lidah mertua

Embed Size (px)

Citation preview

SANSEVIERIA (LIDAH MERTUA)

I.

Asal dan Penyebaran 1.1 Asal

Sansevieria adalah tumbuhan yang tumbuh menahun (perennial). Sebagian besar jenis sansevieria berasal dari benua afrika yang daerahnya merupakan gurun. Meskipun bukan tanaman asli Indonesia, sansevieria ini telah ada sejak puluhan tahun lalu. Pada awalnya, sansevieria yang dikenal secara luas adalah jenis Ceylon bowstring hemp (Sansevieria trifasciata Lorentii mein liebling) yang banyak menghasilkan serat rami. Mengingat kualitas serat yang baik, maka tumbuhan ini dibudidayakan. Sansevieria mempunyai banyak nama. Lidah mertua (mother-in law tongue) merupakan julukan yang kerap diberikan pada tanaman tak berdahan ini. Ada juga yang menamainya tanaman pedang-pedangan karena bentuk daunnya yang runcing menyerupai pedang. Beberapa yang lain menyebutnya tanaman ular (snake plant) karena pada beberapa jenis coraknya menyerupai sisik ular.

Sansevieria dalam berbagai variasi bentuk 1.2 Penyebaran Pada zaman dahulu, orang memanfatkan daun sansevieria sebagai penghasil serat, yakni untuk membuat tali anyaman, jangkar kapal dan kain. Namun, sejak awal abad ke-19 sansevieria dianggap sebagai komoditas tanaman

hias yang penting di dunia. Bentuk dan corak daunnya yang indah dan sangat beragam ternyata mampu memikat hati para penggemar tanaman hias. Saat ini sansevieria telah berkembang menjadi komoditas yang sangat penting dalam bisnis tanaman hias dunia. Sejak abad ke-19, sekitar tahun 1920-an tanaman sansevieria sudah menjadi komoditas dagang di Amerika, terutama di Florida. Di sana sansevieria populer sabagai indoor plant. Sekitar 1930-an, demam sansevieria mewabah ke benua Eropa. Para ahli biologi menjuluki tanaman sansevieria sebagai tanaman perintis karena mampu hidup di tempat yang tidak bisa di tumbuhi tanaman lain. Julukanjulukan lainnya adalah Century plant, Lucky plant, The devil luck, Judas sward, dan Africans devil. Nama sansevieria merupakan bahasa latin untuk genus yang terdiri dari beragam spesies.

II. Klasifikasi Dalam ilmu taksonomi yang membagi makhluk hidup ke dalam lima kerajaan (Kingdom), tanaman sansevieria diklasifikasikan ke dalam famili Agavaceae (century plant) yang umumnya mempunyai daun berdaging tebal dan banyak mengandung air. Klasifikasi sansevieria secara lengkap sebagai berikut: Level Hierarki Kingdom Subkingdom Superdivisi Divisi Kelas Subkelas Ordo Famili Genus Spesies Latin Plantae Tracheobionta Spermatophyta Magnoliopyhta Liliopsida/ Monocotyledoneae Liliidae Liliales Agavaceae Sansevieria Sansevieria trifasciata, Sansevieria cylindrica Sansevieria kirkii, dll Indonesia Tumbuhan Tumbuhan berpembuluh Tumbuhan berbiji Tumbuhan berbunga Monokotil (berbiji tunggal) Sansevieria -

III. Syarat Tumbuh Syarat tumbuh dari sansevieria, diantaranya: a) Suhu Lingkungan Di habitat aslinya, sansevieria terbiasa dengan perbedaan suhu yang ekstrim. Pada siang hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 55oC. Sebaliknya pada malam hari suhu turun hingga di bawah 10oC. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 24-29oC pada siang hari dan 18-21oC pada malam hari. Suhu udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari jaringan tumbuhan ke udara. Semakin tinggi suhu udara, maka laju transpirasi akan semakin tinggi. Jika suhu berada di bawah batas toleransi, kegiatan metabolisme tumbuhan akan terganggu atau malah terhenti. b) Curah Hujan dan Kelembaban Udara Daerah gurun yang merupakan asal sansevieria umumnya curah hujan rendah dengan jumlah bulan hujan sangat singkat. Curah hujan biasanya tidak lebih dari 250 mm/tahun. Ditambah dengan suhu siang hari yang sangat panas menyebabkan daerah ini sangat kering. Pasalnya, penguapan lebih tinggi daripada curah hujan. Hal inilah yang menyebabkan tanaman ini tahan hidup di lingkungan dengan kelembaban yang sangat rendah. c) Cahaya Semua tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk

mensintesis makanan. Sansevieria membutuhkan cahaya matahari yang cukup untuk menjamin pertumbuhan yang baik. Meskipun di habitat aslinya tumbuhan ini hidup dengan cahaya matahari yang berlimpah, sansevieria mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang kekurangan cahaya. Tanaman ini akan melambat pertumbuhannya jika diletakkan di ruangan dengan pencahayaan kurang dari 15oC. Ada dua jenis sansevieria berdasarkan kebutuhannya terhadap cahaya matahari. Pertama, jenis sansevieria yang membutuhkan cahaya matahari penuh atau full sun. Misalnya: Sansevieria cylindrica, Sansevieria liberica, dan Sansevieria trifasciata. Kedua, jenis sansevieria yang menghendaki cahaya matahari yang

tidak langsung atau tipe shade. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Sansevieria yang masuk dalam katagori ini umumnya berdaun kuning, misalnya Sansevieria hyacinthoides dan Sansevieria hahnii. d) Kondisi Tanah Tanah gurun sangat porus. Butirannya banyak mengandung pori-pori udara dan mudah sekali meloloskan air. Umumnya, tanah di lingkungan tersebut didominasi oleh tanah pasir dengan campuran jenis lain. Oleh karena itu, akar tanaman sansevieria sangat membutuhkan tanah yang tidak terlalu lembab dan beraerasi baik.

IV. Deskripsi Tanaman a) Akar Lazimnya merupakan tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar sansevieria berbentuk serabut. Akar berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan menyebar ke segala arah di dalam tanah b) Rimpang (rhizoma) Selain terdapat akar juga terdapat organ yang menyerupai batang, orang menyebut organ ini sebagai rimpang atau rhizoma yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan hasil fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembangbiakan. Rimpang menjalar di bawah dan kadangkadang di atas permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan jaringan meristem yang selalu tumbuh memanjang. c) Daun Tanaman sansevieria mudah dikenal dari daunnya yang tebal dan banyak mengandung air (fleshy dan succulent) sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat sansevieria tahan terhadap kekeringan. Pasalnya, proses penguapan air dan laju transpirasi dapat ditekan. Daun tumbuh di sekeliling batang semu di atas permukaan tanah. Bentuk daun penjang dan meruncing pada bagian ujungnya. Tulang daun sejajar. Pada beberapa jenis terdapat duri. d) Bunga

Bunga sansevieria terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal batang. Bunga sansevieria termasuk bunga berumah dua, putik dan serbuk sari tidak berada dalam satu kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik disebut bunga betina, sedangkan yang memiliki serbuk sari disebut bunga jantan. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi, terutama pada malam hari. e) Biji Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji memiliki peran penting dalam perkembangbiakan tanaman. Biji sansevieria berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil lainnya. Bagian paling luar dari biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Di sebalah dalam kulit terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman.

V. Cara Perbanyakan Perbanyakan sansevieria dikenal dua macam metode, yaitu metode generatif dan vegetatif. Secara generatif, perbanyakan sansevieria dengan

menggunakan biji. Sedangkan secara vegetatif dapat melalui a) pemisahan, pemotongan anakan/tunas, b) setek daun, c) setek rimpang, d) setek pucuk, e) cabut pucuk, f) potong pucuk, g) penggal leher, dan h) kultur jaringan. Namun, sansevieria umumnya diperbanyak dengan setek daun. Teknik perbanyakan setek daun banyak dilakukan karena bahan induk yang digunakan relatif sedikit dan dapat menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah yang besar. Tanaman yang dihasilkan mempunyai banyak kelebihan, yaitu keseragaman umur, ukuran, tinggi, dan dapat memperoleh tanaman sempurna dalam waktu singkat.

VI. Jenis Sansevieria Sansevieria mempunyai bermacam-macam jenis. Contoh beberapa jenis sansevieria, diantaranya: 1) Sansevieria cylindrica (dari Angola) Memiliki daun berbentuk silinder, ujung meruncing, dan berwarna hijau tua berbelang-belang kelabu. Permukaan daun tidak rata, tidak mengkilap,

dan berwarna hijau muda. Spesies ini termasuk pokok sukulen karena daunnya turut menyimpan sedikit air walaupun keras. Bunganya tidak indah dipandang. Tangkai bunganya keluar secara memanjang dari celahan daun tengahnya.

2) Sansevieria hahnii (dari Zimbabwe) Tipe ini termasuk yang paling diminati karena bentuknya yang padat dan rendah. Daunnya sangat tebal, membentuk lekukan setengah lingkaran dan berujung tumpul. Sesuai ditanam dalam pot kecil dan kebanyakan digunakan untuk mendekorasi taman batu.

3) Sansevieria trifasciata (dari Nigeria Selatan) Varietas-varietas dari Sansevieria trifasciata diantaranya: a. Sansevieria trifasciata Golden hahnii Penampilan fisiknya hampir sama dengan hahnii. Bedanya ada pada warna daun yang hijau muda dengan kombinasi warna kuning emas dan berbentuk pita pada bagian tepi daun.

b.

Sansevieria trifasciata Lorentii Daunnya rata dan tumbuh tegak dengan tinggi 40 cm-100 cm. Pinggir daun berwarna kuning dan tampak tegas, sedang di bagian tengahnya ada warna kuning yang menyebar tidak beraturan. Jumlah daunnya bisa mencapai lebih dari 10 helai dan pertumbuhannya merupakan yang paling cepat dibandingkan dengan jenis lainnya.

c.

Sansevieria trifasciata Bantels sensation atau white sansevieria Daunnya tumbuh merapat dan tegak lurus. Antarhelai daun saling bertumpuk simetris dengan warna dasar putih, bercorak hijau, dan tepi daun warna hijaunya lebih tegas. Pertumbuhannya paling lambat dibandingkan dengan jenis lain.

d.

Sansevieria trifasciata Futura Ciri-cirinya mirip dengan lorentii, tapi daunnya lebih lebar dan lebih pendek. Corak dan warna daunnya juga lebih jelas. Selain itu, bentuknya menyerupai kelopak bunga mawar.

e.

Sansevieria trifasciata Prain Spesies ini mempunyai daun panjang yang tajam, tebal dan keras. Warnanya kelabu berbelang-belang hijau tua. Pertumbuhan yang subur akan membuat bentuk daunnya bertumpuk-tumpuk.

f.

Sansevieria trifasciata Javanica Tanaman ini merupakan salah satu sansevieria yang berasal dari tanah air. Jenis ini masuk kedalam golongan trifasciata yaitu sansevieria berdaun tipis. Sansevieria Javanica memiliki karakter daun dengan warna hijau mengkilat yang dihiasi dengan motif variasi warna silver yang membujur dan melintang. Jadi, secara total keseluruhan warna daun dari Sansevieria Javanica ini akan berwarna hijau belang silver. Sansevieria jenis ini akan selalu berbunga pada bulan sekitar Maret dan April dan bunga itu hanya akan mekar pada malam hari. Aroma wangi bunga Sansevieria Javanica sangat khas sekali, seperti wangi bunga Sedap Malam. Harum ala bunga Sedap Malam milik Sansevieria Javanica ini akan tercium sampai radius sejauh 400 500 meter dari asal bunga Sansevieria Javanica yang tengah berbunga.

4) Sansevieria liberica Jenis ini memiliki daun yang paling besar dan panjang. Tumbuh kokoh ke atas dan agak tebal. Jika diperhatikan warna daunnya, tampak kombinasi hijau-putih, tetapi warna putih lebih dominan.

5) Sansevieria patens (dari Afrika Timur: Kenya, Tanzania, dan Uganda) Jenis ini mempunyai rimpang tebal berserat, liat dan lebih pendek dibanding dengan Sansevieria cylindrica. Rimpang tumbuh didalam tanah dangkal, terkadang menonjol diatas permukaan tanah, dan sering bercabang. Daun tebal berbentuk silinder berdiameter 1 sd 2 cm berwarna hijau gelap dan panjangnya 15 sd 30 cm. Daun muda yang baru tumbuh dari rimpang atau tunas baru berbentuk pipih melekuk setengah lingkaran, sedangkan daun dewasanya berbentuk silinder. Diujung daun muda dan daun tua terdapat duri berwarna coklat kemerahan. Dipermukaan daun terdapat lekukan longitudinal yang dangkal, sehingga tidak terlihat nyata. Warna daun hijau muda diselingi bercak horisontal melingkari daun dengan warna lebih gelap daripada warna dasar daun. Perbanyakan dengan stek batang atau pemisahan anakan.

6) Sansevieria parva atau Kenya Hyacinth (dari Kenya) Sansevieria parva memiliki ciri: rimpang tumbuh pendek didalam tanah dan anakan tumbuh berimpit dengan tanaman induk; daunnya tumbuh tegak memanjang dengan panjang 20 sd 40 cm dan lebar 1 sd 2 cm; daun tumbuh roset terdiri dari sekitar 12 daun per tanaman, berwarna hijau muda, dan terdapat hijau tua melingkar menyerupai cincin yang beraturan sepanjang daun. Banyak jenis Sansevieria parva ini yang berdaun lurus dan melengkung dengan bermacam- macam corak.

7) Sansevieria downsii Chahinian (dari Malawi utara) Cirinya: Daun muda berbentuk bulat dan berwarna hijau keperakan dan akan menjadi hijau tua setelah dewasa; panjang daun sekitar 30 cm, berbentuk meruncing dari ujung ke pangkal dan memiliki duri. Perbanyakan dapat dilakukan dengan memisahkan anak dan stek daun tua.

8) Sansevieria scabrifolia Memiliki daun yang lebarnya 1.5 sd 2.5 cm dan panjang 30 sd 40 cm, berwarna hijau muda dengan jumlah daun 10 sd 15 helai membentuk susunan roset. Daun relatif tipis dibanding dengan jenis sansevieria lainnya dan terkadang bergelombang. Anakan banyak tumbuh didekat tanaman induk.

9) Sansevieria kirkii (dari Anzania) Sansevieria kirkii beragam bentuk daunnya, tetapi mudah dikenali karena daunnya tebal dengan sedikit mengandung air dan bentuknya agak bergelombang. Panjang daun sekitar 30 cm, pinggir daun berwarna merah marun, dan mengering sejalan dengan pertumbuhan umurnya. Beberapa jenis Sansevieria kirkii : Kirkii pulcra (daun berwarna khas yakni hijau kecoklatan seperti warna tembaga, sehingga disebut juga Kirkii coopertone, panjang daunnya bisa mencapai 1 meter); Kirkii superclone (menyerupai kirkii pulcra, tetapi tumbuh tegak dan roset, diantara warna tembaga pada hijau daun terdapat bercak putih keperakan dengan susunan daun yang rapi, Anakan berada agak jauh dari indukannya dan tumbuh dari rimpang yang sedikit berkayu).

10) Sansevieria canaliculata (dari Somalia dan Madagascar) Sansevieria canaliculata berbentuk silinder halus berwarna hijau muda dengan diameter 1,5 cm dengan ukuran panjang tergantung pada bibitnya. Anakan berasal dari rimpang dan melekat dengan tanaman induknya.

DAFTAR PUSTAKA

Embun daun. 2008. Mengenal Sanseveira. http://embundaun.wordpress.com. Diakses pada tanggal 04 Oktober 2011 Palungkun, R., H. I. Yovita dan E. W. Yustina. 1994. Menghijaukan Ruangan. Penebar Swadaya: Jakarta Pundicahaya. 2008. Sansevieria Penyerap Bau Nan Cantik.

http://pundicahaya.wordpress.com. Diakses pada tanggal 04 Oktober 2011 Ramadiana, Sri. 2008. Respon Pertumbuhan Setek Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata var. Lorentii) Pada Pemberian Berbagai Konsentrasi IBA dan Asal Bahan Tanam. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat. UNILA Soesono. 1989. Pemeliharaan Tanaman Hias Ruangan. PT Gramedia: Jakarta