106
Seri Ekonomi Islam LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

Lembaga Keuangan Islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bank & Lembaga Keuangan Lainnya

Citation preview

Page 1: Lembaga Keuangan Islam

Seri Ekonomi Islam

LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

Page 2: Lembaga Keuangan Islam

BERBAGAI PANDANGAN TENTANG BUNGA DAN RIBA

1. Mengenai konsep dasar dan pengertian tentang bunga, terdapat beberapa pendapat penting, seperti:

a. Adam Smith, D. Ricardo dan lain lain, yang mengemukakan bahwa bunga merupakan kompensasi bagi pemilik modal karena modal itu menyebabkan peminjam memperoleh laba.

b. Senior dan lain lain, yang menyatakan bahwa bunga merupakan imbalan atas upaya menahan diri, yaitu tidak menggunakan uang tersebut untuk tujuan lain (abstinence). Terdapat beberapa sebutan lain untuk pengertian ini, misalnya penangguhan (Cairness), penantian (Mac Cane), dan penangguhan kesenangan (A. Marshall).

c. v Bohm Bawerk dan lain lain, yang mengemukakan bahwa uang itu produktif, sehingga mampu menciptakan nilai lebih. Berdasarkan hal tersebut J.B.Say menyatakan bahwa pemilik modal perlu mendapat imbalan terhadap sumbangan dalam penciptaan produktivitas dimaksud.

Page 3: Lembaga Keuangan Islam

BEBERAPA PENDAPAT TENTANG BUNGA DAN RIBA

1. d. St. Jevons mengembangkan konsep tentang time value of money yang sampai sekarang merupakan konsep yang dianggap kuat.e. J.S. Mill, C. Senvill, R. Wagner dan lain lain yang mengembangkan konsep berdasarkan utility, yaitu bahwa marginal utility of money akan selalu lebih besar dari 0 (selalu positif), sedangkan barang barang lain dapat menjadi negatif. Dalam hubungan ini, selain uang, faktor faktor modal (barang modal) dan tenaga kerja juga memberikan nilai penting dalam proses produksi.f. bunga merupakan salah satu bentuk eksploitasi (kaum sosialis-komunis), yang percaya bahwa semua produk merupakan hasil karya manusia, sehingga seharusnya semua yang dihasilkannya harus kembali kepada manusia (buruh). Bunga yang diambil oleh pemilik modal merupakan eksploitasi terhadap manusiag.eklektik, yaitu kombinasi antara konsep produktivitas dan abstinence.

Page 4: Lembaga Keuangan Islam

BEBERAPA PENDAPAT TENTANG BUNGA DAN RIBA

2. Mengenai alasan kenapa bunga harus dibayar, terdapat beberapa pendapat antara lain sebagai berikut.a. Cassel: modal adalah barang langka, sehingga memiliki nilai tinggi dan harus dibayar. Namun, argumen ini tidak dapat menjelaskan kenapa terjadi fluktuasi bunga;b. Berdasarkan loanable fund theory, bunga merupakan harga dana yang terjadi karena kekuatan penawaran dan permintaan;c. Berdasarkan liquidity preference theory, bunga dibayar karena merupakan preferensi terhadap alat likuid (antara tunai dengan harta penghasil bunga):- motif untuk memegang uang- Higgins: setiap orang mempunyai urutan preferensi terhadap harta (aset) secara menyeluruh (uang, surat berharga, harta tetap) yang proporsinya tergantung aspek aspek waktu, produktivitas, moneter dan internasional

Page 5: Lembaga Keuangan Islam

BEBERAPA PENDAPAT TENTANG BUNGA DAN RIBA

3. Kenyataannya bunga tidak mendorong peningkatan produksi, tetapi justru menghambatnya, karena:a. meningkatkan biaya produksib. mengurangi preferensi berproduksi

4. Sumbang pikir dari ilmuwan muslim, antara lain:a. A.A. Maududi: interest based economy memiliki aspek negatif (dalam

konsepsi), dan memberikan dampak negatif (moral dan spiritual)b. Imam Razi yakin bahwa bunga memberikan dampak negatif

5. Pendapat muslim di Indonesia (awam) dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu ada yang setuju pengenaan bunga, ada yang tidak setuju, dan ada pula yang setuju dengan syarat syarat tertentu (darurat)

6. Para filosof pada umumnya tidak setuju pembebanan bunga, misalnya Plato, Aristoteles, dan Seneca: uang tak menghasilkan uang, tetapi harus ditanamkan kembali ke perusahaan

Page 6: Lembaga Keuangan Islam

BEBERAPA PENDAPAT TENTANG BUNGA DAN RIBA

6. Di samping itu, Thomas Aquinas menyatakan bahwa bunga merupakan harga palsu dan merupakan hasil kelicikan dari pemilikan waktu yang mestinya milik semua orang.

7. Kitab suci Yahudi Perjanjian Lama), Kristen (Perjanjian Baru) dan Hindu pada dasarnya juga tidak menyetujui bunga.

8. Dari kelompok yang menyetujui dibebankannya bunga, timbul pendapat untuk menjaga agar bunga itu rendah (John Locke, Adam Smith dan dipraktekkan di Inggris dan beberapa negara Eropa), dan pemodal hendaknya diperlakukan sama dengan pemilik sumber daya lainnya:

a. Modal hanya berperan kalau dipakai oleh faktor produksi lain,b. Imbalannya sama, tidak ada preferensi,c. Tak adil kalau rugi tidak ikut menanggung (pengusaha harus menanggung

sendiri)Oleh karena itu, bunga hendaknya semakin rendah.

Page 7: Lembaga Keuangan Islam

BEBERAPA PENDAPAT TENTANG BUNGA DAN RIBA

9. Islam melarang riba secara bertahap:a. di sisi Allah, bunga tidak meningkatkan kesejahteraan (Ar Ruum:39)b. jangan memungut riba kalau ingin berhasil (Ali Imran: 130)c. perbedaan antara perdagangan dengan riba, dan diperintahkan kepada mukminin untuk menghindari riba agar tidak sengsara dunia-akhiratd. riba itu haram (Al Baqarah: 278 279)e. Perintah agar patuh terhadap ketentuan Allah dan menghindari larangan riba, supaya tidak bernasib buruk seperti kaum Yahudi (An Nisaa:161)Di samping itu banyak hadits yang mendukung dan menyebutkan banyak kasus tentang riba dan jenis jenisnya, termasuk dalam rangka pinjam meminjam.

10. Afzalur Rahman menyatakan bahwa riba merupakan pembayaran yang dikenakan terhadap pinjaman pokok sebagai imbalan terhadap masa tertentu (selama pinjaman digunakan). Riba mengandung unsur: tambahan terhadap pokok pinjaman, besarnya tambahan terkait dengan jangka waktu pinjaman, dan persentasenya didasarkan pada syarat yang disepakati.

Page 8: Lembaga Keuangan Islam

BEBERAPA PENDAPAT TENTANG BUNGA DAN RIBA

11. Berdasarkan larangan dalam Perjanjian Baru (Lukas Pasal 6 ayat 34 dan 35) Ingggris dan banyak negara Eropa melarang pembebanan bunga tinggi. Henry III pada tahun 1545 mengeluarkan larangan terhadap riba (dengan istilah usury). Kritik terhadap bunga tinggi juga datang dari Fr. Bacon, Sir Josiah dan Sir Thomas Culpeper.Catatan: Larangan dalam Perjanjian Baru tersebut adalah sebagai berikut.ayat 34: Dan jika kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang orang berdosapun meminjamkan kepada orang orang berdosa supaya mereka menerima kembali sama banyak.ayat 35: Tetapi kamu kasihanilah musuhmu, dan berbuat baik kepada mereka dan pinjamkanlah dengan tidak mengharapkan balasan.

Page 9: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH/ISLAM

Page 10: Lembaga Keuangan Islam

LEMBAGA KEUANGAN ISLAM ATAU LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

1. Beberapa pandangan aspek filosofis:a. utamakan manfaat, bukan sekedar labab. dagang, bukan ribac. berusaha berdasarkan etika yg dibangun atas dasar agama, bukan sekedar kebiasaan/kelazimand. bank follow & link to trade, sektor moneter pendukung transaksi

2. Program pengembangannya disesuaikan dengan API, yaitu ke arah perwujudan:a. bank yg go international, modal di atas 50trb. bank bertaraf nasional, modal > 10 -<50 trc. bank fokus, modal > 100 m < 10 trd. bank lokal/BPR, modal < 100 m

Page 11: Lembaga Keuangan Islam

POLA PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN ISLAMI

Pola pengembangan lembaga keuangan Islam dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:

I. Langsung (sekaligus) dilepas untuk bersaing dengan lembaga keuangan konvensional, yaitu dengan jalan:1. dibentuk unit pengaturan & pengawasan tersendiri2. disusun undang undang tersendiri3. di bidang perijinan ditempuh langkah langkah sebagai berikut: a. disusun dan disosialisasikan ketentuan dan persyaratan/tatacara per mohonan ijin b. ditetapkan ketentuan/persyaratan minimal, selain berlaku bagi bank

konvensional, perlu diperhatikan secara khusus: corporate govern ance, stability standard bagi pemilik, fit & proper (spesifik), prin sip rpinsip organisasi, syarat modal, kegiatan usaha dan business plan

Page 12: Lembaga Keuangan Islam

POLA PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN ISLAMI

I. 4. pengaturan dan pengawasan berbasis CAMEL, antara lain: a. permodalan, dengan memperhatikan antara lain: - volume asset berisiko, marginal - pengalaman/pertumbuhan dan prospek

- kompetensi pengurus - capital adequacy ratio, sejalan dengan bank konvensional

untuk menjamin risiko, baik internal maupun eksternal. * risiko internal misalnya moral hazard dan keterbatasan

kemam puan untuk mengawasi proyek, di samping risiko lainnya * risiko eksternal, misalnya infrastruktur dan lingkungan

yang belum kondusif

Page 13: Lembaga Keuangan Islam

POLA PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN ISLAMI

I. 4. b. Aktiva produktif dinilai melalui pemeringkatan berdasarkan (antara lain): - volume, perpencaran dan keberadaan aktiva bermasalah - volume dan komposisi aset tunai/lancar - cadangan yang dibentuk sesuai dengan kolektibilitas pembiayaan c. manajemen dinilai berdasarkan: - aspek tehnis, terutama kompetensi, kepemimpinan dan kemam- puan administratif/pengelolaan - kepatuhan terhadap peraturan/ketentuan yang berlaku, incl intern - kemampuan menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan - kaderisasi, kemandirian dan kepedulian sosial

Page 14: Lembaga Keuangan Islam

POLA PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN ISLAMI

I. 4.d. Pendapatan, yang dinilai berdasarkan kemampuan untuk menutup risiko, tren pendapatan, perbandingan dengan pesaing setara, serta

mutu dan komposisi pendapatan. e. Likuiditas, yang dinilai berdasarkan: - turun naiknya simpanan, termasuk dana non- bagi

hasil, - struktur kewajiban - akses terhadap sumber likuiditas

Dalam hubungan ini perlu dicatat, bahwa keterbukaan informasi bagi bank syariah lebih penting, karena berlakunya prinsip keseimbangan dalam bertransaksi, serta untuk menghindari kemungkinan terjadinya moral hazard.

Page 15: Lembaga Keuangan Islam

POLA PENGEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN ISLAMI

II. Pola pengembangan secara bertahap yang dilakukan melalui pembentukan lembaga keuangan berbasis Islam secara bertahap, yaitu:1. Pembentukan lembaga kecil dengan portofolio terbatas, seperti

regional atau sektoral, terutama dalam bentuk perusahaan swasta. Lazimnya dibentuk lembaga investasi,yaitu perusahaan yang

menyediakan jasa dalam bentuk: a. pengelolaan investasi secara profesional b. menjual saham (publik) c. menginvestasikan dana d. mendistribusikan hasil usahanya ke pemegang saham

2. Konversi lembaga lembaga tersebut ke dalam lembaga keuangan Islam secara penuh

3. Pembentukan dan pengembangan bank Islam

Page 16: Lembaga Keuangan Islam

PENDAHULUAN

1. Pemikiran lembaga keuangan Islam (syariah) sejalan dengan pemikiran ekonomi Islam yang berkembang secara bertahap:a. sebelum ’40: fiqh dan kalamb. 50an – 60an: mulai pemikiran ekonomi Islam dan lembaga keuangan Islamc. 70an secara intensif ekonomi dan Islamic financial institution

2. Perkembangan pemikiran dan praktek lembaga keuangan (bank) Islam dimulai pada pertengahan dasawarsa 50/60an. Bank Islam pertama sebenarnya dikembangkan di Mesir dalam bentuk bank sekunder, tetapi yang dianggap berkembang cepat adalah di Malaysia dan akhir akhir ini negara negara Teluk (Bahrain, Kuwait, UEA)

3. Pemikiran tentang lembaga keuangan Islam di Indonesia, utamanya di kalangan regulator baru muncul pada dasawarsa 80an dan baru timbul tekad bulat untuk mengembangkan lembaga keuangan Islam sejak pergantian 80an ke sembilanpuluhan (Pakto ’88, UU No7, 92)

Page 17: Lembaga Keuangan Islam

PENGERTIAN

1. Bank syariah berusaha berdasarkan prinsip berusaha sesuai dengan kaidah dan norma syariah Islam, yang tercermin pada penetapan imbalan:a. yang diberikan kepada pemilik danab. yang diterima dari pengguna danac. yang dikenakan kepada pengguna jasa bank lainnya

2. Lebih tepat Islamic financial institution, sebab bidang usahanya lebih luas dari bank konvensional, misalnya:a. leasingb. jual beli

Page 18: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK KELEMBAGAAN

1. Bank umum syariah dapat dibuka dalam bentuk:a. bank barub. konversi bank konvensionalc. konversi cabang bank konvensionald. cabang syariah bank konvensionale. peningkatan status dan konversi cabang pembantu bank konvensionalf. Office channeling (OC):

- penghimpun dana penyalur dana- dapat dibuka di seluruh wilayah kerja BI

setempat- logo syariah wajib dipasang di kantor berOC

Page 19: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK KELEMBAGAAN

2. Bank perkreditan rakyat dapat dibuka dalam bentuk:a. bank barub. konversi BPR konvensional

Page 20: Lembaga Keuangan Islam

POLA PEMBIAYAAN ISLAM

I. BAGI HASIL (PROFIT AND LOSS SHARING/PLS)1. MUSHARAKAH (PARTNERSHIP)2. MUDHARABAH (TRUST FINANCING)

II. PENDAPATAN TETAP (FIXED INCOME)1. MARK-UP2. LEASING3. LAINNYA

Page 21: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK KELEMBAGAAN

3. Modal bank umum syariah ditetapkan:a. 3 triliun, untuk bank barub. 2 miliar untuk kantor cabang Jabotabekc. 1 miliar untuk kantor cabang lainnya

4. Modal BPR syariah ditetapkan:a. 2 miliar untuk bank di Jabotabekb. 1 miliar untuk bank di luar Jabotabek

5. Tidak boleh berasal dari pinjaman dan sumber yang tidak halal.6. Di dalam setiap bank syariah selalu terdapat Dewan Pengawas Syariah yang

bertugas untuk a.l:a. menjadi penasehat untuk bidang syariahb. mediator antara Dewan Syariah Nasional dengan bankc. perwakilan DSN di masing masing bank

7. SDMnya harus berSIFAT (sidiq, istiqamah, fathonah, amanah, tabligh) dan memenuhi syarat integritas, kompetensi dan komitmen untuk berbisnis atas dasar syariah

Page 22: Lembaga Keuangan Islam

KEGIATAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN/BANK

KEKHUSUSUSAN BANK/LK ISLAM BANK KONVENSIONAL1. JAMINAN TERHADAP NILAI NOMINAL

A. GIRO YA YAB. SIMPANAN LAIN TIDAK YA

2. EQUITY BASED SYSTEM (CAP. AT RISK) YA TIDAK3. RATE OF RETURN U/ SIMPANAN TAK TERJAMIN TERJAMIN4. MEKANISME U/ MENGATUR HSL SIMP. TERGANTUNG TAK TERKAIT

KINERJA BANK DG KINERJA BANK5. BAGI HASIL/PLS YA TIDAK6. PEMBIAYAAN NON PLS (ISLAMI) YA MUNGKIN7. AGUNAN MUNGKIN YA8. POOLING DANA PENYIMPAN YANG

DIKELOLA SECARA PROFESIONAL YA TIDAKCATATAN: SECARA TEORI, PLS ADL USAHA UTAMA BANK ISLAM, TETAPI DALAM PRAKTEK BARU

DI BAWAH 20% (1996, ASOSIASI BANK ISLAM INTERNASIONAL) KARENA A.L: DISINSENTIF BAGI PARA FIHAK, HAK MILIK KURANG TERLINDUNGI, PERSAINGAN DAN TERBATASNYA PASAR SEKUNDER

Page 23: Lembaga Keuangan Islam

PRODUK DAN KEGIATAN USAHA BANK ISLAM

PRODUK DAN KEGIATAN BANK ISLAM PADA HAKEKATNYA SAMA DENGAN PRODUK DAN KEGIATAN USAHA BANK KONVENSIONAL, BAHKAN CENDERUNG LEBIH LUAS. KEGIATAN TERSEBUT MELIPUTI:

1. PENGHIMPUNAN DANA DARI MASYARAKAT YANG MEMILIKI KELEBIHAN DANA

2. PENYALURAN KEMBALI DANA TERSEBUT KEPADA MASYARAKAT YANG KEKURANGAN DANA, DALAM BENTUK PEMBIAYAAN PROYEK ATAU PENANAMAN DANA

3. PEMBERIAN JASA DI BIDANG LALU LINTAS PEMBAYAR AN, BAIK DALAM NEGERI MAUPUN INTERNASIONAL

Page 24: Lembaga Keuangan Islam

ALASAN PENDIRIAN BANK SYARIAH

1. ALASAN POLITIS –SOSIAL:A. ADANYA KEBUTUHAN DAN DESAKAN KELOMPOK MASYA RAKAT TERTENTUB. KETIMPANGAN SOSIALC. PERTIMBANGAN AGAMA

2. ALASAN EKONOMIS:A. VOLATILITY PERBANKAN BERBASIS BUNGAB. PELUANG USAHA BAGI MEREKA YANG TIDAK MAU BER HUBUNGAN DENGAN BANK BERBASIS BUNGAHASIL PENELITIAN MEMBERIKAN PERTANDA, BAHWA:a. Tidak semua wilayah yang diduga berpotensi justru kurang tertarik pada bank syariah (Islam)b. Alasan ekonomis lebih rasional dibandingkan agama, sehingga banyak masyarakat non-muslim yang tertarik berbisnis dengan bank syariah (Islam)

Page 25: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH (ISLAM)

I. SUMBER DANA:1. Modal: dana dari pemilik untuk investasi (harta tetap) dan kegiatan operasional bank2. Dana fihak ketiga: 2.1. Wadiah: dana fihak ketiga yang diamanatkan kepada bank untuk dijaga

agar tetap utuh (An Nisaa 58, Al Baqarah 282) a. Wadiah yad al-amanah: wadi (penerima titipan) tidak menanggung keru sakan, kecuali kalau yang bersangkutan lalai b. Wadiah yad ad-domanah: Wadi menanggung kerusakan/kehilangan karena:

- menitipkan kepada orang lain yang tidak profesional - menelantaran barang sehingga rusak - memanfaatkan barang tersebut, membawa pergi barang yang

bersangkutan - enggan mengembalikan ketika diminta muwwadi (penitip) - mencampurnya dengan barang lain sehingga tak dapat dipisah

Jenis dana ini cocok untuk giro dan tabungan.

Page 26: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH (ISLAM)

I. 2. Dana fihak ketiga 2.2. Mudharabah (qirad): sahibul maal (pemilik dana) menyetorkan dananya

kepada mudharib (pengusaha atau pengelola) untuk dikelola dalam rangka

mencari untung yang hasilnya akan dibagi sesuai dengan kesepakatan.

Kalau rugi ditanggung oleh pemilik dana (pemodal): a. Mudharabah mutlaqah: tidak memiliki ikatan tertentu (khusus)

sehingga pengelola bebas memanfaatkannya b. Mudharabah muqayyadah: mengandung persyaratan tertentu

tentang penggunaannya (pengelola terikat untuk tujuan yang sudah

ditetapkan oleh sahibul maal)

3. Dana zakat, infaq dan shadaqahserta wakaf: bank syariah juga mengelolan dana ini yang bertujuan sosial, dan dapat menerbitkan sertifikat wakaf.

Page 27: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH (ISLAM)

II. Penyaluran dana1. JUAL BELI (Al Baqarah 275): 1.1. MURABAHAH: akad jual beli barang yg menyebutkan harga jual

(harga pokok + keuntungan) yang disetujui pembeli: - bank beli barang kepada pemasok yang ditunjuk - bank menetapkan harga jual (yang disepakati) - nasabah melunasi (dapat sekaligus atau

mengangsurnya) Prosedurnya dapat dilakukan sebagai berikut:

a. nasabah mengajukan permintaan untuk membeli barang b. Bank membeli barang sesuai dengan pesanan nasabah c. Pemasok kirim barang ke nasabah s.d. pesanannya d. Nasabah membayar ke bank sesuai dengan perjanjiannya.

Page 28: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

Dalam hubungan ini dapat dikemukakan perbedaan antara bank Islam dengan bank konvensional.Bank Islam Bank konvensional1. menjual barang kpd nasabah 1. memberi pinjaman uang kpd

nasabah2. utang nasabah sebesar hrg jual brg 2. utang nsb = pokok + bunga3. pemasok dikenal ( dianalisis) bank 3. bank tak hrs kenal pemasok4. margin ditetapkan a.d. value added 4. bunga ditetapkan bank a.d. yg diciptakan nasabah keadaan pasar

1.2. SALAM: akad pembelian barang dg delivery yang ditangguhkan dengan pemba yaran atas dasar syarat syarat tertentu, atau dibayar dahulu (Al Baqarah ayat 282): - barang dipesan sesuai dengan permintaan pemesan (nasabah) - pembayaran di awal atau setelah barang diserahkan.

Page 29: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

1.2. SALAM, lazimnya dilaksanakan dalam bentuk SALAM PARALEL yang menghu bungkan bank dengan nasabah dan bank dengan pembeli dengan urutan proses sebagai berikut.a. nasabah menyampaikan permohonan untuk beli barang tertentu kpd bankb. bank memesankan barang tersebut kpd produsenc. produsen membuat barang ybs dan menyerahkannya kpd bankd. bank menjual barang tersebut kepada nasabah (pembeli)Dalam hubungan ini perlu dicatat bahwa keabsahan transaksi tak boleh tergan tung kepada kejadian yang masih akan terjadi di masa mendatang.

1.3. ISTISNA, akad jual beli barang atas dasar pesanan antara nasabah dengan bank, dengan spesifikasi tertentu yang diminta nasabah. Bank minta kepada produsen/pemborong untuk membuatkan barang tersebut, dan kalau selesai dibeli oleh nasabah dari bank dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.

Page 30: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

1.3. Prosedur yang ditempuh bank adalah seperti berikut.a. nasabah menyatakan kpd bank bahwa memerlukan barang tertentub. bank menganalisis produsen/pemborong untuk menyelesaikan proyek ybsc. produsen/pemborong menyelesaikan proyek sesuai dengan pesanand. bank menjual barang/proyek kepada nasabah Perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional dalam menyelesaikan program ini.Bank Islam/Syariah Bank konvensional1. droping kpd pemborong 1. droping kpd nasabah2. berhubungan langsung dg pemborong 2. tak berhubungan dg pemborong3. nasabah bayar commitment fee 3. nasabah dibebani bunga dlm4. bank tg jawab atas penyelesaian proyek konstruksi (masuk ke kredit)5. dapat dihindari mark-up nilai proyek

Page 31: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

1.3. ISTISNAPerbedaan project financing bank konvensional dengan istisna bank syariah adalah:Dalam project financing bank konvensional hanya berhubungan dengan nasabah dan terdorong untuk berhubungan dengan pemborong atau pelaksananya, kare na hal tersebut merupakan urusan nasabah sendiri. Sebaliknya, dalam istisna bank syariah berhubungan langsung dan aktif baik dengan nasabah maupun de ngan pemborong. Bank berkepentingan untuk melakukan analisis terhadap kela yakan pemborong, karena ikut menjamin keberhasilan proyek dimaksud.

1.4. IJARAH WA IQTINA, yaitu perjanjian antara bank dengan nasabah untuk me nyewa barang milik (yang berada dalam penguasaan) bank, sehingga bank me nerima uang sewa, dengan ketentuan pada akhir masa sewa nasabah berhak un tuk membeli barang tersebut.

Page 32: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

1.4. IJARAH WA IQTINA.

Proses pelaksanaan pemberian fasilitas ini secara garis besarnya adalah sbb:

a. nasabah mengajukan permohonan untuk melakukan sewa beli barang

tertentu kepada bank

b. bank membeli obyek (barang) yang akan disewabelikan kepada nasabah

sesuai dengan pesannya kepada pemasok atau produsen yang sesuai

c. pemasok atau produsen ybs mengirimkan barang dimaksud kepada nasabah

d. pada saat yang sama dimulailah persewaan barang dimaksud, sehingga

selanjutnya nasabah membayar sewa secara berkala kepada bank sesuai

dengan perjanjian. Pada akhir masa sewa nasabah mempunyai hak

preferensi untuk membeli barang dimaksud.

Page 33: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

2. POLA BAGI HASIL (PROFIT AND LOSS SHARING). Sesuai dengan makna Surat Al Muzammil: 20 dan Al Jum’ah: 10, yang mengisyaratkan bahwa manusia wajib bekerja untuk mencari nafkah ke manapun, karena bumi ini harus dikelola manusia demi kebahagiaan manusia itu sendiri. Namun perlu diingat bahwa dalam berusaha tersebut hendaknya selalu diiringi dengan doa dan dilakukan dalam rangka ibadah.

2.1. MUDARABAH, bank membantu dalam financing, sedang nasabah meru pakan fihak yang empunya proyek dan menjadi pengelola proyek itu sendiri. Dalam hal ini berarti bahwa pengelola tersebut harus memiliki kompetensi untuk membangun dan mengelola proyek dimaksud. Kalau berhasil memper oleh keuntungan, maka keuntungan tersebut akan dibagi antara penyandang dana (bank) dengan pengelola sesuai dengan kesepakatan. Apabila rugi berarti penyandang dana akan menanggung rugi tersebut.

Page 34: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

2.2. MUSYARAKAH (SYIRKAH), yaitu dua orang atau lebih yang berkongsi dalam mo dal usaha dan keuntungan. Berbeda dengan pola mudarabah, dalam program ini pemilik (pengelola) proyek selain memiliki kompetensi untuk membangun dan mengelola proyek juga memiliki modal untuk memulai kegiatan dimaksud. Bank menyediakan dana tambahan agar proyek tersebut berhasil. Apabila proyek sele sai dan memberikan keuntungan, maka keuntungan tersebut dibagi sesuai de ngan kesepakatan, hal yang sama apabila menderita rugi. Pembagian laba atau beban rugi dilakukan berdasarkan azas keadilan, dengan memperhatikan bahwa pengelola telah mengerahkan kemampuannya di samping ikut serta dalam per modalan. Dalam pola pembiyaan ini pada umumnya pengelola mempunyai nis bah lebih besar dari bank

Page 35: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

3. PEMBIAYAAN, yang dapat berupa:3.1. HAWALAH, yaitu akad perpindahan yang berhubungan dengan utang piutang di antara dua fihak, yang secara garis besar prosedurnya adalah: a. nasabah membuat akad utang piutang dengan pembeli barang b. nasabah menjual barang secara kredit, shg berpiutang kpd pembeli c. nasabah mengalihkan piutang ke bank d. bank membayar nasabah sebesar piutang e. bank menagih kepada pembeli barang f. pembeli melunasinya sesuai dengan akad yang disepakati semula.3.2. RAHN, merupakan alternatif pegadaian yang lazimnya untuk membantu nasabah dalam keadaan mendesak. Dalam hubungan ini barang digadaikan sesuai dengan ketentuan bank

Page 36: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

3.2. Prosedur rahn tersebut pada garis besarnya adalah sebagai berikut. a. nasabah menyerahkan barang untuk digadaikan b. bank menaksir harga barang tersebut dan kemudian memberi dana

kepada nasabah c. pada waktunya (sesuai dengan perjanjian) nasabah menebus barangnya

4. PINJAMAN (QARD UL HASAN) yang merupakan bantuan yang diberikan untuk tujuan sosial dan dikembalikan setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Fasilitas ini diberikan dg prosedur:a. nasabah mengajukan permohonan bantuanb. bank memberikan dana/pinjamanc. nasabah membayar atau melunasi sesuai dengan kesepakatan

Page 37: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

III. JASA JASA LAINNYA:1. KAFALAH: yaitu jaminan yang diberikan oleh kafil (penanggung) kepada fihak ketiga untuk memenuhi kewajiban yang ditanggung (makfulanhu) kalau tertanggung cidera janji. Dalam kegiatan bank terdapat: 1.1. BANK GARANSI, yaitu surat jaminan yang dikeluarkan bank atas permin taan nasabah dalam rangka transaksi/kontrak yang disepakakti:

a. bid bond: untuk kepentingan pemilik proyek, karena adanya kontrak

kerja/kewajiban nasabah untuk memenuhi kewajiban dalam kontrakb. performance bond: untuk kepentingan fihak ketiga dalam rangka menjamin kesungguhan dalam penyelesaian proyek

Page 38: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

1.1. c. advance payment bond: untuk pembayaran di muka atau pembayaran termijn oleh pemilik proyek kepada kontraktor dalam mengerjakan proyek yang telah disepakatid. retention bond/maintenance bond: tanggung jawab nasabah atas peme liharaan hasil pekerjaan/proyek sampai batas waktu yang diperjanjikane.custom bond: karena penangguhan bea masuk atas barang barang impor yang dimintakan penangguhan pembayarannyaf. shipping bond: karena barang barang impor dari pelabuhan sebelum dokumen aslinya diterima dari bank negosiator1.2. LETTER OF CREDIT, yang berperan untuk membantu memperlancar transaksi perdagangan internasional (ekspor – impor). Dalam hubungan ini bank menjadi penghubung dan sekaligus mengambil alih risiko, sehingga transaksi tersebut aman.

Page 39: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

1.2. Proses pemberiannya dilakukan sebagai berikut.a. negosiasi antara eksportir dengan importir tentang transaksi perda gangan internasional yang memuat antara lain: - jenis barang secara spesifik - mutu dan jumlah barang, dan - tanggal pengiriman barangb. importir mengajukan permintaan pembukaan LC kepada bank (biasa nya atas kesepakatan para fihak). Setelah bank menganalisis kelayak an importir (dan transaksinya), bank membuka LC yang memenuhi syarat internasional (UCP). Di sini bank menjamin pembayaran LC sesuai dengan terms and conditions yang ada pada dokumen

Page 40: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

1.2. c. opening bank mengirimkan LC ke advising bank untuk diteruskan ke eksportir dengan pernyataan bahwa opening bank membayar/menjaminpembayaran atas dasar terms and conditions dalam LC apabila dokumen yang diterima memenuhi syarat yang ditentukand. advising bank meneruskan LC tersebut kepada eksportire. eksportir melakukan (setelah menerima LC): - mengirim barang ke maskapai pelayaran sesuai dengan syarat sya- rat dalam LC - dokumen dokumen pengapalan dll sesuai dengan persyaratan diki rim ke opening bank melalui advising bank

f. advising bank mengirim dokumen2 ke opening bank yang akan memeriksa kebenaran dan kelengkapan dokumen. Kalau dokumen dokumen tersebut lengkap dan benar, maka opening bank wajib membayar

g. opening bank memberi advis kepada importir bahwa dokumen datang dan minta agar importir bahwa dokumen datang dan minta agar importir membayar kewajibannya bank dan pemerintah (pajak, bea masuk dan lain lain)

Page 41: Lembaga Keuangan Islam

BANK SYARIAH

ALMA BANK SYARIAH:1. Prinsip dasarnya sama dengan bank konvensional, yaitu untuk mencapai laba optimal

dengan risiko minimal2. Perbedaan timbul karena perbedaan basis transaksi, yaitu tidak terdapat Rate Sensitive

Assets (RSA) dan Rate Sensitive Liabilities (RSL), sehingga Fund Gap analysis tidak dapat digunakan. Namun Duration Gap analysis yang dimaksudkan untuk menjaga likuiditas berperan sangat penting, karena kewajiban tersebut mutlak harus dilaksanakan. Perhatikan rumus DG= DA – w DL (DG=duration gap, DA= rata rata duration assets, w = nisbah kewajiban terhadap total assets, DL = rata rata duration liabilities).

3. Ciri usaha bank syariah berbeda dengan bank konvensional, yaitu:a. yang dijamin utuh adalah simpanan wadiah (giro dan tabungan wadiah)b. hubungan usahanya bersifat equity financing, sehingga ada risiko tidak kembalic. timbul pooling fund yang memerlukan pengelolaan profesional

4. Risiko yang dihadapi adalah risiko likuiditas, pembiayaan (kredit) dan operasional.5. Likuiditas dipengaruhi oleh: volatility simpanan, jenis aset, akses pasar, SDI & sistem6. Kualitas aset dipengaruhi: kolektibilitas aset, kecukupan cadangan, collection capacity

Page 42: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

I. PENILAIAN PASAR MODAL:1. kurs saham2. yield saham

II. PENILAIAN A.D FINANCIAL RATIOS:1. liquidity ratios2. efficiency ratios3. profitability ratios4. solvability

Page 43: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:1. perkembangan sekilas2. camel 3. camel plus (aspek kepatuhan)4. camels (market sensitivity)5. camel b com (business, control,

operational and market)

Page 44: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:CAMELS (PBI N0 9/1/PBI/2007)1. Capital:

a. kemampuan modal menanggung risiko yang tercer min pada kecukupan dan proyeksi permodalan

b. kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana per modalan untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham

Page 45: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:CAMELS2. Assets quality:

a. kualitas aktiva produktif, perkembangan kualitas aktiva produktif bermasalah, konsentrasi eksposur risiko nasabah inti

b. credit management quality yang tercermin pada kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review) internal, sistem dokumentasi dan

kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah

Page 46: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:CAMELS3. Management:

a. kualitas manajemen umum dan penerapan manaje men risiko, terutama pemahaman manajemen atas risiko bank atau unit usaha syariah

c. kepatuhan bank bank atau unit usaha syariah terha dap ketentuan yang berlaku, komitmen kepada Bank Indonesia maupun fihak lain, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah termasuk pendidikan kepa da masyarakat sebagai pelaksanaan fungsi sosial

Page 47: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:CAMELS4. Earnings (rentabilitas):

a. kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi, dan menutup risiko ser ta tingkat efisiensi

b. diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income dan diversifikasi pennanaman dana, serta penerapan

prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya

Page 48: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:CAMELS5. Liquidity:

a. kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, potensi maturity mismatch, dan konsentrasi sumber pendanaan

b. kecukupan kebijakan pengelolaan likuiditas, akses kepada sumber pendanaan dan sta bilitas pendanaan

Page 49: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:CAMELS6. Sensitivity to market risk:

a. Kemampuan modal bank atau unit usaha syariah bank untuk menutup potensi keru gian sebagai akibat fluktuasi nilai tukar

b. Kecukupan penerapan manajemen risiko pasar

Page 50: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:CAMELBCOM (FSA Inggris)1. Capital2. Assets Quality3. Marketing4. Earnings5. Liquidity6. Business7. Control8. Organization (operational)9. Management

Page 51: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:Proses penetapan peringkat:1. analisis2. judgement3. peringkat faktor4. analisis & judgement5. peringkat komposit6. perhitungan rasio7. analisis8. peringkat komponenUntuk itu, diperlukan data base informasi yang relevan

Page 52: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:Proses penetapan peringkat bank syariah dilakukan sebb:1. Penilaian peringkat komponen atau rasio keuangan pembentuk faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas dan sen sitivitas terhadap risiko pasar dihitung secara kuantitatif. Peringkat untuk komponen ini ditetapkan lima peringkat, yaitu dari pering

kat 1 sampai dengan 5.2. Penilaian peringkat komponen pembentuk faktor manajemen dila kukan melalui analisis dengan mepertimbangkan indikator pendu kung dan unsur judgement. Peringkat untuk komponen ini ditetap kan empat peringkat, yaitu dari peringkat A sampai dengan D.Untuk itu, diperlukan data base informasi yang relevan

Page 53: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:Peringkat faktor finansial ditetapkan sebb:1. Peringkat 1: kondisi keuangan bank atau UUS sangat baik dalam mendu kung perkembangan usaha dan mengantisipasi perubahan kondisi pere konomian dan industri keuangan2. Peringkat 2: kondisi keuangan bank atau UUS baik dalam mendukung perkembangan uasaha dan mengantisipasi perubahan kondisi perekono mian dan industri keuangan3. Peringkat 3: kondisi keuangan bank atau UUS cukup baik dalam mendu kung perkembangan usaha, namun masih rentan/lemah dalam menganti sipasi risiko akibat perubahan kondisi perekonomian dan industri keuang an4. Peringkat 4: kondisi keuangan bank atau UUS kurang baik dan sensitif terhadap perubahan kondisi perekonomian dan industri keuangan5. Peringkat 5: kondisi keuangan bank atau UUS buruk dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian serta industri keuangan

Page 54: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:Peringkat faktor manajemen ditetapkan sebb:1. Peringkat A: kualitas tata kelola (corporate governance) yang baik dengan kualitas manajemen risiko dan kepatuhan yang tinggi terhadap peraturan yang berlaku dan prinsip syariah.2. Peringkat B: kualitas tata kelola (corporate governance) cukup

baik dengan kualitas manajemen risiko dan kepatuhan yang cukup tinggi terhadap peraturan yang berlaku dan prinsip syariah3. Peringkat C: kualitas tata kelola (corporate governance) kurang

baik dengan kualitas manajemen risiko dan atau kepatuhan yang rendah terhadap peraturan yang berlaku dan atau prinsip syariah4. Peringkat D: kualitas tata kelola (corporate governance) tidak baik dengan kualitas manajemen risiko dan atau kepatuhan sangat rendah terhadap peraturan yang berlaku dan atau prinsip syariah

Page 55: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:Peringkat komposit (PK):1. PK-1: sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan2. Peringkat 2: baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, namun dan UUS masih memiliki kelemahan kelemahan minor yang segera dapat diatasi 3. Peringkat 3: cukup baik, namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat komposit memburuk apabila bank dan UUS tidak segera melakukan tindakan korektif 4. Peringkat 4: kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi keuangan dan industri keuangan atau bank dan UUS memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi beberapa faktor yang tidak memuaskan, yang bila tidak dilakukan tindakan yang efektif berpotensi mengalami kesulitan yang membaha yakan kelangsungan usaha5. Peringkat 5: sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perkonomian, industri keuangan, dan mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha.

Page 56: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:Mekanisme dan tindak lanjut hasil penilaian:1. Bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan secara

triwulanan dan apabila diperlukan bank sentral dapat meminta hasil penilaian tersebut2. Bank sentral melakukan assessment serupa secara triwulanan yang didasarkan hasil pemeriksaan dan pemantauan terhadap data/informasi lain yang relevan; BI dapat melakukan saat lain3. Apabila terjadi perbedaan hasil penilaian tersebut, yang berlaku adalah penilaian bank sentral4. Berdasarkan hasil penilaian, bank sentral meminta pengurus dan pemegang saham bank untuk menyampaikan action plan pada satu atau lebih faktor penilaian 5. Bank sentral melakukan penilaian dan penyesuaian action plan

Page 57: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:Action plan dan pemantauannya:1. Bank wajib menyampaikan laporan action

plan,paling lambat 10 hari kerja setelah pelaksanaan action plan

2. Kalau action plan dilakukan bertahap, laporan nya disampaikan paling lambat 10 hari kerja setelah tahapan diselesaikan3. Kalau perlu, dapat dilakukan pemeriksaan

khusus terhadap hasil action plan

Page 58: Lembaga Keuangan Islam

PENILAIAN KESEHATAN BANK

III. PENILAIAN OTORITAS PENGAWAS BANK:Sanksi:1. Sanksi diterapkan apabila:

a. TKs turun, pengurus bank tidak memantau dan mengambil langkah perbaikan

b. bank tidak melakukan penilaian TKs c. bank tidak menyampaikan laporan action plan d. bank tidak melakukan uji coba penilaian TKs sejak

posisi Juni 20042. Jenis sanksi:

a. teguran tertulis b. pembekuan kegiatan tertentu c. pencantuman pengurus dalam daftar orang yang

dilarang menjadi pengurus bank

Page 59: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK PEMASARAN BANK

I. KEUNGGULAN BERSAING (COMPETITVE ADVANTAGE) BANK DITENTUKAN:1. Tingkat kesehatannya, baik yang berasal dari pasar maupun sum ber otoritas pengawas, bahkan dari surat kabar atau media lain nya. Berita berita yang berkaitan dengan bank tersebut dapat mengubah opini masyarakat terhadap bank yang bersangkutan2. Loyalitas nasabah yang dapat dibangun dan dipelihara melalui ke giatan pemasaran (marketing) yang tepat, sehingga nasabah me nyatu dengan bank. Mereka merasa ikut bertanggung jawab ter hadap kesehatan dan kelancaran usaha bank dimaksud. Oleh ka rena itu akan patuh dan terus berusaha menjadi nasabah yang baik dan membantu menjaga tingkat kesehatan serta keunggulan pelayanan (service exellence)Prinsip dasar tersebut berlaku bagi semua bank, dengan catatan bahwa bank syariah harus memperhatikan rambu rambu syariah.

Page 60: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK PEMASARAN BANK

II. MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)1. Product: produk bank merupakan produk yang mudah ditiru, sehingga keunggulan dalam menciptakan strategi Blue Ocean tidak akan bertahan lama, karena segera akan ada yang meniru, sehingga segera pula muncul red ocean yang ramai, dengan persaingan tajam. Kemungkinan mencipta kan blue ocean bagi bank syariah cukup terbuka, namun harus diperhati kan pula rambu rambu syariah, baik dalam menciptakan produk baru ma

upun delivery systemnya. Hendaknya diingat pula bahwa produk bank adalah jasa yang sangat berbeda dengan barang2. Price, yang dalam bank konvesional tercermin pada bunga, sedangkan di bank syariah lebih rumit: a. Profit and loss sharing: - keuntungan rata rata, baik bank maupun perusahaan

- kebiasaan masyarakat setempat - keadilan, dll b. Mark up: keuntungan rata rata untuk produk/industry ybs

Page 61: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK PEMASARAN BANK

II. MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)3. Place: sesuai dengan sifat jasa, harus dekat dengan nasabah, yang berarti harus berada di kawasan yang mudah dijangkau oleh nasabah. Untuk prinsip ini tidak ada perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah4. Promotion, yang dalam bank syariah harus memperha tikan pula rambu rambu a.l yang berkaitan dengan as pek integritas, seperti: kejujuran, menyampaikan apa adanya, tidak menyembunyikan informasi dan penyam paiannya wajar (tidak ada assymetric information)

Page 62: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK PEMASARAN BANK

II. MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)5. Physical appearance: sesuai dengan sifat jasa, harus tampil menarik, memberikan rasa nyaman, walaupun tidak harus mewah dalam gedung yang besar, anggun dsb. Prinsipnya berlaku pula untuk bank syariah, dengan ketentuan harus memperhatikan aspek biaya dan suasana setempat6. People, yang dalam bank syariah harus memperhatikan pula rambu ram bu a.l yang berkaitan dengan sikap, tingkah laku yang harus memperhati kan adab dan adat sopan santun berdasarkan syariah7. Process, yang mengharuskan proses yang cepat tetapi berisiko rendah. Bagi bank syariah, aspek risiko ini hendaknya diperhitungkan pula risiko dilihat dari sisi syariah, karena harus memperhatikan pula ketentuan/ fatwa DSN dan dewan syariah masing masing bankBLUE OCEAN (pasar baru) VS RED OCEAN (pasar yang telah ada)

Page 63: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK PEMASARAN BANK

III. TUJUAN PELAYANAN BANK:1. Customer satisfaction, nasabah puas karena kebutuhannya dipe nuhi, baik dari sisi fisik maupun rohani (ada kepuasan batin, karena dari sisi syariah juga terpenuhi2. Customer safety, nasabah merasa aman dan terlindungi berhu bungan dengan bank ybs. Mereka percaya bahwa dananya tidak akan berkurang, karena banknya dikelola dengan baik, termasuk sesuai dengan ajaran agama3.Customer appreciation, yang timbul karena nasabah diperhatikan, dihormati dan dihargai. Bagi bank syariah, hal ini dilakukan dalam rangka bersilaturahmi dan ibadah4. Customer confeniency, yang timbul karena terdapat suasana nya man, bukan hanya karena gedung dan suasana kantornya yang nyaman, tetapi juga karena hubungan antar manusianya yang menenteramkan

Page 64: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK PEMASARAN BANK

IV. UNTUK MENCAPAI TUJUAN PELAYANAN TERSEBUT, DITUNTUT:1. Customer relation management yang baik, sehingga nasabah

merasa dilayani dengan baik dan puas karena: a. kebutuhannya dipenuhi dengan tepat dan tepat

waktu, b. mendapatkan pelayanan dan perhatian baik dari

pelaksana maupun manajemen c. terbina hubungan emosinal antara nasabah dengan bank,

sehingga muncul rasa saling memerlukan (secara positif)2. Customer services, karena nasabah memperoleh pelayanan setiap kali memerlukan, termasuk adanya hubungan secara elektronis antara pimpinan bank dengan nasabah; kembali unsur silaturah mi dan persaudaraan di antara umat seiman 3. Service exellence, yang timbul karena adanya pelayanan prima

dari bank

Page 65: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK RISIKO

I. JENIS RISIKO YANG DIHADAPI (a.d ketentuan yang berlaku):1. Counter party risk (risiko pembiayaan) 2. Market risk (risiko pasar), benchmark risk 3. Liquidity risk (risiko likuiditas)4. Reputation risk (risiko reputasi)5. Strategic risk (risiko strategik)6. Risiko kepatuhan7. Risiko fiducia8. Displace Commercial Risk

Page 66: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK RISIKO

I. JENIS RISIKO YANG DIHADAPI (a.d ketentuan yang berlaku):1. Counter party risk (risiko pembiayaan):

a. kemungkinan rugi yang timbul karena pasangan kerja gagal dalam memenuhi kewajibannya, yang dapat terjadi sebelum settlement atau saat settlement.

b. dihadapi oleh bank syariah, tergantung pada keakuratan analisis dan keteraturan dan ketepatan dalam melakukan pemantauan

c. apabila dilakukan dengan tertib dan tidak ada hal hal yang di luar perhitungan bank dan atau pengguna dana, risiko ini relatif lebih kecil dibandingkan bank konvensionil, a.l karena adanya fihak ketiga yang hampir selalu terlibat

d. Keadaan dan perkembangan ekonomi/sektoral serta kejujuran dan kompetensi pengguna dana sangat menentukan.

Page 67: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK RISIKO

I. JENIS RISIKO YANG DIHADAPI (a.d ketentuan yang berlaku):2. Market risk (risiko pasar):

a. kemungkinan rugi yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki bank,

b. dihadapi oleh bank syariah, tetapi tidak sebesar bank konvensi onal, karena bank syariah tidak ikut serta di dalam kegiatan jual beli rupiah dan transaksi transaksi lain yang mengandung unsur bunga dan spekulasi (gharar)

c. pada dasarnya bank syariah hanya menghadapi risiko naik turunnya kurs (valuta asing), karena hanya menghadapi fluktuasi di pasar valuta asing dan pasar saham.

d. Keadaan dan perkembangan ekonomi/sektoral serta kejujuran dan kompetensi pengguna dana sangat menentukan, sedang kan unsur ketidakpastian selalu ada, hanya Allah yang pasti. e. Walaupun tidak bekerja berdasarkan bunga, namun fluktuasi

bunga berpengaruh, sebagai opportunity cost &income.

Page 68: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK RISIKO

I. JENIS RISIKO YANG DIHADAPI (a.d ketentuan yang berlaku):3. Operational risk (risiko operasional):

a. kemungkinan rugi yang timbul karena adanya ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal control, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan atau timbulnya problem eksternal yang mempengaruhi kegiatan (operasi) bank

b. dihadapi oleh semua bank, termasuk bank syariah, bahkan kemungkinannya lebih besar, karena sistem yang belum mapan, SDM yang masih terbatas, pemahaman belum memadai, sarana dan prasaran yang diperlukan belum cukup, dan lain lain

Page 69: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK RISIKO

I. JENIS RISIKO YANG DIHADAPI (a.d ketentuan yang berlaku):4. Risiko hukum:

a. kemungkinan rugi yang timbul karena adanya kele mahan dari sisi hukum sehingga terjadi tuntutan hukum, lowongnya peraturan yang dijadikan landas an hukum, kelemahan perikatan (lazimnya kelemah

an dalam kontrak/perjanjian) b. dihadapi oleh semua bank, termasuk

bank syariah, bahkan kemungkinannya lebih besar, karena fatwa yang belum lengkap, SDM yang masih terbatas, pemahaman belum memadai, dan lain lain

Page 70: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK RISIKO

I. JENIS RISIKO YANG DIHADAPI (a.d ketentuan yang berlaku):5. Risiko reputasi:

a. kemungkinan rugi yang timbul karena adanya publi kasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap usaha bank b. dihadapi oleh semua bank, termasuk bank syariah, bahkan kemungkinannya lebih besar, karena masih banyak fihak yang belum mengenal bank syariah, salah tafsir misalnya menganggap tidak berbeda dengan bank konvensional dll

Page 71: Lembaga Keuangan Islam

ASPEK RISIKO

I. JENIS RISIKO YANG DIHADAPI (a.d ketentuan yang berlaku):6. Risiko strategik:

a. kemungkinan rugi yang timbul karena adanya pene tapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis tidak tepat atau kurang responsif terhadap perubahan eksternal

b. dihadapi oleh semua bank, termasuk bank syariah, apalagi kalau terjadi perubahan kondisi perekono mian dan industri keuangan – perbankan yang cukup signifikan, di samping masih banyaknya jenis usaha bank syariah yang fatwanya sedang diproses

Page 72: Lembaga Keuangan Islam

TRANSAKSI TERLARANG

Page 73: Lembaga Keuangan Islam

MAISYIR/QIMAR (PERJUDIAN)

Seperti riba, larangan judi dilakukan secara bertahap:1. Al Baqarah 219: minuman keras & judi dilarang karena mudharatnya lebih besar dari manfaatnya2. Al Maidah 90: perintah menjauhi perbuatan keji (termasuk perbuatan setan) yaitu minum khamar, berjudi dan mengundi nasib dengan panah3. Al Maidah 3: haram mengundi nasib dengan anak panah (termasuk fasik)Dalam pengertian judi termasuk pula penjualan undian dan segala macam taruhan, seperti:a. memperjualbelikan hewan yang masih berada dalam kandungan (habak al habla)b. tukar menukar buah antara buah segar (masih di pohon) dengan buah yang sudah kering (sudah pasti), yang dissebut muzabanah dan muhaqalah

Page 74: Lembaga Keuangan Islam

MAYSYIR/QIMAR/PERJUDIAN

c. menjual buah sebelum saatnya dipanen (mukharabah). Penjualan hanya diperbolehkan kalau buah tersebut sudah dapat dipastikan kondisinyad. menjual barang sebelum menjadi milik, sehingga tidak boleh: - menawarkan barang yang belum ada (pada yang menawarkan) - menjual barang yang belum diterimae. al-limas (mulamasah), yaitu transaksi dianggap terjadi kalau pembeli sudah menyentuh barang yang bersangkutan, tanpa melihat/meneliti dengan baikf. nibadz (munabazah), yaitu transaksi dianggap sah ketika penjual melemparkan barang (kepada pembeli) tanpa kesempatan bagi calon pembeli untukmenelitinyag. menjual di muka seperti tanaman yang masih dalam bulir untuk jangka waktu tertentu, misalnya 2 (dua) sampai 3 (tiga) tahun

Page 75: Lembaga Keuangan Islam

GHARAR

Gharar merupakan kontrak dengan klausula open-ended yang dapat dikelompokkan ke dalam:1. unsur risiko yang mengandung unsur keraguan dan ketidakpastian2. unsur yang meragukan misalnya ada kekuatiran akan adanya unsur penipuan, seperti menjual ikan yang masih di perairan lepas, menjual burung yang beterbangan di udara, menjual hewan yang masih berada dalam kandungan, dan menjual tangkapan yang masih di perangkap

Maisir dan gharar ini sangat mempengaruhi sistem perasuransian, pasar uang dan pasar modal, sehingga memberikan corak tersendiri bagi asuransi, pasar uang dan pasar modal yang berbeda dengan asuransi, pasar uang dan pasar modal konvensional.

Page 76: Lembaga Keuangan Islam

ASURANSI ISLAM/SYARIAH

Page 77: Lembaga Keuangan Islam

ASURANSI SYARIAH/ISLAM

1. UNSUR UNSUR ASURANSI KONVENSIONAL YANG JENIS KEGIATANNYA MULAI DARI ASPEK RISIKO, CARA KERJA DAN PENANAMANNYA DINYATAKAN OLEH MUI MENGANDUNG UNSUR GHARAR (SPEKULATIF), MAYSIR (JUDI, UNTUNG DENGAN MERUGIKAN YANG LAIN) DAN RIBA (PENGHASILAN DARI BUNGA).

2. PRINSIP DASAR ASURANSI ADALAH:A. SALING MENOLONG DAN SALING MEMBANTU (AL MAIDAH: 2) DAN HADITS (HR BUKHARI, MUSLIM DAN ABU DAUD) JAMINAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ORANG YANG MEMENUHI KEBUTUHAN ORANG LAIN.B. SALING MELINDUNGI DARI BERBAGAI KESUSAHAN (AL BAQARAH:126, HADITS (IBN MAJAH, AL BAZAAR) TENTANG MELINDUNGI ORANG LAIN MERUPAKAN SALAH SATU PINTU MASUK SURGAC. SALING BERTANGGUNG JAWABD. MENGHINDARI UNSUR RIBA, GHARAR DAN MAYSIR

Page 78: Lembaga Keuangan Islam

ASURANSI SYARIAH/ISLAM

3. LARANGAN MAYSIR, GHARAR DAN RIBA DALAM ASURANSI TERSEBUT ADALAH:a. Maysir dapat timbul antara lain karena: - kalau berhenti sebelum mencapai jumlah/periode tertentu (refreshing period) dapat menerima kembali sekitar 20% dari dana yang telah dikumpulkan nya, sisanya hangus, - kalau perhitungannya tepat orang akan mendapatkan keuntungan karena asuransi, tetapi kalau tidak akan rugi.b. Gharar dapat timbul karena adanya ketidakjelasan transaksi (akibat dan asal usul transaksi), karena tidak tahu asl usul perolehan di atas dana sendiri.c. Riba, karena dalam penanamannya terkandung unsur, kelebihan dari pokok pinjaman, kelebihan tersebut terkait dengan waktu dan tambahan tersebut dipersyaratkan dalam transaksi

Page 79: Lembaga Keuangan Islam

ASURANSI SYARIAH/ISLAM

SYARIAH1. Dewan Pengawas Syariah2. Akad didasarkan takaful (saling

tolong)3. Dana yang terkumpul merupakan milik

peserta, asuransi berfungsi sbg penge lola (mudharib), bukan pemilik dana.

4. Investasi dilakukan sesuai dengan prin sip syariah, dengan mengutamakan po la bagi hasil (profit and loss sharing)

5. Tidak ada dana yang hangus, peserta dapat mengambil kembali dananya, tan pa ada yang hangus

6. Pembayaran klaim diambil dari dana kebajikan para peserta, sesuai dengan niat awal mereka.

KONVENSIONAL1. Tidak mengenal Dewan Pengawas

Syariah2. Akad didasarkan prinsip jual beli3. Dana yang terkumpul menjadi milik

perusahaan asuransi yang bebas menentukan investasinya

4. Investasi dilakukan berdasarkan pada perbungaan, termasuk di pasar uang dan pasar modal

5. Kalau dana diambil sebelum waktu yang diperkenankan, ada yang hangus

6. Pembayaran klaim diambil dari dana perusahaan asuransi (yang bermotif mencari keuntungan)

Page 80: Lembaga Keuangan Islam

ASURANSI SYARIAH/ISLAM

5. KENDALA PENGEMBANGAN ASURANSI SYARIAHA. BELUM ADA AWARENESS TERHADAP ASURANSI SYARIAHB. TERBATASNYA PRODUK ASURANSI SYARIAHC. SOSIALISASI KEBERADAAN ASURANSI SYARIAH MASIH KURANGD. SUMBER DAYA MANUSIANYA TERBATAS

6. STRATEGI PENGEMBANGAN ASURANSI SYARIAH:a. fokus pada mutu layananb. sosialisasi dan pemasaran terpaduc. product developmentd. peningkatan bidang sumber daya manusiae. kerja sama dengan pemerinta, ulama, akademisi dan praktisi

Page 81: Lembaga Keuangan Islam

ASURANSI SYARIAH/ISLAM

7. JENIS PRODUKSI ASURANSI SYARIAHA. TAKAFUL INDIVIDU * Takaful dana investasi (dana haji, dana siswa, dana jabatan)

* Produk non-tabungan (al khairat individu, kecelakaan, kesehatan) B. TAKAFUL GRUP

* Tabungan al khairat dan tabungan haji * Takaful kecelakaan siswa

* Takaful wisata dan perjalanan * Takaful majlis taklim* Takaful kecelakaan diri kumpulan * Takaful pembiayaan

C, TAKAFUL UMUM* Takaful kebakaran * Takaful kendaraan bermotor* Takaful rekayasa * Takaful pengangkutan* Takaful rangka kapal * Takaful aneka

Page 82: Lembaga Keuangan Islam

TAKAFUL INDIVIDU

1. TAKAFUL DANA INVESTASIa. Untuk individu, dengan tujuan memupuk dana bagi ahli waris kalau ybs meninggal atau untuk bekal hari tuanya,b. Manfaat yang dapat diperoleh:- kalau mundur sebelum waktunya memperoleh dana plus hasil investasi- kalau meninggal, ahli waris mendapatkan dana tabungan, bagian keun tungan dan selisih antara manfaat awal dengan premi yg telah dibayar- kalau sampai akhir periode masih hidup, peserta memperoleh dana, bagian keuntungan investasinya sendiri dan yg ditentukan asuransi

2. TAKAFUL DANA HAJIa. Bertujuan untuk membiayai perjalanan hajib. Manfaat yang dapat diperoleh pada dasarnya sama dengan takaful dana investasi

Page 83: Lembaga Keuangan Islam

TAKAFUL INDIVIDU

3. TAKAFUL DANA SISWAa. Bertujuan untuk menyediakan dana bagi pendidikan anak sampai sarjanab. Manfaat yang dapat diperoleh pada dasarnya sama, kecuali yg diperoleh anak ybs, yaitu biaya pendidikan sampai 4 tahun di perguruan tinggi. Kalau anak tersebut meninggal akan memperoleh dana plus keuntungan investasic. Patut dicatat bahwa masa perjanjian lazimnya 18 – usia anak.

4. TAKAFUL JABATANa. Bertujuan untuk menyediakan dana bagi pejabat agar memperoleh dana yang cukup setelah jabatan berakhir, atau untuk ahli warisnya b. Manfaat yang diperoleh pada dasarnya sama dengan takaful dana investasic. Di antara syaratnya umur maksimal 65 tahun, jangka waktu antara 2 sampai dengan 5 tahun.

Page 84: Lembaga Keuangan Islam

TAKAFUL INDIVIDU

5. PRODUK PRODUK NON TABUNGANA. TAKAFUL AL KHAIRAT INDIVIDU: penyediaan santunan bagi ahli waris kalau meninggal dalam masa perjanjian. Kalau sampai akhir perjanjian tidak ada klaim, akan menerima dana plus bagian keuntungan yang ditentukan oleh asuransi B. TAKAFUL KECELAKAAN INDIVIDU: penyediaan santunan bagi ahli waris kalau dalam masa perjanjian mengalami kecelakaan, termasuk meninggal. Kalau tidak ada klaim sampai akhir masa perjanjian, akan memperoleh dana plus bagian keuntungan yang dientukan oleh asuransiC. TAKAFUL KESEHATAN INDIVIDU: penyediaan dana santunan untuk membiayai biaya sakit, kalau ternyata tidak sakit akan memperoleh dana plus bagian keuntungan yang ditentukan oleh asuransi

Page 85: Lembaga Keuangan Islam

TAKAFUL GRUP

1. TABUNGAN AL KHAIRATDAN TABUNGAN HAJI: a. Merupakan program atau fasilitas bagi karyawan perusahaanb. Manfaat yang dapat diperoleh:

- kalau peserta meninggal sebelum berhaji, dapat dialihkan ke ahli waris

- kalau peserta meninggal setelah berhaji, ahli waris mendapat santunan sebesar iuran yang telah dibayar,c. Kalau mundur sebelum masa pembayaran premi berakhir, akan memper oleh seluruh iuran yang sudah dibayard. Kalau peserta sudah berangkat, harus melunasi kekurangannya

2. TAKAFUL KECELAKAAN SISWA:a. untuk sekolah yang ingin memberikan santunan kpd siswa yg celakab. santunan seperti pada asuransi konvensional, tetapi kalau tak ada kecelakaan, mendapat bagian keuntungan atas rekening khusus/tabarruc. minimal 25 orang dan premi minimal Rp 250.000,--

Page 86: Lembaga Keuangan Islam

TAKAFUL GRUP

3. TAKAFUL WISATA DAN PERJALANAN:a. program biro perjalanan untuk melindungi wisatawan/travellers bila celakab. manfaatnya seperti asuransi kecelakaan, tetapi kalau tidak terjadi dapat menerima bagian keuntunganc. peserta minimal 25, dengan premi minimum Rp 250.000 dan maksimum umur peserta 60 tahun

4. TAKAFUL KECELAKAAN DIRI KUMPULAN:a. program perusahaan untuk memberi santunan kepada pegawai yg celakab. manfaatnya seperti asuransi kecelakaan konvensional, tetapi kalau tidak terjadi kecelakaan dapat mendapat bagian keuntunganc. persyaratan seperti pada takaful wisata dan perjalanan

5. TAKAFUL MAJLIS TAKLIM: mirip takaful kecelakaan diri kumpulan6. TAKAFUL PEMBIAYAAN: seperti asuransi jiwa yang dikaitkan dengan

asuransi kredit bagi anggota kumpulan

Page 87: Lembaga Keuangan Islam

TAKAFUL UMUM

1. TAKAFUL KEBAKARAN: perlindungan terhadap bahaya kebakaran, yang bila perlu dapat ditambah dengan beberapa jenis musibah, termasuk gempa dan huru hara dengan tarif premi yang berbeda beda

2. TAKAFUL KENDARAAN BERMOTOR: perlindungan terhadap kemungkinan rugi karena kerusakan kendaraan, yang dapat ditambah dengan berbagai bentuk musibah, termasuk huru hara dan pemogokan dengan tarif premi beda beda

3. TAKAFUL REKAYASA: perlindungan terhadap kerugian yang berkaitan dengan pekerjaan pembangunan, termasuk alat berat, konstruksi baja dlsb

4. TAKAFUL PENGANGKUTAN: perlindungan terhadap kerugian sebagai akibat kecelakaan pengakutan (darat, laut maupun udara)

5. TAKAFUL RANGKA KAPAL: perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan rangka dan atau mesin kapal, karena kecelakaan atau bahaya lain

6. TAKAFUL ANEKA: perlindungan terhadap kerugian atau kecelakaan karena oleh berbagai risiko yang tak terduga, misalnya safe box, liability insurance, fidelity insurance, rampok dll.

Page 88: Lembaga Keuangan Islam

AKUNTANSI ISLAM/SYARIAH

Page 89: Lembaga Keuangan Islam

AKUNTANSI SYARIAH

1. AKUNTANSI YANG BERLAKU BAGI TRANSAKSI TRANSAKSI DALAM KEGIATAN EKONOMI PADA UMUMNYA JUGA BERLAKU BAGI TRANSAK SI YANG DIDASARKAN KEPADA SYARIAH.

2. PERBEDAAN YANG TERJADI TERUTAMA KARENA TERDAPAT PERBEDA AN TRANSAKSINYA SENDIRI,

3. HAL TERSEBUT TERUTAMA TERJADI DI LINGKUNGAN LEMBAGA KEU ANGAN SYARIAH, SEHINGGA UNTUK ITU TELAH DITERBITKAN PSAK 59, YANG BERLAKU BAGI BANK SYARIAH/ISLAM. PERBEDAAN TERSE BUT TERLIHAT PADA PERLAKUAN AKUNTANSI (PENGAKUAN, PENGU KURAN, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN) TRANSAKSI KHUSUS YANG DILAKUKAN OLEH BANK SYARIAH

Page 90: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

1. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN MUDHARABAH:a. Bank sebagai shahibul maal (pemilik dana):

- pembiayaaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penye rahan aktiva non-kas kepada pengelola dana

- pembiayaan mudharabah bertahap diakui pada setiap tahap pembayaran atau penyerahan

- pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang diberikan bank pada saat pembayaran

- pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva non-kas: * diukur sebesar nilai wajar aktiva tersebut pada saat

penyerahan * selisih antara nilai wajar dengan niali buku aktiva

tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian- kecuali bila disepakati sebelumnya, beban mudharabah

tidak diakui sebagai bagian dari pembiayaan

Page 91: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

1. a. – pembayaran kembali atas pembiayaan mudharabah oleh pengelola dana mengurangi saldo pembiayaan mudharabah

- kerugian ketika usaha belum dimulai (rusak, hilang dsb) yang tidak meru pakan kelalaian atau kesalahan pengelola diakui sebagai kerugian bank

- kerugian yang timbul setelah dimulainya usaha yang tidak merupakan ke lalaian atau kesalahan pengelola dana diperhitungkan saat bagi hasil

- mudharabah yang berakhir sebelum jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola, diakui sebagai piutang jatuh tempo

- kalau pembiayaan mudharabah melampaui periode laporan: * laba pembiayaan diakui dalam periode terjadinya hak bagi

hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati * rugi pembiayaan diakui sebagai rugi dalam periode terjadinya

kerugian dan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah

Page 92: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

1. a. – rugi karena penghentian pembiayaan sebelum masa akad berakhir diakui sebagai pengurang pembiayaan mudharabah - rugi karena kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan kepada pengelola dana

- bagian laba bank yang tidak/belum dibayarkan oleh pengelola dana saat mudharabah selesai atau dihentikan sebelum jangka waktunya berakhir, diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada pengelola danab. Bank sebagai pengelola dana (mudharib)

- dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidak terikat pada saat terjadinya sebesar jumlah yang diterima, sedangkan pada akhir periode laporan diukur sebesar nilai yang tercatat

- bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati

- bank (pengelola dana) menanggung rugi karena kesalahan/kelalaiannya

Page 93: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

1. c. Bank sebagai agen investasi:- penyaluran dana mudharabah muqayyadah (bank tidak

menanggung risiko karena sebagai chanelling agent) dilaporkan dalam laporan perubahan dana investasi terikat

- penyaluran dana mudharabah muqayyadah, tetapi bank menanggung risiko (executing agent) dilaporkan di dalam neraca sebesar porsi risiko yang ditanggung bank.

2. Pengakuan dan pengukuran musyarakaha. Bank sebagai mitra:

- pembiayaan diakui ketika pembayaran tunai atau penyerahan aktiva non kas kepada mitra musyarakah

- pembiayaan musyarakah diukur sesuai dengan bentuk pembiayaannya:

* sebesar jumlah yang dibayarkan (kas), atau * sebesar nilai wajarnya (non kas); selisih dg nilai buku masuk

laba/rugi

Page 94: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

2. c. – bagian bank atas pembiayaan musyarakah diukur sebagai berikut: * atas dasar nilai historis setelah dikurangi kerugian (kalau ada) * nilai historisinya menurun sebesar bagian yang telah dikembalikan (selisihnya dengan nilai wajar merupakan laba/rugi) * pengakhiran sebelum jatuh tempo dapat menimbulkan laba/rugi, karena terdapat selisih antara niali historis dengan pengambaliannya * kalau sampai akhir periode belum dikembalikan, diakui sebagai

piutang jatuh tempo kepada mitra- laba musyarakah diakui sebesar bagian bagian laba bank a.d nisbah yang disepakati, sedangkan rugi dibagi secara proporsional- laporan pembiayaan musyarakah pada akhir periode laporan: * laba diakui sebesar yang sesuai dengan nisbah bagi hasil yg

disepakati * rugi diakui sebesar rugi dlm periode ybs, dan mengurangi

musyarakah

Page 95: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

2. c. – apabila terdapat pengembalian pembiayaan musyarakah menurun: * laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah * rugi diakui secara proporsional, s.d. kontribusi modal &

mengurangi pembiayaan musyarakah- atas pengembalian pembiayaan musyarakah sebelum

waktunya, maka selisih antara nilai historis dengan nilai pengembalian diakui sebagai laba atau rugi bank pada periode berjalan

- laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank sesuai dengan nisbah yang disepakati, sedangkan kalau rugi diakui secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal

- laba yang belum diterima diakui sebagai piutang atau bila tak lancar di ungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

- kerugian karena kelalaian mitra pengelola ditanggung ybs, dan diperhi tungkan sebagai pengurang modal, kecuali kalau diganti dg dana baru

Page 96: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

3. Pengakuan dan pengukuran murabahaha. Bank sebagai penjual, aktiva yang diperoleh dengan maksud untuk dijual

kembali diakui sebagai aktiva murabahan sebesar biaya perolehan- pengukuran aktiva murabahab setelah peolehan diatur sebagai

berikut: * aktiva yang tersedia u/ dijual dalam murabahah pesanan

mengikat dini lai sebesar biaya perolehan, dan penurunan nilai (usang, rusak) diakui sebagai beban sehingga mengurangi nilai aktiva

* aktiva murabahah u/ dijual tanpa ikatan dengan indikasi akan batal dini lai a.d.nilai terendah dari biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, dan kelebihan nilai perolehan terhadap nilai realisasi diakui sebagai kerugian

- pada saat akad, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan ditambah dengan keuntungan yg disepakati, sedangkan pada laporan keuangan dinilai sebesar nilai bersih realisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang

Page 97: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

2. C. – keuntungan murabahah diakui pada periode terjadinya kalau selesai pada masa laporan yang sama, atau secara proporsional selama masa akad kalau melanpaui satu masa pelaporan

- uang muka (juga disebut urbun) diakui sebesar jumlah yang diterima saat penerimaan; ketika barang dibeli nasabah diakui sebagai pembayaran piutang;kalau transaksi batal, uuang muka dikembalikan setelah dipotong biaya administrasid. Pengakuan dan pengukuran salam dan salam paralel

- bank sebagai pembeli, piutang sama diakui saat modal usaha salam diba yarkan atu dialihkan kepada penjual. Modal usaha salam dapat berupa kas (= sejumlah yg dibayar) atau non kas (= kesepakatan nilai wajar)

- barang pesanan diakui dan diukur sesuai dengan nilai yg disepakati, kecu ali kalau berbeda mutunya a.d nilai terendah antara akad dengan nilai pasar (nilai wajar)

- pesanan yg sudah diterima diakui sebagai persediaan

Page 98: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

2. d. – Bank sebagai penjual, utang salam diakui pada saat menerima modal usaha salam sebesar modal yang diterima ( dapat kas

atau non kas). Kalau melakukan transaksi salam paralel, maka selisih antara jumlah yang dibayar nasabah dengan biaya perolehan barang diakui sebagai keuntungan atau kerugian e. Pengakuan dan pengukuran istishna dan istishna paralel

- Kalau bank sebagai produsen/penjual, biaya diakui dan dihitung sbb:

* biaya terdiri atas biaya langsung (untuk menghasilkan barang pesanan) dan biaya tak langsung (biaya akad), tetapi tak termasuk beban umum dan biaya administrasi dll,

* biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna kalau ditandatangani, dan dibebankan pada peri ode berjalan

* biaya istishna selama periode laporan diakui sbg aktiva dlm penyele saian pada saat terjadinya

Page 99: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

2. e.- biaya istishna paralel terdiri atas biaya perolehan barang pesanan dan biaya tal langsung yang dialokasikan secra obyektif dan

semua biaya yang timbul karena sub-kontraktor tidak memenuhi kewajiban

- biaya istishna paralel diakui sebagai biaya aktiva iatiahna dalam penyele saian pada saat diterimanya tagihan dari sub-kontraktor sebesar jumlah - tagihan setiap termin dari bank kepada pembeli akhir diakui sebagai piu tang istishna dan sebagai termin istishna pada pos lawannya

- sebagai pembeli, bank mengakui aktiva dalam penyelesaian sebesar jum lah termin yang ditagih penjual dan sekaligus mengakui utang istishna ke pada penjualf. pengakuan dan pengukuran ijarah (sewa menyewa) dan ijarah muntahiyah bittamlik(sewa beli):

- sebagai pemilik obyek sewa, bank mengakui obyek sewa ebesar biaya perolehan saat perolehan obyek sewa dan disusutkan sesuai dengan kibijakan pemilik obyek sewa, dan masa sewa kalau merupakan transaksi ijarah muntahiyyah bittamlik.

Page 100: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

2. f. – pendapatan ijarah diakui selama masa akad secara proprosional, sedang kan ijarah muntahiyah bittamlik dengan penjualan bertahap

(pembayar annya), pendapatannya menurun secara progresif (ada pelunasan setiap pembayaran)

- jika biaya akad menjadi beban pemilik obyek sewa, biaya tersebut dialoka sikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan selama masa

akad - piutang pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik diukur sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan - pengakuan perpindahan hak obyek sewa dilakukan:

* saat semua pembayaran sewa diselesaikan dan obyek sewanya diserah kan, bila atas dasar hibah

* saat penyewa membeli obyek sewa, bila atas dasar penjualan; selisih antara harga jual dengan harga buku dicatat sebagai untung atau rugi

Page 101: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

2. f. – sebagai penyewa, bank mengakui beban ijarah dan ijarah muntahiyah bit tamlik secara proporsional selama masa akad, dan kalau biaya akad men jadi beban bank dialokasikan secara konsisten dengan alokasi beban ybs. Pengakuan perpindahan hak atas obyek sewa dilakukan sesuai dengan pola pengalihannya.

- penyisihan kerugian aktiva produktif dan piutang yang timbul dari transak si ybs dibentuk sebesar estimasi kerugian aktiva produktif & piutang ybsg. Pengakuan dan pengukuran wadi’ah:

- dana wadi’ah diakui sebesar jumlah dana yang dititipkan pada saat terja dinya transaksi, sedangkan penerimaan yang diperoleh atas pengelolaan dana tersebut diakui sebagai pendapatan (bukan keuntungan yang harus dibagi)

- pengakuan atas penerimaan bonus dari pengelolaan a.d cash basis

Page 102: Lembaga Keuangan Islam

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

2. g. Pengakuan dan pengukuran qard:- pinjaman qard diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan

pada saat terjadinya, dan kelebihan pelunasan yang diterima diakui sebagai penda patan pada saat diterimanya

- kelebihan pembayaran qard ketika bank sebagai peminjam diakui sebagai bebanh. pengakuan dan pengukuran sharf (jual beli valuta asing):

- selisih antara kurs yang diperjanjikan dengan kurs tunai pada tanggal penyerahan valuta diakui sebagai keuntungan atau kerugian

- selisih penjabaran aktiva dan kewajiban valuta asing ke dalam rupiah diakui sebagai pendapatan atau bebanI. Imbalan dari kegiatan bank syariah diakui sebagai pendapatan atau beban:

- selama jangka waktu yang diperjanjikan- pada saat transaksi ybs, kalau tidak didasarkan jangka waktu

Page 103: Lembaga Keuangan Islam

PENYAJIAN

1. LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH ADALAH SEBB:a. neracab. laporan laba rugic. laporan arus kasd. laporan perubahan ekuitase. laporan dana investasi terikatf. laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shadaqahg. laporan sumber dan penggunaan qardhul hasanh. catatan atas laporan keuangan

2. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH PADA DASARNYA TIDAK JAUH BERBEDA DENGAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BANK KONVENSI ONAL, NAMUN KARENA TERDAPAT TRANSAKSI YANG HANYA TERJADI PADA BANK SYARIAH, MAKA TERDAPAT BEBERAPA KEISTIMEWAAN ANTAR LAIN SEBAGAI BERIKUT.

Page 104: Lembaga Keuangan Islam

PENYAJIAN

2. a. Penyajian aktiva neraca atau pengungkapan pada catatan atas laporan keu angan atas aktiva yang dibiayai oleh bank sendiri dan aktiva yang dibiayai oleh bank bersama sama dengan pemilik dana investasi tidak terikat, dilak sanakan secara terpisah. Aktiva dan kewajiban tidak boleh disalinghapus kan kecuali ketentuan syariah dan hukum memperkenankannya.

- pembiayaan mudharabah mutlaqah yang diterima bank syariah disajikan dalam neraca pada unsur investasi tidak terikat di antara unsur kewajiban dan ekuitas

- penyajian pos pos yang terkait dengan transaksi istishna disajikan sebb:

* termin istishna yg sudah ditagih disajikan sebagai pos pengurang istish na dalam penyelesaian

* aktiva istishna dalam penyelesaian yang telah selesai dibuat disajikan sebagai sbg persediaan sebesar harga jual istishna kpd pembeli akhir

* dalam istishna paralel, piutang & utang istishna tak boleh saling hapus

Page 105: Lembaga Keuangan Islam

PENYAJIAN

2. b. penyajian laporan arus kas dan perubahan ekuitas tidak berbeda dengan bank konvensional, sedangkan laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi terikat berdasarkan sumber dana dan memisah kan investasi berdasarkan jenisnya.c. Laporan sumber dan penggunaan dana ZIS haarus menunjukkan sumber dan penggunaan yang sesuai dengan ketentuan syariah Islam, termasuk perubahan (naik turunnya nilai ZIS ybs)d. Laporan sumber dan penggunaan dana qardul hasan harus menunjukkan sumber dan penggunaannya dengan jelas, termasuk naik turunnya nilai dana yang dikelola.

Page 106: Lembaga Keuangan Islam

PENGUNGKAPAN

1. LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH MENGUNGKAPKAN INFORMASI UMUM MENGENAI BANK SEBAGAIMANA DIATUR DI DALAM KETENTUAN YANG BERLAKU UMUM, DENGAN TAMBAHAN A.La. karakteristik kegiatan bank syariah dan jasa utama yang disediakanb. peranan, sifat, tugas dan kewenangan Dewan Pengawas Syariah dalam mengawasi kegiatan bank syariah berdasarkan ketentuan hukum & praktikc. tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah untuk mengawasi kegiatan bank dan induk perusahaand. tanggung jawab bank terhadap pengelolaan zakat.

2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 59 berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimu lai atau setelah 1 Januari 2003.