8
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY. D. DENGAN LUKA BAKAR GRADE II 46 % DI RUANG G RSUD DR. SOETOMO TUGAS LAPORAN PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN BAGIAN SURGICAL OLEH SUBHAN NIM.010030170 B

Lk Luka Bakar Grade II 46 %

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Lk Luka Bakar Grade II 46 %

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY. D.

DENGAN LUKA BAKAR GRADE II 46 %

DI RUANG G RSUD DR. SOETOMO

TUGAS LAPORAN PRAKTEK

PROFESI KEPERAWATAN BAGIAN SURGICAL

OLEH

SUBHAN

NIM.010030170 B

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2002

Page 2: Lk Luka Bakar Grade II 46 %

PENDAHULUAN

Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di

rumah, tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Penyebab luka bakarpun

bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas bahkan bahan kimia, aliran

listrik dan lain-lain

Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga

dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cidera luka bakar terutama pada luka bakar

yang dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat

jangka panjang

Pendapat di atas tidak akan terwujud tanpa adanya penanganan yang cepat dan tepat

serta kerja sama yang baik antara anggota tim kesehatan yang terkait. Penderita luka bakar

memerlukan perawatan secara khusus karena luka bakar berbeda dengan luka tubuh lain

(seperti luka tusuk, tembak, dan sayatan). Hal ini disebabkan karena pada luka bakar

terdapat keadaan seperti:

1. Ditempati kuman dengan patogenitas tinggi

2. Terdapat banyak jaringan mati

3. Mengeluarkan banyak air, serum dan darah

4. Terbuka untuk waktu yang lama (mudah terinfeksi dan terkenal trauma)

5. Memerlukan jaringan untuk menutup

Berbagai karakteristik unit luka bakar membutuhkan intervensi khusus yang

berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh penyebab luka bakar dan bagian

tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan/

intervensi lebih intensif dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Luka

bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar yang disebabkan zat kimia

atau radiasi atau listrik membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka

bakarnya sama. Luka bakar yang mengenai daerah genetalia mempunyai resiko yang lebih

besar untuk terjadinya infeksi dibandingkan dengan luka bakar yang ukuran/luasnya sama

pada bagian tubuh yang lain. Luka bakar yang mengenai tangan dan kaki dapat

mempengaruhi kapasitas fungsi pasien (produktivitas/kemampuan kerja) sehingga

memerlukan teknik penanganan yang berbeda dengan bagian tubuh lain (Sherif dan Sato,

1989 dalam Effendi, 1999).

Page 3: Lk Luka Bakar Grade II 46 %

TUJUAN

Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan praktek di R.16 RSSA Malang, mahasiswa mampu

menerapkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan

luka bakar.

Tujuan Khusus

a. Mengkaji status kesehatan klien dengan masalah luka bakar.

b. Menyusun rencana asuhan keperawatan untuk pasien yang mengalami luka bakar

c. Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien luka bakar

d. Memberikan pendidikan kesehatan yang tepat.

e. Mengevaluasi asuhan keperawatan berdasarkan pada hasil yang diharapkan pada pasien

luka bakar.

TINJAUAN TEORITIS

Definisi

Luka bakar adalah kerusakan/kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber

panas seperti api, air (cairan) panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

Klasifikasi Luka Bakar

1. Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan dibagi atas:

a. Luka bakar derajat I: kerusakan pada lapisan epidermis dimana kulit tampak kering,

hiperemik berupa eritema tanpa bulae. Penyembuhan luka spontan dalam waktu 5 –

10 hari.

b. Luka bakar derajat II: kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis yang

ditandai ada reaksi inflamasi disertai eksudasi, bulae, rasanya nyeri karena ujung

syaraf teriritasi, dasar luka berwarna merah atau pucat

Derajat II dibagi atas:

Derajat II dangkal (superfisial): kerusakan mengenai bagian superfisial dari

dermis, organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar

keringat masih utuh. Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10 – 14 hari.

Derajat II dalam (Deep): kerusakan mengenai hampir seluruh dermis, organ

kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea sebagian besar masih

utuh. Penyembuhan lebih lama yaitu 1 bulan

Page 4: Lk Luka Bakar Grade II 46 %

c. Luka bakar derajat II: Kerusakan mengenai seluruh tebal dermis, organ-organ

kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea mengalami kerusakan,

tidak dijumpai bulae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu, terjadi koagulasi

protein yang menyebabkan eskar dan tidak dijumpainya rasa nyeri karena ujung

syaraf sensorik mengalami kerusakan.

2. Berdasarkan luas luka bakar

Luka bakar secara umum digunakan ‘rule of nine’ untuk orang dewasa yaitu luas kepala

dan leher, dada, punggung, bokong, ekstremitas atas kanan kiri, paha kanan kiri,

tungkai dan kaki kanan kiri, masing-masing 9% sisanya 1% adalah genetalia.

Komplikasi Luka Bakar

Komplikasi yang sering terjadi pada luka bakar adalah:

1. Hipertrofi jaringan parut

Terbentuk hipertrofi jaringan parut dipengaruhi oleh:

a. Kedalaman luka bakar

b. Sifat kulit

c. Usia klien

d. Lamanya waktu penutupan

Jaringan parut terbentuk secara aktif pada 6 bulan post luka bakar dengan warna awal

merah muda dan menimbulkan rasa gatal. Pembentukan jaringan parut terus berlangsung dan

warna berubah merah, merah tua dan sampai coklat muda dan terasa lebih lembut

2. Kontraktur

Kontraktur merupakan komplikasi yang sering menyertai luka bakar serta menimbulkan

gangguan fungsi pergerakan. Beberapa hal yang dapat mencegah atau mengurangi

terjadinya kontraktor antara lain:

a. Pemberian posisi yang baik dan benar sejak dini

b. Latihan ROM baik pasif maupun aktif

c. Presure garmen yaitu pakaian yang dapat memberikan tekanan yang bertujuan

menekan timbulnya hipertrofi scar

Page 5: Lk Luka Bakar Grade II 46 %

Patofisiologi:

Bahan Kimia Termis Listrik/petirRadiasi

LUKA BAKAR MK:Gangguan

Konsep diriKurang

pengetahuanAnxietasPada Wajah Kerusakan kulitDi ruang tertutup

Kerusakan mukosa

Oedema laring

Gagal nafas

MK: Jalan nafas tidak efektif

Biologis

Keracunan gas CO

CO mengikat Hb

Hb tidak mampu mengikat O2

Obstruksi jalan nafas

Hipoxia otak

Penguapan meningkat

Peningkatan pembuluh darah kapiler

Ektravasasi cairan (H2O, Elektrolit, protein)

Tekanan onkotik menurun. Tekanan

hidrostatik meningkat

Cairan intravaskuler menurun

Hipovolemia dan hemokonsentrasi

Gangguan sirkulasi makro

Masalah Keperawatan:Resiko tinggi terhadap

infeksi Gangguan rasa nyamanGanguan aktivitasKerusakan integritas kulit

Masalah Keperawatan:Kekurangan volume cairan Gangguan perfusi jaringan

Gangguan sirkulasi seluler

Gangguan perfusi organ-organ penting

Gangguan perfusi

Laju metabolisme meningkat

Glukoneogenesis glukogenolisis

MK: Perubahan nutrisi

Otak

Hipoxia

Sel otak mati

Gagal fungsi sentral

Kardiovaskuler Ginjal

Kebocoran kapiler

Penurunan curah jantung

Gagal jantung

Hipoxia sel ginjal

Fungsi ginjal

menurun

Gagal ginjal

Hepar

Pelepasan katekolamin

Hipoxia hepatik

Gagal hepar

GI Traktus

Dilatasi lambung

Neurologi

Gangguan Neurologi

Hambahan pertumbuhan

MULTI SISTEM ORGAN FAILURE

Psikologis

Imun

Daya tahan tubuh

menurun