Upload
fitra-hanif
View
140
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Listrik Magnet
Citation preview
BAB :
Bahan Magnet ( diamagnet, paramagnet, ferromagnet, anti-
ferromagnet, ferrimagnet ), Torque dan gaya pada dipol, Efek
medan magnet pada orbital atom, Magnetisasi ( M )
Bahan Magnet
Magnet terbaik umumnya mengandung besi metalik. Namun ternyata unsur
lainpun menampilkan sifat magnetik. Disamping itu, bukan logam pun dapat
memiliki sifat magnet. Dalam teknologi modern digunakan magnet logam dan
keramik.
Tiap elektron atom akan memiliki momen magnetik yang disebut spin
elektron. Atom akan bersifat magnet bila ada ketidaksetimbangan dalam spin
elektron. Komposisi bahan magnet dibagi menjadi beberapa bagian sebagai
berikut.
Magnet Alam (batu magnet)
Magnet alam adalah mineral, Fe3O4 dalam fasa keramik alamiah dengan ion
O2- dalam kisi kps. Ion besi berada dalam lokalisasi intertisial rangkap 4 dan
rangkap 6. Secara lebih rinci dapat dilihat Fe2+ berada pada lokasi rangkap 6,
sedangkan ion Fe3+ terbagi rata pada rangkap 6 dan rangkap 4. Struktur ini
termasuk struktur yang disebut spinnel.
Magnet Logam
Besi kpr merupakan bahan magnet logam yang sering dijumpai. Bahan
logam lain yang memiliki permeabilitas maksimum yang sangat tinggi adalah
permalloy, sedangkan medan oersif yang tinggi adalah Alnico V.
Magnet Keramik
Magnet keramik seperti ferit terdiri dari senyawa ionik. Jadi besi berbentuk
Fe2+ atau Fe3+. Ion feros kehilangan dua elektron, yaitu dua elektron 4s dan satu
elektron 3d, jadi tersisa lima elektron yang tidak berpasangan.
Permeabilitas magnet merupakan konstanta pembanding antara rapat fluks
(B) dengan kuat medan (H) yang dihasilkan magnet. Untuk udara dan bahan non
magnetik, permeabilitas dinyatakan sebagai permeabilitas ruang kosong (µ0 = 4π x
10-7 H/m), sehingga
B/H = µ0
Untuk bahan lain maka permeabilitasnya sebanding dengan permeabilitas
ruang hampa dikalikan permeabilitas relatif bahan (µr), sehingga diperoleh
B/H = µ0 µr
Permeabilitas relatif didefinisikan sebagai
sehingga pada ruang hampa µr = 1 dan µr . µ0 = µ. Dengan konstanta
permeabilitas, maka karakteristik kemagnetan suatu bahan dapat digambarkan
dalam kurva perbandingan B – H seperti pada gambar 1 sebagai berikut.
Gambar 1. Kurva perbandingan B – H dari berbagai bahan
Bila magnetisasi, , linier terhadap intensitas magnet, , maka
Maka induksi magnet juga linier terhadap intensitas magnet melalui
µ disebut permeabilitas magnet bahan.
1. Bahan Diamagnetik
Bahan diamagnetik terdiri atas atom-atom atau molekul-molekul yang tidak
memiliki dipol magnet permanen. Jika bahan tersebut di dalam magnet, sehingga
terinduksi momen dipol sedemikian rupa sehingga medan magnet di dalam bahan,
Bi, lebih kecil daripada medan magnet di luar, B.
2. Bahan Paramagnetik
Atom-atom dalam bahan paramagnetik memiliki momen dipol magnet
permanen namun arahnya dalam bahan bersifat acak jika ada medan magnet luar,
sehingga:
Jika diberikan medan magnet luar, sebagian dipol magnetnya akan terionisasi,
sehingga magnetisasinya menjadi:
êB adalah vektor satuan dari medan magnet dan N adalah jumlah dipol per m3.
Suseptibilitas magnetnya, , adalah sebagai berikut.
Gambar 2 berikut merupakan arah momen dipol magnet bahan ( ) tanpa
medan magnet luar dan ( ) dengan magnet luar.
Gambar 2. Arah momen dipol magnet bahan
3. Bahan Feromagnetik
Dalam bahan ini, ada beberapa kemungkinan terjadi magnetisasi permanen.
Artinya, walaupun tidak ada medan luar (tidak ada magnetisasi), bahan tersebut
bersifat magnetik. Hubungan antaramagnetisasi dan intensitas magnet, serta antara
induksi magnet dan intensitas magnet tidak linier.
Untuk bahan ferromagnetik, permeabilitas magnet µ tidak lagi konstan, tetapi
merupakan fungsi dati intensitas magnet.
Pandang suatu bahan ferromagnetik yang semula tidak dimagnetisasi yang
diletakan dalam magnet yang besarnya dapat diubah-ubah. Jika intensitas magnet
yang awalnya nol dinaikkan secara monotin, maka hubungan induksi magnet dan
intensitas magnet ditunjukkan dalam gambar berikut.
Gambar 3. Kurva magnetisasi bahan
Jika intensitas magnet H diperbesar dari nol secara kontinu, maka harga B akan
mengikuti lengkungan magnetisasi hingga mencapai H maksimum. Kemudian
jika nilai H diperkecil, nilai B tidak mengikuti lengkungan magnetisasi semula,
sehingga untuk nilai H yang sama, nilai permeabilitas ada dua. Meskipun
intensitas H = 0, nilai B tetap ada. Untuk menghilangkan nilai B diperlukan
intensitas magnetik balik (-H). Jika intensitas magnet balik diperbesar, maka
magnetisasi M dan juga B akan berubah arah (–M dan –B) dan kembali ke titik
awal (simetris). Hal tersebut dapat digambarkan dalam bentuk kurva yang disebut
kurva histeris.
Gambar 4. Kurva Histeris
Mayoritas bahan ferromagnetik adalah elemen logam transisi, seperti besi,
nikel, atau kobal. Jika bahan ferromagnetik dipanaskan di atas temperatur tertentu
(Temperature Curie, Tc), maka sifat magnetiknya akan hilang. Proses tersebut
digambarkan pada gambar 5 berikut.
Gambar 5. Pemanasan bahan ferromagnetik
Torsi dan Gaya Pada Dipol Magnet
Berdasarkan perputaran kumparan yang membawa arus I yang muncul
dari Medan Magnetik Uniform yang dihubungkan langsung secara parallel ke
dasar kumparan, yang ditunjukkan oleh Gambar 29.12a. Tidak ada gaya Magnet
yang terjadi pada sisi 1 dan 3 dikarena kabel-kabel yang berada dalam rangkaian
berbentuk parallel, Maka untuk rangkaian ini berlaku L x B = 0. Namun pada sisi
2 dan 4 terjadi Gaya Megnetik,di karenakan sisi-sisi ini letaknya tegak lurus
dalam rangkaian. Besar gaya ini dapat dilihat dari persamaan 29.3, yaitu :
F2 = F4 = IaB
Arah F2 adalah gaya yang ditimbulkan oleh kabel 2 yang menuju keluar
rangkaian, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 29.12a, dan F4 adalah gaya yang
ditimbulkan oleh kabel 4 yang arahnya masuk kedalam rangkaian . Kita dapat
melihat kumparan pada sisi kabel 3 dan kemudian sisi kabel 2 dan 4, serta dua
gaya F2 dan F4 dan arah gayanya seperti yang ditunjukkan gambar 29.12b,
mempunyai arah gaya yang berbeda tetapi tidak dalam kabel yang sama
melainkan berlainan. Jika rangkaian mempunyai sumbu/poros, maka putarannya
terdapat pada titik O, disini dua gaya tersebut dihasilkan disekitar titik O dan torsi
berotasi dalam rangkaian searah jarum jam. Besar Torsi Tmax adalah :
Dimana lengan momentum disekitar titik O adalah b/2 untuk setiap gaya.
Karena rangkaian ini berbentuk rangkaian tertutup, sehingga A = ab,dan Torsi
maksimum adalah :
Tmax = IAB
Perlu di ingat, hasil Torsi-maksimum ini hanya berlaku terhadap Medan
Magnet yang rangkaiannya berbentuk parallel .Pada sisi 3 dapat dirasakan arus
yang terdapat pada sumbu rotasi searah jarum jam, seperti yang terlihat pada
gambar 29.12b, apabila arah arus berbalik,arah gaya juga akan berbalik, dan
perputaran cendrung akan berlawanan arah jarum jam.
Sekarang kita anggap Medan Magnetik Uniform membentuk sudut ᶿ 90°
dengan garis tegak lurus dengan alas rangkaian seperti gambar 29.13a. untuk
mempermudah, kita anggap B menjadi tegak lurus terhadap sisi 1 dan sisi 3.
Dalam kasus ini, gaya magnetic F2 dan F4 mengerahkan pada sisi 2 dan sisi 4
melewati satau sama lain dan tidak mengeluarkan torsi karena gaya tersebut
terlewat seperti biasa. Gaya yang berada pada sisi 1 dan 3, F1 dan F3 .
Berdasarkan pada akhir gambar yang terdapat pada gambar 29.13b, perlu
di ingat bahwa lengan momentum dari F1 berada pada titik O dengan persamaan
(a/2) sin ᶿ. Demikian juga dengan lengan momentum F3 berlaku rumus yang
sama. Karena, F1 = F3 = IbB, Torsi disekitar titik O mempunyai besaran :
Dimana :
A = ab adalah area rangkaian, hasil ini menunjukkan nilai torsi maksimum yaitu
IAB dimana bidang tegak lurus dengan alas rangkaian dan membentuk
jika kita melihat pada gambar 29.12, akan bernilai 0 jika bidang parallel normal
terhadap alas rangkaian yaitu
dan seperti yang dapat kita lihatdari gambar 29.13 rangkaian cendrung berotasi
dan menurunkan nilai ᶿ (seperti area vector A berotasi menuju arah bidang
magnetic).
Gambar
Untuk mendeskripsikan gaya yang terdapat dalam perputaran arus dalam
rangkaian dalam gambar 29.13, jika medan magnetic seperti terdapat dalam
gambar serta penurunan besaran terjadi dari kiri ke kanan.
Dapat dikatakan bahwa torsi dikerahkan pada rangkaian yang terdapat
Medan Magnetik Uniform B adalah :
Dimana A, vector yang ditunjukkan dalam gambar 29.13 adlah tegak lurus
pada alas rangkaian dan mempunyai besaran yang sama dengan area rangkaian.
Kita menunjukkan arah A dengan menempatkannya disebelah kanan untuk
mendeskripsikan gambar 29.14. saat kamu mengepalkan jari tangan kanan tepat
pada arah arus rangkaian, jempol mu akan menunjukkan arah A . maka IA adalah
Momentum magnetic Dipole atau biasa disebut dengan Momentum magnetic
dalam rangkaian :
Satuan Internasional (SI) daripada Momentum magnetic dipole adalah
dengan menggunakan definisi ini, kita dapat mengetahui torsi yang dikerahkan
membawa arus rangkaian dalam medan magnet B seperti :
Perlu diingat, hasil persamaan ini di analogikan dengan persamaan sebelumnya
yaitu :
Untuk torsi yang dikerahkan didalam listrik dipole yang berada dalam
bidang E dimana p adalah momentum listrik dipole.
Efek Medan Magnet Pada Orbit Atom
Dalam medan magnetik, energi keadaan atomik tertentu bergantung pada
harga ml seperti juga pada n. Keadaan dengan bilangan kuantum total n terpecah
menjadi beberapa sub-keadaan jika atom itu berada dalam medan magnetik, dan
energinya bisa sedikit lebih besar atau lebih kecil dari keadaan tanpa medan
magnetik. Gejala itu menyebabkan “terpecahnya” garis spektrum individual
menjadi garis-garis terpisah jika atom dipancarkan ke dalam medan magnetik,
dengan jarak antara garis bergantung dari besar medan itu.
Efek Zeeman adalah gejala tambahan garis-garis spektrum jika atom-atom
tereksitasi diletakan dalam medan magnet (terpecahnya garis spektral oleh medan
magnetik). Suatu elektron bermassa m bergerak dalam suatu orbit berjari-jari r
dengan frekuensi f dan momendtum sudut elektron L. Gerakan elektron ini
menghassilkan arus. Gerakan elektron ini juga menimbulkan medan magnetik
maka pada kejadian ini muncul momen magnetik
BAB :
Medan magnet oleh bahan
termagnetisasi ; bound
currents ; medan magnet
aplikasi H ; suspectibilitas magnetik dan permeabilitas magnetik ;
ferromagnetisasi
Medan magnet oleh bahan termagnetisasi
Medan magnet, dalam
ilmu Fisi ka, adalah suatu medan
yang dibentuk dengan
menggerakan muatan listrik
(arus listrik) yang menyebabkan munculnyagaya di muatan listrik yang bergerak
lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet
dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang
menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen"). Sebuah medan
magnet adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang
vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang
dengan arah jarumkompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.
Termagnetisasi, adalah timbulnya medan magnet pada bahan saat suatu bahan
dialiri listrik. Maka bahan tersebut akan mempunyai medan magnet sendiri. Hal
ini disebut magnetisasi, karena adanya aliran listrik di sekitar bahan, akan
membuat bahan tersebut mempunyai medan magnet.
Bound Currents, Magnetisasi (M) membuat kontribusi terhadap kerapatan
arus J , yang dikenal sebagai kerapatan magnetisasi atau bound currents :
sehingga kepadatan arus total yang masuk persamaan Maxwell diberikan oleh
dimana J f adalah rapat arus listrik juga disebut arus bebas
Medan magnet aplikasi H, Bila di dalam bahan terdapat arus bebas, misal
listrik yang mengalir melalui kawat yang di masukkan ke dalam bahan
termagnetisasi, atau arus bebas yang mengalir di dalam bahan jika bahan yang
termagnetisasi itu adalah konduktor, maka arus totalnya adalah:
J = Jb + Jf
Hukum Ampere dalam bahan termagnetisasi menjadi :
Atau
Medan magnet luar dalam bentuk medan H yang didefinisikan sebagai:
H = B0 /μ0
Atau
Sehingga:
Karena
Dan
Maka untuk medium linear berlaku hubungan
Atau
Dimana
Suseptibilitas Magnetik, Kerentanan magnetik adalah pengukuran yang tidak
merusak dan biaya efektif metode penentuan keberadaan besi tanah mineral di
sedimen. Seluruh inti, individu atau endapan contoh, dihadapkan ke eksternal
magnetic field yang menyebabkan sedimen menjadi magnetized menurut jumlah
Fe tanah mineral hadir dalam sampel.
Kerentanan magnetik adalah ukuran kemudahan yang tertentu sedimen yang
magnetized bila terkena magnetis ke lapangan. Kemudahan proses mengisikan
maknit yang akhirnya berkaitan dengan konsentrasi dan komposisi (ukuran,
bentuk dan mineralogi) dari bahan magnetizable didalam sampel.
Setiap inti memiliki endapan downcore variasi per unit volume pada
konsentrasi dan komposisi mineral magnetizable akan menghasilkan sebuah MS
kurfa mencerminkan perubahan tersebut.
Dalam sistem, seluruh core akan dipindahkan secara bertahap (biasanya dalam
1cm) oleh trek motor melalui kelemahan loop (dari berbagai ukuran) di bidang
magnetis yang dihasilkan dan yang rentan magnetizes sampel bahan (mineral atau
mineraloids) dalam sedimen. Contoh yang kaya, per unit volume, di magnetizable
zat tinggi akan menghasilkan pembacaan. Contoh yang miskin di magnetizable
zat, atau berisi diamagnetic mineral, akan menghasilkan nilai-nilai negatif atau
lebih rendah Magnetizable mineral termasuk mineral ferromagnetic (sangat
magnetizable) dan salah satu paramagnetic (cukupan magnetizable) mineral dan
zat lainnya. Mantan termasuk magnetite, bijih besi, besi titanium oxides,
pyrrhotite, maghemite, greigite dan goethite, mineral mampu memperoleh sisa
proses mengisikan maknit dan berguna bagi studi paleomagnetic. Yang terakhir
meliputi berbagai array dari semua benda yang mengandung Fe2 +, Fe3 +, atau
Mn2 + ions. Ini mungkin termasuk paramagnetic mineral tanah mineral (chlorite,
smectite dan glauconite), dan besi manggan carbonates (siderite, rhodochrosite),
ferromagnesian silicates (olivine, amphiboles, pyroxenes, dll), serta berbagai
ferric-oxyhydroxide mineraloids.
Permeabilitas magnetic
Permeabilitas magnetic merupakan konstanta pembanding antara rapat fluks
(B) dengan kuat medan (H) yang dihasilkan magnet. Untuk udara dan bahan non
magnetic, permeabilitas dinyatakan sebagai permeabilitas ruang kosong (µ0 =
4π.10-7H/m), sehingga
Untuk bahan lain maka permeabilitasnya sebanding dengan permeabilitas
ruang kosong dikalikan permeabilitas relative bahan (µr), sehingga diperoleh
Ferromagnetisasi,
adalah mekanisme dasar dari bahan tertentu (seperti besi ) membentuk magnet
permanen ,atautertarikpada magnet . Dalamfisika ,beberapajenis magnet dibedaka
n. Ferromagnetism (termasuk ferrimagnetism ) adalah jenis terkuat, itu adalah
satu-satunya jenis yang menciptakan kekuatan cukup kuat untuk dirasakan, dan
akibat atas fenomena umum magnet yang ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari . Zat lain merespon lemah untuk medan magnet dengan dua jenis
magnet, paramagnetisme dan diamagnetisme , tetapi kekuatan sangat lemah
sehingga mereka hanya dapat dideteksi oleh instrumen sensitif di
laboratorium. Contoh sehari-hari dari ferromagnetism adalah magnet
kulkas digunakan untuk menyimpan catatan di pintu kulkas. Daya tarik antara
materi magnet dan feromagnetik adalah "kualitas magnet pertama bagi dunia
kuno, dan untuk kita hari ini".
Magnet permanen (bahan yang mendapat magnet dari eksternal medan
magnet dan magnet tetap setelah bidang eksternal dihilangkan) yang baik
feromagnetik atau ferrimagnetic, seperti bahan lain yang terasa tertarik kepada.
Beberapa zat yang termasuk feromagnetik. Yang umum adalah
besi , nikel , kobalt dan sebagian besar paduan mereka