11

Lost in Lamongan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

This story is abot our Journey at PNF Lamongan. kita mahasiswa PLS FIP UNY yang lagi dapet misi journey lembaga- lembaga Non-Formal yang ada di Lamongan. Dibuku ini berisi kisah kisah inspiratif plus kisah menarik sepanjang perjalanan kami. silahkan dibaca gaess..

Citation preview

Page 1: Lost in Lamongan
Page 2: Lost in Lamongan

ice Day! Kami anak PLS B 2013 a.k.a F.O.B waktu kuliah Aplikasi Komputer Lanjut, dapet tugas dari Pak Lutfie untuk observasi di Nlembaga Non Formal yang ada diseluruh Indonesia kecuali

Provinsi tercinta Daerah Istimewa Yogyakarta. Disitu kami dibagi mejadi 14 kelompok yang masing- masing berisi 3-4 orang, masing- masing kelompok tersebut harus melakukan observasi di lembaga kabupatan atau kota yang berbeda. Ada yang memilih ke Semarang, Kebumen, Malang, Kediri, Cilacap dan kota sebagainya yang tentunya masih disekitaran Pulau Jawa.

Mulai dari kelompok kami nih, kami beranggotakan 3 personel manusia yang super kece yaitu, M. Hisyam Anwar (a.k.a Josh), Kholilur Rahman (a.k.a Busung) dan yang paling cewek yaitu Dian Pramesthi (a.k.a Dian/ Prames/ Pram).Yeahh kami adalah TIM LAMONGAN!Pada awalnya kami ingin melakukan kunjungan belajar Di Kota Indramayu Jawa Barat, akan tetapi karena lembaga yang kami hubungi tidak dapat memberikan izin untuk melakukan observasi pada tanggal antara 6-12 April 2015 maka kita langsung putar halauan untuk mengubah lokasi destinasi kita ke Kota Lamongan yang bermotto “Memayu Raharjaning Praja”.

Dikota Lamongan ini kami menemukan lembaga relasi kami yaitu PKBM MIZAN dan PKBM Media Cinta Ilmu (MCI). Setelah mendapatkan informasi lembaga yang tentunya dari Eyang Google, kami mendapat alamat lengkap dan contact person dari PKBM MIZAN dan PKBM Media Cinta Ilmu, kami lantas menghubungi masing- masing pengurus lembaga tersebut (yang ternyata adalah Owner PKBM itu sendiri). Pertama kami menghubungi PKBM MIZAN, saat kali pertama menghubungi kami sempat tidak mendapat izin dari anak pemilik PKBM yaitu Bapak Asrofi karena merasa Lembaga mereka belum begitu komersil. Akan tetapi setelah kami berusaha untuk meyakinkan bahwa kami sangat tertarik dengan PKBM MIZAN tersebut dan kembali menghubungi ownernya yaitu Bapak H. Shobirin kami pun mengantongi izin untuk belajar di PKBM MIZAN.

Lembaga yang kedua adalah PKBM MCI. Pada lembaga ini kami langsung mendapat sambutan hangat dari ownernya yaitu Ibu Kholwatin, S.Pd.I. Dalam pembicaraan singkat kami, Ibu Kholwatin merasa senang akan niat kami belajar pada lembaga tersebut karena ia juga sudah terbiasa menerima tamu mahasiswa yang ingin belajar di PKBM MCI ini.

Dalam pembicaraan singkat kami, Ibu Kholwatin merasa senang akan niat kami belajar pada lembaga tersebut karena ia juga sudah terbiasa menerima tamu mahasiswa yang ingin belajar di PKBM MCI ini.

Dengan mengantongi Izin dari kedua lembaga tersebut kami dengan percaya diri segera membuat surat izin obeservasi di subbag pendidikan kampus FIP UNY tercintah untuk melakukan observasi disana. Dengan melalui proses yang sangat panjang, yaitu dua hari, surat kami pun akhirnya jadi. horeee. Dengan begitu kelompok kami lantas membicarakan mengenai persiapan apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana runtutan kegiatan yang harus kami jalani disana nanti.

Setelah melewati diskusi dan perdebatan hiperbola antar masing- masing anggota kelompok kami, akhirnya diputuskan bahwa kami akan berangkat menuju Lamongan dengan menggunakan bus pada Senin (6/4) malam dari Jogja agar kita dapat sampai disana pada pagi hari dan dapat langsung menuju ke PKBM MIZAN dan PKBM MCI tersebut sehingga dapat mempersingkat waktu. Setelah itu kami mulai menyusun daftar pertanyaan yang akan kami konsultasikan kepada dua PKBM tersebut. Dan kami pun memutuskan untuk mendesain sertifikat yang lumayan abal- abal sebagai sedikit kenang- kenangan dari kami yang akan diberikan kepada kedua lembaga tersebut.

And then. yeeaahh. tiba juga hari yang dinanti. hari Senin 6 April 2015 datang juga. Senin pagi kami mulai packing dan mengecek barang bawaan kami dan setelah ceklis daftar bawaan sana-sini akhirnya selesai juga agenda packing kami. Oiya hari itu kami mengubah rute perjalanan kami yang semula dari Jogja goes to Lamongan langsung harus kami ubah rutenya yaitu dengan mampir dulu ke Semarang untuk menjemput salah satu personel kami yaitu Josh. Dia harus berangkat dari Semarang karena punya urusan disana lebih dulu. Dan well, itu bukan masalah besar karena kami menyetujuinya,yaa

Page 3: Lost in Lamongan

dibilang itung- itung touring lah. Touring bus..hehe

Senin, kurang lebih pukul 19.30 personel kami, Busung dan Dian mulai berangkat dari Janti dengan menggunakan bus yang kemudian berhenti transit di terminal Tirtonadi Solo untuk kemudian berganti bus menuju Semarang. Setelah menanti bus kesayangan setelah setengah jam, bus kami mulai berangkat dari terminal Tirtonadi Pukul 22.30.Kami kemudian sampai diterminal Semarang pada pukul 01.45 dinihari dengan sudah dinanti oleh saudara Josh diwarung angkringan luar terminal, kami kemudian memutuskan untuk istirahat sejenak untuk mengisi perut dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Lamongan sekitar pukul 03.00 dinihari.

Setelah mendapat bus yang cukup sepi pada jam- jam tersebut, kami akhirnya mulai melanjutkan perjalanan menuju Lamongan, yang sempat terhenti sejenak. Kami berangkat melalui jalur Pantura (Pantai Utara) karena kebetulan personel kami Dian, belum pernah lewat jalur tersebut. Setelah melalui perjalanan panjang yaitu sekitar 3 jam kami mulai memasuki daerah Lamongan jam 6 pagi. Pada jam tersebut mulai terlihat hiruk pikuk wargasekitar yang mulai mengerjakan aktifitas sehari- harinya serta terlihat pula anak- anak mulai berangkat sekolah karena hari itu adalah Hari Selasa yang notabene masih merupakan hari sekolah.

Dan akhirnya kami memutuskan untuk turun di Lamongan kota, sekitaran stasiun Lamongan. Setibanya disana kami kemudian beristirahat sejenak dan membersihkan diri dan sholat dhuha dimushola PDAM Lamongan sembari menghabiskan sisa perbekalan makanan kami disana. Karena dirasa masih lapar, kami kemudian beres-beres, lalu beranjak melanjutkan perjalan menyusuri trotoar sepanjang jalan kota untuk mencari warung sarapan dan akhirnya ditemukanlah seonggok warung pecel khas Madiun diseberang jalan, kamipun memutuskan untuk sarapan disana dengan menu khas pecel.

Setelah selesai, kami mulai menghubungi kedua lembaga tersebut untuk kemudian menanyakan arah dan jalur menuju lokasi PKBM. Pertama kami menghubungi Bapak H. Shobirin pemilik PKBM MIZAN, karena hari sangat mendung, maka beliau menyarankan kami untuk menuju ke Dinas Pendidikan Kota Lamongan dan mengunjungi ruangan Bidang PLS yang ada disana untuk

menemui Bapak Shobirin terlebih dahulu. Kamipun segera berjalan kaki menuju Gedung Dinas Pendidikan dengan berbekal GPS dan bertanya dengan orang sekitar yang ruuaamahnya mintak ampuunrek! Mereka dengan senang hati memberi arahan petunjuk jalan yang jelas sembari menanyakan dari mana kami berasal (dengan bangga kami menjawab : “kami dari PLS FIP UNY pak! Jogja punyaa..”).

SNORKLING at PNF LAMONGAN!

Dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 3km sampailah kami didepan pintu gerbang Dinas Pendidikan Kota Lamongan ditemani rintik air hujan yang mulai deras menghujam baju PDL PLS kami. Kami pun berbgegas masuk menuju Lobby gendung dan bertanya dimanakah ruang Bidang PLS berada, setelah itu kami langsung naik ke lantai dua dan masuk ke Ruang PLS tersebut. Disana kami kembali disambut dengan hangat oleh pegawai yang ada didalamnya, kami pun sempat ditemui langsung oleh kepala Bidang PLS disana.

Setelah berbincang cukup lama sambil menunggu kehadiran Pak Shobirin yang kebetulan pada waktu itu sedang bertugas diluar kantor, kami kemudian juga bertanya- tanya mengenai lokasi PKBM MCI dan menyampaikan bahwa kami juga akan melakukan observasi disana. Dan yang lebih membahagiakan lagi, Bu Ranti dengan senang hati akan mengantarkan kami ke PKBM MCI tersebut sembari menunggu kehadiran “Abah Shobirin” (begitu panggilan beliau disana).

Dan oh meenn.. for your information nih, dipagi menjelang siang yang gerimis deras itu, kita diantar Bu Ranti pakai mobil. Eeiittss bukan mobil dinas hloo ya.. ini pakai mobil pribadi yang keren! Selain mobil yang tergolong mahal, asesoris didalamnya juga kece, banyak pernak pernik Kopasus gitu.. yang ternayata adalah milik pribadi suami Bu Ranti yang tak lain adalah seorang anggota Kopasus yang sudah memiliki jabatan. Selama perjalanan kami juga asyik diajak ngobrol dengan Bu Ranti yang ramah banget, kami diberi banyak pengetahuan tentang PLS di Lamongan dan lembaga- lembaga non formal yang berkembang dikota “Memayu Raharjaning Praja” tersebut.

Page 4: Lost in Lamongan

Sepuluh menit dari dinas pendidikan, kami akhirnya sampai dirumah Ibu Kholwatin, dimana lokasinya terletak di salah satu perumahan yang dekat dengan dinas pendidikan. Sesampainya disana nuansa khas PKBM sudah mulai terlihat, seperti adanya rak buku- buku, meja, peralatan permainan anak- anak dan pernak pernik media pembelajaran yang diletakkan diteras rumah Ibu Kholwatin. Kami disana disambut dengan baik oleh Ibu Kholwatin dan kamipun diajak berbincang sejenak sembari beliau membantu mengemas kue castangles salah satu produk andalan PKBM MCI tersebut.

Sebelum kita cerita tentang kegiatan disana, kita kenalan dulu yukss sama PKBM Media Cinta Ilmu ini, dibawah ini adalah identitas lengkap lembaga ini, this is it ! :

PROFIL PKBM MCIPKBM ini diselenggarakan oleh Ibu Kholwatin, S.Pd.I trus Berdiri pada

tanggal 24 Januari 2013 yang beralamatkan di Jl. K.H. Ahmad Dahlan Gg. Mawar No.03 Tlogoanyar Lamongan. Program yang dijalankan di PKBM ini antara lain : Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Lifeskills, Kursus, Kesetaraan, Keaksaraan dan Taman Bacaan Masyarakat. Nah dari sekian proram yang ada tersebut masing- masing ditanggungjawabi oleh seluruh anggota dan karyawan PKBM. Nah penanggung jawab programnya antara lain : Kholwatin, S.Pd.I, Nurul Ichwatun K, S.Pd, Dewi Wardani, Amd. Keb, Ana Mufadilah, S.Pd, Gatot Setiawan, S.Pd, Maharja, S.Pd, Mia Mahmudah, S.Pd dan Dewi Novitasari. Nah kalian bisa tau sendiri dong kualitas Pengurus yang ada di MCI, berkompeten sekalii soalnya rata- rata dari mereka kan Lulusan D3 dan S1.

Berikut sedikit penjelasan mengenai program yang ada di PKBM Media Cinta Ilmu yang dapat kami paparkan kepada kalian semuuaa.. haha :

1. Tempat Penitipan AnakProgram ini di Ketuai langsung oleh sang owner yaitu ibu Kholwatin,

dalam tahun ajaran 2014/2015 TPA ini memiliki jumlah siswa 40 anak dan jumlah pendidik 8 orang. Nah untuk keseluruhan peserta didik tersebut terdiri dari 15anak usia 0-2th, 13 anak usia 2-3th, 7anak usia 4-6 tahun. Nah untuk Data Kepala dan Guru dipaparkan sebagai berikut nih.. Kholwatin, S. Pd.I

(ketua), dan pengasuh nya ada 7, yaituu : Siti Fatimah, Fifin Ismawati, Nahrul Nur A., Dona Vivi, Nurhayati, Dewi Novitasari, dan Alifiyah Wiga. Oh iya untuk para pengasuhnya ini semuanya emang masih lulusan SMA gaes, tapi meskipun pendidikan mereka belum terlalu tinggi, mereka ini jelas mempunyai kualitas yang nagus, soalnya mereka bener- bener punya basic sayang anak banget. Kebukti tuh pas mereka ngasuh anaknya keliatan banget dah kalo mereka sayang anak banget, dibelai belai gitu mereka. hahaha

2. Kelompok BermainIbu Nurul Ichatun Khotimah adalah Ketua dari Kelompok Bermain MCI

ini, beliau biasa dipanggil Bu Nurul. KB ini terletak di dalam rumah ibu Kholwatin sendiri yang berada di Perumahan Jasmin Regency Blok A-5. Jumlah peserta didik dari KB ini berjumlah 23 anak berusia antara 2-4 tahun yang berasal dari anak- anak sekitar perumahan tersebut. Kegiatan Kelompok bermain ini berlangsung setiap hari mulai jam 08.30 sampai 11.00.

3. LifeskillProgram lifeskill ini berada dalam tanggungjawab duo ibu Dewi, yaitu Ibu

Dewi Wardani dan Ibu Dewi Novitasari. Kegiatan lifeskill memiliki banyak program yang diajalankan seperti membuat bros, merajut, membuat hisan dinding dengan kain dan memasak. Namun saat ini yang menjadi fokus kegiatan adalah memasak, mereka memfokuskan kegiatan memasak karena kegiatan yang lain hanya dilakukan setiap seminggu sekali dengan pelatihan dan pengumpulan hasil pelatihan yang dapat dikerjakan dirumah masing- masing baru setelah jadi mereka mengumpulkan jadi satu dan kemudian dikemas lalu dipasarkan.

Sedangkan untuk kegiatan memasak, mereka melakukan kegiatan tersebut setiap hari yaitu memasaku kue dan makanan ringan yang kemudian dapat langsung dijual ditoko yang mereka dan disetorkan keberapa toko relasi mereka. Berikut adalah mitra kerja yang juga menjadi tempat memasarkan produk lifeskill ini : Koperasi Dwija Utama, Koperasi Handayani, Butik Tity, Toko Baju Pasar Tradisonal Sidoarjo Lamongan, Toko Sovenir dan Mainan Pasar Tradisional Sidoarjo Lamongan.

Page 5: Lost in Lamongan

4. Bimbingan BelajarBimbingan belajar ini dilakukan dirumah ibu Kholwatin dengan jam belajar

antara pukul 18.00 sampai pukul 21.00 WIB. Metode pembelajaran yang digunakan dalam bimbel ini adalah sistm private, dimana setiap satu tutor mengampu 2-6 siswa dengan kelas yang sama. Saat ini bimbel MCI hanya memiliki 21 siswa belajar dengan jumlah tutor 5 orang. Berikut adalah data tutor yang ada dalam bimbel MCI : Ana Mufadilah, S.Pd, Gatot Setiawan, S.Pd, Mahararja P, S.Pd, Nurul Ichatun, S.Pd. nah buat keseluruhan tutornya itu semua temen- temennya bu Kholwatin semua dan mereka itu kerjaanya pokoknya sebagai guru semua, so ngajar bimbel di MCI init uh sebagai sampingan mereka.

5. KeaksaraanProgram keaksaraan ini mengusung pembelajaran keaksaraan fungsional

dimana para warga belajarnya dapat langsung mengaplikasikan hasil belajarnya dikehidupan sehari- hari khususnya untuk menghasilkan rupiah. Nah ini nih program unggulan PKBM MCI ini gaes, soalnya dalam program ini banyaak sekali anggotanya, trus ini juga jadi program yang ditangani langsung sama Bu Kholwatin.Program ini juga yang membuat para anggotanya dapat belajar sambil menghasilkan uang.. hehe. Contohnya nih, para anggotanya yang terdiri dari remaja putus sekolah dan ibu- ibu rumah tangga (sebagian besar) mereka diajari calistung (baca, tulis, hitung) melalui kegiatan memasak, membuat bros, membuat kerajinan tangan dan sebagainya.

Setelah mereka belajar mengenal huruf, membaca dan menghitung jumlah bahan yang digunakan mereka dapat praktek langsung membuat makanan, bros ataupun kerajinan tangan langsung. Nah untuk pembelajaran besarnya atau pembelajaran memasak dan membuat kerajinan lainnya dilakukan setiap hari minggu pagi setelah senam pagi (yang juga program dari PKBM MCI) yaitu sekitar pukul 10.00.

Untuk jumlah Warga Belajarnya (WB) ada 40 orang dan jumlah tutor atau pengawasnya ada 13 orang, akan tetapi jumlah segitu hanya akan didapati ketika pembelajaran besar saja soalnya kalau dikeseharian hanya ada 6-8 orang saja yang bertugas membuat kue untuk disetorkan ke pasar dan toko, sedangkan yang lainnya mereka memilih untuk membuat bros dan kerajinan

tangan yang bisa dikerjakan dirumah sembari mengisi waktu luang mereka.

6. Progam Kejar Paket A, B dan CNah ini salahsatu program yang belum bisa dijalankan di PKBM MCI

geas.. kenapa? Karena sekarang ibu Kholwatin masih sedang mengurus perizinan dan segala keprluan yang harus dipersiapkan untuk Program Kesetaraan ini.yaa maklum lah gaess PKBM MCI kan masih tergolong baru dan belum punya banyak pengalaman mengenai kesetaraan. Doain ya gaess semoga PKBM cepet dapet ijin dan kepercayaan dari Masyarakat biar cepet juga menjalankan program ini. Aamiinn.

Nah tuh,lengkap abis kan program lembaganya? Meskipun lembaga ini baru berdiri tanggal 24 Januari 2013 yang notabene masih seumur jagung, PKBM ini sudah memiliki struktur kepengurusan yang jelas, program kerja yang jelas dan tentunya mendapat apresiasi atau tanggapan yang sangat bagus dari masyarakat sekitar. Tapi sayang gaes, kita disana hanya dapat mengunjungi rumah Ibu Kholwatin saja, tidak sempat berkunjung ke tempat Penitipan Anak MCI yang lokasinya memang lumayan jauh dari rumah Ibu Kholwatin, jadi disana kami kemudian belajar mengenai program Lifeskill yang berjalan, diantaranya adalah membuat kue nastar, castangles dan kue- kue kecil lainnya.

Mereka bekerja bersama- sama mebuat adonan kue dan membentuk kue dengan baik dan diselingi beberapa canda tawa guna saling mengakrabkan diri. Oiya, sekali lagi men, kita disana disambut baik dan diajak ngobrol bersama dengan akrab. Mereka juga bertanya- tanya mengenai kota kita tercintah, Jogja, bertanya soal Gudeg, Pantai, dan tempat- tempat destinasi wisata lainnya. Kamipun dengan senang hati menceritakan beberapa hal menarik mengenai kota jogja sambil menikmati kue kering yang disuguhkan kepada kami. Yummyy.

Oh iya, for your information nih gaes, lembaga PKBM MCI ini didirikan pribadi oleh Ibu Kholwatin. Beliau yang kala itu berjiwa muda dan sarjana muda, merasa prihatin dengan kondisi ibu- ibu dan anak- anak muda putus sekolah yang masih banyak menganggur.Mulai dari situ beliau bertekad untuk mendirikan lembaga sebagai wadah bagi mereka agar mereka dapat berdaya

Page 6: Lost in Lamongan

dan mengembangkan potensi dirinya. Pada awal didirikanya MCI, cukup berat bagi Ibu Kholwatin karena beliau mendirikan dan mengelola PKBM tersebut secara sendiri. Dirasa berat karena beliau mendirikan MCI dengan dana pribadinya dan dengan modal pinjam sana sini akhirnya beliau dapat mengontrak bangunan sederhana yang kemudian digunakan sebagai kantor sekretariat PKBM MCI.

Pada awalnya MCI hanya bergerak pada program lifeskill dengan memberikan pembelajaran membuat kue dan kerajinan tangan lainya seperti membuat bros, sovenir, hiasan dinding dan sebagainya. Setelah berjalan beberapa bulan, Ibu Kholwatin mulai menggagas ide untuk mendirikan tempat penitipan anak disekretariat tersebut untuk mengembangkan program PKBM tersebut. Meskipun harus kembali meminjam modal dibank untuk membeli perlengkapan APE (Alat Peraga Edukasi), dan media penunjang pembelajaran lainnya, Ibu Kholwati tetap maju dan pantang menyerah mewujudkan cita- citanya tersebut. Hebat banget kan gaess.. jadi terharuu...

Setelah persiapan dirasa cukup, mulai dibukalah Tempat Penitipan Anak MCI ini dengan tenaga pendidik yang awalnya hanya berjumlah 3 orang, yaitu beliau sendiri dan kedua rekannya yang beliau rekrut berdasarkan latar belakang pendidikan minimal SMA/SMK dan berkeinginan untuk mengabdi serta mampu mengurus anak. Setelah dibukanya TPA ini mulai banyak orangtua yang menitipkan anaknya disana.

Selesai bicara soal PKBM MCI, kita lanjut cerita kedua yaitu mengenai PKBM MIZAN! Bocoran nih gaess, PKBM MIZAN adalah PKBM pertama yang berdiri di Lamongan yaitu berdiri pada tahun 2001! Kebayang dong berapa usia PKBM ini? 14 tahun men, empat belas tahun! Gilaaakk seusia remaja ABG tuuhh... hehe. PKBM MIZAN lokasinya juga cukup jauh dari kota, lebih tepatnya agak masuk ke desa gitu deh, tapi asli keren abis prestasi yang sudah didapatkan PKBM MIZAN ini dan para pengurusnya. Mau tahu? Eitss sabar ya.. kita cerita dulu proses pamitan dari PKBM MCI ini dan perjalanan kami menuju PKBM MIZAN, cekidot..

Yuhuu.. setelah menunggu yang menyenangkan sekitar setengah jam, akhirnya datang juga Pak Asrofi, anak dari Abah H. Shobirin yang juga

pengurus PKBM MIZAN, untuk menjemput kami menuju rumah beliau. Oiya ternyata Pak Asrofi ini kenal baik sama Bu Kholwatin dan Bu Ranti gaess. Setelah dirasa cukup kami pun kemudian berpamitan kepada Bu Kholwatin dan Bu Ranti, tak Lupa kami juga mengajak berfoto bersama dan mengucapkan banyak terimakasih atas sambutan dan pembelajaran yang kami terima selama di PKBM Media Cinta Ilmu tersebut.

Selanjutnya kami mengikuti atau lebih tepatnya kami diajak Pak Asrofi menuju rumah beliau yaitu di dusun Dermolemahbang, Sarirejo, Lamongan. Sepanjang jalan menuju PKBM MIZAN kami disuguhi pemandangan hamparan sawah hijau bertanamkan padi dengan iringan rintik gerimis mesra hujan yang menambah kesejukan udara yang kami hirup. Disana benar- benar masih berudara sejuk dan bernuansa khas pedesaan yang terbukti dengan masih banyaknya sawah dan para petani yang hilir mudik berjalan menuju sawah entah untuk menyiangi sawahnya atau hanya sekedar mengecek kondisi irigasi yang ada.

Semilir angin sepoi- sepoi kembali menyapa kami ketika kami sampai didepan rumah Pak Asrofi. Disana kami dipersilahkan masuk dan langsung disapa oleh Bapak H. Shobirin dan Ibu Shobirin. Kami kemudian bertegur sapa dan berbincang- bincang sedikit mengenai asal- usul kami, dan sedikit kabar mengenai PKBM MIZAN. Sayangnya beliau tidak dapat menemani kami lama- lama karena beliau juga terburu- buru menghadiri pertemuan lain yang penting, sehingga kamipun kemudian dipersilahkan untuk bertanya- tanya dan mempelajari PKBM MIZAN dengan Pak Asrofi. Nah.. berikut ini data mengenai PKBM MIZAN, dibaca dan dicermati baik- baik ya gaess...

PROFIL PKBM MIZANPKBM MIZAN ini didirikan sendiri oleh Pak Shobirin, dengan niat awal

pengin memperbaiki kualitas pendidikan di skitaran dusun Dermolemahbang. PKBM MIZAN ini Berdiri pada tanggal 01 Oktober 2001. Dengan Alamat Jl. Raya Dermolemahbang No.132 Sarirejo. Dengan struktur Kepengurusan yaitu Ketua I bapak H.M. Shobirin,S.Pd, Ketua II bapak Supardi,S.Pd, Sekertaris I yang notabene anaknya Pak Shobirin sendiri yaitu bapak Asrofi,SE. dengan Bendahara I ibu Umu Habibah,S.Pd AUD. Untuk Program di PKBM MIZAN ini ada Pendidikan Kesetaran Paket A, B dan C, Pendidikan Keaksaraan (KF

Page 7: Lost in Lamongan

Dasar& KUM), Taman Bacaan Masyarakat, dan Program Kursus.

Nah, begitulah profil PKBM MIZAN yang bisa kami sampaikan, di PKBM ini memang belum mempunyai banyak program seperti PKBM lainnya. Karena memang PKBM ini hanya fokus pada Program Kesetaraan yaitu Kejar Paket A, B dan C. Sedangkan untuk program lainya tetap berjalan biasa, akan tetapi sekarang ini Pak Asrofi mulai menggagas ide untuk mengembangkan program- program baru untuk mengisi kegiatan warga belajar, akan tetapi sekarang ini PKBM MIZAN mengalami kendala dalam hal tenaga pengurus yang dapat mengembangkan program dan menjalankan program- program baru yang akan dijalankan di PKBM MIZAN ini.

1. Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan CCerita soal Program kejar paket nih gaes, jumlah WB yang ada di PKBM

MIZAN Keseluruhannya ada 127 orang dengan masing masing WB kejar Paket B 62 orang dan Kejar Paket C 65orang. Untuk kejar Paket A sendiri untuk tahun ajaran ini tidak memiliki warga belajar, sehingga fokus pembelajaran hanya pada Paket B dan C.

Untuk paket B sendiri terdapat 17 WB setara kelas VII, 16 WB setara kelas VIII dan 29WB setara kelas IX. Kegiatan pembelajaran sendiri berjalan setiap hari Senin, Kamis dan Sabtu malam pukul 18.30-21.00 didalam gedung PKBM Mizan.Sedangkan pada Program Kesetaraan Kejar Paket C, memiliki dua kelas saja yaitu 25WB setara kelas XII dan 40 WB setara kelas XII. Nah dikejar paket C ini rata- rata usia WB berkisar antara 25-34th dimana seluruh warga belajar ini sudah memiliki pekerjaan masing- masing, akan tetapi pekerjaan mereka masih tergolong serabutan atau yang tetap hanya beberapa saja.

Untuk tutor dan pengawas dari Program kesetaraan Kejar paket ini ada Supardi,S.Pd, Sudirman SE, Ach.Qodaroh,S.Pdi, Ach.Said,S.Pdi, Ahmad Rois,S.Pdi, Asrofi, SE, dan Mohamad, S.Pd. udah bisa diliat dong dari gelarnya, mereka semua itu Relasinya Pak Shobirin sama Pak Asrofi yang emang basic pendidikan mereka udah S1 semua.

2. Pendidikan Keaksaraan (KF dan KUM)Untuk program KF dan KUM ini dipegang langsung oleh istri Pak Shobirin

dan Pak Asrofi. Bu shobirin dan Bu asrofi ini mereka berduet menjalankan program keaksaraan ini dengan bermodalkan pendidikan yang mereka miliki dan jalinan relasi yang banyak, Duo ibu kece ini menjalankan program KF dan KUM setiap hari Minggu Siang sampai sore dengan metode pembelajaran seperti belejar memasak dan membuat kerajinan tangan dari sampah plastik.

3. Taman Bacaan MasyarakatTBM ini berada langsung digedung PKBM MIZAN. Untuk proses

kegiatannya berlangsung setiap hari dan terbuka bagi seluruh kalangan usia. Disini banyak pula anak- anak yang belajar,mengerjakan PR dan sekear membaca buku- buku yang ada disana. Oiya, disana juga sudah memiliki cukup banyak koleksi buku bacaan dari hasil sumbangan dan pembelian daripengurus. Ada buku peelajaran, ensikopedia, novel, komik,dan banyak lainnya.

4. KursusProgram kursus yang berjalan disini adalah kursus menjahit dan

menyulam. Kegiatan pembelajaran ini juga berjalan setiap Hari Senin-Sabtu setiap pukul 09.00 sampai pukul 15.00 WIB. Untuk Tutornya PKBM MIZAN mendatangkan satu tutor yang bernama Mba Isnaini, beliau ini adalah lulusan SMK teknik busana disalahsatu SMK bergengsi dilamongan. Untuk peserta kursusnya sendiri terdapat 8 orang yang belajar menjahit dan menyulam bersama Mba Isnaini.

Nah, itu tadi gaess sedikit banyak profil dan program PKBM MIZAN, cukup menarik bukan? Seperti yang sudah disinggung diatas, PKBM MIZAN ini memang PKBM pertama yang berdiri di Lamongan, dan sekali lagi yang membuat kami kagum adalah PKBM ini didirikan PRIBADI oleh Pak H. Shobirin men! Kembali lagi NIAT TULUS menjadi pondasi utama dalam mendirikan PKBM ini. Pada awalnya PKBM MIZAN didirikan oleh Pak Shobirin dengan niatan ingin mengurangi angka buta aksara didusun Dermolemahbang, dengan program pertama adalah program keaksaraan, setelah itu beliau mulai mengembangkan program kesetaraan kejar paket.

Saat awal medirikan PKBM ini Pak Shobirin bekerja keras mengenalkan PKBM dan program- programnya kepada masyarakat yang tergolong awam.

Page 8: Lost in Lamongan

Namun seiring berjalannya waktu PKBM MIZAN kemudian mendapat sambutan baik dari masyarakat. Dengan kedua program ini PKBM MIZAN berjalan bertahun- tahun dengan beberapa kendala yang akhirnya dapat mereka selesaikan dan akhirnya PKBM MIZAN tetap berdiri sampai sekarang ini.

Jatuh bangun perjalanan PKBM MIZAN juga dirasakan langsung oleh Pak Asrofi karena itulah beliau juga tergerak hatinya untuk ikut mengurusi dan mengembangkan PKBM yang didirikan oleh ayahandanya ini. Dan akhirnya beliau sekarang ini menjadi perwakilan dari PKBM MIZAN untuk ikut lomba PKBM ataupun menghadiri pertemuan- pertemuan diluar daerah mewakili seluruh PKBM didaerah Lamongan. Dan For Your Information nih gaes, PKBM MIZAN ini selain PKBM tertua, juga digolongkan dalam kategori PKBM yang sukses mencetak Lulusan kejarpaket dengan predikat bagus. Jadi, otomatis beliau juga sudah sering malang melintang menjadi pembicara dibeberapa seminar bergengsi di Jakarta, Lombok, Bali dan Surabaya. Aaakkk saluutt!

Selain prestasi yang dimiliki pengurusnya, PKBM MIZAN juga pernah mengikuti Lomba PKBM dan berhasil meraih juara. Salah satunya nih, PKBM MIZAN berhasil menang juara II Lomba Keberaksaraan Pesera Didik Pendidikan Keaksaraan Dalam Rangka Hari Aksara Internasional ke 69 tahun 2014. Tidak hanya itu gaess, PKBM MIZAN juga sering ikut Lomba PKBM ditingkat Nasional dan mendapat predikat juara. Dihalaman akhir nanti bakal kami sisipkan foto paiagam pengahragaan yang berhasil diperoleh PKBM MIZAN gaes..

Fiuuhh... cukup segitu ya cerita soal PKBM MIZANnya. Lanjut kembali ke keadaan kita dirumah Pak Asrofi nih, kita tadi sampai disana sekitar jam 2 siang, selama disana kami berbincang– bincang mengenai PKBM MIZAN dan kondisi beberapa PKBM yang ada dilamongan. Beliau juga betanya mengenai kota Yogyakarta Istimewa dan kondisi PKBM yang ada disana, kami pun akhirnya saling bertukar informasi mengenai kondisi PKBM yang ada.

Dan ditengah- tengah percakapan yang asyik ini, kami dikejutkan dengan kebaikan hati dari keluarga Pak Asrofi ini, kamipun kemudian disuguhi hidangan makan siang penggugah selera “nasi penyetan khas Lamongan” dan

kemudian dipersilahkan untuk makan bersama dengan keluarga Pak Asrofi ini kamipun kemudian disuguhi hidangan makan siang penggugah selera “nasi penyetan khas Lamongan” dan kemudian dipersilahkan untuk makan bersama dengan keluarga Pak Asrofi ini. Sungguh kondisi yang sangat pas, hehe. karena kebetulan siang itu kami belum makan dan perut sudah setengah keroncongan maka kamipun ikut melahap makanan yang sudah disediakan. Nyam.. nyam.. nyaammm.. enyak!

Setelah selesai melakukan ritual makan siang itu, kami kembali melanjutkan percakapan kami mengenai PKBM MIZAN dan kami juga diperlihatkan beberapa Foto kegiatan yang sudah dijalankan PKBM MIZAN ini. Setelah dirasa hari cukup sore, yaitu pukul 16.00 kami kembali mendapat perlakuan istimewa dari Pak Asrofi dengan kami diantarkan kembali menuju depan stasiun Lamongan untuk kembali Pulang ke Yogyakarta Tercintah. Baiiikk sangat Pak Asrofi ini. Hehe

Singkat cerita nih, kita sudah sampai didepan stasiun Lamongan Kota untuk kembali menunggu Bus arah kembali ke Yogyakarta. Kami kemudian berpamitan dan mengucapkan banyak terimakasih kepada Pak Asrofi sekeluarga yang telah menyambut kami dengan hangat, tak lupa kami juga menitipkan salam manis kepada Bapak H. Shobirin dan keluarga karena kami tidak sempat berpamitan dengan beliau. Dan akhirnya kamipun harus berpisah dengan Pak Asrofi, huhuu.. selama tinggal Pak Asrofi, selamat Tinggal PKBM MIZAN.. Sampai jumpa lagiiii..... *sambil melambaikan tangan*Da. Da. Daaaa...

Kemudian, kami duduk istirahat sejenak untuk menikmati pemandangan lalu lalang kendaraan yang melewati jalan kota disore itu sembari memikirkan destinasi kita selanjutnya. Kami bertiga sempat berdebat seru tentang destinasi kami selanjutnya. Antara ke WBL (Wisata Bahari Lamongan) untuk Refresing, langsung pulang ke Jogja, atau ke Malang untuk menyusul Ochi,Reza dan Tito yang kebetulan mendapat mendapatkan jatah untuk Observasi disana. Setelah sangat lama kami berdebat, kira-kira setengah jam, kami hanya duduk-duduk tak jelas disana, kemudian munculah keputusan kami untuk refresing ke WBL.

Page 9: Lost in Lamongan

Dengan Modal seadanya, yaitu Google Maps kami melihat jarak dan arah menuju WBL yang ternyata agak rumit dan jauh. Akhirnya dengan keterbatasan pengetahuan tentang jalan menuju kesana, akhirnya kami bertanya pada seorang penjual asongan yang kebetulan sedang duduk di dekat kami. “Pak,mau tanya kalau mau ke WBL ambil arah mana ya pak?” tanya Busung yang kebetulan paling dekat dengan penjual asongan tersebut. Kemudian pengasong tersebut menunjukkan arahnya. Ternyata tidak ada trayek bus yang sampai kesana.

Akhirnya kamipun memutar otak agar bisa sampai kesana. Kami sempat ingin mengurungkan niat kami untuk mengunjungi WBL, namun karena niat kami sudah bulat, akhirnya kami pun nekad menuju ke WBL walaupun masih belum tahu jalannya. Pertama kami naik bus arah Bojonegoro dan turun di pertigaan Sidodadi. Setelah turun kami kemudian berjalan sekitar 300 meter sampai bertemu sebuah angkot yang sedang ngetem di pinggir jalan. Kami sempat di tawari untuk naik,namun busung mengusulkan agar tidak naik angkot. “Kalo kita naik angkot itu udah mainstream bro,semua orang juga bisa kalo naik angkot,Cuma duduk tinggal bayar udah sampe tujuan,nggak ada sensasinya.” Ungkap si Busung. Mendengar hal itu Jos langsung menyetujuinya dan menolak tawaran dari supir angkot tersebut dengan kata yang halus. Pram, yang kebetulan cewek sendiri tidak bisa bilang apa-apa dan Cuma bisa menuruti keinginan busung dan Jos. Akhirnya mereka sepakat untuk numpang atau istilah kerennya “mbonek”. Tapi kami punya istilah sendiri untuk itu,yaitu “mbegal”. Suatu ketrampilan yang tidak diajarkan di bangku sekolah formal,namun kami biasa melakukannya.

Pertama kami mencoba mbegal mobil pribadi,dan ternyata hasilnya zonk. Kemudian kami terus berjalan dan terus melambaikan tangan kepada kendaraan yang sedang lewat,akhirnya setelah sekitar 15menit melambaikan tangan ada mobil bak terbuka yang berhenti saat melihat kami. Sang sopir yang berbaik hati bertanya kepada kami. “Kate nang ndi Mas? (mau kemana mas)” dengan logat jawa timur yang khas. Kemudian Jos menjawab dan mengatakan tujuan kami dengan bahasa yang halus dan sopan. Busung yang sudah tak sabar langsung naik ke bak mobil tersebut disusul Pram dan yang terakhir Jos yang ikut naik setelah mengatakan tujuan kami. Namun mobil bak tersebut ternyata tidak sampai ke WBL terpaksa kami harus turun di jalan dan mbegal mobil lagi.

Setelah turun kami berjalan sekitar 100 meter hingga mobil kedua yang menjadi korban begal kami berhenti dan kami langsung menaikinya. Ternyata jarak yang akan kami tempuh cukup jauh untuk di lalui dengan menumpang mobil,sekitar 30 Km. Tapi kami tetap semangat. Akhirnya mobil bak kedua yang kami tumpangi pun berhenti,karena sudah sampai di rumah pemilik mobil yang kebetulan di pinggir jalan menuju WBL tersebut. Kami lalu berjalan lagi dan tak lupa terus melambaikan tangan kepada setiap mobil yang lewat. Begitu selanjutnya sampai kami mendapatkan tumpangan sampai 5 kali sampai kami sampai ke WBL, karena rata-rata dari mobil bak terbuka itu hanya menempuh jarak yang dekat.

Setelah kira-kira 2 jam kami berkutik dengan pekerjaan begal kami, akhirnya kami sampai di pertigaan Sunan Drajat yang berarti perjalanan kami hanya tinggal 3 km lagi. Kami berjalan lagi dan terus berjalan sampai mendapatkan korban begal yang ke 5 tersebut. Sambil berjalan kami mencoba memotret di lingkungan jalan tersebut dan kami sangat senang dan bersemangat saat melihat sebuah rambu/petunjuk arah yang bertuliskan WBL, tujuan kami setelah susah payah berjam-jam di jalanan yang diikuti rasa lelah serta keringat bercampur debu jalanan. Dan kami segera bergegas agar sampai di WBL sebelum malam.

Rasa lelah, capek, gerah seketika berganti dengan perasaan senang dan gembira saat kami tiba di depan gerbang masuk WBL. Disana kami disambut sebuah patung kodok yang memiliki tinggi kira-kira 5 meter dan lebar 3 meter. Yang melambangkan lokasi tersebut dekat dengan Tanjung Kodok. Tak berlama-lama kami pun langsung memotret patung tersebut. Disana kami juga disambut oleh petugas keamanan yang berbaik hati menawarkan dan mengizinkan untuk beristirahat di masjid. Kami langsung menuju masjid WBL untuk membersihkan badan. Setelah mandi kami tak lupa dengan kewajiban kami sebagai manusia untuk beribadah kepada Allah sang Kholiq sang pencipta alam semesta.

Setelah kami melaksanakan Sholat Maghrib, sambil menunggu sholat Isya' kami melepas lelah dengan duduk-duduk di serambi masjid WBL tersebut sambil memandangi lingkungan sekitar, tak lupa kami mengabadikannya dengan kamera minimalis. Setelah Sholat Isya' kami memutuskan untuk

Page 10: Lost in Lamongan

beristirahat malam,mengumpulkan tenaga/stamina untuk bersenang-senang esok hari.

Kumandang Adzan subuh membangunkan tidur kami,dan waktu menunjukkan pukul 04.15. Kami bergegas mengambil air wudhu dan segera melaksanakan sholat berjamaah bersama petugas keamanan yang dari malam berjaga di pos penjagaan. Sesudah sholat subuh, Busung berinisiatif untuk mengabadikan pemandangan sekitar di pagi hari yang sangat indah. Sambil menunggu pagi, kami duduk-duduk di teras masjid sampai matahari keluar dari peraduannya.

Setelah hari dirasa cukup siang, yaitu jam setengah 7, kami mulai merasa lapar dan memutuskan untuk mencari sarapan diwarung terdekat sembari menunggu WBL buka pada pukul 08.30. kamipun memutuskan untuk sarapan nasi rawon khas jawa timur dan ditemani secangkir kopi yang menambah nikmat pagi itu. Kami menikmati sarapan kami sembari melihat lalu lalang bus pariwisata yang mulai memasuki halaman parkir WBL.Setelah selesai sarapan kami memutuskan untuk mandi dan bersiap diri untuk memasuki wahana bermain di WBL.

Dan yeaahh.. dengan membayar tiket 60.000 rupiah, kami mengntongi tiket WBL dengan ketentuan gratis menikmati hampir seluruh wahana yang ada. Kami pun mulai memasuki WBL dengan hati riang gembira bersamaan dengan rombongan anak- anak SD yang berlibur disana.Satu demi satu wahana kami lewati, ada yang mengangkan ada yang menyenangkan dan ada pula yang menakutkan. Tanpa terasa kita bertiga memasuki seluruh wahana gratis yang disediakan disana. Selain itu kami juga bermain diwilayah games ketangkasan dimana kami bermain menembak, melempar bola basket dan lempar kelereng. Karena kami cukup aktif akhirnya kami mendapat 16point yang dapat kami tukarkan dengan boneka katak.

Tanpa terasa kami seharian full bermain di WBL dengan penuh semangat dan keceriaan seolah dapat melupakan sejenak tugas- tugas kuliah. Tak lupa pula kami mengambil banyak foto untuk dijadikan sebagai kenang- kenangan. Akhirnya kami memutuskan untuk keluar dan segera membeli oleh- oleh karena hari sudah mulai sore dan jam menunjukkan pukul 15.00 WIB. Setelah

sampai didepan toko oleh- oleh kami kemudian membeli beberapa oleh- oleh khas seperti baju iconik WBL, kerupuk ikan, dan jajanan khas jawa timur lainnya.

Kami kemudian keluar dari WBL dan kembali kemasjid untuk sholat Ashar dan membersihkan badan untuk kemudian melanjutkan perjalanan kembali menuju kota Yogykarta Istimewa. Setelah selesai kami kemudian berjalan keluar dan tak lupa kami juga berpamitan kepada petugas penjagaan yang telah mengijinkankami untuk menginap dimasjid WBL. Kami pun kembali mendapat senyum hangat dan ucapan untuk silahkan kembali mampir ke WBL. Kamipun mengiyakan kemudian berjalan pergi menuju ke jalan raya untuk kembali ke jalan utama menuju pertigaan Bojonegoro menunggu bus arah Yogyakarta.

Kami memutuskan untuk mbegal lagi menuju perjalanan ke pertigaan Bojonegoro karena memang uang kami yang mulai menipis dan diperkirakan hanya cukup untuk sekali makan dan naik bus menuju Jogja. Alhasil setelah berjalan sembari menunggu mendapatkan Begalan kami mendapatkan sebuah tumpangan angkot menuju pertigaan Sunan Drajat dan kemudian berhenti untuk mengisi perut yang mulai keroncongan ini. Kami kembali menyantap nasi rawon dan soto lamongan sebagai menu sore itu.

Setelah dirasa kenyang kami kembali berjalan dan mbegal beberapa kendaraan yang lewat alhasil kamipun berhasil mendapat tumpangan 4x dari mobil bak terbuka, dan 1 mobil kece yang mau memberikan tumpangan kepada kami. Sekali lagi kami mendapat keramahan dan kemurahan hati dari warga lamongan ini, mereka dengan senantiasa mau memberikan tumpangan kepada kami dan sembari bercerita tentang asal usul dan tujuan kami disini.

Singkat cerita begalan terakhir kami adalah mobil bak terbuka yang entah mengangkut apa, tetapi sang supir akhirnya mengantarkan kami menuju pertigaan Bojonegoro dengan selamat sehat sentausa.. hehe. setelah sampai kami akhirnya mengucapkan terimakasih kepada sang sopir dan menyeberang jalan untuk menunggu bus arah semarang. Tak lama kemudian datanglah Bus yang kami tunggu, akhirnya kamipun naik dan duduk menikmati perjalanan malam kami sembari beristirahat.

Page 11: Lost in Lamongan

Disepanjang jalan kami bertiga mulai mengobrol membicarakan segala hal, mulai dari awal perjalanan, obser ke PKBM MCI dan PKBM MIZAN, dan kami juga bersendau gurau tertawa membicarakan hal- hal lucu yang terlintas dipikiran kita. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, kami memutuskan untuk tidur karena merasa kecapekan. Kami bertiga kemudian terlelap dan terbangun kembali setelah bus kami memasuki kota Rembang, Jos, salah satu personel kami memutuskan untuk turun di Lasem karena dia ingin mudik terlebih dahulu mengunjungi orantuanya disana.

Akhirnya bus berhenti disbelah barat Masjid Agung Lasem karena sang supir bus memutuskan untuk beristirahat sejenak dan kami bertiga juga memutuskan untuk mengisi perut yang mulai keroncongan dengan makanan yang ada diangkringan sebelah bus kami berhenti. Kami kemudian menikmati beberapa gorengan dan minum es teh yang menyejukan ditengah malam itu. Kemudian Jos memutuskan untuk berpamitan dan berjalan pulang menuju rumahnya yang tak jauh dari lokasi bus kami berhenti. Akhirnya diwaktu tengah malam itu kami melepas satu personel kami itu untuk kembali kekampung halamannya dan melepas rindu dengan kedua orangtuanya.

Pram dan Busung, kedua personel kami kemudian melanjutkan perjalanan dengan tenang dan syahdu yaitu tidur sepanjang perjalanan menuju semarang. Setelah kami sampai kesemarang sekitar jam 2 dinihari kami kemudian turun dan menunggu kehadiran bus selanjutnya arah ke jogja. Setelah setengah jam menunggu akhirnya tiba bus yang dinanti, kamipun naik dan kemudian duduk didalam bus sembari menikmati pemandangan dinihari sepanjang jalan. Setelah dua jam lamanya kami berada di bus akhirnya kami turun diterminal Tirtonadi Solo yang kebetulan penuh dengan kabut putih, untuk kemudian berganti bus lagi menuju Jogja.

Cukup lama kami menunggu bus arah ke jogja, akhirnya pukul setengah lima pagi kami mendapat bus menuju Jogja dan kembali melanjutkan perjalanan. Disepanjang perjalanan kami terkadang tertidur sebentar karena masih merasa capek dan mengantuk. Dan setelah cukup lama berjalan, akhirnya kami tiba dijogja, kami kemudian memutuskan untuk turun dibawah jembatan janti dan duduk beristirahat sejenak disana. Kami kemudian menghubungi saudara kami agar untuk dijemput dan kembali kerumah dengan

nyaman.

Banyak banget nih ilmu yang kita dapet di PKBM MIZAN sama PKBM MCI, dan moral Value yang paling penting disini adalah Ketulusan menjadi modal utama dalam mendirikan PKBM dan mengelola masyarakat. Pendidikan merupakan modal penting dalam menuju masyarakat yang sejahtera, dan mampu berkembang sendiri. Niat ingin memperbaiki kualitas pendidikan masarakat disekitar beliau berdua juga jadi modal khusus beliau dalam menjalankan PKBMnya. Memang untuk saat ini PKBM MCI dan MIZAN belum semewah dan se-wah PKBM lain yang sudah memiliki fasilitas yang lengkap tapi mereka tetap berusaha untuk selalu memperbaiki kualitas PKBM MCI dan MIZAN!

Well, yeah itu tadi kisah seru kami di kota Lamongan. Gimana? Menarik bukan? Pesen nih buat kalian semua, jangan pernah menyesal masuk di PLS atau Pedidikan Non Formal. Kalian nggak perlu nyesel masuk disini, soalnya disini kalian bakal belajar tentang kependidikan yang sebenarnya. Kenapa begitu? Karena di PLS ini kalian bisa belajar pendidikan untuk segala usia, baik anak kecil remaja, dewasa atau bahkan lansia.

Secara langsung PLS ini ngajarin kita buat selalu bertawakal, ikhlas dan tulus untuk menjalani pendidikan yang notabene emang mengabdi di masyarakat. Tapi jangan salah, justru dimasyarakat ini kita bisa dapet ilmu yang aplikatif banget, yang nggak bakal kita dapetin dibangku sekolah, pas banget deh buat diterapin didunia kita nantinya.

Disini kalian bakal mengenal niat-niat mulia yang nantinya bakal bisa membuka mata kalian mengenai dunia pendidikan. Jangan kecewa juga soal output dari mahasiswa PLS nantinya, disini kalian sebenarnya sedang dipersiapkan untuk mebuat pekerjaan, BUKAN mencari pekerjaan! Nggak usah khawatir nganggur deeh..

Okey gaess? See you next story yeiss…