul 

pada kelenjer parotis submaksila dan sublingual. Sel-sel pada tumor inti masih memiliki fungsi yang 

sama dengan asalnya. (Arif mansoer, 2001). Tumor-tumor jinak  dari glandula parotis yang teretak di 

bagian  medial   n.facialis   dapat  menonjol   ke   dalam   oropharynx,   dan  mendorong   tonsil   ke  medial. 

(Zwaveling, 2006)

Mengingat  banyaknya  masalah  yang  dialami  akibat   yang  ditimbulkan,  maka  perlu  adanya 

perawatan dan support sistem yang intensif, serta tindakan yang komprehensif melalui proses asuhan 

keperawatan, sehingga diharapkan masalah yang ada dapat teratasi  dan komplikasi yang mungkin 

terjadi dapat dihindari secara dini.

Peran   perawat   pada   kasus   tumor   parotis   meliputi   sebagai   pemberi   asuhan   keperawatan 

langsung   kepada   klien   yang  mengalami   tumor   parotis,   sebagai   pendidik  memberikan   pendidikan 

kesehatan untuk mencegah komplikasi, serta sebagai peneliti yaitu dimana perawat berupaya meneliti 

asuhan keperawatan kepada klien tumor parotis melalui metode ilmiah.

BAB IITINJAUAN TEORITIS

2.1          Konsep Dasar

2.1.1                                  Defenisi

Tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer saliva minor atau mayor biasanya timbul 

pada kelenjer parotis submaksila dan sublingual. Sel-sel pada tumor inti masih memiliki fungsi yang 

sama dengan asalnya. (Arif mansoer, 2001)

Tumor-tumor   jinak  dari   glandula   parotis   yang   teretak   di   bagian   medial   n.facialis   dapat 

menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong tonsil ke medial. (Zwaveling, 2006)

Tumor  didefinisikan  sebagai  pertumbuhan baru suatu   jaringan dengan multiplikasi  sel-sel 

yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma. Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur 

terbesar yang terletak di depan telinga. (kamus kedokteran Dorland edisi 29, 2005)

2.1.2                                  Anatomi Fisiologi

Berdasarkan ukurannya kelenjar  saliva   terdiri  dari  2   jenis,  yaitu  kelenjar  saliva mayor  dan 

kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan 

kelenjar sublingualis (Dawes, 2008; Roth and Calmes, 1981)

Lokasi tumor 

 

           

Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak secara bilateral di depan 

telinga, antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus dengan bagian yang meluas ke muka di 

bawah lengkung zigomatik (Leeson dkk, 1990; Rensburg, 1995). Kelenjar parotis terbungkus dalam 

selubung parotis (parotis shealth). Saluran parotis melintas horizontal dari tepi anterior kelenjar. Pada 

tepi anterior otot masseter, saluran parotis berbelok ke arah medial, menembus otot buccinator, dan 

memasuki rongga mulut di seberang gigi molar ke-2 permanen rahang atas (Leeson dkk., 1990; Moore 

dan Agur, 1995).

Kelenjar submandibularis yang merupakan kelenjar saliva terbesar kedua, terletak pada dasar 

mulut di bawah korpus mandibula (Rensburg, 1995). Saluran submandibularis bermuara melalui satu 

sampai tiga lubang yang terdapat pada satu papil kecil di samping frenulum lingualis. Muara ini dapat 

dengan mudah terlihat, bahkan seringkali dapat terlihat saliva yang keluar (Moore dan Agur, 1995).

Kelenjar sublingualis adalah kelenjar saliva mayor terkecil dan terletak paling dalam. Masing-

masing kelenjar berbentuk badam (almond shape), terletak pada dasar mulut antara mandibula dan 

otot   genioglossus.   Masing-masing   kelenjar   sublingualis   sebelah   kiri   dan   kanan   bersatu   untuk 

membentuk massa kelenjar yang berbentuk ladam kuda di sekitar frenulum lingualis (Moore dan Agur, 

1995).

Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, kelenjar bukalis, kelenjar labialis, kelenjar 

palatinal, dan kelenjar glossopalatinal (Rensburg, 1995). Kelenjar lingualis terdapat bilateral dan terbagi 

menjadi beberapa kelompok. Kelenjar lingualis anterior berada di permukaan inferior dari lidah, dekat 

dengan   ujungnya,   dan   terbagi  menjadi   kelenjar  mukus   anterior   dan   kelenjar   campuran   posterior. 

Kelenjar lingualis posterior berhubungan dengan tonsil lidah dan margin lateral dari lidah. Kelenjar ini 

bersifat murni mukus (Rensburg, 1995).

Kelenjar bukalis dan kelenjar labialis terletak pada pipi dan bibir. Kelenjar ini bersifat mukus 

dan serus. Kelenjar palatinal bersifat murni mukus, terletak pada palatum lunak dan uvula serta regio 

posterolateral dari  palatum keras. Kelenjar glossopalatinal memiliki  sifat sekresi yang sama dengan 

kelenjar palatinal, yaitu murni mukus dan terletak di lipatan glossopalatinal (Rensburg, 1995).

Fungsi   kelenjer   ludah   ialah   mengeluarkan   saliva   yang  merupakan   cairan   pertama   yang 

mencerna makanan. Deras nya air liur dirangsang oleh adanya makanan di mulut,  melihat, membaui, 

dan memikirkan makanan.

Fungsi saliva atau ludah adalah cairan yang bersifat alkali. Ludah mengandung musin, enzim 

pencerna, zat tepung yaitu ptialin dan sedikit zat padat. Fungsi ludah bekerja secara fisis dan secara 

kimiawi.

2.1.3                                  Etiologi

1.       Idiopatik

Idiopatik   adalah   jenis   yang  paling   sering   dijumpai.  Siklus   ulserasi   yang   sangat   nyeri   dan 

penyembuhan spontan dapat terjadi beberapa kali disdalam setahun. Infeksi virus, defisiensi nutrisi, 

dan stress emosional, adalah factor etiologik yang umum.

2.       Genetik

Resiko  kanker   /   tumor  yang  paling  besar  diketahui   ketika  ada  kerabat  utama dari  pasien 

dengan   kanker   /   tumor   diturunkan   dominan   autososom.  Onkogen  merupakan   segmen   dna   yang 

menyebabkan   sel  meningkatkan  atau  menurunkan  produk  produk  penting   yang  berkaitan  dengan 

pertumbuhan dan difesiensi  sel   .akibatnya sel  memperlihatkan pertumbuhan dan penyebaran  yang 

tidak terkendali semua sifat sieat kanker fragmen fragmen genetic ini dapat merupakan bagian dari 

virus virus tumor.

3.        Bahan-bahan kimia

obat-obatan hormonal Kaitan hormon hormon   dengan perkembangan kanker tertentu  telah 

terbukti.   Hormon   bukanlah   karsinogen,   tetapi   dapat   mempengaruhi   karsigogesis   Hormon   dapat 

mengendalikan atau menambah pertumbuhan tumor.

4.       Faktor imunologis 

Kegagalan   mekanisme   imun   dapat   mampredisposisikan   seseorang   untuk   mendapat   kan 

kanker tertentu.Sel sel yang mempengaruhi perubahan { bermutasi} berbeda secara antigenis  dari sel 

sel  yang normal  dan harus dikenal  oleh system  imun  tubuh yang kemudian memusnahannya.Dua 

puncak insiden yang tinggi untuk tumbuh nya tumor pada masa kanak kanak dan lanjut usia, yaitu dua 

periode ketika system imun sedang lemah. (Sr. Mari Baradero.2008.hal10)

2.1.4                                  Patofisiologi

Kelainan peradangan Peradangan  biasanya muncul sebagai pembesaran kelenjer difus atau 

nyeri tekan. Infeksi bakterial adalah akibat obstruksi duktus dan infeksi retograd oleh bakteri mulut. 

Parotitis bacterial akut dapat dijumpai pada penderita pascaoperasi yang sudah tua yang mengalami 

dehidrasi dan biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus.

Tumor-tumor Dari semua tumor kelenjer saliva, 70% adalah tumor benigna, dan dari  tumor 

benigna 70% adalah adenoma plemorfik.  Adenoma plemorfik  adalah proliferasi  baik  sel  epitel  dan 

mioepitel   duktus   sebagaimana   juga  disertai   penigkatan   komponen   stroma.  Tumor-tumor   ini   dapat 

tumbuh membesar tanpa menyebabkan gejala nervus vasialis. Adenoma plemorfik biasanya muncul 

sebagai masa tunggal yang tak nyeri  pada permukaan lobus parotis. Degenerasi maligna adenoma 

plemorfik terjadi pada 2% sampai 10%.

Tumor-tumor   jinak   dari   glandula   parotis   yang   terletak   di   bagian  medial   n.facialis,   dapat 

menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong tonsil ke medial. Tumor-tumor jinak bebatas tegas dan 

tampak bersimpai baik dengan konsistensi padat atau kistik.

Tumor   parotis   juga   dapat   disebabkan   oleh   infeksi   telinga   yang   berulang   dan   juga   dapat 

menyebabkan ganguan pendengaran.

Tumor parotis juga dapat disebabkan oleh peradangan tonsil yang berulang.

2.1.5                                  Web Of Coution

2.1.6                                  Tanda dan gejala

1.       Adanya benjolan yang mudah digerakkan

2.       Pertumbuhan amat lambat

3.       Tidak memberikan keluhan

4.       Paralisis fasial unilateral

(Shirley E. Otto, 2003)

2.1.7                                  Klasifikasi

Penggolongan   histologik   tumor-tumor   kelenjer   ludah,   (Thackray,   1972).   Tumor   –   tumor 

epithelial

1.       Adenoma

1)         Pleimorph adenoma (meng. tumor)

2)         Monomorph adenomas

(1)       Adenolimfoma (tumor dari warthin)

(2)       Oxifil adenoma (onkositoma)

(3)       Jenis-jenis lain (tipe lain)

2.       Tumor muko epidermoid

3.       Tumor sel asinus

4.       Karsinoma

1)         Karsinoma adenoid kistik (silindroma)

2)         Adenokarsinoma

3)         Karsinoma planoselulare

4)         Undifferentiated carcinoma

5)         Karsinoma dalam adenoma pleimorph (maligna meng. tumor)

2.1.8                                  Komplikasi

            Komplikasi – komplikasi  pengobatan kanker kepala dan  leher dapat di  kelompokkan 

sebagai anatomis, fisiologis, teknik atau fungsional. Pendekatan paling baik pada komplikasi adalah 

pencegahan. Perbaikan dini keseimbangan mellitus, dan penghentian ketergantungan alcohol adalah 

pengukuran   non-spesifik   yang   penting.   Penggunaan   antibiotic   praoperasi   tampaknya  menurunkan 

kecendrengunan  infeksi   luka dan gejala sisa nya.  Pengobatan radiasi  pra operasi  diberikan dalam 

dosis   terapeutik   jelas  meningkatkan   resiko  komplikasi.  Pendidikan  untuk  penderita   sangat  penting 

untuk   mendapatkan   kerjasama   dimana   mungkin   terjadi   penyulit   rehabilitasi   pascaoperasi.

(Schwartz ,2000)

2.1.9                                  Pemeriksaan Penunjang

1.       Pemeriksaan rontgen

Foto  –   foto   rontgen   tengkorak  dan   leher   kadang-kadang  dapat  menunjukan   ikut   sertanya 

tulang-tulang. Sedangakan foto thorax diperlukan untuk penilaian kemungkinan metastasis hematogen.

Pemeriksaan rontgen glandula parotis dan submandibularis dengan bahan kontras (sialografi) 

dapat menunjukan, apakah tumor yang ditetapkan klinis  itu berasal dari  atau berhubungan dengan 

kelenjer-kelenjer   ludah   tersebut.   Pemeriksaan   ini   penting   untuk  membedakan   antara   suatu   tumor 

dengan radang (khronik),  dan kalau dapat ditambah dengan temografi.  Metode  ini  kurang berguna 

untuk membedakan antara tumor jinak dan ganas. (Zwaveling, 1985)

2.       Pemeriksaan laboratorium

1)         Pemeriksaan darah lengkap, urin.

2)         Laboratorium patologi anatomi

3.       Pemeriksaan CT-Scan

Diagnosa dari   suatu   tumor  dapat   tergantung  pada batas-batas   tumor  dan hasil  biobsi  dari 

lesi. Kanker dari organ-organ visceral lebih sulit di diagnosis dan di biobsi. Informasi dari pemeriksaan 

CT-Scan dapat bermanfaat untuk membantu mendiagnosis.

2.1.10                              Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan medis untuk tumor parotis yaitu dengan tindakan ekstervasi (pengangkatan)

Glandula submandibularis dan glandula sublingualis

Tumor – tumor jinak    : Eksis local yang luas dari seluruh kelenjer ludah dengan sebagian daerah sekitarnya.

Tumor-tumor ganas     : Disseksi kelenjer leher “en-bloc” dan eksisi luas kedua kelenjer ludah, radioterapi.

Massa   tersendiri   pada   kelenjer   saliva   harus   dipertimbangkan   sebagai   suatu   kemungkinan 

keganasan. Riwayat dan pemeriksaan fisik memberikan tanda-tanda penting apakah suatu lesi kelenjer 

saliva adalah keganasan. Resolusi lengkap dan trial terapeutik adekuat. Aspirasi jarum halus dapat 

membantu untuk merencanakan bedah eksisi. MRI memberikan informasi anatomi paling baik tentang 

ukuran  tumor  dan penetrasi.  Sialografi,  atau  injeksi  bahan kontras  ke  dalam duktus  stenson atau 

Wharton,   berguna   untuk   memperlihatkan   perbedaan   perubahan   stenotik   kronis   pada   lesi-lesi 

limfoepitelial   dari   penyumbatan   karena  batu.   80% batu   kelenjer   submandibular   adalah   radioopak. 

(Schwartz, 2000)

Penatalaksanaan non medis

Tumor parotis juga dapat diobati dengan obat tradisional atau disembuhkan dengan meminum 

rebusan daun sirsak.  Kanker  merupakan penyakit  yang mematikan dan pengobatan nya melewati 

kemoterapi. Pengobatan-pengobatan kimia walaupun berhasil membunuh kanker, tetapi tidak menutup 

kemungkinan, sel-sel akan tumbuh kembali dan menyebar. Daun sirsak baru diketahui memiliki khasiat 

sebagai pembunuh kanker, walaupun sebenarnya khasiat  ini sudah ditemukan dari beberapa tahun 

silam. Menurut hasil riset Dr. Jerry McLaughlin dari Universitas Purdue, Amerika Seikat, daun sirsak 

mengandung   senyawa   acetoginis   yang   terdiri   dari   annomuricin   F   yang   bersifat   sitotoksik   atau 

membunuh kanker. Untuk pengobatan, daun sirsak selain di konsumsi tunggal, akan lebih baik bila di 

konsumsi berbarengan dengan herbal jenis lainnya seperti sambiloto, temu putih atau temu mangga. 

Perpaduan beberapa jenis herbal akan bersifat sinergis dan saling mendukung untuk mempercepat 

proses penyembuhan penyakit.

2.2          Asuhan Keperawatan Teoritis

2.2.1                                  Pengkajian

Pengakjian   merupakan   langkah   awal   dasar   dari   proseskeperawatan.   Tujuan   utama   dari 

pengkajian ini adalah untuk mendapatkan data secara lengakap dan akurat karena dari data tersebut 

akan ditentukan masalah keperawatan yang dihadapi klien.

1.         Pengkajian umum :

1)         Identitas klien : nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, tanggal pengkajian, diagnosa medis, 

rencana terapi

2)         Identitas penanggung jawab : nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat

3)         Alasan masuk rumah sakit

2.         Data riwayat kesehatan

1)         Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat klien pernah menderita penyakit akut / kronis, Riwayat klien pernah menderita tumor 

lainnya,  Riwayat  klien  pernah memakai  kontrasepsi  hormonal,  pil   ,suntik  dalam waktu  yang  lama, 

Riwayat klien sebelumnya sering mengalami peradangan kelenjer parotis.

2)         Riwayat kesehatan sekarang

       Perlu diketahui:

(1)       Lamanya sakit

       Lamanya klien menderita sakit kronik / akut

(2)       Factor pencetus

Apakah yang menyebabkan timbulnya nyeri, sters, posisi, aktifitas tertentu

(3)       Ada tidak nyakeluhan sebagai berikut: demam, batuk, sesak nafas, nyeri dada, malaise

3)         Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat   ada   anggota   keluarga   yang   menderita   penyakit   menular   atau   kronis.Menderita 

penyakit kanker atau tumor.

3.         Pemeriksaan fisik

1)     Keadaan umum

2)     TTV

3)     Tingkat kesadaran

4)     Rambut dan hygiene kepala.

Keadaan rambut biasanya kotor, berbau, biasanya juga ada lesi, memar,dan bentuk kepala

5)     Mata

Pemeriksaan mata meliputi konjungtiva, sclera mata, keadaan pupil

6)     Gigi dan mulut

Meliputi kelengkapan gigi, keadaan gusi, mukosa bibir, warna lidah, peradangan pada tonsil.

7)     Leher

(1)       Inspeksi dalam keadaan istirahat

pembengkakan yang abnormal,  Penderita   juga diperiksa dari  belakang.  Kulitnya abnormal, 

Dinilai saluran-saluran keluar kelenjer ludah dan melakukan pemeriksaan intraoral

(2)       Inspeksi pada gerakan

Dinilai   fungsi   n.facialis,   n.hipoglosus   dan   otot-otot,   trismus   fiksasi   pada   sekitarnya   ada 

pembnengkakkan atau tidak.

(3)       Palpasi

Selalu bimanual, dengan satu jari di dalam mulut dan jari-jari tangan lainnya dari luar. Tentukan 

lokalisasi yang tepat, besarnya (dalam ukuran cm), bentuk, konsistensi dan fiksasi kepada sekitarnya.

(4)       Stasiun-stasiun kelenjer regional

Selalu dinilai dengan teliti dan dicatat besar, lokalisasi, konsistensi, dan perbandingan terhadap 

sekitarnya. Selalu diperlukan pemeriksaan klinis daerah kepala dan leher seluruhnya.

8)     Dada / thorak

Biasanya jenis pernapasan klien dada dan perut, terjadi perubahan pola nafas dan lain-lain

9)     Cardiovaskuler

Biasanya akan terjadi perubahan tekanan darah klien dan gangguan irama jantung

10) Pencernaan/Abdomen

Ada luka, memar, keluhan (mual, muntah, diare) dan bising usus

11) Genitalia

Kebersihan dan keluhan lain nya

12) Ekstremitas

Pembengkakan, fraktur, kemerahan, dan lain-lain.

13) Aktifitas sehari-hari

Pada aktifitas  ini biasanya  yang perlu diketahui adalah masalah, makan, minum, bak, bab, 

personal, hygine, istirahat dan tidur. Biasanya pada klien dengan tumor parotis tidak terjadi keluhan 

pada saat beraktifitas karena kien tidak ada mengeluhkan nyeri sebelum dilakukan operasi.

14) Data social ekonomi

Menyangkut hubungan pasien dengan lingkungan social dan hubungan dengan keluarga

15) Data psikologis

Kesadaran emosional pasien

16) Data spiritual

Data   diketahui,   apakah   pasien/keluarga   punya   kepercayaan   yang   bertentangan   dengan 

kesehatan.

2.2.2                                  Diagnosa Keperawatan

1.         Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan pada 

lambung sekunder akibat dari terapi radiasi.

2.         Ansietas  berhubungan  dengan  kurang  pengetahuan   tentang   terapi   radiasi,   takut   terhadap  aspek-

aspek tindakan.

3.         Resiko infeksi berhubungan dengan kulit yang rusak, trauma jaringan (insisi bedah)

4.         Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan 

pemajanan/mengingat, kesalahan interprestasi informasi

(Doenges, 1999)

Engel, Joyce, 1999, Pengkajian Pediatrik, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Ester, Monica, 2002, Keperawatan Medikal Bedah ; Pendekatan Sistem

Gastrointestinal, EGC, Jakarta.

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta.

Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,

Jilid I, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Prabu, B. D. R, 1996, Penyakit – Penyakit Infeksi Umum, Jilid I, Widya Medika,

Jakarta.

Rosa, M. Sacharin, 1993, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 EGC, Jakarta.

Soedarto, 1996, Penyakit – Penyakit Infeksi di Indonesia, Widya Medika, Jakarta.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985, Ilmu Kesehatan Anak,

Infomedika, Jakarta.

Suriadi, dkk, 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi I, CV. Sagung, Jakarta.

Tambayong, Jan, 2000, Patofisiologi Untuk Keperawatan, EGC, Jakarta.

Tambunan, Gani W, 1994, Patologi Gastroenterologi, EGC, Jakarta.

LAPORAN PENDAHULUAN KANKER

ASKEP KANKERpengertianKanker adalah penyakit yang menyerang proses dasar kehidupan sel, mengubah genom sel (komplemen genetik total sel) dan menyebabkan penyebaran liar dan pertumbuhan sel-sel.Kanker adalah istilah umum untuk petumbuhan sel tidak normal(yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit menular. (mengenal seluk beluk kaker.2008)Kanker merupakan penyakit atau kelainanpada tubuh sebagai akibat dari sel – sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas dan sangat liar.(kanker,pengenalan, pencegahan dan pengobatannya, 2007)Jenis – jenis kankerBeberapa jenis kanker yang telah dikenal sampai saat ini :1) KarsinomaMerupakan jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan epitel seperti sel kulit, testis, ovarium, kelenjar mukus, sel melanin, payudara, leher rahim, kolon, rektum, lambung, pankreas, dan esofagus.2) LimfomaMerupakan kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah, misalnya jaringan limfe, lakteal, limfa, berbagai kelenjar limfe, timus dan sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limfa)3) LeukimiaLeukimia tidak membentuk massa tumor, tetapi memnuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.4) SarkomaMerupakan kanker jaringan penunjang yang berada di bawah permukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel – sel yang ditemukan diotot dan tulang.5) GliomaMerupakan kanker susunan saraf, misalnya sel – sel glia (jaringan penunjang) disusunan saraf pusat6) Karsinoma insituIni adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi prainvasif (kalian/luka yang belum menyebur). (kanker,pengenalan, pencegahan dan pengobatannya, 2007)Lokasi kanker1) Kanker kolorektalTanda dan gejala kanker kolon pada lansia dapat meliputi perdarahan rektal, darah merah atau hitam dalam feces, perubahan kebiasaan BAB (konstipasi atau diare, feses yang mengecil). Tumor dalam kolon kanan dapat menjadi besar dan dapat menyebabkan nyeri tumpul yang samar – samar dan rasa tidak nyaman pada abdomen. Tumor dalam kolon kiri cenderung lebih kecil dan lebih berinfiltrasi, dengan perdarahan dan kemungkinan obstruksi usus.2) Kanker paru

Resiko kanker paru 10 kali lebih tinggi pada perokok dari pada orang yang tidak merokok. Tingginya mortalitas akibat kanker paru sebagian disebabkan karena diagnosis yang terlambat, biologis tumor yang agresif, seringnya metastasis ke otak dan organ – organ vital yang lain, dan tidak efektifnya pengobatan konvensional. Tidak seperti kanker payudara, deteksi dini kanker paru tidak menjamin kesempatan yang baik untuk penyembuhan. Gejala batuk yang menetap, batu dengan sputum berdarah, atau kesulitan bernapas dapat mengindikasikan kanker paru. Keletihan dan kehilangan berat badan secara tiba – tiba sering merupakan gejala dari penyakit yang lebih lanjut.3) Kanker payudaraSelain adanya massa, tanda – tanda kanker yang lain adalah retraksi kulit atau adanya lubang kecil pada kulit dan adanya perubahan kontur payudara dari yang biasanya. Sekresi serosanguinosa dari puting susu (jarang) pada wanita yang berusia lebih dari 50 tahun sering dikaitkan dengan kanker payudara. Pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan jika ditemukan benjolan atau jika mamogram mecurigakan atau kedua – duanya dapat meliputi aspirasi cairan dari kista, ultrasonografipada area tersebut, dan biopsi lesi.4) Kanker ginekologikKanker ovarium sebagai kanker ginekologi yang paling sering meningkat dengan bertambahnya usia. Faktor resiko yang berhubungan dengan kanker ini termasuk riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan infertilitas. Pembesaran pinggul dan rasa tidak nyaman pada abdomen adalah gejala yang mungkin terjadi pada kanker ovarium.5) Kanker prostatKanker prostat adalah penyebab kedua kanker pada pria lansia dan merupakan penyebab ketiga kematian akibat kanker pada pria yang berusia 65 tahun atau lebih. Gejala – gejala tidak terjadi sampai kanker telah menyerang daerah sekitarnya atau telah menyebar dan pada umumnya termasuk kesulitan dalam berkemih, hematuria, dan nyeri punggung atau tulang,6) Kanker kulitPemeriksaan kulit seseorang secara mandiri dapat berguna untuk deteksi dini lesi kulit yang mencurigakan yang mungkin merupakan kanker atau premalignan. Adanya perubahan pada kulit dan tahi lalat harus dikaji. Kaker kulit yang paling serius melanoma maligna, lebih mematikan pada lansia dan telah meningkat secara dramatis pada orang yang berusia 65 tahun dan lebih dalam waktu 20 tahun terakir ini.7) Kanker gastrointerstinalBerbagai macam tumor GI adalah penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada populasi lansia.a) Kanker lambungGejala- gejalanya biasanya terjadi setelah penyakit berada pada tahap lanjut dan termasuk nyeri epigastrik, penurunan berat badan , rasa penuh pada lambung setelah makan sejumlah kecil makanan dan hematemesis. Intervensi pembedahan pada umumnya merupakan satu – satunya kemungkinan untuk penyembuhan kanker lambung.b) Kanker pancreasPenggunaan tembakau dan pankreatitis kronis adalah faktor resiko yang penting. Penapisan rutin tidak dianjurkan dan gejala – gejala mungkin tidak spesifik.

Pembedahan mungkin dapat menyembuhkan, tetapi kemoterapi dan radiasi lebih sering diguakan untuk upaya paliatif.c) Kanker esophagusKesulitan menelan dan nyeri epigastrik adalah gejala potensial dari kanker esophagus. Kanker yang berhubungan dengan tembakau ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia 60-an dan 70-an. Intervensi pembedahan mungkin dapat menyembuhkan tetapi sebagian besar pasien mendapatkan kemoterapi

atau terapi radiasi untuk upaya paliatif.  Kanker kandung kemihHematuria, sering berkemih, dan kesulitan dalam berkemih yang merupakan gejala umum infeksi kandung kemih, juga dapat menjadi gejala – gejala kanker kandung kemih. Pasien yang bergejala memerlukan suatu pemeriksaan termasuk pemeriksaan sistoskopi kandung kemih, termasuk biopsy. Penggunaan temabakau juga merupakan faktor resiko untuk kanker ini.9) Kanker kepala dan leherKanker ini sering terjadi pada lansia terutama pada pria lansia. Konsumsi alkohol dan penggunaan tembakau merupakan faktor resiko yang penting. Pengkajian rongga mulut sangat penting. Kesulitan menelan, suara serak, massa pada leher, atau terjadinya lesi baru dalam daerah mulut harus dikaji lebih lanjut. Pembedahan dan terapi radiasi mungkin menyembuhkan tetapi dapat mengakibatkan morbiditas dan distsres psikologis yang signifikan. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006)Gejal umum, komplikasi, diagnosis, dan stadium kankerGejala umum kanker biasanya tergantung pada jenis, tempat dan stadium kanker. Dari sini kemudian, gejala umum kanker adalah sebgai berikut :1) Pembengkakan pada organ tubuh yang terkena ( misal ada benjolan di payudara, diperut, dll)2) Terjadi perubahan warna (misal perubahan warna tahi lalat)3) Demam kronis4) Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara (pada kanker leher).5) Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih (misal perubahan pola BAB, BAB berdarah,dsb)6) Penurunan nafsu makan dan berat badan7) Keluarnya cairan atau darah tidak normal (misal keluar cairan abnormal dari puting payudara).Sedangkan dilihat dari penyebabnya, komplikasi akibat kanker dibagi menjadi 3 yaitu :1) Akibat langsung kanker (misalnya, sumbatan saluran cerna pada kanker usus, patah tulah pada kanker tulang, dst)2) Akibat tidak langsung (misalnya, demam, penuruna berat badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh, dsb)3) Akibat pengobatan (misalnya, pembengkakan akiba sumbatan kelenjar getah bening pada radiasi kanker payudara, gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah, kebotakan pada kemoterapi)Sedangkan diagnosa umum untuk kanker ini didasarkan pada hal – hal sebagai berikut :1) Gejala yang dirasakan pasien

2) Temuan pada pemeriksaan fisik3) Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap petanda tumor4) Pemeriksaan radiology: roentgen, CT-Scan, MRI, USG5) Diagnosis pasti adalah melalui pemeriksaan patologi anatomi.Sedangkan penentuan stadium kanker biasanya diklasifikasikan dulu menurut sistem TNM ( tumor, node, metastase) sebagai berikut :1) Tumor : besar atau luas tumor asal (Tis = tumor belum menyebar ke jaringan sekitar; T1-4 =ukuran tumor)2) Node: penyebaran kanker ke kelenjar getah bening ( N0=tidak menyebar ke kelenjar getah bening; N1-3= derajat penyebaran)3) Metastase: ada atau tidaknya penyebaran ke organ jauh (M0=tidak ada/M1=ada)Tujuan klasifikasi TNM adalah untuk perencanaan pengobatan, menentukan prognosis, evaluasi hasil pengobatan, dan juga untuk pertukaran informasi antar pusat pengobatan kanker.Sehingga terdapat stadium kanker I,II,III,IV, stadium I dan II di sebut juga stadium dini, sedangkan stadium III,IV disebut juga lokal lanjut atau stadium IV disebut juga stadium lanjut atau telah bermetastase.(mengenal seluk beluk kanker,2008)faktor resiko1) riwayat keluargaorang – orang dewasa dengan riwayat kanker keluarga yang kuat harus dipantau secara hati – hati melalui program penapisan. Penemuan baru – baru ini mengungkapkan gen – gen yang terkait dengan kanker payudara dan kanker lainnya memiliki implikasi yang penting untuk penapisan dan penanganan kanker. Namun jenis – jenis tumor dengan predis posisi genetic seperti kanker payudara dan kanker kolon sering terjadi pada orang dewasa muda. Sebagian besar kanker payudara dan kolon terjadi pada orang – orang tanpa adanya kaitan genetic yang diketahui.2) merokok dan penggunaan tembakaumerokok dihubungkan dengan satu pertiga kematian akibat kanker terutama kanker paru, kepala dan leher, kendung kemih, ginjal, esophagus, pancreas, dan serviks. Pada saat ini, merokok dihubungkan dengan 45% dari senua kemtian akibat kanker pada pria dan 21,5 % kematian akibat kanker pada wanita.3) diet, berat badan dan latihandiet dikaitkan dengan satu pertiga dai seluruh kematian akibat kanker. Diet makanan seumur hidup yang tinggi lemak hewani dan rendah serat telah dikaitkan dengan peningkatan resiko kanker kolon, payudara dan prostat. Makanan yang tinggi nitrat telah dikaitkan dengan peningkatana resiko kanker kolon dan lambung. Obesitas dan diet tinggi lemak dikaitkan dengan peningkatan resiko kanker payudara dan kolon. Kurangnya olahraga juga dikaitkan dengan peningkatan resiko kanker kolon. Penggunaan alkohol berat dihubungkan dengan kanker pada daerah kepala dan leher dan kanker hepar.4) pajanan sinar mataharikanker kulit yang paling mematikan, melanoma maligna meningkat dengan kecepatan terbesar dari semua kanker. Pencegahan primer meliputi meminimalkan pajanan terhadap sinar ultraviolet dengan menggunakan tabir surya, memakai pakaian yang dapat melindungi, dan membatasi aktivitas diluar rumah sampai waktu – waktu matahari tidak berada di puncak.

5) bahaya – bahaya lingkunganpajanan sebelumnya terhadap karsinogen – karsinogen di tempat kerja seperti asbestos sangat penting di kaji pada lansia. Bahan kimia dan zat – zat lain di tempat kerja yang telah dikaitkan denga peningkatan insidensi kanker termasuk kromium dan asbestos. Untuk banyak karsinogen ini pajanan yang dikombinasikan dengan merokok secara signifikan telah meningkatkan resiko kanker.6) pengeruh hormonalresiko kanker payudara meningkat secara dramatis dengan penuaan. Menapouse setelah usia 55 tahun dikaitkan dengan dua kali resiko kanker payudara dibandingkan dengan menapouse sebelum usia 45 tahun. Penggunaan kontrasepsi oral secara kurang meyakinkan telah dikaitkan dengan peningktan resiko kanker payudara, tetapi penggunaannya telah menunjukkan dapat mengurangi resiko kanker endometrium.7) riwayat kankeradanya riwayat kanker pada seseorang telah menempatkan orang tersebut pada resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya jenis – jenis kanker primer lain.Perilaku pencegahan sangat penting bagi jutaan orang amerika yang saat ini

hidup dengan suatu riwayat kanker.  masalah pengobatan dan penanganan lain.Kanker dapat dihubungkan dengan adanya atau kadang – kadang penanganan kondisi – kondisi medis yang lain. Resiko kanker lambung contohnya meningkat dengan adanya penyakit lambung yang lain seperti gastritis, aklorhidria, dan ulkus lambung. Diabetes dan hipertensi telah dikaitkan dengan peningkatan resiko kanker endometrium. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006)Penaganan kanker1) KemoterapiPenggunaan obat anti kanker yang bertujuan mematikan sel kankerIndikasi dan prinsip :a) Sebanyak mungkin mematikan sel kanker seminimal mungkin mengganggu sel normalb) Dapat digunakan untuk : pengobatan, pengendalian, paliatifc) Jangan diberikan jika bahaya/komplikasinya lebih besar dari manfaatnyad) Obat kemotherapi umumnya sangat toksik, teliti/cermat evaluasi kondisi pasienKompilaksinya :1) Efek samping :· nausea, vomiting· alopecia· rasa (pengecap) menurun· mucositis2) Toksik :· hematologik : depresi sumsum tulang, anemia· ginjal, hepar.(http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-kanker/)2) Radiotherapya) Menggunakan X-ray atau radiopharmaceuticals (radionuclides).(http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-kanker/)

b) Terapi radiaisi eksternal yaitu pengobatan noninvasive dan mungkin lebih sering disarankan untuk lansia lemah yang tidak mampu menjalani pembedahan. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006)3) PembedahanPembedahan dapat digunakan sebagai upaya kuratif atau digunakan untuk meingkatkan kualitas hidup. Pembedahan kurang menimbulkan debilitasi dari pada kemoterapi atau terapi radiasi untuk pasien yang cukup sehat utnuk menjalani anastesi dan hanya merupakan satu – satunya terapi untuk banyak lansia dengan kanker. (Buku Ajar Keperawatan Gerontik,2006)4) ImmunoterapiImmunoterapi yang disebut juga terapi biologis merupakan jenis pengobatan kanker yang relative baru. Sekalipun demikian diperkirakan akan segera maju pesat dan menjadi andalan para dokter dalam upaya penyembuhan kanker secara total.Tidak beda dengan imunisasi pada umumnya, immunoterapi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh guna melawan sel –sel kanker. Ada tiga macam immunoterapi, yaitu aktif (vaksin kanker), pasif, dan terapi adjuvant.5) Terapi genTerapi gen dilakukan dengan beberapa cara:1) mengganti gen yang rusak atau hilang, 2) menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan sel kanker , 3) menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan di hancurkan oleh system kekebalan tubuh, kemoterapi, maupun radioterapi, 4) menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah baru di jaringan kanker sehingga sel – sel kankernya mati.peran perawatPromotif sampai dengan rehabilitatif1) Memberi dukungan klien terhadap prosedur diagnostic2) Mengenali kebutuhan psiko sosial dan spiritual3) Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi klien4) Memberi bantuan bagi klien yang mendapat pengobatan anti kanker/terhadap keganasan5) Membantu klien fase penyembuhan/rehabiltasi6) Membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan7) Berpartisipasi dalam koleksi data penelitian/registrasi kanker. (http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-kanker/)asuhan keperawatan1) identitaskanker sering didiagnosis pada orang – orang yang berusia 65 tahun atau lebih. Kejadian kanker sering di derita pada wanita di bandingkan pria.2) keluhan utamakeluhan biasanya disesuaikan dengan jenis dan lokasi kanker yang dialami oleh klien.3) riwayat penyakit sekarang

gejala kanker yang dialami klien pada umumnya adalah sebagai berikut emam kronis,Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara (pada kanker leher).Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih, Penurunan nafsu makan dan berat badan, Keluarnya cairan atau

darah tidak normal.4) riwayat penyakit dahuluuntuk mengetahui apakah klien pernah menderita kanker sebelumnya atau pernah melakukan program terapi / pengobatan kanker5) riwayat penyakit keluargauntuk mengetahui apakah dalam keluarganyaada yang menderita kanker seperti yang dialami klien saat ini. Karena bila ada keluarga ada yang menderita kanker, resiko tinggi untuk keturunannya.6) pemeriksaan fisika) sistem integument· Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus· Inspeksi kemerahan & gatal, eritema· Perhatikan pigmentasi kulit· Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidahb) system gastrointerstinal· Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah pemberian kemotherapi· Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit· Kaji diare & konstipasi· Kaji anoreksia· Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kananc) system hematopoetik1. Kaji Netropenia· Kaji tanda infeksi· Auskultasi paru· Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe· Kaji suhu2. Kaji Trombositopenia : <>3. Kaji Anemia· Warna kulit, capilarry refill· Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigod) Sistem Respiratorik & Kardiovaskular· Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe, kering, batuk non produktif – terutama bleomisin· Kaji tanda CHF· Lakukan pemeriksaan EKGe) Sistem Neuromuskular· Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik· Perhatikan adanya parestesia· Evaluasi refleks· Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki· Kaji gangguan pendengaran· Diskusikan ADLf) Sistem Genitourinari· Kaji frekwensi BAK· Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine· Kaji : hematuria, oliguria, anuria· Monitor BUN, kreatinin

7) Diagnosa keperawatana) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.b) Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeric) Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intaked) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasivee) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemiaf) Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan

kematian, pemisahan dengan keluarga  Rencana asuhan keperawatana) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.· Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2×24 jam nyeri berkurang· Kriteria hasil :Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas. Melaporkan nyeri yang dialaminya. Mengikuti program pengobatan. Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin.· Intervensi :1) Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitasMemberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan2) Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinyaUntuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi.3) Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TVUntuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.4) Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas.5) Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri.

6) Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klienAgar terapi yang diberikan tepat sasaran7) Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik dllUntuk mengatasi nyeri.b) Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri· Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2×24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi· Kriteria hasil:Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi. Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya.· Intervensi :1) Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.Memberikan informasi tentang status gizi klien.2) Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.3) Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.4) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.Kalori merupakan sumber energi.5) Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.6) Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluargaAgar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.7) Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera

makan  Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).9) Amati studi laboratorium seperti total limposit, serum transferin dan albuminUntuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.10) Berikan pengobatan sesuai indikasiPhenotiazine,antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacidMembantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien.

11) Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.c) Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake· Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1×24 jam kebutuhan cairan terpenuhi.· Kriteria hasil:Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal,- membran mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.· Intervensi :1) Monitor intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare, drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam.Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia.2) Timbang berat badan jika diperlukan.Dengan memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan.3) Monitor vital signs. Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil.Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu tubuh yang meningkat berhubungan dengandehidrasi.4) Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada klien.Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia.5) Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu.Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.6) Observasi kemungkinan perdarahan seperti perlukaan pada membran mukosa, luka bedah, adanya ekimosis dan pethekieSegera diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan.7) Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan pada luka bedah.

Mencegah terjadinya perdarahan.  Kolaboratif berikan cairan IV bila diperlukan.Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.9) Berikan therapy antiemetik.Mencegah/menghilangkan mual muntah.d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive· Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam resiko infeksi berkurang· Kriteria hasil :Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal· Intervensi :1) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan

melakukan hal yang sama.Mencegah terjadinya infeksi silang.2) Jaga personal hygine klien dengan baik.Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.3) Monitor temperatur.Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi4) Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksiMencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi5) Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.Mencegah terjadinya infeksi.6) Monitor CBC, WBC, granulosit, plateletsSegera dapat diketahui apabila terjadi infeksi7) Berikan antibiotik bila diindikasikanAdanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.e) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia· Tujuan : sdetelah dilakukan tiindakan keperawatan selama 1×24 jam resiko kerusakan integritas kulit berkurang· Kriteria hasil :Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik. Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan.· Intervensi :1) Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.2) Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.3) Ubah posisi klien secara teratur.Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.4) Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatiff) Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga· Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam cemas yang dirasakan klien berkurang· Kriteria hasil :Klien dapat mengurangi rasa cemasnya. Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.· Intervensi :1) Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi

2) Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.3) Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.Dapat menurunkan kecemasan klien4) Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.5) Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.6) Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.7) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGCJunaidi, iskandar.2007. Kanker, Pengenalan,Pencegahan, dan Pengobatannya.Jakarta : PT Bhuana Ilmu PopulerDiananda, rama.2008. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Jogjakarta : KatahatiStanley, mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGCwww.medicastore.com/kanker kandung kemihhttp://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-kanker/