Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
15
BAB II
TELAAH LITERATUR
2.1 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai kini (present value) dari pendapatan mendatang
(future free cash flow), semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin besar
kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan (Ernawati dan
Widyawati, 2015). Yunitasari dan Priyadi (2014), menyatakan nilai perusahaan
mengikhtisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah keadaan
suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun proyeksi masa depannya (Brealey
et al., 2007). Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh
suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu
sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan
tersebut dijual dan suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika
kinerja perusahaan juga baik (Putra dan Andayani, 2014).
Menurut Setiadharma dan Machali (2017), menyatakan bahwa nilai
perusahaan adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan yang akan datang
dan mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan terhadap pemegang saham. Jika
kebutuhan pemegang saham terpenuhi, maka akan berdampak baik pada nilai
perusahaan. Bagi manajemen, nilai perusahaan adalah indikator bagi investor
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
16
tentang kinerja masa lalu perusahaan dan prospek perusahaan yang akan datang.
Untuk perusahaan yang belum go public, nilai perusahaan adalah jumlah yang
akan dibayarkan oleh pembeli jika perusahaan dijual. Sementara, untuk
perusahaan yang telah go public, nilai perusahaan dapat disimpulkan dari harga
saham di pasar modal. Nilai perusahaan adalah persepsi investor dalam tingkat
keberhasilan suatu perusahaan yang sering berafiliasi dengan harga saham. Harga
saham yang tinggi menciptakan nilai perusahaan yang tinggi. Kenaikan harga
saham mempengaruhi nilai perusahaan, yang membuat pemegang saham
mendapatkan lebih banyak keuntungan. Ketika harga saham meningkat,
kesejahteraan pemegang saham juga meningkat. Nilai perusahaan yang tinggi
tidak hanya menunjukkan kredibilitas kinerja perusahaan, tetapi juga prospek
perusahaan di masa depan.
Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat
dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi, dan adanya peluang investasi dapat
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Widodo dan Kurnia,
2016). Terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan
antara lain (Christiawan dan Tarigan 2007 dalam Abdullah, et al., 2017):
1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar
perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan dan ditulis
secara jelas dalam surat saham kolektif.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
17
2. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar
menawar dipasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham
perusahaan dijual di pasar saham.
3. Nilai intrinsik, merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu
perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik bukan sekedar
harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis
yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan dikemudian hari.
Nilai perusahan merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh
harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang
merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Badruddien, et
al., 2017). Ernawati dan Widyawati (2015), menyatakan bahwa bagi perusahaan
yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjual-belikan di
bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Semakin tinggi harga saham semakin
tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para
pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran
pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari
keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset. Meningkatnya
nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para
pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan
para pemilik juga akan meningkat (Yunitasari dan Priyadi, 2014). Menurut
Samosir (2017), nilai perusahaan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
18
karena dengan nilai perusahaan yang tinggi maka akan diikuti dengan tingginya
kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi
nilai perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan maka akan semakin tinggi juga
kemakmuran para pemilik saham. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat
pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada
prospek perusahaan di masa depan (Achmad dan Amanah, 2014).
Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan price to book value
(PBV). PBV merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga
pasar saham terhadap nilai bukunya. PBV menggambarkan seberapa besar pasar
menghargai nilai buku saham pada suatu perusahaan. Nilai buku per lembar
saham menggambarkan besarnya ekuitas yang dimiliki oleh setiap pemegang
saham biasa pada aset bersih perusahaan dari kepemilikkan satu lembar saham
(Weygandt, et al., 2015). Semakin tinggi rasio ini maka akan menunjukkan bahwa
pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Perusahaan yang berjalan dengan
baik, umumnya memiliki rasio PBV mencapai di atas satu, yang menunjukkan
bahwa nilai pasar lebih besar dari nilai bukunya. Rumus untuk mencari nilai
perusahaan yaitu (Subramanyam, 2014):
Keterangan:
Harga pasar per lembar saham : harga pasar saham per lembarnya.
Harga Pasar Per Lembar Saham
Nilai Buku Per Lembar SahamPBV =
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
19
Harga buku per lembar saham : harga saham yang tertera dalam lembar saham,
yang diperoleh dari total ekuitas dibagi dengan
saham yang beredar.
Menurut Weygandt, et al. (2015), harga pasar per lembar saham adalah
saham perusahaan yang dimiliki oleh publik dan diperdagangkan di bursa
terorganisir. Interaksi antara pembeli dan penjual menentukan harga per saham.
Menurut Kieso (2014) nilai buku per lembar saham dihitung dengan membagi
ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham beredar.
2.2 Profitabilitas
Menganalisis laporan keuangan melibatkan evaluasi tiga karakteristik: likuiditas,
profitabilitas, dan solvabilitas perusahaan (Weygandt, et al., 2015). Seorang
kreditor jangka panjang, seperti pemegang obligasi, melihat ukuran profitabilitas
dan solvabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan bertahan dalam
jangka waktu yang lama. Menurut Ernawati dan Widyawati (2015), profitabilitas
merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan)
dalam suatu periode tertentu. Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti:
laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva, dan tingkat
pengembalian ekuitas pemilik. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu
dasar penilaian kondisi suatu perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
20
Rasio profitabilitas mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi
perusahaan untuk jangka waktu tertentu (Weygandt, et al., 2015). Rasio
profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian
yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas juga mempunyai arti
penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka
panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut
mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang. Dengan demikian setiap
badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin
tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan
usaha tersebut akan lebih terjamin. Beberapa rasio profitabilitas yang digunakan
untuk melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan antara lain:
1. Profit margin
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat
penjualan yang dihasilkan perusahaan.
2. Asset turnover
Mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk
menghasilkan penjualan.
3. Return on assets (ROA)
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan
menggunakan total aset yang dimiliki oleh perusahaan.
4. Return on equity (ROE)
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pembelian
ekuitas pemegang saham.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
21
5. Earnings per share (EPS)
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang diperoleh dari
setiap lembar saham biasa yang beredar.
6. Price-earnings ratio (PER)
Menggambarkan perbandingan antara harga pasar per lembar saham terhadap
laba per lembar saham.
7. Payout ratio
Mengukur persentase pendapatan yang didistribusikan dalam bentuk dividen
tunai.
Profitabilitas diproksikan dengan menggunakan return on equity (ROE).
ROE mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. ROE
menunjukkan berapa banyak uang yang diperoleh dari laba bersih yang diperoleh
perusahaan untuk setiap uang yang diinvestasikan oleh investor. ROE merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari perusahaan dalam
mengelola ekuitasnya untuk mendapatkan laba. Semakin tinggi laba yang
diperoleh perusahaan atas ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut akan
membuat ROE juga semakin tinggi dan nilai perusahaan juga tinggi. Rumus untuk
ROE menurut Subramanyam (2014) adalah:
Keterangan:
Laba bersih : laba setelah pajak.
Laba Bersih
Rata-Rata Ekuitas Pemegang SahamROE =
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
22
Rata-rata ekuitas pemegang saham : rata-rata ekuitas pemegang saham yang
dimiliki oleh perusahaan, yang diperoleh
dari ekuitas pemegang saham pada periode t
ditambah dengan ekuitas pemegang saham
pada periode sebelumnya (t-1), kemudian
dibagi dua.
Menurut Weygandt, et al. (2015) laba bersih adalah jumlah di mana
pendapatan melebihi pengeluaran. Ekuitas pemegang saham adalah klaim
kepemilikan atas total aset perusahaan. Hal ini sama dengan total aset dikurangi
dengan total liabilitas. Menurut Subramanyam (2014) ekuitas adalah total
pendanaan yang diinvestasikan atau kontribusi dari pemilik dan pendapatan yang
diakumulasikan yang melebihi jumlah yang didistribusikan kepada pemilik sejak
berdirinya perusahaan.
Semakin positif profitabilitas maka nilai perusahaan juga semakin positif
pula. Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan Samosir (2017) variabel
profitabilitas hasilnya adalah profitabilitas berpengaruh signifikan secara simultan
dan parsial terhadap nilai perusahaan, semakin tinggi profitabilitas akan
meningkatkan nilai perusahaan. Dinyatakan bahwa nilai perusahaan sangat
dipengaruhi oleh perolehan profit perusahaan, semakin tinggi laba maka semakin
efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh
perusahaan. Menurut hasil penelitian dari Pertiwi, et al. (2016), menyatakan
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
23
bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial
terhadap nilai perusahaan, jika variabel profitabilitas bertambah maka nilai
perusahaan akan mengalami kenaikan juga. Dengan demikian maka dapat
dinyatakan bahwa semakin tinggi laba yang didapat oleh perusahaan, menandakan
semakin besar pula return dari para modal investor, yang akan membuat investor
tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut, maka permintaan
investasi akan naik dan harga saham juga akan tinggi, menandakan bahwa nilai
perusahaan juga akan meningkat. Hasil dari penelitian Normayanti (2017),
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
nilai perusahaan, artinya apabila profitabilitas mengalami kenaikan maka nilai
perusahaan akan mengalami kenaikan pula. Laba yang tinggi akan sangat
mempengaruhi pandangan investor terkait kinerja keuangan suatu perusahaan
sehingga membuat harga saham menjadi meningkat, membuat nilai perusahaan
juga akan meningkat. Hasil dari penelitian Hamidy, et al. (2015), menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan
signifikan, artinya bahwa peningkatan pendapatan bersih dapat meningkatkan
profitabilitas dan akan membuat harga saham perusahaan meningkat sehingga
menambah nilai perusahaan. Hal tersebut akan membuat investor tertarik dengan
nilai profitabilitas yang tinggi dan membuat peningkatan pada permintaan
terhadap saham dari perusahaan tersebut, kemudian nilai dari perusahaan akan
terdongkrak. Kemudian hasil dari penelitian Lubis, et al. (2017), menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,
hal tersebut menyatakan bahwa perusahaan menghasilkan dalam kondisi yang
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
24
menguntungkan sehingga akan memberikan sinyal positif bagi investor. Dengan
adanya sinyal positif bagi investor, hal tersebut merupakan daya tarik investor
untuk memiliki saham perusahaan tersebut, permintaan saham yang tinggi akan
membuat nilai perusahaan juga meningkat.
𝐻𝑎1: Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.3 Kebijakan Utang
Utang adalah sumber pendanaan eksternal yang diperoleh perusahaan untuk
menjalankan operasionalnya (Pertiwi, et al.,2016). Kebijakan utang perusahaan
merupakan tindakan manajemen perusahaan yang akan mendanai perusahaan
dengan menggunakan modal yang berasal dari utang. Menurut Samosir (2017),
kebijakan utang pada umumnya lebih banyak digunakan oleh perusahaan daripada
menerbitkan saham baru karena dirasa lebih aman, sehingga dengan demikian
semakin tinggi kebijakan utang yang dilakukan pada tingkat tertentu maka
semakin tinggi pula nilai perusahaan. Kebijakan utang dapat digunakan untuk
menciptakan suatu nilai perusahaan. Tetapi kebijakan utang bergantung pada
ukuran perusahaan. Perusahaan yang besar memiliki kelebihan yaitu mudah untuk
memenuhi dana dari utang pada pasar modal. Menurut Nainggolan dan Listiadi
(2014), menyatakan bahwa kebijakan utang adalah kebijakan yang dilakukan
perusahaan untuk mendanai operasinya dengan menggunakan utang keuangan
atau yang biasa disebut dengan financial leverage atau leverage keuangan.
Kebijakan utang berkaitan dengan struktur modal karena utang merupakan salah
satu komposisi dalam struktur modal.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
25
Kebijakan utang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER). Hal
tersebut menunjukkan semakin rendah tigkat utang suatu perusahaan maka nilai
perusahaan akan meningkat hal ini dikarenakan kewajiban perusahaan dalam
membayar utang terhadap kreditur berkurang sehingga profit yang dihasilkan
perusahaan meningkat dan menyebabkan harga saham perusahaan pun meningkat
sehingga nilai perusahaan tersebut akan meningkat pula baik dimata calon
kreditur maupun bagi pasar (Pertiwi, et al.,2016). Semakin tinggi DER artinya
perusahaan memiliki pinjaman utang yang tinggi daripada modal yang
dimilikinya. Dengan adanya utang yang tinggi, maka kewajiban perusahaan
berupa pembayaran utang beserta bunganya akan melekat pada perusahaan
tersebut. Perusahaan yang memiliki utang yang tinggi biasanya akan kurang
diminati oleh investor karena resiko yang dimiliki oleh perusahaan akan utang
tersebut akan membuat investor tidak yakin akan perusahaan tersebut. Dengan
banyaknya utang yang dimiliki oleh perusahaan dan membuat investor tidak
tertarik akan perusahaan tersebut, akan membuat harga pasar dari saham tersebut
rendah dan hal tersebut akan membuat nilai buku saham akan lebih tinggi dari
harga pasar saham tersebut, sehingga nilai dari PBV akan rendah dan akan
berdampak pada nilai perusahaan juga rendah. Rumus untuk DER menurut
Subramanyam (2014) adalah:
Keterangan:
Total kewajiban : total utang yang dimiliki oleh perusahaan.
Total Kewajiban
Ekuitas Pemegang SahamDER =
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
26
Ekuitas pemegang saham : total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
Menurut Weygandt, et al. (2015) kewajiban adalah klaim kreditur atas
total aset. Hal ini sama dengan total aset dikurangi dengan total ekuitas. Ekuitas
adalah hak residual atas aset yang telah dikurangi dengan seluruh hak milik
kreditor yaitu kewajiban atau liabilitas. Ekuitas secara umum terbagi atas modal
saham dan saldo laba. Menurut PSAK (IAI, 2016) ekuitas pemegang saham
adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitas.
Semakin positif kebijakan utang maka nilai perusahaan juga semakin
positif pula. Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan Samosir (2017) variabel
kebijakan utang hasilnya adalah berpengaruh signifikan secara simultan dan
parsial terhadap nilai perusahaan, semakin tinggi kebijakan utang akan
meningkatkan nilai perusahaan. Dinyatakan bahwa kebijakan utang merupakan
masalah yang menyangkut komposisi dana yang akan digunakan oleh perusahaan,
semakin baik komposisi dana yang ada dalam perusahaan maka akan semakin
baik juga nilai dari perusahaan. Hasil dari penelitian Pertiwi, et al. (2016)
menyatakan bahwa secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, namun
secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dinyatakan bahwa
semakin rendah tingkat utang suatu perusahaan maka nilai perusahaan akan
meningkat, hal ini dikarenakan kewajiban perusahaan dalam membayar utang
terhadap kreditur berkurang sehingga profit perusahaan akan meningkat dan
menyebabkan harga saham perusahaan meningkat dan nilai perusahaan tersebut
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
27
akan meningkat pula. Kemudian hasil dari Normayanti (2017), menyatakan bahwa
secara simultan kebijakan utang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,
namun secara parsial kebijakan utang tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Penggunaan utang yang berlebihan akan memperbesar risiko
perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga pemegang saham akan ragu
terhadap kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya, hal
tersebut akan berpengaruh pada laba bersih yang diperoleh perusahaan sehingga
nilai dari perusahaan akan menurun.
𝐻𝑎2: Kebijakan utang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.4 Ukuran Perusahaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (www.kbbi.web.id), ukuran
adalah hasil mengukur. Perusahaan adalah organisasi berbadan hukum yang
mengadakan transaksi atau usaha. Jadi ukuran perusahaan adalah besar kecilnya
organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha. Ukuran
perusahaan adalah suatu skala, yaitu dapat diklasifikasi besar kecilnya perusahaan
menurut berbagai cara, antara lain total aset, log size, nilai pasar saham dan lain-
lain (Nugraha dan Kurnia, 2017). Menurut Berliani dan Riduwan (2017), ukuran
perusahaan dapat menggambarkan tingkat produktivitas bahwa pasar akan lebih
tertarik pada ukuran perusahaan yang besar dibandingkan dengan yang kecil,
karena pasar beranggapan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan
yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan
yang baik. Perusahaan besar akan lebih banyak dipilih oleh para investor karena
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
28
adanya jaminan kepastian operasi serta prospek yang baik di masa depan. Ukuran
perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas operasi
suatu perusahaan, pada umumnya semakin besar suatu perusahaan maka akan
semakin besar pula aktivitasnya, dan ukuran perusahaan juga dapat dikaitkan
dengan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan (Abdullah, et al., 2017).
Menurut Ernawati dan Widyawati (2015), perusahaan besar memiliki
kontrol yang lebih baik (greater control) terhadap kondisi pasar, sehingga mereka
mampu menghadapi persaingan ekonomi, yang membuat mereka menjadi kurang
rentan terhadap fluktuasi ekonomi. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar
mempunyai lebih banyak sumber daya untuk meningkatkan nilai perusahaan
karena memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber-sumber informasi
eksternal dibanding perusahaan kecil. Ukuran perusahaan menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aset atau total
penjualan bersih, semakin besar total aset maupun penjualan maka semakin besar
pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan, berarti aset
yang dimiliki perusahaan pun semakin besar dan dana yang dibutuhkan
perusahaan untuk mempertahankan kegiatan operasionalnya pun semakin banyak
(Pratama dan Wiksuana, 2016). Perusahaan besar cenderung memiliki kondisi
keuangan yang lebih stabil, kemudian kestabilan tersebut menarik investor untuk
memiliki saham perusahaan tersebut (Mardiyati, et al., 2015).
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
29
Menurut Undang-Udang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Pasal
6, kriteria usaha dijelaskan sebagai berikut:
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
4) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2)
huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b, nilai nominalnya dapat diubah
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
30
sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan
Presiden.
Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang
nampak dalam nilai total aktiva perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan,
maka ada kecenderungan lebih banyak investor yang menaruh perhatian pada
perusahaan tersebut karena aset tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dalam
keadaan yang baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Ukuran
perusahaan diproksikan dengan log total assets. Semakin besar total aset yang
dimiliki oleh perusahaan, maka akan meningkatkan ukuran perusahaan yang
didapat dari keuntungan mengolah aset perusahaan tersebut atau dengan adanya
prospek yang baik dari kepemilikan aset perusahaan tersebut. Jika ukuran
perusahaan meningkat, maka akan membuat nilai perusahaan tersebut juga akan
meningkat. Jadi semakin besar total aset, maka semakin besar pula ukuran dari
perusahaan tersebut. Jika ukuran perusahaan besar, maka nilai perusahaan juga
meningkat. Rumus untuk mencari ukuran perusahaan yaitu (Nugraha dan Kurnia,
2017):
Size = Log (Total Asset)
Keterangan:
Log (total asset) : logaritma dari total aset perusahaan.
Menurut Weygandt, et al. (2015) aset adalah sumber daya yang dimiliki
oleh bisnis. Menurut PSAK No. 19 (IAI, 2016), aset merupakan sumber daya
yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
31
manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut diperkirakan mengalir ke entitas.
Aset terbagi menjadi dua jenis yaitu aset lancar dan aset tidak lancar.
Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nugraha dan Kurnia
(2017) variabel ukuran perusahaan hasilnya adalah ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena
ukuran perusahaan sejalan dengan risiko bisnis yang ada dan semakin besar
ukuran perusahaan, maka semakin besar resiko bisnis perusahaan tersebut. Dalam
penelitian Ernawati dan Widyawati (2015), ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti dengan ukuran perusahaan yang
tinggi maka cenderung nilai perusahaannya akan tinggi pula karena kondisi yang
lebih stabil dari perusahaan tersebut, sehingga menarik investor untuk memiliki
saham perusahaan tersebut. Hasil penelitian Berliani dan Riduwan (2017), ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena ukuran
perusahaan bukan faktor penting untuk dipertimbangkan dalam investasi. Hasil
penelitian menyatakan bahwa ukuran perusahaan bukanlah faktor yang penting
bagi investor untuk berinvestasi, namun investor lebih memiliki kecenderungan
untuk melihat faktor lain yang dianggap lebih mempengaruhi tingkat
pengembalian investasi yang dihasilkan oleh perusahaan. Hasil dari penelitian
Setiadharma dan Machali (2017) variabel ukuran perusahaan memiliki hasil tidak
ada efek antara ukuran perusahaan dan nilai perusahaan. Hal ini dijelaskan bahwa
nilai aset yang besar dari suatu perusahaan tidak menjamin bahwa kesan investor
terhadap perusahaan akan meningkat.
𝐻𝑎3: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
32
2.5 Keputusan Investasi
Investasi adalah komitmen dana untuk satu atau lebih aset yang akan diadakan
selama beberapa periode mendatang. Investasi berkaitan dengan pengelolaan
kekayaan investor yang merupakan jumlah pendapatan saat ini dan nilai sekarang
dari semua pendapatan masa depan (Jones, 2014). Tujuan investasi (Putri, 2017):
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang
Sesorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupya
dari waktu kewaktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan
tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang
akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau
hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang
usaha tertentu.
Keputusan investasi yang dilakukan sangatlah penting, hal ini karena
keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis
investasi yang akan dilakukan, pengambilan investasi dan risiko investasi yang
mungkin timbul (Devina dan Fitria, 2017). Keputusan investasi adalah keputusan
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
33
yang menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan yang diperoleh di masa yang
akan datang. Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan
yang tinggi dengan tingkat resiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai
dengan resiko yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan,
yang berarti menaikkan kemakmuran pemegang saham (Widodo dan Kurnia,
2016). Dasar keputusan investasi (Putri, 2017):
1. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan.
Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut
sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat
return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return yang
diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi
atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli
akibat adanya pengaruh inflasi.
2. Risiko
Risiko biasa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda return
yang diharapkan.
3. Hubungan tingkat risiko dan return yang diharapkan
Hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan
yang bersifat searah dan linier. Artinya semakin besar risiko suatu aset,
semakin besar pula return yang diharapkan atas aset tersebut, demikian
sebaliknya.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
34
Proses keputusan investasi, dibagi menjadi 5 (lima) tahap, yaitu (Putri, 2017):
1. Penentuan tujuan investasi
Tahapan pertama dalam proses keputusan investasi adalah menentukan tujuan
investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing investor bisa
berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.
2. Penentuan kebijakan investasi
Tahap kedua ini merupakan tahapan penentuan kebijakan untuk memenuhi
tujuan investasi yang telah ditetapkan.
3. Pemilihan strategi portofolio
Strategi yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada dua
strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi
portofolio pasif.
4. Pemilihan aset
Tahap selanjutnya adalah pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam
portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin
dimasukkan dalam portofolio.
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang
berkesinambungan. Artinya jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah
dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi
harus dimulai lagi dari tahapan pertama, demikian seterusnya sampai dicapai
keputusan investasi yang paling optimal.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
35
Keputusan investasi untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi
dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang
bisa dikelola diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan serta menaikkan
tingkat kemakmuran pemegang saham. Keputusan investasi diproksikan dengan
menggunakan price earning ratio (PER) yang menunjukkan perbandingan antara
harga penutupan (closing price) dengan laba per lembar saham (earning per
share). Hal tersebut menunjukkan seberapa besar harga yang para investor
bersedia bayarkan untuk setiap rupiah laba yang dilaporkan oleh perusahaan.
Semakin tinggi harga yang investor keluarkan untuk setiap rupiah laba yang
dilaporkan oleh perusahaan, maka menunjukkan semakin tingginya ketertarikan
investor akan perusahaan tersebut. Dengan ketertarikan dan harga yang investor
keluarkan untuk saham perusahaan tersebut, kemudian akan berdampak pada
harga pasar yang akan meningkat dan membuat nilai PBV juga meningkat,
kemudian nilai perusahaan juga akan meningkat. Rumus untuk mencari keputusan
investasi yaitu (Subramanyam, 2014):
Keterangan:
Harga pasar per lembar saham : harga pasar dari per lembar saham perusahaan.
Laba per saham : laba dari per lembar saham perusahaan.
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) harga pasar per lembar saham adalah
sejumlah nilai dalam mata uang rupiah yang terbentuk berdasarkan penjumpaan
penawaran jual dan permintaan beli Efek yang dilakukan oleh Anggota Bursa
Harga Pasar Per Lembar Saham
Laba Per SahamPER =
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
36
Efek di Bursa. Menurut Weygandt, et al., (2015) laba per saham adalah laba
bersih yang diperoleh dari setiap saham biasa; dihitung dengan membagi laba
bersih dikurang preferensi dividen (jika ada) dengan jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar.
Dalam penelitian Nurgraha dan Kurnia (2017), keputusan investasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut
menggambarkan bahwa perusahaan dalam keadaan sehat dan memiliki
pertumbuhan yang baik, sehingga akan membuat nilai perusahaan akan naik di
hadapan para investor. Menurut penelitian Pertiwi, et al. (2016), keputusan
investasi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Keuntungan yang besar dari perusahaan akan mempengaruhi investor
untuk tertarik melakukan investasi kepada perusahaan tersebut, sehingga mampu
meningkatkan permintaan terhadap saham pada perusahaan tersebut. Hasil dari
penelitian Widodo dan Kurnia (2017), menyatakan bahwa keputusan investasi
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut menyatakan bahwa
keputusan investasi yang tinggi menunjukkan perusahaan yang bagus dan adanya
prospek pertumbuhan perusahaan yang bagus pula, sehingga menjadikan para
investor menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai yang tercatat pada
neraca perusahaan dan membuat nilai perusahaan tersebut juga tinggi. Menurut
penelitian Wardhani, et al. (2017), keputusan investasi berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, keputusan investasi yang tinggi mengidentifikasikan
kesehatan dan pertumbuhan suatu perusahaan. Sehingga investor menilai bahwa
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018
37
perusahaan tersebut mampu memaksimumkan kemampuannya untuk
menghasilkan laba yang optimal.
𝐻𝑎4: Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil uji simultan dari penelitian Samosir (2017) menyatakan bahwa
profitabilitas dan kebijakan utang mempunyai hubungan positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil uji simultan dari Nurgraha dan Kurnia
(2017) adalah bahwa kinerja keuangan, ukuran perusahaan, dan keputusan
investasi berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.
2.6 Model Penelitian
Gambar 2.1
Metode Penelitian
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan..., Sindy Oktari, FB UMN, 2018