53
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG TAHAPAN TATA CARA PENYUSUNAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang : a. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) secara keseluruhan merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang harus disusun dan dilaksanakan mengikuti tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010

TENTANG

TAHAPAN TATA CARA PENYUSUNAN PENGENDALIAN DAN

EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang : a. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) secara keseluruhan merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang harus disusun dan dilaksanakan mengikuti tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi.

Page 2: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

2

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonisia Nomor 4389);

Page 3: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

3

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonisia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4221);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

Page 4: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

4

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negar Republik Indonesia Nomor 4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

Page 5: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

5

17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4815);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

20. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8 Seri E Nomor 1);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 1 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 52);

Page 6: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

6

23. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 7 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006-2011 (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007 Nomor 13.A Seri E);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 7 Seri A, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 99);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2008 Nomor 14 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 106); Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA

dan

BUPATI BANJARNEGARA

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH.

Page 7: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

7

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud : 1. Daerah adalah Kabupaten Banjarnegara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai

unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah. 4. Bupati adalah Bupati Banjarnegara. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disebut DPRD, adalah

Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

6. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara.

7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, selanjutnya disebut Bappeda, adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan daerah.

8. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.

9. Satuan Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya disebut SKPD, adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Peraturan Daerah tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah.

10. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat , berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat diakui dan dihormati dalam sistim pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 8: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

8

11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

12. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia.

13. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.

14. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.

15. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, yang selanjutnya disingkat RPJP Nasional, adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

16. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi, yang selanjutnya disingkat RPJP Provinsi, adalah dokumen perencanaan daerah provinsi untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

17. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJPD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

Page 9: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

9

19. Forum SKPD (forum yang berhubungan dengan fungsi/sub fungsi, kegiatan sektor dan lintas) adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahas prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau gabungan SKPD sebagai upaya mengisi rencana kerja SKPD yang tata cara penyelenggaraannya difasilitasi oleh SKPD terkait.

20. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

21. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

22. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

23. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

24. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

25. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

26. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.

27. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Bappeda.

28. Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif.

Page 10: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

10

29. Musyawarah Perencanaan Pembangunan, yang selanjutnya disebut Musrenbang, adalah forum antar pemangku kepentingan pembangunan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah.

30. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen, yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

31. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.

32. Menteri adalah Menteri Dalam Negeri.

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dimaksudkan sebagai pedoman penyusunan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dalam bentuk RPJPD, RPJMD dan RKPD, serta tata cara penyelenggaraan Musrenbang Daerah.

Pasal 3

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan untuk : a. mendukung koordinasi antar pemangku kepentingan pembangunan

Daerah; b. menjamin terciptanya integrasi, dan sinergi baik antar ruang, antar

waktu, antar urusan Pemerintah Daerah;

Page 11: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

11

c. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Desa/Kelurahan, Pemerintah Kota/Pemerintah Kabupaten lainnya, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah;

d. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;

e. mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan f. menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien,

efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

BAB III RUANG LINGKUP RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

Pasal 4

(1) Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah mencakup penyelenggaraan perencanaan semua urusan pemerintahan baik urusan wajib maupun urusan pilihan yang menjadi kewenangan daerah yang mencakup berbagai bidang kehidupan secara terpadu di daerah.

(2) Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan Daerah dan mengintegrasikan perencanaan partisipatif yang berasal dari Pemerintah Desa/Kelurahan.

(3) Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menghasilkan : a. RPJPD; b. RPJMD; c. RKPD;

Page 12: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

12

BAB IV PRINSIP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pasal 5

(1) Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam

sistem perencanaan pembangunan nasional. (2) Perencanaan pembangunan daerah dilakukan Pemerintah Daerah

bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing.

(3) Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah.

(4) Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.

Pasal 6

Perencanaan pembangunan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan.

BAB V

TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

Bagian Kesatu Umum

Pasal 7

Tahapan penyusunan Rencana Pembangunan Daerah meliputi : a. penyusunan rencangan awal; b. pelaksanaan Musrenbang; c. perumusan rancangan akhir; d. penetapan rencana.

Page 13: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

13

Bagian Kedua Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Paragraf 1

Penyusunan Rancangan Awal

Pasal 8

(1) Bappeda menyusun rancangan awal RPJPD. (2) RPJPD memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah yang

mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi.

(3) Rancangan awal RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam penyusunannya menggunakan antara lain : a. pemikiran visioner merujuk kepada potensi unggulan daerah,

sesuai dengan urusan pilihan yang menjadi kewenangan daerah; b. Pemikiran visioner sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a

diperoleh dari data perkembangan Ekonomi Makro Daerah dan data perkembangaan lainnya.

(4) Dalam menyusun rancangan awal RPJPD, Bappeda meminta masukan dari SKPD dan Pemangku kepentingan serta memperhatikan aspirasi yang berkembang di masyarakat.

(5) Rancangan awal RPJPD menjadi bahan utama bagi pelaksanaan Musrenbang Jangka Panjang Daerah.

Paragraf 2

Pelaksanaan Musrenbang

Pasal 9 (1) Bappeda menyelenggarakan Musrenbang. (2) Musrenbang diselenggarakan untuk menyempurnakan rancangan

awal RPJPD periode yang direncanakan. (3) Musrenbang dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun sebelum

berakhirnya periode RPJPD yang sedang berjalan.

Page 14: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

14

(4) Musrenbang didahului dengan sosialisasi rancangan awal RPJPD, konsultasi publik dan penjaringan aspirasi masyarakat.

(5) Musrenbang diikuti oleh pemangku kepentingan pembangunan Daerah.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Musrenbang Jangka Panjang Daerah diatur oleh Bupati.

Paragraf 3

Perumusan Rancangan Akhir

Pasal 10

(1) Bappeda merumuskan rancangan akhir RPJPD berdasarkan hasil Musrenbang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1).

(2) Rancangan akhir RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati.

(3) Rancangan akhir RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada DPRD sebagai Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD paling lama 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya RPJPD yang sedang berjalan.

Paragraf 4 Penetapan

Pasal 11

(1) DPRD bersama-sama Bupati membahas Rancangan Peraturan

Daerah Tentang RPJPD. (2) Dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD wajib mengikutsertakan partisipasi masyarakat.

(3) RPJPD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri.

Page 15: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

15

Pasal 12

(1) Bupati menyampaikan Peraturan Daerah tentang RPJPD paling lama 1 (satu) bulan kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri.

(2) Bupati menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJPD kepada masyarakat.

(3) RPJPD berfungsi sebagai pedoman penyusunan RPJMD.

Pasal 13

Penyusunan RPJPD dan penyelenggaraan Musrenbang sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Paragraf 1 Penyusunan Rancangan Awal

Pasal 14

(1) Bappeda menyusun rancangan awal RPJMD. (2) RPJMD memuat visi, misi dan program Bupati. (3) Rancangan awal RPJMD berpedoman pada RPJPD dan

memperhatikan RPJM-Nasional, RPJMD-Provinsi, kondisi lingkungan strategis di daerah, serta hasil evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya.

Pasal 15

(1) Kepala SKPD menyusun Rancangan Renstra SKPD sesuai dengan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1).

(2) Rancangan Renstra–SKPD disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Bappeda.

Page 16: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

16

(3) Bappeda menyempurnakan rancangan awal RPJMD menjadi rancangan RPJMD dengan menggunakan rancangan Renstra-SKPD sebagai masukan.

Paragraf 2

Pelaksanaan Musrenbang

Pasal 16

(1) Bappeda melaksanakan Musrenbang. (2) Musrenbang dilaksanakan untuk membahas rancangan RPJMD. (3) Musrenbang dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah Bupati

dilantik. (4) Musrenbang didahului dengan dengan sosialisasi rancangan

RPJMD, konsultasi publik dan penjaringan aspirasi. (5) Musrenbang dilaksanakan dengan mengikutsertakan pemangku

kepentingan pembangunan Daerah. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Musrenbang

diatur oleh Bupati.

Paragraf 3 Perumusan Rancangan Akhir

Pasal 17

(1) Bappeda merumuskan rancangan akhir RPJMD berdasarkan hasil

Musrenbang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16. (2) Rancangan akhir RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

disampaikan kepada Bupati. (3) Rancangan akhir RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

disampaikan kepada DPRD sebagai Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Bupati dilantik.

Page 17: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

17

Paragraph 4 Penetapan

Pasal 18

(1) DPRD bersama-sama Bupati membahas Rancangan Peraturan

Daerah Tentang RPJMD. (2) Dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPRD wajib melibatkan / partisipasi masyarakat.

(3) RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri.

Pasal 19

(1) RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah paling lama 6 (enam) bulan sejak Bupati dilantik.

(2) Bupati menyampaikan Peraturan Daerah Tentang RPJMD kepada Gubernur, dengan tembusan kepada Menteri.

(3) Bupati menyebarluaskan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada masyarakat.

Bagian Keempat

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Paragraf 1 Penyusunan Rancangan Awal

Pasal 20

(1) Bappeda menyusun Rancangan awal RKPD. (2) RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD. (3) Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD

mengunakan rancangan Renja - SKPD dengan Kepala SKPD.

Page 18: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

18

(4) Rancangan RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun sumber sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Pemerintah Provinsi.

(5) Penetapan program prioritas berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

(6) Rancangan RKPD menjadi bahan Musrenbang RKPD (7) Rancangan RKPD memperhatikan :

a. kebijakan Bupati; b. pokok-pokok pikiran DPRD berdasarkan hasil penjaringan aspirasi

masyarakat yang tertuang dalam dokumen hasil Musrenbang Desa dan Kecamatan;

c. daftar prioritas kegiatan pembangunan yang berasal dari Kecamatan;

d. hasil evaluasi pelaksanaan RKPD periode sebelumnya.

Paragraf 2 Pelaksanaan Musrenbang

Pasal 21

(1) Musrenbang RKPD merupakan wahana partisipasi masyarakat di

daerah. (2) Musrenbang RKPD dilaksanakan oleh Bappeda setiap tahun dalam

rangka membahas Rancangan RKPD tahun berikutnya. (3) Musrenbang RKPD Kabupaten dilaksanakan untuk keterpaduan

Rancangan Renja antar SKPD dan antar Rencana Pembangunan Kecamatan.

(4) Musrenbang RKPD dilaksanakan paling lambat bulan Maret.

Page 19: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

19

Pasal 22

(1) Musrenbang Daerah dimulai dari Musrenbang Desa/Kelurahan dan Musrenbang Kecamatan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Musrenbang diatur oleh Bupati.

Paragraf 3

Penyusunan Rancangan Akhir

Pasal 23 (1) Hasil Musrenbang Rancangan RKPD menjadi dasar perumusan

rancangan akhir RKPD oleh Bappeda. (2) Rancangan akhir RKPD disusun oleh Bappeda berdasarkan hasil

Musrenbang RKPD, dilengkapi dengan pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju.

Paragraf 4 Penetapan

Pasal 24

(1) RKPD ditetapkan dengan Peraturan Bupati paling lama akhir Mei. (2) RKPD yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

digunakan sebagai dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( RAPBD).

(3) RKPD yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan oleh SKPD untuk menyesuaikan rancangan Renja SKPD menjadi Renja SKPD.

Page 20: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

20

BAB VI RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SKPD

Bagian Kesatu Renstra SKPD

Paragraf 1

Penyiapan Rancangan Awal

Pasal 25

(1) SKPD menyiapkan rancangan Renstra SKPD secara teknokratik sesuai tugas dan kewenangannya.

(2) Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, prioritas program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(3) Rancangan Renstra SKPD secara teknokratik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihimpun dari : a. hasil evaluasi pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya; b. masukan dari para pemangku kepentingan.

(4) Penyusunan Renstra-SKPD berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif.

(5) Kecamatan sebagai SKPD menyusun Renstra Kecamatan, berpedoman pada RPJMD Kabupaten.

(6) Rancangan Renstra SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Bappeda untuk digunakan sebagai bahan penyusunan Rancangan RPJMD.

Pasal 26

(1) Bappeda menelaah rancangan Renstra SKPD. (2) Hasil penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan

sebagai bahan penyempurnaan rancangan awal RPJMD menjadi rancangan akhir RPJMD.

Page 21: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

21

Paragraf 2 Penyusunan Rancangan Akhir Renstra SKPD

Pasal 27

(1) SKPD menyusun rancangan akhir Renstra SKPD. (2) Rancangan akhir Renstra SKPD berpedoman pada RPJMD.

Paragraf 3 Penetapan Renstra SKPD

Pasal 28

(1) Renstra SKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala SKPD. (2) Renstra SKPD berfungsi sebagai pedoman bagi penyusunan Renja

SKPD.

Bagian Kedua Rencana Kerja SKPD

Pasal 29

(1) SKPD menyusun Renja-SKPD. (2) Rancangan Renja-SKPD disusun dengan mengacu pada rancangan

awal RKPD, Renstra SKPD, hasil pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat.

(3) Rancangan Renja-SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan secara langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

(4) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD, serta menunjukkan prakiraan maju.

Page 22: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

22

(5) Rancangan Renja-SKPD dibahas dalam forum SKPD yang diselenggarakan bersama antar pemangku kepentingan untuk menentukan kegiatan pembangunan.

Pasal 30

Renja-SKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala SKPD.

Pasal 31

Penyusunan Renja-SKPD sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur oleh Bupati.

BAB VII MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pasal 32

Mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan daerah dimulai dari Musrenbang Desa, Musrenbang Kecamatan, pelaksanaan Forum SKPD dan Musrenbang Tahunan Daerah.

Bagian Kesatu

Musrenbang Desa

Pasal 33 (1) Kepala Desa menyelenggarakan Musrenbang Tahunan Desa. (2) Musrenbang Tahunan Desa diselenggarakan paling lambat bulan

Januari. (3) Musrenbang Tahunan Desa diselengarakan untuk membahas

prioritas pembangunan desa sesuai kebutuhan pembangunan desa. (4) Musrenbang Tahunan Desa diikuti oleh aparat kecamatan, aparat

desa dan komponen masyarakat di tingkat desa.

Page 23: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

23

(5) Hasil Musrenbang Tahunan Desa dipergunakan sebagai bahan Musrenbang Tahunan Kecamatan.

Bagian Kedua

Musrenbang Kecamatan

Pasal 34

(1) Camat menyelenggarakan Musrenbang Tahunan Kecamatan. (2) Musrenbang Tahunan Kecamatan dilakukan paling lambat bulan

Februari. (3) Musrenbang Tahunan Kecamatan diselenggarakan untuk membahas

prioritas pembangunan Kecamatan sesuai kebutuhan pembangunan Kecamatan.

(4) Musrenbang Tahunan Kecamatan diikuti oleh pemangku kepentingan pembangunan Kecamatan.

(5) Hasil Musrenbang Tahunan Kecamatan digunakan sebagai bahan Forum SKPD.

Bagian Ketiga Forum SKPD

Pasal 35

(1) Bappeda mengkoordinasikan Forum SKPD. (2) Forum SKPD sebagaimana dimaksud ayat (1) paling lambat

dilaksanakan bulan Maret. (3) Forum SKPD SKPD dilaksanakan setelah Musrenbang Kecamatan

dan Desa. (4) Forum SKPD diikuti oleh seluruh SKPD dan instansi-instansi terkait

pembangunan Daerah. (5) Forum SKPD diselenggarakan untuk memaduserasikan rancangan

awal RKPD dengan rancangan Renja antar SKPD dan hasil Musrenbang Kecamatan.

Page 24: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

24

(6) Hasil Forum SKPD sebagai pedoman dalam penyusunan rancangan RKPD.

Bagian Keempat

Musrenbang Tahunan Daerah

Pasal 36

(1) Bappeda menyelenggarakan Musrenbang - RKPD. (2) Musrenbang Tahunan Daerah dilaksanakan paling lambat bulan

Maret. (3) Hasil Musrenbang Tahunan Daerah digunakan sebagai bahan

penyusunan rancangan akhir RKPD.

Pasal 37

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan penyelenggaraan dan mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VIII PEMBIAYAAN

Pasal 38

(1) Biaya operasional pelaksanaan Musrenbang Desa dibebankan

kepada APB-Desa. (2) Biaya operasional pelaksanaan Musrenbang Kecamatan dibebankan

kepada APBD Kabupaten. (3) Biaya operasional pelaksanaan Musrenbang Daerah dibebankan

pada APBD Kabupaten.

Page 25: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

25

BAB IX KOORDINASI PENYUSUNAN RENCANA

PEMBANGUNAN DAERAH

Pasal 39

(1) Koordinasi Penyusunan RPJPD, RPJMD dan RKPD dilakukan oleh kepala Bappeda.

(2) Koordinasi Penyusunan Renstra SKPD dan Renja SKPD dilakukan oleh Kepala SKPD masing-masing.

(3) Koordinasi Penyusunan RPJM-Desa, RKP-Desa dilakukan oleh Kepala Desa.

(4) Tata cara koordinasi dalam penyusunan Rencana Pembangunan Daerah, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB X

TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

Bagian Kesatu Sumber Data

Pasal 40

(1) Dokumen rencana pembangunan daerah disusun dengan

menggunakan data dan informasi, serta rencana tata ruang. (2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. penyelenggaraan pemerintahan daerah; b. organisasi dan tatalaksana pemerintahan daerah; c. kepala daerah, DPRD, perangkat daerah, dan pegawai negeri sipil

daerah; d. keuangan daerah; e. potensi sumber daya daerah; f. produk hukum daerah; g. kependudukan;

Page 26: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

26

h. informasi dasar kewilayahan; dan i. informasi lain yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Pasal 41

(1) Dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi secara optimal, daerah perlu membangun sistem informasi perencanaan pembangunan daerah.

(2) Sistem informasi perencanaan pembangunan daerah merupakan subsistem dari sistem informasi daerah sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan.

(3) Perangkat dan peralatan sistem informasi perencanaan pembangunan daerah harus memenuhi standar yang ditentukan oleh Menteri.

Pasal 42

Rencana tata ruang merupakan syarat dan acuan utama penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua Pengolahan Data dan Informasi

Pasal 43

(1) Data dan informasi, serta rencana tata ruang sebagaimana dimaksud

Pasal 40 ayat (1) diolah melalui proses : a. analisis daerah; b. identifikasi kebijakan nasional yang berdampak pada daerah; c. perumusan masalah pembangunan daerah; d. penyusunan program, kegiatan, alokasi dana indikatif, dan

sumber pendanaan; dan e. penyusunan rancangan kebijakan pembangunan daerah.

Page 27: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

27

(2) Proses pengolahan data dan informasi serta rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui koordinasi dengan pemagku kepentingan.

Paragraf 1

Analisis Daerah

Pasal 44

(1) Analisis daerah mencakup evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah periode sebelumnya, kondisi dan situasi pembangunan saat ini, serta keadaan luar biasa;

(2) Analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Bappeda bersama pemangku kepentingan.

(3) Bappeda menyusun kerangka studi dan instrument analisis serta melakukan penelitian lapangan sebelum menyusun rencana pembangunan daerah.

Paragraf 2

Identifikasi Kebijakan Nasional Yang Berdampak Pada Daerah

Pasal 45

(1) Identifikasi kebijakan nasional yang berdampak pada daerah merupakan upaya daerah dalam rangka sinkronisasi pelaksanaan kebijakan dan program prioritas nasional dalam pembangunan daerah;

(2) Sinkronisasi kebijakan nasional dilakukan dengan melihat kesesuaian terhadap keberlanjutan program, dampak yang diinginkan dari sisi pencapaian target atau sasaran, tingkat keterdesakan dan kemampuan anggaran.

Page 28: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

28

Paragraf 3 Perumusan Masalah Pembangunan Daerah

Pasal 46

(1) Masalah pembangunan daerah dirumuskan dengan mengutamakan

tingkat keterdesakan dan kebutuhan masyarakat. (2) Rumusan permasalahan disusun secara menyeluruh mencakup

tantangan, ancaman dan kelemahan, yang dihadapi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.

(3) Penyusunan rumusan masalah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan anggaran prakiraan maju, pencapaian sasaran kinerja dan arah kebijakan kedepan.

Paragraf 4

Penyusunan Program, Kegiatan, Alokasi Dana Indikatif dan Sumber Pendanaan

Pasal 47

(1) Program, kegiatan dan pendanaan disusun berdasarkan :

a. pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta perencanaan dan penganggaran terpadu;

b. kerangka pendanaan dan pagu indikatif; c. program prioritas urusan wajib dan urusan pilihan yang mengacu

pada standar pelayanan minimal sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat.

(2) Program, kegiatan dan pendanaan disusun untuk tahun yang direncanakan disertai prakiraan maju, sebagai implikasi kebutuhan dana.

(3) Sumber pendanaan pembangunan daerah terdiri atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber lain yang syah.

Page 29: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

29

Pasal 48

Penyusunan perencanaan dan penganggaran terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) huruf a berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Paragraf 5

Penyusunan Rancangan Kebijakan Pembangunan Daerah

Pasal 49 (1) Rancangan kebijakan pembangunan daerah yang telah disusun

dibahas dalam forum konsultasi Publik. (2) Forum konsultasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diikuti

oleh masyarakat dan para pemangku kepentingan. (3) Rancangan kebijakan pembangunan daerah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi : a. RPJPD; b. RPJMD; dan c. RKPD.

Pasal 50

Rancangan kebijakan pembangunan daerah sebagai hasil dari forum konsultasi public dirumuskan menjadi rancangan awal Rencana Pembangunan Daerah oleh BAPPEDA bersama SKPD.

Bagian Ketiga

Sistematika Rencana Pembangunan Daerah

Pasal 51

(1) Sistematika penulisan RPJPD, paling sedikit mencakup : a. pendahuluan; b. gambaran umum kondisi daerah;

Page 30: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

30

c. analisis isu-isu strategis; d. visi dan misi daerah; e. arah kebijakan; dan f. kaidah pelaksanaan.

(2) Sistematika penulisan RPJMD, paling sedikit mencakup: a. pendahuluan; b. gambaran umum kondisi daerah; c. gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka

pendanaan; d. analisis isu-isu strategis; e. visi dan misi tujuan dan sasaran; f. strategi dan arah kebijakan; g. kebijakan umum dan program pembangunan daerah; h. indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan

pendanaan; i. penetapan indikator kinerja daerah; dan j. pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

(3) Sistematika RKPD paling sedikit mencakup : a. pendahuluan; b. evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu; c. rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka

pendanaan; d. prioritas dan sasaran pembangunan; dan e. rencana program dan kegiatan prioritas daerah.

(4) Sistematika penulisan Renstra SKPD, paling sedikit mencakup : a. pendahuluan; b. gambaran pelayanan SKPD; c. isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi; d. visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan; e. rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran

dan pendanaan indikatif; dan f. indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran

RPJMD. (5) Sistematika penulisan Renja SKPD, paling sedikit mencakup :

a. pendahuluan;

Page 31: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

31

b. evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu; c. tujuan, sasaran, program dan kegiatan; d. indikator kinerja dan kelompok sasaran yang menggambarkan

pencapaian Renstra e. SKPD; f. dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju

berdasarkan pagu indikatif; g. sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan

kegiatan; dan h. penutup.

BAB XI

PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Bagian Kesatu Pengendalian

Pasal 52

(1) Kebijakan Pengendalian terhadap perencanaan pembangunan

dilakukan oleh Bupati dan pelaksanaannya dilakukan oleh BAPPEDA untuk keseluruhan perencanaan pembangunan Daerah dan oleh Kepala SKPD untuk program dan/atau kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(2) Pelaksanaan kebijakan Pengendalian oleh BAPPEDA meliputi pemantauan dan supervisi untuk menjamin konsistensi antara program dan kegiatan dengan kebijakan pembangunan Daerah.

(3) Pemantauan pelaksanaan program dan/atau kegiatan oleh Kepala SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi realisasi pencapaian target kinerja, penyerapan dana, dan kendala yang dihadapi.

(4) Hasil pemantauan pelaksanaan program dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun dalam bentuk laporan triwulan untuk disampaikan kepada Bupati, disertai dengan rekomendasi dan langkah-langkah penyelesaian.

Page 32: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

32

Bagian Kedua Evaluasi

Pasal 53

(1) Bupati melakukan Evaluasi terhadap Perencanaan Pembangunan

Daerah. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah; b. Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; c. Hasil Rencana Pembangunan Daerah.

Pasal 54

(1) Teknis pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh Bappeda untuk keseluruhan Perencanaan Pembangunan Daerah dan oleh Kepala SKPD untuk capaian kinerja program dan kegiatan SKPD periode sebelumnya.

(2) Evaluasi oleh Bappeda meliputi : a. penilaian terhadap pelaksanaan proses perumusan dokumen

Rencana Pembangunan Daerah, dan Pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Daerah; dan

b. menghimpun, menganalisis dan menyusun hasil evaluasi Kepala SKPD dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah.

(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi bahan penyusunan rencana pembangunan daerah periode berikutnya.

Pasal 55

Bupati wajib menyampaikan informasi mengenai hasil evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah kepada masyarakat.

Page 33: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

33

Pasal 56

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan akan diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga Perubahan

Pasal 57

(1) Rencana pembangunan daerah dapat diubah dalam hal :

a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses perumusan dan substansi yang dirumuskan belum sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

b. terjadi perubahan yang mendasar; atau c. merugikan kepentingan daerah.

(2) Perubahan rencana pembangunan daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Bagian Keempat Masyarakat

Pasal 58

(1) Masyarakat dapat melaporkan program dan kegiatan yang

dianggap tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disertai dengan

data dan informasi yang akurat. (3) Pemerintah kabupaten menindaklanjuti laporan dari masyarakat

sebagaimana pada ayat (1) berdasarkan pertimbangan Kepala Bappeda dan Kepala SKPD.

(4) Mekanisme penyampaian dan tindak lanjut laporan dari masyarakat diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Page 34: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

34

BAB XII KELEMBAGAAN

Pasal 59

(1) Bupati bertanggungjawab menyelenggarakan Perencanaan

Pembangunan Daerah. (2) Dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah,

Bupati dibantu oleh Kepala Bappeda. (3) Kepala SKPD menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah

sesuai dengan kewenangannya.

BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 60

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, segala ketentuan yang mengatur tata cara penyusunan perencanaan pembangunan daerah dan pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan daerah dinyatakan masih berlaku, sepanjang tidak bertentangan dan atau belum diatur berdasarkan Peraturan Daerah ini.

BAB XIV KETENTUAN PENUTUP

Pasal 61

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 35: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

35

Pasal 62

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara.

Ditetapkan di Banjarnegara Pada tanggal 18-11-2010 BUPATI BANJARNEGARA, Cap ttd, D J A S R I

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. Sekretaris Daerah Kepala Badan Kepegawaian Daerah

Drs. Fahrudin Slamet Susiadi, MM

Pembina Utama Muda NIP. 19600519 198510 1 001

Diundangkan di Banjarnegara Pada tanggal 15-3-2011

Plt. SEKRETARIS DAERAH, KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

Cap ttd, FAHRUDIN SLAMET SUSIADI

Page 36: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

36

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010

TENTANG

TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN

EVALUASI SERTA PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

I. UMUM

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif di bidang perencanaan pembangunan daerah, diperlukan adanya tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah. Penerapan peraturan perundangan yang berkaitan dengan perencanaan daerah merupakan alat untuk mencapai tujuan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat melalui perencanaan pembangunan daerah agar demokratisasi, transparasi, dan akuntabilitas dapat terwujud.

Penyelenggaraan tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dimaksudkan untuk : 1. Meningkatkan konsistensi antarkebijakan yang dilakukan berbagai

organisasi publik dan antara kebijakan makro dan mikro maupun antara kebijakan dan pelaksanaan.

Page 37: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

37

2. Meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perumusan kebijakan dan perencanaan program.

3. Menyelaraskan perencanaan program dan penganggaran 4. Meningkatkan akuntabilitas pemanfaatan sumber daya dan

keuangan publik. 5. Terwujudnya penilaian kinerja kebijakan yang terukur,

perencanaan dan pelaksanaa sesuai dokumen perencanaan, sehingga tercapai efetivitas perencanaan.

Penyelenggaraan tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan daerah dilakukan dengan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up). Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Bupati secara langsung adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan Bupati. Oleh karena itu, penyusunan rencana pembangunan Kabupaten Banjarnegara pada dasarnya merupakan penjabaran dari agenda – agenda yang ditawarkan Bupati ada saat proses pemilihan Kepala Daerah kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) dengan tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banjarnegara.

Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk menyusun perencanaan. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan para pemangku kepentingan adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up) dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa.

Page 38: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

38

Dilaksanakannya tata cara dan tahapan perencanaan daerah bertujuan untuk mengefektifkan proses pemerintahan yang baik melalui pemanfaatan sumber daya publik yang berdampak pada percepatan proses perubahan sosial bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, atau terarahnya proses pengembangan ekonomi dan kemampuan masyarakat, dan tercapainya tujuan pelayanan publik.

Penyelenggaaraan tata cara dan tahapan perencanaan daerah mencakup proses perencanaan pada masing-masing lingkup pemerintahan (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota) terdiri dari proses : (1) Identifikasi masalah, (2) perumusan kebijakan, (3) penyusunan program, (4) penentuan alokasi pembiayaan, dan (5) monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan, rencana program, dan alokasi pembiayaan program.

Tata cara dan tahapan perencanaan daerah dilakukan oleh lembaga atau badan perencanaan di lingkup daerah maupun unit organisasi publik, meliputi : (1) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), (2) Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) di daerah, (3) Pemerintahan Desa dan seluruh pemangku kepentingan di daerah.

Proses kegiatan penyelenggaraan perencanaan daerah dilakukan baik pada masing-masing tingkat/lingkup pemerintahan (Kabupaten, Kecamatan dan Desa) maupun koordinasi antar lingkup pemerintahan, melalui suatu proses dan mekanisme tertentu untuk mencapai tujuan pebangunan daerah.

Proses penyelenggaraan perencanaan daerah harus dapat memberikan arahan bagi peningkatan pengembangan sosial-ekonomi dan kemampuan masyarakat, oleh karena itu diperlukan adanya sinkronisasi antara rencana program/kegiatan oleh organisasi publik dengan rencana kegiatan masyarakat dan pemangku kepentingan.

Proses penyelenggaraan perencanaan daerah perlu diikuti oleh adanya mekanisme pemantauan kinerja kebijakan, rencana program, dan pembiayaan secara terpadu bagi penyempurnaan kebijakan perencanaan selanjutnya; dan mekanisme koordinasi perencanaan horizontal dan vertikal yang lebih difokuskan pada komunikasi dan dialog antarlembaga perencanaan dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan, dan saling ketergantungan satu sama lain.

Page 39: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

39

Proses perencanaan daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip

pemberdayaan, pemerataan, demokratis, desentralistik, transparasi, akuntabilitas, responsifitas, dan partisipasif dengan melibatkan seluruh unsur lembaga daerah, termasuk lembaga pemerintah daerah, masyarakat dan pemangku kepentingan.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2

Yang dimaksud dengan musyawarah perencanaan pembangunan daerah (Musrenbang daerah) adalah upaya penjaringan aspirasi masyarakat yang antara lain ditujukan untuk mengakomodasi aspirasi kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses dalam pengembilan kebijakan melalui jalur khusus komunikasi.

Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Ayat (1) Yang dimaksud dengan urusan Pemerintahan Daerah

pada ayat ini adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 5 Ayat (1) Cukup jelas

Page 40: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

40

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)

Mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah bertujuan untuk mencapai pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, sesuai dengan urusan dan kewenangan pemerintah daerah meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Ayat (4) Cukup jelas Pasal 6 Yang dmaksud dengan : “Transparan” adalah membuka diri terhadap hak masyarakat

untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

“Responsif” adalah dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan perubahan yang terjadi di daerah.

“Efisien” adalah pencapaian keluaran tertentu dengan masukan terendah atau masukan terendah.

“Efektif” adalah kemampuan mencapai target dengan sumber daya yang dimiliki dengan cara atau proses yang paling optimal.

“Akuntabel” adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari perencanaan pembangunan daerah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 41: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

41

“Partisipatif” adalah mengikutsertakan atau melibatkan masyarakat dalam setiap proses tahapan perencanaan pembangunan daerah dan bersifat inklusif terhadap kelompok yang termarginalkan melalui jalur khusus komunikasi untuk mengakomodasi aspirasi kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses dalam pengambilan kebijakan.

“Terukur” adalah penetapan target kinerja yang akan dicapai dan cara-cara untuk mencapainya.

“Berkeadilan” adalah prinsip keseimbangan antarwilayah, sektor, pendapatan, gender dan usia.

“Berkelanjutan” adalah prinsip pembangunan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.

Pasal 7 Keempat tahapan perencanaan ini dilaksanakan secara

berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus perencanaan yang utuh.

Pasal 8 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Yang dimaksud dengan pemikiran visioner adalah pemikiran tentang masa depan yang diperoleh melalui analisis kondisi obyektif.

Ayat (4) Cukup jelas

Ayat (5) Cukup jelas

Pasal 9 Ayat (1)

Cukup jelas

Page 42: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

42

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Konsultasi publik merupakan wadah penampungan dan penjaringan aspirasi masyarakat, dan dunia usaha untuk penyempurnaan rancangan kebijakan

Ayat (5) Yang dimaksud pemangku kepentingan pembangunan

Daerah adalah unsur-unsur Pemerintah Daerah, DPRD, dunia usaha dan masyarakat yang terdiri dari Kepala dan unsur staf SKPD (dinas, badan, kantor dan bagian), delegasi kecamatan dan perwakilan masyarakat dengan memperhatikan keterwakilan perempuan, organisasi profesi, organisasi pengusaha, LSM dan lain-lain.

Ayat (6) Cukup jelas

Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14

Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Selain RPJMD berisikan visi, misi dan program Bupati,

RPJMD juga memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program SKPD disertai dengan rencana-rencana kerja dengan mencantumkan pagu indikatif.

Page 43: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

43

Ayat (3) Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas

Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

- Yang dimaksud dengan “program prioritas pembangunan daerah” adalah program yang menjadi kebutuhan mendesak sesuai dengan potensi, dana, tenaga dan kemampuan manajerial yang dimiliki.

- Yang dimaksud dengan “rencana kerja” adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran.

- Kerangka pendanaan diutamakan untuk penyusunan dokumen jangka menengah (RPJMD dan Renstra SKPD) serta pagu indikatif digunakan untuk penyusunan dokumen rencana tahunan (RKPD dan Renja SKPD)

- Prakiraan maju digunakan untuk dokumen renja SKPD dan RKPD

Page 44: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

44

Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Pasal 21 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Di dalam Musrenbang Kabupaten dibahas RKPD Kabupaten berdasarkan Renja-SKPD hasil Forum SKPD dengan cara meninjau keserasian antara rancangan Renja-SKPD dengan kebutuhan masyarakat yang hasilnya digunakan untuk pemutakhiran rancangan RKPD.

Pasal 22 Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas Pasal 24 Cukup jelas

Page 45: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

45

Pasal 25 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “rencana strategis SKPD secara teknokratik” adalah rencana yang disusun menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah yang dilakukan oleh tim teknis untuk menganalisis kondisi obyektif dengan mempertimbangkan beberapa skenario pembangunan untuk periode rencana berikutnya.

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a

Cukup jelas Huruf b Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Ayat (5) Cukup jelas

Ayat (6) Cukup jelas

Pasal 26 Cukup jelas Pasal 27 Cukup jelas Pasal 28 Cukup jelas Pasal 29 Cukup jelas Pasal 30 Cukup jelas Pasal 31 Cukup jelas Pasal 32 Cukup jelas

Page 46: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

46

Pasal 33 Cukup jelas Pasal 34 Cukup jelas Pasal 35

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Cukup jelas

Ayat (5) Forum SKPD membahas program dan kegiatan yang dihasilkan dari Musrenbang kecamatan sebagai upaya menyempurnakan rancangan Renja SKPD. Pelaksanaan Forum SKPD difasilitasi oleh SKPD terkait.

Ayat (6) Cukup jelas

Pasal 36 Cukup jelas Pasal 37 Cukup jelas Pasal 38 Cukup jelas Pasal 39 Ayat (1)

Koordinasi dilakukan untuk : - menghindari tumpang tindih program, kegiatan dan

pendanaan yang disusun oleh masing-asing SKPD.

Page 47: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

47

- keterpaduan antara rencana pembangunan daerah yang dibiayai melalui APBD Kabupaten, dengan rencana pebangunan yang dibiayai dengan APBD Provinsi serta rencana pembangunan di daerah yang dibiayai dengan APBN.

Keterpaduan dan sinergitas rencana pembangunan antar kabupaten dan antar kecamatan.

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 40 Ayat (1)

Rencana tata ruang yang perlu dirujuk adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi, RTRW Kabupaten, dan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRKP).

Ayat (2) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas Huruf h Cukup jelas Huruf i Cukup jelas

Page 48: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

48

Pasal 41 Ayat (1)

Sistem informasi perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pemeliharaan, pencarian kembali dan validasi berbagai data tertentu yang dibutuhkan oleh suatu organisasi tentang perencanaan pembangunan daerah.

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 42 Rencana tata ruang dan RPJPD sebagai dokumen perencanaan satu sama lain saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Apabila kabupaten belum memiliki tata ruang, maka RPJPD merupakan acuan penyusunan rencana tata ruang dan apabila kabupaten telah memiliki tata ruang yang masih berlaku, maka tata ruang tersebut digunakan sebagai acuan.

Pasal 43 Cukup jelas Pasal 44

Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Kerangka studi dan instrumen analisis dapat juga berupa

analisis spesifik seperti analisis dan manfaat (cost and benefit) analisis kemiskinan dan analisis gender.

Pasal 45 Cukup jelas

Page 49: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

49

Pasal 46 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “tingkat keterdesakan” adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda seperti bencana alam, wabah penyakit dan masalah yang penting.

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 47 Ayat (1) Huruf a

Kerangka pengeluaran jangka menengah adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju; dasar penyusunan program kegiatan dan pendanaan berlaku untuk penyusunan dokumen RPJMD, RKPD, renstra SKPD dan Renja SKPD.

Huruf b Kerangka pendanaan diutamakan untuk penyusunan dokumen jangka menengah (RPJMD dan Renstra SKPD) serta pagu indikatif digunakan untuk penyusunan dokumen rencana tahunan (RKPD dan Renja SKPD). Yang dimaksud dengan “pagu indikatif” adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan.

Huruf c Program disusun berdasarkan urusan wajib dan pilihan, serta kegiatan disusun berdasarkan keterdesakan.

Page 50: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

50

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 48 Cukup jelas Pasal 49 Cukup jelas Pasal 50 Cukup jelas Pasal 51 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Huruf a Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas

Huruf c Yang dimaksud dengan “kerangka pendanaan” adalah bagian dari kerangka fiskal yang berhubungan dengan kemampuan untuk membiayai belanja pemerintah. Kerangka pendanaa disusun secara bersama-sama antara Bappeda dengan Dinas/Lembaga perangkat Kabupaten yang menangani masalah keuangan.

Huruf d Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Huruf f Cukup jelas

Huruf g Cukup jelas

Huruf h Cukup jelas

Page 51: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

51

Huruf i Cukup jelas

Huruf j Pada masa transisi, untuk menghindari kekosongan,

seperti peralihan periode kepemimpinan maka RPJMD lama yang akan berakhir menjadi pedoman sementara bagi pemerintahan kepala daerah yang baru terpilih selama belum ada RPJMD baru.

Ayat (3) Cukup jelas

Ayat (4) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Dalam gambaran pelayanan SKPD dijelaskan juga mengenai gambaran umum kinerja SKPD yang telah dicapai.

Huruf c Cukup jelas

Huruf d Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Huruf f Cukup jelas

Ayat (5) Huruf a

Cukup jelas Huruf b

Cukup jelas Huruf c

Cukup jelas Huruf d

Cukup jelas

Page 52: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

52

Huruf e Cukup jelas

Huruf f Yang dimaksud dengan “dana indikatif’ adalah rincian dana yang dialokasikan untuk kegiatan tahunan. Yang dimaksud dengan “pagu indikatif” adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan.

Huruf g Cukup jelas

Pasal 52 Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Yang dimaksud “pencapaian target’ adalah kemajuan pelaksanaan kegiatan.

Ayat (4) Cukup jelas

Pasal 53 Cukup jelas Pasal 54 Cukup jelas Pasal 55 Cukupjelas Pasal 56 Cukup jelas

Page 53: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2010/KabupatenBanjarnegara-15...Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD),

53

Pasal 57 Ayat (1)

Huruf a Penyempurnaan rencana pembangunan daerah

dapat dilakukan perubahan apabila dalam proses perumusan dan substansinya belum sesuai perundang-undangan yang berlaku melalui mekanisme yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

. Huruf b Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 58 Cukup jelas

Pasal 59 Cukup jelas Pasal 60 Cukup jelas Pasal 61 Cukup jelas Pasal 62 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 134