23
LAPORAN PENDAHULUAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) Oleh: Superzeki Zaidatul Fadilah 1. Kasus Dengue Haemoragic Fever (DHF) 2. Proses terjadinya masalah a. pengertian: DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty (Nurarif & Kusuma, 2013). DHF ialah penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-anak dengan manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan syok yang dapat menimbulkan kematian (Depkes, 2006). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman, 2010). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty

LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

Oleh: Superzeki Zaidatul Fadilah

1. Kasus

Dengue Haemoragic Fever (DHF)

2. Proses terjadinya masalah

a. pengertian:

DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty (Nurarif & Kusuma,

2013). DHF ialah penyakit demam akut terutama menyerang pada anak-

anak dengan manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan syok

yang dapat menimbulkan kematian (Depkes, 2006). Dengue haemorhagic

fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa

dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam

atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk

kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina)

(Seoparman, 2010).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Dengue

Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh

penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang menyerang pada anak

dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi

yang disertai ruam atau tanpa ruam.

b. Klasifikasi

Klasifikasi DHF dibagi menjadi empat derajat yaitu:

1. Derajat 1

Demam disertai gejala tidak khas, manifestasi pasti saat dilakukan uji

torniqet positif.

Page 2: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

2. Derajat 2

Derajat 1 disertai pendarahan spontan dikulit dan atau perdarahan pada

anggota tubuh yang lain

3. Derajat 3

Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah,

tekanan darah rendah, gelisah, kulit dingin, lembab dan pasien gelisah

4. Derajat 4

Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur

c. Penyebab

Penyebab DHF adalah virus dengue sejenis arbovirus, yang dibawa

oleh nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitan

nyamuk tersebut. Virus dengue penyebab demam berdarah termasuk group

B Arthropod borne virus (arbovirusess) dan sekarang dikenal sebagai genus

flavirus, family flaviviridae dan mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-

2, DEN-3, dan DEN-4. DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotype yang paling

banyak sebagai penyebab. Penularan melibatkan tiga faktor yaitu manusia,

virus, dan perantara. Nyamuk tersebut dapat menularkan virus dengue

kepada manusia baik secara langsung, yaitu setelah menggigit orang yang

sedang mengalami viremia, maupun secara tidak langsung setelah

mengalami masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari. Pada manusia

diperlukan waktu 4-6 hari atau 13-14 hari sebelum menjadi sakit setelah

virus masuk dalam tubuh (Suhendro, 2009).

d. Patofisiologi

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes

aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah

kompleks virus-antibody. Akibat aktivasi ini dapat melepaskan histamine

yang merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas

dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding

itu. Akibatnya terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan

Page 3: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor

penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran

gastrointestinal pada DHF. Selain itu nilai hematokrit meningkat bersamaan

dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah sehingga

dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak

diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, asidosis metaboik dan kematian.

Hipovolemia juga dapat disebabkan peningkatan permeabilitas

dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran plasma. Adanya

komplek imun antibody-virus juga menimbulkan agregasi trombosit

sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni, koagulopati.

Ketiga hal tersebut menyebabkan pendarahan berlebihan yang jika berlanjut

terjadi shock dan apabila shock tidak teratasi maka akan menyebabkan

Hipoxia jaringan dan akhirnya terjadi Asidosis metabolic. Asidosis

metabolik juga disebabkan karena kebocoran plasma yang akhirnya terjadi

perlemahan sirkulasi sistemik sehingga perfusi jaringan menurun jika tidak

teratasi terjadi hypoxia jaringan.

e. Tanda dan gejala

Infeksi virus Dengue merupakan suatu self limiting infectious disease

yang akan berakhir sekitar 2-7 hari. Infeksi virus Dengue pada manusia

mengakibatkan suatu spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara

penyakit yang paling ringan, dengue fever, dengue hemmorrhagic fever dan

dengue shock syndrom. (Depkes,2006)

a) Demam

Demam mendadak disertai dengan gejala klinis yang tidak spesifik

seperti anoreksia, lemah, nyeri pada punggung, tulang sendi dan kepala.

Pada umumnya gejala klinik ini tidak mengkhawatirkan. Demam

berlangsung antara 2-7 hari kemudian turun secara lysis

b) Perdarahan

Penyebab perdarahan pada pasien demam berdarah adalah vaskulopati,

trombosipunio gangguan fungsi trombosit serta koagulasi intravaskuler

Page 4: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

yang menyeluruh. Umumnya muncul pada hari kedua sampai ketiga

demam bentuk perdarahan dapat berupa uji rumple leed positif,

petechiae, purpura, echimosis, epistasis, perdarahan gusi dan yang paling

parah adalah melena.

c) Hepatomegali

Pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit

bervariasi dari haya sekedar diraba sampai 2-4 cm di bawah arkus kosta

kanan. Derajat hepatomegali tidak sejajar dengan beratnya penyakit,

namun nyeri tekan pada daerah tepi hepar berhubungan dengan adanya

perdarahan.

d) Renjatan (Syok)

Pada kasus ringan dan sedang, semua tanda dan gejala klinis

menghilang setelah demam turun disertai keluarnya keringat, perubahan

pada denyut nadi dan tekanan darah, akral teraba dingin disertai dengan

kongesti kulit. Perubahan ini memperlihatkan gejala gangguan sirkulasi,

sebagai akibat dari perembasan plasma yang dapat bersifat ringan atau

sementara. Pada kasus berat, keadaan umum pasien mendadak menjadi

buruk setelah beberapa hari demam pada saat atau beberapa saat setelah

suhu turun, antara 3-7, terdapat tanda kegagalan sirkulasi, kulit teraba

dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki, sianosis di sekitar

mulut, pasien menjadi gelisah, nadi cepat, lemah kecil sampai tidak

teraba. Pada saat akan terjadi syok pasien mengeluh nyeri perut.

e) Trombositopenia

Trombositopenia adalah berkurangnya jumlah trombosit, apabila

dibawah 150.000/mm3 biasanya di temukan di antara hari ketiga sampai

ketujuh sakit.

f) Kenaikan Nilai Hematokrit

Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator yang peka terhadap

terjadinya shock sehingga perlu di lakukan pemeriksaan secara periodik.

Page 5: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

f. Penanganan

Medik

1) DHF tanpa Renjatan

- Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )

- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan

kompres

- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak

<1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit

kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB

( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.

- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

2) DHF dengan Renjatan

- Pasang infus RL

- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander (

20 – 30 ml/ kg BB )

- Tranfusi jika Hb dan Ht turun

Keperawatan

1) Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam

- Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam

- Observasi intik output

- Pada pasien DHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda

vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri

minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres

- Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb,

Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat,

tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.

- Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2

pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi

productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

2) Resiko Perdarahan

- Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena

Page 6: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

- Catat banyak, warna dari perdarahan

- Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal

3) Peningkatan suhu tubuh

- Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik

- Beri minum banyak

- Berikan kompres

Page 7: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

1. a. Pohon Masalah penekanan intraabdomen

Mual & muntah

Efusi pleura hepatomegali AscitesAsidosis metabolik Hipoksia Jaringan

Paru-paru Hepar Abdomen

pendarahan kebocoran plasma ke ekstraseluler

merangsang & mengaktivasi Renjatan hipovolemiktrombositopenia faktor pembekuan darah & hipotensi

Agregasi trombosit kerusakan endotel pembuluh darah resiko syok hipovolemik

Permeabilitas membrane meningkat

Peningkatan reabsorbsi Na dan⁺ H₂O PGE₂ Hipotalamus membentuk dan melepaskan zat C3a, C5a

Arbovirus (lewat nyamuk aedes aegypti) masuk dalam darah infeksi virus dengue (viremia) mengaktifkan system komplemen

Suhu tubuh

Resiko pendarahan

Resiko syok (hipovolemik)

Resiko kekurangan volume cairan

Ketidakefektifan pola nafas

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Nyeri

Resiko perfusi jaringan tidak efektif

Page 8: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

Masalah keperawatannya adalah:

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan

2. Peningkatan suhu tubuh

3. Nyeri akut

4. Resiko kekurangan volume cairan

5. Resiko syok (hipovolemik)

Data yang perlu dikaji:

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

b. Keluhan Utama

Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu

makan menurun.

c. Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal

seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu

makan menurun.

d. Riwayat penyakit terdahulu

Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.

e. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat

menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan

melalui gigitan nyamuk aides aigepty.

f. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti

kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti

airnya, bak mandi jarang dibersihkan.

g. Riwayat Tumbuh Kembang

h. Pengkajian Per Sistem

Sistem Pernapasan

Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis,

pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar

ronchi, krakles.

Sistem Persyarafan

Page 9: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada

grade IV dapat trjadi DSS

Sistem Cardiovaskuler

Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,

trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi

cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada

grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

Sistem Pencernaan

Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik,

pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu

makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.

Sistem perkemihan

Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan

mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.

Sistem Integumen.

Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif

pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi

perdarahan spontan pada kulit.

2. Data subyektif

Adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau

keluarga pada pasien DHF, data obyektif yang sering ditemukan yaitu :

1. Lemah.

2. Panas atau demam.

3. Sakit kepala.

4. Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.

5. Nyeri ulu hati.

6. Nyeri pada otot dan sendi.

7. Pegal-pegal pada seluruh tubuh.

8. Konstipasi (sembelit).

3. Data obyektif :

Adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat atas

kondisi pasien. Data obyektif yang sering dijumpai pada penderita DHF

antara lain :

Page 10: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

1. Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.

2. Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.

3. Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis,

ekimosis, hematoma, hematemesis, melena.

4. Hiperemia pada tenggorokan.

5. Nyeri tekan pada epigastrik.

6. Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa.

7. Nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin,

8. gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.

4. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien yeng mengalami

DHF adalah:

a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d perdarahan

b. Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi penyakit

c. Nyeri akut b.d proses patologis penyakit

d. Resiko kekurangan volume cairan b.d peningkatan permeabilitas dinding

plasma.

e. Resiko syok (hipovolemik) b.d perdarahan dan pindahnya cairan

intravaskuler ke ekstravaskuler

Page 11: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

5. Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan

perifer b.d perdarahan

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 X 6 jam perfusi

jaringan menjadi efektif

Kriteria Hasil:

- TTV dalam rentang normal

- CRT < 2 detik

- Nyeri ekstreemitas (-)

1. Observasi tanda – tanda Vital ( kualitas dan

Frekwensi denyut nadi, tekanan darah ,

Cappilary Refill )

2. Oservasi sirkulasi pada ektremitas ( suhu ,

kelembaban dan warna )

3. Observasi kemungkinan terjadinya kematian

jaringan pada ekstremitas seperti dingin , nyeri ,

pembengkakan kaki

4. Batasi gerakan kepala, leher, dan punggung

5. Monitor adanya tromboflebitis

2 Peningkatan suhu tubuh b.d proses

infeksi penyakit

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1 X

6 jam terjadi penurunan suhu tubuh

Kriteria Hasil:

- Suhu tubuh dalam rentang normal

- Nadi dan RR dalam rentang normal

1. Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam sekali

2. Observasi intake dan output cairan

3. Berikan kompres

4. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang

tipis dan mudah menyerap keringat

5. Kolaborasi pemberian antipiretik

Page 12: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

- Tidak ada perubahan warna kulit dan

tidak ada pusing

3 Nyeri akut b.d proses patologis

penyakit

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 X 24 jam nyeri

dapat berkurang

Kriteria Hasil :

- Mampu mengontrol nyeri

- Skala, intensitas, frekuensi nyeri

berkurang

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

(lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

dan faktor pencetus)

2. Observasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan klien

3. Kurangi faktor presipitasi nyeri

4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi

nyeri (suhu, pencahayaan, bising)

5. Kolaborasikan pemberian analgetik

4 Resiko kekurangan volume cairan

b.d peningkatan permeabilitas

dinding plasma.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 X 24 jam tidak

terjadi kekurangan volume cairan

Kriteria Hasil:

- Mempertahankan urine output sesuai

dengan usia dan BB, BJ, urine normal

1. Pertahankan catatan intake dan output yang

akurat

2. Monitor vital sign

3. Monitor status hidrasi (kelembapan membrane

mukosa, nadi adekuat, tekanan darah

ortostatik), jika diperlukan

4. Monitor masukan cairan dan hitung intake

Page 13: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh

dalam batas normal

- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi,

elastisitas turgor kulit baik, membrane

mukosa lembab, tidak ada rasa haus

yang berlebihan

kalori harian

5. Kolaborasikan pemberian cairan IV

6. Berikan cairan IV pada suhu ruangan

7. Monitor status nutrisi

8. Dorong masukan oral

9. Dorong keluarga untuk membantu intake oral

5.

Resiko syok (hipovolemik) b.d

perdarahan dan pindahnya cairan

intravaskuler ke ekstravaskuler

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 X 24 jam tidak

terjadi syok hipovolemik

Kriteria Hasil:

- Nadi dalam batas yang diharapkan

- irama jantung dalam batas yang

diharapkan

- frekuensi nafas dalam batas yang

diharapkan

- irama pernapasan dalam batas yang

diharapkan dalam batas yang

1. Monitor warna kulit, suhu kulit, denyut

jantung, HR, dan ritme, nadi perifer, dan

kapiler refill

2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan

3. Monitor suhu ruangan

4. Monitor input dan output

5. Pantau nilai laboratorium: HB, HT, AGD, dan

elektrolit

6. Monitor tanda dan gejala asites

7. Monitor tanda awal syock

8. Berikan cairan IV dan oral yang tepat

9. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda

Page 14: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

diharapkan

- Natrium serum dbn

- Kalium serum dbn

- Klorida serum dbn

- Kalsium serum dbn

- Magnesium serum dbn

- PH darah serum dbn

dan gejala syok

Page 15: LP DHF - zeki (Repaired) (Repaired)fix.docx

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marilyn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman untuk

Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien Edisi 2. Jakarta: EGC

Mandriani E. 2009. Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)

Yang Mengalami Dengue Shock Syndrome (DSS) Rawat Inap Di RSU

Dr.Pirngadi Medan Tahun 2008. Skripsi FKM USU

Nurarif & Kusuma.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Dignosa

Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta:Media Action

Rampengan, T.H.2008.Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.Jakarta : EGC

Setiati TE. Soemantri Ag. 2009. Demam Berdarah Dengue Pada

Anak :Patofisiologi, Resusitasi Mikrovaskuler dan Terapi Komponen

Darah. Semarang: Pelita Insani