34
BAB I PENDAHULUAN Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri dapat terlokalisir atau difus, telinga rasa sakit. Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna ini, kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus.aureus (15%) dan bakteroides (11%). Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur. Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d Desember 2000 di Poliklinik 1

Lapsus Tht Otitis Eksterna by Mona

Embed Size (px)

DESCRIPTION

otitis eksterna

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh bakteri dapat terlokalisir atau difus, telinga rasa sakit. Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna ini, kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat.

Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus.aureus (15%) dan bakteroides (11%). Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur.

Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d Desember 2000 di Poliklinik THT RS H.Adam Malik Medan didapati 10746 kunjungan baru dimana, dijumpai 867 kasus (8,07 %) otitis eksterna, 282 kasus (2,62 %) otitis eksterna difusa dan 585 kasus (5,44 %) otitis eksterna sirkumskripta. Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1. Anatomi Dan Fisiologi

Anatomi telinga terdiri dari :

1. Telinga bagian luara. AurikulaTerdiri dari kartilago elasin yang ditutupi kulit. Tidak ada kartilago pada lobus, yang hanya tersusun dari lemak dan jaringan ikat. Aurikula dapat digerakkan sedikit oleh tiga otot kecil yang berjalan menuju aurikula dari aponeurosis cranial dan tengkorak.b. Meatus Akustikus EksternaBatas antara telinga luar dan telinga tengah adalah membran timpani. 2/3 bagian dalam tersusun oleh tulang, dan 1/3 luar tersusun oleh tulang rawanyang bersambungan dengan daun telinga. Meatus berbentuk oval pada potongan melintang pada ujung lateral, bulat pada ujunga medial.c. Membran Timpani2. Telinga bagian tengaha. Kavum Timpany ( telinga tengah ) Merupakan rongga kecil, agak memanjang di dalam pars petrosa os temporal.b. Antrum Timpanyc. Tuba Auditiva Eustachii.3. Telinga bagian dalam

a. Labirintus Osseus

Rangkaian rongga yang saling berhubungan

b. Labirintus Membranosus

Kantong tertutup di dalam labirin oseosa dan kurang lebih memiliki bentuk yang sama.

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2 3 cm. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.

Telinga adalah organ sensoris yang berfungsi dalam hal pendengaran dan keseimbangan. Telinga luar berfungsi untuk mengumpulkan dan melokalisasi suara. Telinga luar terdiri dari pinna dan kanalis eksterna. Pinna terbentuk dari kartilago elastis yang dibalut dengan kulit. Kulit ini melekat baik dengan perikondrium yang ada pada permukaan luar dari pinna. Kadang terdapat hematom yang dapat melepaskan ikatan ini dan akan menyebabkan devaskularisasi dari kartilago itu sendiri. Kekurangan kartilago pada kanalis eksterna dapat membantu penyebaran infeksi dan malignansi dari parotis dan basis kraniiAnatomi-Fisiologi Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 3 cm.

Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kalenjar serumen (modifikasi kalenjar keringat = kalenjar serumen) dan rambut. Kalenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai serumen.

Telinga luar termasuk aurikula atau pinna dan liang telinga. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah. Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang melengkung atau seperti spiral maka telinga luar mampu melindungi membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek termal.

Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm, membentang dari bibir depan konka hingga membrana timpani. Bagian tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang dan tulang rawan. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari liang telinga yang dapat bergerak. Jika menggunakan otoskop, aurikula biasanya harus ditarik ke posterolateral untuk dapat melihat bagian tulang dan membran timpani. Bersama dengan lapisan luar membran timpani, liang telinga membentuk suatu kantung berlapis epitel yang dapat merangkap kelembaban sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi pada keadaan tertentu.

Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selain itu juga mangandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi antar individu namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalam liang telinga. Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat peka dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi.

Salah satu cara perlindungan yang diberikan telinga luar adalah pembentukan serumen. Sebagian struktur kalenjar terletak pada bagian kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum ikut pula berperan dalam pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung penolak air pada dinding kanalis ini. pH gabungan pada bagian ini adalah sekitar 6, suatu faktor tambahan yang berfungsi mencegah infeksi lagipula migrasi sel-sel epitel yang terlepas membentuk suatu mekanisme pembersihan sendiri dari membran timpani kearah luar.

Struktur yang unik dari canalis auditoris eksterna memudahkan terjadi otitis eksterna. Canalis auditoris eksterna lembab, hangat dan gelap, hal ini merupakan lingkungan yang bagus untuk perkembangan jamur dan bakteri. Kulit sangat tipis dan miskin jaringan lunak subkutis sehingga akan terjadi penekanan langsung pada perikondrium. Canalis auditoris externa mempunyai pertahanan yang spesifik. Serumen berubah menjadi asam yang mengandung lisozim dan substansi lain yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Selain itu juga adanya epitelial yang unik juga dapat memberikan perlindungan pada kanalis auditoris eksterna. Ketika pertahanan itu terganggu atau rusuk maka dapat menyebabkan otitis eksterna.

Fisiologi Telinga

1. Fungsi Akustik

Telinga luar berperan sebagai suatu antena akustik. Pinna (bersama dengan kepala) memfokuskan gelombang suara, konka dan kanalis eksterna sebagai resonator. Baik level tekanan suara maupun fase dari gelombang akustik berganti saat menjalar dari sebuah ruang menuju gendang telinga melewati telinga luar. Perubahan ini bervariasi dalam hal frekuensi suara maupun setiap arah dari gelombang suara yang datang tersebut.

Telinga luar berfungsi sebagai amplifier langsung dari suara. Dinyatakan bahwa struktur yang kompleks dari pinna dan kanalis eksterna merupakan komponen signifikan bagi seseorang untuk dapat mengenali dan melokalisasi sumber suara pada suatu ruangan2. Fungsi Non-akustik

Fungsi proteksi dari telinga luar ini sangat tergantung dari struktur anatomisnya. Kedalaman dari kanalis akustikus eksterna serta bentuk dan dindingnya memberikan proteksi dari membrana timpani serta telinga tengah di belakangnya dari trauma secara langsung. Kanalisnya sendiri memiliki fungsi self-cleaning yang akan selalu melindungi jalan suara bersih dari debris.

Gambar 2.1 Anatomi Telinga

2.2. Otitis EksternaA. Definisi

Otitis Eksterna adalah radang liang telinga akut meupun kronis yang disebabkan oleh bakteri. Di klinik, seringkali sukar dibedakan peradangan yang disebabkan oleh penyebab lain, seperti jamur, alergi (eksim) atau virus, sebab seringkali timbul secara bersama-sama.

Factor-faktor yang mempengaruhi otitis eksterna :

Perubahan kulit kanalis yang biasaya asam atau normal berubah menjadi basa (pH yang basa akan menurunkan proteksi terhadap infeksi).

Perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan kelembapan (udara hangat dan lembab).

Trauma ringan, seringkali oleh karena membersihkan telinga secara berlebihan atau berenang yang menyebabkan perubahan kulit karena terkena air.B. Epidemiologi

Swimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda.Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna (swimmers ear). Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis) salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna difusa disini proses patologis membatasi kulit sebagian kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun telinga penyebabnya idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn, gentamicin, polimixin, anti bakteri dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang paling umum dari liang telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut pada lingkungan yang lembab.C. Etiologi Pada umumnya penyebab dari otitis eksterna adalah infeksi bakteri seperti Staphyilococcus aureus, Staphylococcus albus, E. colli. Selain itu juga dapat disebabkan oleh penyebaran yang luas dari proses dermatologis yang non-infeksius

Swimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda.Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna.

Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis) salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna difusa disini proses patologis membatasi kulit sebagian kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun telinga penyebabnya idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn, gentamicin, polimixin, anti baktei dan anti histamin.

Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang paling umum dari liang telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut pada lingkungan yang lembab.

D. KlasifikasiOtitis Eksterna Akut

Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut yaitu otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difus.

1. Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel = Bisul). Oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit seperti folikel rambut, kalenjar sebasea dan kalenjar serumen maka di tempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebabnya biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus. Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga. Terapinya tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polymixin B atau bacitrasin atau antiseptic (asam asetat 2-5% dalam alcohol 2%). Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan incise kemudian dipasang drain untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan obat simtomatik seperti analgetik dan obat penenang.

2. Otitis Eksterna Difus Biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak kulit liang telinga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema dengan tidak jelas batasnya serta terdapat furunkel. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis. Gejalanya sama dengan otitis eksterna sirkumskripta. Kadang-kadang terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti sekret yang ke luar dari cavum timpani pada otitis media. Pengobatannya ialah dengan memasukkan tampon tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan antibiotika sistemik.

3. Otomitosis infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albicans atau jamur lain. Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga tetapi sering pula tanpa keluhan (Sosialisman dan Helmi, 2001). Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2-5% dalam alcohol yang diteteskan ke liang telinga. Kadang-kadang diperlukan obat antijamur sebagai salep yang diberikan secara topical.

4. Infeksi Kronis Liang Telinga Infeksi bakteri maupun jamur yang tidak diobati dengan baik, trauma berulang, adanya benda asing, penggunaan cetakan (mould) pada alat Bantu dengar (hearing aid) dapat menyebabkan radang kronis. Akibatnya terjadi penyempitan liang telinga oleh pembentukan jaringan parut atau sikatriks. Pengobatannya memerlukan operasi rekonstruksi liang telinga.

5. Keratosis Obliteran dan Kolesteatoma Externa Keratosis obliterans adalah kelainan yang jarang terjadi. Biasanya secara kebetulan ditemukan pada pasien dengan rasa penuh di telinga. Penyakit ini ditandai dengan penumpukan deskuamasi epidermis di liang telinga sehingga membentuk gumpalan dan menimbulkan rasa penuh serta kurang dengar. Bila tidak ditanggulangi dengan baik akan terjadi erosi kulit dan bagian tulang liang telinga yang sering disebut sebagai kolesteatoma yang disertai dengan rasa nyeri yang hebat akibat peradangan setempat. Etiologinya belum diketahui, sering terjadi pada pasien dengan kelainan paru kronik seperti bronkiektasis juga pada pasien sinusitis. Pemberian obat tetes telinga campuran alkohol atau gliserin dalam peroksida 3% selama 3 kali seminggu merupakan pengobatan dari penyakit ini. Pada pasien yang telah mengalami erosi dilakukan tindakan bedah .

6. Otitis Externa Maligna Otitis eksterna maligna merupakan tipe dari infeksi akut yang difus yang biasanya terjadi pada penderita penyakit diabetes mellitus. Radang dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan organ sekitarnya sehingga dapat menimbulkan kelainan berupa kondritis, oeteitis, dan osteomielitis yang mengakibatkan kehancuran tulang temporal. Gejalanya rasa gatal yang diikuti nyeri yang hebat dan sekret yang banyak serta pembengkakkan liang telinga. Saraf fasial dapat terkena sehingga dapat menimbulkan paresis atau paralysis facial. Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda yaitu dengan pemberian antibiotic dosis tinggi yang dikombinasi dengan amino glikosid. Disamping obat-obatan, juga diperlukan tindakan debrideman.

E. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik pada sinusitis biasanya sangat bervariasi. Sinusitis maksilaris akut biasanya menyusul suatu infeksi saluran nafas atas yang ringan. Alergi hidung kronik, benda asing, dan deviasi septum merupakan predisposisinya. Gejala infeksi sinus maksilaris akut berupa demam, malaise, nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan pemberian analgetik biasa seperti aspirin. Wajah terasa bengkak, penuh, dan gigi terasa nyeri pada gerakan kepala mendadak, misalnya sewaktu naik atau turun tangga. Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk, serta nyeri pada perkusi dan palpasi. Sekret mukopurulen dapat keluar dari hidung dan terkadang berbau busuk. Batuk iritatif nonproduktif seringkali ada. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya pus dalam hidung, biasanya dari meatus media, atau pus dalam nasofaring sinus maksilaris terasa nyeri pada perkusi dan palpasi.Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.

Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.

Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suaraF. Patofisiologi

Otitis eksterna adalah penyakit yang sering diderita oleh semua orang. Otitis eksterna seringkali ditunjukkan adanya infeksi bakteri akut dari kulit canalis auricularis tapi juga dapat disebabkan adanya infeksi jamur. Adanya lekukan pada liang telinga dan adanya kelembaban dapat menyebabkan laserasi dari kulit dan merupakan media yang bagus untuk pertumbuhan bakteri. Hal ini sering terjadi setelah berenang dan mandi. Otitis eksterna ini sering terjadi jika suasana panas dan lembab

Faktor lain yang dapat menyebabkan otitis eksterna adalah adanya trauma pada liang telinga yang diikuti invasi bakteri kedalam kulit yang rusak trauma ini sering terjadi akibat dari pembersihan liang teling dengan cotton bud ataupun alat lain yang dimasukkan ke dalam telinga. Selain itu masuknya air atau bahan iritan atau hair spray atau cat rambut dapat menyebabkan otitis eksterna.

Sebagai akibatnya terjadi respon inflamasi, edema dan pembengkakan liang telinga yang akan menyebabkan visualisasi membran timpani terganggu. Eksudat dan pus dapat terproduksi di liang telinga. Pada keadaan yang berat, infeksi dapat meluas pada wajah dan leher. Kuman pathogen yang sering kali menyebabkan otitis eksterna adalah Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan bakteri gram negatif lainnya. Meskipun demikian, jamur, seperti Candida atau Aspergilus sp dapat menyebabkan otitis eksterna.

Hal ini terjadi karena adanya penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen yang menumpuk didaerah dekat gendang telinga menyebabkan penimbunan air yang masuk ke liang telinga ketika mandi atau berenang sehingga kulit pada liang telinga basah dan lembut.

Otitis eksterna maligna merupakan komplikasi dari otitis eksterna yang terjadi pada pasien yang mengalami imunocompresi atau pasien yang mendapatkan radioterapi pada tulang kepala. Pada kondisi ini bakteri akan meninvasi jaringan lunak yang dalam dan menyebabkan oeteomielitis pada os temporal.G. Diagnosa BandingDiagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara lain meliputi :- Otitis eksterna nekrotik- Otitis eksterna bullosa- Otitis eksterna granulosa- Perikondritis yang berulang- Kondritis- Furunkulosis dan karbunkulosis- dermatitis, seperti psoriasis dan dermatitis seboroika.Karsinoma liang telinga luar yang mungkin tampak seperti infeksi stadium dini diragukan dengan proses infeksi, sering diobati kurang sempurna. Tumor ganas yang paling sering adalah squamous sel karsinoma, walaupun tumor primer seperti seruminoma, kista adenoid, metastase karsinoma mamma, karsinoma prostat, small (oat) cell dan karsinoma sel renal. Adanya rasa sakit pada daerah mastoid terutama dari tumor ganas dan dapat disingkirkan dengan melakukan pemeriksaan biopsi.H. Pemeriksaan Penunjang

1.Tes laboratorium, pemeriksaan kultur dan sensitifitas antibiotik.

2.Tes audiometrik, memperlihatkan dan mendokumentasikan jumlah kehilangan pendengaran dan gangguan pada telinga luar.

3. CT-Scan tulang tengkorak. Dengan kriteria hasil : mastoid terlihat kabur dan ada kerusakan tulang.

I. Penatalaksanaan1.Antibiotik dalam bentuk salep (neomisin, Polimiksin B atau Basitrasin).2. Antiseptik (asam asestat 2-5% dalam alkohol 2%) atau tampon iktiol dalm liang telinga selama 2 hari.3. Bila furunkel menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya.4. Insisi bila dinding furunkel tebal, kemudian kemudian dipasang drain untuk mengalirkan nanah.5 Obat simptomatik : analgetik, obat penenang.Pengobatan otitis eksterna dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: membersihkan telinga, pengobatan topikal menggunakan topikal insektisida, biasanya terdiri dari obat telinga yang dioleskan ke dalam telinga satu atau dua kali sehari.

pemberian steroid untuk mengurangi nyeri dan peradangan

terapi antibiotik untuk menghindari infeksi bakterial akut atau ulcerasi

terapi antifungal untuk menghindari infeksi jamur

terapi anti alergi serta ivermectin untuk parasit telinga eksternal (infestasi Otodectes).

Tindakan pengobatan yang dilakukan berbeda-beda tergantung penyebab otitisnya. Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan anti radang bisa diberikan bila terjadi infeksi bakteri dan pembengkakan. Obat tetes telinga yang mengandung anti ektoparasit atau injeksi obat golongan ivermectin dan selemectin bisa diberikan bila otitis disebabkan oleh tungau telinga atau ekto parasit lain. Pemberian obat-obatan ini harus mengikuti siklus hidup parasit tersebut.Untuk kasus tumor atau polip, diperlukan tindakan operasi/bedah untuk mengangkat jaringan yang abnormal. Otitis yang disebabkan oleh alergi dan gangguan hormon memerlukan tindakan pengobatan secara menyeluruh dan sistematis.Seringkali pengobatan hanya bersifat mengurangi efek saja, karena penyebab utamanya (alergi atau gangguan hormon) memang relatif sulit disembuhkan.

Liang telinga dibersihkan dengan menggunakan kapas lidi. Pemasangan tampon pita cm x 5 cm yang telah dibasahi dengan larutan Burowi filtrata pada MAE. Tampon secukupnya, tidak boleh diletakkan terlalu ke dalam (nyeri/bahaya melukai membran timpani, sulit mengeluarkan). Tampon setiap 2-3 jam sekali ditetesi dengan larutan Burowi agar tetap basah. Tampon diganti setiap hari. Larutan Burowi dapat diganti dengan tetes telinga yang mengandung steroid dan antibiotik. Apabila diduga infeksi kuman Pseudomonas diberikan tetes yang mengandung neomycine dan hydrocortisone. Pada infeksi jamur digunakan tetes telinga larutan asam salisilat 2-5% dalam alkohol 20%. Pada otitis eksterna kronik difus dapat diberikan triamsinolone 0,25% krim/salep atau dexamethasone 0,1%. Antibiotik oral tidak perlu diberikanBAB IIILAPORAN KASUS

1.1 IdentifikasiNama

: Dia KurniaUmur

: 10 tahunJenis Kelamin : laki-laki

No. RekMed: 27.47.76Pekerjaan : Siswa SDSuku/Bangsa : Indonesia

Alamat

: Lr. Taman bacaan RT 06/03 kelurahan tangga takat.Tanggal Kontrol Poli : 08 November 20141.2. AnamnesisKeluhan Utama

: Nyeri pada telinga sebelah kiri,Keluhan Tambahan

: Keluar air-air pada telinga kiriRiwayat Perjalanan Penyakit :

Pasien datang ke poliklinik THT RSMP pada tanggal 8 november 2014 dengan keluhan nyeri pada telinga kiri sejak kurang lebih dua minggu yang lalu. Nyeri kemudian menjalar ke muka dan leher sebelah kiri.

Beberapa hari kemudian telinga os sebelah kiri menjadi memerah dan bengkak. Seminggu kemudian keluar air-air di telinga kiri os berwarna kuning dan agak berbau. Os tidak ada riwayat batuk pilek.

Satu bulan yang lalu os mengaku tekinganya sering gatal setelah selesai berenang sekitar satu bulan yang lalu, sehingga os sering menggorek-ngorek telinganya dengan cotton bud. Os mengaku sempat demam lalu os berobat. ke dokter keluarga di dekat rumahnya, os diberi obat namun ibu os lupa nama obat tersebut. Rasa nyeri sedikit berkurang namun, nyeri berulang setelah obat habis. Keluhan keluar air-air masih dirasakan serta os mengalami penurunan pendengaran.

Riwayat Penyakit Dahulu :Os baru pertama kali mengeluh keluhan seperti ini.Alergi obat-obatan (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama

Riwayat Pengobatan :

Os sudah berobat ke dokter umum, diberi obat makan berwarna putih berbentuk lonjong yang diminum tiga kali sehari.Serta obat yang berwarna kuning berbentuk lonjong diminum dua kali sehari.

1.3. Pemeriksaan FisikStatus presentKeadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos mentisStatus lokalisTelingaKananKiri

AuriculaNormalHiperemis

Nyeri tekan tragus-+

Serumen--

Otalgia -+

Otorrhe--

Edema--

Hiperemis++

Sekret-+

Membran timpaniKananKiri

Refleks cahaya++

Retraksi--

Bulging--

Perforasi--

Hidung

LuarKananKiri

BentukNormalNormal

Inflamasi--

Nyeri tekan--

Deformitas--

Cavum nasiKananKiri

Bentuk NormalNormal

Mukosa NormalNormal

Sekret--

Konka nasi inferiorKananKiri

Edema--

Mukosa hiperemis--

Septum nasiKananKiri

Deviasi--

Benda asing--

Perdarahan--

Mulut dan TenggorokanBibir

: Tidak ada kelainan

Mulut

: Tidak ada kelainan

Gigi

: Tidak ada kelainan

Lidah

: Tidak ada kelainan

Uvula

: Bentuk normal, Hiperemis (-), edema (-),

Palatum mole: Ulkus (-), Hiperemis (-)

Faring

: Hiperemis (-)

Tonsila palatinaKananKiri

besarT1T1

warnanormalnormal

Kripta melebar--

detritus--

1.4. Pemeriksaan Penunjang Yang disarankan

1.Tes laboratorium, pemeriksaan kultur dan sensitifitas antibiotik.

2.Tes audiometrik, memperlihatkan dan mendokumentasikan jumlah kehilangan pendengaran dan gangguan pada telinga luar.

1.5. Diagnosis Banding

1. Otitis eksterna sirkumskripta

2. Otitis eksterna difusa3. Otomikosis

1.6. Diagnosis Kerja

Otitis eksterna

1.7. Tatalaksana1. Kausatif : - Antibiotik sistemik Amoksisilin 3x500 mg, Antibiotik local Ottopain 2-4 x sehari 4-5 tetes. 2. Simptomatis - Analgetik Asam mefenamat 3x500 mg, Antiinflamasi Dexamethasone 3 x 0,5 mg.

3. Edukatif - Kontrol jika obat habis

- Minum obat secara teratur, antibiotic harus dihabiskan., telinga jangan kemasukan air, mengurangi kebiasaan mengotek telinga dengan cotton bud.

1.9 Prognosis

Quo ad vitam: Bonam

Quo ad functionam: Dubia e bonamBAB IVPEMBAHASAN

Berdasarkan laporan kasus yang telah dilaporkan seorang pasien laki-laki , usia 10 tahun mengeluh nyeri pada telinga kiri sejak kurang lebih dua minggu yang lalu. Nyeri kemudian menjalar ke muka dan leher sebelah kiri. Beberapa hari kemudian telinga os sebelah kiri menjadi memerah dan bengkak. Seminggu kemudian keluar air-air di telinga kiri os berwarna kuning dan agak berbau. Os tidak ada riwayat batuk pilek.

Satu bulan yang lalu os mengaku tekinganya sering gatal setelah selesai berenang sekitar satu bulan yang lalu, sehingga os sering menggorek-ngorek telinganya dengan cotton bud. Os mengaku sempat demam lalu os berobat. ke dokter keluarga di dekat rumahnya, os diberi obat namun ibu os lupa nama obat tersebut. Rasa nyeri sedikit berkurang namun, nyeri berulang setelah obat habis. Keluhan keluar air-air masih dirasakan serta os mengalami penurunan pendengaran. Os baru pertama kali mengeluh keluhan seperti ini.Alergi obat-obatan (-) Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama. Os sudah berobat ke dokter umum, diberi obat makan berwarna putih berbentuk lonjong yang diminum tiga kali sehari.Serta obat yang berwarna kuning berbentuk lonjong diminum dua kali sehari.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan tragus (+) pada telinga kiri, auricular agak hiperemis, secret (+) berwarna kekuningan. Serumen (-). Nyeri pada telinga kiri yang menjalar ke muka.

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka pasien didiagnosis menderita otitis eksterna.Tatalaksana yang dapat diberikan pada kasus ini antara lain Antibiotik sistemik Amoksisilin 3 kali sehari, Antibiotik local Ottopain 2-4 x sehari 4-5 tetes. Analgetik Asam mefenamat 3x sehari, Antiinflamasi Dexamethasone 3 x sehari. Minum obat secara teratur, antibiotic harus dihabiskan., telinga jangan kemasukan air, mengurangi kebiasaan mengotek telinga dengan cotton bud.DAFTAR PUSTAKA1. Adams G., Boies L., Higler P. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke enam. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 1997.

2. Soepardi E., Iskandar N. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi ke lima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2004.

3. Mansjoer, Arif dkk.. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Pertama. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.4. Widodo Ario Kentjono. Rinosinusitis. Bagian / SMF llmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga / RSU Dr. Soetomo Surabaya. 20045. Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11. Jakarta, EGC6. Wayne, dkk. 2005. Lecture Notes Kedokteran Klinis. Ed VI. Jakarta; Erlangga7. Suardana, W. dkk. 1992. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok RSUP Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud. Denpasar.8. Sosialisman & Helmi. 2001. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.LampiranPAGE 21