litologi sedimen 1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Senin, 05 Mei 2014PROGRAM PEMBORAN EKSPLORASI BATUBARA CV. DINAR GEOLOG SARAN DARI PROGRAM LAPANGAN PEMBORAN EKPLORASI BATUBARA :1. Sasaran dari program pemboran eksplorasi mineral harus dimengerti dari permukaan.2. Ssertifikasi dari cadangan dan kualitas mineral menuju ke pemodelan tambang dan operasi tambang yang berhasil.3. data yang di tolak atau yang diabaikan harus dapat diterima, yang mana data tersebut tidak dapat digunakan untuk "due diligance" suatu proyekGAMBARAN UMUM :1. PROSEDUR PEMBORAN2. GEOPHYSICAL LOGGING3. CORE RECOVERY4. PROSEDUR LOGGING1. PROSEDUR PEMBORAN : daftar periksa pemboran diagram alir pemboran persyaratan pemboran inti (full core metode) tujuan pemboran survey lubang bor selubung permukaan lubang bor reklamsi lokasi bor dukumentasi pemboran1.1 daftar periksa pemboran mencakup sebagai berikut : bahan bakar untuk mesin rig dan pompa air pekerja lokal yang cukup untuk memastikan perpindahan mesin rig dan perlengkapan tidak tertunda disebabkan kurangnya personil dilapangan, dan memudahkan pengaruh sosial di lingkungan pekerjaan semua lubang yang selesai dilakukan pengeboran sebaiknya di lakukan logging sesuai standart, agar terciptanya data hasil pemboran yang baik dan benar. "core box" yang cukup untuk penyimpangan sampel dari perolehan inti bor yang sesuai dengan diameter inti bor yang digunakan., kantong plastik untuk pengepakan conto dan penandaan label conto. fasilatsa/ruangan untuk penyimpanan dan pengumpulan core bos.1.2 diagram alir pemboran adalah sebagai berikut :diagram alir pemboran ini adalah sebagai ilustrasi yang harus diikuti oleh pengawas/geologist/wellsite untuk setiap lubang pemboran.

1.3 persyaratan pemboran inti (full core metode)dalam pemboran inti harus digunakan core barrels dan split dengan sistem tripel, dimana core barrel dalam setiap 1 unit mesin bor/rig harus menyediakan 2 unit core barrels, hal ini dikarenakan pada saat pengambilan 1 conto dari core barrels A, core barrels B dapat melanjutkan pekerjaan lebih cepat tanpa menunggu dan mengindari runtuhnya lubang bor.

1.4 tujuan pemborantujuan penggunaan pemboran sangat umum, tergantung pada jenis pekerjaan yang dibtuhkan pada saat proyek, tetapi yang umum dalam tujuan pemboran adalah :- kontrol stratigraphy- Eksplorasi regional dan detail- pemboran di lokasi tambangdimana hal ini selalu dipakai untuk pemboran geoteknik, pemboran eksplorasi, pemboran hidrologi dan pemboran migas.- kontrol stratigraphy : adalah untuk menguji urutan stratigraphy secara penuh, lebih baik menggunakan full corred dan logged, lapisan batubara disampel dan dianalisa, digunakn untuk urutan dari lapisan sediment secara penuh dan mengenali semua interval batubara (nama eam batubara setelah korelasi)- ekplorasi regional : adalah dengan jarak lubang bor adalah 1 km, harus di logged, menyediakan budget pemboran untuk kedalaman > 100 mtr/lubang bor, semua lapisan batubara harus di corred, dan semua batubara harus dianalisa laboratorium.- pemboran tambahan : adalah dengan mempersempit jarak lubang bor dengan jarak 500 mtr s/d 200 mtr sehingga mempengaruhi pada tingkat ketelitian dalam perhitungan sumberdaya batubara, harus di logged, semua lapisan batubara harus di corred dan di analisa labaoratorium.- berapa banyak harus di corring : semua lapisan batubara harus di corring, jika melakukan metode pemboran touch core akan berdampak pada tingkat ketelitian data yang sangat urang akurat, tetapi lubang bor kembar dapat di terima dimana lubang pertama dilakukan pemboran metode open hole lalu di logged, lalu lubang bor ke-2 akan di corring pada saat10 mtr diatas batubara (dapat dilihat dari data logged), batubara dianalisa untuk memenuhi standart dari cadangan yang akan ditambang, dan dikontrol oleh budget

1.5 survey lubang :pada awalnya lubang bor di tentukan dengan menggunakan Gps, penentuan survey lubang bor harus dilaksanakan dengan konvensional, dimana survey lubang bor diikat pada bench mark yang permanen

1.6 selubung lubang :selubung lubang bisa digunakan dengan menggunakan lubang PVC sebagai "collar", disemen sampai permukaan, diberi label secara permanen untuk kepentingan survey, tiggi selubung diatas permukaan tanah dicatat di "driller log" dan di beritahukan pada pengawas pekerjaan/geologist/wellsite

1.7 Reklamasi bor :Kontraktor ataupun subkontraktor bertanggung jawab untuk membersihkan lokasi bor termasuk membuang ataupun menimbun semua sampah dan meratakan kembali kolam lumpur bekas kegiatan pemboran, meneger lapangan memvertifikasi sebelum dilakukan pembayaran akhir1.8 Dokumen pemboran :Dokumen pemboran meliputi : kedalaman dari berbagai jenis pemboran (contoh : blade bits, hammer dan pengeboran inti) rata-rata penetrasi pengeboran dan mata bor yang digunakan jenis cairan (contoh : polimer, bentonit dll) yang dipakai untuk sirkulasi atau kehilangan sirkulasi selama pemboran diameter dari lubang bor, mata bor dan core jika teradapat perubahan detail dari selubang (casing) lubang bor dan tinggi pipa yang tergantung core recovery dan alasan jika ada lossse core catatan dari driller tentang kapan memotong batubara bagian atas dan bagian bawah kedalaman pelapukan kedalaman muka air tanah, air yang masuk dan air yang hilang2. GEOPHYSICAL LOGGING Aspek umum Prosedur Logging Kualitas Log Rekonsiliasi terhadap geophysical log Core recoverya. Aspek Umum :pekerjaan logging biasanya terdiri atas natural gamma, caliper, long spaced density, ditambah bed atau high resolution density (BRD atau HRD), semua lubang haru di logging tanpa kecuali, jika tidak terdapat alat logging sebaiknya kegiatan pemboran di tunda.b. Prosedur logging :skala log umumnya untuk total kedalaman pemboran 1:100 dan skala log terperinci umunya 1:20, kontraktor logging harus menyediakan hard copy dan soft copy segera setelah pekerjaan logging selesai dan lebih baik di lokasi lubang borkualitas log

Definisi LogSkala Umum 1 : 100Korelasi lapisan batubara

Detail LogLapisan Batubara

c. Rekonsiliasi terhadap geophysical logs : y logs akan menentukan kedalaman dan ketebalan lapisan batubara "bukan inti core", digunakan untuk menghitung persentase dari core recovery sebelum rig dipindahkan kelokasi yang akan dibor berikutnya, semua cored interval diperbandingkan/rekonsiliasi terhadap y logs, hidh resolution density digunakan untuk menentukon core recovery didalam interval batubara, ketebalan batubara dan lapisan diantaranya (parting dan burden).

PengenalanCore Loss

d. Core Recovery : geophisiyal log adalah salah satunya kontrol untuk core recovery dimana minimum core recovery harus > 90 % untuk lapisan batubara dan > 80 % untuk lapisan bukan batubara, jika hal itu tidak diperoleh pada saat melakukan cored, dan tidak mendapatkan alasan yang layak, maka pemboran pada lubang bor harus dilakukan pemboran ulang.LogsKetebalan Lapisan Batubara

e. Penanganan dan logging core : pengeluaran core daari core barrel haruslah sebaik mungkin dan hati-hati, hasil cored disimpan pada selubung, dilakukan logging core batubara, dan dilakukan pengambilan conto batubara, pengepakan dan pengiriman conto untuk dilakukan analisa laboratorium.Penanganan Core

Cara PengukuranKedalaman Pemboran

Diposkan oleh khalid azhari di 08.46 Reaksi:

Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestLabel: SOP PEMBORAN Rabu, 30 April 2014TUGAS WELLSITE/GEOLOGIST PEMBORAN BATUBARA CV. DINAR GEOLOG 1. TUJUANProsedur Operasional Standar (SOP) ini bertujuan untuk:1.1. mencegah dan atau menghilangkan kecelakaan kerja selama kegiatan pengeboran;1.2. serta mengatur tahapan dan mengendalikan proses kegiatan pengisian buku lapangan sesuai standar.

2. RUANG LINGKUPSOP ini menerangkan proses teknis pengisian buku lapangan, SOP ini berlaku untuk setiap wellsite.

3. TANGGUNG JAWAB3.1. Geologist bertanggung jawab untuk:a. memastikan kegiatan pengisian buku lapangan berjalan sesuai SOP.3.2. Wellsite bertanggung jawab untuk: a. Mengisi buku lapangan sesuai prosedur kerja standar yang telah ditetapkan.

4. DEFINISIBuku lapangan adalah buku tulis tempat sementara menuliskan seluruh kegiatan pengeboran di lapangan : Kode lokasi bor adalah kode urutan nomor bor dalam setiap lokasi pengeboran. Elevasi bor adalah ketinggian permukaan titik bor dari permukaan laut. Titik bor adalah titik/lubang (berupa koordinat dan elevasi) dilakukannya kegiatan pengeboran. Seam adalah lapisan batubara. Coring adalah kegiatan pemotongan dan pengangkatan batuan dengan menggunakan core barrel. Core barrel adalah alat pengambil sample dari dalam tubuh batuan. Sample adalah contoh batubara yang diperoleh dari hasil cutting atau hasil coring yang diperlakukan khusus sesuai standar dan akan diteliti kualitasnya di laboratorium. Water loss adalah hilangnya air sirkulasi pengeboran akibat adanya retakan atau rongga/pori-pori di tubuh batuan sehingga air tidak dapat naik ke permukaan. Core loss adalah hilangnya seluruh atau sebagian core sample dari dalam core barrel entah karena terjatuh atau tergerus/tertekan core barrel. Chips adalah potongan-potongan batuan hasil kegiatan pengeboran. Core adalah sample batubara yang diambil dengan menggunakan core barrel. Litologi adalah pemerian batuan didasarkan pada sifat-sifat fisiknya yang terlihat atau dengan bantuan kaca pembesar. Interval adalah ketebalan batuan yang diukur.

Doc.1Karatan/Cutting Pemboran Metode Open Hole

Doc. 2Inti Core Pemboran Metode Bor Inti

5. REFERENSI JORC Code. SNI 7568:2010 tentang Glosarium Eksplorasi Mineral dan Batubara. SNI 13-6978.3-2003 tentang Kompetensi Kerja Tenaga Teknis Khusus Geologi Bagian 3: Teknisi Pengeboran Eksplorasi. SNI 2436:2008 tentang Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pengeboran Inti.

6. URAIAN6.1. Tulis lokasi pengeboran berada (Location: ......................)6.2. Tulis keadaan cuaca pada saat pengeboran (Wether: .......................)6.3. Tulis kode lokasi bor (Hole no.: ......................)6.4. Tulis koordinat bor setelah disurvey (Coordinate: )6.5. Tulis elevasi bor setelah disurvey (Elevation: ..)6.6. Tulis media pengeboran: memakai air, polimer, atau memakai bahan lain yang sejenis. (Drilling Medium:.)6.7. Tulis mesin bor yang digunakan (Drill Equipment: ..)6.8. Tulis mesin pompa yang dipakai (Pump machine: )6.9. Tulis mata bor yang dipakai, dicatat kondisinya (Bit Type: .)6.10. Tulis tanggal dilakukan deskripsi (Date: )6.11. Tulis tanggal dimulai pengeboran (Date Started: ...)6.12. Tulis tanggal selesai pengeboran (Date Finished: ..)6.13. Tulis waktu dimulai pengeboran (Time Started: )6.14. Tulis waktu diselesaikannya pengeboran (Time Finished: ..)6.15. Tulis total kedalaman setelah selesai pengeboran (To: .)6.16. Tulis nama operator mesin bor (Driller: .)6.17. Tulis nama yang melakukan deskripsi (Described by: )6.18. Tulis keterangan yang berhubungan dengan keadaan berlangsungnya kegiatan pengeboran. (Note: .) misal: a. target seam yang dicari;b. waktu dimulainya pengeboran;c. waktu diselesaikannya pengeboran;d. interval non coring;e. interval coring;f. pada kedalaman tertentu terjadi water loss atau terjadi ambrukan/runtuhan;g. dll.

6.19. Tulis interval kedalaman litologi yaitu kemajuan pengeboran, dicatat untuk setiap panjang pengeboran yang dilakukan6.20.Tulis deskripsi/pemerian litologi dari chips maupun coreBerikut ini adalah penjelasan cara-cara mendeskripsikan batuan berdasarkan JORC Code dan SNI. :6.21 Documentasi semua kegiatan pemboran (moving rig, set up rig, start drill, trouble in rig, cutting sampel, core sample, finish drill, dll), serta kegiatan logging.

Tabel 1. Deskripsi litologi batuan berdasarkan standar JORC dalam kegiatan pengeboran

Pemerian batuan dan batubara yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. Warna (color) adalah warna yang terlihat dipermukaan dengan mata telanjang.

Gores (streak) adalah warna dari batubara yang telah digores menjadi serbuk.

Tingkat pelapukan (weathering) : Segar (fresh)Batuan tidak menunjukkan adanya pelapukan, perubahan warna di permukaan rekahan tampak sedikit sekali. Agak lapukTerjadi perubahan warna yang menunjukkan pelapukan, warna segar dan tekstur masih tampak tapi belum diperlunak secara nyata. Lapuk sedangWarna asli sudah tidak dapat dikenali dan batuan tampak lunak. LapukBeberapa material batuan terkomposisi dan atau terdisintegrasi menjadi tanah. Batuan yang berubah warna atau lunak terdapat sebagai inti batu dalam tanah. Sangat lapukSeluruh material menjadi tanah, tetapi tekstur asali masih tampak. Pecahan (fracture), istilah yang dipakai even, uneven, conchoidal, sub conchoidal, flat.

Kilap (luster/bright), istilah ini dinyatakan dalam persentase, misal : bright 60%

Pemerian batuan lainnya yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

Jenis batuan (rock type).

Warna (color). Misalnya merah, kekuningan, coklat abu-abu muda dll.Demikian pula tanah dan batuan yang berlapis-lapis atau melensa harus dilakukan deskripsi warna tersendiri di setiap lapisannya.

Besar butir (grain size) adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah Skala Wentworth.Tabel. 2Skala Wentworth

Kebulatan (roundness) adalah tingkat kelengkungan/kebundaran dari setiap fragmen butiran. Istilah-istilah yang dipakai adalah sebagai berikut.- wellrounded (membundar baik)- rounded (membundar)- sub rounded (membundar tanggung)- angular (menyudut)- sub angular (menyudut tanggung)

Pemilahan (sorting) adalah tingkat keseragaman besar butir. Istilah-istilah yang dipakai adalah terpilah baik (butir-butir sama besar), terpilah sedang dan terpilah buruk.

Struktur Sedimen (sediment structure).Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer, yaitu struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat sedimentasi). Beberapa struktur sedimen hanya dapat diamati pada satu atau beberapa satuan perlapisan. Perlapisan dapat ditunjukkan oleh perbedaan besar butir atau warna dari bahan penyusunannya. Perlapisan beragam dari yang tipis (laminasi) sampai tebal. Istilah-istilah yang dipakai adalah sebagai berikut. Masif (Masiv)Apabila diantara batas suatu bidang perlapisan tidak menunjukkan kelainan, dan batuan tersebut berupa suatu massa yang kompak. Perlapisan sejajar (parallel lamination)Perlapisan dimana hubungan antara lapisan satu dengan lapisan di atas maupun dibawahnya menunjukkan kedudukan yang sejajar. Perlapisan bersusun (graded bedding)Merupakan susunan perlapisan dari butir yang kasar berangsur menjadi halus pada satuan perlapisan. Struktur ini dapat dipakai sebagai petunjuk, umumnya butir yang kasar merupakan bagian yang bawah (bottom/floor) dari lapisan yang halus bagian atas (top/roof). Perlapisan berselang (cross bedding)Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya oleh lapisan berikutnya yang berlainan sudutnya. Terutama terdapat di batupasir. Gelembur gelombang (current ripple)Bentuk perlapisan bergelombang, seperti berkerut dalam satu lapisan.

Fossil dan mineral jika ditemui pada saat coring.

Kemas (fabric) adalah sifat hubungan antar butir, kesatuannya di dalam satu massa dasar atau di antara semennya. Istilah kemas terbuka digunakan untuk butiran yang tidak saling bersentuhan, dan kemas tertutup untuk butiran yang saling bersentuhan.

Porositas (porosity) adalah perbandingan antara jumlah volume rongga dan volume keseluruhan dari satu batuan. Dalam hal ini dapat dipakai istilah-istilah yang kualitatif yang merupakan fungsi daya serap batuan terhadap cairan, yaitu porositas sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), buruk (poor). Cara menentukannya yaitu diuji dengan meneteskan cairan.

Semen dan Massa Dasar (matrix).Semen adalah bahan yang mengikat butiran. Semen terbentuk pada saat pembentukan batuan, dapat berupa silika, karbonat, oksida besi atau mineral lempung. Massa dasar (matrix) adalah massa dimana butiran/fragmen berada dalam satu kesatuan. Massa dasar terbentuk bersama fragmen pada saat sedimentasi, dapat berupa bahan semen atau butiran yang lebih halus.

Sementasi (sementation)Pada batuan yang bersifat besementasi akibat kandungan kalsium karbonat dan mengandung butiran kasar memiliki sementasi yang bervariasi seperti tabel berikut.Tabel 3Kriteria sementasi batuan berdasarkan SNI.

Kekerasan (hardness)Tingkat kekerasan batuan dapat dilakukan dengan uji penggoresan dengan menggunakan pisau saku atau palu geologi terhadap batuan tersebut. Tingkat kekerasan batuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.Tabel 4Tingkat kekerasan batuan berdasarkan SNI.

6.21. Gambar simbol litologi dan simbol core loss (apabila ada yang loss).6.22. Tulis tiap kemajuan coring, meliputi hal-hal sebagai berikut.a. Interval coring.b. Panjang coring yang dilakukan.c. Panjang core yang didapat.d. Deskripsi hasil coring per setiap lapisan yang diperoleh.e. CR (Core Recovery)

CR % = (Panjang Core Sample yang di peroleh /Panjang Coring yang dilakukan) X 100 %

6.23.Dokumentasikan seluruh kegiatan dengan mengambil beberapa foto. Sebaiknya menggunakan kamera digital yang memiliki resolusi tinggi terutama pada saat pengambilan foto sample batuan.

Cara Pengukuran KedalamanPada Aktivitas Pemboran