31
LANDASAN TEORI A. Masalah Utama : Perawatan diri kurang (defisit perawatan diri) B. Pengertian Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ). Menurut Aziz R. (2003) deficit perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan terganggu

LP & SP DPD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

iuhkih

Citation preview

Page 1: LP & SP DPD

LANDASAN TEORI

A. Masalah Utama :

Perawatan diri kurang (defisit perawatan diri)

B. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan

dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan

terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri

( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)

(Nurjannah, 2004).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan

untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan

fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak

mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan

Wartonah 2000 ).

Menurut Aziz R. (2003) deficit perawatan diri adalah suatu

kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna

mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan

kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika

tidak dapat melakukan perawatan dirinya. (Damaiyanti & Iskandar, 2012)

C. Jenis-Jenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan

Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.

Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan

kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

Page 2: LP & SP DPD

3. Kurang perawatan diri : Makan

Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk

menunjukkan aktivitas makan.

4. Kurang perawatan diri : Toileting

Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk

melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah :

2004, 79 ).

D. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri

adalah sebagai berikut :

a) Kelelahan fisik

b) Penurunan kesadaran

Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor prediposisi

a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri.

c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang

menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk

perawatan diri.

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan

dalam perawatan diri.

Page 3: LP & SP DPD

2. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang

penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,

lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang

mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000: 59) Faktor –

faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

1) Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan

diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak

peduli dengan kebersihan dirinya.

2) Praktik Sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

3) Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

4) Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien

penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5) Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh

dimandikan.

6) Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam

perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.

7) Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri

berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Page 4: LP & SP DPD

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang

sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran

mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada

kuku.

2. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

E. Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan

diri adalah:

a. Fisik

Badan bau, pakaian kotor. Rambut dan kulit kotor.Kuku panjang dan kotor

Gigi kotor disertai mulut bau penampilan tidak rapi

b. Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif. Menarik diri, isolasi diri. Merasa tak berdaya,

rendah diri dan merasa hina.

c. Sosial

Interaksi kurang. Kegiatan kurang Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi

dan mandi tidak mampu mandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :

1. Data subyektif

a) Pasien merasa lemah

b) Malas untuk beraktivitas

c) Merasa tidak berdaya.

Page 5: LP & SP DPD

2. Data obyektif

a) Rambut kotor, acak acakan

b) Badan dan pakaian kotor dan bau

c) Mulut dan gigi bau.

d) Kulit kusam dan kotor

e) Kuku panjang dan tidak terawatt

F. Mekanisme Koping

a. Regresi

b. Penyangkalan

c. Isolasi diri, menarik diri

d. Intelektualisasi

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat

diri sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

a) Bina hubungan saling percaya.

b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.

c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.

a) Bantu klien merawat diri

b) Ajarkan ketrampilan secara bertahap

c) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

a) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.

b) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

c) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya,

kamar mandi yang dekat dan tertutup.

Page 6: LP & SP DPD

G. Pohon Masalah

Defisit perawatan diri :

mandi, toileting, makan, berhias.

Isolasi sosial

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

H. Diagnosa Keperawatan

Menurut Depkes (2000: 32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien

defisit perawatan diri sesuai dengan bagan yaitu:

1) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

2) Defisit perawatan diri.

3) Isolasi Sosial  

I. Rencana tindakan keperawatan

Tujuan umum : Klien tidak mengalami defisit perawatan diri

Tujuan Khusus :

1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik

4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

Tindakan keperawatan

1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat

melakukan tanapan tindakan yang meliputi:

a) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.

b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

Page 7: LP & SP DPD

2) Melatih pasien berdandan/berhias

Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien

laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita.

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Berhias

3) Melatih pasien makan secara mandiri

Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebagai

berikut:

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai

tahapan berikut:

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Page 8: LP & SP DPD

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI

SP1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat  

                               diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

Masalah : Defisit Perawatan Diri

Pertemuan : I (satu)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

DO

2. Diagnosa Keperawatan : Defisit perawatan diri

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteri sebagai

berikut :

1) Ekspresi wajah bersahabat

2) Menunujukan rasa senang

3) Klien bersedia berjabat tangan

4) Klien bersedia menyebutkan nama

5) Ada kontak Mata

6) bersedia duduk berdampingan dengan perawat

7) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya

b. Mengidentifikasi kebersihan diri, berdandan, dan makan.

c. Menjelaskan pentingya kebersihan diri.

d. Menjelaskan peralatan yang digunakan untuk menjaga kebersihan diri

dan cara melakukan kebersihan diri.

e. Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien.

4. Rencana tindakan keperawatan.

a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.

1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal

2) Perkenalkan diri dengan sopan

Page 9: LP & SP DPD

3) tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan

4) Jelaskan tujuan peremuan

5) jujur dan menempati janji

6) tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya

7) Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien

b. Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri,

berdandan, dan makan.

c. Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan

penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri, selanjutnya minta

klien menjelaskan kembali pentingnya kebersihan diri.

d. Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri,

dengan tahapan tindakan berikut.

1) Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri

2) peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk

membersihkan diri

3) Minta klien untuk memperagakan ulang alat dan cara kebersihan

diri

4) Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

1. ORIENTASI

a. Salam terapeutik.

“Assalamualaikum …

Nama saya … T boleh panggil saya … saya mahasiswa keperawatan

… saya sedang praktek disini. Kalau boleh saya tahu nama T siapa,

dan senangnya dipanggil dengan sebutan apa?”

b. Evaluasi/Validasi

“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”

c. Kontrak (topic, waktu dan tempat)

” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ” Berapa

lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”

Page 10: LP & SP DPD

2. KERJA

Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini?

Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa

merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga

kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak  merawat diri

dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...?

Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut

T  yang bisa muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.

“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T

menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau

tujuan sisiran dan berdandan?”

(Contoh untuk pasien laki-laki)

“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir?

Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat  yang diperlukan?”. Iya...

sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa

minta ke perawat ya.

“Berapa kali T makan sehari? ”Apa pula yang dilakukan setelah

makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.”

“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana

membersihkannya?”. Iya... kita kencing dan berak harus di WC,

Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai

air dan sabun”.

“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi

apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan

pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”. 

”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan

membimbing T melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T

termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala T sampai

berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil

sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air

sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat

mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan

Page 11: LP & SP DPD

sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir

siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan

handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan

sisir rambutnya dengan baik.”

3. TERMINASI

a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan T dengan obrolan kita tadi? T merasa senang

tidak dengan latihan tadi?”

b. Evaluasi Objektif

“Setelah kita berdiskusi panjang lebar, sekarang coba T simpulkan

pembicaraan kita tadi? Coba sebutkan cara menjaga kebersihan

diri?”

c. Rencana tindak lanjut

“kalau T sudah tahu cara membersihkan diri, nanti saat jam 10.00

coba T praktek penjelasan saya tadi?”

d. Kontrak yang akan datang :

a) Topik : “T, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang

bagaimana cara menjaga kebersihan mulut?”

b) Waktu : “Kira-kira waktuya kapan ya? Bagaimana kalau besok

jam 09.30 WIB, bisa?”

c) Tempat : “Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok

dimana ya, apa masih disini atau cari tempat lain? Sampai jumpa.”

Page 12: LP & SP DPD

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:

Masalah : Defisit Perawatan Diri

Pertemuan : II (dua)

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien:

2. Diagnosa Keperawatan: defisit perawatan diri

3. Tujuan SP2:

a.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Menjelaskan cara berpakaian

c.Membantu pasien mempraktekkan cara berpakaian dan menyisir rambut

d. Menjelaskan dan mempraktekkan cara bercukur

e.Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

4. Rencana Tidakan keperawatan

a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Menjelaskan cara berpakaian

c. mengajarkan cara menyisir rambut

d. menjelaskan cara Bercukur

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

1. ORIENTASI

a) salam terapeutik

“Selamat pagi Pak Tono?

b) Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah

dilakukan? Sudah ditandai di jadual hariannya?

c) Kontrak (topic, waktu, tempat)

“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya.

Bagaimana kalau di ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”.

Page 13: LP & SP DPD

2. KERJA

“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?

“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti

pakaian yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus

seperti itu”.

“Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita

praktekkan, lihat ke cermin, bagus…sekali!

 “Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali

perminggu

 “Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak

dirapikan ! Ya, Bagus !” (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak

memelihara janggut)

3. TERMINASI

a) Evaluasi subyektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.

b) Evaluasi obyektif

“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..

“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai

baju seperti tadi ya.‘‘

c) Kontrak yang akan datang

!“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama

dengan pasien yang lain.

Page 14: LP & SP DPD

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Defisit Perawatan Diri

Pertemuan : III (Tiga)

SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

DO

2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan diri

3. Tujuan SP3:

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Menjelaskan cara berhias dan berpakaian

c. Membantu pasien mempraktekkan cara berhias dan berpakaian

d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

4. Rencana Tidakan keperawatan

a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Menjelaskan cara berpakaian

c. mengajarkan cara menyisir rambut

d. menjelaskan cara Berhias

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

1. ORIENTASI

a. salam terapeutik

“Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?

b. evaluasi/validasi

“Bagaimana mandinya?”Sudah di tandai dijadual harian ?

c. kontrak (waktu, tempat dan topik)

“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan

cantik. Mari T kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak,

lipstik )

Page 15: LP & SP DPD

2. KERJA

“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…

sekarang disisir rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah T biasa pakai

bedak?” coba dibedakin mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali.” “ 

T,  punya lipstik mari dioles tipis. Nach…coba lihat dikaca!

3. TERMINASI

a. evaluasi subyektif

“Bagaimana perasaan T belajar berdandan”

b. evaluasi obyektif

“T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadwalnya.

Kegiatan harian, sama jamnya dengan mandi.

c. Kontrak yangakan datang

”Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama

pasien yang lain”.

Page 16: LP & SP DPD

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Defisit Perawatan Diri

Pertemuan : IV (empat)

SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

DO :

2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan SP4 :

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Menjelaskan cara makan yang baik

c. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik

d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

4. Rencana tinadakan keperawatan

a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b. Menjelaskan cara makan yang tertib

c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

1. ORIENTASI

a. Salam terapeutik

“Selamat siang T,”

b. Evaluasi/validasi

” ternyata T masih rapi”.

c. Kontrak (wakti,tempat, topik)

“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita

latihan langsung di ruang makan ya..!” Mari...itu sudah datang

makanan.“

Page 17: LP & SP DPD

2. KERJA

“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T

makan?”

“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita

praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum

disantap kita berdoa dulu. Silakan T  yang pimpin!. Bagus..

“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu

dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita

bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan

cuci tangan. Ya bagus!”  Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta

sendiri obatnya.”

3. TERMINASI

a. Evaluasi subyektif

“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”

b. evaluasi obyektif

”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan,

duduk yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci

piring dan gelas, lalu cuci tangan.)”

” Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita

masukkan dalam jadual?.

c. Kontrak akan datang

Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman

kalau jam 10.00 disini saja ya...!”

Page 18: LP & SP DPD

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah : Defisit Perawatan Diri

Pertemuan : V (lima)

SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK 

secara   mandiri

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

DS :

DO

2. Diagnosa Keperawatan

3. Tujuan SP5 :

a.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Menjelaskan cara eliminasi yang baik

c.Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan

memasukkan dalam jadual

d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

4. Rencana tindakan keperawatan

a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

1. ORIENTASI

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi T ?

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana perasaan T  hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan jadual

kegiatannya..?”

c. Kontrak (waktu, tempat, topik)

“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?

Page 19: LP & SP DPD

“ Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana

dech...!

2. KERJA

(Untuk pasien pria):

“Dimana biasanya Tono berak dan kencing?” “Benar Tono, berak atau

kencing yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang

tertutup dan ada saluran pembuangan  kotorannya. Jadi kita tidak

berak/kencing di sembarang tempat ya.....” 

“Sekarang, coba Tono  jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono 

cebok?” 

“Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono

membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan

tidak ada  tinja/air kencing  yang masih tersisa di tubuh Tono”. “Setelah

Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC

dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air

secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC.  Jika

Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut 

mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/

air kencing”

“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan

kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan

resleting celana telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan

menggunakan sabun.”

(Untuk pasien wanita):

“Cara cebok yang bersih setelah T  berak yaitu dengan menyiramkan air

dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini

berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke

bagian kemaluan kita” 

“Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di

kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan

Page 20: LP & SP DPD

air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. 

Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut 

mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/

air kencing”

“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus,

lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”

3. TERMINASI

a. Evaluasi subyektif

“Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara

berak/kencing yang baik?”

b. Evaluai obyektif

“Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...!

“Untuk selanjutnya T bisa  melakukan cara-cara   yang telah

dijelaskan tadi ”.

c. Kontrak yang akan datang

“ Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T

bisa melakukan jadwal kegiatannya.”

Page 21: LP & SP DPD

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.

Jakarta : EGC.

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

Damaiyanti & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika

Aditama

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 - 2006.

Jakarta : Prima Medika.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan

Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC