37
0 LAPORAN KASUS TUMOR MEDULA SPINALIS PEMBIMBING : Dr. Gumar Jaya Saleh Sp. BS DISUSUN OLEH : Meilinda Vitta Sari S. Ked NIM : 030.10.173 KEPANITERAAN KLINIK BEDAH RUMAH SAKIT OTORITA BATAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI PERIODE 2 JUNI    8 AGUSTUS 2014

Longcase Tumor Medula Spinalis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 1/37

0

LAPORAN KASUS

TUMOR MEDULA SPINALIS

PEMBIMBING :

Dr. Gumar Jaya Saleh Sp. BS

DISUSUN OLEH :

Meilinda Vitta Sari S. Ked

NIM : 030.10.173

KEPANITERAAN KLINIK BEDAH

RUMAH SAKIT OTORITA BATAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 2 JUNI –  8 AGUSTUS 2014

Page 2: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 2/37

Page 3: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 3/37

2

KATA PENGANTAR  

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, atas segala

nikmat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang

 berjudul “ Tumor Medula Spinalis ” dengan baik dan tepat waktu. 

Laporan kasus ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu Bedah

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti di Rumah Sakit Otorita Batam periode 2 Juni 2014

 –  8 Agustus 2014. Di samping itu, laporan kasus ini ditujukan untuk menambah pengetahuan

 bagi kita semua tentang tumor medula spinalis.

Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar  –  besarnya

kepada dr. Gumar Jaya Saleh, Sp. BS selaku pembimbing dalam penyusunan laporan kasus

ini, serta kepada dokter –  dokter pembimbing lain yang telah membimbing penulis selama di

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Otorita Batam. Penuli juga mengucapkan

terimakasih kepada rekan  –   rekan anggota Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit

Otorita Batam serta berbagai pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan kepada

 penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput

dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya masukan, kritik maupun

saran yang membangun. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih yang sebesar  –   besarnya,

semoga tugas ini dapat memberikan tambahan informasi bagi kita semua.

Batam, Juli 2014

Penulis

Meilinda Vitta Sari

Page 4: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 4/37

3

DAFTAR ISI 

Lembar Pengesahan ................................................................................................ 1

Kata pengantar ........................................................................................................ 2

Daftar isi ................................................................................................................. 3

BAB I Pendahuluan .................................................................................... 4

BAB II Laporan Kasus ................................................................................. 5

BAB III Analisis Kasus .............................................................................. 19

BAB IV Tinjauan Pustaka .......................................................................... 23

BAB V Kesimpulan ...................................................................................... 34

Daftar Pustaka ....................................................................... ................................. 35

Page 5: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 5/37

4

BAB I

PENDAHULUAN

Tumor medula spinalis merupakan salah satu penyakit yang jarang terjadi dan karena

itulah banyak masyarakat yang belum mengetahui gejala-gejala serta bahaya dari penyakit

ini. Pada umumnya, penderita yang datang berobat ke dokter atau ke rumah sakit sudah

dalam keadaan parah (stadium lanjut) sehingga cara penanggulangannya hanya bersifat life-

 saving .

Jumlah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari total

 jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar 0,5-2,5

kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita pria dan wanita hampir sama

dengan sebaran usia antara 30  –   50 tahun. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen

servikal, 55% di segmen thorakal, dan 20% terletak di segmen lumbosakral. Sementara di

Indonesia belum ada data mengenai insidensi angka penderita tumor medula spinalis.

Tumor medula spinalis dibagi menjadi dua, yaitu tumor primer dan sekunder. Tumor

 primer merupakan tumor yang berasal langsung dari medula spinalis sedangkan tumor

sekunder merupakan anak sebar (metastasis) dari tumor di bagian tubuh lainnya. Tumor

medula spinalis umumnya bersifat jinak, onset gradual, dan dua per tiga pasien dioperasi

antara 1-2 tahun setelah onset gejala. Gejala-gejala dari tumor medula spinalis penting

diketahui karena dengan tindakan operasi sedini mungkin dapat mencegah kecacatan.

Page 6: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 6/37

5

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

 Nama : Nursalam Lumban Nahor

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 35 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Status Pernikahan : Sudah menikah

Suku/bangsa : Indonesia

Alamat : Bukit Seroja

Tgl. Masuk RS : 12 Mei 2014

 No. RM : 34-92-74

Ruang : Teratai (Kamar 4)

II. ANAMNESIS (autoanamnesis 3 Juni 2014 Pkl. 08.00 WIB)

  Keluhan Utama

Kaki kanan terasa nyeri dan panas sejak 5 tahun yang lalu

  Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik syaraf RS Otorita Batam dengan keluhan utama kaki

kanan terasa nyeri dan panas sejak 5 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan dimulai dari

 pinggang hingga telapak kaki. Nyeri dirasakan hilang timbul dan semakin terasa

apabila melakukan aktivitas, juga disertai kebas dan kesemutan. Karena nyerinya,

 pasien mengaku sering tidur dalam posisi miring. Selain nyeri, pasien merasakan

nyeri dimulai dari pinggang hingga telapak kaki.Semenjak 2 tahun terakhir, pasien

mengaku rasa panas dan nyeri terasa semakin berat, dan merasa kaki kanan semakin

lemah dan sulit digerakkan, beberapa bulan kemudian diikuti kelemahan pada kaki

kiri. Pasien juga mengeluh kesulitan BAK dan BAB, tidak lancar. Tidak ada demam,

nyeri kepala ataupun muntah-muntah.

  Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada riwayat trauma, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun alergi obat/makanan.

Page 7: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 7/37

6

  Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit serupa, keganasan, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun

alergi obat/makanan.

  Riwayat Kebiasaan

Tidak merokok ataupun minum minuman beralkohol. Pasien mengaku jarang makan

sayuran dan buah-buahan.

  Riwayat Pengobatan

Pasien mengaku hanya minum obat-obatan warung untuk mengurangi rasa nyeri.

III. PEMERIKSAAN JASMANI (3 Juni 2014 pukul 08.15 WIB)

a. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : compos mentis

Kesan sakit : tampak sakit sedang

Kesan gizi : baik

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

 Nadi : 96 x/menit

Suhu : 36,70C

Pernafasan : 20x/menit

b. Status Generalis

  Kepala : normosefali, rambut berwarna hitam, distribusi merata, lebat,

tidak kering, dan tidak mudah dicabut.

  Mata 

  Palpebra : tidak oedem

 

Konjungtiva : tidak anemis, tidak pucat

 

Sklera : tidak ikterik

  Pupil : isokor

 

Refleks cahaya : baik

  Lapang penglihatan : normal

 

Lensa : jernih

  Gerakan mata : tidak ada hambatan

   Nistagmus : tidak ada

Page 8: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 8/37

7

  Telinga 

 

Daun telinga : normotia

  Liang telinga : lapang, serumen (-), tidak ada sumbatan

  Membran timpani : intak, hiperemis (-), bulging (-)

 

Cairan/perdarahan : tidak ada

  Hidung 

 

Dorsum nasi : perubahan bentuk (-), perubahan warna (-), oedem (-),

krepitasi (-)

  Vestibulum nasi : sekret (-), furunkel (-), krusta (-)

  Kavum nasi : lapang, polip (-)

  Konkha : eutrophi, oedem (-), hiperemis (-)

  Mulut 

  Bibir : tidak kering, sianosis (-)

  Palatum : normal

 

Gigi geligi : lengkap

  Lidah : tidak kotor

  Faring : tidak hiperemis, uvula di tengah

 

Tonsil : T1-T1 tidak membesar, tidak hiperemis, kriptus (-),

detritus (-)

  Trismus : tidak ada

  Leher 

  Tekanan Vena Jugularis (JVP) : tidak dilakukan

  Kelenjar tiroid : tidak membesar, tidak ada nyeri tekan

  Kelenjar limfe : tidak membesar, tidak ada nyeri tekan

  Kelenjar getah bening : tidak membesar, tidak ada nyeri tekan

 

Dada 

  Bentuk : datar, tidak cekung

 

Buah dada : simetris, tidak ada retraksi puting susu

  Paru-paru

  Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis

 

Palpasi : tidak dilakukan

  Perkusi : tidak dilakukan

 

Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Page 9: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 9/37

8

 Jantung

 

Inspeksi : tampak pulsasi iktus cordis 1 jari lateral dari

midklavikularis kiri

 

Palpasi : tidak dilakukan  Perkusi : tidak dilakukan

  Auskultasi : S1-S2 murni, reguler, gallop tidak ada, murmur tidak

ada

  Abdomen 

  Inspeksi : datar, simetris, smiling umbilikus (-), dilatasi vena (-)

 

Auskultasi : bising usus 3x/menit

  Palpasi : nyeri tekan suprapubis, hepatosplenomegali (-)

  Perkusi : timpani

  Ekstremitas  : akral hangat, tidak ada oedem, tidak ada deformitas

  Status Neurologis

  Tanda rangsang meningeal : tidak ada kelainan 

  Nervus kranialis (I-XII) : tidak ada kelainan 

 

Anggota gerak atas

  Motorik  

Kanan Kiri

Pergerakan aktif Aktif

Kekuatan + 5 + 5

Trofi eutrofi Eutrofi

Tonus normal Normal

  Sensibilitas 

Kanan Kiri

 Nyeri + 2 + 2

 

Refleks fisiologis 

Kanan Kiri

Bicep + +

Page 10: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 10/37

9

Tricep + +

  Refleks patologis 

Kanan KiriHofman - -

Tromner - -

 

Anggota gerak bawah 

  Motorik  

Kanan Kiri

Pergerakan Aktif dan pasif terbatas

Kekuatan + 3 + 3

Trofi Eutrofi Eutrofi

Tonus Hipertonus Hipertonus

  Sensorik  

Kanan Kiri

 Nyeri + 1 + 1

  Refleks fisiologis 

Kanan Kiri

Patela Hiperrefleks

Achilles Hiperrefleks

 

Refleks patologis 

Kanan Kiri

Babinsky + +

Chadock + +

Page 11: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 11/37

10

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan Laboratorium (12 Mei 2014)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Darah LengkapHb 11,5 g/dl 11,0 –  16,5

Eritrosit 3,99 106/uL 3,8 –  5,8

Leukosit 7,08 10 /uL 4 –  11

Ht 33,5 % 35,0 –  50,0

Trombosit 238 10 /uL 150 –  450

LED - mg/L 0 –  10

MCV 84,0 fL 80,0 –  97,9

MCH 28,8 pg 26,5 –  33,5

MCHC 34,3 g/dL 31,5 –  35,0

Gol. darah B

Hitung Jenis Leukosit

Basofil 0,3 % 0 –  1

Eosinofil 3,1 % 0 –  5

Neutrofil 55,8 % 46 -75

Limfosit 32,2 % 17 –  48

Monosit 8,6 % 4 –  10

Kimia Darah

Ureum 15,5 mg/dL 10 –  50

Kreatinin 0,87 mg/dL 0,5 –  0,9

Natrium 138 meq/l 135 –  147

Kalium 3,6 meq/l 3,5 –  5,0

Chlor 103 meq/l 94 –  111

GD Sewaktu 87 mg/dl 70 –  140

Page 12: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 12/37

11

b. Pemeriksaan Rontgen

- Thoraks (22 Mei 2014)

- Thorakolumbal (13 Mei 2014)

 Deskripsi :

  Tidak adanya osteolitik pada tulang vertebrae

 Kesan :

 

Tulang vertebrae tidak ada kelainan

 Deskripsi :

  Sinus, diafragma, pleura dan cor baik

  Aorta : tidak melebar

  Pulmo : corakan bronkovaskuler dan

hilus baik, tidak tampak kesuraman di

kedua paru

  Tulang-tulang dan soft tissue baik

 

Kesan :Cor dan pulmo tidak tampak kelainan

Page 13: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 13/37

12

c. MRI Thorako Lumbal (13 Mei 2014)

 Deskripsi :

 

Tampak gambaran massa padat pada intadural-ekstramedular setinggi vertebra

thorakal VII.

 

Kesan :

  Tumor Medula Spinalis Intradural-Ekstramedural Thorakal VII (Meningioma)

V. DIAGNOSIS KERJA

a. Diagnosis klinis : Paraparese inferior tipe UMN

 b. Diagnosis topik : Medula spinalis setinggi segmen vertebra thorakal VII

c. Diagnosis etiologi : Tumor Medula Spinalis (intradular-ekstramedular)

VI. PENATALAKSANAAN

a. Non-medikamentosa

 

Rawat Inap

 Tindakan operasi : Laminektomi dan tumor removal

 Pemasangan kateter

 

Konsul internist dan anestesi

Page 14: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 14/37

13

 b. Medikamentosa

 

Infus 2A/8 jam

  Dexametason 3x2 ampul

 

Ketorolac 2x1 ampul 

Ranitidine 2x1 ampul

   Neurobion 5000 1x1

FOLLOW UP

a. Pre-operasi

Tanggal 12 Mei –  21 Mei 2014

S : Pasien mengeluh nyeri dan panas pada kaki kiri sepanjang dari pinggang sampai

telapak kaki. Selain itu, pasien juga mengeluh kaki kiri dan kanan lemah, sulit

digerakkan.

O :

  Kesadaran : compos mentis, keadaan umum : tampak sakit sedang

 

TD : 120/80 mmHg, HR : 84x/m, RR : 20x/m, suhu : 370C

  Kepala : normosefali, rambut hitam, tidak mudah dicabut, dan distribusi merata

  Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+, pupil isokor

 

Leher : KGB, tiroid, JVP dalam batas normal

  Jantung : S1, S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)

  Paru : suara nafas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-

  Abdomen : supel, timpani, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal

  Ekstremitas : akral hangat dan tidak oedem pada keempat ekstremitas

  Status lokalis (keterangan dari dokter spesialis bedah saraf) :

1. 

Tanda rangsang meningeal : tidak ada kelainan

2. 

 Nervus kranialis (I-XII) : tidak ada kelainan

3.  Kekuatan motorik :

  Kedua ektremitas atas : +5

  Kedua ekstremitas bawah : +1

4.  Sensorik :

  Kedua ekstremitas atas : +2

 

Kedua ekstremitas bawah : +1

Page 15: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 15/37

14

A : Mielopati

Radikulopati

P :

 Dirawat inap di lantai 1 Teratai, kamar 4

 Rontgen Thorakolumbal, MRI Thorakolombal

 

Konsul ke bedah syaraf

 Medikamentosa :

 

Infus 2A/8 jam

  Dexametason 3x2 ampul

  Ketorolac 2x1 ampul

   Neurobion 5000 1x1

  Ranitidin 2x1 ampul

Tanggal 22 Mei 2014

S : Nyeri dan panas sepanjang pinggang sampai telapak kaki pada dua kaki dirasa mulai

 berkurang. Kedua kaki masih lemah dan sulit digerakkan.

O :

  Kesadaran : compos mentis, keadaan umum : tampak sakit sedang

 

TD : 120/80 mmHg, HR : 84x/m, RR : 20x/m, suhu : 370C

  Kepala : normosefali, rambut hitam, tidak mudah dicabut, dan distribusi merata

  Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+, pupil isokor

  Leher : KGB, tiroid, JVP dalam batas normal

  Jantung : S1, S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)

  Paru : suara nafas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-

 

Abdomen : supel, timpani, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal

 

Ekstremitas : akral hangat dan tidak oedem pada keempat ekstremitas

  Status lokalis (keterangan dari dokter spesialis bedag saraf) :

1. 

Tanda rangsang meningeal : tidak ada kelainan

2.   Nervus kranialis (I-XII) : tidak ada kelainan

3. 

Kekuatan motorik :

  Kedua ektremitas atas : +5

  Kedua ekstremitas bawah : +1

4. 

Sensorik :

Page 16: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 16/37

15

  Kedua ekstremitas atas : +2

  Kedua ekstremitas bawah : +1

A : Tumor Medulla Spinalis Th VII

P : Rencanakan operasi tanggal 23 Mei 2014

 Konsul ke dokter penyakit dalam dan dokter anestesi

 

Medikamentosa

  Infus 2A/8 jam

  Dexametason 3x2 ampul

 

Ketorolac 2x1 ampul

 

 Neurobion 5000 1x1  Ranitidin 2x1 ampul

b. Operasi

Tanggal 23 Mei 2014

Hari Jumat Nomer MR 34-92-74

Tanggal 23 Mei 2014 Jenis kelamin Perempuan

 Nama Pasien Ny. Nursalam Ahli Anestesi Satrio Sp. An

Umur 35 tahun Asisten Anestesi Nagib

Bagian Bedah saraf Teknik Anestesi GA

Operator Gumar Sp. BS ASA -

Asisten Operator Yanti Kelas -

Instrumen Wiwik

Diagnosis pra-bedah Tumor Medulla Spinalis Th VII

Diagnosis pasca-bedah Sesuai

 Nama pembedahan Laminektomi dekompresi dan tumor removal

Sifat pembedahan Elektif

Mulai 08.00 Selesai 11.00

Lama pembedahan 3 jam

Page 17: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 17/37

16

a. Uraian Pembedahan :

 

Dilakukan a antiseptik pada lapangan operasi dan sekitarnya.

  Insisi linear sepanjang 7 cm, subkutis, sampai fascia, lalu dilanjutkan dengan

monopolar sampai mencapai lamina melalui dinding medial proc. Spinosus, dan ototdan jaringan ikat dibersihkan sampai lamina bersih.

 

Dilakukan laminektomi, dan ligamentum flavum diangkat seluruhnya sampai

durameter terbebas sampai lateral, duramater agak tegang.

 

Insisi durameter sepanjang 3 cm, tampak massa tumor lunak berwarna abu-abu, dan

massa tumor dideseksi, dan diangkat seluruhnya.

 

Rawat perdarahan.

 

Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan satu buah vacum drain.

b. Intruksi/Terapi Pasca Pembedahan :

  Infus Tutofusin : NaCl, 2:1

  Ketesse 2 ampul dan Petidin 1 ampul/12 jam dalam NaCl 100cc

  Ekstimon 3x1gr

  Meticobalt 3x500mg

 

Kalnex 3x500mg  Ottozol 2x1

c. Post-operasi

Tanggal 24 Mei –  5 Juni 2014

S : Pasien mengaku nyeri yang dialami semakin berkurang, kaki tidak panas, dan kedua

kaki mulai ada kekuatan untuk digerakkan.

O :

  Kesadaran : compos mentis, keadaan umum : tampak sakit sedang

  TD : 110/70 mmHg, HR : 96x/m, RR : 20x/m, suhu : 36,70C

  Kepala : normosefali, rambut hitam, tidak mudah dicabut, dan distribusi merata

 

Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+, pupil isokor

  Leher : KGB, tiroid, JVP dalam batas normal

  Jantung : S1, S2 reguler murni, murmur (-), gallop (-)

 

Paru : suara nafas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-

  Abdomen : supel, timpani, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal

Page 18: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 18/37

17

  Ekstremitas : akral hangat dan tidak oedem pada keempat ekstremitas

  Status Neurologis

  Tanda rangsang meningeal : tidak ada kelainan 

  Nervus kranialis (I-XII) : tidak ada kelainan 

 

Anggota gerak atas

  Motorik  

Kanan Kiri

Pergerakan aktif Aktif

Kekuatan + 5 + 5

Trofi eutrofi Eutrofi

Tonus normal Normal

  Sensibilitas 

Kanan Kiri

 Nyeri + 2 + 2

 

Refleks fisiologis Kanan Kiri

Bicep + +

Tricep + +

  Refleks patologis 

Kanan Kiri

Hofman - -Tromner - -

 

Anggota gerak bawah 

  Motorik  

Kanan Kiri

Pergerakan Aktif dan pasif terbatas

Kekuatan + 3 + 3

Page 19: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 19/37

18

Trofi Eutrofi Eutrofi

Tonus Hipertonus Hipertonus

 

Sensorik  Kanan Kiri

 Nyeri + 1 + 1

  Refleks fisiologis 

Kanan Kiri

Patela Hiperrefleks

Achilles Hiperrefleks

  Refleks patologis 

Kanan Kiri

Babinsky + +

Chadock + +

a. Pemeriksaan Laboratorium (24 Mei 2014)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Darah Lengkap

Hb 11,9 g/dl 11,0 –  16,5

Eritrosit 4,04 10 /uL 3,8 –  5,8

Leukosit 16,9 103/uL 4 –  11

Ht 33,5 % 35,0 –  50,0

Trombosit 228 10 /uL 150 –  450LED - mg/L 0 –  10

MCV 82,9 fL 80,0 –  97,9

MCH 29,5 pg 26,5 –  33,5

MCHC 35,5 g/dL 31,5 –  35,0

Gol. darah B

Hitung Jenis Leukosit

Basofil 0,1 % 0 –  1

Page 20: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 20/37

19

Eosinofil 0,1 % 0 –  5

Neutrofil 85,8 % 46 -75

Limfosit 7 % 17 –  48

Monosit7 % 4 –  10

A : Post operasi Laminektomi, tumor removal Medulla Spinalis Th VII

P :

 

Observasi lanjut

  Rencana pulang tanggal 5 Juni 2014, lanjutkan rawat jalan

  Medikamentosa :

  Cefixim 1 tab per oral

  Meticobal 1 tab per oral

 

Bio ATP 1 tab per oral

  Keren 1 tab per oral

Page 21: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 21/37

20

BAB III

ANALISIS KASUS

Telah dirawat seorang pasien perempuan, usia 35 tahun di bangsal Teratai Rumah

Sakit Otorita Batam pada tanggal 12 Mei 2014 dengan :

 Diagnosis klinis : Paraparese inferior tipe UMN

 Diagnosis topik : Medula spinalis setinggi segmen vertebra thorakal VII

 Diagnosis etiologi : Tumor Medula Spinalis Intradural-Ekstramedular

(Meningioma)

Dasar penegakan diagnosis berdasarkan :

a. Anamnesis

Pada pasien ini didapatkan keluhan kaki kanan terasa panas, seperti terbakar, yang

dirasa dari proksimal ke bagian distal kaki. Keluhan lain ialah nyeri, kebas, dan kesemutan.

Kemudian berangsur-angsur kaki kanan dirasa lemah dan sulit digerakkan, diikuti juga

kelemahan pada kaki kiri. Pasien juga mengeluh tidak lancar untuk BAB dan BAK. Gejala-

gejala ini pada awalnya dirasakan pasien masih cukup ringan, dan belum mengganggu

aktivitas sehari-hari. Namun semakin hari keluhan dirasa semakin berat. Selama ini pasien

mengatasi keluhannya hanya dengan minum obat-obatan warung untuk mengurangi rasa

nyeri.

Gejala klinis pada kompresi medula spinalis mencakup gangguan modalitas sensorik

(nyeri, kebas, kesemutan), motorik, dan otonom, dimana sifat dan luas gangguan modalitas

tersebut bergantung pada level medula spinalis yang terkompresi (cervical atas atau bawah,

thorakal atas atau bawah, lumbosakral), asal kompresi (dari luar atau dalam medula spinalis),

arah kompresi (anterior, lateral, atau posterior), dan kecepatan kompresi.

Gejala nyeri merupakan keluhan terbanyak yang membawa pasien berobat ke dokter

(65-85%). Gangguan nyeri yang timbul merupakan stimulasi disfungsi dari radiks ventral

ataupun radiks dorsalis medula spinalis. Nyeri yang terjadi dapat bersifat radikular ataupun

funikular. Nyeri radikular mempunyai karakteristik bersifat tajam, menyengat, dapat

dilokalisasi dan diperberat pada keadaan yang menyebabkan “stretching”, sedangkan nyeri 

funikular bersifat difus, tidak dapat dilokalisasi dengan tepat, dan sering terasa panas. Pada

tumor medula spinalis, sifat nyeri yang timbul bergantung pada asal kompresi. Tumor

ekstradural dan intradular-ekstramedular biasanya menimbulkan sifat nyeri radikular (68%),

dimana nyeri ini merupakan keluhan utama dan sering terjadi selama beberapa bulan atau

Page 22: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 22/37

21

tahun sampai diagnosis ditegakkan. Pada tumor intradular-intramedular sangat jarang

ditemukan nyeri radikular, biasanya nyeri bersifat funikular.

Pada pasien didapatkan sifat nyeri yang khas yaitu nyeri radikular berdasarkan

keluhan berupa kaki terasa nyeri dari proksimal ke distal, dapat dilokalisasi dengan tepat, dan

 bertambah saat beraktivitas atau adanya streching pada kedua tungkai. Selain itu, rasa panas

yang dikeluhkan pasien juga menunjukkan adanya gangguan jaras sensorik suhu akibat

 penekanan dari tumor medula spinalis. Setelah keluhan adanya panas dan nyeri pada kaki

yang dirasa oleh pasien, gejala sensorik lainnya yang timbul ialah adanya rasa kebas dan

kesemutan. Gangguan sensorik ini menunjukkan adanya disfungsi pada jaras spinothalamikus

akibat dari penekanan oleh tumor. Kemudian keluhan selanjutnya yang muncul ialah

gangguan motorik. Gangguan motorik yang dirasakan pasien ialah berupa kelemahan pada

kaki dan berangsur-angsur semakin berat hingga kaki semakin sulit digerakkan. Kelemahan

ini awalnya dirasakan pasien pada anggota gerak bawah ipsilateral kemudian berlanjut ke sisi

kontralateral. Hal ini menujukkan sudah terjadinya gangguan pada traktus piramidalis pada

 pasien akibat penekanan oleh tumor.

Pada kebanyakan kasus, gangguan motorik merupakan gejala kedua yang sering

muncul setelah gangguan sensorik. Namun untuk membedakan tumor intramedular dan

ekstramedular dengan melihat gejala motorik sangat sulit karena kedua jenis tumor ini akan

menunjukkan sifat kelemahan motorik yang sama apabila sudah menyebabkan disfungsi pada

 jaras kortikospinalis. Oleh karena ini, dari gejala klinis berupa gangguan sensorik dengan

melihat sifat nyeri yang khas lebih membantu membedakan asal kompresi pada medula

spinalis dibandingkan dengan melihat dari gangguan motoriknya. Gangguan motorik pada

medula spinalis biasanya bersifat Upper Motor Neuron (UMN), yaitu mengakibatkan

kelemahan motorik dan timbulnya spastisitas di bawah level lesi. Selaim itu, pada pasien juga

terdapat gangguan otonom berupa kesulitan dalam BAB dan BAK, dimana pasien mengaku

frekuensi yang tidak teratur saat BAK ataupun BAB. Hal ini menunjukkan akibat penekanan

tumor pada medula spinalis kemungkinan adanya gangguan jaras otonom yang mengontrol

BAK dan BAB.

b. Pemeriksaan fisik

Melalui pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal. Pada status neurologis

didapatkan pada pasien ialah :

 

Pemeriksaan sensorik

Page 23: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 23/37

22

Pada pemeriksaan sensorik, didapatkan pada kedua ekstremitas superior tidak

ditemukan adanya kelainan sensorik, sedangkan pada kedua ekstremitas inferior,

 pasien tidak bisa membedakan nyeri tumpul atau tajam pada kedua tungkai dengan

lesi pada L2. Hal ini menunjukkan adanya hipoestesi pada kedua kaki.

 

Pemeriksaan motorik

Pada pemeriksaan motorik, didapatkan pada kedua ekstremitas superior tidak

ditemukan adanya kelainan motorik, sedangkan pada kedua ekstremitas inferior,

terlihat gerakan aktif pasif kedua kaki terbatas, kekuatan motorik pasien pada kedua

kaki bernilai 3 (dimana artinya pasien bisa mengangkat kedua kaki melawan gravitasi

tetapi tidak bisa melawan tahanan ringan), adanya hipertonus kedua kaki, tetapi tidak

ditemukan atrofi.

  Refleks fisiologis

Pada pemeriksaan refleks fisiologis, di kedua ekstremitas superior didapatkan refleks

fisiologis (refleks biceps dan triceps), sedangkan pada kedua ekstremitas inferior

didapatkan adanya hiperrefleks.

  Refleks patologis

Pada pemeriksaan refleks patologis, di kedua ekstremitas superior tidak didapatkan

refleks patologis (refleks Hofman dan Tromner), sedangkan pada kedua ekstremitas

inferior didapatkan adanya refleks patologis positif (Babinsky dan Chaddock).

Dari hasil pemeriksaan fisik, menunjukkan gejala-gejala lesi pada Upper Motor

 Neuron UMN, antara lain : hipertonus, hiperrefleks, refleks fisiologis meningkat, dan

ditemukan adanya refleks patologis pada kedua ekstremitas inferior.

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada pasien terlihat gambaran foto polos memberikan

gambaran normal, tidak ditemukan adanya erosi pada tulang vertebra di wilayah sekitar

keberadaan tumor. Umumnya, tumor intradural-ekstramedular memiliki gambaran foto polos

normal dibandingkan foto polos pada tumor ekstradural yang sering memberikan gambaran

seperti pelebaran foramen intervertebral, erosi pedikel atau badan vertebra, dan pelebaran

 jarak interpedikular. Selanjutnya, pada pemeriksaan dengan MRI, ditemukan adanya

gambaran massa padat pada intadural-ekstrameduler di vertebra thorakalis VII.

Page 24: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 24/37

23

Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, terapi yang diberikan berupa terapi causal

dan terapi simtomatik. Terapi causal yang dilakukan ialah laminektomi dan tumor removal

 pada medula spinalis vertebra thorakalis VII. Terapi simtomatik yang diberikan setelah

operasi ialah :

  Infus Tutofusin : NaCl diberikan untuk memberikan elektrolit lengkap guna

memenuhi keadaan dehidrasi hipotonis, dimana banyak kehilangan cairan intraseluler

saat operasi dilakukan. 

  Kettese dan petidin merupakan analgesik untuk menghilangkan rasa nyeri. 

  Ekstimon merupakan antibiotik yang diberikan untuk mencegah dan mengatasi

infeksi pasca operasi. 

  Meticobal merupakan bentuk aktif vitamin B12 yang diberikan untuk membantu

 perbaikan kerusakan sel saraf dan meningkatkan pembentuk sel saraf baru. 

  Kalnex merupakan golongan obat asam traneksamat yang diberikan untuk membantu

menghentikan kondisi perdarahan pasca operasi. 

  Ottozol (pantoprazol) diberikan untuk menurunkan produksi asam di kelenjar

lambung yang bertanggung jawab mensekresi asam lambung. 

Melihat keadaan umum pasien yang semakin membaik dari hari ke hari setelah

operasi, diharapkan kualitas hidup pasien dapat meningkatkan dan produktif kembali.

Edukasi yang diberikan ialah adanya pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kekuatan otot

 pada ekstremitas inferior sehingga pasien mampu berdiri dan berjalan seperti sediakala.

Selain itu adanya toilet training sehingga BAK dan BAK dapat kembali lancar. Terapi yang

sudah diberikan diharapkan dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi untuk pasien. 

Page 25: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 25/37

24

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Tumor medula spinalis ialah tumor yang terdapat di daerah spinal, baik itu pada daerah

cervical, thorakal, lumbal, ataupun sakral. Tumor medula spinalis dapat dibedakan menjadi

tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer dibagi lagi berdasarkan sifatnya, yaitu jinak

dan ganas. Tumor primer jinak dapat berasal dari tulang, serabut saraf, selaput otak, ataupun

 jaringan otak sedangkan tumor jinak ganas biasanya berasal daru jaringan saraf dan sel muda.

Tumor sekunder merupakan anak sebar atau metastasis dari tumor ganas di daerah rongga

dada, perut, pelvis, dan payudara.1 

B. EPIDEMIOLOGI

Jumlah penderita tumor medula spinalis di Indonesia belum diketahui secara pasti.

Jumlah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari total jumlah

tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar 0,5-2,5 kasus

 per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita pria hampir sama dengan wanita dengan

sebaran usia antara 30 hingga 50 tahun. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen servikal,

55% di segmen thorakal, dan 20% terletak di segmen lumbosakral.2,3

Tumor intradural intramedular yang tersering adalah ependimoma, astrositoma, dan

hemangioblastoma. Ependimoma lebih sering didapatkan pada orang dewasa pada usia

 pertengahan (30-39 tahun) dan jarang terjadi pada usia anak-anak. Insidensi ependidoma kira-

kira sama dengan astrositoma. Dua per tiga dari ependydoma muncul pada daerah

lumbosakral.6 

Diperkirakan 3% dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh pada

medula spinalis. Tumor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi yang tersering pada tiga

dekade pertama. Astrositoma juga merupakan tumor spinal intramedular yang tersering pada

usia anak-anak, tercatat sekitar 90% dari tumor intramedular pada anak-anak dibawah umur

10 tahun, dan sekitar 60% pada remaja. Diperkirakan 60% dari astrositoma spinalis berlokasi

di segmen servikal dan servikotorakal. Tumor ini jarang ditemukan pada segmen torakal,

lumbosakral atau pada conus medularis. Hemangioblastoma merupakan tumor vaskular yang

tumbuh lambat dengan prevalensi 3% sampai 13% dari semua tumor intramedular medula

spinalis. Rata-rata terdapat pada usia 36 tahun, namun pada pasien dengan von Hippel-Lindau

Page 26: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 26/37

25

 syndrome (VHLS) biasanya muncul pada dekade awal dan mempunyai tumor yang multipel.

Rasio laki-laki dengan perempuan 1,8 : 1.4,5 

Tumor intradural ekstramedular yang tersering adalah schwanoma, dan meningioma.

Schwanoma merupakan jenis yang tersering (53,7%) dengan insidensi laki-laki lebih sering

dari pada perempuan, pada usia 40-60 tahun dan tersering pada daerah lumbal. Meningioma

merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural ekstramedullar tumor.

Meningioma menempati kira-kira 25% dari semua tumor spinal. Sekitar 80% dari spinal

meningioma terlokasi pada segmen thorakal, 25% pada daerah servikal, 3% pada daerah

lumbal, dan 2% pada foramen magnum.4,5 

C. KLASIFIKASI

Berdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat dibagi menjadi

tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer dapat bersifat jinak maupun ganas,

sementara tumor sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan metastasis dari proses

keganasan di tempat lain seperti kanker paru-paru, payudara, kelenjar prostat, ginjal, kelenjar

tiroid atau limfoma. Tumor primer yang bersifat ganas contohnya adalah astrositoma,

neuroblastoma, dan kordoma, sedangkan yang bersifat jinak contohnya neurinoma, glioma,

dan ependimoma.1 

Berdasarkan lokasinya, tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu: tumor intradural dan ekstradural, di mana tumor intradural itu sendiri dibagi lagi

menjadi tumor intramedular dan ekstramedular. Macam-macam tumor medula spinalis

 berdasarkan lokasinya dapat dilihat pada Tabel 1. 

Gambar 1 (A) Tumor intradural intramedular, (B) Tumor intradural ekstramedular, dan (C)

Tumor Ekstradural

Sumber: http://www.draryan.com/Portals/0/spinal%20cord%20tumors.jpg

Page 27: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 27/37

26

Tabel 1. Tumor Medula Spinalis Berdasarkan Gambaran Histologisnya 

Ekstra dural  Intradural ekstramedular Intradural

intramedular 

ChondroblastomaChondroma

Hemangioma

Lipoma

Lymphoma

Meningioma

Metastasis

 Neuroblastoma

 Neurofibroma

Osteoblastoma

Osteochondroma

Osteosarcoma

Sarcoma

Vertebral

hemangioma

Ependimoma, tipe

myxopapillary

Epidermoid

Lipoma

Meningioma

 Neurofibroma

Paraganglioma

Schwanoma

Astrocytoma

Ependymoma

Ganglioglioma

Hemangioblastoma

Hemangioma

Lipoma

Medulloblastoma

 Neuroblastoma

 Neurofibroma

Oligodendroglioma

Teratoma

D. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara pasti.

Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap penelitian adalah

virus, kelainan genetik, dan bahan-bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Adapun tumor

sekunder (metastasis) disebabkan oleh sel-sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh lain

melalui aliran darah yang kemudian menembus dinding pembuluh darah, melekat pada

 jaringan medula spinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah

tersebut.7 

Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi kebanyakan

muncul dari pertumbuhan sel normal pada lokasi tersebut. Riwayat genetik kemungkinan

 besar sangat berperan dalam peningkatan insiden pada anggota keluarga ( syndromic group) 

misal pada neurofibromatosis. Astrositoma dan neuroependimoma merupakan jenis yang

tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe 2 (NF2), di mana pasien dengan NF2

Page 28: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 28/37

27

memiliki kelainan pada kromosom 22. Spinal hemangioblastoma dapat terjadi pada 30%

 pasien dengan Von Hippel-Lindou Syndrome sebelumnya yang merupakan abnormalitas dari

kromosom 3.6

E. MANISFESTASI KLINIS

Keluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler, nyeri

vertebrae, atau nyeri funikuler. Secara statistik adanya nyeri radikuler merupakan indikasi

 pertama adanya  space occupying lesion pada kanalis spinalis dan disebut  pseudo neuralgia

 pre phase. Dilaporkan 68% kasus tumor spinal sifat nyerinya radikuler, laporan lain

menyebutkan 60% berupa nyeri radikuler, 24% nyeri funikuler, dan 16% nyerinya tidak

 jelas3. Nyeri radikuler dicurigai disebabkan oleh tumor medula spinalis bila :

   Nyeri radikuler hebat dan berkepanjangan disertai gejala traktus piramidalis

  Lokasi nyeri radikuler diluar daerah predileksi HNP seperti C5-7, L3-4, L5 dan

S1

Tumor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler adalah tumor yang

terletak intradural ekstramedular, sedangkan tumor intramedular jarang menyebabkan nyeri

radikuler. Pada tumor ekstradural sifat nyeri radikulernya biasanya hebat dan mengenai

 beberapa radiks.3 Tumor-tumor intrameduler dan intradural ekstrameduler dapat juga diawali

dengan gejala tekanan intrakranial tinggi seperti: hidrosefalus, nyeri kepala, mual, muntah,

 papiledema, gangguan penglihatan, dan gangguan gaya berjalan. Tumor-tumor seperti

neurinoma dan ependimoma mensekresi sejumlah besar protein ke dalam likuor yang dapat

menghambat aliran likuor di dalam kompartemen subarakhnoid spinal dan kejadian ini

dikemukakan sebagai suatu hipotesa yang menerangkan kejadian hidrosefalus sebagai gejala

klinis dari neoplasma intraspinal primer.5

Bagian tubuh yang menimbulkan gejala bervariasi tergantung letak tumor di

sepanjang medula spinalis. Pada umumnya, gejala tampak pada bagian tubuh yang selevel

dengan lokasi tumor atau di bawah lokasi tumor. Contohnya, pada tumor di tengah medula

spinalis (pada segmen thorakal) dapat menyebabkan nyeri yang menyebar ke dada depan

( girdleshape pattern) dan bertambah nyeri saat batuk, bersin, atau membungkuk. Tumor yang

tumbuh pada segmen cervical dapat menyebabkan nyeri yang dapat dirasakan hingga ke

lengan, sedangkan tumor yang tumbuh pada segmen lumbosacral dapat memicu terjadinya

nyeri punggung atau nyeri pada tungkai.7 

Page 29: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 29/37

28

Berdasarkan lokasi tumor, gejala yang muncul adalah seperti yang terihat dalam Tabel

2 di bawah ini.

Tabel 2. Tanda dan Gejala Tumor Medula Spinalis

Lokasi  Tanda dan Gejala 

Foramen

Magnum 

Gejalanya aneh, tidak lazim, membingungkan, dan tumbuh lambat

sehingga sulit menentukan diagnosis. Gejala awal dan tersering adalah

nyeri servikalis posterior yang disertai dengan hiperestesia dalam

dermatom vertebra servikalis kedua (C2). Setiap aktivitas yang

meningkatkan TIK (misal ; batuk, mengedan, mengangkat barang,

atau bersin) dapat memperburuk nyeri. Gejala tambahan adalah

gangguan sensorik dan motorik pada tangan dengan pasien yang

melaporkan kesulitan menulis atau memasang kancing. Perluasan

tumor menyebabkan kuadriplegia spastik dan hilangnya sensasi secara

 bermakna. Gejala-gejala lainnya adalah pusing, disartria, disfagia,

nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan muntah, serta atrofi otot

sternokleidomastoideus dan trapezius. Temuan neurologik tidak selalu

timbul tetapi dapat mencakup hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya

 berjalan spastik, palsi N.IX hingga N.XI, dan kelemahan ekstremitas.

Servikal  Menimbulkan tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi radikular

yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga menyerang

tangan. Keterlibatan tangan pada lesi servikalis bagian atas (misal,

diatas C4) diduga disebabkan oleh kompresi suplai darah ke kornu

anterior melalui arteria spinalis anterior. Pada umumnya terdapat

kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan. Tumor servikalis yang

lebih rendah (C5, C6, C7) dapat menyebabkan hilangnya refleks

tendon ekstremitas atas (biseps, brakioradialis, triseps). Defisit

sensorik membentang sepanjang tepi radial lengan bawah dan ibu jari

 pada kompresi C6 dan lesi C7 menyebabkan hilangnya sensorik jari

telunjuk dan jari tengah.

Torakal 

Seringkali dengan kelemahan spastik yang timbul perlahan pada

ekstremitas bagian bawah dan kemudian mengalami parestesia. Pasien

dapat mengeluh nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan

Page 30: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 30/37

29

abdomen, yang mungkin dikacaukan dengan nyeri akibat gangguan

intratorakal dan intraabdominal. Pada lesi torakal bagian bawah,

refleks perut bagian bawah dan tanda Beevor (umbilikus menonjol

apabila penderita pada posisi telentang mengangkat kepala melawan

suatu tahanan) dapat menghilang.

Lumbosakral  Suatu situasi diagnostik yang rumit timbul pada kasus tumor yang

melibatkan daerah lumbal dan sakral karena dekatnya letak segmen

lumbal bagian bawah, segmen sakral, dan radiks saraf desendens dari

tingkat medula spinalis yang lebih tinggi. Kompresi medula spinalis

lumbal bagian atas tidak mempengaruhi refleks perut, namun

menghilangkan refleks kremaster dan mungkin menyebabkan

kelemahan fleksi panggul dan spastisitas tungkai bawah. Juga terjadi

kehilangan refleks lutut dan refleks pergelangan kaki dan tanda

Babinski bilateral. Nyeri umumnya dialihkan keselangkangan. Lesi

yang melibatkan lumbal bagian bawah dan segmen-segmen sakral

 bagian atas menyebabkan kelemahan dan atrofi otot-otot perineum,

 betis dan kaki, serta kehilangan refleks pergelangan kaki. Hilangnya

sensasi daerah perianal dan genitalia yang disertai gangguan kontrol

usus dan kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang mengenai

daerah sakral bagian bawah.

Kauda

Ekuina 

Menyebabkan gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. Tnda-tanda

khas lainnya adalah nyeri tumpul pada sakrum atau perineum, yang

kadang-kadang menjalar ke tungkai. Paralisis flaksid terjadi sesuai

dengan radiks saraf yang terkena dan terkadang asimetris.

Manifestasi Klinis Berdasarkan Asal Tumor :

1. Tumor Ekstradural

Sebagian besar merupakan tumor metastase yang menyebabkan kompresi pada medula

spinalis dan terletak di segmen thorakalis. Nyeri radikuler dapat merupakan gejala awal pada

30% penderita tetapi kemudian setelah beberapa hari, minggu atau bulan diikuti dengan

gejala mielopati. Nyeri biasanya >1 radiks, yang mulanya hilang dengan istirahat, tetapi

semakin lama semakin menetap/persisten, sehingga dapat merupakan gejala utama, walaupun

terdapat gejala yang berhubungan dengan tumor primer. Nyeri pada tumor metastase ini

Page 31: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 31/37

30

dapat terjadi spontan dan sering bertambah dengan perkusi ringan pada vertebrae. Nyeri

demikian lebih dikenal dengan nyeri vertebrae.

a. Tumor Metastasis Keganasan Ekstradural5 

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  Sebagian besar tumor spinal (>80 %) merupakan metastasis keganasan

terutama dari paru-paru, payudara, ginjal, prostat, kolon, tiroid, melanoma,

limfoma, atau sarkoma.

  Yang pertama dilibatkan adalah korpus vertebra. Predileksi lokasi metastasis

tumor paru, payudara dan kolon adalah daerah toraks, sedangkan tumor prostat,

testis dan ovarium biasanya ke daerah lumbosakral.

  Gejala kompresi medula spinalis kebanyakan terjadi pada level torakal, karena

diameter kanalisnya yang kecil (kira-kira hanya 1 cm).

  Gejala akibat metastasis spinal diawali dengan nyeri lokal yang tajam dan

kadang menjalar (radikuler) serta menghebat pada penekanan atau palpasi.

2. Tumor Intradural Ekstramedular3 

Tumor ini tumbuh di radiks dan menyebabkan nyeri radikuler kronik progresif.

Kejadiannya ± 70% dari tumor intradural, dan jenis yang terbanyak adalah neurinoma pada

laki-laki dan meningioma pada wanita.

a. Neurinoma (Schwannoma)

Memiliki karakteristik sebagai berikut :

  Berasal dari radiks dorsalis

  Kejadiannya ± 30% dari tumor ekstramedular

  2/3 kasus keluhan pertamanya berupa nyeri radikuler, biasanya pada satu sisi

dan dialami dalam beberapa bulan sampai tahun, sedangkan gejala lanjut

terdapat tanda traktus piramidalis

  39% lokasinya disegmen thorakal

 b. Meningioma

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  ± 80% terletak di regio thorakalis dan ±60% pada wanita usia pertengahan

  Pertumbuhan lambat

  Pada ± 25% kasus terdapat nyeri radikuler, tetapi lebih sering dengan gejala

traktus piramidalis dibawah lesi, dan sifat nyeri radikuler biasanya bilateral

dengan jarak waktu timbul gejala lain lebih pendek

Page 32: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 32/37

31

3. Tumor Intradural Intramedular3,6

 

Lebih sering menyebabkan nyeri funikuler yang bersifat difus seperti rasa terbakar

dan menusuk, kadang-kadang bertambah dengan rangsangan ringan seperti electric shock like

 pain (Lhermitte sign).

a. Ependimoma

Memiliki karakteristik sebagai berikut:

 

Rata-rata penderita berumur di atas 40 tahun

  Wanita lebih dominan

   Nyeri terlokalisir di tulang belakang

   Nyeri meningkat saat malam hari atau saat bangun

   Nyeri disestetik (nyeri terbakar)

  Menunjukkan gejala kronis

  Jenis miksopapilari rata-rata pada usia 21 tahun, pria lebih dominan

 b. Astrositoma

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 

Prevalensi pria sama dengan wanita

   Nyeri terlokalisir pada tulang belakang

 

 Nyeri bertambah saat malam hari

  Parestesia (sensasi abnormal)

c. Hemangioblastoma

Memiliki karakter sebagai berikut :

  Gejala muncul pertama kali saat memasuki usia 40 tahun

  Penyakit herediter (misal, Von Hippel-Lindau Syndrome) tampak pada 1/3 dari

 jumlah pasien keseluruhan.

 

Penurunan sensasi kolumna posterior

   Nyeri punggung terlokalisir di sekitar lesi

F. DIAGNOSIS7 

Selain dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis tumor medula spinalis dapat

ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan penunjang seperti di bawah ini.

a. 

Laboratorium

Cairan spinal (CSF) dapat menunjukkan peningkatan protein dan xantokhrom,

dan kadang-kadang ditemukan sel keganasan. Dalam mengambil dan memperoleh

Page 33: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 33/37

32

cairan spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus berhati-hati karena blok

sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan menyebabkan

 paralisis yang komplit.

 b.  Foto Polos Vertebrae

Foto polos seluruh tulang belakang 67-85% abnormal. Kemungkinan ditemukan

erosi pedikel (defek menyerupai “mata burung hantu” pada tulang belakang

lumbosakral AP) atau pelebaran, fraktur kompresi patologis,  scalloping  badan

vertebra, sklerosis, perubahan osteoblastik (mungkin terajdi mieloma, Ca prostat,

hodgkin, dan biasanya Ca payudara.

c.  CT-scan

CT-scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi tumor, bahkan terkadang

dapat memberikan informasi mengenai tipe tumor. Pemeriksaan ini juga dapat

membantu dokter mendeteksi adanya edema, perdarahan dan keadaan lain yang

 berhubungan. CT-scan juga dapat membantu dokter mengevaluasi hasil terapi dan

melihat progresifitas tumor.

d.  MRI

Pemeriksaan ini dapat membedakan jaringan sehat dan jaringan yang mengalami

kelainan secara akurat. MRI juga dapat memperlihatkan gambar tumor yang letaknya

 berada di dekat tulang lebih jelas dibandingkan dengan CT-scan.

G. DIAGNOSIS BANDING6 

  Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) 

  Lumbar (Intervertebral) Disk Disorders 

  Mechanical Back Pain 

  Brown-Sequard Syndrome 

 

Infeksi Medula Spinalis

  Cauda Equina Syndrome 

H. PENATALAKSANAAN

Prinsip penatalaksaan pada tumor medula spinalis, yaitu :

1.  Operatif atau tumor removal

2. 

Konservatif, yaitu dengan pengobatan simptomatik berupa analgetik apabila pasien

merasakan nyeri dan pemberian kortikosteroid.

Page 34: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 34/37

33

Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular

adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total

dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal. Kebanyakan tumor intradural

intramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau

 bahkan tidak ada post operatif. Tumor-tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat

dan agresif secara histologis dan tidak secara total dihilangkan melalui operasi dapat diterapi

dengan terapi radiasi post operasi. Indikasi dari pembedahan ialah :

  Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi dapat

dijangkau)

  Medula spinalis yang tidak stabil (unstable spinal)

  Kegagalan radiasi (percobaan radiaso biasanya selama 48 jam, kecuali signifikan atau

terdapat deteorisasi yang cepat), biasanya terjadi dengan tumor yang radioresisten

seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma

  Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal

I. KOMPLIKASI

Komplikasi yang mungkin terjadi pada tumor medula spinalis antara lain :

 

Paraplegi

 

Quadriplegi

  Imfeksi Saluran Kemih

 

Kerusakan jaringan lunak

  Komplikasi pernapasan

Komplikasi yang muncul akibat pembedahan, antara lain :

 

Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak-anak

dibanding orang dewasa. Deformitas pada tulang belakang tersebut dapat

menyebabkan kompresi medula spinalis.

 

Setelah pembedahan tumor medula spinalis pada servikal, dapat terjadi obstruksi

foramen Luschka sehingga menyebabkan hidrosefalus.

J. PROGNOSIS

Tumor dengan gambaran histopatologidan klinis yang agresif mempunyai prognosis

yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan pada kasus seperti ini.

Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya pasien dapat terkontrol dalam

Page 35: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 35/37

34

waktu yang lama. Fungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre-

operatif pasien. Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya usia (>60 tahun).

Page 36: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 36/37

35

BAB V

KESIMPULAN

Seorang wanita, 35 tahun, datang dengan keluhan kaki kanan terasa nyeri panas sejak

5 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan dimulai dari pinggang hingga telapak kaki. Nyeri

dirasakan hilang timbul dan semakin terasa apabila melakukan aktivitas, juga disertai kebas

dan kesemutan. Karena nyerinya, pasien mengaku sering tidur dalam posisi miring. Selain

nyeri, pasien merasakan nyeri dimulai dari pinggang hingga telapak kaki.Semenjak 2 tahun

terakhir, pasien mengaku rasa panas dan nyeri terasa semakin berat, dan merasa kaki kanan

semakin lemah dan sulit digerakkan, beberapa bulan kemudian diikuti kelemahan pada kaki

kiri. Pada pemeriksaan fisik, status generalis dalam batas normal sedangkan status neurogis

memiliki gambaran pada kedua kaki hiperrefleks, hipertonus, refleks fisiologi meningkat, dan

ada reaksi patologis menggambarkan lesi UMN. Selanjutnya pada pemeriksaan penunjang,

MRI menggambar adanya massa pada intradural-ekstrameduler vertebrae thorakalis VII.

Diagnosis yang ditegakkan pada pasien ini ialah Tumor Medula Spinalis Intradural-

Ekstramedular (Meningioma). Penatalaksanaan yang diberikan merupakan tindakan

laminektomi dan tumor removal. Prognosis pada pasien ini diharapkan dapat dioptimalkan

fungsi neurologisnya pasca operasi.

Page 37: Longcase Tumor Medula Spinalis

7/21/2019 Longcase Tumor Medula Spinalis

http://slidepdf.com/reader/full/longcase-tumor-medula-spinalis 37/37

DAFTAR PUSTAKA

1. 

Adam & victor.2000. Disease of spinal cord. Principles of neurology. New York ; Mc

GrewHill.

2.  Basjirudin A. Darwin Amir.2008. Gangguan Medula Spinalis.  Buku Ajar Ilmu

Penyakit Saraf. Padang ;FK UNAND.

3.  Groot D, Jack.1997. Sum-sum Tulang Belakang. Anatomi Korelatif. Jakarta ;EGC.

4.  Waxman G. Sthepen. 2010. The Spinal Cord. Clinical neuro-anatomy 26th ed. New

York. Mc. GrewHill.

5.  Baehr.2005. Spinal Cord Syndrome.  Duss Topical Diagnosis in Neurology. New

York: Thieme Stuggard

6. 

Maharjo, Mahar.2008. Neurologi klinis dasar. Jakarta : Dian Rakyat.

7.  faouci et al.2008. Oncology and Hematology. Horisson’s principles of internal

medicine 17 th ed. The McGraw-Hill Companies, Inc 

8. 

Kothbauer F. Learl et al. 2005.  Management of Spinal Tumor.  Neuro-Surgery

Principles and practice. Seatle : springer.