27
Lembar Hasil Wawancara Nama : Salamun Budiono Umur : 45 tahun Asal : Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto Peran dalam upacara : Sebagai salah satu panitia dari acara Ruwat Sumber Petirtaan Jolotundo Nomor Rekaman : 1. Video dengan nomor (PA 140068) 2. Rekaman dengan nomor (record20151014084744) Waktu dan tempat : Sekitar pukul 08.30 bertempat di kediaman bapak Salamun di Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur Sumber Dlundung, Sumber Dlundung, kalo kita total naik ke atas akan ketemu banyak peninggalan. Ya. Sumber yang pertama kali itu Dlundung, atasnya itukan sumbernya dari Arjuno, nah di sana akan ketemu dengan patung- patung, artefak-artefak macem-macem. Ah... kita perkirakan itu eranya tunggul ametung. Ah... kalo

Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hasil wawancara acara ruwat sumber desa seloliman mojokerto

Citation preview

Page 1: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

Lembar Hasil Wawancara

Nama : Salamun Budiono

Umur : 45 tahun

Asal : Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto

Peran dalam upacara : Sebagai salah satu panitia dari acara Ruwat Sumber

Petirtaan Jolotundo

Nomor Rekaman : 1. Video dengan nomor (PA 140068)

2. Rekaman dengan nomor (record20151014084744)

Waktu dan tempat : Sekitar pukul 08.30 bertempat di kediaman bapak Salamun

di Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur

Sumber Dlundung, Sumber Dlundung,

kalo kita total naik ke atas akan ketemu

banyak peninggalan. Ya. Sumber yang

pertama kali itu Dlundung, atasnya

itukan sumbernya dari Arjuno, nah di

sana akan ketemu dengan patung-

patung, artefak-artefak macem-macem.

Ah... kita perkirakan itu eranya tunggul

ametung. Ah... kalo dari titik

sumbernya, turun persis akan ketemu,

pemakamannya tunggul ametung di

ah... kebun teh. Atasnya kebun teh, jauh

sekali itu. Iya... itu semacam opo ya...

yo... mecungul lah muara. Titik

sumbernya di sana, Arjuno. Kalo

Arjuno, secara peninggalan tidak trlalu

beraturan, mungkin jamannya mungkin

lebih tua, tidak terlalu tertata bagus

seperti percandian yang di

penanggungan. Tempat-tempat semedi

dan ritual kan banyak di Arjuno. Kalo

Page 2: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

di sini memang banyak sekali,

percandian yang kelihatan itu lebih dari

40, percandian. itu rata-rata secara e...

banyak apa ya... lebih banyak ke arah

semacam pemujaan terhadap Dewa air

Karena kebanyakkan sumbernya itu,

e... kebanyakan candinya itu dekat

dengan air pak ?

Ya dekat dengan air, atau mungkin...

apa ya ... susah air mungkin. Jadi di

lereng gunung pegel ini... ada namanya

candi buyung, ah... buy, candi byung

itu, bukan candi, tapi batu alam yang

utuh besar serumah dibeteli lah itu

untuk tandon ternyata. Buyung iku, opo,

ah... temapayan atau wadah dan ada

pipa-pipa batu, itu banyak sekali ya, nah

itu dialirkan. Jadi nampung mungkin gk

tau air hujan atau air embun di lereng

gnung, lalu dialirkan. Nah itu Banyak,

banyak, pipa-pipa batu, di Sumber

Tetek juga begitu, di utara gunung juga

begitu, disekitar Jolotundo ada banyak

pipa-pipa sekitar 90 cm panjangnya

bulatnya segini lobang diameternya

sekitar 15 cm, dari batu. Dari batu. Jadi

ada pipa-pipa dan sebagainya, lek mari

kobongan ngene ketok. Batu.

Kolo wingi kebakaran niku padam-

padam sndri nopo wonten hujan

Eeeeee anu opo, matine yo entek sajane

mati karena ini bekas rute.. heeh.. itu

kan anu, ono sipete’a? Iku mati dewe

Terus benjeng seng terose jenengan

wonten pohon yang simbolik niku

badhe diicer ten ndukur mboten pak?

Kalo nanemnya biasanya kita tanam di

anu, sumber.

Page 3: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

gak dibawa ke atas nggak, jadi di luarnya air. itu setiap

tahun, nah nanti dimusim hujan, teman-

teman tim suroan ini nanem, ada 12

orang yaitu nanem. setiap sumber setiap

tahun, jadi ruwat sumber setelah itu

nunggu hujan lalu kita tanam. semua

pohon roto-roto ringin.... ringin, bulu,

gondang, belo... Jadi itu yang kita

tanam ndak banyak rata-rata itu 5

sampai 6 pohon, tapi setiap tahun pnitia

ini, ya yang nanem kalo yang simbolik

sekaligus. Jadi Pagi setelah diruwat,

dirituali pohonnya, ini bubar acra,

langsung kita tanam satu itu.

acaranya pagi brarti ya pak ? jam 9 biasanya,

Jam 9 pagi? Mulai, ya, jam 9 sudah mulai

mngumpul, nanti paling lambat stengah

10 dimulai karakan.

Sudah? berarti niki ken nppo pagi-pagi

senen persiapan ten mriko riyen ken

langsung ngliput, nopo kulo nemoni

jenengan riyen?

kulo kinten langsung gempal ten mriko

ngge boten nopo-nopo. Kulo mesti rodo

isuk ngge, stand by, toto-toto, opo sgala

macem, sekarang kan ini anu, ah...

proses regenerasi, termasuk, saya sejak

dulu kedapok pranoto coro, nah sedang

ngader pemuda untuk menggantikan

posisi saya. Nah iki termasuk ngader

pimpinan adat. Jadi ada 5 calon

kasepuhan yang sedang kita persiapkan

untuk mengganti, anu pimpinan adat

secara, sudah terlalu tua, sudah agak

mulai pikun. jenenge Mbah Jari, yang

Page 4: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

situ, senen nanti bisa diwawancarai,

juga Mbah Jari, orangnya ini sudah

mulai pikun, lah ini kan harus kita

persiapkan pengganti, Alhamdulillah

jalan, ada 5 kader.

Berarti dari pihak masyarakat sendiri

itu memang mendukung, generasi dari

pemuda sendiri itu kepengen

melestarikan gitu ?

Enggeh, kalo pemuda... bagus sekali,

ah... antusias. Lah ini untuk pemudanya

kita pos-poskan di acara” umum,

misalkan pranoto coro, lalu menyambut

tamu, persiapan-persiapan awal. Nah itu

Anak-anak muda total sudah, mulai

terlibat itu... mulai tahun 2013... kalau

dulu kasepuhan-kasepuhan tok.

Nek masalah Pengganti niku nopo

kudu keturunan khusus nopo mboten?

Mbotenne ngge kangge wong ?

Kita pandang mampu, lalu secara

usia.... mendekati tua, atau tua gituya,

usianya, sudah sangat-sangat mateng.

Ah... Secara khusus kasepuhan itu ada

7, yang kita anggap ah... faham tentang

kegiatan suroan, gitu, ada 7 orang. Yang

satu murni pendatang, cuman sudah

sangat lama sekali di sini dan sejak awal

sudah membaur sehingga. sehingga

paham betul lalu, ah... ini, opo, kita

tunjuk, karena proses pembaurannya

sudah sangat luar biasa seperti anu,

masyarakat setempat, namanya Mbah

Gatot Hartoyo, orang Sidoarjo atau

Pasuruan. Kurang paham

Tapi ten desa sempur niki wonten

mopo mboten pak tempat yang

disucikan?

Punden, ada, nggeh. Ah... Jolotundo

niku juga punden, sebenarnya, jadi

setiap acara ritual atau barika’an itu

Page 5: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

pasti di punden. Lah Jolotundo ini,

pundennya Seloliman. Rata-rata per

dusun disitu pundennyakan 2. Punden

Sempur itu punya punden 2, kalo yang

di dalam kampung ini makam,

petilasan. Untuk punden besarnya

secara besar, Seloliman ah... sempur ya

juga di Jolotundo. Secara khusus per

dusun bagi para kasepuhan itu punya

acara sendiri, kecil- kecilan, jadi setelah

acara di sana, itu kecil-kecilan warga

Sempur punya acara sendiri. Kalau

yang sudah mulai terbuka ini Sempur,

Sempur itu malam 11, malam 11. kalo

yang lain Biting sama Balekambang itu

malam 10 memang orang” tertentu,

Njanjung juga gitu oramg-orang

tertentu. Para kasepuhan-kasepuhan,

dinamakan ..........................

Dadine niku tahun niki niku

diputusaken katah nopo pembaruan-

pembaruan ngenten niku

Nggeh. kita mulai ah... nggeh

pergantian,

pergantian trus kaliyan enten

pemindahan mahkota?

nah iku itu khusus, momen khusus.

Lak ngge tahun niki ngge? Ngge. Lah... rencana tahun depan itu,

memindahkan lagi.

Jolotundo dibawa kmna pak? Ya ada bagian penting yang masih

belum masuk kesitu, bukan candinya

diangkat. Ada bagian penting posisinya

di sana, di kantor purbakala di

Trowulan.

Page 6: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

Jadi sudah diamankan di Trowulan ya

pak?

Sejak dulu, sejak..... ndak tau, zaman....

kutho mangkubumi(???). ah... lingga

mahameru ah... kalo anu lebih akrab

ah... miniatur Gunung Penanggungan.

Akrab, itu yang diharapkan tahun depan

ah... bisa kembali lagi kesini. Kita, kita

apa, Panitia menginginkan menjadi PR

seluruh peserta, peserta bisa... opo yo,

bantu lah, terlibat lah, bagaimana

lobinya, segala macem, kalau yang ini

kan komunitas Suroan, panitia murni.

Karena itu lebih besar dan ada merubah

ah... sedikit konstruksi yaitu kita harus

melibatkan banyak orang soal ini,

purbakala gak mau, membiayai... yaitu

masalah ini. mboh gk ngerti kok iso

Terus niku pak mbok menowo wonten

cerito rakyat mriki dateng asal muasal

gunung penanggungan?

Kalau itu tidak detail msalahnya, tidak

detail, ya tahu... namanya sebelum

penanggungan ini... Pawitra itu aja.

Pawitra, Gunung Pawitra. Detail-detail

kurang tahu jadi ah... masyarakat di sini

lebih, opo yo... Ceritanya, turun-

temurunnya itu lebih ke arah

pengalamannya, misalkan ada sebuah

gua Botol, gua Botol yaitu ah... lebih

tahu ooo ini masyarakat untuk kegiatan

semedi, bertapa, Kendali Sodo untuk

tirakatan. Jadi lebih ke arah, gunung

secara utuh ceritanya itu gak ada

Trus niku pak nama Pawitra dados

Penanggungan niku? Memang

Ah... kalo pergantian nama itu mulai

kapan, kita gak ada yang tahu. Ya...

Page 7: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

penyebutan dari zaman Buddha? Cuma ceritanya Gunung Penanggungan

iku biyen duduk Gunung Penanggungan

jenenge iku Gunung Pawitra. Lah,

mulai kapan ganti namanya yang kita

kurang tahu. Pawitra. Yaitu Mayoritas

sudah tahu, tapi hanya tahu namanya,

pergantiannya kapan, mengapa diganti,

itu yang tidak tahu.

tpi untuk skarang lebih banyak yang

nyebut penanggungan masyarakat

sekitar?

ya Penanggungan. Bergeser Pawitranya.

Sak niki Masalah arca, ten gene

Jolotundo niku ten tengah-tengah

ndukur kan wonten koyo nggen kangge

arca, nopo mbiyen ten mriku niku

wonten arcane ?

Wonten, anu ... Garuda Wisnu Kencana,

ten mriku. tengah-tengahe rodho

nduwur, roto, mbaringunu sreeett.. lah,

itu ada arcanya. Kalau gak salah... kalau

menurut orang-orang, orang-orang

kasepuhan itu dulu ada reco tembak’an,

ditembak lah, tetapi diambil lagi oleh

pemerintah, kabar-kabarnya, katanya

ada di museum, kurang tahu. Memamng

di situ pernah ada, tapi waktu itu setahu

warga setempat itu juga itu bukan asli,

tapi persis. Bukan asli. Garuda Wisnu

Kencana, katanya.

sing asli brarti boten ngertos ten pundi

nggeh pak?

Lah yo iku, seng asli nang ndi iku,

kurang tahu. Mungkin disimpeni wong,

otowo Jaman-jaman londo biyen bekne

ngge dipendet. Nggeh. Niku, nopo

nggeh, Terpotong ceritanya, cuman ada

reco Garudo Wisnu Kencana

tembak’an, mek ngonten. Waktu itu

Page 8: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

kalau itu diambil, menurut yang

ngambil, itu karena rusak, keadaan

rusak dicuili pengunjung jaman dulu,

sehingga ini kalo dibiarkan nanti pasti

habis

Niku pak Mbok menowo kok wonten

nopo kok dicuili pengunjung membawa

berkah dos pundi?

Jimat katanya, Didamel jimat

Niku ten jolotundo punopo kok dipisah

ngonten kangge aduse lanang kale

wedok ?

Ngge Kalo cerita detail itu ... kalo

versinya dinas ya kebudayaan

kementrian pendidikan itu pemandian

Nama : Pak Jari

Umur : 73 tahun

Asal : Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto

Peran dalam upacara : Sebagai peminpin upacara ritual Ruwat Sumber di

Petirtaan Jolotundo

Nomor Rekaman : 1. Video dengan nomor (MVI_1932)

Page 9: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

2. Rekaman dengan nomor (Record 20151019122919)

Waktu dan tempat : Sekitar pukul 10.00 bertempat Siti Hinggil Petirtaan Jolotundo

Lek masalah upacara nipun? Lah

upacara nipun niki, wonten sampun ket

kapan?

Nek masalah tahun, sak derenge wonten

kulo. Niki masyarakat dusun Biting

sampun ngedepi satu suro,

kemungkinan sareng-sareng kale eyang

Prabu Airlangga. Lah dipedot waktu

GESTAPO. Tapi masalah pedote,

mboten pedot masalah doa, mboten.

Tetep masyarakat iki ngelaksanaken

ritualan satu suro. Cuma salah satu

tokoh masyarakat dusun Biting niki

wonten sing wani, Dianggep waktu

jaman GESTAPO sing sowan ten

Jolotundo dianggep tiang PKI. Lah niku

sesepuh pinisepuh sing wonten ten

dusun Biting niki tanggung jawab anane

situs-situs ten Jolotundo. Perlu

diketahui nggeh anak-anak, niki satu

ruwatan sumber suci partirtaan

Jolotundo. Niki pasarane legi, nek

harine terserah, Cuma dipeseni sesepuh

pinisepuh niki pasarane legi dadi

dibawah tanggal 10 Jawa. Kenapa kok

ngoten ? Bangsa alus niki rawuh sedoyo

mulai 1 suro rabu legi wingi. Ndamel

aturan, dadi mboten pemerintah tok

ndamel aturan, bangsa alus ndamel

aturan ngonten loh. Terus 10 aturan

sampun di dok dok dok. Sing wonten

Page 10: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

kidul badhe ngidul, sing woten ngetan

bangsul ngetan. Nek misale 1 suro

diatas tanggal 10 mboten wonten

bunine. Dadi termasuk penyuwunan

masyarakat Dusun Biting mlebu ten

Ghoib, lah diaturaken ten gusti maha

kuasa sing nyipta’aken alam. Kulo lan

panjenengan sedoyo saking alam kok.

Pun ngoten paham nggeh ? Pun nopo

maleh ?

Masalah niki namine kan siti inggil,

niki kok dianggep paling suci wonten

nopo ?

Mboten, mboten dianggap paling suci,

niki piturut sejarah, eyang Prabu

Airlangga waktu penyuwunan, wonten

ten mriki. Lah bukti-bukti pun sampun

mboten wonten. Wisnu Kencana

sampun ten Jakarta, Mahameru wonten

ten Trowulan. Lah niku batu mahkota

lah asale ten mriki, masyarakat mriki

wonten dibalikaken ten mriki sedoyo.

Lah niki mboten dianggep suci, sing

suci niku tingkah lakune, tiang suci

dianggep suci niku lakune, sing suci

niku lakune.

Lah niku mbah, kok ngangge baju

warna hitam niku nopo?

Niku nenggeri Jowo, lah wong Jowo

niku tengerane udengan kale baju

hitam. Jolotundo non agama, niki uri-

uri peninggalan dateng sesepuh

pinesepuh dateng jolotundo mriki lah

kale ngeruwat sumber suci air jolotundo

menggayahi masyarakat khusus’e dusun

Biting umume desa Seloliman.

Page 11: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

Terus niku mbah, duluan mana antara

prabu airlangga bertapa dengan

dibangunnya candi ini ?

Bukan bertapa, jadi sebelum Prabu

Airlangga, air ini sudah ada.

Sudah ada air, tapi belum ada bangunan

seperti ini ?

Jadi Prabu Airlangga hanya merehab

dan meneruskan. Yang mbangun itu

buyutnya. Dadi nek enten sejarah Prabu

Airlangga topo nyuwun partirtaan niku

keliru. Pendek maleh dadi bukan nenek

moyang gitu.

Terus niku, masalah pertirtaan niki kan

wonten kale, kangge jaler lan istri.

Wonten nopo kok dibeda’aken ?

Nggeh nek menurut sejarah, ingkang

kawula, saking sesepuh pinisepuh

dusun Biting, niki sing jaler mboten

angsal maleh, dados tiyang istri, banci.

Nek mboten percoyo njenengan cobak,

7 malem jumat legi. Kulo pesen mbok

menawi wonten sejarah sing mboten

tepak Prabu Airlangga nyipta’aken

nyuwun air niku kelintu, Eyange Prabu

Airlangga. Bahwa Prabu Airlangga

hanya ngerehab, ngapik’i.

Ruwat sumber niki dibarengake kale

sedekah bumi ?

Mboten, sedekah bumi kiyambak. niki

ruwat sumber termasuk panyuwunan

masyarakat. Pertama nyuwun berkah

dateng anak lan bojone, kedua nyuwun

rojo kolone sak tandurane selamet

kanthi gedhe lan digae berkah. Lah niki

ngge ilmune alam bumi langit lan sak

isi-isine. Wong Indonesia termasuk

turunane nenek moyang bangsa. Lah

nek wong mekkah termasuk turunane

nenek moyang Nabi Adam

Page 12: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

Terakhir menit 7.46 ,liyane gak jelas fat

Nama : Pak Tar

Umur : 53 tahun

Asal : Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto

Peran dalam upacara : Sebagai salah satu panitia Ruwat Sumber di Petirtaan

Jolotundo

Nomor Rekaman : 1. Rekaman dengan nomor (Record20151019122031)

Waktu dan tempat : Sekitar pukul 10.00 bertempat Siti Hinggil Petirtaan Jolotundo

Page 13: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

Pak nyuwun pengapunten badhe tanglet Nggeh

Niki damel ngirim ten sopo mawon,

kok katah ngoten ( Menunjuk sesajen )

Oh, niki . Nggeh leluhur-leluhur mriki

mas

Mbok menawi wonten filosofine niku

bubure kok wonten wernone katah

( Menunjuk berbagai jenis bubur

didepan sesajen )

Nggeh macem-macem bubur sulak,

bubur semir,bubur abang,bubur

sengkolo, damel ngeruwat . . anu

merohi sing wonten mriki

Dadi,niki kaleh sedekah bumi nopo? Nggeh,sedekah bumi

Dadi barengan nggeh sedekah bumi

kale ngeruwat sumber mriki ?

Nggeh ngeruwat sumber sekalian

sedekah bumi

Mbok menawi sedekah bumine niku

berarti setahun pisan nggeh pak?

Nggeh setahun pisan

Dadine mboten tumut kalian agustusan

ngoten ?

Mboten, niki khusus ruwat sumber kale

sedekah bumi

Kok menopo mboten saget dipundut

ngoten ? ( Menunjuk sesajen )

Mangke nek acarane mantun selesai...

Daleme pundi ?

Kulo dateng unesa pak Oh unesa . . Pramuka unesa ?

Mboten, jurusan sejarah pak Oh ... nek pramuka, kulo kenal kabeh

Pak niki,wonten nopo sesajene kok

diselap ten mriki ?

Niki pusate , niki seng paling suci. Batu

mahkota

Mbok menawi ten mriki niku wonten

nopone , penunggune. Terus diyakini

niku sinten ?

Aaaa . . . Prabu airlangga,niki kan

pemandian prabu airlangga

Niki sebenere menurut keyakinan

masyarakat niku peninggalane sinten ?

Prabu airlangga mas, prabu airlangga

kerajaan majapahit. Ten mriki niku

candi-candi katah. Jadi gunung

penanggungan niki kaya candi mas.

Lebih dari seratus candi di atas, yang

besar – besar di kaki gunung

penanggungan. Yang sebelah sini, candi

jolotundo ini. Yang lereng sana candi

Page 14: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

jedong, yang lereng kesana itu sumber

tetek, yang sana selo kelir. Jadi yang

besar-besar itu di kaki gunung. Terus

yang kecil-kecil itu banyak diatas situ

Namun diantara banyaknya candi-candi

besar itu, apakah ini menjadi pusat ?

(Menunjuk jolotundo)

Iya pusatnya ini, yang paling sakral.

Jadi masyarakat menyakini, bahwa

jolotundo ini paling sakral dibanding

candi-candi lain ?

Iya paling sakral disini, pengunjungnya

paling banyak disini. Soalnya airnya ini

nomer dua didunia, dari air zam-zam.

Ada yang bilang nomer dua,ada yang

bilang nomer 3

Terus ngaputen pak, namine sampean ? Pak Tar di warung bawah

Ten mriki kan terose wonten wisuda

masalah, seng badhe ngganteni

sesepuh. Niku wonten nopo mboten ?

Wonten mas, kadang niku diganti

sesepuhne. Mbiyen ketua mriki kan pak

sampurno, terus meninggal kan diganti.

Sak niki kan Pak Jari.

Pak pertamae kan yang mengadakan

biting, sekarang kok sempur yang

mengadakan ?

Oh mboten mas, niki tetep sempur yang

mengadakan. Niki skalae desa, terutama

masyarakat mbiting mas.

Masalah ritual ngoten niki kapan sejak

kapan pak ?

Ket mulai sejak dulu mas, Cuma dulu

belum ramai. Jadi orang yang percaya-

percaya aja, yang nggak percaya ya

nggak. Sekarang kan kebanyakkan

orang percaya, jadi dulu yang banyak

itu orang hindu dari bali, dari mana

saja. Kan ini jawa, orang jawa dulu kan

hindu belum islam. Sekarang ini kan

campur sudah islam ada, segala

manusia lah. Dulu hindu sama kejawen

sekarang keseluruhan, kyai-kyai juga

Page 15: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

ada.

Mengenai batu berbentuk ini pak

( Menunjuk stela) apakah dulu ini ada

arcanya ?

Arca... oh ada dulunya, banyak yang

hilang mas. Ada yang di mojokerto,

sekitar tahun 1965 itu banyak yang

hilang, ada yang pecah. Gampang-

gampangane Gestapo ngono mas

Oh, yang mengambil itu dari

masyarakat sendiri nopo mboten pak ?

Ya ... nggak tahu mas, ada yang

dikepruk kepalanya, ada yang dipotong,

ada yang dihancurkan

Kemungkinan dulu disini itu berdiri

patung apa pak ? ( Menunjuk stela )

Disini dulu itu mahkota mas, mahkota

itu diatas sini dulu, terus yang didepan

itu seperti mahkota itu ada, sekarang

ada di depan pendopo trowulan sana,

dipelataran sana, keluar air, segiempat

seperti itu.

Nggeh, sampun pak. Matur suwun

sanget

Oh ... nggeh mas

Nama : Pak Nurul Huda

Umur : 52 tahun

Asal : Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto

Peran dalam upacara : Sebagai ketua umum panitia Ruwat Sumber di Petirtaan

Jolotundo

Nomor Rekaman : 1. Rekaman dengan nomor (record20151019130421)

Waktu dan tempat : Sekitar pukul 13.00 WIB bertempat di depan Petirtaan Jolotundo

Lah dalam agama kita itu islam,islam

jawa, hindu . . . hindu jawa, budha ...

Page 16: Lembar Hasil Wawancara Jolotundo Akhir

budha jawa, kristen ... kristen jawa,

maksudnya apa jawa itu apa? Sadar

dengan leluhur. Itu intinya ... nggak apa

itu namanya ... nggak membicarakan

agama ruwat dan ngerumat, dalam arti

menanam pohonya simbolis, nanti

ditanaman di titik sumber mana yang

rawan. Lah anehnya tradisinya itu, siapa

yang sering motong kayu itulah yang

ngruwat kayu. Lah kan tadi ada teman-

teman lah itu orang yang sering motong

kayu, lah itu yang didapuk sebagai apa

ya namanya yang ngeruwat kayu.

Burung juga seperti itu, tapi kita itu

alhamdulillah sejak 3 tahun sadar, jadi

tiap tahun itu bergantian prosesi contoh

koyok yang burung, kayu itu tiap tahun

ganti.

Berarti bukan orang yang sama ya pak? Enggak, disini kita itu ada pembelajaran

dan penyadaran diri bukan dari orang

lain. Sadar dengan itu tadi, oh berarti

saya selama ini nangkepin burung

sehingga melepaskan dengan sendirinya