Upload
anisaekamulya
View
247
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
1/20
TUBERKULOSIS PARU DISERTAI DIABETES MELITUS
PENDAHULUAN
Definisi
Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru, tetapi dapat
juga menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit ini merupakan infeksi bakteri kronik yang ditandai
oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan reaksi hipersensitivitas yang
diperantarai sel (cell mediated hypersensitivity). Penyakit tuberkulosis yang aktif bisa menjadi
kronis dan berakhir dengan kematian apabila tidak dilakukan pengobatan yang efektif 1,2
Insiden
Tuberkulosis (TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini.
Pada tahun 1!!2 World Health Organization ("#$ telah men%anangkan tuberkulosis sebagai
Global Emergency . &aporan "#$ tahun2'' menyatakan bah)a terdapat *,* juta kasus baru
tuberkulosis pada tahun 2''2, dimana +,! juta adalah kasusBT (Basil Tahan sam positif.
Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional"#$ jumlah
terbesar kasus TB terjadi di sia tenggara yaitu ++ - dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila
dilihatdari jumlah penduduk terdapat 1*2 kasus per 1''.''' penduduk. i frika hampir 2 kali
lebih besar dari siatenggara yaitu +/' per 1''.''' pendduduk. iperkirakan angka kematian
akibat TB adalah *''' setiap hari dan 2 0 + juta setiap tahun. &aporan "#$ tahun 2''
menyebutkan bah)a jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di sia tenggara yaitu 2/.'''
orang atau angka mortaliti sebesar +! orang per 1''.''' penduduk. ngka mortaliti tertinggi
terdapat di frika yaitu *+ per 1''.''' penduduk, dimana prevalensi #3 yang %ukup tinggi
mengakibatkan peningkatan %epat kasus TB yang mun%ul.+
ndonesia masih menempati urutan ke + di dunia untuk jumlah kasus TB setelah ndia dan
4hina. Setiap tahun terdapat 2/'.''' kasus baru TB dan sekitar 1'.''' kematian akibat TB. i
ndonesia tuberkulosis adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan
penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada
seluruh kalangan usia.+
Berikut ini adalah gambaran penyebaran penyakit Tuberkulosis di seluruh dunia
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
2/20
Gambar 1. Penyebaran Penyai! T"ber"#$sis di Se#"r"% D"nia+
E!i$#$&i
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteriMycobacterium tuberculosis.M. tuberculosisadalah
bakteri batang tipis lurus berukuran sekitar ', 5 + 6m, tahan asam, bersifat aerob.1,2,+
7ambar 1
Mycobacterium tuberculosispada pe)arnaan tahan asam
'ara (en"#aran
Sumber penularan adalah melalui pasien tuberkulosis paru BT (8. Pada )aktu batuk
atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (per%ikan dahak.
9uman yang berada di dalam dropletdapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa
jam dan dapat menginfeksi individu lain bila terhirup ke dalam saluran nafas. 9uman
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
3/20
tuberkulosis yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan dapat menyebar dari paru
ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran pernafasan,
atau penyebaran langsung ke bagian0bagian tubuh lainnya.+
Pa!$&enesis
Paru merupakanport d!entr"elebih dari !*- kasus infeksi TB. 9arena ukurannyayang
sangat ke%il, kuman TB dalam per%ik renik (droplet nuclei yang terhirup, dapat men%apai
alveolus. :asuknya kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis non0spesifik.
:akrofag alveolus akan menfagosit kuman TB dan biasanya sanggup menghan%urkan sebagian
besar kuman TB. kan tetapi, pada sebagian ke%il kasus, makrofag tidak mampu menghan%urkan
kuman TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. 9uman TB dalam makrofag yang terus
berkembangbiak, akhirnya akan membentuk koloni di tempat tersebut. &okasi pertamakolonikuman TB di jaringan paru disebut ;okus Primer 7$#
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
4/20
uji tuberkulin masih negatif.Setelah kompleks primer terbentuk, imunitas seluler tubuh terhadap
TB telah terbentuk. Pada sebagian besar individu dengan sistem imun yang berfungsi baik,
begitu sistem imun seluler berkembang, proliferasi kuman TB terhenti.
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
5/20
bereplikasi dan membentuk koloni kuman sebelum terbentuk imunitas seluler yang akan
membatasi pertumbuhannya.1,2
i dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi pertumbuhannya oleh
imunitas seluler, kuman tetap hidup dalam bentuk dorman. ;okus ini umumnya tidak langsungberlanjut menjadi penyakit, tetapi berpotensi untuk menjadi fokus reaktivasi. ;okus potensial di
apeks paru disebut sebagai ;okus S:$je)a)ut (millet seed. Se%ara patologi anatomik, lesi ini berupa
nodul kuning berukuran 10+ mm, yang se%arahistologi merupakan granuloma.1
Bentuk penyebaran hematogen yang jarang terjadi adalahprotracted hematogenicspread.
Bentuk penyebaran ini terjadi bila suatu fokus perkijuan menyebar kesaluran vaskular di
dekatnya, sehingga sejumlah kuman TB akan masuk dan beredar di dalam darah. Se%ara klinis,
sakit TB akibat penyebaran tipe ini tidak dapat dibedakan dengan acute generalized
hematogenic spread. #al ini dapat terjadi se%ara berulang.1
Pada anak, / tahun pertama setelah infeksi (terutama 1 tahun pertama, biasanya sering
terjadi komplikasi. :enurut "allgren, ada + bentuk dasar TB paru pada anak,yaitu penyebaran
limfohematogen, TB endobronkial, dan TB paru kronik. Sebanyak './0+- penyebaran
limfohematogen akan menjadi TB milier atau meningitis TB, halini biasanya terjadi +0 bulan
setelah infeksi primer. Tuberkulosis endobronkial (lesisegmental yang timbul akibat pembesaran
kelenjar regional dapat terjadi dalam)aktu yang lebih lama (+0! bulan. Terjadinya TB paru
kronik sangat bervariasi, bergantung pada usia terjadinya infeksi primer. TB paru kronik biasanya
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
6/20
terjadi akibat reaktivasi kuman di dalam lesi yang tidak mengalami resolusi sempurna. ?eaktivasi
ini jarang terjadi pada anak, tetapi sering pada remaja dan de)asa muda.1
Tuberkulosis ekstrapulmonal dapat terjadi pada 2/0+'- anak yang terinfeksi TB. TB
tulang dan sendi terjadi pada /01'- anak yang terinfeksi, dan paling banyak terjadi dalam 1tahun tetapi dapat juga 20+ tahun kemudian. TB ginjal biasanya terjadi /02/tahun setelah infeksi
primer.1
Gambar ). Sema Peremban&an Saran& T"ber"#$sis P$s! Primer dan Per*a#anan
Penyemb"%annya
Dia&n$sis
iagnosis TB paru ditegakkan berdasarkan diagnosis klinis, dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologis.+,
0 iagnosis klinis
Pada pasien TB paru gejala klinis utama adalah batuk terus menerus dan berdahak selama
+ minggu atau lebih. 7ejala tambahan yang mungkin menyertai adalah batuk darah, sesak nafas
dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak
badan (malaise, berkeringat malam )alaupun tanpa kegiatan dan demam>meriang lebih dari
sebulan.+
0 Pemeriksaan fisikPemeriksaan pertama pada keadaan umum pasien mungkin ditemukan konjungtiva mata
atau kulit yang pu%at karena anemia, suhu demam (subfebris, badan kurus atau berat badan
menurun. Pada pemeriksaan fisik pasien sering tidak menunjukkan suatu kelainan terutama pada
kasus0kasus dini atau yang sudah terinfiltrasi se%ara asimtomatik. Pada TB paru lanjut dengan
fibrosis yang luas sering ditemukan atrofi dan retraksi otot0otot interkostal. Bila TB mengenai
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
7/20
pleura, sering terbentuk efusi pleura sehingga paru yang sakit akan terlihat tertinggal dalam
pernapasan, perkusi memberikan suara pekak, auskultasi memberikan suara yang lemah sampai
tidak terdengar sama sekali. alam penampilan klinis TB sering asimtomatik dan penyakit baru
di%urigai dengan didapatkannya kelainan radiologis dada pada pemeriksaan rutin atau uji
tuberkulin yang positif.1,
0 Pemeriksaan radiologis
&okasi lesi TB umumnya di daerah ape5 paru tetapi dapat juga mengenai lobus ba)ah
atau daerah hilus menyerupai tumor paru. Pada a)al penyakit saat lesi masih menyerupai sarang0
sarang pneumonia, gambaran radiologinya berupa ber%ak0ber%ak seperti a)an dan dengan batas0
batas yang tidak tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat berupa
bulatan dengan batas yang tegas dan disebut tuberkuloma.
+
Pada kalsifikasi bayangannya tampak sebagai ber%ak0ber%ak padat dengan densitas tinggi.
Pada atelektasis terlihat seperti fibrosis yang luas dengan pen%iutan yang dapat terjadi pada
sebagian atau satu lobus maupun pada satu bagian paru. 7ambaran tuberkulosa milier terlihat
berupa ber%ak0ber%ak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru. Pada
TB yang sudah lanjut, foto dada sering didapatkan berma%am0ma%am bayangan sekaligus
seperti infiltrat, garis0garis fibrotik, kalsifikasi, kavitas maupun atelektasis dan emfisema.
7ambar 2
Tuberkulosis @ang Sudah &anjut Pada ;oto ?ontgen ada
0 Pemeriksaan bakteriologis
a. Sputum
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
8/20
Tersan
Hasil BTA
+ + +
+ + -
Hasil BTA
+ - -
Periksa Rontgen DadaBeriAntibiotik Spektru
Hasil Mendukung TBHasilTidak Mendukung TBTidak Ada PerbaikanAda Perbaikan
Ulangi Periksa Dahak SPS
Hasil BTA
!
Hasil BTA
! ! !
Periksa Rontgen Dada
Hasil Mendukung TB
Hasil Rontgen "egati#
Bukan TB$% Pen&akit LainTB BTA"egati# Rontgen Positi#
Penderita Tuberkulosis BTA Positi#
a Dahak Se'aktu% Pagi% Se'aktu (SPS)
Tuberkulosis paru pada orang de)asa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BT
positif pada pemeriksaan dahak se%ara mikroskopis. #asil pemeriksaan dinyatakan positif
apabila sedikitnya dua dari tiga pemeriksaan dahak SPS (Se)aktu0Pagi0Se)aktu BT
hasilnya positif.+
Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto
rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang. 1. 9alau hasil rontgen mendukung
tuberkulosis, maka penderita didiagnosis sebagai penderita TB BT positif. 2. 9alau hasil
rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan dahak SPS diulangi.+
Bila ketiga spesimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum luas (misalnya,
9otrimoksasol atau moksisilin selama 102 minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala
klinis men%urigakan TB, ulangi pemeriksaan dahak SPS. 1. 9alau hasil SPS positif,
didiagnosis sebagai penderita tuberkulosis BT positif. 2. 9alau hasil SPS tetap negatif,
lakukan pemeriksaan foto rontgen dada, untuk mendukung diagnosis TB.+
a. Bila hasil rontgen mendukung TB, didiagnosis sebagai penderita TB BT negatif rontgen
positifb. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.
iagnosis TB paru sesuai alur yang dibuat oleh epkes ? (2'', sebagaimana bisa
dilihat di ba)ah ini A
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
9/20
b. arah
Pada saat TB baru mulai (aktif akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit meninggi dengan
pergeseran hitung jenis ke kiri. =umlah limfosit masih di ba)ah normal. &aju endap darah (&
mulai meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali ke normal dan jumlah
limfosit masih tinggi, & mulai turun ke arah normal lagi. #asil pemeriksaan darah lain juga
didapatkanA anemia ringan dengan gambaran normokrom normositer, gama globulin meningkat,
dan kadar natrium darah menurun.+
%. Tes TuberkulinPemeriksaan ini masih banyak dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis TB terutama pada
anak0anak (balita. Sedangkan pada de)asa tes tuberkulin hanya untuk menyatakan apakah
seorang individu sedang atau pernah mengalami infeksi M. tuberculosis atauMycobacterium
patogen +
Tes tuberkulin dilakukan dengan %ara menyuntikkan ',1 %% tuberkulin P.P. (#uri$ied
#rotein %erivative)se%ara intrakutan. asar tes tuberkulin ini adalah reaksi alergi tipe lambat.
Setelah *0C2 jam tuberkulin disuntikkan, akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang
terdiri dari infiltrat limfosit yakni reaksi persenya)aan antara antibodi seluler dan antigen
tuberkulin.+
7ambar +lur iagnosis TB paru
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
10/20
Berdasarkan indurasinya maka hasil tes mantou5 dibagi dalam (Bahar, 2''CA a. ndurasi '0/
mm (diameternya A :antou5 negatif D golongan no sensitivity. i sini peran antibodi humoral
paling menonjol. b. ndurasi 0! mm A #asil meragukan D golongan normal sensitivity. i sini
peran antibodi humoral masih menonjol. %. ndurasi 1'01/ mm A :antou5 positif D golongan
lo& grade sensitivity. i sini peran kedua antibodi seimbang. d. ndurasi E 1/ mm A :antou5
positif kuat D golongan hypersensitivity. i sini peran antibodi seluler paling menonjol.+
Biasanya hampir seluruh penderita TB paru memberikan reaksi mantou5 yang positif (!!,*-.
9elemahan tes ini adalah adanya positif palsu yakni pada pemberian B47 atau terinfeksi dengan
Mycobacterium lain, negatif palsu pada pasien yang baru 201' minggu terpajan tuberkulosis,
anergi, penyakit sistemik serta (Sarkoidosis, &, penyakit eksantematous dengan panas yang
akut (morbili, %a%ar air, poliomielitis, reaksi hipersensitivitas menurun pada penyakit hodgkin,
pemberian obat imunosupresi, usia tua, malnutrisi, uremia, dan penyakit keganasan. Fntuk pasien
dengan #3 positif, tes mantou5 G / mm, dinilai positif.1
K#asifiasi TB
Tipe penderita tuberkulosis berdasarkan ri)ayat pengobatan sebelumnya, yaitu A+,
a. 9asus baru
9asus baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan $T atau sudah
pernah mengkonsumsi $T kurang dari satu bulan (+' dosis harian.
b. 9ambuh (relaps)
9ambuh (relaps adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosa dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat
dengan pemeriksaan dahak BT positif.
%. Pindahan (trans$er in)
Pindahan (trans$er in) adalah pasien yang sedang mendapat pengobatan di suatu
kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahan
tersebut harus memba)a surat rujukan > pindah (form TB. '!.
d. Setelah lalai (pengobatan setelah de$ault ' drop out
Setelah lalai (pengobatan setelah de$ault ' drop out adalah pasien yang sudah
berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
11/20
kembali berobat. Fmumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak
BT positif.
e. 7agal
7agal adalah pasien BT positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif
pada akhir bulan kelima (satu bulan sebelum akhir pengobatan atau pada akhir
pengobatan. tau penderita dengan hasil BT negatif rontgen positif pada akhir bulan
kedua pengobatan.
f. 9asus kronis
9asus kronis adalah pasien dengan hasil pemeriksaan masih BT positif setelah
selesai pengobatan ulang kategori dengan penga)asan yang baik.
g. Tuberkulosis resistensi gandaTuberkulosis resistensi ganda adalah tuberkulosis yang menunjukkan resistensi
terhadap ?ifampisin dan tanpa $T lainnya (epkes ?, 2''.
Pen&$ba!an
$bat0obat TB dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis regimen, yaitu obat lapis pertama dan
obat lapis kedua. 9edua lapisan obat ini diarahkan ke penghentian pertumbuhan basil,
pengurangan basil dormantdan pen%egahan resistensi. $bat0obatan lapis pertama terdiri dari
soniaHid, ?ifampisin, PiraHinamid, tambutol dan Streptomisin. $bat0obatan lapis dua
men%akup i$abutin Ethionamid *ycloserine #ara+,mino -alicylic acid *lo$azimine
,minoglycosidesdi luar -treptomycindan uinolones. $bat lapis kedua ini di%adangkan untuk
pengobatan kasus0kasus multi drug resistance. $bat tuberkulosis yang aman diberikan pada
perempuan hamil adalah soniaHid, ?ifampisin, dan tambutol 1,+,/
Tabe# 1 +enis dan Sifa! OAT
=enis $T Sifat 9eterangansoniaHid
(#
/a0terisid
Terkuat
$bat ini sangat efektif terhadap kuman dalam
keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang
sedang berkembang. :ekanisme kerjanya
adalah menghambat cell+&all biosynthesis
path&ay
?ifampisin /a0terisid ?ifampisin dapat membunuh kuman semi+
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
12/20
(? dormant (persistent) yang tidak dapat dibunuh
oleh soniaHid. :ekanisme kerjanya adalah
menghambat polimerase %1,+dependent
ribonucleic acid (?
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
13/20
9ambuh, dahak positifJ
pengobatan gagalJ
pengobatan setelah
terputus
2 S#?I > 1
#?I
2 S#?I > 1
#?I
/ #+?++
/ #?
9asus baru TB paru
dahak negatif (selain
dari kategoriJ kasus
baru TB ekstra0
pulmonal yang tidak
berat
2 #?I atau
2#+?+I+
2 #?I atau
2#+?+I+
2 #?I atau
2#+?+I+
#
2 #?>#
2 #+?+>#
3 9asus kronis (dahak
masih positif setelah
menjalankan pengobatan
ulang
T9 P?7F
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
14/20
negatif fase lanjutan bisa segera dimulai. pabila sputum BT masih positif pada minggu ke012,
fase inisial dengan obat dilanjutkan 1 bulan lagi. Bila akhir bulan ke02 sputum BT masih
positif, semua obat dihentikan selama 20+ hari dan dilakukan kultur sputum untuk uji kepekaan,
obat dilanjutkan memakai fase lanjutan, yaitu /#+?++ atau / #?.
9ategori A 2#?I>2#+?+
Pengobatan fase inisial terdiri dari 2#?I atau 2 #+?+, yang dilanjutkan dengan fase lanjutan
2#? atau 2 #+?+.
9ategori 3 A ?ujuk ke ahli paru atau menggunakan
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
15/20
Efe sam(in& (en&$ba!an
alam pemakaian $T sering ditemukan efek samping yang mempersulit sasaranpengobatan. Bila efek samping ini ditemukan, mungkin $T masih dapat diberikan dalam dosis
terapeutik yang ke%il, tapi bila efek samping ini sangat mengganggu $T yang bersangkutan
harus dihentikan dan pengobatan dapat diteruskan dengan $T yang lain.1,+,/
Tabel fek Samping Pengobatan dengan $T
=enis $bat ?ingan Berat
soniaHid (# tanda0tanda kera%unan pada
syaraf tepi, kesemutan, nyeri
otot dan gangguan
kesadaran. 9elainan yang
lain menyerupai defisiensi
piridoksin (pellagra dan
kelainan kulit yang
bervariasi antara lain gatal0
gatal.
#epatitis, ikhterus
?ifampisin (? gatal0gatal kemerahan kulit,
sindrom flu, sindrom perut.
#epatitis, sindrom respirasi
yang ditandai dengan sesak
nafas, kadang disertai
dengan kolaps atau renjatan
(syok, purpura, anemia
hemolitik yang akut, gagal
ginjal
PiraHinamid (I ?eaksi hipersensitifitas A
demam, mual dan kemerahan
#epatitis, nyeri sendi,
serangan arthritis gout
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
16/20
Streptomisin (S ?eaksi hipersensitifitas A
demam, sakit kepala, muntah
dan eritema pada kulit
9erusakan saraf 3 yang
berkaitan dengan
keseimbangan dan
pendengaran
tambutol ( 7angguan penglihatan
berupa berkurangnya
ketajaman penglihatan
Buta )arna untuk )arna
merah dan hijau
Fntuk men%egah terjadinya efek samping $T perlu dilakukan pemeriksaan kontrol,
sepertiA 1,
a. Tes )arna untuk mata, bagi pasien yang memakai tambutol
b. Tes audiometri bagi pasien yang memakai Streptomisin%. Pemeriksaan darah terhadap enHim hepar, bilirubin, ureum>kreatinin, darah perifer dan
asam urat (untuk pasien yang menggunakan PiraHinamid
Hasi# (en&$ba!an
World Health Organization (1!!+ menjelaskan bah)a hasil pengobatan penderita
tuberkulosis paru dibedakan menjadi A/
a. SembuhA bila pasien tuberkulosis kategori dan yang BT nya negatif 2 kali atau
lebih se%ara berurutan pada sebulan sebelum akhir pengobatannya.b. Pengobatan lengkapA pasien yang telah melakukan pengobatan sesuai jad)al yaitu
selama bulan tanpa ada$ollo& uplaboratorium atau hanya 1 kali follo) up dengan
hasil BT negatif pada 2 bulan terakhir pengobatan.
%. 7agalA pasien tuberkulosis yang BT0nya masih positif pada 2 bulan dan seterusnya
sebelum akhir pengobatan atau BTnya masih positif pada akhir pengobatan.
Pasien putus berobat lebih dari 2 bulan sebelum bulan ke0/ dan BT terkhir masih
positif.
Pasien tuberkulosis kategori yang BT menjadi positif pada bulan ke02 dari
pengobatan.d. Putus berobat>de$aulterA pasien TB yang tidak kembali berobat lebih dari 2 bulan
sebelum bulan ke0/ dimana BT terakhir telah negatif.
e. :eninggalA penderita TB yang meninggal selama pengobatan tanpa melihat sebab
kematiannya.
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
17/20
Resis!ensi Ganda ,M"#!i Dr"& Resis!en-)
Terdapat empat jenis kategori resistensi terhadap obatTB A
Mono-resistance/ kekebalan terhadap salah satu $T
Poly-resistance/ kekebalan terhadap lebih dari satu $T, selain kombinasi
isoniaHid dan rifampisin Multidrug-resistance ,MDR- /kekebalan terhadap sekurang0kurangnya isoniaHid
dan rifampi%in
Extensive drug-resistance ,0DR A TB0 :? ditambah kekebalan terhadap salah
salah satu obat golongan fluorokuinolon, dan sedikitnya salah satu dari $T
injeksi lini kedua (kapreomisin, kanamisin, dan amikasin.
da beberapa penyebab terjadinya resitensi terhadap obat tuberkulosis, yaitu +A
Pemakaian obat tunggal dalam pengobatan tuberkulosis
Penggunaan paduan obat yang tidaka dekuat, yaitu karena jenis obatnya yang kurang
atau karena dilingkungan tersebut telah terdapat resistensi yang tinggi terhadap obat yang
digunakan, misalnya memberikan rifampisin dan
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
18/20
digunakan yaitu golongan fluorokuinolon (ofloksasin dan siprofloksasin, aminoglikosida
(amikasin, kanamisin dan kapreomisin, etionamid, sikloserin, klofaHimin, amoksilin8
as.klavulanat. Saat ini paduan yang dianjurkan ialah $T yang masih sensitif minimal 2 L+ $T
lini 1 ditambah dengan obat lini 2, yaitu %iprofloksasin dengan dosis 1''' L 1/'' mg atau
ofloksasin '' L *'' mg (obat dapat diberikan single dose atau 2 kali sehari. Pengobatan
terhadap tuber%ulosis resisten ganda sangat sulit dan memerlukan )aktu yang lama yaitu
minimal 12 bulan, bahkan bias sampai 2 bulan+.
T"ber"#$sis Par" (ada Penderi!a Diabe!es me#i!"s
4ahyadi (2'11 menyatakan bah)a : merupakan faktor resiko paling penting dalam
perburukan TB. Sejak abad 2' para klinisi menyatakan bah)a terdapat hubungan yang bermakna
antara TB dengan : )alaupun penyebabnya sampai sekarang belum jelas, namunkemungkinan besar : berdampak terhadap imunitas pasien TB.
: menyebabkan defek fungsi sel0sel imun dan mekanisme pertahanan penjamu. Sampai
sekarang patogenesisnya masih belum jelas.
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
19/20
sputum BT ulang positif, lesi konsodilasi, kavitasi dan lapang paru ba)ah pada gambaran
radiologi serta angka kematian yang lebih tinggi.
9emudian li syahbana (dalam 4ahyadi, 2'11 juga menyatakan pasien TB dengan :
mempunyai gejala klinis yang lebih banyak dan keadaan klinis yang lebih buruk.
Pen&$ba!an TB den&an DM
Prinsip pengobatan pasien TB dengan : serupa dengan penobatan pada pasien non :
dengan syarat gula darah terkontrol. @ang menjadi perhatian pada pasien ini adalah efek samping
dari obat0obatan TB yang seharusnya dapat di%egah. #al lain yang perlu diperhatikan adalah pada
pasien dengan pengobatan anti0diabetes sulfonilurea, karena obat0obatan TB dapat meningkatkan
metabolisme sulfonilurea sehingga apabila diberikan golongan sulfonilurea dosisnya dapat
ditingkatkan.
9emudiaan perlu diketahui bah)a kadar rifampisin dalam plasma pasien TB dengan :
hanya /'- dibandingkan dengan non : sehingga dapat mendeskripsikan bah)a respon
pengobatan pasien TB dengan : lebih rendah dibanding pasien non :.
DATAR PUSTAKA
1. Bahar ., 2''C. Tuberkulosis Paru dalam Buku jar lmu Penyakit alam =ilid , disi
3. =akarta A BP;9FJ!**0!!.
2. aniel, :. Thomas. 1!!!. #arrison A Prinsip0Prinsip lmu penyakit dalam disi 1+
3olume 2. =akarta A 74 A C!!0*'*+. epartemen 9esehatan ?epublik ndonesia. 2''. Pedoman
7/26/2019 Lapsus TB Dengan DM
20/20
. 4rofton, =ohn. 2''2. Tuberkulosis 9linis disi 2. =akarta A "idya :edika./. "orld #ealth $rganiHation. 1!!+. Treatment of Tuber%ulosis A 7uidelines for