Lapsus TB Dengan DM

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    1/20

    TUBERKULOSIS PARU DISERTAI DIABETES MELITUS

    PENDAHULUAN

    Definisi

    Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium

    tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru, tetapi dapat

    juga menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit ini merupakan infeksi bakteri kronik yang ditandai

    oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan reaksi hipersensitivitas yang

    diperantarai sel (cell mediated hypersensitivity). Penyakit tuberkulosis yang aktif bisa menjadi

    kronis dan berakhir dengan kematian apabila tidak dilakukan pengobatan yang efektif 1,2

    Insiden

    Tuberkulosis (TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini.

    Pada tahun 1!!2 World Health Organization ("#$ telah men%anangkan tuberkulosis sebagai

    Global Emergency . &aporan "#$ tahun2'' menyatakan bah)a terdapat *,* juta kasus baru

    tuberkulosis pada tahun 2''2, dimana +,! juta adalah kasusBT (Basil Tahan sam positif.

    Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional"#$ jumlah

    terbesar kasus TB terjadi di sia tenggara yaitu ++ - dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila

    dilihatdari jumlah penduduk terdapat 1*2 kasus per 1''.''' penduduk. i frika hampir 2 kali

    lebih besar dari siatenggara yaitu +/' per 1''.''' pendduduk. iperkirakan angka kematian

    akibat TB adalah *''' setiap hari dan 2 0 + juta setiap tahun. &aporan "#$ tahun 2''

    menyebutkan bah)a jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di sia tenggara yaitu 2/.'''

    orang atau angka mortaliti sebesar +! orang per 1''.''' penduduk. ngka mortaliti tertinggi

    terdapat di frika yaitu *+ per 1''.''' penduduk, dimana prevalensi #3 yang %ukup tinggi

    mengakibatkan peningkatan %epat kasus TB yang mun%ul.+

    ndonesia masih menempati urutan ke + di dunia untuk jumlah kasus TB setelah ndia dan

    4hina. Setiap tahun terdapat 2/'.''' kasus baru TB dan sekitar 1'.''' kematian akibat TB. i

    ndonesia tuberkulosis adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan

    penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada

    seluruh kalangan usia.+

    Berikut ini adalah gambaran penyebaran penyakit Tuberkulosis di seluruh dunia

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    2/20

    Gambar 1. Penyebaran Penyai! T"ber"#$sis di Se#"r"% D"nia+

    E!i$#$&i

    Tuberkulosis disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberculosis.M. tuberculosisadalah

    bakteri batang tipis lurus berukuran sekitar ', 5 + 6m, tahan asam, bersifat aerob.1,2,+

    7ambar 1

    Mycobacterium tuberculosispada pe)arnaan tahan asam

    'ara (en"#aran

    Sumber penularan adalah melalui pasien tuberkulosis paru BT (8. Pada )aktu batuk

    atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (per%ikan dahak.

    9uman yang berada di dalam dropletdapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa

    jam dan dapat menginfeksi individu lain bila terhirup ke dalam saluran nafas. 9uman

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    3/20

    tuberkulosis yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan dapat menyebar dari paru

    ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran pernafasan,

    atau penyebaran langsung ke bagian0bagian tubuh lainnya.+

    Pa!$&enesis

    Paru merupakanport d!entr"elebih dari !*- kasus infeksi TB. 9arena ukurannyayang

    sangat ke%il, kuman TB dalam per%ik renik (droplet nuclei yang terhirup, dapat men%apai

    alveolus. :asuknya kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis non0spesifik.

    :akrofag alveolus akan menfagosit kuman TB dan biasanya sanggup menghan%urkan sebagian

    besar kuman TB. kan tetapi, pada sebagian ke%il kasus, makrofag tidak mampu menghan%urkan

    kuman TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. 9uman TB dalam makrofag yang terus

    berkembangbiak, akhirnya akan membentuk koloni di tempat tersebut. &okasi pertamakolonikuman TB di jaringan paru disebut ;okus Primer 7$#

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    4/20

    uji tuberkulin masih negatif.Setelah kompleks primer terbentuk, imunitas seluler tubuh terhadap

    TB telah terbentuk. Pada sebagian besar individu dengan sistem imun yang berfungsi baik,

    begitu sistem imun seluler berkembang, proliferasi kuman TB terhenti.

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    5/20

    bereplikasi dan membentuk koloni kuman sebelum terbentuk imunitas seluler yang akan

    membatasi pertumbuhannya.1,2

    i dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi pertumbuhannya oleh

    imunitas seluler, kuman tetap hidup dalam bentuk dorman. ;okus ini umumnya tidak langsungberlanjut menjadi penyakit, tetapi berpotensi untuk menjadi fokus reaktivasi. ;okus potensial di

    apeks paru disebut sebagai ;okus S:$je)a)ut (millet seed. Se%ara patologi anatomik, lesi ini berupa

    nodul kuning berukuran 10+ mm, yang se%arahistologi merupakan granuloma.1

    Bentuk penyebaran hematogen yang jarang terjadi adalahprotracted hematogenicspread.

    Bentuk penyebaran ini terjadi bila suatu fokus perkijuan menyebar kesaluran vaskular di

    dekatnya, sehingga sejumlah kuman TB akan masuk dan beredar di dalam darah. Se%ara klinis,

    sakit TB akibat penyebaran tipe ini tidak dapat dibedakan dengan acute generalized

    hematogenic spread. #al ini dapat terjadi se%ara berulang.1

    Pada anak, / tahun pertama setelah infeksi (terutama 1 tahun pertama, biasanya sering

    terjadi komplikasi. :enurut "allgren, ada + bentuk dasar TB paru pada anak,yaitu penyebaran

    limfohematogen, TB endobronkial, dan TB paru kronik. Sebanyak './0+- penyebaran

    limfohematogen akan menjadi TB milier atau meningitis TB, halini biasanya terjadi +0 bulan

    setelah infeksi primer. Tuberkulosis endobronkial (lesisegmental yang timbul akibat pembesaran

    kelenjar regional dapat terjadi dalam)aktu yang lebih lama (+0! bulan. Terjadinya TB paru

    kronik sangat bervariasi, bergantung pada usia terjadinya infeksi primer. TB paru kronik biasanya

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    6/20

    terjadi akibat reaktivasi kuman di dalam lesi yang tidak mengalami resolusi sempurna. ?eaktivasi

    ini jarang terjadi pada anak, tetapi sering pada remaja dan de)asa muda.1

    Tuberkulosis ekstrapulmonal dapat terjadi pada 2/0+'- anak yang terinfeksi TB. TB

    tulang dan sendi terjadi pada /01'- anak yang terinfeksi, dan paling banyak terjadi dalam 1tahun tetapi dapat juga 20+ tahun kemudian. TB ginjal biasanya terjadi /02/tahun setelah infeksi

    primer.1

    Gambar ). Sema Peremban&an Saran& T"ber"#$sis P$s! Primer dan Per*a#anan

    Penyemb"%annya

    Dia&n$sis

    iagnosis TB paru ditegakkan berdasarkan diagnosis klinis, dilanjutkan dengan

    pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologis.+,

    0 iagnosis klinis

    Pada pasien TB paru gejala klinis utama adalah batuk terus menerus dan berdahak selama

    + minggu atau lebih. 7ejala tambahan yang mungkin menyertai adalah batuk darah, sesak nafas

    dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak

    badan (malaise, berkeringat malam )alaupun tanpa kegiatan dan demam>meriang lebih dari

    sebulan.+

    0 Pemeriksaan fisikPemeriksaan pertama pada keadaan umum pasien mungkin ditemukan konjungtiva mata

    atau kulit yang pu%at karena anemia, suhu demam (subfebris, badan kurus atau berat badan

    menurun. Pada pemeriksaan fisik pasien sering tidak menunjukkan suatu kelainan terutama pada

    kasus0kasus dini atau yang sudah terinfiltrasi se%ara asimtomatik. Pada TB paru lanjut dengan

    fibrosis yang luas sering ditemukan atrofi dan retraksi otot0otot interkostal. Bila TB mengenai

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    7/20

    pleura, sering terbentuk efusi pleura sehingga paru yang sakit akan terlihat tertinggal dalam

    pernapasan, perkusi memberikan suara pekak, auskultasi memberikan suara yang lemah sampai

    tidak terdengar sama sekali. alam penampilan klinis TB sering asimtomatik dan penyakit baru

    di%urigai dengan didapatkannya kelainan radiologis dada pada pemeriksaan rutin atau uji

    tuberkulin yang positif.1,

    0 Pemeriksaan radiologis

    &okasi lesi TB umumnya di daerah ape5 paru tetapi dapat juga mengenai lobus ba)ah

    atau daerah hilus menyerupai tumor paru. Pada a)al penyakit saat lesi masih menyerupai sarang0

    sarang pneumonia, gambaran radiologinya berupa ber%ak0ber%ak seperti a)an dan dengan batas0

    batas yang tidak tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat berupa

    bulatan dengan batas yang tegas dan disebut tuberkuloma.

    +

    Pada kalsifikasi bayangannya tampak sebagai ber%ak0ber%ak padat dengan densitas tinggi.

    Pada atelektasis terlihat seperti fibrosis yang luas dengan pen%iutan yang dapat terjadi pada

    sebagian atau satu lobus maupun pada satu bagian paru. 7ambaran tuberkulosa milier terlihat

    berupa ber%ak0ber%ak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru. Pada

    TB yang sudah lanjut, foto dada sering didapatkan berma%am0ma%am bayangan sekaligus

    seperti infiltrat, garis0garis fibrotik, kalsifikasi, kavitas maupun atelektasis dan emfisema.

    7ambar 2

    Tuberkulosis @ang Sudah &anjut Pada ;oto ?ontgen ada

    0 Pemeriksaan bakteriologis

    a. Sputum

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    8/20

    Tersan

    Hasil BTA

    + + +

    + + -

    Hasil BTA

    + - -

    Periksa Rontgen DadaBeriAntibiotik Spektru

    Hasil Mendukung TBHasilTidak Mendukung TBTidak Ada PerbaikanAda Perbaikan

    Ulangi Periksa Dahak SPS

    Hasil BTA

    !

    Hasil BTA

    ! ! !

    Periksa Rontgen Dada

    Hasil Mendukung TB

    Hasil Rontgen "egati#

    Bukan TB$% Pen&akit LainTB BTA"egati# Rontgen Positi#

    Penderita Tuberkulosis BTA Positi#

    a Dahak Se'aktu% Pagi% Se'aktu (SPS)

    Tuberkulosis paru pada orang de)asa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BT

    positif pada pemeriksaan dahak se%ara mikroskopis. #asil pemeriksaan dinyatakan positif

    apabila sedikitnya dua dari tiga pemeriksaan dahak SPS (Se)aktu0Pagi0Se)aktu BT

    hasilnya positif.+

    Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto

    rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang. 1. 9alau hasil rontgen mendukung

    tuberkulosis, maka penderita didiagnosis sebagai penderita TB BT positif. 2. 9alau hasil

    rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan dahak SPS diulangi.+

    Bila ketiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya,

    9otrimoksasol atau moksisilin selama 102 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala

    klinis men%urigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS. 1. 9alau hasil SPS positif,

    didiagnosis sebagai penderita tuberkulosis BT positif. 2. 9alau hasil SPS tetap negatif,

    lakukan pemeriksaan foto rontgen dada, untuk mendukung diagnosis TB.+

    a. Bila hasil rontgen mendukung TB, didiagnosis sebagai penderita TB BT negatif rontgen

    positifb. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.

    iagnosis TB paru sesuai alur yang dibuat oleh epkes ? (2'', sebagaimana bisa

    dilihat di ba)ah ini A

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    9/20

    b. arah

    Pada saat TB baru mulai (aktif akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit meninggi dengan

    pergeseran hitung jenis ke kiri. =umlah limfosit masih di ba)ah normal. &aju endap darah (&

    mulai meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali ke normal dan jumlah

    limfosit masih tinggi, & mulai turun ke arah normal lagi. #asil pemeriksaan darah lain juga

    didapatkanA anemia ringan dengan gambaran normokrom normositer, gama globulin meningkat,

    dan kadar natrium darah menurun.+

    %. Tes TuberkulinPemeriksaan ini masih banyak dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis TB terutama pada

    anak0anak (balita. Sedangkan pada de)asa tes tuberkulin hanya untuk menyatakan apakah

    seorang individu sedang atau pernah mengalami infeksi M. tuberculosis atauMycobacterium

    patogen +

    Tes tuberkulin dilakukan dengan %ara menyuntikkan ',1 %% tuberkulin P.P. (#uri$ied

    #rotein %erivative)se%ara intrakutan. asar tes tuberkulin ini adalah reaksi alergi tipe lambat.

    Setelah *0C2 jam tuberkulin disuntikkan, akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang

    terdiri dari infiltrat limfosit yakni reaksi persenya)aan antara antibodi seluler dan antigen

    tuberkulin.+

    7ambar +lur iagnosis TB paru

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    10/20

    Berdasarkan indurasinya maka hasil tes mantou5 dibagi dalam (Bahar, 2''CA a. ndurasi '0/

    mm (diameternya A :antou5 negatif D golongan no sensitivity. i sini peran antibodi humoral

    paling menonjol. b. ndurasi 0! mm A #asil meragukan D golongan normal sensitivity. i sini

    peran antibodi humoral masih menonjol. %. ndurasi 1'01/ mm A :antou5 positif D golongan

    lo& grade sensitivity. i sini peran kedua antibodi seimbang. d. ndurasi E 1/ mm A :antou5

    positif kuat D golongan hypersensitivity. i sini peran antibodi seluler paling menonjol.+

    Biasanya hampir seluruh penderita TB paru memberikan reaksi mantou5 yang positif (!!,*-.

    9elemahan tes ini adalah adanya positif palsu yakni pada pemberian B47 atau terinfeksi dengan

    Mycobacterium lain, negatif palsu pada pasien yang baru 201' minggu terpajan tuberkulosis,

    anergi, penyakit sistemik serta (Sarkoidosis, &, penyakit eksantematous dengan panas yang

    akut (morbili, %a%ar air, poliomielitis, reaksi hipersensitivitas menurun pada penyakit hodgkin,

    pemberian obat imunosupresi, usia tua, malnutrisi, uremia, dan penyakit keganasan. Fntuk pasien

    dengan #3 positif, tes mantou5 G / mm, dinilai positif.1

    K#asifiasi TB

    Tipe penderita tuberkulosis berdasarkan ri)ayat pengobatan sebelumnya, yaitu A+,

    a. 9asus baru

    9asus baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan $T atau sudah

    pernah mengkonsumsi $T kurang dari satu bulan (+' dosis harian.

    b. 9ambuh (relaps)

    9ambuh (relaps adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat

    pengobatan tuberkulosa dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat

    dengan pemeriksaan dahak BT positif.

    %. Pindahan (trans$er in)

    Pindahan (trans$er in) adalah pasien yang sedang mendapat pengobatan di suatu

    kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahan

    tersebut harus memba)a surat rujukan > pindah (form TB. '!.

    d. Setelah lalai (pengobatan setelah de$ault ' drop out

    Setelah lalai (pengobatan setelah de$ault ' drop out adalah pasien yang sudah

    berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    11/20

    kembali berobat. Fmumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak

    BT positif.

    e. 7agal

    7agal adalah pasien BT positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif

    pada akhir bulan kelima (satu bulan sebelum akhir pengobatan atau pada akhir

    pengobatan. tau penderita dengan hasil BT negatif rontgen positif pada akhir bulan

    kedua pengobatan.

    f. 9asus kronis

    9asus kronis adalah pasien dengan hasil pemeriksaan masih BT positif setelah

    selesai pengobatan ulang kategori dengan penga)asan yang baik.

    g. Tuberkulosis resistensi gandaTuberkulosis resistensi ganda adalah tuberkulosis yang menunjukkan resistensi

    terhadap ?ifampisin dan tanpa $T lainnya (epkes ?, 2''.

    Pen&$ba!an

    $bat0obat TB dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis regimen, yaitu obat lapis pertama dan

    obat lapis kedua. 9edua lapisan obat ini diarahkan ke penghentian pertumbuhan basil,

    pengurangan basil dormantdan pen%egahan resistensi. $bat0obatan lapis pertama terdiri dari

    soniaHid, ?ifampisin, PiraHinamid, tambutol dan Streptomisin. $bat0obatan lapis dua

    men%akup i$abutin Ethionamid *ycloserine #ara+,mino -alicylic acid *lo$azimine

    ,minoglycosidesdi luar -treptomycindan uinolones. $bat lapis kedua ini di%adangkan untuk

    pengobatan kasus0kasus multi drug resistance. $bat tuberkulosis yang aman diberikan pada

    perempuan hamil adalah soniaHid, ?ifampisin, dan tambutol 1,+,/

    Tabe# 1 +enis dan Sifa! OAT

    =enis $T Sifat 9eterangansoniaHid

    (#

    /a0terisid

    Terkuat

    $bat ini sangat efektif terhadap kuman dalam

    keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang

    sedang berkembang. :ekanisme kerjanya

    adalah menghambat cell+&all biosynthesis

    path&ay

    ?ifampisin /a0terisid ?ifampisin dapat membunuh kuman semi+

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    12/20

    (? dormant (persistent) yang tidak dapat dibunuh

    oleh soniaHid. :ekanisme kerjanya adalah

    menghambat polimerase %1,+dependent

    ribonucleic acid (?

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    13/20

    9ambuh, dahak positifJ

    pengobatan gagalJ

    pengobatan setelah

    terputus

    2 S#?I > 1

    #?I

    2 S#?I > 1

    #?I

    / #+?++

    / #?

    9asus baru TB paru

    dahak negatif (selain

    dari kategoriJ kasus

    baru TB ekstra0

    pulmonal yang tidak

    berat

    2 #?I atau

    2#+?+I+

    2 #?I atau

    2#+?+I+

    2 #?I atau

    2#+?+I+

    #

    2 #?>#

    2 #+?+>#

    3 9asus kronis (dahak

    masih positif setelah

    menjalankan pengobatan

    ulang

    T9 P?7F

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    14/20

    negatif fase lanjutan bisa segera dimulai. pabila sputum BT masih positif pada minggu ke012,

    fase inisial dengan obat dilanjutkan 1 bulan lagi. Bila akhir bulan ke02 sputum BT masih

    positif, semua obat dihentikan selama 20+ hari dan dilakukan kultur sputum untuk uji kepekaan,

    obat dilanjutkan memakai fase lanjutan, yaitu /#+?++ atau / #?.

    9ategori A 2#?I>2#+?+

    Pengobatan fase inisial terdiri dari 2#?I atau 2 #+?+, yang dilanjutkan dengan fase lanjutan

    2#? atau 2 #+?+.

    9ategori 3 A ?ujuk ke ahli paru atau menggunakan

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    15/20

    Efe sam(in& (en&$ba!an

    alam pemakaian $T sering ditemukan efek samping yang mempersulit sasaranpengobatan. Bila efek samping ini ditemukan, mungkin $T masih dapat diberikan dalam dosis

    terapeutik yang ke%il, tapi bila efek samping ini sangat mengganggu $T yang bersangkutan

    harus dihentikan dan pengobatan dapat diteruskan dengan $T yang lain.1,+,/

    Tabel fek Samping Pengobatan dengan $T

    =enis $bat ?ingan Berat

    soniaHid (# tanda0tanda kera%unan pada

    syaraf tepi, kesemutan, nyeri

    otot dan gangguan

    kesadaran. 9elainan yang

    lain menyerupai defisiensi

    piridoksin (pellagra dan

    kelainan kulit yang

    bervariasi antara lain gatal0

    gatal.

    #epatitis, ikhterus

    ?ifampisin (? gatal0gatal kemerahan kulit,

    sindrom flu, sindrom perut.

    #epatitis, sindrom respirasi

    yang ditandai dengan sesak

    nafas, kadang disertai

    dengan kolaps atau renjatan

    (syok, purpura, anemia

    hemolitik yang akut, gagal

    ginjal

    PiraHinamid (I ?eaksi hipersensitifitas A

    demam, mual dan kemerahan

    #epatitis, nyeri sendi,

    serangan arthritis gout

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    16/20

    Streptomisin (S ?eaksi hipersensitifitas A

    demam, sakit kepala, muntah

    dan eritema pada kulit

    9erusakan saraf 3 yang

    berkaitan dengan

    keseimbangan dan

    pendengaran

    tambutol ( 7angguan penglihatan

    berupa berkurangnya

    ketajaman penglihatan

    Buta )arna untuk )arna

    merah dan hijau

    Fntuk men%egah terjadinya efek samping $T perlu dilakukan pemeriksaan kontrol,

    sepertiA 1,

    a. Tes )arna untuk mata, bagi pasien yang memakai tambutol

    b. Tes audiometri bagi pasien yang memakai Streptomisin%. Pemeriksaan darah terhadap enHim hepar, bilirubin, ureum>kreatinin, darah perifer dan

    asam urat (untuk pasien yang menggunakan PiraHinamid

    Hasi# (en&$ba!an

    World Health Organization (1!!+ menjelaskan bah)a hasil pengobatan penderita

    tuberkulosis paru dibedakan menjadi A/

    a. SembuhA bila pasien tuberkulosis kategori dan yang BT nya negatif 2 kali atau

    lebih se%ara berurutan pada sebulan sebelum akhir pengobatannya.b. Pengobatan lengkapA pasien yang telah melakukan pengobatan sesuai jad)al yaitu

    selama bulan tanpa ada$ollo& uplaboratorium atau hanya 1 kali follo) up dengan

    hasil BT negatif pada 2 bulan terakhir pengobatan.

    %. 7agalA pasien tuberkulosis yang BT0nya masih positif pada 2 bulan dan seterusnya

    sebelum akhir pengobatan atau BTnya masih positif pada akhir pengobatan.

    Pasien putus berobat lebih dari 2 bulan sebelum bulan ke0/ dan BT terkhir masih

    positif.

    Pasien tuberkulosis kategori yang BT menjadi positif pada bulan ke02 dari

    pengobatan.d. Putus berobat>de$aulterA pasien TB yang tidak kembali berobat lebih dari 2 bulan

    sebelum bulan ke0/ dimana BT terakhir telah negatif.

    e. :eninggalA penderita TB yang meninggal selama pengobatan tanpa melihat sebab

    kematiannya.

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    17/20

    Resis!ensi Ganda ,M"#!i Dr"& Resis!en-)

    Terdapat empat jenis kategori resistensi terhadap obatTB A

    Mono-resistance/ kekebalan terhadap salah satu $T

    Poly-resistance/ kekebalan terhadap lebih dari satu $T, selain kombinasi

    isoniaHid dan rifampisin Multidrug-resistance ,MDR- /kekebalan terhadap sekurang0kurangnya isoniaHid

    dan rifampi%in

    Extensive drug-resistance ,0DR A TB0 :? ditambah kekebalan terhadap salah

    salah satu obat golongan fluorokuinolon, dan sedikitnya salah satu dari $T

    injeksi lini kedua (kapreomisin, kanamisin, dan amikasin.

    da beberapa penyebab terjadinya resitensi terhadap obat tuberkulosis, yaitu +A

    Pemakaian obat tunggal dalam pengobatan tuberkulosis

    Penggunaan paduan obat yang tidaka dekuat, yaitu karena jenis obatnya yang kurang

    atau karena dilingkungan tersebut telah terdapat resistensi yang tinggi terhadap obat yang

    digunakan, misalnya memberikan rifampisin dan

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    18/20

    digunakan yaitu golongan fluorokuinolon (ofloksasin dan siprofloksasin, aminoglikosida

    (amikasin, kanamisin dan kapreomisin, etionamid, sikloserin, klofaHimin, amoksilin8

    as.klavulanat. Saat ini paduan yang dianjurkan ialah $T yang masih sensitif minimal 2 L+ $T

    lini 1 ditambah dengan obat lini 2, yaitu %iprofloksasin dengan dosis 1''' L 1/'' mg atau

    ofloksasin '' L *'' mg (obat dapat diberikan single dose atau 2 kali sehari. Pengobatan

    terhadap tuber%ulosis resisten ganda sangat sulit dan memerlukan )aktu yang lama yaitu

    minimal 12 bulan, bahkan bias sampai 2 bulan+.

    T"ber"#$sis Par" (ada Penderi!a Diabe!es me#i!"s

    4ahyadi (2'11 menyatakan bah)a : merupakan faktor resiko paling penting dalam

    perburukan TB. Sejak abad 2' para klinisi menyatakan bah)a terdapat hubungan yang bermakna

    antara TB dengan : )alaupun penyebabnya sampai sekarang belum jelas, namunkemungkinan besar : berdampak terhadap imunitas pasien TB.

    : menyebabkan defek fungsi sel0sel imun dan mekanisme pertahanan penjamu. Sampai

    sekarang patogenesisnya masih belum jelas.

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    19/20

    sputum BT ulang positif, lesi konsodilasi, kavitasi dan lapang paru ba)ah pada gambaran

    radiologi serta angka kematian yang lebih tinggi.

    9emudian li syahbana (dalam 4ahyadi, 2'11 juga menyatakan pasien TB dengan :

    mempunyai gejala klinis yang lebih banyak dan keadaan klinis yang lebih buruk.

    Pen&$ba!an TB den&an DM

    Prinsip pengobatan pasien TB dengan : serupa dengan penobatan pada pasien non :

    dengan syarat gula darah terkontrol. @ang menjadi perhatian pada pasien ini adalah efek samping

    dari obat0obatan TB yang seharusnya dapat di%egah. #al lain yang perlu diperhatikan adalah pada

    pasien dengan pengobatan anti0diabetes sulfonilurea, karena obat0obatan TB dapat meningkatkan

    metabolisme sulfonilurea sehingga apabila diberikan golongan sulfonilurea dosisnya dapat

    ditingkatkan.

    9emudiaan perlu diketahui bah)a kadar rifampisin dalam plasma pasien TB dengan :

    hanya /'- dibandingkan dengan non : sehingga dapat mendeskripsikan bah)a respon

    pengobatan pasien TB dengan : lebih rendah dibanding pasien non :.

    DATAR PUSTAKA

    1. Bahar ., 2''C. Tuberkulosis Paru dalam Buku jar lmu Penyakit alam =ilid , disi

    3. =akarta A BP;9FJ!**0!!.

    2. aniel, :. Thomas. 1!!!. #arrison A Prinsip0Prinsip lmu penyakit dalam disi 1+

    3olume 2. =akarta A 74 A C!!0*'*+. epartemen 9esehatan ?epublik ndonesia. 2''. Pedoman

  • 7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM

    20/20

    . 4rofton, =ohn. 2''2. Tuberkulosis 9linis disi 2. =akarta A "idya :edika./. "orld #ealth $rganiHation. 1!!+. Treatment of Tuber%ulosis A 7uidelines for