Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    1/22

    PENDAHULUAN

    Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan

    kadar gula darah (hiperglikemia) kronik. Keadaan hiperglikemia kronik pada DM dapat

    mengakibatkan terjadinya komplikasi kronik beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf,

     jantung dan pembuluh darah. Keadaan hiperglikemia kronik tersebut dapat mengenai banyak organ

     pada semua lapisan masyarakat di seluruh dunia.

    Menurut WHO, pada tahun !!" didapatkan lebih dari #$! juta orang dari seluruh dunia

    yang menderita diabetes. %ngka kejadian ini meningkat dengan &epat dan diperkirakan pada tahun

    !$ akan bertambah dua kali lipat. 'eningkatan angka prealensi diabetes yang paling besar terjadi

    di %sia dan %frika. 'eningkatan angka kejadian diabetes ini diikuti juga oleh egara berkembang

    melalui urbanisasi dan akibat perubahan gaya hidup.   'ada tahun !!! di *ndonesia diperkirakan

    minimal terdapat " juta. Diperkirakan pada tahun !#! jumlah penderita diabetes di *ndonesia

    menjadi minimal $ juta.

    'enderita diabetes yang kontrol diabetesnya baik, ternyata lebih sedikit mengalami

    komplikasi kronik, itu sebabnya para pakar diabetes menekankan pentingnya pengendalian atau

    kontrol diabetes yang ketat (baik). Diantara komplikasi kronik DM, kelainan pada tungkai ba+ah

    yang selanjutnya disebut sebagai kaki diabetes, merupakan komplikasi yang paling men&emaskan

     bagi pasien dan dokter yang mengobatinya. Data dari berbagai penelitian di *ndonesia menunjukan

    angka amputasi dan angka kematian ulkusgangren diabetes masing-masing sebesar #$-!/ dan

    #0-/. 1ampai saat ini pengelolaan kaki diabetes masih merupakan kendala yang &ukup berat

    untuk diatasi.

    2erikut ini akan dilaporkan sebuah kasus diabetes mellitus tipe ** dengan kaki diabetes yang

    dira+at di bagian penyakit dalam 314D dr. 3. 1oedjono 1elong.

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    2/22

    5%'O3% K%141

    *. *D67*7%1 '6D63*7%

     ama 8 Moh. %rimi

    4mur 8 $! tahun

    9enis kelamin 8 5aki-laki

    %lamat 8 5ingkungan 1eruni, 1elong

    'ekerjaan 8 tidak bekerja

    %gama 8 *slam

    2angsal 8 *3%

     o 3M 8 0#!!

    7anggal Masuk 8 : %pril !#;

    *. %%M61%

    %namnesis dilakukan di bangsal ma+ar tanggal # %pril !#; pukul #!.!! se&ara

    autoanamnesis dan alloanamnesis

    a. Keluhan 4tama 8 5uka di kaki kanan

    a. 3i+ayat 'enyakit 1ekarang

    'asien mengeluh timbulmun&ul luka di kaki kanan. %+alnya hanya luka di punggung

    kakinya, semakin hari semakin membesar, lebih dalam dan membengkak, dan bernanah,

    serta kulit disekitar lukanya ber+arna hitam seperti arang. Mulanya pasien tidak 

    mengeluhkan nyeri pada lukanya. pasien mengatakan kakinya tidak pernah terkena benda

    tumpul maupun benda tajam sebelumnya. 1sehari-hari pasien menggunakan sandal yang

    ujung jarinya tertutup. 'asien mengatakan bah+a ia tidak pernah mengobati kakinya selama

    di rumah. 1etelah menyadari bah+a lukanya semakin membesar dan tak kunjung sembuh

     pasien langsung mendatangi 'uskesmas 1elong untuk melakukan pera+atan, selain itu

     pasien mengeluh demam (

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    3/22

     b. 3i+ayat 'enyakit Dahulu

    - 3i+ayat dengan gejala yang sama sebelumnya 8 disangkal

    - 3i+ayat Hipertensi 8 (

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    4/22

    1ebelum sakit, pasien makan teratur tiga hingga empat kali sehari dengan nasi, sayur,

    tahu, dan tempe, terkadang daging, telur dan ikan. 9arang mengkonsumsi buah-buahan.

    2eberapa hari terakhir, sejak sakit nafsu makan pasien menurun,makan dalam jumlah

    sedikit. 'asien sering mengkonsumsi makanan asin dan manis, pasien belum menjaga

     pola makannya.

    ***. %%M61*1 1*176M

    • Keluhan utama 8 luka di kaki kanan

    • Kepala 8 1akit kepala (

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    5/22

    • 6kstremitas8 %tas 8 5uka (-),

    kesemutan (-), bengkak(-), sakit sendi (-), panas (-), berkeringat

    (-), palmar eritema (-)

    2a+ah 8 5uka (i 8 normo+eight

    %. Kepala 8 Meso&ephal, distribusi rambut merata

    2. Mata 8 Bonjun&tia 'alpebra %nemis (--), 1&lera

    *kterik (--), pupil isokor, reflek &ahaya (

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    6/22

    H. 7horak  

    i. 9antung

    ➢ *nspeksi 8 i&tus &ordis tidak tampak 

    ➢ 'alpasi 8 kuat angkat, teraba jari, i&tus &ordis teraba di *B1 $linea mid&laikula

    ➢ 'erkusi

    Kanan jantung 8 *B1 " linea parasternalis de?tra

    %tas jantung 8 *B1 linea parasternal sinistra

    'inggang jantung8 *B1 linea parasternalis sinistra

    Kiri jantung 8 *B1 $, &m medial linea mid&lai&ula sinistra

    ➢ %uskultasi 8 29 *-** regular, gallop (-), murmur (-)

    Kesan 8 normal

    'aru-paru

    %bdomen

    *nspeksi 8 datar  

    %uskultasi 8 24 (

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    7/22

    1tatus 5okalis 8

    *nspeksi 8 5uka terbuka pada punggung kaki kanan dengan panjang #! (sepuluh)

    sentimeter lebar $ (lima) sentimeter, luka mengenai epidermis, dermis dan tendo serta

     bernanah.

    'alpasi 8 perabaan hangat pada kulit (

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    8/22

    Hemoglobin 1"& 1"# $ 1!"

    Hematokrit '0' '0 $ %#

    MB@ !! C! #!!

    MBH ;,C ; "

    MBHB "," ;

    7rombosit 1 1%0 $ ''0

    Hitung 9enis 5ekosit

    5EM ## #,! - #$,!

    MFD ! - #!,!

     647 " ;,! - 0,!

    Monosit ,! C

    Darah 3utin # %pril !#;

    Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

    W2B 1"1 "# $ 100

    32B '0 '' $ %&

    Hemoglobin 1#1 1"# $ 1!"

    Hematokrit "%" '0 $ %#

    MB@ !"% C! #!!

    MBH $, ; "

    MBHB ", ;

    7rombosit 1&000 1%0 $ ''0

    Hitung 9enis 5ekosit

    5EM ##,0 #,! - #$,!

    MFD # ! - #!,!

     647 1! ;,! - 0,!

    Monosit , C

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    9/22

    Kimia Klinik (1erum)

    'emeriksaa

    n

    :"#

    ;

    #!"

    #;

    ##"

    #;

    #"

    #;

    #"

    #;

    #""

    #;

    #$"

    #;

    #;"

    #;

    #0

    "

    #;

    #C"

    #;

    #:"

    #;

    !"

    #;

    #"

    #;

    *D 1%& ## #10 1 1&0 #01 1

    *DP #0%

    *D#,PP 1%# ##%

    a.

    *@. 3614M6

    1eorang lelaki berusia $! tahun masuk 31 dengan keluhan luka di punggung kaki kanan,

     pasien mengeluh kakinya tak kunjung sembuh +alaupun sudah dira+at di puskesmas. 'asien juga

    mengeluhkan adanya rasa tidak nyaman diperut (

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    10/22

    @**. AO55OW 4' D% '6%7%5%K1%%%

    ollo. Up 1!/' 1/' 1&/' #0/' #1/' ##/'

    uek 

    'anas

    Kaki 2engkak 

     anah

    Kaki yeri

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    +

    -

    +

    +

    +

    -

    +

    +

    -

    +

    +

    2ek 

    7D #"!0! #$!:! #!0! #!C! #"!C! #!C!

     adi C C; :! C; C" C!

    3espirasi ! #C ! #C

    1uhu C, 0,C ;, ;,; ;,$ ;,0

    Plannin3

    *@AD 1 ! ttsmnt + + + + + +

    'ara&etamol ?$!!gr  + + - - - -

    Befota?ime ?# gr  + + + + + +

    3anitidine # amp# jam + + + + - -

    Ketorola& !gr" jam + + - - - -

    Metronida>ole inf ?$!!gr  - - + + + +

    Metformin ?$!!gr  + + + + + +

    %mlodipine #?$ mg + + - - + +

    3a+at 5uka + + + + + +

    A.

    VIII. '6M2%H%1%

    1eorang lelaki berusia $! tahun masuk 31 dengan keluhan luka di punggung kaki kanan,

     pasien mengeluh kakinya tak kunjung sembuh +alaupun sudah dira+at di puskesmas. 'asien

    mengeluhkan sering makan dan &epat haus selain itu juga pasienmengeluhkan adanya rasa tidak 

    nyaman diperut (

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    11/22

    Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai

    dengan adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin, atau

    keduanya. 'ada penyandang DM dapat terjadi komplikasi pada semua tingkat sel dan semua

    tingkatan anatomik. Manifestasi komplikasi kronik dapat terjadi pada tingkat mikroaskular 

    (retinopati diabetik, nefropati diabetik, neuropati diabetik, dan kardiomiopati maupun

    makroaskular (stroke, penyakit jantung koroner, peripheral vascular disease). Komplikasi lain dari

    DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap infeksi akibat mudahnya terjadi infeksi saluran

    kemih, tuberkulosis paru, dan infeksi kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi

    ulkusgangren diabetik.

    Diabetes mellitus (DM) sering disebut sebagai the great imitator dissease, karena penyakit

    ini dapat mengenai semua organ dan menimbulkan berbagai ma&am keluhan. DM adalah suatu

    kelompok penyakit metabolik yang bersifat adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh kelainan

    sekresi insulin, gangguan insulin atau keduanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan dengan

    adanya gejala khas DM berupa poliuiri, polidipsi, polifagia, lemas, berat badan menurun serta

    gejala laingejala tidak khas yang mungkin diungkapkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur,

    impotensi atau keputihan.

    Menurut %meri&an Diabetes %sso&iation (%D%), Diabetes Mellitus diklasifikasikan menjadi

    DM tipe * dan DM tipe **. Menurut %D% yaitu apabila kadar glukosa darah se+aktu I !! mgdl,

    kadar glukosa darah puasa I #; mgdl dan kadar glukosa darah jam '' adalah I !! mgdl.

    'erlu dilakukan pemeriksaan penyaring pada kelompok dengan salah satu resiko DM

    sebagai berikut 8

    ➢ 4sia I "$ tahun

    ➢ 2erat badan 8 223 I ##!/ 22 idaman atau *M7 I kgm

    ➢ Hipertensi (I #"!:! mmHg)

    ➢ 3i+ayat DM dalam garis keturunan

    ➢ 3i+ayat abortus berulang, melahirkan bayi &a&at atau 22 lahir bayi I "!!! gr 

    ➢ Kolesterol HD5 J $ mgdl dan atau trigliserida I ;! mgdl

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    12/22

    Klasifikasi etiologi DM menurut %D% (!##) sesuai anjuran 'erkumpulan 6ndokrinologi

    *ndonesia ('63K6*) ialah 8

    #. DM tipe * (destruksi sel , umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute8 autoimun,

    idiopatik)

    . DM tipe ** (berariasi mulai terutama dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin

    relatif sampai terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin).

    . DM tipe lain 8

    a. Defek genetik fungsi 8

    - Maturity onset diabetes Of 7he Eoung (MODE)

    - D% mitokondria

    a Defek genetik kerja insulin

     b. 'enyakit eksokrin pankreas

    &. 6ndokrinopati 8 akromegali, syndrome &ushing, feokromositoma dan hipertyroidisme.

    d. Karena obat>at kimia

    - @a&or, pentamidin, asam nikotinat

    - =lukokortikoid, hormone tiroid

    - 7ia>id, dilantin, interferon alfa, dan lain-lain

    a *nfeksi 8 rubella &ongenital, sitomegaloirus

    e. 'enyebab imunologi yang jarang 8 antibody antiinsulin

    f. 1indrom genetik lain yang berkaitan dengan DM 8 sindrom do+n, sindrom kleinefelter,

    sindrom turner, dan lain lain.

    ". Diabetes Mellitus =estasional (DM=)

    Diabetes Mellitus gestasional diartikan sebagai intoleransi glukosa yang ditemukan

     pada saat hamil dan diperkirakan insiden sebesar #-/. 'ada umumnya mulai ditemukan pada

    kehamilan trimester ketiga.

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    13/22

    2erdasarkan anamnesa dan pemeriksan laboratorium pasien ini didiagnosa sebagai DM

    dengan komplikasi kaki diabetes. Didiagnosa sebagai penderita DM karena didapatkan gejala yang

    mendukung, yaitu sering makan, sering haus, penurunan berat badan, dan luka yang lama sembuh.

    1elain itu juga didapatkan kadar glukosa darah se+aktu yang meningkat dari pada pemeriksaan

    darah rutin.

    Diabetes pada orang de+asa seringkali langsung dinyatakan sebagai DM tipe **,

    sebagaimana halnya dengan kasus ini. DM bentuk ini berariasi mulai dari yang mempunyai

    kelainan utama resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai dengan kelainan utama

    adalah defek sekresi insulin yang disertai resistensi insulin.

    Aaktor-faktor yang dapat mempengaruhi terhadap meningktanya kerentanan penderita DM

    terhadap penyakit infeksi antara lain 8

    #. 7ingginya kadar glukosa darah

    Kemampuan lekosit memfagosit dan membunuh kuman berkurang akibatnya infeksi

    mudah berkembang. %danya kerusakan atau penurunan fungsi fagositosis bakteri dan

     pertahanan sel oleh granulosit dapat terlihat pada serum penderita DM yang tidak terkontrol

    (glukosa darah I $! mgdl).

    . =angguan mekanisme seluler 

    1emua asfek fungsi fagosit yaitu adheren&e, fagositosis dan inter&ellular killing

    terganggu pada pasien DM. =angguan gerakan sel (sitotaksis, kemotaksis dan leukotaksis)

    tampaknya bersifat herediter dan tidak diperburuk oleh tingginya kadar glukosa darah. Dalam

    melaksanakan fungsinya Lmenelan partikel sasaran, sel-sel fagosit (neutrofil dan makrofag)

    harus mengenal dan menempel dulu pada sel sasaran. 'roses pengenalan sel sasaran melalui

    reseptor *g= pada membrane sel, komplemen Bb dan lektin. 'ada pasien DM dengan H5%

    2CD3 kadar *g% serta *g= berkurang. Defisiensi komplemen terutama B" merupakan

    kejadian yang sering dijumpai pada DM tipe *. Masih belum jelas pengaruh berkurangnya

    komplemen pada proses fagositosis leukosit. 1ulitnya mengukur kemampuan fagsositosis

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    14/22

    leukosit menyebabkan kesimpulan hasil-hasil penelitian yang berbeda. 1esudah

    mikroroganisme sarsan Lditelan, granula-granula lisosom dilepaskan ke dalam akuola dan

     proses Lmembunuh dengan &ara oksidatif dan non-oksidatif berlangsung. Bara oksidatif 

    dengan menggunakan produk-produk oksigen aktif seperti superoksida, hydrogen peroksida

    dan hipoklorit berlangsung lebih a+al. 6nergi &ara oksidatif ini dipaosk melalui heksose

    monofosfat shunt (HM'1). 'roses ini dia+ali dengan oksidasi membran sel yang

    memanfaatkan donor elektron yang berasal dari %D'H yang menghasilkan radikal

    superoksida. Dalam keadaan normal glukosa memasuki HM'1 dan menghasilkan %D'H.

    Dinding leukosit permeabel terhadap glukosa sehingga pada keadaan hiperglikemia, glukosa

    membannjiri HM'1 di dalam leukosit dan dimetabolisme oleh aldose redoktase melalui

     polyolpath+ay. %ldose reduktase merupakan en>im yang membutuhkan %D'H dan

     berakibat menurunnya produksi radikal superoksid yang dibutuhkan oleh leukosit untuk 

     proses Loksidatie killing. Obat penyekat aldose reduktase terbukti mampu memulihkan

     proses abnormalitas tersebut dengan &ara memulihkan kadar radikal superoksid.

    . 'engaruh hormonal

    Kaitan DM dengan peran hormon selain insulin dalam hubungannya dengan ketahanan

    tubuh terhadap infeksi masih belum jelas. 'engaruh anti inflamasi steroid adrenal dikaitkan

    dengan permeabilitas mikroaskuler, menurunnya respon antibodi dan sistem

    retikuloendotelial.

    ". %ngiopati

    *nsufisiensi askuler sangat berperan dalam timbulnya infeksi pada kaki. 'ada DM

    infeksi merupakan faktor yang penting dalam patogenesis gangren.

    $. europati dan mekanik 

     europati sensorik menyebabkan berkurangnya rasa nyeri setempat sehingga luka

    kurang disadari dan diabaikan oleh paien,serta berakibat terlambatnya pengobatan. 5uka dapat

    timbul spontan misalnya akibat bula yang pe&ah atau akibat ruda paksa. europati motorik 

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    15/22

    dapat berakibat deformitas bentuk kaki dan gangguan titik-titik tekan pada telapak kaki. 5ebih

    lanjut neuropati autonom dapat menyebabkan atoni kandung kemih serta gangguan

    mekanisme fungsi kelenjar keringat. %toni kandung kemih menyebakna timbulnya stasis

    residu urin dalam kandung kemih yang merupakan faktor predisposisi infeksi yang sering

    kambuh.

    4ntuk terapi DM pada kasus ini penderita diberikan suntikan insulin a&trapid, pemberian

    insulin pada penderita ini sesuai dengan indikasi pengobatan dengan insulin yaitu pada keadaan DM

    dengan infeksi. Karena pada keadaan infeksi biasanya menyebabkan kebutuhan insulin meningkat

    &epat dan banyak. 1eringkali dibutuhkan pemberian tambahan insulin untuk mempertahankan

    kendali metabolisme. Karena defisiensi terhadap insulin, menyebabkan kerusakan atau

    ketidaknormalan respon leukosit dan limfosit terhadap infeksi.

    Kaki diabetik adalah segala bentuk kelainan yang terjadi pada kaki yang disebabkan oleh

    diabetes mellitus. Aaktor utama yang mempengaruhi terbentuknya kaki diabetik merupakan

    kombinasi neuropati otonom dan neuropati somatik, insufisiensi askuler, serta infeksi. 'enderita

    kaki diabetik yang masuk rumah sakit umumnya disebabkan oleh trauma ke&il yang tidak dirasakan

    oleh penderita.

    %da banyak faktor yang berpengaruh dalam terjadinya kaki diabetik. 1e&ara umum faktor-faktor 

    tersebut dapat dibagi menjadi8

    • Aaktor predisposisi

    Aaktor yang mempengaruhi daya tahan jaringan terhadap trauma seperti kelainan makroaskuler 

    dan mikroaskuler, jenis kelamin, merokok, dan neuropati otonom.

    Aaktor yang meningkatkan kemungkinan terkena trauma seperti neuropati motorik, neuropati

    sensorik, limited joint mobility, dan komplikasi DM yang lain (seperti mata kabur).

    • Aaktor presipitasi

    − 'erlukaan di kulit (jamur).

    − 7rauma.

    − 7ekanan berkepanjangan pada tumit saat berbaring lama.

    • Aaktor yang memperlambat penyembuhan luka

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    16/22

    − Derajat luka.

    − 'era+atan luka.

    − 'engendalian kadar gula darah.

    Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronis DM. Komplikasi sering ditemukan

     pada penderita DM. 1ekitar $-#!/ dari penderita DM ditemukan ulserasi pada kaki dan sekitar #/

    dari mereka akan mengalami amputasi. 2erbagai faktor se&ara bersama-sama berperan pada

    terjadinya ulkusgangren diabetes. Dimulai dari faktor DM yang tidak dikelola dengan baik, adanya

    neuropati perifer maupun autonom, diserati faktor komplikasi askuler yang memperburuk aliran

    darah ke kaki tempat luka dan faktor kerentanan terhadap infeksi akibat respon kekebalan tubuh

    yang menurun pada keadaan DM tidak terkendali, serta kemudian ditambah lagi dengan faktor 

    ketidaktahuan pasien sehingga terjadilah kaki diabetes tersebut.

    %dapun klasifikasipenentuan derajat lesi menurut Wagner adalah 8

    #. Derajat ! 8 tidak ada lesi terbuka, kulit intakutuh

    . Derajat # 8 7ukak supefisial, tanpa infeksi, terbatas pada kulit

    . Derajat 8 7ukak dalam, tembus kulit sampai dengan tendon dan tulang

    ". Derajat 8 7ukak dalam dengan infeksi

    $. Derajat " 8 7ukak dengan gangren pada #- jari kaki

    ;. Derajat $ 8 7ukak dengan gangren luas seluruh kaki

    1edangkan pera+atan atau pengobatan pada tiap derajat lesi adlah 8

    #. Derajat ! 8 7idak ada pera+atan lokal se&ara husus

    . Derajat #-" 8 7erdiri dari terapi non-bedah (obat-obatan) dan tindakan bedah minor 

    . Derajat $ 8 amputasi atau bedah mayor (mulai dari lutut atau diba+ah lutut) yang

    sedapat meungkin didahului dengan bedah minor.

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    17/22

    HiperlipidemiaMerokok 

    Diabets Mellitus

    'enyakit as&ular periferal europati

    %utonomi& europati europati

    1omatik 

    %ltered blood flo+Keringat5imited joint moementMasalah ortopedi'ain sensation'roprioseptif

    6ngorged einWarm foot

    Dry skin fissure'lantar pressure

    Ballus

    Otot hipotropik

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    18/22

    Ulkus pada kaki *s&hemi& limb

    *nfeksi

    kema 4 Pato5isiolo3i teradin6a kaki diaetes pada D7

    7indakan debridement yang baik pada tukak diabetik sangat penting untuk mendapatkan

    hasil pengelolaan yang memadai. 'emberian antibiotik sering memerlukan kombinasi berbagai

    ma&am obat, disesuaikan dengan hasil pemeriksaan biakan dan resistensi kuman. Dengan demikian,

     berbagai tindakan untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang baik harus dikerjakan bersama-sama,

    sekaligus memanfaatkan debridement luka yang adekuat, pera+atan dan pemantauan luka yang

     baik, pengendalian kadar glukosa darah, menggunakan antibiotik yang tepat dan adekuat, semuanya

    diharapkan memberi hasil pengelolaan yang lebih baik.

    'ada pasien ini komplikasi kaki diabetesnya dikelola dengan melakukan dressing berupa

    kompres aB5, juga diberikan injeksi &efota?ime ?# gr, obat ini berfungsi untuk mengobati

    infeksi kaki diabetes yang termasuk derajat . 'ada keadaan infeksi berat, penggunaan antibiotik 

    harus dilakukan semaksimal mungkin dengan pemikiran bah+a infeksi berat umumnya disebabkan

    oleh lebih dari satu jenis kuman, disamping itu juga sering disertai kuman anaerob. 1edangkan obat-

    obatan lain diberikan untuk menghilangkan symptom atau gejala yang ada, antara lain parasetamol,

    ranitidine, metronida>ole, ketorola&, metformin, amlodipin.

    Dari hasil pemeriksaan fungsi gunjal dan hati tidak ditemukan adanya kelainan. Dan selama

     pera+atan keadaan penderita membaik, glukosa darah se+aktu teregulasi dan penderita dijinkan

     pulang dengan pengobatan diteruskan se&ara ra+at jalan.

    'en&egahan primer meliputi pen&egahan terjadinya kaki diabetik dan terjadinya ulkus,

     bertujuan untuk men&egah timbulnya perlukaan pada kulit. 'en&egahan primer ini juga merupakan

    suatu upaya edukasi kepada para penyandang DM baik yang belum terkena kaki diabetik, maupun

     penderita kaki diabetik untuk men&egah timbulnya luka lain pada kulit.

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    19/22

    Keadaan kaki penyandang DM digolongkan berdasarkna risiko terjadinya dan risiko

     besarnya masalah yang mungkin timbul. 'enggolongan kaki diabetik berdasarkan risiko terjadinya

    masalah (Arykberg) yaitu8

    #) 1ensasi normal tanpa deformitas

    ) 1ensasi normal dengan deformitas atau tekanan plantar tinggi

    ) *nsensitiitas tanpa deformitas

    ") *skemia tanpa deformitas

    $) Kombinasicomplicated 

    a) Kombinasi insensitiitas, iskemia, danatau deformitas

     b) 3i+ayat adanya tukak, deformitas Bhar&ot.

    'engelolaan kaki diabetik terutama ditujukan untuk pen&egahan terjadinya tukak,

    disesuaikan dengan keadaan risiko kaki. 2erbagai usaha pen&egahan dilakukan sesuai dengan

    tingkat besarnya risiko tersebut. Dengan memberikan alas kaki yang baik, berbagai hal terkait

    terjadinya ulkus karena faktor mekanik akan dapat di&egah.

    'enyuluhan diperlukan untuk semua kategori risiko tersebut. 4ntuk kaki yang insensitif,

    alas kaki perlu diperhatikan benar, untuk melindungi kaki yang insensitif tersebut. 9ika sudah ada

    deformitas, perlu perhatian khusus mengenai alas kaki yang dipakai, untuk meratakan penyebaran

    tekanan pada kaki. 4ntuk kasus dengan permasalahan askular, latihan kaki perlu diperhatikan

     benar untuk memperbaiki askularisasi kaki. 4ntuk ulkus yang complicated , akan dibahas lebih

    lanjut pada upaya pen&egahan sekunder.

    Pencegahan Sekunder

    Dalam pengelolaan kaki diabetik, kerja sama multi-disipliner sangat diperlukan. 2erbagai

    hal yang harus ditangani dengan baik agar diperoleh hasil pengelolaan yang maksimal dapat

    digolongkan sebagai berikut, dan semuanya harus dikelola bersama.

    1. Mechanical control (pressure control)

    Kaki diabetik terjadi oleh karena adanya perubahan weight-bearing area pada plantar pedis.

    Daerah-daerah yang mendapat tekanan lebih besar tersebut akan rentan terhadap timbulnya luka.

    2erbagai &ara untuk men&apai keadaan weight-bearing dapat dilakukan antara lain dengan

    removable cast walker , total contant casting , temporary shoes,  felt padding , crutches, wheelchair ,

    electric carts, maupun cradled insoles.

    2erbagai &ara surgikal juga dapat dipakai untuk mengurangi tekanan pada luka, seperti

    dekompresi ulkusabses dengan insisi abses dan prosedur koreksi bedah (misalnya operasi untuk 

    hammer toe, metatarsal head resection, Achilles tendon lengthening , dan partial calcanectomy).

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    20/22

    2. Wound control 

    'era+atan luka sejak pertama kali pasien datang merupakan hal yang harus dikerjakan

    dengan baik dan teliti. 6aluasi luka harus dikerjakan se&ermat mungkin. Klasifikasi ulkus '6D*1

    dilakukan setelah debridement   yang adekuat.  Debridement  yang baik dan adekuat akan sangat

    membantu mengurangi jaringan nekrotik yang harus dikeluarkan tubuh, dengan demikian akan

    sangat mengurangi produksi &airanpus dari ulkusgangren.

    2erbagai terapi topi&al dapat dimanfaatkan untuk mengurangi mikroba pada luka, seperti

    &airan salin sebagai pembersih luka, atau iodine en&er, senya+a perak sebagai bagian dari dressing,

    dll. Demikian pula berbagai &ara debridement  non surgikal dapat dimanfaatkan untuk memper&epat

     pembersihan jaringan nekrotik luka, seperti preparat en>im.

    1elama proses inflamasi masih ada, proses penyembuhan luka tidak akan beranjak pada

     proses selanjutnya, yaitu proses granulasi dan epitelisasi. 4ntuk menjaga suasana kondusif bagi

    kesembuhan luka, dapat pula dipakai kasa yang dibasahi dengan salin. Bara tersebut saat ini umum

    dipakai di berbagai tempat pera+atan kaki diabetik.

    3. Microbiological control (infection control)

    Data mengenai pola kuman perlu diperbaiki se&ara berkala untuk setiap daerah yang

     berbeda. %ntibiotik yang dianjurkan harus selalu disesuaikan dengan hasil biakan kuman dan

    resistensinya. 1ebagai a&uan, dari penelitian tahun !!" di 314' dr. Bipto Mangunkusumo,

    umumnya didapatkan pola kuman yang polimikrobial, &ampuran =ram positif dan =ram negatif 

    serta kuman anaerob untuk luka yang dalam dan berbau. Karena itu untuk lini pertama pemberian

    antibiotik harus diberikan antibiotik spektrum luas, men&akup kuman =ram positif dan negatif 

    (misalnya golongan sefalosporin), dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat terhadap kuman

    anaerob (misalnya metronida>ol).

    4. Vascular control 

    Keadaan askular yang buruk tentu akan menghambat kesembuhan luka. 2erbagai langkah

    diagnostik dan terapi dapat dikerjakan sesuai keadaan dan kondisi pasien. 4mumnya kelainan pembuluh darah perifer dapat dikenali melalui berbagai &ara sederhana seperti +arna dan suhu kulit,

     perabaan arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior, arteri poplitea, dan arteri femoralis, serta

     pengukuran tekanan darah. Di samping itu, saat ini juga tersedia berbagai fasilitas mutakhir untuk 

    mengealuasi keadaan pembuluh darah dengan &ara noninasif maupun inasif dan semiinasif,

    seperti pemeriksaan ankle brachial index, ankle pressure, toe pressure, 7&'O, dan pemeriksaan

    echo Doppler  serta arteriografi.

    1etelah dilakukan diagnosis keadaan askularnya, dapat dilakukan pengelolaan untuk 

    kelainan pembuluh darah perifer dari sudut askular, yaitu berupa8

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    21/22

    Modifikasi Aaktor 3isiko

    − 1top merokok 

    − Memperbaiki faktor risiko terkait aterosklerosis (hiperglikemia, hipertensi, dislipidemia)

    7erapi Aarmakologis

    9ika menga&u pada berbagai penelitian yang sudah dikerjakan pada kelainan akibat

    aterosklerosis di tempat lain (jantung, otak), mungkin obat seperti aspirin dan lain sebagainya yang

     jelas dikatakan bermanfaat, akan bermanfaat pula untuk pembuluh darah kaki penyandang DMN

    tetapi sampai saat ini belum ada bukti yang &ukup kuat untuk menganjurkan pemakaian obat se&ara

    rutin guna memperbaiki patensi pada penyakit pembuluh darah kaki penyandang DM.

    3easkularisasi

    9ika kemungkinan kesembuhan luka rendah atau jika ada klaudikasio intermiten yang hebat,

    tindakan reaskularisasi dapat dianjurkan. 1ebelum tindakan reaskularisasi, diperlukan

     pemeriksaan angiografi untuk mendapatkan gambaran pembuluh darah yang lebih jelas.

    4ntuk oklusi yang panjang dianjurkan operasi bedah pintas terbuka. 4ntuk oklusi yang

     pendek dapat dipikirkan untuk prosedur endoaskular ('7B%). 'ada keadaan sumbatan akut dapat

     pula dilakukan tromboarterektomi.

    Dengan berbagai teknik bedah tersebut, askularisasi daerah distal dapat diperbaiki,

    sehingga hasil pengelolaan ulkus diharapkan lebih baik, sehingga kesembuhan luka tinggal

     bergantung pada berbagai faktor lain yang turut berperan.

    1elain itu, terapi hiperbarik dilaporkan juga bermanfaat untuk memperbaiki askularisasi

    dan oksigenasi jaringan luka pada kaki diabetik sebagai terapi adjuvant . Walaupun demikian, masih

     banyak kendala untuk menerapkan terapi hiperbarik se&ara rutin pada pengelolaan umum kaki

    diabetik.

    1 Metabolic control 

    Keadaan umum pasien harus diperhatikan dan diperbaiki. Kadar glukosa darah diusahakan

    agar selalu senormal mungkin, untuk memperbaiki berbagai faktor terkait hiperglikemia yang dapat

    menghambat penyembuhan luka. 4mumnya diperlukan insulin untuk menormalisasi kadar gula

    darah. 1tatus nutrisi harus diperhatikan dan diperbaiki. utrisi yang baik akan membantu

    kesembuhan luka. 2erbagai hal lain juga harus diperhatikan dan diperbaiki, seperti kadar albumin

    serum, kadar Hb dan derajat oksigenasi jaringan serta fungsi ginjal.

    %da tiga faktor yang berperan pada penyembuhan luka dan infeksi pada kaki diabetik.

    Aaktor pertama adalah angiopati arteriol yang menyebabkan perfusi jaringan kaki kurang baik 

  • 8/17/2019 Lapsus Ulkus Dg Dr Wikan Print

    22/22

    hingga mekanisme radang menjadi tidak efektif. Aaktor kedua adalah lingkungan gula darah yang

    subur untuk perkembangan bakteri patogenN dan faktor ketiga ialah karena adanya pintas

    arterioenosa di subkutis yang terbuka hingga aliran nutrien tidak sampai ke tempat infeksi.

    #. Waspadji 1. Kaki Diabetes. Dalam8 1udoyo %W, 1etiyohadi 2, %l+i *, et al (eds). 2uku %jar 

    *lmu 'enyakit Dalam 9ilid *** 6disi *@. 9akarta8 AK4*, !!:

    . 1hahab %. Komplikasi Kronik DM 'enyakit 9antung Koroner. Dalam8 1udoyo %W, 1etiyohadi

    2, %l+i *, et al (eds). 2uku %jar *lmu 'enyakit Dalam 9ilid *** 6disi *@. 9akarta8 AK4*, !!0

    . 1&hteingart D6. 'ankreas8 Metabolisme =lukosa dan Diabetes Mellitus. Dalam8 'ri&e 1%

    Wilson 5M (eds). 'atofisiologi8 Konsep Klinis 'roses-'roses 'enyakit 6disi ; @olume .

    9akarta8 6=B, !!;

    ". 3o+e, W.5. Diabeti& ul&ers PonlineQ.!##, %pril !# %ailable from 8

    http8emedi&ine.meds&ape.&om.

    $. Aau&i %1, 2raun+ald 6, Kasper D5, et al. HarrisonRs Manual of Medi&ine #0th 6dition. e+

    Eork8 M&=ra+-Hill, !!:

    6. 'erkumpulan 6ndokrinologi *ndonesia. 'engelolaan dan 'en&egahan Diabetes Mellitus 7ipe

    di *ndonesia. Dalam8 *'DRs B*M8 Bompendium of *ndonesian Medi&ine, # st  6dition. 9akarta8

    *D*, !##

    http://emedicine.medscape.com/http://emedicine.medscape.com/