44
Step 1 1. Pemeriksaan AVPU: px kesadara 2. triple airway manuver; 3 cara memastikan jalan nafas terbuka atau tdk kepala menengadah; head tilt, dagu diangkat chin lift mnarik rahang bawah; jaw trust mnarik dasar lidah yg menutupi jln nafas; memastikan tdk ada trauma berbahaya di leher 3. definitive airway; cara untuk memasang pipa pd jalan napas ada balon untuk mengembangkan, dihubungkan dgn oksigen 4. pulse oxymetri; alat untuk mengukur o2 dlm darah dan alat untuk mengukur heart rate dgn cara diselipkan pd jari simple; jepitan di jari kompleks; monitoring dsb. 5. oropharyngeal airway; alat yg dimasukkan ke posterior oropharyng untuk pasien tdk sadar bila dgn head tilt, chin lift tdk berhasil mempertahankan jalan napas atas terbuka. Menghalangi lidah jatuh ke belakang sehingga jln napas tdk tertutup Step 2 1. bagaimana cara px avpu? 2. Penyebab apa yg ditimbulkan fraktur impressi os frontal 3. Mengapa pasien tampak sianosis 4. Mengapa rongga mulut mengeluarkan banyak darah 5. Mengapa pasien mengeluarkan suara mengorok dan berkumur, sebutkan suara pd sumbatan lainnya 6. Bagaimana interpretasi pulse oxymetri

Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KEGAWAT DARURATAN LBM 1

Citation preview

Page 1: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

Step 1

1. Pemeriksaan AVPU: px kesadara

2. triple airway manuver; 3 cara memastikan jalan nafas terbuka atau tdkkepala menengadah; head tilt, dagu diangkat chin liftmnarik rahang bawah; jaw trustmnarik dasar lidah yg menutupi jln nafas; memastikan tdk ada trauma berbahaya di leher

3. definitive airway; cara untuk memasang pipa pd jalan napas ada balon untuk mengembangkan, dihubungkan dgn oksigen

4. pulse oxymetri; alat untuk mengukur o2 dlm darah dan alat untuk mengukur heart rate dgn cara diselipkan pd jarisimple; jepitan di jarikompleks; monitoring dsb.

5. oropharyngeal airway; alat yg dimasukkan ke posterior oropharyng untuk pasien tdk sadar bila dgn head tilt, chin lift tdk berhasil mempertahankan jalan napas atas terbuka.Menghalangi lidah jatuh ke belakang sehingga jln napas tdk tertutup

Step 2

1. bagaimana cara px avpu?2. Penyebab apa yg ditimbulkan fraktur impressi os frontal3. Mengapa pasien tampak sianosis4. Mengapa rongga mulut mengeluarkan banyak darah5. Mengapa pasien mengeluarkan suara mengorok dan berkumur, sebutkan suara pd

sumbatan lainnya6. Bagaimana interpretasi pulse oxymetri7. Apa interpretasi RR, GCS8. Apa saja yg dilakukan pada primary survey9. Bagaimana triple airway manuver yg benar pd penderita10. Mengapa pasien perlu dipasang oropharyngeal airway, dan kenapa dilanjutkan

definitive airway11. Mengapa pasien memasang oksigen rebreathing mask 10L/menit12. Mengapa setelah pemasangan oksigen... semakin buruk?13. Apa saja yg bs menyebabkan penyumbatan jalan napas14. Apa macam2 definitive airway15. Mengapa sumbatan jalan napas bs menyebabkan kerusakan organ dan kematian

Page 2: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

STEP 3

1. bagaimana cara px avpu?Disability Menilai kesadaran dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respons terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur Glasgow Coma Scale AWAKE = A RESPONS BICARA (verbal) = V RESPONS NYERI = P TAK ADA RESPONS = U Cara ini cukup jelas dan cepat. http://www.primarytraumacare.org/wp-content/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdf

2. akibat apa saja yg ditimbulkan dari fraktur impressi os frontalTulang kepalaTerdiri dari calvaria (atap tengkorak) dan basis cranium (dasar tengkorak).Fraktur tengkorak adalah rusaknya kontinuibis tulang tengkorak disebabkanoleh trauma. Fraktur calvarea dapat berbentuk garis (liners) yang bisa nonimpresi (tidak masuk / menekan kedalam) atau impresi. Fraktur tengkorakdapat terbuka (dua rusak) dan tertutup (dua tidak rusak).Tulang kepala terdiri dari 2 dinding yang dipisahkan tulang berongga, dindingluar (tabula eksterna) dan dinding dalam (labula interna) yang mengandungalur-alur arteria meningia anterior, infra dan posterior. Perdarahan padaarteria-arteria ini dapat menyebabkan tertimbunya darah dalam ruang epidural.

Fraktur tengkorak : Fraktur tengkorak ialah terjadinya diskontinyuitas jaringan tulang yang melindungi otak dan struktur lain yang meliputinya, terdiri dari :

a. Fraktur linear : Merupakan trauma yang umumnya terjadi, sering terjadi pada anak. Fraktur linear merupakan kerukan yang simpel pada jaringan tengkorak yang mengikuti garis lurus. Hal ini dapat terjadi setelah terjadinya trauma kepala ringan ( terjatuh, terpukul, kecelakaan sepeda motor ringan ). Fraktur linear bukanlah trauma yang serius kecuali pada trauma yang agak berat dapat mengenai jaringan otak.

b. Fraktur impresi : Hal ini umumnya terjadi setelah bertabrakan dengan kekuatan besar dengan benda tumpul seperti : palu,  batu, atau benda berat lainnya. Trauma ini dapat menyebabkan lekukan pada tulang tengkorak dan menekan jaringan otak. apabila kedalaman dari fraktur impresi ini sama dengan ketebalan tulang tengkorak ( ¼ - ½ inchi ), operasi selalu dilakukan untuk mengangkat potongan tulang dan untuk melihat kerusakan otak yang diakibatkan oleh trauma ini. Fraktur impresi yang minimal lebih tipis dari ketebalan tulang. Fraktur ini umumnya tidak perlu dioperasi kecuali

Page 3: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

dijumpai kerusakan lain. Fraktur ini dapat merobek dura mater dan merusak jaringan otak dibawahnya serta menimbulkan perdarahan.

c. Fraktur basiler : merupakan fraktur yang terjadi dasar tengkorak yang diakibatkan dari trauma tumpul yang berat pada kepala dengan kekuatan yang signifikan. Fraktur basiler umumnya mengenai rongga sinus. Hubungan ini dapat menyebabkan udara atau cairan masuk kedalam tengkorak dan menyebabkan infeksi. Pembedahan umumnya tidak diperlukan kecuali ditemukan kerusakan lain.

PATOFISIOLOGI            Gangguan metabolisme jaringan otak akan mengakibatkan oedem yang dapat menyebabkan heniasi jaringan otak melalui foramen magnum, sehingga jaringan otak tersebut dapat mengalami iskhemi, nekrosis, atau perdarahan dan kemudian meninggal.            Fungsi otak sangat bergantung pada tersedianya oksigen dan glukosa.  Cedera kepala dapat menyebabkan gangguan suplai oksigen dan glukosa, yang terjadi karena berkurangnya oksigenisasi darah akibat kegagalan fungsi paru atau karena aliran darah ke otak yang menurun, misalnya akibat syok.            Karena itu, pada cedera kepala harus dijamin bebasnya jalan nafas, gerakan nafas yang adekuat dan hemodinamik tidak terganggu sehingga oksigenisasi cukup.

Page 4: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

3. Mengapa pasien tampak sianosis

Page 5: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 6: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

4. Mengapa rongga mulut mengeluarkan banyak darahFraktur impresi dapat menyebabkan penurunan volume dalam tengkorak, hingga menimbulkan herniasi batang otak lewat foramen magnum. Juga secara langsung menyebabkan kerusakan pada meningen dan jaringan otak di bawahnya akibat penekanan. Pada jaringan otak akan terdapat kerusakan-kerusakan yang hemoragik pada daerah coup dan countre coup, dengan piamater yang masih utuh pada kontusio dan robek pada laserasio serebri. Kontusio yang berat di daerah frontal dan temporal sering kali disertai adanya perdarahan subdural dan intra serebral yang akut. Tekanan dan trauma pada kepala akan menjalar lewat batang otak kearah kanalis spinalis; karena adanya foramen magnum, gelombang tekanan ini akan disebarkan ke dalam kanalis spinalis. Akibatnya terjadi gerakan ke bawah dari batang otak secara mendadak, hingga mengakibatkan kerusakan-kerusakan di batang otak. Saraf otak dapat terganggu akibat trauma langsung pada saraf, kerusakan pada batang otak, ataupun sekunder akibat meningitis atau kenaikan tekanan intrakranial. Kerusakan pada saraf otak I kebanyakan disebabkan oleh fraktur lamina kribriform di dasar fosa anterior maupun countre coup dari trauma di daerah oksipital. Pada gangguan yang ringan dapat sembuh dalam waktu 3 bulan. Dinyatakan bahwa ± 5% penderita tauma kapitis menderita gangguan ini. Gangguan pada saraf otak II biasanya akibat trauma di daerah frontal. Mungkin traumanya hanya ringan saja (terutama pada anak-anak) , dan tidak banyak yangmengalami fraktur di orbita maupun foramen optikum. Dari saraf-saraf penggerak otot mata, yang sering terkena adalah saraf VI karena letaknya di dasar tengkorak. ni menyebabkan diplopia yang dapat segera timbul akibat trauma, atau sesudah beberapa hari akibat dari edema otak.Gangguan saraf III yang biasanya menyebabkan ptosis, midriasis dan refleks cahaya negatif sering kali diakibatkan hernia tentorii .Gangguan pada saraf V biasanya hanya pada cabang supra-orbitalnya, tapi sering kali gejalanya hanya berupa anestesi daerah dahi hingga terlewatkan pada pemeriksaan.Saraf VII dapat segera memperlihatkan gejala, atau sesudah beberapa hari kemudian. Yang timbulnya lambat biasanya cepat dapat pulih kembali, karena penyebabnya adalah edema Kerusakannya terjadi di kanalis fasialis, dan sering kali disertai perdarahan lewat lubang telinga. Banyak didapatkan gangguan saraf VIII pada. trauma kepala, misalnya gangguan pendengaran maupun keseimbangan. Edema juga merupakan salah satu penyebab gangguan. Gangguan pada saraf IX, X dan XI jarang didapatkan, mungkin karena kebanyakan penderitanya meninggal bila trauma sampai dapat menimbulkan gangguan pada saraf- saraf tersebut. Akibat dari trauma pada pembuluh darah, selain robekan terbuka yang dapat langsung terjadi karena benturan atau tarikan, dapat juga timbul kelemahan dinding arteri. Bagian ini kemudian berkembang menjadi aneurisma. Ini sering terjadipada arteri karotis interna pada tempat masuknya di dasar tengkorak.

Page 7: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

Aneurisma arteri karotis interim ini suatu saat dapat pecah dan timbul fistula karotiko kavernosa.Aneurisma pasca traumatik ini bisa terdapat di semua arteri, dan potensial untuk nantinya menimbulkan perdarahan subaraknoid. Robekan langsung pembuluh darah akibat gaya geseran antar jaringan di otak sewaktu trauma akan menyebabkan perdarahan subaraknoid, maupun intra serebral. Robekan pada vena-vena yang menyilang dari korteks ke sinus venosus (bridging veins) akan menyebabkan suatu subdural hematoma.

Hipotesa Monro-Kellie

Teori ini menyatakan bahwa tulang tengkorak tidak dapat meluas sehingga bila salah satu dari ketiga komponennya membesar, dua komponen lainnya harus mengkompensasi dengan mengurangi volumenya ( bila TIK masih konstan ). Mekanisme kompensasi intra kranial ini terbatas, tetapi terhentinya fungsi neural dapat menjadi parah bila mekanisme ini gagal. Kompensasi terdiri dari meningkatnya aliran cairan serebrospinal ke dalam kanalis spinalis dan adaptasi otak terhadap peningkatan tekanan tanpa meningkatkan TIK. Mekanisme kompensasi yang

berpotensi mengakibatkan kematian adalah penurunan aliran darah ke otak dan pergeseran otak ke arah bawah ( herniasi ) bila TIK makin meningkat. Dua mekanisme terakhir dapat berakibat langsung pada fungsi saraf. Apabila peningkatan TIK berat dan menetap, mekanisme kompensasi tidak efektif dan peningkatan tekanan dapat menyebabkan kematian neuronal (Lombardo, 2003).

a.trauma kapitis yg menimbulkan kelainan neurologik

adanya contusio serebri, laserasio serebri, hemoragia subdural, hemoragia epidural, hemoragia intraserebral akibat gaya destruksi trauma muncul mekanisme2 yg ikut menentukan lesi akibat trauma kapitis :

tekanan positif dan negatif

- tengkorak dianggap sbg kotak yg tertutup dg tekanan didalamnya tidak boleh berubah – ubah.

- TIK = jumlah total tekanan yg mewakili volume jar otak, volume cairan serebrospinal, volume darah intrakranial, merupakan hukum monroe-kellie pada wkt2 tertentu dpt meningkat krn peningkatan volume salah satu unsur tsb diatas.

- Misal : krn edema serebri, TIK , dg dikurangi volume darah intra kranium dan cairan serebrospinal, TIK bs kembali pd TIK yg semula. Proses peningkatan TIK dan mekanisme Homeostatis nya memakan waktu.

- Pada trauma kapitis lonjakan TIK terjd dlm wkt milidetik, shg mekanisme penurunan TIK belum sempat bekerja shg bs terdpt tekanan positif dan negatif setempat. Ini terjd pd trauma kapitis yg

Page 8: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

mengakibatkan indentasi tempat benturan / tamparan yg menjadi cekung sejenak utk menjdi rata kembali sperti keadaan semula.

- Tekanan positif mengakibatkan kompresi pada jaringan otak

- Tekanan negatif mengakibatkan terpisahnya udara dari darah / cairan serebrospinal, shg terjd gelembung2 udara yg berakibat terjdnya lubang2 ( kavitasi ) pada jaringan otak.

akslerasi dan de-akslerasi

- akslerasi : gerakan cepat yg terjd sec mendadak ( terjd pd saat kepala jatuh)

- de-akslerasi : penghentian akslerasi sec mendadak ( terjd pada saat kepala terbanting pada tanah / lantai).

- Saat terjd akslerasi berlangsung terjd 2 kejadian yaitu :

akslerasi tengkorak kearah kearah ” impact ”

pergeseran otak kearah yg berlawanan dg arah impact

pd saat de-akslerasi terdpt sekali lagi pergeseran otak, tetapi kali ini kearah ” impact ” primer.

- lesi akibat impact dapat berupa : perdarahan pada permukaan otak yg berbentuk titik2 besar dan kecil, tanpa kerusakan pada durameter dan dinamakan lesi kontusio.

- Lesi contusio dibawah impact disebut ” lesi contusio coup ” diseberang impact disebut “ lesi contusio contrecoup “. keadaan ini terjd apabila kepala jatuh terbanting kebelakang.

c. akslerasi linear dan rotatorik

- lesi contusio coup dan contre coup bersifat linear.

- gaya destruktif yg berkembang krn “ impact “, akslerasi kepala serta pergeseran otak menimbulkan lesi kontusio pd tempat yg tidak mempunyai fiksasi kuat dan pada tempat2 yg menggerasak seperti pada tepi ala magna sfenoid, krista gali, folks serebri, dan tentorium.

- penggeseran otak pada akslerasi dan de-aklserasi linear serta rotatorik, bisa menarik dan memutuskan vena – vena yg menjembatani selaput arachnoidea dan dura. Shg perdarahan subdural akan timbul vena2 tsb dinamakan “ bridging veine “.

- kebanyakan dari pemb.darah tsb berada didaerah sekitar fisura sylvii dan pada kedua belah sisi sinus sagital superior.

Page 9: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

d. kontusio serebri

- terjdnya lesi kontusio akibat adanya akslerasi kepala yg seketika itu jg menimbulkan penggeseran otak serta pengembangan gaya kompresi yg destruktif.

- akslerasi yg kuat berarti pula hiperekstensi kepala, shg otak membentang batang otak terlampau kuat, shg menimbulkan blokade reversible thd lintasan ascendens retikularis difus akibat blokade itu otak tidak mendapat “ input “ aferen dan karena itu kesadaran hilang selama blokade reversible berlangsung.

- timbulnya lesi kontusio didaerah Impact coup, contrecoup, dan intermediate “. Menimbulkan gejala déficit neurologik , yg bisa berupa reflek babinski + , dan kelumpuhan UMN. setelah pulih penderita biasanya menunjukkan gejala “ Organik braine síndrome “.

- akibat kejadian tsb autorregulási pemb.darah cerebral terganggu, shg terdpt vasoparalisis. Tekanan darah , dan nadi menjd lambat, mjd cepat, dan lemah.

Krn pusat vegetatif jg terganggu maka timbal rasa mual, muntah dan ggn pernafasan bisa timbul.

- contusio serebri yg tdk terlampau berat bs berakhir dg kematian beberapa hari setelah mengidap kecelakaan pd umumnya kematian tsb tdk disebabkan oleh beratnya lesi contusio tetapi krn komplikasi kardio-pulmonal

- mekanisme : volume sirkulasi bertambah menjurus ke hemodilusi jika diinfus cairan tanpa plasma / darah tekanan osmotik & O2 ( Po2) CO jantung ( krn trauma ) tek vena central asidosis pernafasan terganggu depresi pernafasan bronkopneumonia aspirasi PO2 arteri dan P CO2 takikardia memperburuk asidosis Blood Brain barrier rusak edema serebri aliran darah ke otak koma ( shock dan hiperpireksia ) sindroma metabolik, otak tergeser traksi thd hipotalamus produksi ADH terganggu ( ADH ) ekskresi urin berkurang osmolalitas plasma konsentrasi Na + klorida serum ( < 115 – 118 mEKL) sel2 otak tdk dpat berfungsi confusion apatia, & stupor bahkan koma.

Sumber : patofisiologi konsep klinis proses- proses penyakit. , sylvia A.Price

5. Apa saja yg bs menyebabkan penyumbatan jalan napas ?

Page 10: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 11: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 12: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 13: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

Departemen Anastesiologi dan reanimasi FK-UNSRI PALEMBANG

Penyebab sumbatan jln nafas yg sering dijumpai adalah : BAGIAN ATAS

Dasar lidahSering menyumbat jln nafas pd penderita koma krn pd penderita koma otot lidah dan leher lemas sehingga tdk mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang farings. Hal ni sering terjadi bila kepala penderita dalam posisi fleksi.

Benda asingSeperti tumpahan atau darah di jln nafas bagian atas yg tdk dpt ditelan atau dibatukkan oleh penderita yg tdk sadar dpt menyumbat jln nafas.

BAGIAN BAWAH

Bronkospasne Sembab mukosa Sekresi bronkus Masuknya isi lambung atau benda asing ke dlm paru.Dr. Soenarjo Sp.An,KIC., Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat

Edema jln nafas : dpt disebabkan infeksi(difteri), reaksi alergi atau akibat instrumentasi (pemasangan pipa endotrakeal,bronkoskopi) dan trauma tumpul.Benda asingTumor : kista larings, papiloma larings, karsinoma larings biasa sumbatan terjadi perlahan-lahan.Trauma daerah laringsSpasme otot larings : tetanus, reaksi emosiKelumpuhan otot abduktor pita suara (abduktor paralysis) terutama bila bilateral.

Page 14: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

Kelainan kongenital : laryngeal web, fistula trakeoesofagus yg menimbulkan laringotrakeomalasia.

Buku Kedaruratan Medik, Pedoman Penatalaksanaan Praktis Edisi Revisi

6. Bagaimana interpretasi pulse oxymetri1. Sp O2 > 95% ; - normal- tidak membutuhkan tindakan

2. Sp O2 91% - 94 % - Masih dapat diterima tapi perlu dipertimbangkan- Kaji tempat pemeriksaan dan lakukan penyesuaian jika perlu- Lanjutkan monitor pasien

3. Sp O2 85% - 90 % - TInggikan kepala dari tempat tidur dan stimulasi psien bernafas dengan dalam- Kaji jalan nafas dan dorong untuk batuk- Berikan oksigen sampai dengan saturasi oksigennya > 90%- Informasikan kepada dokter  

Jika oksigen turun di bawah level normal (yaitu kurang dari 92%), ada kemungkinan tubuh mengalami penyakit pernapasan seperti hipoksemia. Hipoksemia adalah penyakit pernapasan dengan gejala kelelahan, sesak napas, dan kebingungan.

Dengan kadar oksigen yang rendah dalam darah, oksigen tidak mampu menembus dinding sel darah merah. Dalam kasus rendahnya kadar oksigen dalam tubuh, orang akan menderita penglihatan, kehilangan memori, melemahnya otot jantung, jari kesemutan, batuk kronis, retensi air pada kaki dan pergelangan kaki.

7. Apa interpretasi RR, GCS

Page 15: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

trauma kepala berat jika GCS ≤ 8

trauma kepala sedang jika GCS antara 9 dan 12

trauma kepala ringan jika GCS ≥13

http:// www.primarytraumacare.org/wpcontent/uploads/2011/09/PTC_INDO.pdf

RR naik

Penurunan konsentrasi oksigen dalam darah perangsangan kemoreseptor (glomus karotikum dan glomus aortikum) perangsangan pusat pernafasan RR naik

Nadi naik dan tekanan darah turun

Penurunan oksigen dalam darah hipoksia (jaringan kekurangan oksigen) aliran darah ke jaringan diperlama (agar jaringan mendapat pasokan oksigen lebih banyak ) venous return turun stroke volume menurun Tekanan darah menurun

Tekanan darah menurun merangsang baroreseptor (di glomus karotikum dan aortikum) merangsang dilatasi arteri sistemik frekuensi jantung menurun

MekanismetakikardiaPerdarahan→ volume darah menurun→ aliran darah ke jantung sedikit→simpatik→meningkatkan kontraksi dan daya konduksi jantung→takikardia

Page 16: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

MekanismehypotensiVolume darah menurun → penurunan tekanan pengisian sirkulasi rata-rata→ penurunan aliran balik darah vena ke jantung→ curah jantung menurun→ hypotensi

Mekanisme hilangnya kesadaranVolume darah menurun→ aliran darah keotak menurun →oksigen keotak juga menurun → penurunan kesadaran

Hipoksemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal (nilai normal PaO285-100 mmHg), SaO2 95%. Hipoksemia dibedakan menjadi ringan sedang dan berat berdasarkan nilai PaO2 dan SaO2, yaitu:

Hipoksemia ringan dinyatakan pada keadaan PaO2 60-79 mmHg dan SaO2 90-94%

Hipoksemia sedang PaO2 40-60 mmHg, SaO2 75%-89%

Hipoksemia berat bila PaO2 kurang dari 40 mmHg dan SaO2 kurang dari 75%.

Astowo. Pudjo. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. FKUI. Jakarta. 2005

 

Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah.

Hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam darah (PO2) dan oksigen saturasi dalam darah adalah “Semakin tinggi PO2 dalam darah maka semakin tinggi pula SaO2. Nilai PO2 dalam keadaan normal adalah sekitar 90 mm Hg dan oksigen saturasi paling sedikit 95 %

[ John Enderle, 1999]

 

Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80% dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus mengembang baik, saat inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada simple face mask. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37)

Indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah. (Asmadi, 2009:33)

8. Apa saja yg dilakukan pada primary survey

Page 17: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 18: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 19: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 20: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 21: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 22: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 23: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 24: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 25: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 26: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 27: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 28: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 29: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37618/4/Chapter%20II.pdf

Page 30: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

9. Bagaimana triple airway manuver yg benar pd penderitaTriple Airway Manuever Dalam melakukan teknik membebaskan jalan nafas agar selalu diingat untuk melakukan proteksi Cervical-spine terutama pada pasien trauma multipet trauma. Jalan napas pasien ticiak sadar sering tersumbat oleh lidah, epiglotis, dan juga cairan, agar jalan napas tetap terbuka perlu dilakukan manuver head tilt, chin lift dan jaw -thrust. Bisa sebagian atau kombinasi ketiganya (tripple airway manuever). Head filt dan chij-i lift adalah teknik yang sederhana dan efektif untuk membuka jalan napas tetap harus dihindarl pada kasus cedera tulang leher servikal. Teknik dasar pembukaan jalan napas atas adalah dengan mengangkat kepata-angkat dagu (Head Teknik dasar ini akan efektif bita obstruksi napas disebabkan lidah atau relaksasi otot pada jalan napas atas. Bila pasien yang menderita trauma diduga mengaiami cedera leher, lakukan penarikan rahang tanpa mendorong kepaia. Karena mengelola jalan napas yang terbuka dan memberikan ventilasi merupakan prioritas, maka gunakan dorongan kepala tarik dagu bila penarik rahang saja tidak membuka jalan nafas. Bila di curigai ada nya trauma leher, maka tindakan jalan nafas yg di lakukan adalah jaw trust.

Jaw trustTindakan jaw thrust (mendorong rahang) dilakukan dengan cara memegang sudut rahang bawah (angulus mandibulae) dan mendorong rahang bawah kedepan. keuntungan melakukan tindakan ini adalah dapat sekaligus melakukan fiksasi kepala agar selalu pada posisi segaris (in line), selain itu bila cara ini dilakukan sambil baging atau memegang bag-valve dapat dicapai kerapatan yang baik dan ventilasi yang adekuat.

Page 31: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

Gambar 6 dan 7. manuver Jaw thrust dikerjakan oleh orang yang terlatih

Mengatasi sumbatan parsial/sebagian. Digunakan untuk membebaskan sumbatan dari benda padat.

Gambar 8. Tampak ada orang yang tersedak atau tersumbat jalan nafasnya

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)

Dapat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang.

Caranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati (daerah subdiafragma –

abdomen).

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi berdiri atau duduk

Caranya : penolong harus berdiri di belakang korban, lingkari pinggang

korban dengan kedua lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan

letakkan sisi jempol tangan kepalan pada perut korban, sedikit di atas pusar

dan di bawah ujung tulang sternum. Pegang erat kepalan tangan dengan tangan

lainnya. Tekan kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang cepat ke atas.

Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.

Page 32: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi tergeletak (tidak

sadar)

Caranya : korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas.

Penolong berlutut di sisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut

korban di garis tengah sedikit di atas pusar dan jauh di bawah ujung tulang

sternum, tangan kedua diletakkan di atas tangan pertama. Penolong menekan

ke arah perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas.

Berdasarkan ILCOR yang terbaru, cara abdominal thrust pada posisi terbaring

tidak dianjurkan, yang dianjurkan adalah langsung melakukan Resusitasi

Jantung Paru (RJP).

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada yang dilakukan sendiri

Pertolongan terhadap diri sendiri jika mengalami obstruksi jalan napas.

Caranya : kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di atas

pusar dan di bawah ujung tulang sternum, genggam kepala itu dengan kuat,

beri tekanan ke atas kea rah diafragma dengan gerakan yang cepat, jika tidk

berhasil dapat dilakukan tindakan dengan menekan perut pada tepi meja atau

belakang kursi

Gambar 9. Abdominal Thrust dalam posisi berdiri

Back Blow (untuk bayi)

Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif

atau berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung

korban di titik silang garis antar belikat dengan tulang punggung/vertebrae)

Page 33: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

Gambar 10. Back blow pada bayi

Chest Thrust (untuk bayi, anak yang gemuk dan wanita hamil)

Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada dengan jari

telunjuk atau jari tengah kira-kira satu jari di bawah garis imajinasi antara

kedua putting susu pasien). Bila penderita sadar, tidurkan terlentang,

lakukanchest thrust, tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas buatan

10. Mengapa pasien perlu dipasang oropharyngeal airway, dan kenapa dilanjutkan definitive airway

Pada pasien yang tidak sadar, obstruksi terjadi akibat ketidakmampuan untuk

mempertahankan tonus lidah sehingga akan jatuh menutupi jalan nafas. Orofaringeal

airway/gudel/mayo dapat menahan lidah pada posisi yang seharusnya. Cara memasukkan

guedel adalah dengan memasukkan pada posisi lengkungnya menghadap keatas sampai

menyentuh palatum kemudian diputar 1800 sambil didorong.

Advanced Trauma Life Support For Doctors

1. Indikasi

Adapun indikasi pemasangan oropharyngeal tube adalah sebagai berikut :

a. Pemeliharaan jalan nafas pasien dalam ketidaksadaran,

b. Melindungi endotracheal tube dari gigitan,

c. Memfasilitasi suction pada jalan nafas

2. Kontra indikasi

Tidak boleh diberikan pada pasien dengan keadaan sadar ataupun semi sadar karena dapat

Page 34: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

merangsang muntah, spasme laring.

Harus berhati-hati bila terdapat trauma oral.

http://endo.co.id/romsons-guedel-airways-id.html

Pipa dalam trakea dengan balon (cuff) yang dikembangkan. 3 macam: • Orotrakeal (Intubasi Oral)• Nasotrakeal (Intubasi Nasal)• Surgical airway (Krikotiroidotomi/ trakeostomi

DEFINITIVE• SURGICAL : Krikotiroidotomy

: Trakeostomy

• NON SURGICAL : Oral Intubation : Nasal Intubation

NON DEFINITIVE• OROPHARYNGEAL AIRWAY• NASOPHARNGEAL AIRWAY

11. Mengapa dokter memasang oksigen rebreathing mask 10L/menit

Page 35: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

12. Mengapa setelah pemasangan oksigen... semakin buruk?Berkurangnya oksigen di dalam tubuh kita akan memberikan suatu

keadaan yang disebut hipoksia. Hipoksia ini dikenal dengan istilah sesak napas. Frekuensi napas pada keadaan sesak napas lebih cepat daripada keadaan normal. Oleh karena itu, bila sesak napas ini berlangsung lama maka akan memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2. Gas CO2 yang tinggi ini akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan menekan pusat napas yang ada di sana. Keadaan ini dikenal dengan istilah henti napas.

Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas maka oksigen tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan akibatnya terjadi keadaan yang disebut henti jantung.PUSAT PROMOSI KESEHATAN

Penyebab henti nafas dan henti jantung :Penyebab henti napas dan jantung ini sangat banyak. Setiap peristiwa atau

penyakit apapun yang menyebabkan berkurangnya oksigen dalam tubuh dapat menimbulkan keadaan henti napas dan henti jantung. Penyakit dan keadaan yang dapat menyebabkan henti napas dan henti jantung antara lain:

a) Penyakit paru-paru, seperti radang paru, TBC, asma, dan bronchitis.b) Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan, Stroke, Infark

miokard dan penyakit jantung lainnya. c) Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada.d) Penyakit-penyakit yang mengenai susunan saraf.e) Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak.f) Tenggelamg) Tersengat listrikh) Tersambar petiri) Koma akibat berbagai macam kasus

http://www.husada.co.id/files/BHD.pdf13. Bagaimana pengelolaan jln napas

Page 36: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca
Page 37: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

TRIPLE WAY MANUVER1.  Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi)Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh dilakukan pada pasien dugaan fraktur servikal.Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke depan.2. Chin Lift Manuver (Tindakan mengangkat dagu)Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan Caranya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien kemudian angkat.3. Jaw thrust maneuver (Tindakan mengangkat sudut rahang bawah)Tindakan ini dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang bagian leher pasien.Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atas  

Sumber Referensi : Hand Out Pelatihan Basic Life Support RS. Husada Utama Surabaya

Jaw trustTindakan jaw thrust (mendorong rahang) dilakukan dengan cara memegang sudut rahang bawah (angulus mandibulae) dan mendorong rahang bawah kedepan. keuntungan melakukan tindakan ini adalah dapat sekaligus melakukan fiksasi kepala agar selalu pada posisi segaris (in line), selain itu bila cara ini dilakukan sambil baging atau memegang bag-valve dapat dicapai kerapatan yang baik dan ventilasi yang adekuat.

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) Dapat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang. Caranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati (daerah subdiafragma – abdomen). Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi berdiri atau duduk Caranya : penolong harus berdiri di belakang korban, lingkari pinggang korban

dengan kedua lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan pada perut korban, sedikit di atas pusar dan di bawah ujung

Page 38: Lbm 1 Kgd Sgd 12marlinca

tulang sternum. Pegang erat kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi tergeletak (tidak sadar) Caranya : korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas.

Penolong berlutut di sisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis tengah sedikit di atas pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan di atas tangan pertama. Penolong menekan ke arah perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas.

Berdasarkan ILCOR yang terbaru, cara abdominal thrust pada posisi terbaring tidak dianjurkan, yang dianjurkan adalah langsung melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

14. Mengapa sumbatan jalan napas bs menyebabkan kerusakan organ dan kematian