26
Pharmacy Science Rabu, 28 Maret 2012 Lisna Fauziah http://chocolate-purplepharmacy.blogspot.com/ 2012/03/laporan-kosmetologi-formulasi-shampo.html LAPORAN KOSMETOLOGI - FORMULASI SHAMPO BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Shampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, dan sedapat mungkin menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau. Dan merupakan produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain dari rambut.. Kata shampoo berasal dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif dari champna, "memijat". Di Indonesia dulu shampoo dibuat dari merang yang dibakar menjadi abu dan dicampur dengan air. Shampoo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut, pembentuk busa, pengental dan sebagainya yang berguna untuk membersihkan kotoran yang melekat pada rambut seperti sebum, keringat, sehingga rambut akan kelihatan lebih bersih, indah dan mudah ditata.

Literatur Farmasi Sampo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Literatur Farmasi Sampo

Pharmacy Science

Rabu, 28 Maret 2012

Lisna Fauziah

http://chocolate-purplepharmacy.blogspot.com/2012/03/laporan-kosmetologi-formulasi-shampo.html

LAPORAN KOSMETOLOGI - FORMULASI SHAMPO

BAB IPENDAHULUAN

I.1       Latar Belakang

Shampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud

keramas rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih,

dan sedapat mungkin menjadi lembut, mudah diatur dan berkilau.  Dan

merupakan produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan

minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain dari rambut..

Kata shampoo berasal dari bahasa Hindi champo, bentuk imperatif dari

champna, "memijat". Di Indonesia dulu shampoo dibuat dari merang yang

dibakar menjadi abu dan dicampur dengan air.

Shampoo adalah suatu zat yang terdiri dari surfaktan, pelembut,

pembentuk busa, pengental dan sebagainya yang berguna untuk membersihkan

kotoran yang melekat pada rambut seperti sebum, keringat, sehingga rambut

akan kelihatan lebih bersih, indah dan mudah ditata.

Shampoo banyak jenis dan typenya, formulanya dan klasifikasi preparat

seperti liquid, krim, pasta, shampoo anti dandruff, shampoo untuk anak-anak

dan sebagainya.

Sebuah formulasi shampoo yang baik mempunyai kemampuan khusus

yang dapat meminimalisasi iritasi mata, mengontrol ketombe (dandruff) serta

dapat memperbaiki struktur rambut secara keseluruhan.

Preparat shmapo harus meninggalkan kesan harum pada rambbut,

lembut dan mudah diatur, memiliki performance yang baik (warna dan

viskositas yang baik) harga yang murah dan terjangkau. Secara spesifik suatu

shampoo harus:

Page 2: Literatur Farmasi Sampo

      Mudah larut dalam air, walapun air sadah tanpa mengalami pengendapan

      Memiliki daya bersih yang baik tanpa terlalu banyak menghilangkan minyak

dari kulit kepala

      Menjadikan rambut halus, lembut serta mudah disisir

      Cepat bebusa dan mudah dibilas serta tidak menimbulkan iritasi jika kontak

dengan mata

      Memiliki pH yang baik netral maupun sedikit basa

      Tidak iritasi pada tangan dan kulit kepala

      Memiliki performa yang baik

Antidandruff shampoo merupakan shampooyang ditujukan untuk

mengontrol sel kulit mati dikulit kepala, formulasinya hamper sama seperti

shampoo lain tetapi ditambahkan bahan aktif seperti senium sulfide, zinc

pirythion, sulfur.

I.2       Tujuan Percobaan

      Mengetahui cara membuat sediaan shampoo yang aman dan nyaman digunakan

      Mengetahui metode-metode krim yang tepat      Mampu mengevaluasi sediaan shampo

BAB IILANDASAN TEORI

II.1     Shampo

Rambut memang mahkota bagi semua orang dan bisa dianggap sebagai

bingkai untuk wajah anda. Karena keindahan rambut sangat bisa menunjang

kecantikan dan keseluruhan penampilan anda.

Mencuci rambut memang persoalan mudah tetapi mungkin anda mengalami

kesulitan saat memilih jenis shampo yang cocok untuk diri anda sendiri. Karena

memang banyak sekali produsen shampo menawarkan kepada anda..

Shampoo, bila dicampur dengan air, dapat melarutkan minyak alami

yang dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut. Setelah mencuci rambut

dengan shampoo, biasanya digunakan produk conditioner agar rambut mudah

ditata kembali.

Page 3: Literatur Farmasi Sampo

Shampoo untuk bayi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak perih di

mata. Shampoo untuk binatang juga dapat mengandung insektisida untuk

membunuh kutu. Beberapa shampoo manusia tidak dapat digunakan untuk

binatang karena mengandung seng (misalnya shampoo anti ketombe). Logam

ini tidak beracun bagi manusia, namun berbahaya bagi binatang.

Selain itu terdapat juga shampoo dalam bentuk padat, yang lebih ringkas dan

mudah dibawa namun kurang praktis untuk rambut panjang.

Pada awalnya shampo dibuat dari berbagai jenis bahan yang diperoleh

dari sumber alam, seperti sari biji rerak, sari daging kelapa, sari abu merang

( sekam padi ).  Shampo yang menggunakan bahan alam sudah banyak

ditinggalkan, dan diganti dengan shampo yang dibuat dari detergen. 

Agar shampo berfungsi sebagaimana disebutkan diatas, shampo harus memiliki

sifat sebagai berikut :

      Shampo harus dapat membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan

cepat, lembut dan mudah dihilangkan dengan membilas dengan air.

      Shampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak berlebihan,

karena jika tidak kulit kepala menjadi kering.

      Shampo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi dapat

mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada didalam

komposisi shampo.  Kotoran rambut yang dimaksud tentunya sangat kompleks

yaitu : sekret dari kulit, sel kulit yang rusak, kotoran yang disebabkan oleh

lingkungan dan sisa sediaan kosmetik.

       Tidak mengiritasi kulit kepala dan juga mata.

      Shampo harus tetap stabil.  Shampo yang dibuat transparan tidak boleh

menjadi keruh dalam penyimpanan.  Viskosita dan pHnya juga harus tetap

konstan, shampo harus tidak terpengaruh oleh wadahnya ataupun jasadrenik dan

dapat mempertahankan bau parfum yang ditambahkan kedalamnya.

 Detergen yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan shampo

memiliki sifat fisikokimia tersendiri yang umumnya tidak sepenuhnya searah

dengan ciri sifat yang dikehendaki untuk shampo.  Umumnya, detergen dapat

melarutkan  lemak dan daya pembersihnya kuat, sehingga jika digunakan untuk

keramas rambut, lemak rambut dapat hilang, rambut menjadi kering, kusam dan

mudah menjadi kusut, menyebabkan sukar diatur.

Sifat detergen yang terutama dikehendaki untuk shampo adalah kemampuan

Page 4: Literatur Farmasi Sampo

membangkitkan busa.  Jenis detergen yang paling lazim diedarkan tergolong

alkil sulfat, terutama laurilsulfat, juga alkohol monohidrat dengan rantai C10 –

18.  Sifat detergen ini tergantung pada panjang rantai alkohol lemak yang

digunakan.  Homolog rendah seperti C12 ( lauril ) dan C14 ( miristil ) memiliki

sifat yang lebih baik dibandingkan dengan homolog yang lebih tinggi seperti

C16 ( palmitil ) dan C18 ( stearil ) dalam hal memberikan busa dan basah

dengan sifat pembersih yang baik, meskipun suhu rendah.  Detergen alkilsulfat

yang dibuat dari alkohol lemak, kelarutannya menurun  dengan meningkatnya

homolog rantai karbonnya, sehingga shampo yang dibuat dari detergen

alkilsulfat dengan atom C16-18 tidak dapat disimpan pada suhu rendah. 

Kelarutan detergen alkilsulfat dalam air berkurang, sehingga tidak begitu

berbusa, lagipula detergen ini dipengaruhi oleh efek air sadah.

Detergen alkilsulfat dengan alkohol lemak dengan rantai karbon kurang dari

10 seperti C8 ( kaprilil ) dan C10 ( kapril ) lebih condong menunjukkan sifat

iritasi.

Detergen alkilsulfat dengan rantai karbon 12 – 14 adalah noniritan, memberikan

cukup busa pada suhu kamar, dan tidak mudah rusak dalam penyimpanan.

Trietanolamina ( TEA ) laurilsulfat dianggap paling luas dapat diterima

untuk digunakan dalam pembuatan shampo, disamping itu dalam penyimpanan

tetap stabil.  Amonium alkilsulfat, meskipun memiliki keaktifan pembersih yang

sedang, tetapi jarang digunakan untuk pembuatan shampo, karena suhu

padatnya tinggi.  Biasanya senyawa ini digunakan sebagai campuran detergen

seperti nampak pada amonium monoetanolamina atau amonium trietanolamina

alkilsulfat.  Shampo dengan formulasi tersebut memiliki pembersih dan

pembusa yang baik, rambut yang dikeramas dengan shampo ini masih mudah

diatur.

Di samping itu detergen yang digunakan untuk pembuatan shampo, harus

memiliki sifat berikut :

      Harus bebas reaksi iritasi dan toksik, terutama pada kulit dan mata atau

mukosa tertentu.

      Tidak boleh memberikan bau tidak enak, atau bau yang tidak mungkin ditutupi

dengan baik.

      Warnanya tidak boleh menyolok.

Page 5: Literatur Farmasi Sampo

Zat tambahan shampo

Untuk memperbaiki sifat detergen yang menunjukkan pengaruh jelek terhadap

rambut, perlu ditambahkan zat tambahan shampo dalam formulasi shampo.

      Alkolobromida asam lemak

Digunakan untuk meningkatkan stabilitas busa dan memperbaiki viskosita.  Zat

ini merupakan hasil kondensasi asam lemak dengan monoetanolamina ( MEA ),

dietanolamina ( DEA ), atau isopropanolamina yang sesuai.

      Lemak bulu domba, lanolin atau salah satu derivatnya, kolesterol, oleilalkohol,

dan asetogliserida

Digunakan untuk maksud memperbaiki efek condisioner detergen dasar shampo

yang digunakan, sehingga rambut yang dikeramasshampokan akan mudah diatur

dan memberikan penampilan rambut yang serasi.

      Asam amino

Terutama asam amino essensial, digunakan sebagai zat tambahan shampo

dengan harapan, setelah rambut dikeramas-shampokan, zat ini akan tetap

tertinggal pada kulit kepala dan rambut, dan berfungsi sebagai pelembab, karena

asam amino memiliki sifat higroskopik yang akan memperbaiki kelembaban

rambut.

      Zat tambahan shampo lain

Terdiri dari berbagai jenis zat, umunya diharapkan untuk menimbulkan efek

terhadap pembentukan dan stabilisasi busa ; meliputi zat golongan glikol,

provinilpirolidon, karboksimetilselulosa, dan silikon cair, terutama yang

kadarnya lebih kurang 4%.

Jenis-jenis shampo

      Shampo bubuk

Sebagai dasar shampo digunakan sabun bubuk, sedangkan zat pengencer

biasanya digunakan natrium karbonat, natrium bikarbonat, natrium

seskuikarbonat, dinatrium fosfat, atau boraks.

      Shampo emulsi

Shampo ini mudah dituang, karena konsistensinya tidak begitu kental. 

Tergantung dari jenis zat tambahan yang digunakan, shampo ini diedarkan

dengan berbagai nama seperti shampo lanolin, shampo telur, shampo protein,

shampo brendi, shampo lemon, shampo susu atau bahkan shampo strawberry.

Page 6: Literatur Farmasi Sampo

      Shampo krim atau pasta

Sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai

sedang yang dapat memberikan konsistensi kuat.  Untuk membuat shampo pasta

dapat digunakan malam seperti setilalkohol sebagai pengental.  Dan sebagai

pemantap busa dapat digunakan dietanolamida minyak kelapa atau

isopropanolamida laurat.

      Shampo larutan

Merupakan larutan jernih.  Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi

shampo ini meliputi viskosita, warna keharuman, pembentukan dan stabilitas

busa, dan pemgawetan.

Zat pengawet yang lazim digunakan meliputi 0,2 % larutan formaldehid 40 %,

garam fenilraksa; kedua zat ini sangat racun, sehingga perlu memperhatikan

batas kadar yang ditetapkan pemerintah.  Parfum yang digunakan berkisar

antara 0,3 – 1,0 %, tetapi umumnya berkadar 0,5 %.

II.2     Zat Tambahan

      Sodium lauryl sulfate Sinonim           : Natrii lauryl sulphate Rumus molekul : C12 H25 NaO 4

Berat molekul  : 288.38 Pemerian         : serbuk putih, atau cream sampai Kristal kuning Fungsi                         : surfaktan anionic, emulsifying agent (0.5-2,5%), detergen

pada             shampoo (≈10%) pH                   : 7.0-9,5 kelarutan         : sangat larut dalam air, praktis tidak larut dalam eter dan

kloroforom OTT                 : garam alkaloid, dan mengendap dengan garam potassium.      Oleic acid Sinonim           : asam oleat Rumus molekul           : C18 H34O2

Berat molekul : 282,47 Fungsi                         : emulsifying agent Kelarutan        : sangat larut dalam benzene, kloroforom, ethanol 95%, eter,

heksan,praktis tidak larut dalam air OTT                 : aluminium, kalsium, logam berat, larutan iodine,, asam

perklorat, dan zat pengoksidasi      Triethanolamin Sinonim           : TEA Rumus molekul : C6H15NO3

Berat molekul : 149,19 Fungsi                         : emulsifying agent pH                   : 10,5

Page 7: Literatur Farmasi Sampo

Kelarutan        : tidak larut dalam aceton, etanol, methanol, dan air, benzene 1 in 24, larut  dalam kloroform.

OTT                 : asam mineral, asam lemak, copper, tionyl klorida      Methyl paraben Sinonim           : nipagin Rumus molekul : C8H8O3

Berat molekul : 153,13 Fungsi                         : antimikroba( topical 0,02-0,3%) Pemerian         : serbuk berwarna putih,  tidak berwarna, serbuk Kristal Kelarutan        : sangat larut dalam aseton,etanol 1 in 2, etanol 95% 1 in 3, eter 1

in 10 air 1 in 400 OTT                 : surfaktan nonionic      Sulfur Sinonim          : belerang Pemerian         : tidak berbau,, tidak berasa, serbul lembek, bebs butiran, kuning

keabuan pucat atau kuning kehijeuan pucat. Kelarutan        ; praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam

karbondisulfida P, sukar larut dalam minyak zaitun,sangat sukar larut dalam etanol 955

Khasiat           : antiskabies      Acidium salicycum Sinonim           : asam salisilat Pemerian         : hablur ringan tidak berwarna atau serbuk putih, hampir tidak

berbau, rasa agak manis dan tajam Kelarutan        : larut dalam 550 bagian air, dan dalam 4 bagian etanol 955,

mudah larut dalam kloroform, dan dalam eter, larut dalam larutan ammonium asetat,

Fungsi                         :  keratolitikum      Steararic acid Sinonim          : asam stearat Rumus molekul : C 15H36O2

Berat molekul             : 284,47 Fungsi                         : emulsifying agent 91-20%) Pemerian         : keras, putih,,  Kristal putih, atau putih kekuningan, serbuk. Kelarutan        : sangat larut dalam benzene, karbon tetraklorida, kloroform, dan

eter, larut dalam etanol, heksan dan propilenglikol, praktis tidak larut dalam air OTT                : logam hidroksida dan zat pengoksidasi      White wax Sinonim           : lilin putih Fungsi             : emulsifying agent Kelarutan        : larut dalam kloroform, eter,fixed oil, minyak yang mudah

menguap, dan karbon disulfide, praktis tidak larut dalam air OTT                 : zat pengoksidasi      Cetyl alcohol Sinonim : cetil alcohol Rumus molekul : C 16H34O Berat molekul : 242,44 Fungsi : coating agent, emulsifying agent OTT : zat pengoksidasi kuat

Page 8: Literatur Farmasi Sampo

BAB IIIMATERI DAN METODE

III.1    Alat       Erlenmeyer

      Cawan porselen

      Beker glass

      Mortir

      Lumpang

      Penangas

      Spatula

III.2    Bahan      Asam salisilat              3%

      Natrium lauryl sulfat   30%

      Asam oleat                  20%

      Trietanolamin              10%

      Nipagin                       0,2%

      Parfum                                    qs

      Aquadest                     ad 50 gram

III.3    Prosedur Kerja

      Asam oleat, Na lauryl sulfat dan aquadest dipanaskan diatas waterbath hingga

60º C

      Ditambahkan TEA perlahan – lahan sambil diaduk.

      Dimasukkan kedalam botol dan dibiarkan dingin.

      Ditambahkan parfum pada suhu 350C

  BAB IV

DATA DAN HASIL PENGAMATAN

I.1       Formula

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5

Page 9: Literatur Farmasi Sampo

Na Lauryl

sulfat 40%

Asam

salisilat 3%

Sulfur 2% Sulfur 2% Lilin putih

15%

Asam oleat

20%

Na lauryl

sulfat 30%

Na lauryl

sulfat 25%

Na lauryl

sulfat 30%

Adeps lanae

5%

TEA 10% asam oleat

20%

Asam stearat

7%

Asam stearat

7%

Cetil alcohol

5%

Nipagin 

0,2%

TEA 10% NaOH 1% NaOH 1% Na lauryl

sulfat 10%

Parfum Nipagin

0,2%

Nipagin

0,3%

Nipagin

0,3%

Parfum

Aquadest ad

50 gr

Parfum Parfum Parfum Nipagin

0,2%

Aquadest ad

50 gr

Aquadest ad

50gr

Aquadest ad

50gr

Aquadest ad

50gr

IV.2    Hasil Pengamatan

Formula/

evaluasi

1 2 3 4 5

viskositas kental kental Kental kental encer

pH 9 8 9 10 6,5

homogenitas homogen homogen homogen homogen homogen

Karakteristik

produk

Wangi,

putih

Wangi,

putih

Wangi,

putih

Wangi,

putih

Wangi,

putih

Pembentukan

busa

Terbentuk

banyak

busa

Terbentu

k banyak

busa

Terbentuk

banyak

busa

Terbentu

k banyak

busa

Terbentuk

banyak

busa

BAB VPEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami mebuat sediaan sampo, sampo merupakan

salah satu hair care, yang banyak digunakan oleh masyarakat luas. Sampo

adalah suatu sediaan yag terdiri dari surfactan, pelembut, pembentuk busa,

pengental dan bahan tambahan lainnya. Sampo mempunyai fungsi untuk

Page 10: Literatur Farmasi Sampo

membersihkan kotora yang ada di kulit kepala.

Praktikum kali ini dicobakan 3 formula sampo dalam bentuk sediaan

yang berbeda yaitu cream sampo, liquid sampo dan conditioner. Formula yang

pertama terdiri dari asam salisilat sebagai zat aktif yang mempunyai khasiat

sebagai keratolitik dan biasa digunakan dalam sampo anti ketombe. Dalam

formulasi ini digunakan asam salisilat sebesar 3%, asam salisilat. Formula yang

dikerjakan oleh kelompok 1 dan 2 dibedakan dalam hal konsentrasi natrium

lauril sulfat yang digunakan, untuk kelompok 1 konsentrasi natrium lauril sulfat 

sebesar 20%, sedangkan kelompok 2 sebesar 30%. Natrium lauril sulfat

merupakan surfactan anionic yang biasa digunakan dalam body care maupun

hair care, selain sebagai surfactan Na lauril sulfat pun dapat digunakan sebagai

pembentuk busa. Surfactan ini berfungsi untuk mengangkat kotoran yang ada di

kulit. Di beberapa negara eropa, Na lauril sulfat ini sudah dimodifikasi menjadi

bentuk Na laureth ester sulfat yang tingkat iritasi kulitnya lebih rendah. Asam

oleat yang digunakan dalam formulasi merupakan fase minyak yang berfungsi

sebagai zat pengemulsi, begitu pula dengan TEA (trietanolamin) yang

merupakan zat pengemulsi yang larut air (fase air), kedua sediaan ini yang

berperan dalam pembentukan cream sampo ini. Pengawet yang digunakan

dalam sediaan ini adalah nipagin atau metil paraben, yang merupakan pengawet

larut air. Pengawet ini biasa digunakan dalam sediaan farmasi oral maupun

topikal, namun untuk sediaan sampo yang menggunakan surfactan base seperti

pada sediaan ini nipagin kurang efectiv digunakan karena dalam periode

beberapa bulan saja sediaan akan berjamur. Sediaan ini pun merupakan cream

W/O, sehingga nipagin ini kurang efectiv.

Hasil dari formula ini menghasilkan sediaan cream sampo yang

memiliki pH sekitar 7-8 dengan kehomogenitasan yang baik, dan busa yang

terbentuk cukup banyak dan tahan lama, viskositas sediaan juga sangat baik.

Perbedaan sediaan antara hasil formula kelompok 1 dan 2 adalah masalah pH,

untuk formula pertama dengan konsentrasi Na lauril sulfat sebanyak 25%

memilki pH sekitar 7 dan busa yang dihasilkan lebih sedikit, sedangkan formula

2 dengan konsentrasi Na lauril sulfat 30%, pH nya sekitar 8 dan busa yang

dihasilkan lebih banyak, karena dengan kadar Na lauril sulfat yang tinggi akan

meningkatkan kebasaan dari sediaan dan Na lauril sulfat juga sebagai

pembentuk busa, maka dengan tingginya kadar Na lauril sulfat busa yang

Page 11: Literatur Farmasi Sampo

terbentuk juga lebih banyak. Hanya saja sediaan cream sampo ini jarang ditemui

di pasaran dan kurang praktis digunakan. Efek setelah penggunaan cream sampo

ini adalah berminyak/lengket pada rambut sehingga kurang menyenangkan

untuk digunakan, selain itu sediaan ini kurang praktis dalam penggunaannya.

Formula yang kedua adalah liquid sampo yang terdiri dari sulfur

sebagai antidandruff. Sulfur yang digunakan adalah sebesar 2% . Pada formula

ini juga digunakan Na lauril sulfat sebagai surfactan dan foam booster

(pembentuk busa), dan asam stearat sebagai zat pengemulsi. NaOH yang

digunakan berfungsi sebagai viscosity modifier, jadi NaOH ini akan

memperbaiki struktur polimer sehingga viskositas dari sampo menjadi lebih

baik. Hasil dari formula ini kurang baik dengan pH basa yaitu sekitar 10 dan

sulfur tidak bercampur dengan baik dalam sediaan tersebut, sehingga

kehomogenitasan dari sediaan ini sangat kurang. Bau dari sulfur sendiri kurang

menyenangkan sehingga sediaan mempunyai bau yang kurang baik meskipun

telah ditambahkan parfum. Nipagin pun kurang cocok dalam formula ini karena

sediaan ini merupakan sampo basis surfactan.

Formula yang ketiga adalah formula conditioner, perbedaan antara

conditioner dan sampo adalah, conditioner mempunyai viscositas yang lebih

tinggi dan tidak menghasilkan busa yang banyak seperti sampo, dan pH

cenderung netral hingga sedikit asam. Untuk menambah viskositas dari sediaan

sampo sehingga menjadi conditioner biasanya ditambahkan wax, wax yang

ditambahkan pada formulasi ini adalah lilin putih dan adeps lanae. Surfactan

yang digunakan sama seperti formula lainnya yaitu Na lauril sulfat, pada

formula ini digunakan cetil alkohol sebagai zat pengemulsi dan cetyl alkohol ini

larut dalam air. Pada formula ini juga digunakan propilenglikol segai humectan

dan peningkat penetrasi sediaan. Nipagin pun kurang efectiv jika digunakan

dalam sediaa ini kecuali jika dikombinasikan dengan pengawet lainnya.

Perbedaan antara formula 3 kelompok 6 (a) dan 7 (b) adalah dalam hal

konsentrasi lilin putih, adeps lanae, cetyl alkohol dan propilenglikol. Konsentasi

lilin putih pada formulasi a lebih banyak 5%, dan konsentrasi adeps lanae pada

formula a lebih sedikit 5%, untuk cetyl alkohol pada formula a lebih sedikit 2%

dibandingkan formula b. Dengan formula ini seharusnya hasil sediaan dari

formula a mempunyai viskositas yang lebih tinggi dari formula b, namun

ternyata formula a hasilnya lebih encer dari formula b, sedangkan formula b

Page 12: Literatur Farmasi Sampo

mempunyai viskositas dan homogenitas yang baik, dan mempunyai kesan

lembut.

Hal-hal yang menyebabkan terhadinya sediaan yang encer ini antara

lain, panas yang digunakan kurang maksimal sehingga sediaan menjadi encer

dan faktor pengadukan juga sangat mempengaruhi.

BAB VIKESIMPULAN

1. Sampo merupakan salah satu sediaan hair care yang umum digunakan.

Bentuk fisik sampo ada beberapa macam antara lain, cream, liquid dan pasta.

2. Formulasi sampo yang paling mendasar adalah penggunaan surfactan seperti

Na lauril sulfat, dan jika terdiri dari 2 fasa sangat diperlukan adanya zat

pengemulsi.

3. Pembuatan sampo harus sangat diperhatikan penggunaan suhu saat

pencampuran dan lamanya pengadukan agar dihasilkan sampo dengan

konsistensi dan homogenitas yang baik.

4. Evaluasi yang dapat dilakukan terhadap sediaan sampo antara lain: viskositas,

pH, homogenitas, bobot jenis, uji mikrobiologi, daya bersih, pembentukan busa

dan karakteristik produk.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.resep.web.id/tips/kenali-istilah-shampo-anda.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/Shampoo

http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1819623-tips-memilih-shampoo/

Anonim. 1985. Formularium Kosmetik Indonesia. Jakarta : Depkes RI

Anonym. 1979. Farmakope Edisi Ketiga. Jakarta: Depkes RI

Wade, Ainkey, Paul, J.Walker.1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients Second Edition. London: Pharmaceutical Press

Larutan Penyangga dalam Bidang

Page 13: Literatur Farmasi Sampo

Industri a. Bidang Farmasi(Obat-Obatan)

Dalam indutri farmasi, larutan penyangga berperan untuk pembuatan obat-obatan agar zat aktif dari obat tersebut mempunya pH tertentu. Dalam bidang farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH akan menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik harus disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah.

Aspirin

Struktur Aspirin

Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet

Page 14: Literatur Farmasi Sampo

aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.

. Bidang Industri Makanan dan Minuman Ringan

Selain itu larutan penyangga juga digunakan unutk industri makanan dan minuman ringan seperti yang sering digunakan adalah Natrium asetat dan asam sitrat.

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.

Page 15: Literatur Farmasi Sampo

Lemon

Struktur Asam Sitrat

Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7. Struktur asam sitrat tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.

Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air.

Copyright 2012 by Siti

Shampoo Sham (SLS)http://www.snopes.com/inboxer/household/shampoo.asp

Barbara and David P. Mikkelson12 Maret 2009

Origins:   Sodium lauryl sulfate (also known as sodium laurel sulfate, or SLS) and its chemical relative, sodium laureth sulfate (i.e., sodium lauryl ether sulfate, or SLES), are substances used

Page 16: Literatur Farmasi Sampo

in products such as shampoo, toothpaste, and mouth rinses as foaming and cleansing agents, producing the lather and clean hair we all know and love. (SLS, because it is cheaper to produce, is more commonly used than SLES. The first clue that whoever authored the message quoted above doesn't quite have all the facts is that he's confused the abbreviation for one with the name of the other.) Sodium lauryl sulfate is an irritant, and a shampoo containing 15% SLS is mainly tolerable only because it comes in contact with the scalp for just a few minutes and is diluted with water while in use. Should you get some in your eyes you'd certainly want to flush it out as soon as possible, and you really don't want to swallow the stuff. Those are the greatest dangers SLS poses to the average consumer, however. The U.S. Food and Drug Administration does require that fluoride toothpastes shipped as of 7 April 1998 carry a warning label about the dangers of swallowing too much toothpaste, and sodium lauryl sulfate is one of the three ingredients (along with sorbitol and fluoride) identified as posing a health risk. Because it causes cancer? No, because it can cause diarrhea.

Sodium lauryl sulfate is even found in food products such as candy. For example, it's an ingredient in Candy Bubbles, described as "Bubbles you can eat!" Although the label warns that the product should not be eaten outright, Candy Bubbles are touted as a fat-free, calorie-free edible product. Hardly something the Food and Drug Administration would allow to remain on the market if one of its ingredients were known to cause cancer.

Additionally, all manufacturers of hazardous chemicals in the U.S. are required by the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), a part of the U.S. Department of Labor, to file Material Safety Data Sheets (MSDS) for those products. An MSDS "contains written or printed material concerning a hazardous chemical as prescribed by law," including information "needed to insure the safety and health of the user at all stages of [the chemical's] manufacture, storage, use, and disposal." Examining the MSDS for sodium lauryl sulfate, we find that the "Health Hazard Data" section that SLS can produce some rather nasty side effects if you inhale or ingest it, get it in your eyes, or leave it in contact with your skin for too long. But we already knew all that, and the general results of this misuse are symptoms such as skin irritation or nausea, not cancer.

In fact, three different agencies — the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the National Toxicology Program (NTP), and the International Agency for Research on Cancer

Page 17: Literatur Farmasi Sampo

(IARC) have all rated SLS as being non-carcinogenic.

How about the rest of this message? Should we be concerned because "the fact is that SLS is used to scrub garage floors, and it is very strong"? Not really. Detergent is detergent; the same properties that make a substance useful for cleaning your hair make it useful for cleaning your clothes or a garage floor. Obviously you wouldn't want to use the same strength of a substance such as SLS on your hair as you would on a garage floor, and that's why shampoos typically contain no more than a 15% SLS solution. Cinnamon oil is "very strong" too, and you'd burn your mouth something terrible if you swallowed it undiluted. That doesn't mean that lesser concentrations of cinnamon oil are harmful, though.

Well, how about the writer's claim that "I called the company and told them their product contains a substance that will cause people to have cancer, and they say they know it but there is nothing they can do about it. They need that product to produce foam"? Didn't these shampoo manufacturers learn anything from the tobacco companies, who denied admitting that cigarette smoking causes cancer despite all the evidence to the contrary (and despite the warning labels that cigarette packages have been required to carry for over thirty years now)? If the government allowed shampoo companies to sell products containing known carcinogens without requiring them to place warning labels on their products, why in the world would they freely admit it to anyone who asked?

We're also warned that "[r]esearch has shown that in the 1980's, the chance of getting cancer is one out of 8000 and now in the 1990's, the chances of getting cancer is one in three," as if the chances of contracting cancer had skyrocketed in the last few decades (with the implication that substances such as SLS are to blame for this rise). According to the American Cancer Society, the "probability that an individual, over the course of their lifetime, will develop cancer or die from it" was one in three for both men and women in the 1980s, and one in two for men and one in three in women in 1998. Hardly the alarming jump claimed by the scarelore writer. You might still think that one in three sounds awfully high, and that something must be causing all this cancer, something that didn't exist or wasn't in common use several decades ago, when far fewer people died or cancer. It's true that something causes cancer, but it's a fallacy to assume that this something wasn't around back in the days when fewer people died of cancer. A large part of the reason that so many people die of cancer these days is that they live much longer and don't die of something else first. Everybody dies of something, and since relatively few people these days die of smallpox or the plague

Page 18: Literatur Farmasi Sampo

or the measles or tuberculosis or polio or any of a number of other maladies we've cured or eliminated, they're around long enough to contract cancer. It's hardly alarming that people die of cancer in their seventies instead of dropping dead of heart attacks in their fifties. And as for the "hope [that] we can stop giving ourselves the cancer virus," we don't have much to worry about there, since most forms of cancer aren't caused by a virus in the first place.

So where does the idea that SLS is carcinogenic come from? Back in the 1970s some shampoos were found to be contaminated with small amounts of nitrosamines, which are carcinogenic. Ethanolamine lauryl sulfates used in these shampoos were determined to be the source of the nitrosamine contamination, and manufacturers took corrective action. Perhaps someone is now confusing ethanolamine lauryl sulfate with sodium lauryl sulfate. Or, since the "SLS is dangerous" message has been widely disseminated by sellers of "alternative" or "all natural" products who tout that their wares don't contain SLS, perhaps someone in the "natural products" business deliberately created the message as a way of drumming up sales.

In March 2009, the organization Campaign for Safe Cosmetics reported they had found trace amounts of two substances characterized as probable carcinogens by the EPA (1,4 dioxane or formaldehyde) in a number of different baby bath products. The FDA has not established a safe limit for 1,4 dioxane in shampoo products and maintains that trace amounts of that substance which are typically found in such products are not harmful.