21
LAPORAN PENDAHULUAN CONGESTVE HEART FAILURE (CHF) Disusun Oleh: LANJAR TRI LESTARI P17420208023 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO 2011

lp CHF nuning

Embed Size (px)

Citation preview

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 1/21

LAPORAN PENDAHULUAN

CONGESTVE HEART FAILURE (CHF)

Disusun Oleh:

LANJAR TRI LESTARI

P17420208023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

PURWOKERTO

2011

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 2/21

LATAR BELAKANG

Jantung merupakan organ dalam tubuh manusia yang termasuk dalam

sirkulasi. Jantung bertindak sebagai pompa sentral yang memompa darah untuk 

menghantarkan bahan-bahan metabolism yang diperlukan keseluruh jaringan

dan megangkut sisa-sisa metabolism untuk dikeluarkan dari tubuh. (Wikipedia,

2008).

Penyakit jantung merupakan penyakit yang mematikan. Diseluruh

dunia, jumlah penyakit ini trus bertambah. Kategori penyakit ini tidak lepas dari

gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring dengan

  berubahnya pola hidup yang semakin meningkat dan ditambah dengan

 peningkatan golonga usia tua semakin memperbesar jumlah penderita penyakit  jantung yang sebagian besar diderita oleh orang tua. (Wikipedia, 2008).

Medkipun berbagai pendekatan terapi gagal jantungmeliputi terapi

farmakologis, prosedur intervensi dan pembedahan telah banyak ditawarkan,

namun kematian gagal jantung masih sangat tinggi apabila penyebabbya tidak 

segera ditangani. Ketika diagnosa gagal jantung ditegakan, maka dapat

diramalkan beberapa lamakah seseorang akan bertahan hidup. Telah dilaporkan

 bahwa ketahanan hidup seseorang penderita gagal jantung bahkan lebih buruk 

dari penderita kanker ganas.

Gagal jantung adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah

yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung)

tidak mampu emenuhi kebutuhan normal tbuh akan oksigen dan zat-zat

makanan.

Terkadang orang salah mengertikan gagal jantung sebagai berhentinya

  jantung, namun sebenarnya istilag gagal jatung menunjukan berkurannya

kemampuan jantung untuk mempertahankan beban kerjanya. Masalah gagal

 jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi masalah

serius di Amerika. Amerika Heart Assotiation (AHA) tahun 2004 melaporkan

5,2 juta penduduk amerika menderita gagal jantung, asuransi kesehatan

Medicare USA paliig banyak mengeluarkan biaya untuk diagnosis dan

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 3/21

 pengobatan gagal jantung. Menurur AHA 2005 diperkirakan lebih dari 15 juta

kasus gagal jantung setiap tahunnya diseluruh dunia. (Cokat, 2008)

Faktanya saat ini 50% penderita gagal jantung akan meninggal dalam

waktu 5 tahun, sejak diagnose ditegakan. Begitu juga dengan resiko untuk 

menderita gagal jantung, belum bergerak dari 10% untuk kelompok diatas 70

tahun, dan 5 % untuk kelompok sia 60-69 tahun serta 2 % untuk kelompok usia

40-59 tahun. (Merdikoputro, 2004)

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 4/21

CONGESTIF HEART FAILURE

(CHF)

PENGERTIAN

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi

 jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme jaringan / kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume

diastolic secara abnormal ( Arief Mansjoer, 2001 ).

Gagal jantung kongestif adalah suatu kegagalan yang terjadi sewaktu

kontraktilitas jantung berkurang dan ventrikel tidak mampu memompa keluar darah

sebanyak yang masuk selama diastolic. Hal ini menyebabkan volume diastolic – akhir ventrikel secara progresif bertambah ( Corwin J. Elisabeth, 2000 ).

Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa

 jumlah darah yang adekuat ke dalam sirkulasi sistemik untuk memenuhi kebutuhan

tubuh ( Betz L. Cecily, 2002 ).

Gagal jantung kongestif adalah suatu sindrom klinis yang rumit yang ditandai

dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri dan kelainan regulasi

neurohormonal disertai dengan intoleransi kemampuan kerja fisis (effon intolerance),

retensi cairan, dan memendeknya umur hidup (reduced longevity) (Sarwono

Waspadji, 1999 ).

Gagal jantung adalah suatu keadaan yang serius dimana jumlah darah yang

masuk dalam jantung setiap menitnya tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan

oksigen dan zat makanan.terkadang orang salah mengartikan gagal jantung dengan

henti jantung, jika gagal jantung adalah berkurangnya kemampuan jantung untuk 

mempertahankan beban kerjanya.

PENYEBAB 

Gagal jantung disebabkan karena meningkatnya beban kerja otot jantung,

sehingga bisa melemahkan kekuatan kontraksi otot jantung. Yang paling sering

adalah penyakit arteri koroner menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otot

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 5/21

  jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan jantung. Hal ini disebabkan karena

miokarditis yaitu suatu infeksi yang disebabkan karena virus ataupun bakteri,

diabetes maupun kegemukan. Penyakit lain yang bisa menyebabkan gagal jantung

adalah hipertensi yang bisa menyebabkan kerja jantung menjadi lebih berat karena

harus memompa darah di dalam rongga yang sempit. Penyebab yang lain adalah

kelainan pada jantung itu sendiri.

Penyakit katup jantung juga bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-rung

  jantung atau diantara jantung dan arteri utama. Selain itu juga dapat diakaibatkan

karena adanya kebocoran katup jantung karena dapat menyebabkan darah mengalir 

 balik ketempat asalnya. Keadaan ini akan meingkatkan beban kerja jantung yang pada

akhirnya melemahkan kekuatan kontraksi jantung.

Penyakit lainya secara primer menyerang sistem konduksi listrik jantung dan

menyebabkan denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak teratur, sehingga tidak 

mampu memompa darah secara efektif.

Penyebab lain yaitu kekakuatan pada perikardium ( lapisan tipis dan tranparan

yang menutupi jantung), kekakuan ini menghalangi pengembangan jantung yang

maksima sehingga pengisian jantung tidak maksimal.

Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan

  beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (missal : demam,

tirotoksikosis). Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen ke

  jantung. Asidosis respiratorik atau metabolic dan abnormalita elektronik dapat

menurunkan kontraktilitas jantung.

Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4

kelainan fungsional :

I. Timbul sesak pada aktifitas fisik berat

II. Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang

III. Timbul sesak pada aktifitas fisik rimgan

IV. Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan/istirahat.

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 6/21

TANDA & GEJALA 

a. Tanda dan gejala kegagalan yang disebabkan oleh penurunan oleh

 penurunan cardiac out put :

- lelah

- angina

- cemas

- bunyi jantung S3

- oliguri

- kulit dingin, pucat

 b. Tanda dan gejala yang disebabkan oleh kongesti balik dari ventrikel kiri

- Dyspneu - Rales paru- paru

- Hasil X- ray memperlihatkan - Batuk 

kongesti paru- paru - Orthopneu

c. Tanda dan gejala yang disebabkan oleh kongesti balik ventrikel kanan :

- Edema perifer  

- Hati membesar  

- Distensi vena

leher 

- Peningkatan

central venous pressure

(CVP)

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 7/21

Pada gagal jantung pembangkakan juga menyebabkan berbagai gejala,

diantaranya lokasi dan efek pembengkakan juga dipengaruhi oleh sisi jantung

yang mengalami gangguan. Pada gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan

 pengumpulan darah yang mengalir kebagian kanan jantung. Hal ini menyebabka

 pembengkakan dikaki, pergelangan kaki, tungkai, hati dan peru.

Pada gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan didalam paru-

 paru (edema pulmoner) yang dapat menyebabkan sesak nafas yang hebat.

PATOFISIOLOGI

• Respon kompensasi terhadap out put kardiac yang tidak adekuat.

Cardiac out put yang tidak adekuat memicu beberapa respon

kompensasi yang berusaha untuk mempertahankan perfusi organ- organ

tubuh yang vital.

Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang

menimbulkan dua pengaruh utama :

1. Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi

myocardium.

2. Vasokontriksi perifer 

Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ

yang kurang vital, seperti kulit dan ginjal dan juga organ-organ yang lebih

vital, seperti otak. Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena ke

 jantung. Peningkatan peregangan serabut otot myocardium memungkinkan

kontraktilitas.

Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap cardiac out

  put, namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium, meregangkan serabut- serabut myocardium dibawah garis

kemampuan kontraksi. Bila orang tidak berada dalam status kekurangan

cairan untuk memulai peningkatan volume ventrikel dapat memperberat

 preload dan kegagalan komponen- komponen.

Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan mengaktivkan sistem

renin angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan preload

maupun afterload pada waktu jangka panjang dan seterusnya.

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 8/21

Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya perubahan

struktur micardium itu sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocrdium

akan menebal atau menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontraksi

namun ini berdampak peningkatan kebutuhan oksigen untuk miocardium.

• Kegagalan ventrikel kiri

Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah yang

mengandung oksigen guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal :

1. Tanda- tanda dan gejala- gejala penurunan cadiac output.

2. Kongesti paru- paru.

• Dispnea

Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari

kegagalan ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena

cairan di dalam alveoli. Hal ini bisa menjadi payah karena pergerakan

tubuh, misal menaiki tangga, berjalan mendaki dll. Karena dengan

kegiatan tersebut memerlukan peningkatan oksigen.

• Orthopnea

Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan

orang harus tidur pakai sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada

sebuah kursi. Bila orang tidur terlentang ventilasi kurang kurang dan

volume darah pada pembuluh- pembuluh paru- paru meningkat.

• Kegagalan ventrikel kanan

Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila bilik ini tidak mampu

memompa melawan tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru- paru.

Kegagalan ventrikel kanan dalam memompakan darah akan

mengakibatkan oedema pada ekstrimitas. Pada hati juga mengalami

 pembesaran karena berisi cairan intra vaskuler, tekanan di dalam sistem

 portal menjadi begitu tinggi sehingga cairan didorong melalui pembuluh

darah masuk ke rongga perut (acites) akibatnya akan mendesak diafragma

yang akhirnya akan susah untuk bernafas.

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 9/21

DIAGNOSA 

Untuk memperkuat diagnosa maka dlm pemeriksaan fisik akan

menunjukkan : denyut nadi lemah dan cepat, tekanan darah menurun, bunyi

 jantung abnormal, pembesaran jantung, pembengkakan vena leher, cairan di

dalam paru, pembesaran hati, penambahan berat badan yang cepat,

 pembengkakan perut dan tungkai.

PENGOBATAN 

Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam

melakukan berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta

meningkatkan harapan hidupnya.

Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu :

1. mengobati penyakit penyebab gagal jantung.

2. menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung.

3. Mengobati gagal jantung.

Ad. 1. Mengobati penyebab gagal jantung  

a. Pembedahan bisa dilakukan untuk :

▪ Memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung

▪ Memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang-ruang jantung

▪ Memperbaiki penyumpatan arteri koroner  yang kesemuanya bisa

menyebabkan gagal jantung.

 b. Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.

c. Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan terapi penyinaran terhadap

kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

d. Pemberian obat anti-hipertensi.

Ad. 2 . Menghilangkan faktor yang memperburuk gagal jantung  

Merokok, garam, kelebihan berat badan dan alkohol akan

memperburuk gagal jantung. Dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan

 perubahan pola makan, berhenti minum alkohol atau melakukan olah raga

secara teratur untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan. Untuk 

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 10/21

  penderita gagal jantung yang berat, tirah baring selama beberapa hari

merupakan bagian penting dari pengobatan. Penggunaan garam yang

 berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa menyebabkan penimbunan cairan

yang akan menghalangi pengobatan medis. Jumlah natrium dalam tubuh bisa

dikurangi dengan membatasi pemakaian garam dapur, garam dalam masakan

dan makanan yang asin.

Penderita gagal jantung yang berat biasanya akan mendapatkan

keterangan terperinci mengenai jumlah asupan garam yang masih

diperbolehkan.

Cara yang sederhana dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya

 penimbunan cairan dalam tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap

hari.

Kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh

 penimbunan cairan.

Penambahan berat badan yang cepat dan terus menerus merupakan

 petunjuk dari memburuknya gagal jantung.

Karena itu penderita gagal jantung diharuskan menimbang berat

  badannya setepat mungkin setiap hari, terutama pada pagi hari, setelah

 berkemih dan sebelum sarapan.

Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang

digunakan relatif sama dan dibuat catatan tertulis.

Ad. 3 . Mengobati Gagal jantung  

Prinsipnya adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap

 penyebabnya.pengobatan tahap ini adalah secara medis dan dilakukan olehdokter.

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 11/21

Pathway

Disfungsi

miocardium

Beban tekanan

 berlebihan

Beban sistole

 berlebihan

Beban volume

 berlebihan

Kontraktilitas

 berkurang

Preload

meningkat

Beban sistole

meningkatGagal jantung kanan

Beban jantung meningkat

Gagal jantung kiri

Hambatan

 pengosongan ventrikel

Gagal jantung kongestif 

Gagal pompa ventrikel kiri

Forward failure Backward failure

LVED naik 

Suplai darah

 jaringan turunSuplai O

2

otak menurun

Tekanan vena

 pulmo naik 

Renal flow

turun

 Nutrisi

COP

Metabolisme

sel

Retensi Na + H2O

Gangguan perfusi

 jaringan

Lemah

Kelebihan

volume cairan

Kurang

 pengetahuan

Cemas

Metabolismean aerob

Timbunan asam

laktat meningkat

Fatique

Intoleransi aktivitas

GFR 

Tekanan kapiler 

 paru naik 

Oedema paru

Gangguan

 pertukaran gas

Cairan masuk 

dalam alveoli

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 12/21

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

CONGERTIVE HEART FAILURE

A. PENGKAJIAN

1. Pengkajian Primer 

a) Airway

Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat berbicara dan bernafas

dengan bebas. Jika ada obstruksi maka lakukan :

- Chin lift / jaw trust

- Suction / hisap

- Guedel airway

- Intubasi trakhea dengan leher ditahan ( imobilisasi) pada posisi netral

 b) Breathing

Menilai pernafasan cukup, sementara itu menilai ulang apakah jalan

nafas bebas. Jika pernafasan tidak memadai lakukan:

- Dekompensasi rongga pleura

- Pernafasan buatan

- Berikan oksigen

c) Circulation

Menilai sirkulasi / peredaran darah. Sementara itu, nilai apakah jalan

nafas bebas dan pernafasan cukup. Jika sirkulasi tidak memadai lakukan:

- Hentikan peredaran darah eksternal

- Segera pasang 2 jalur infuse dengan jarum besar ( 14-16)

- Berikan infuse cairand) Disability

Menilai kesadarn dengan cepat, apakah sadar, hanya respon terhadap

respon tehadapnyeri atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan untuk 

mengukur GCS. Adapun cara yang cukup jelas dan cepat adalah:

Awake : A

Respon bicara : V

Respon Nyeri : P

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 13/21

Tidak ada respon : U

e) Eksposure

Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cidera

yang mungkin ada, jika ada kecurigaan cidera leher atau tulang belakang,

maka imobilisasi in line harus dikerjakan.

2. Pengkajian Sekunder 

Pemeriksaan sekunder meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Anamnesis dapat menggunakan format AMPLE (Alergi, Medikasi, Post

illness, Last meal dan event/ environtment yang berhubungan dengan

kejadian). Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala hingga kaki dan dapat pula

ditambahkan pemeriksaan diagnostik.

• Aktifitas/istirahat

Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat

istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubahsaat

 beraktifitas.

• Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung

• Eliminasi

Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada

malam hari, diare / konstipasi

• Makanan / cairan

Kehilangan nafsu makan, mual,muntah, penambahan BB signifikan.

Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan

diuretic distensi abdomen, oedema umum, dll

Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan

kurang.

•  Neurosensori

Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah

tersinggung.

•  Nyeri/kenyamanan

  Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah

Interaksi social : penurunan Aktifitas yang biasa dilakukan

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 14/21

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan

cairan kedalam alveoli sekunder Oedem paru.

2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan cardiac

output.

3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai darah

menurun.

4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

 jantung.

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.

C. PERENCANAAN

1. DX I :Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

adanya perpindahan cairan kedalam alveoli sekunder Oedem paru.

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

 pertukaran gas lancar.

 NOC : Respiratory status : gas exchange

Kriteria hasil :

a. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigen yang adekuat.

  b. Memelihara kebersihan paru dan bebas dari tanda-tanda distress

 pernafasan .

c. Tanda-tanda vital dalam rentang normal.

Keterangan skala :

1 = Tidak pernah menunujukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 15/21

5 = Selalu menunjukkan

 NIC : Airway management

Aktivitas :

1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thurst bila perlu.

2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.

3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan.

4. Berikan bronkodilator bila perlu.

5. Monitor konsentrasi dan status oksigen.

6. Berikan oksigen seuai kebutuhan.

2. DX II : Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan

suplai darah menurun.

Tujuan : Tidak terjadi perubahan perfusi pada jaringan serebral

  NOC : Status sirkulasi

a. Tekanan darah sistol normal

 b. Tekanan darah diastole normal

c. Denyut nadi normal

d. Tekanan vena sentral normal

e. Tekanan paru paru normal

f.Denyut jantung normal

g. Irama jantung normal

h. Perbedaan oksigen darah di arteri dan vena normal

Keterangan Skala

1 = Tidak pernah menunjukan

2 = Jarang menunjukan

3 = Kadang menunjukan

4 = Sering menunjukan

5 = Selalu menunjukan

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 16/21

 NIC

1. Awasi sirkulasi

a. Evaluasi adanya edema perifer dan nadi

 b. Lihat / kaji kulit ada luka atau tidak 

c. Kaji derajat ketidaknyamanan atau nyeri

d. Ekstermitas bawah direndahkan untuk meningkatkan

sirkulasi arteri

e. Ganti posisi pasien paling sedikit 2 jam

f. Monitor stress cairan, ternasuk cairan dan keluaran.

g. Kolaborsi pemberian antihipertensi dan glikosida jantung.

3. DX III : Kelebihan volume cairan berhubungan dengan

cardiac output.

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status

cairan pasien dapat dipertahankan secara seimbang.

 NOC: Keseimbangan Cairan

Kriteria hasil:

a. Pengeluaran urine 1-2 ml/KgBB/jam

 b. Tekanan darah dalam batas normal

c. Tidak ada edema

d. Berat jenis urine normal

e. Berat badan stabil

Keterangan Skala:

1 = Tidak pernah menunjukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

 NIC: Manajemen Cairan

1) Monitor intake dan output

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 17/21

2) Kaji edema

3) Timbang berat badan

4) Monitor tekanan darah setiap 4 jam

5) Pembatasan cairan dan sodium sesuai program

6) Kolaborasi pemberian diuretik  

4. DX IV : Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang penyakit jantung.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

cemas hilang.

  NOC : Kontrol kecemasan

Kriteria hasil :

a. Klien mampu mengidentifikasikan dan mengungkapkan gejala

cemas

  b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk 

mengontrol cemas

c. Vital sign dalam batas normal

d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat aktifitas

menunjukkan berkurangnya kecemasan.

Keterangan skala :

1 = Tidak pernah menunujukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

 NIC : Penurunan kecemasan

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 18/21

Aktivitas :

1. Gunakan pendekatan yang menyenengkan

2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur 

4. Berikan informasi factual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

5. Dorong keluarga untuk menemani

5. DX V: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.

Tujuan : Tidak terjadi intoleransi aktivitas

 NOC :

a. Saturasi oksigen dbn dalam respon aktivitas

 b. HR dbn dalam respon aktivitas

c. RR dbn respon aktivitas

d. TD dbn dalam beraktivitas

e. ADL telah dilakukan

Keterangan Skala

1 = Tidak pernah menunujukkan

2 = Jarang menunjukkan

3 = Kadang menunjukkan

4 = Sering menunjukkan

5 = Selalu menunjukkan

 NIC

1. Tentukan penyebab intoleransi aktivitas

2. Tentukan periode aktivitas selama beraktivitas

3. Pantau respon kardiopulmonal sebelum dan setelah melakukan

aktivitas

4. Minimalkan kerja kardiovaskuler dengan meberikan posisi dari tidur 

ke posisi setengah duduk.

5. Monitor dan catat kemampuan klien untuk mentoleransi aktivitas.

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 19/21

6. Ajarkan pada klien bagaimana menggumakan teknik mengontrol

 pernapasan ketika beraktivitas.

D. EVALUASI

DX KRITERIA HASIL KETERANGAN SKALA

I NOC : Respiratory status : gas exchange

1. Mendemonstrasikan peningkatan

ventilasi dan oksigen yang adekuat.

2. Memelihara kebersihan paru dan

  bebas dari tanda-tanda distress pernafasan .

3. Tanda-tanda vital dalam rentang

normal

1 = Tidak pernah menunjukan

2 = Jarang menunjukan

3 = Kadang menunjukan

4 = Sering menunjukan5 = Selalu menunjukan

II NOC : Status sirkulasi

1. Tekanan darah sistol normal

2. Tekanan darah diastole normal

3. Denyut nadi normal

4. Tekanan vena sentral normal

5. Tekanan paru paru normal

6. Denyut jantung normal

7. Irama jantung normal

8. Perbedaan oksigen darah di

arteri dan vena normal

1 = Tidak pernah menunjukan

2 = Jarang menunjukan

3 = Kadang menunjukan

4 = Sering menunjukan

5 = Selalu menunjukan

III NOC: Keseimbangan Cairan

1. Pengeluaran urine 1-2

ml/KgBB/jam

2. Tekanan darah dalam batas

normal

3. Tidak ada edema

4. Berat jenis urine normal

5. Berat badan stabil

1 = Tidak pernah menunjukan

2 = Jarang menunjukan

3 = Kadang menunjukan

4 = Sering menunjukan

5 = Selalu menunjukan

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 20/21

IV NOC : Kontrol kecemasan

1. Klien mampu mengidentifikasikan dan

mengungkapkan gejala cemas

2. Mengidentifikasi, mengungkapkan

dan menunjukkan teknik untuk 

mengontrol cemas

3. Vital sign dalam batas normal

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa

tubuh, dan tingkat aktifitas

menunjukkan berkurangnyakecemasan.

1 = Tidak pernah menunjukan

2 = Jarang menunjukan

3 = Kadang menunjukan

4 = Sering menunjukan

5 = Selalu menunjukan

V NOC :

1. Saturasi oksigen dbn dalam

respon aktivitas

2. HR dbn dalam respon aktivitas

3. RR dbn respon aktivitas

4. TD dbn dalam beraktivitas

5. ADL telah dilakukan

1 = Tidak pernah menunjukan

2 = Jarang menunjukan

3 = Kadang menunjukan

4 = Sering menunjukan

5 = Selalu menunjukan

8/6/2019 lp CHF nuning

http://slidepdf.com/reader/full/lp-chf-nuning 21/21

DAFTAR PUSTAKA

APrice, Sylvia and M. Wilson, Lorraine. (2000). Pathophysiology Fourth Edition .

Mosby Year Book. Michigan.

Bakta, I Made dan I Ketut Swastika. (1999). Gawat Darurat di Bidng Penyakit 

Dalam. Jakarta : EGC.

Doenges, Marylinn E. et al. (2002).  Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman

Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3,

Alih bahasa I Made Kariasa. Jakarta. EGC.

Ignatavicius, Dona D and Bayna, Marylen V. (2000). Medical Surgical Nursing 

 A nursing proces Aproach Edisi I . WB Saunders Company. Philadhelpia.

  NANDA. (2005).  Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan

  Klasifikasi 2005-2006 Alih Bahasa: Budi Santosa. Jakarta : Prima

Medika.

Soeparman. Et al. (2001). Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta. Balai

 Penerbit FKUI.