34
PENDAHULUAN Preeklampsi merupakan salah satu kelainan dalam masa kehamilan yang cukup sering dan apabila tidak ditangani dengan baik dapat berlanjut menjadi preeklampsi berat, kemudian terjadi eklampsi dan akhirnya menimbulkan kematian. Oleh karena itu diagnosa dini kelainan ini sangat diperlukan, yaitu dengan cara pemeriksaan antenatal care yang baik. Penanganan preeklampsi sampai sekarang masih bersifat simptomatik karena penyebabnya yang masih belum diketahui secara pasti. Perlu ditekankan bahwa sindrom preeklampsia ringan dengan hipertensi, edem dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul preeklampsia berat dan eklampsia. Dengan pengetahuan ini jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan rutin sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia. (1) Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa penyakit ini lebih sering terjadi pada kehamilan pertama, kehamilan kembar dan kehamilan anggur. Semakin tua umur kehamilan makin tinggi frekuensi penyakit ini. (2) Frekuensi preeklampsia untuk tiap Negara berbeda- beda karena banyak factor yang mempengaruhinya, diantaranya jumlah primigravida, keadaan sosial 1

Lapsus PEB og.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lpsus og

Citation preview

Laporan Kasus

PENDAHULUAN

Preeklampsi merupakan salah satu kelainan dalam masa kehamilan yang cukup sering dan apabila tidak ditangani dengan baik dapat berlanjut menjadi preeklampsi berat, kemudian terjadi eklampsi dan akhirnya menimbulkan kematian. Oleh karena itu diagnosa dini kelainan ini sangat diperlukan, yaitu dengan cara pemeriksaan antenatal care yang baik. Penanganan preeklampsi sampai sekarang masih bersifat simptomatik karena penyebabnya yang masih belum diketahui secara pasti. Perlu ditekankan bahwa sindrom preeklampsia ringan dengan hipertensi, edem dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul preeklampsia berat dan eklampsia. Dengan pengetahuan ini jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan rutin sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia.(1) Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa penyakit ini lebih sering terjadi pada kehamilan pertama, kehamilan kembar dan kehamilan anggur. Semakin tua umur kehamilan makin tinggi frekuensi penyakit ini.(2) Frekuensi preeklampsia untuk tiap Negara berbeda-beda karena banyak factor yang mempengaruhinya, diantaranya jumlah primigravida, keadaan sosial ekonomi, perbedaan kriteria dalam penentuan diagnosis dan lain-lain.(3)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perubahan Haemodinamik pada kehamilan

Sirkulasi peredaran darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta dan uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula. Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologis dengan adanya hemodilusi. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%, dan puncaknya terjadi pada kehamilan 32 minggu. Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor zat asam. Walaupun terdapat peningkatan jumlah eritrosit secara keseluruhan, akan tetapi peningkatan jumlah plasma jauh lebih besar, sehingga kondisi akhir yang terjadi adalah anemia relatif. Jumlah leukosit meningkat, demikian juga jumlah trombosit. Segera setelah partus terjadi pula hemokonsentrasi, dengan puncak pada hari ke-3 dan 5 postpartum (1,2,3).Beberapa perubahan hemodinamik yang terjadi pada ibu hamil(2,3) :1. Cardiac output (Co)Sesudah 10 minggu kehamilan Co meningkat 1,0 1,5 L/menit yang disebabkan oleh peningkatan volume plasma serta penurunan resistensi vaskular dari uterus dan plasenta, dimana selama trimester ketiga kehamilan menerima 25% dari Co. Pada trimester kedua peningkatan Co ini dapat dipengaruhi dengan sangat nyata oleh posisi ibu. Pada posisi terlentang, kompresi pada vena kava akan dapat menurunkan Co sampai 30%, karena menurunnya Venous return dari ekstremitas bawah.2. Denyut JantungDenyut jantung akan meningkat 10-15 kali/mnt selama kehamilan, dan peningkatan ini mencapai tingkat maksimum pada trimester ke-3. perubahan denyut jantung ini harus dibedakan dari takikardia yang disebabkan hipovolemia.3. Tekanan darahPada trimester ke-2 akan terjadi penurunan tekanan darah sebanyak 5-15 mmHg dari tekanan sistolik dan diastolic. Tekanan darah mendekati normal kembali pada saat aterm.4. Tekanan VenaTekanan vena central (CPV) pada saat berbaring dapat berbeda selama kehamilan, tetapi reaksi penambahan volume adalah sama seperti wanita tidak hamil. Hipertensi vena pada ekstremitas bawah akan terjadi selama trimester ke-3.

B. Hipertensi Dalam Kehamilan Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam (tabel 1) (3,4,5) :1. Hipertensi karena kehamilan, jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama persalinan, dan/atau dalam 48 jam pascapersalinan. Ini lebih sering terjadi pada ibu dengan primigravida. Pataologi telah terjadi akibat implantasi sehingga timbul iskemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi.Resiko meningkat pada :- masa plasenta yang besar (gemeli, penyakit trofoblas)- diabetes mellitus- Isoimunisasi rhesus- Faktor herediter- masalah vascularHipertensi karena kehamilan dan preeklampsi ringan sering ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah. Prognosis menjadi lebih buruk dengan terdapatnya proteinuria. Edema sekarang tidak lagi menjadi suatu tanda yang sahih untuk preeklampsi.2. Hipertensi Kronik, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu

DiagnosisTekanan darahTanda lain

Hipertensi karena kehamilan

# Hipertensi

* Preeklampsia ringan# Preeklampsia berat

* Eklampsia

# Kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan Diastolik sampai 110 mmHg

* Idem# Tekanan diastolic > 110 mmHg

* Hipertensi

# Proteinuria (-)# kehamilan > 20 mgg

* Proteinuria 1+# Proteinuria 2+# Oliguria# Hiperfleksia# Ggn penglihatan# Nyeri epigastrium

* Kejang

Hipertensi Kronik# Hipertensi kronik* Superimposed pre-eclampsia# Hipertensi* Hipertensi kronik# kehamilan < 20 mgg* Proteinuria + tanda-tanda lain dari pre-eklampsia

C. PreeklamsiaPreeklampsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edem atau keduanya, yang terjadi akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatiformis yang luas pada vili korialis (6,7).Apabila hipertensi terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu tanpa adanya mola hidatidosa atau hipertensi yang menetap selama 6 minggu post partum maka masuk kedalam kategori hipertensi kronik.Penyakit ini dianggap sebagai suatu maladaption syndrome dengan akibat suatu vasospasme generalisata dengan segala akibat-akibatnya.Kenaikan tekanan darah dapat ditimbulkan oleh peningkatan curah jantung ataupun resistensi pembuluh darah sistemik. Curah jantung pada pasien hamil dengan preeklamsi tidak jauh berbeda dari curah jantung pada pasien hamil yang normal dalam trimester terakhir kehamilan. Di lain pihak, resistensi pembuluh darah sistemik telah terbukti dapat meningkat nyata. (7)Aliran darah ginjal dan tingkat filtrasi glomelurus (GFR) pada pasien dengan preeklamsi jauh lebih rendah daripada pasien dengan kehamilan normal pada periode kehamilan yang sebanding, terjadi spasme pembuluh darah disertai retensi garam dan air, protesinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriol sehingga terjadi perubahan pada glomerulus. Vasokonstriksi ginjal dan pengurangan GFR juga dapat menyebabkan oliguria (7,8).Resistensi pembuluh darah otak selalu tinggi pada pasien preeklamsi dan eklamsi. Pada pasien hipertensi tanpa kejang-kejang, aliran darah otak tetap dalam batas normal sebagai akibat fenomena autoregulasi (7).

D. EtiologiPenyebab terjadinya preeklampsia sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan penyebab kelainan ini sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai The Disease of Theory. Adapun teori tersebut antara lain (8) : a. Peran prostasiklin dan tromboksanPada preeklampsia dan eklampsia didapatkan adanya kerusakan endotel vascular sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktifitas penggumpalan dan fibrinolisis yang kemudia akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin III sehingga terjadi deposit fibrin. Aktifitas trombosit menyebabakan pelepasan tromboksan (TA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.b. Peran faktor imunologisPreeklampsia eklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan kadang tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Fierlie FM (1982) mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya sisitem imun pada penderita preeklampsia.1. Beberapa wanita dengan preeklampsia mempunyai kompleks imun pada serum2. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktifitas system komplemen pada preeklampsia dan eklampsia diikuti dengan proteinuria.

c. Peran faktor genetikBeberapa bukti yang menunjukan peran faktor genetic pada kejadian preeklampsia eklampsia antara lain : Preeklampsia hanya terjadi pada manusia Keturunan ibu penderita preeklampsia eklampsia memepunyai risiko lebih tinggi untuk menderita preeklampsia eklampsia

E. PatofisiologiPenyakit ini dianggap sebagai suatu maladaption syndrome dengan akibat suatu vasospasme generalisata dengan segala akibat-akibatnya (9,10).Kenaikan tekanan darah dapat ditimbulkan oleh peningkatan curah jantung ataupun resistensi pembuluh darah sistemik. Curah jantung pada pasien hamil dengan preeklamsi tidak jauh berbeda dari curah jantung pada pasien hamil yang normal dalam trimester terakhir kehamilan. Di lain pihak, resistensi pembuluh darah sistemik telah terbukti dapat meningkat nyata (9).Aliran darah ginjal dan tingkat filtrasi glomelurus (GFR) pada pasien dengan preeklamsi jauh lebih rendah daripada pasien dengan kehamilan normal pada periode kehamilan yang sebanding, terjadi spasme pembuluh darah disertai retensi garam dan air, proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriol sehingga terjadi perubahan pada glomerulus. Vasokonstriksi ginjal dan pengurangan GFR juga dapat menyebabkan oliguria (9,10).Resistensi pembuluh darah otak selalu tinggi pada pasien preeklamsi dan eklamsi. Pada pasien hipertensi tanpa kejang-kejang, aliran darah otak tetap dalam batas normal sebagai akibat fenomena autoregulasi (9).

F. DiagnosisDiagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga gejala, yaitu penambahan berat badan yang berlebihan, edem, hipertensidan proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg perminggu beberapa kali.edem terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Tekanan darah >140/90 mmHg atau tekanan sistolik >30 mmHg atau tekanan diastolik >15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolic pada trimester keduayang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat preeklampsia. Proteinuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 gr/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif yang menunjukan +1 atau +2 atau kadar protein >1 gr/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau urin porsi tengah, diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam (9).Diagnosis preeklampsi ringan ditegakkan bila (2) :-Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan sistole > 30 mmHg dan diastole > 15 mmHg,-Proteinuria 0,3 g/24 jam, dan-tanpa tanda tanda subyektif.Bila tekanan darah mencapai atau lebih dari 160/110 mmHg, maka preeklamsi disebut berat. Preeklamsi dimasukkan dalam kriteria berat pula walaupun tekanan darah belum mencapai 160/110 mmHg tetapi ditemukan gejala-gejala lain seperti (2,3) :-Tekanan darah sistol 160 mmHg atau diastol 110 mmHg-Proteinuria 5 gr/24 jam atau +4 dan +5 -Oliguria (< 400 ml per 24 jam)-Edema paru : nafas pendek, sianosis, rhonkhi +-nyeri epigastrium atau kuadaran atas kanan- Gangguan penglihatan : skotoma/ penglihatan berkabut- Nyeri kepala hebat, tidak berkurang dengan analgesic biasa- Hiperfleksia- Mata : Spasme arteriolar, edema, ablasio retina- Koagulasi: kaogulasi intravascular disseminate, sindrom HELLP-pertumbuhan janin yang terhambat - Otak : edema serebri Jantung : gagal jantungBila terdapat preeklampsia berat disertai salah satu atau beberapa gejala dari nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium dan kenaikan tekanan darah progresif, dikatakan pasien tersebut menderita impending eklampsia (7).Selain dengan pemeriksaan di atas, dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang, antara lain (7) :- Urin : protein, reduksi, bilirubin, sediment urin- Darah : trombosit, ureum, kreatinin, SGOT< LDH dan bilirubin - USG

G. Differensial Diagnosa (DD)Diagnosis banding antara preeklampsia dengan hipertensi menahun atau penyakit ginjal tidak jarang menemui kesukaran. Pada hipertensi menahun adanya tekanan darah yang meninggi sebelum hamil, pada kehamilan muda atau 6 bulan post partum akan sangat berguna untuk membuat diagosis. Pemeriksaan finduskopi juga berguna karena perdarahandan eksudat jarang ditemukan pada preeklampsia. Kelainan tersebut biasanya menunjukan hipertensi menahun. Proteinuria pada preeklampsia jarang timbul sebelum triwulan ke-3 sedangkan pada penyakit ginjal timbul lebih dulu (1). Hipertensi KronikJika tekanan darah sebelum kehamilan 20 mgg tidak diketahui, sulit membedakan antara preeklampsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian, tangani sebagai hipertensi karena kehamilan (2). Proteinuria (2) Sekret vagina atau cairan amnion dapat mengkontaminasi urin, sehingga terdapat proteinuria Kateterisasi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan infeksi Infeksi kandung kencing, anemia berat, payah jantung, partus lama juga dapat menyebabkan proteinuria Darah dalam urin, skistosomiassis, kontaminasi darah vagina dapat menghasilkan proteinuria positif palsu Kejang dan komaEklampsia harus di DD dengan epilepsi, malaria serebral, trauma kepala, penyakit serebro vascular, intoksikasi (alcohol, obat, racun), kelainan metabolisme (asidosis), meningitis, ensefalitis, enselofati, intoksikasi air, histeria, dan lain-lain (2).Berikut ini adalah skema jalur alir penilaian klinik untuk membedakan diagnosis preeklampsia berat dengan penyakit lainnya (10,11).

H. KomplikasiKompilkasi terberat pada preeklampsia adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu berupa kemunduran fungsi sejmlah organ dan sisitem yang kemungkinan sebagian besar terjadi akibat vasospasme, yaitu gagal ginjal, sindrom HELLP, eklampsia dan perdarahan otak (9).Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada janin berhubungan dengan terjadinya perubahan dalam perfusi darah uteroplasenta akut ataupun kronis yang bisa menyebabkan pertumbuhan janin intrauterine terhambat dan prematuritas (9).

I. Pencegahan Untuk pencegahan yang lebih perlu adalah deteksi dini dan penanganan cepat-tepat. Kasus harus ditindaklanjuti secara regular dan diberi penerangan yang jelas bilamana harus kembali ke pelayanan kesehatan. Dalam rencana pendidikan keluarga (suami, orang tua, mertua, dll) harus dilibatkan sejak awal (1,2).Pembatasan kalori, cairan, dan diet rendah garam tidak dapat mencegah hipertensi karena kehamilan, malah dapat membahayakan janin. Manfaat aspirin, kalsium, dan lain-lain dalam mencegah hipertensi karena kehamilan belum terbukti. Dan pemasukan cairan yang terlalu banyak mengakibatkan edema paru (2,3).Pencegahan preeklampsia sepertinya tidak mungkin karena faktor penyebabnya belum diketahui sampai sekarang. Meskipun demikian janin dari ibu preeklampsia sebaiknya dikeluarkan saat hipertensi ibu terkontrol dengan baik, pengaturan aktifitas dan penambahan berat badan dan antenatal care dan post natal care yang optimal merupakan tindakan yang dapat mencegah terjadinya preeklampsia (10).Pemeriksaaan antenatal care yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda preeklampsia dan dalam hal ini harus dilakukan penanganan yang semestinya. Pemberian aspirin dosis rendah (75 mg) telah dievaluasi secara luas sebagai obat mencegah preeklampsia. Baru-baru ini antioksidan dosis tinggi, vitamin C 1000 mg dan vitamin E 400 IU, juga telah sukses digunakan dalam mengurangi preeklampsia lebih dari 50%. Diet tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat dan garam serta penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan (1).

J. PenatalaksanaanPengobatan hanya dapat dilakukan secara simptomatis karena etiologi dan faktor-faktor penyebab dari preeklamsi belum diketahui. Tujuan utama penanganan penyakit ini adalah : (1) mencegah terjadinya preeklamsi berat, (2) melahirkan janin hidup, (3) melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya (1,2,3).1. Rawat jalan Perbanyak istirahat (berbaring atau tidur miring). Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga meningkat, tekanan pada vena ektremitas bawah menurun dan resorbsi cairan di aderah ini akan meningkat, selain itu juga mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar.-Diit biasa- Tidak perlu diberi obat-obatan- Pemeriksaan kehamilan. Dilakukan pemeriksaan penilaian janin pada kehamilan 30 minggu dan diulangi sekurang-kurangnya setiap 2 minggu, antara lain: USG dan NST (Non Stress Test) Pemeriksaan laboratorium (Hb, asam urat, trombosit) Roborantia (vitamin kombinasi)2. Rawat inapIndikasi untuk merawat pasien preeklamsi di Rumah Sakit adalah :- tekanan darah sistol 140 mmHg, tekanan diastol > 90 mmHg- Proteinuria > +1- Kanaikan berat badan 1,5 kg dalam seminggu yang berulang.- Penambahan edema yang berlebihan secara tiba-tiba.Selama perawatan di Rumah Sakit dilakukan pengobatan dan evaluasi, antara lain:- tirah baring total- periksa tekanan darah, air kencing, berat badan dan cari edema terutama di daerah sakral- balans cairan ditentukan tiap hari- pemeriksaa laboratorium ( Hb, asam urat, trombosit, fungsi ginjal dan hepar, urin lengkap)- penilaian kesejahteraan janin- penderita diberitahukan untuk segera memberitahukan jika ada sakit kepala, mual, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan.Penatalaksanaan untuk preeklampsia berat dapat dibagi atas 2 hal yaitu (6) :a. Perawatan konservatif Indikasi perawatan konservatif1. Kehamilan 37 minggu- Adanya impending eklampsia- Perawatan konservatif gagal - 6 jam setelah pengobatan medicinal terjadi kenaikan tekanan darah - 24 jam setelah pengobatan medicinal gejala tidak berubah Janin- Adanya tanda-tanda gawat janin- Adanya pertumbuhan janin terhambat dalam rahim- Laboratorik- Adanya sindrom HELLP Pengobatan medicinal- Segera masuk rumah sakit- Tirah baring miring ke sisi kiri- Infus D5 : RL = 2 : 1- Antasida- Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam- Obat-obatan anti kejang : Dosis awal 8 gram MgSO4 40% : 4 gram bokong kanan dan 4 gram bokong kiri IM Dosis ulangan tiap 4 jam : 4 gram MgSO4 40% IMSyarat-syarat pemberian MgSO4 :- Tersedia kalsium glukonas 1 gram, 10 ml 10%- Refleks patella (+) kuat- Pernapasan > 16x/menit, tanpa tanda-tanda distress pernapasan- Produksi urin > 100 ml dalam 4 jam sebelumnyaDihentikan bila : - Adanya tanda-tanda intoksikasi - Setelah 24 jam paska persalinan- 6 jam paska persalinan normotensifK. PrognosisPada umumnya baik dengan penatalaksanaan yang tepat. Wanita yang mengalami preeklampsia selama kehamilannya mempunyai resiko yang tinggi untuk serangan ulangan pada kehamilan berikutnya. Resiko meninkat 50% pada wanita yang mengalami preeklampsia pada usia kehamilan muda (sebelum minggu ke-27).

LAPORAN KASUS

I. IDENTITASNama: Ny. AUmur: 18 tahunGolongan darah: OPekerjaan: Ibu rumah tanggaAgama: Islam Pendidikan : SMPAlamat: Danau salakMRS tanggal: 10 Juni 2005, Pukul 09.00 witaII. ANAMNESA1. Keluhan Utama : Ingin melahirkan2. Riwayat Penyakit SekarangPasien mengeluhkan kencang-kencang sejak mulai jam 21.00. Kencang-kencang dirasakan terus menerus. Keluar air-air (-). Keluar lendir darah jam 06.00. Pasien juga mengeluhkan kedua kaki bengkak sudah 1 bulan. Pasien ANC rutin di puskesmas dan ANC di RS Danau Salak (dr Diana) dengan diagnosis gestasional hipertensi +G1P0A0+aterm+pro induksi+pro nst.3. Riwayat ObstetriG1P0A0I. 2015/hamil ini 4. Riwayat haid Menarche : pada umur 14 tahun Lama menstruasi: 6 hari Siklus haid : teraturHari pertama haid terakhir (HPHT): 20-10-2014Umur kehamilan (UK): 33-34 mingguTaksiran Persalinan (TP): 27-7-20155. Riwayat PerkawinanKawin 1 kali, lamanya perkawinan 1 tahun 6. Riwayat Penyakit dahuluTidak ada riwayat penyakit hipertensi, asma, DM maupun penyakit jantung. Penyakit-penyakit operasi terdahulu tidak ada.7. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada riwayat penyakit hipertensi, asma, DM maupun penyakit jantung.

III. PEMERIKSAAN FISIKA. Pemeriksaan Umum1. Keadaan umum: baik2. Kesadaran: kompos mentis3. Tanda vitalTekanan darah : 150/90 mmHgSuhu: 36,6o CNadi: 88 kali/menitPernapasan: 22 kali/menitKulit : tidak pucat5. Kepala dan leher: mata; konjungtiva tidak anemis, lain-lain dalam batas normal6. Dada: paru dan jantung dalam batas normal7. Ekstremitas: ekstremitas bawah edem (+/+)B. Pemeriksaan Obstetri1. Inspeksi : perut tampak membuncit, asimetris2. Palpasi Leopold I : FU 3 jari dibawah processus xypoideus, TFU 35 cm Leopold II : memanjang punggung kanan Leopold III: presentasi kepala Leopold IV : sudah masuk PAP3. HIS: 1x10 204. TBJ: 3720 g5. DJJ: 137 kali/menit6. VT: pembukaan 2cm, porsio tebal lunak, Ket (+), STLD (+), H1

C. Pemeriksaan Bantu 10/06/2015Darah rutin :WBC : 12.10 (103/ uL)HGB : 12.4 (g/dl) HCT: 34.6 (%) RBC: 3.26 (106/uL) PLT : 205 (103/uL) Kimia darah : Gula sewaktu : 78 mg/dL SGPT: 17 U/L SGOT : 8 U/L Urea : 19 mg/dL Kreatinin: 0,5 mg/DlUrinalisa : protein urin (+2)D. DiagnosisG1P0A0 H 33-34 minggu +JTHIU+Preskep+Inpartu kala I fase laten +TBJ 3720 gr +PEB E. PenatalaksanaanSikap : - NST -pasang infus RL- pasang kateter Inj Ceftriaxon 2x1 Laboratorium lengkap Nifedipine 1x10 mgHasil konsul dengan konsulen :- induksi gastrul pervagina/6 jam - Monitoring Vital sign/His/DJJ. - Nifedipine bila TD >160/100

G. Laporan PartusJam 14.00 masuk misoprostol I pro evaluasi jam 20.00.Jam 20.00 (VT pembukaan lengkap/Ket +/H2/STLD + ) = Pindah vkJam 20.10 : ketuban pecah sendiri (bening)= ibu ingin mengedan, pimpin persalinan.Jam 21.15 : Lahir Bayi Laki2/3100/50cm/Spt Bk/ AS 8-9-10/nu (+)/kelainan kongenital (-).Jam 21.30 : Lahir plasnta lengkap dengan selaputnya, episiotomi, hecting jelujur catgut/Kontraksi uterus baik/Perdarahan Kala III/IV 250 cc

H. Laporan Keadaan BayiRiwayat obstetrik ibu: G1P0A0Tanggal lahir : 10 Juni 2015Jenis kelamin : Laki-LakiCara lahir: Spt-BkApgar: 8,9,10 (segera menangis)Penolong: DM dan BidanBBL: 3100 gramPBL: 50 cmSuhu: 36,5oC

1

F. Follow Up

NoTanggalPukulSubjektif (S)Objektif (O)Penilaian (A)Rencana (P)Hasil Konsul

1.11/6/1506.00Kel (-)TD :140/80N : 86 x/mRR : 22T : 36,5P2A0 PP Spt-Bk (H1) + PEB IVFD RL 20 tpmPo : As. Mafenamat 3x1Clanexi 3x1-

2.12/6/1505.45Kel (-)TD : 130/80N : 78 x/mRR : 20T : 36.8P2A0 PP spt-BK (H1) + PEBPO : As.mafenamat 3x1Clanexi 3x1Pasien boleh pulang hari ini

DISKUSI

Pre-eklamsia adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan edem pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Pre-eklamsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda/gejala dibawah ini ditemukan (1) :1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih2. Proteinuria 5 gram atau lebih dalam 24 jam, +3 atau +4 pada pemeriksaan kualitatif3. Oliguria ( < 400 ml dalam 24 jam)4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di epigastrium.5. Edema paru atau sianosisPada kasus ini pasien dengan usia kehamilan 33-34 minggu datang dengan keluhan Pasien mengeluhkan kencang-kencang sejak 13 jam SMRS. Kencang-kencang dirasakan terus menerus. Keluar air-air (-). Keluar lendir darah sejak 3 jam SMRS. Pasien juga mengeluhkan kedua kaki bengkak sejak 1 bulan yang lalu. Pasien ANC rutin di puskesmas dan ANC di RS Danau Salak (dr Diana) dengan diagnosis gestasional hipertensi +G1P0A0+h 33-34 minggu + pro induksi + pro nst. Pasien mengaku pada umur kehamilan awal juga mendapatkan tekanan darah meninggi, padahal sebelum kehamilan normal-normal saja. Diagnosis pasien adalah preeklampsia berat melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik yang menyatakan bahwa mulai awal kehamilan tekanan darah meninggi dan saat diperiksa sebesar 150/90 mmHg serta adanya bengkak pada kedua kaki dan didapatkan protein urin +2. Peningkatan tekanan darah selama kehamilan yang dapat menyebabkan preeklampsia dikarenakan peningkatan tekanan perifer untuk perbaikan oksigenasi jaringan dan juga peningkatan cairan ekstraseluler yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan arteri. Pasien datang ke rumah sakit dengan ada tanda-tanda inpartu yaitu dari pemeriksaan vt didapatkan pembukaan 2cm, porsio tebal lunak, Ket (+), STLD (+), H1, his 1x20 10 dengan umur kehamilan 33-34 minggu. Taksiran berat janin 3720 gram dengan denyut jantung janin 140 kali/menit serta janin tunggal hidup intra uterin dengan presentasi kepala. Dari keadaan ini maka pada pasien ini dilakukan penatalaksanaan konservatif karena usia kehamilan < 36 minggu.Pada kasus ini dilakukan pemasangan infus dan kateterisasi serta nifedipin 1 x 10 mg/hr sebagai antihipertensi, pemeriksaan laboratorium lengkap serta observasi tanda-tanda impending eklamsia. Kemudian konsul dengan dokter konsulen diberikan induksi gastrul pervagina/6 jam, monitoring Vital sign/His/DJJ dan Nifedipine bila TD >160/100.Setelah diobservasi kira-kira 6 jam pada jam 20.00 didapatkan (VT pembukaan lengkap/Ket +/H2/STLD + ) kemudian pasien dipindahkan ke vk, pada jam 20.10 ketuban pecah sendiri (bening) dan ibu ingin mengedan. Pada jam 21.15 Lahir Bayi Laki2/3100/50cm/Spt Bk/ AS 8-9-10/anus (+)/kelainan kongenital (-). Dan jam 21.30 : Lahir plasnta lengkap dengan selaputnya, episiotomi, hecting jelujur catgut/Kontraksi uterus baik/Perdarahan Kala III/IV 250 cc Pada tanggal 11 Juni 2015 pasien diberikan terapi berupa cairan infus RL dan obat oral asam mafenamat 3x1 tab, clanexi 3x1 tab dan nifedipine 3x10 mg bila TD> 160 mmHg. Tensi pasien pada tanggal 11 Juni 140/90 sehingga nifedipin tidak diberikan. Pada tanggal 12 Juni 2015 kondisi pasien membaik, keluhan tidak ada, tensi 130/80 dan pasien diperbolehkan pulang.

PENUTUP

Telah dilaporkan sebuah kasus atas nama Ny. A umur 18 tahun, hamil 33-34 minggu, datang sendiri dengan keluhan ingin melahirkan. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis G1P0A0 H 33-34 minggu,Inpartu Kala I fase laten janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala dengan Preeklamsia Berat (PEB). Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu perawatan konservatif melalui pengobatan medicinal dan obstetrik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, H (editor). Preeklampsia dan Eklampsia. Dalam : Ilmu Kandungan edisi 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo, Jakarta, 1999: 281-300.

2. Saifuddin AB et al. Hipertensi pada Kehamilan, Nyeri Kepala, Gangguan Penglihatan, Kejang. Dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal edisi 2. Jakarta : JNPKKR-POGI : 2001: 207-217.

3. Djoko Widodo. Penatalaksanaan Hipertensi dalam Kehamilan. Dalam :MKI. April 2004.

4. Anonymous. Preeclamsia: Diagnosis, Treatment and Control. Geneva. WHO 1997

5. Josopawino M et al. Hipertensi pada Kehamilan Preeklampsia dan Eklampsia. Dalam Catatan Kuliah Obstetri dan Ginekologi FKUI, Jakarta.

6. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD Ulin-FK Unlam Banjarmasin 2004 :17-29.

7. Cunnungham, F.Gary, et al. Hipertensi Dalam Kehamilan. Dalam William Obstetri edisi 18. EGC, Jakarta, 1995: 773-801.

8. Sudhaberata K. Penanganan Preeklampsia Berat dan Eklampsia. Dalam Cermin Dunia Kedokteran No.133 Jakarta 2001: 27-31.

9. Jenkins, M. Pre-eclampsia. eMedicine 2004. Available from www.emedicine.com

10. Mochtar R, Toksemia Gravidarum. Dalam : Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2. Jakarta, EGC 1998 : 198-208.

11. Mansjoer A. et al. Preeklampsia dan Eklampsia. Dalam Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 1. Jakarta, Media Aesculapius, FKUI, 1999 : 270-273.