33
PENDAHULUAN Kandidiasis yang sering disebut juga candidosis, trush, dan moniliasis merupakan suatu keadaan patologis yang hanya menginfeksi jaringan kulit dan mukosa. Kandidiasis oral merupakan suatu keadaan klinis dari kandidiasis mukokutaneus di rongga mulut akibat munculnya etiologi dan faktor-faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya infeksi ini. Berdasarkan penelitian, para ahli menyebutkan bahwa penyebab terjadinya kandidiasis oral yang paling utama adalah kandida albicans, meskipun hubungan spesies lain mungkin juga terlibat. 1,2 Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat tanpa gejala. Antara tahun 1980-1990 dari data rumah sakit di Amerika Serikat yang melakukan surveillance terhadap patogen nosokomial didapati 7,9% (22.200

lapsus THT kandia

  • Upload
    mf-dauz

  • View
    181

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: lapsus THT kandia

PENDAHULUAN

Kandidiasis yang sering disebut juga candidosis, trush, dan moniliasis

merupakan suatu keadaan patologis yang hanya menginfeksi jaringan kulit dan

mukosa. Kandidiasis oral merupakan suatu keadaan klinis dari kandidiasis

mukokutaneus di rongga mulut akibat munculnya etiologi dan faktor-faktor

predisposisi yang memungkinkan terjadinya infeksi ini. Berdasarkan penelitian,

para ahli menyebutkan bahwa penyebab terjadinya kandidiasis oral yang paling

utama adalah kandida albicans, meskipun hubungan spesies lain mungkin juga

terlibat.1,2

Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai

dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada

manusia sehat tanpa gejala. Antara tahun 1980-1990 dari data rumah sakit di

Amerika Serikat yang melakukan surveillance terhadap patogen nosokomial

didapati 7,9% (22.200 kasus) disebabkan oleh infeksi jamur, sekitar 79% infeksi

jamur ini disebabkan oleh spesies kandida. 1

Kandidiasis oral diklasifikasikan dalam tiga manifestasi klinis yang

berbeda, yaitu kandidiasis akut, kandidiasis kronis dan angular kheilitis. Untuk itu

dalam penatalaksanaannya diperlukan pemeriksaan dan penentuan diagnosa yang

tepat berdasarkan gambaran klinis setiap lesi, anamnesis yang teliti, pemeriksaan

laboratorium yang akurat, yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan terapi

pada pasien dengan menggunakan obat anti jamur.2,3

Page 2: lapsus THT kandia

Berikut dilaporkan sebuah kasus kandidasis oral pada seorang laki-laki

berusia 26 tahun yang dirawat di ruang THT RSUD Ulin Banjarmasin.

1

Page 3: lapsus THT kandia

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Kandidiasis (moniliasis, kandidosis) yaitu infeksi yang disebabkan oleh

jamur kandida baik primer maupun sekunder terhadap penyakit lain yang

telah ada. Kandidiasis yang sering disebut juga candidosis, trush, dan

moniliasis merupakan suatu keadaan patologis yang hanya menginfeksi

jaringan kulit dan mukosa.1,2

Oral thrush (kandidiasis oral) adalah suatu kondisi di mana jamur

Candida albicans menyebabkan infeksi pada selaput mulut. Oral thrush

menyebabkan lesi putih, biasanya pada lidah atau pipi dalam. Lesi dapat

menyakitkan dan dapat berdarah sedikit ketika tergores. Mukosa yang

terinfeksi terlihat meradang dan merah. Kadang-kadang trush bisa menyebar

ke langit-langit mulut, gusi, amandel atau bagian belakang tenggorokan. Atau

mungkin juga bagian lain dari tubuh, seperti vagina, daerah popok atau

lipatan kuku.4

B. ETIOLOGI

Sel jamur kandida berbentuk bulat, lonjong, dengan ukuran 25µ x 36 µ

hingga 25 µ x 528,5 µ. Spesies-spesies kandida dapat dibedakan berdasarkan

kemampuan fermentasi dan asimilasi terhadap larutan glukosa, maltosa,

sakarosa, galaktosa dan Iaktosa. Jamur kandida dapat hidup tanpa

menyebabkan kelainan apapun di dalam berbagai alat tubuh baik manusia

2

Page 4: lapsus THT kandia

maupun hewan. Kandida albicans merupakan spesies jamur kandida yang

paling sering menyebabkan kandidiasis pada manusia, baik kandidiasis

superfisialis maupun sistemik. Pada media agar khusus akan terlihat struktur

hyphae, pseudohyphae dan ragi. 1

C. PATOFISIOLOGI

Kandida albicans merupakan flora normal rongga mulut, saluran cerna

dan vagina pada sekitar 80% individu normal dan hanya menginvasi

penderita dengan imunokompromi atau keadaan netropenia yang 1ama.

Perkembangan penyakit disebabkan kandida ditentukan oleh interaksi yang

kompleks antara patogenisitas internal organisme tersebut dan mekanisme

pertahanan pejamu.1,5

Mekanisme pertahanan pejamu yang berperan selama infeksi kandida

merupakan proses yang kompleks dan belum seluruhnya dimengerti.

Diperkirakan faktor imun dan non-imun turut berperan di sini. Faktor imun

yang berperan dalam pertahanan terhadap jamur yaitu respon imun humoral

dan seluler. Faktor imun seluler diperkirakan mempunyai peranan yang lebih

penting. Bukti-bukti ini didapat dan pengalaman pada kandidiasis

mukokutaneus kronik dan infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus),

adanya defek imunitas seluler tersebut menyebabkan kandidiasis superfisialis

yang luas, walaupun sistem imunitas humoral normal atau sedikit meningkat.

Pada individu normal dapat juga dijumpai sedikit peningkatan titer produksi

antibodi serum terhadap antigen glikoprotein dinding sel utama kandida.

3

Page 5: lapsus THT kandia

Faktor non-imun yang berperan antara lain : (1) Interaksi dengan flora-

flora mikrobial lain, (2) Integritas stratum korneum, (3) Proses deskuamasi

karena proliferasi epidermis oleh adanya peradangan, (4) Opsonisasi dan

fagositosis, (5) Faktor-faktor serum lain. Flora mikrobial normal merupakan

mekanisme protektif untuk pejamu, karena flora ini mengadakan kompetisi

dengan kandida untuk mendapatkan makanan dan tempat perlekatan pada

epitelial dan juga flora ini dapat menghasilkan produk-produk toksik terhadap

jamur.1

Kulit yang intact dengan proses regenerasi dan lipid permukaannya

merupakan barier yang efektif terhadap kandida. Ketika terjadi infeksi di

kulit, maka kulit yang sakit tersebut akan meningkatkan proses

deskuamasinya, hal ini membantu menyingkirkan organisme penyebab

penyakit. Penderita-penderita dengan netropenia yang berlangsung lama

sering pula terinfeksi jamur ini, ternyata pada percobaan in vitro terlihat sel-

sel netrofil ini dapat membunuh sel ragi kandida dan merusak segmen-

segmen pseudohifa, sehingga diperkirakan netrofil ini berperanan dalam

mekanisme pertahanan tubuh terhadap jamur ini.5

Faktor lain yang turut mengawali terjadinya infeksi yaitu kemampuan

organisme tersebut untuk melekat pada sel-sel epitelial dan selanjutnya

mengadakan invasi. Mekanisme pasti terjadinya invasi masih belum diketahui

seluruhnya, diperkirakan karena pengaruh pengeluaran enzim-enzim

keratinolitik atau enzim-enzim proteolitik spesifik dan masing-masing strain

kandida. Secara ultrastruktur, terlihat pseudohifa mengadakan penetrasi

4

Page 6: lapsus THT kandia

intraseluler ke dalam korneosit pada lesi-lesi kandida, juga terlihat rongga-

rongga terang di sekitar organisme yang me nunjukkan adanya proses lisis

jaringan epitelial.1

D. FAKTOR PREDISPOSISI 1

a. Mekanik

Trauma (luka bakar, abrasi, dll)

Oklusi lokal, kelembaban dan atau maserasi

b. Faktor nutrisi

Avitaminosis

Defisiensi besi (kandidiasis mukokutaneus kronik)

Malnutrisi

c. Perubahan-perubahan fisiologis

Usia tua

Kehamilan

Menstruasi

d. Penyakit sistemik

Sindroma Down

Acrodermatitis enteropathica

Diabetes melitus dan beberapa penyakit endokrinopati lain

Uremia, keganasan (hematologi, timoma)

e. Keadaan imunodefisiensi intrinsik (DiGeorge's syndrome dll)

Penyebab-penyebab iatrogenik

5

Page 7: lapsus THT kandia

Tindakan yang melemahkan daya tahan (pemakaian kateter, intravena)

Penyinaran sinar-x, obat-obatan, kortikosteroid atau obat-obat

imunosupresif

Antibiotik (terutama dengan spektrum luas, metronidazole)

Trankuiliser

Kontrasepsi oral (terutama estrogen dominan)

Coichicine, phenilbutason

E. GAMBARAN KLINIS

Awalnya, gejala oral thrush mungkin tidak terlihat. Pada kasus infeksi

ringan, pasien mengeluh: 4

Rasa sakit, walaupun kadang-kadang dapat menjadi sangat

sakit.merasakan empuk di mulut

Suara di sudut-sudut mulut Anda

Lesi putih di lidah, dalam pipi dan kadang-kadang di atap mulut, gusi dan

amandel

Kehilangan selera makan

Sedikit pendarahan jika lesi digosok atau tergores.

Pada kasus yang berat, lesi dapat menyebar ke bawah ke dalam

kerongkongan. Ini dapat menyebabkan kesulitan menelan atau perasaan tidak

nyaman seolah-olah makanan terjebak dalam tenggorokan.4

Kandidiasis oral merupakan suatu infeksi superfisial dari lapisan epitelium

mukosa mulut dan mengakibatkan terbentuknya plak atau flek putih pada

6

Page 8: lapsus THT kandia

permukaan mukosa yang terdiri atas sel epitel yang berdeskuamasi, sel-sel

radang, fibrin, ragi dan elemen miselia. Mukosa disekitar lesi bisa merah bisa

tidak, akan tetapi pembuangan plak dengan gosokkan atau kerokan yang

lembut biasanya memperlihatkan suatu daerah kemerahan terutama pada

pasien AIDS akan berdarah. Lokasi paling umum yaitu mukosa bukal, labial,

palatal dan batas lateral serta permukaan dorsal lidah.3

Manifestasi secara klinis pada kandidiasis oral dapat akut, sub akut atau

kronis. Dapat terlokalisir yang meliputi mulut, kerogkongan, kulit, kulit

kepala, vagina, jari-jari, kuku, bronkus, paru, saluran gastrointestinal atau

menjadi sistemik seperti pada septisemia, endokarditis dan meningitis. Pada

individu yang sehat, infeksi kandida biasanya merusak fungsi epitelial dan

terjadi pada semua kelompok usia, tapi paling umum pada bayi yang baru

lahir dan usia lanjut.3

Lesi yang khas pada bayi digambarkan sebagai suatu bercak putih yang

lunak dan melekat pada mukosa mulut, dan kadang meluas ke jaringan

sirkum oral. Lesi ini biasanya tidak sakit dan ditemukan oleh si ibu atau

perawat hanya jika ia memeriksa mulut bayi tersebut dengan teliti. Lesi ini

dapat dibuang dengan mudah, akan tetapi meninggalkan suatu permukaan

yang kasar dan berdarah. Pada orang dewasa, peradangan, eritema dan daerah

erosi yang sangat lebih sering menyertai penyakit ini dan kadang lesi seperti

plak yang khas berwarna putih seperti mutiara atau biru keputihan, sehingga

relatif tidak terlihat.3

7

Page 9: lapsus THT kandia

F. DIAGNOSIS

Kandidiasis oral biasanya dapat didiagnosis hanya dengan melihat lesi,

tetapi kadang-kadang sampel kecil diperiksa di bawah mikroskop untuk

mengkonfirmasikan diagnosis. Pada anak yang lebih tua atau remaja yang

tidak memiliki faktor risiko, kondisi medis yang mendasarinya mungkin

menjadi penyebab kandidiasis oral. Sebuah pemeriksaan fisik dapat

dilakukan, serta tes darah tertentu untuk membantu menemukan sumber

masalah.1

Jika kandidiasis meluas hingga kerongkongan merupakan tanda serius.

Untuk membantu mendiagnosa kondisi ini, satu atau lebih dari tes berikut

mungkin disarankan: 1

Kultur Tenggorokan. Bagian belakang tenggorokan di-swab dengan kapas

steril dan sampel jaringan di kultur pada media khusus untuk membantu

mengidentifikasi bakteri atau jamur.

Pemeriksaan Endoskopi. Kerongkongan, perut dan bagian atas dari usus

kecil diperiksa menggunakan endoskopi.

G. PENGOBATAN

Aspek terpenting dalam pengobatan kandidiasis adalah mengkoreksi

faktor-faktor predisposisi yang ada. Obat-obatan yang dapat digunakan antara

lain yaitu: amfoterisin-B, obat ini termasuk golongan antibiotik polyene. Obat

ini tidak dapat diberikan secara oral, harus diberikan secara intravena. Dosis

8

Page 10: lapsus THT kandia

yang dapat diberikan antara 0,3I mg/kgBB/hari dibagi dalam 6 dosis. Obat ini

sering menimbulkan efek samping antara lain : toksik terhadap ginjal, sering

menimbulkan demam, muntah-muntah, takikardi ventrikel, kadang-kadang

hipokalemi dan anemi. Lama terapi bervariasi tergantung respon klinik

penderita dan umumnya antara 6-12 minggu. 1,5

Obat lain yang dapat digunakan yaitu flucytosine atau 5- fluorocytosine,

yaitu suatu derivat pirimidin, pada awalnya obat ini digunakan untuk

kemoterapi kanker. Oleh karena obat ini selain menimbulkan efek toksik

terhadap fungsi ginjal, hati, sumsum tulang dan kadang-kadang menyebabkan

muntah- muntah dan diare serta cepat menimbulkan resistensi maka obat ini

tidak dianjurkan lagi untuk pengobatan tunggal, obat ini hanya diberikan

dengan kombinasi amfoterisin-B. Kombinasi amfoterisin-B dengan flucytosin

mempunyai sifat sinergistik, lebih efektif daripada pemberian masing-masing

obat dan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya resistensi. Dosis

kombinasi yang dapat diberikan yaitu amfoterisin-B 0,250,5 mg/kgBB/ hari

secara intravena dan flucytosine 150 mg/kgBB/hari peroral dibagi 4 dosis.

Suatu obat baru, fluconazole, dikatakan mempunyai aktifitas anti

kandida.Keuntungan obat ini antata lain: dapat diberikan secara oral dan

intravena, ikatan dengan protein plasma minimal, konsentrasinya tinggi di

dalam plasma, urin, saliva, sputum, cairan serebrospinal dan cairan vagina.

Beberapa kepustakaan menyebutkan pada penelitian-penelitian awal yang

dilakukan, fluconazole sama efektifnya dengan pemberian kombinasi

amfoteris in-B dengan flucytosine dan aman untuk anak-anak di atas usia 3

9

Page 11: lapsus THT kandia

tahun dengan dosis 36 mg/kgbb/hari dosis tunggal, tetapi penelitian-

penelitian yang lebih luas masih perlu dilakukan.

H. PROGNOSIS

Kandidiasis sistemik biasanya sekunder terhadap penyakit lainnya, bila

penyakit yang mendasarinya dapat diatasi umumnya memberikan prognosis

yang baik sedangkan sistem pertahanan tubuh yang rendah sering

menyebabkan kegagalan terapi. Rekurensi jarang ditemukan bila sistim

imunitas pejamu telah membaik dan penyakit yang mendasarinya telah

diatasi. 1

10

Page 12: lapsus THT kandia

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Tn R Pekerjaan : Buruh pabrik

Umur : 26 tahun Alamat : PT SSTC

Jenis kelamin : Laki-laki MRS : 26 Mei 2010

Suku : Banjar

II.ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri menelan

Riwayat Penyakit Sekarang : 7 hari SMRS pasien mengaku nyeri menelan,

nyeri dirasakan pasien setiap saat sehingga pasien tidak bisa makan. Sejak 7 hari

yang lalu pasien mengaku hanya dapat makan 3 – 5 sendok perharinya. Selain

nyeri saat menelan pasien juga mengaku nyeri saat membuka mulutnya, hal ini

lah yang menurut pasien menembah berat sakit yang diderita nya. Pasein juga

mengaku semanjak 7 hari yang lalu badannya sering panas. Pasien juga

mengaku pernah keluar darah dari mulut nya saat mencoba untuk makan.

Semenjak 3 bulan yang lalu pasien mengaku sering batuk.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat keluarga dengan penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis,

penyakit saluran pernapasan seperti asma dan alergi disangkal oleh penderita

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluarga dengan penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis,

penyakit saluran pernapasan seperti asma dan alergi disangkal oleh penderita.

III. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital :

11

Page 13: lapsus THT kandia

Tekanan darah = 120/70 mmHg RR = 16 x/menit

Nadi = 86 x/menit Suhu = 36.8 oC

Kepala dan leherKepala : Bentuk normal, simetris

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil

isokor

Leher : Pembesaran KGB tidak dijumpai, nyeri tidak ada, JVP

tidak Meningkat.

THT : Lihat status lokalis

ThoraxJantung : S1S2 tunggal, murmur tidak ada, batas jantung normal

Paru : Simetris, sonor, vesikuler, ronkhi tidak ada

Abdomen : Datar, hepar/lien tidak teraba, timpani, bising usus

normal

Ekstremitas : Dalam batas normal, edema tidak ada

Status LokalisTelinga Kanan Kiri

Aurikula

Bentuk dbn dbn

Hematom - -

Tragus pain - -

Canalis auditorius eksternus

Serumen minimal minimal

Othorrea - -

Edema - -

Hiperemi - -

Polip/masa - -

Membran timpani

Retraksi - -

Bombans - -

12

Page 14: lapsus THT kandia

Conus of light + +

Tes Pendengaran

Rinne + +

Weber tdk ada lateralisasi tidak ada lateralisasi

Swabach = pemeriksa = pemeriksa

Rhinoskopi Anterior Kanan Kiri

Vestibulum nasi dbn dbn

Dasar kavum nasi hiperemi hiperemi

Meatus nasi inferior dbn dbn

Konka nasi inferior dbn dbn

Meatus nasi medius dbn dbn

Konka nasi medius dbn dbn

Septum nasi tidak ada deviasi tidak ada deviasi

Rinoskopi Posterior Kanan Kiri

Tdl tdl

Tenggorok

Bibir : bentuk normal, warna merah

Mulut : mukosa merah muda, tampak leukopakia pada palatum

Lidah : lidah kotor, leukoplakia (+)

Tonsil Kanan Kiri

Ukuran T2 T2

Warna merah muda merah muda

Kripta dbn dbn

Detritus - -

13

Page 15: lapsus THT kandia

Membran - -

Faring

Heperimis, leukoplakia(+), sekret (+)kental

Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran

IV. Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin :

Hb : 11 gr%

Leukosit : 5000/mm3

Kimia darah

SGOT : 22 U/L

SGPT : 17 U/L

Urea : 32 mg/dl

Urea nitrogen :15 mg/dl

Creatinin : 0,8 mg/dl

V. Diagnosis

Kandidiasis oral

VI. Penatalaksanaan

IVFD D5 20 tpm

Ceftriaxon 1amp/8jam/iv

Antrain 1amp/8jam/iv

Lameson 1amp/8jam/iv

Gastridin 1amp/8jam/iv

Nistatin obat kumur 3 x 3tts

VIIl. Follow Up

Tanggal 27 Mei 2010

S : Nyeri menelan (+), Nyeri membuka mulut (+), Mual / muntah (+/-), Suara

Sangau(-)

14

Page 16: lapsus THT kandia

O : TD = 110/90 mmHg RR = 18 x/mnt

N = 84 x/mnt S = 37.1 oC

A : kandidiasis oral

P : IVFD D5 20 tpm

Ceftriaxon 1amp/8jam/iv

Antrain 1amp/8jam/iv

Lameson 1amp/8jam/iv

Gastridin 1amp/8jam/iv

Nistatin obat kumur 3 x 3tts

Tanggal 28 Mei 2010

S : Nyeri menelan (+), Nyeri membuka mulut (-), Mual / muntah (+/-),

O : TD = 120/90 mmHg RR = 20 x/mnt

N = 96 x/mnt S = 36,8 oC

A : kandidiasis oral

P : IVFD D5 20 tpm

Ceftriaxon 1amp/8jam/iv

Antrain 1amp/8jam/iv

Lameson 1amp/8jam/iv

Gastridin 1amp/8jam/iv

Nistatin obat kumur 3 x 3tts

Tanggal 29 Mei 2010

S : Nyeri menelan (+), Nyeri membuka mulut (-), Mual / muntah (+/-),

Makan/Minum (</+)

O : TD = 120/90 mmHg RR = 20 x/mnt

N = 92 x/mnt S = 36,4 oC

A : kandidiasis oral

P : IVFD D5 20 tpm

Amoxicilin 1amp/8jam/iv

Antrain 1amp/8jam/iv

Lameson 1amp/24jam/iv

Gastridin 1amp/8jam/iv

15

Page 17: lapsus THT kandia

Nistatin obat kumur 3 x 3tts

Tanggal 30 Mei 2010

S : Nyeri menelan (+), Nyeri membuka mulut (-), Mual / muntah (+/-),

Makan/Minum (</+)

O : TD = 100/90 mmHg RR = 20 x/mnt

N = 80 x/mnt S = 36,4 oC

A : kandidiasis oral

P : IVFD D5 20 tpm

Amoxicilin 1amp/8jam/iv

Antrain 1amp/8jam/iv

Lameson 1amp/24jam/iv

Gastridin 1amp/8jam/iv

Nistatin obat kumur 3 x 3tts

Tanggal 31 mei 2010

S : Nyeri menelan (+), Nyeri membuka mulut (-), Mual / muntah (+/-),

Makan/Minum (</+)

O : TD = 120/90 mmHg RR = 20 x/mnt

N = 92 x/mnt S = 36,4 oC

A : kandidiasis oral

P : IVFD D5 20 tpm

Amoxicilin 1amp/8jam/iv

Antrain 1amp/8jam/iv

Lameson 1amp/24jam/iv

Gastridin 1amp/8jam/iv

Nistatin obat kumur 3 x 3tts

Tanggal 1 juni 2010

S : Nyeri menelan (+), Nyeri membuka mulut (-), Mual / muntah (+/-),

Makan/Minum (</+)

O : TD = 120/90 mmHg RR = 20 x/mnt

16

Page 18: lapsus THT kandia

N = 92 x/mnt S = 36,4 oC

A : kandidiasis oral

P : IVFD D5 20 tpm

Amoxicilin 1amp/8jam/iv

Antrain 1amp/8jam/iv

Lameson 1amp/24jam/iv

Gastridin 1amp/8jam/iv

Nistatin obat kumur 3 x 3tts

Tanggal 2 juni 2010

S : Nyeri menelan (+), Nyeri membuka mulut (-), Mual / muntah (+/-),

Makan/Minum (</+)

O : TD = 120/90 mmHg RR = 20 x/mnt

N = 92 x/mnt S = 36,4 oC

A : kandidiasis oral

P : IVFD D5 20 tpm

Amoxicilin 1amp/8jam/iv

Antrain 1amp/8jam/iv

Lameson 1amp/24jam/iv

Gastridin 1amp/8jam/iv

Nistatin obat kumur 3 x 3tts

Tanggal 3 juni 2010

S : Nyeri menelan (+), Nyeri membuka mulut (-), Mual / muntah (+/-),

Makan/Minum (</+)

O : TD = 120/90 mmHg RR = 20 x/mnt

N = 92 x/mnt S = 36,4 oC

A : kandidiasis oral

P : IVFD D5 20 tpm

Amoxicilin 1amp/8jam/iv

Antrain 1amp/8jam/iv

Lameson 1amp/24jam/iv

Gastridin 1amp/8jam/iv

17

Page 19: lapsus THT kandia

Nistatin obat kumur 3 x 3tts

Tanggal 4 juni 2010

S : Nyeri menelan (+), Nyeri membuka mulut (-), Mual / muntah (+/-),

Makan/Minum (</+)

O : TD = 120/90 mmHg RR = 20 x/mnt

N = 92 x/mnt S = 36,4 oC

Foto thorax = TB paru

A : Kandidiasis oral dengan TB paru

P : IVFD D5 20 tpm

Amoxicilin 1amp/8jam/iv

Antrain 1amp/8jam/iv

Lameson 1amp/24jam/iv

Gastridin 1amp/8jam/iv

Nistatin obat kumur 3 x 3tts

Konsul alih rawat ke bagian paru.

18

Page 20: lapsus THT kandia

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, pasien didiagnosa dengan kandidiasis oral berdasarkan

anamnesa dan pemeriksaan fisik. Kandidiasis merupakan infeksi superfisial dari

lapisan epitelium mukosa mulut dan mengakibatkan terbentuknya plak atau flek

putih pada permukaan mukosa yang terdiri atas sel epitel yang berdeskuamasi,

sel-sel radang, fibrin, ragi dan elemen miselia yang disebabkan oleh jamur

kandida baik primer maupun sekunder terhadap penyakit lain yang telah ada.

Pada anamnesa pasien mengaku nyeri menelan, demam dan nyeri saat

membuka mulut. Keluhan ini sudah 7 hari dialami pasien sehingga berat badan

menurun karena pasien juga merasakan nyeri menelan meskipun makan bubur

saring.

Pada pemeriksaan didapatkan oral trush hampir seluruh permukaan lidah.

Selain itu disekitar oral trush tersebut terdapat lesi kemerahan yang menambah

rasa tidak nyaman pada penderita. Penderita juga mengaku Oral trush ini

terkadang menyebabkan perdarahan meskipun sedikit.

19

Page 21: lapsus THT kandia

Hal ini sesuai dengan gambaran klinis dari kandidiasis dimana pasien

sering merasakan sakit akibat plak putih pada permukaan mukosa mulut yang

mudah berdarah dan meninggalkan bekas eritema sekitar plak. Plak putih ini

dapat terjadi akibat proses deskuamasi epitel yang berlebihan pada permukaan

rongga mulut sehingga menjadi ‘port the entry’ kuman terutama candida.

Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan

diagnosa, karena secara klinis dengan plak putih yang tebal pada permukaan lidah

sudah dapat menegakkan kandidiasis. Adapun pemriksaan penunjang yang dapat

dilakukan pada lesi-lesi dini yakni pemeriksaan swab dan dilihat dibawah

mikroskop sehingga dapat ditemukan jamur kandida yang berbentuk lonjong.

Selain itu, pada plak yang meluas ditenggorokan dapat dilakukan kultur

tenggorokan dan endoskopy.

Adapun faktor penyebab terjadinya kandida pada pasien ini diduga adanya

imnonokompromise" terhadap tubuh korban dalam melawan menyakit. Untuk itu

diperlukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai status imonologi penderita.

Terapi yang diberikan pada kasus ini yakni cairan Dextrosa 5% sebagai

pengganti asupan makanan. Injeksi ceftriakson sebagai antibiotik spektrum luas

untuk mencegah infeksi skunder dan Obat anti jamur nistatin. Injeksi lameson

untuk mencegah peradangan dan iritasi pada dasar plak yang tergores dan mudah

berdarah bila terkena trauma serta injeksi gastridin untuk mencegah produksi

asam lambung yang berlebihan sehingga tidak mengiritasi lambung.

20

Page 22: lapsus THT kandia

PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus pada seorang pasien laki-laki umur 26

tahun yang dirawat di Ruang THT RSUD Ulin Banjarmasin. Berdasarkan

anamnesa dan pemeriksaan fisik didiagnosis sebagai Kandidiasis oral. ............

21

Page 23: lapsus THT kandia

DAFTAR PUSTAKA

1. Hamdis S. Kandidiasis paru. Cermin Dunia Kedokteran. 1997; 114: 24-7

2.

3. Desi N. Oral kandidiasis pada penderita HIV/ AIDS. Medan: USU, 2005

4. Anonymous. Apa itu oral trush. Diakses dari http:// www.entdoctor.com.sg/articles/pengobatan-sinusitis-sistem balon.html

5. Martin AG, Kobayashi Os. Yeast infections: Candidiasis, Pityriasis (tinea) versicolor. Dalam Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Woift K, Freedberg IM, Austen KF, penyunting. Dermatology in general medicine; edisi ke-4. New York: McGraw-Hill, 1993; 2452-65.

22