20
BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion juga disebut sebagai lipogranuloma kelenjar meibom. Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bila mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. 1,2,3,4 B. Etiologi Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari 1

Lapsus Kalazion

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mata

Citation preview

BAB ITINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiKalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion juga disebut sebagai lipogranuloma kelenjar meibom. Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bila mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.1,2,3,4

B. EtiologiKalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion disebabkan oleh minyak dalam kelenjar terlalu pekat untuk mengalir keluar kelenjar atau saluran kelenjar minyak yang tersumbat. Oleh karena tidak dapat mengalir keluar, produksi minyak tertimbun di dalam kelenjar dan membentuk tembel di palpebra. Kelenjar dapat pecah, mengeluarkan minyak ke jaringan palpebra sehingga menyebabkan inflamasi dan kadang-kadang jaringan parut. Kalazion dihubungkan dengan disfungsi kelenjar sebasea dan obstruksi di kulit (seperti komedo, wajah berminyak). Juga mungkin terdapat akne rosasea berupa kemerahan pada wajah (facial erythema), teleangiektasis dan spider nevi pada pipi, hidung, dan kulit palpebra.5,6,7

C. Faktor Resiko:5,6,7 Belum diketahui dengan pasti faktor resiko apa yang menyebabkan terjadinya kalazion Hygiene palpebra yang buruk mungkin dapat dihubungkan dengan kalazion meskipun perannya masih perlu dibuktikan. Stres juga sering dihubungkan dengan kalazion namun stres belum dibuktikan sebagai penyebab dan mekanisme stress dalam menyebabkan kalazion belum diketahui. Faktor makanan seperti susu, coklat, seafood dan telur mungkin berperan

D. PatogenesisNodul kalazion terdiri dari berbagai jenis sel imun yang responsif terhadap steroid, termasuk makrofag jaringan ikat yang dikenal sebagai histiosit, sel-sel raksasa multinukleat, sel plasma, leukosit PMN, dan eosinofil.5,7Kalazion mungkin merupakan agregasi sisa sel-sel inflamasi setelah infeksi kelopak mata seperti hordeolum dan selulitis preseptal, atau mungkin berkembang dari retensi sekresi kelenjar Meibom.5,7Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.5,7Kalazion terjadi pada semua umur; sementara pada umur yang ekstrim sangat jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal terhadap sekresi sabaseous dan viskositas mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.5,7

E. Gejala Klinis

Gambar 1. Kalazion di palpebra superior5

Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.1,2,3,4,5,6,7Awalnya, pasien datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada palpebra baru-baru ini, diikuti dengan peradangan akut (misalnya merah, pembengkakan, perlunakan). Setelah beberapa hari, gejala-gejala awal hilang, tanpa rasa sakit, tumbuh lambat, benjolan tegas dalam kelopak mata. Kulit di atas benjolan dapat digerakkan secara longgar. Seringkali terdapat riwayat keluhan yang sama pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki kecenderungan kambuh pada individu-individu tertentu.4,5,7Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah kelenjar Meibom terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior. Penebalan dari saluran kelenjar Meibom juga dapat menimbulkan disfungsi dari kelenjar Meibom. Kondisi ini tampak dengan penekanan pada kelopak mata yang akan menyebabkan keluarnya cairan putih seperti pasta gigi, yang seharusnya hanya sejumlah kecil cairan jernih berminyak.4,5,7,8Gejala yang mungkin dirasakan pasien dengan kalazion adalah sebagai berikut:7 Pembengkakan di kelopak mata Kekakuan pada kelopak mata Sensitivitas terhadap cahaya Peningkatan keluarnya air mata Berat dari kelopak mata Rasa seperti mengantuk.F. DiagnosisDari anamnese diriwayatkan pembesaran dari waktu ke waktu, dan mungkin ada riwayat infeksi pada kelopak mata yg nyeri sebelum terbentuk kalazion, tapi ini tidak selalu terjadi.7,8Pemeriksaan yang dilakukan meliputi tes penglihatan masing-masing mata dan inspeksi muka, palpebra, dan mata itu sendiri. Sebagai tambahan dalam memeriksa kulit palpebra, dokter mata juga akan melihat bagian dalam palpebra superior jika tembel ada di palpebra superior.7,8,9Temuan klinis dan respon terhadap terapi pada pasien kalazion biasanya spesifik. Materi yang diperoleh dari kalazion menunjukkan campuran sel-sel inflamasi akut dan kronik. N. Analisis lipid memberikan hasil asam lemak dengan rantai karbon panjang. Kultur bakteri biasanya negatif, tapi Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus, atau organisme komensal kulit lainnya bisa ditemukan. Propionibacterium acnes mungkin ada di dalam isi kelenjar Pencitraan fotografik infra merah dari kelenjar Meibom dapat menunjukkan dilatasi abnormal yang tampak pada permukaan tarsal palpebra yang dieversi. Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsy/histopatologis.4,7,8Jika kalazion sering berulang disebabkan terutama karena kurang menjaga kebersihan yang kurang atau bersamaan dengan blepharitis . Drainase yang tidak adekuat pada saat melakukan insisi dan kuretase dapat menyebabkan kekambuhan lokal. Bila terjadi kalazion berulang beberapa kali terutama yang terjadi di tempat yang sama meskipun telah dilakukan drainase dengan baik sebelumnya, harus dipertimbangkan adanya suatu keganasan dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik karena adanya kemungkinan benjolan tersebut merupakan suatu keganasan misalnya karsinoma sel basal, karsinoma kelenjar sebasea, atau adenokarsinoma. Karsinoma sel basal adalah keganasan pada palpebra yang paling sering dijumpai. 90% keganasan dari karsinoma pada palpebra merupakan karsinoma sel basal. Karsinoma sel basal mempunyai presileksi pada palpebra inferior dan kantus medialis. Karsinoma kelenjar sebasea merupakan bisa menunjukkan gambaran klinis berspektrum luas biasanya berbentuk nodul yang kecil, keras seperti kalazion. Sering kelihatan seperti kalazion yang tidak khas atau berulang, menunjukkan konsistensi yang kenyal. Karsinoma Kelenjar sebasea adalah keganasan kedua terbanyak pada palpebra.2,3,5,7Adenokarsinoma merupakan keganasan yang terjadi baik berasal dari kelenjar meibom ataupun zeis. Bentuknya mirip dengan kalazion. Benjolan yang keras, tidak nyeri, bengkak, dan tidak terfiksasi pada kulit akan tetapi pada jaringan yang ada dibawahnya.7

G. Diagnosis BandingKalazion dapat didiganosis banding dengan:3,6,7 Hordeolum Abses palpebra Meibomianitis Keganasan Granuloma Piogenik

H. Penatalaksanaana. Non medika mentosaKompres hangat dengan cara menempelkan handuk basah oleh air hangat selama lima sampai sepuluh menit. Kompres hangat dilakukan empat kali sehari untuk mengurangi pembengkakan dan memudahkan drainase kelenjar. Meskipun handuk dan air harus bersih, namun tidak perlu steril. Selain itu, pasien juga bisa memijat dengan lembut area kalazion beberapa kali sehari. Namun, kalazion tidak boleh digaruk.4,5,7,8,9Jika kalazion menimbulkan gejala yang berat atau tidak sembuh setelah berminggu-minggu, mungkin diperlukan operasi. Jika pembengkakan tidak berakhir dalam beberapa minggu atau muncul gejala penglihatan kabur, dokter mata akan menyarankan operasi untuk mengangkat kalazion. Jika penampilan kalazion mengganggu pasien, operasi juga akan menjadi indikasi.2,3,4,7b. Medikamentosa3,4,7 Obat tetes mata atau salep mata jika infeksi diperkirakan sebagai penyebabnya. Injeksi steroid ke dalam kalazion untuk mengurangi inflamasi, jika tidak ada bukti infeksi Steroid menghentikan inflamasi dan sering menyebabkan regresi dari kalazion dalam beberapa minggu kemudian. Injeksi 0,2 2 ml triamsinolon 5 mg/ml secara langsung ke pusat kalazion, injeksi kedua mungkin diperlukan. Komplikasi dari penyuntikan steroid meliputi hipopigmentasion, atropi, dan potensial infeksi.

Eksisi kalazion:3,7 Jika perlu, buatlah insisi vertikal pada permukaan konjungtiva palpebra. Untuk kalazion yang kecil, lakukan kuretase pada granuloma inflamasi pada kelopak mata. Untuk kalazion yang besar, iris granuloma untuk dibuang seluruhnya Cauter atau pembuangan kelenjar meibom (yang biasa dilakukan) Untuk kalazion yang menonjol ke kulit, insisi permukaan kulit secara horisontal lebih sering dilakukan daripada lewat konjungtiva untuk pembuangan seluruh jaringan yang mengalami inflamasi.

Eskokleasi Kalazion3,7 Terlebih dahulu mata ditetes dengan anestesi topikal pentokain. Obat anestesia infiltratif disuntikkan di bawah kulit di depan kalazion. Kalazion dijepit dengan kelem kalazion dan kemudian klem dibalik sehingga konjungitva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata.

I. KomplikasiRusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.5,7,8

J. PrognosisTerapi bisanya berhasil dengan baik. Jika lesi baru sering terjadi, drainage yang kurang adekuat mungkin mengikatkan lokal rekurensi ini. Kalazion yang tidak diobati kadang-kadang terdrainase secara spontan, namun biasanya lebih sering persisten menjadi inflamasi akut intermitten.1,2,3,4,7Bila terjadi kalazion berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindari kesalahan diagnosis dengan kemungkinan keganasan.1,2,3,7

BAB IILAPORAN KASUS

A. IDENTITASNama : Tn. AUmur : 18 tahunJenis Kelamin : Laki-LakiAlamat : Aspol TantuiAgama : IslamPekerjaan : -Nomor Register: 07 95 27 Waktu Pemeriksaan : 27 Mei 2015Ruang Pemeriksaan :Poliklinik Mata RSUD Dr. M. Haulussy Ambon

B. ANAMNESIS (Autoanamnesis, tanggal 27 Mei 2015)1. Keluhan utama :Benjolan pada kelopak atas mata kiri2. Anamnesis terpimpin :Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada kelopak atas mata kiri. Keluhan ini dialami sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan yang timbul tidak disertai nyeri dan nyeri tekan. Benjolan yang timbul awalnya di kelopak atas kemudian diikuti benjolan dibawahnya. Awalnya benjolan kecil hingga kemudian menjadi seperti sekarang. Penurunan penglihatan (-), riwayat demam (-). 3. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada4. Riwayat keluarga : Tidak ada.5. Riwayat penyakit sistemik : Tidak ada6. Riwayat sosial : Tidak ada orang di lingkungan sekitar pasien yang mengalami keluhan yang sama.7. Riwayat pemakaian kacamata : Tidak ada.

C. PEMERIKSAAN FISIK1. Status GeneralisKesadaran: Compos Mentis (GCS : E4V5M6)Tekanan darah: 120/90 mmHgNadi: 60 x/menitRespirasi: 22 x/menitSuhu: 36,7 oC

2. Status Oftalmologia. Visus ODS : 6/6b. Segmen anterior ODS : dengan pen lightODSegmen AnteriorBola MataOS

Edema (-), blefarospasme (-), eritema (-), ektropion (-), entropion (-), sekret (-), hematom (-)PalpebraBenjolan pada palpebra superior bagian medial, dengan diameter 0,5 cm, mobile, berwarna sedikit keputihan, konsistensi keras, hiperemis (-), nyeri tekan (-), edema (-), pseudoptosis (-), sikatriks (-).Benjolan pada kelopak mata bawah bagian medial, dengan diameter 0,3 cm, konsistensi keras, hiperemis (-), nyeri tekan (-).

Kemosis (-), subconjunctival bleeding (-), hiperemis (-), anemis(-), pterigium (-), injeksi konjungtiva (-)KonjungtivaKemosis (-), Subconjunctival bleeding (-), hiperemis(-), anemis(-), pterigium (-), injeksi konjungtiva (-)

Jernih, infiltrat (-), arcus senilis (-), edema (-), ulkus (-)KorneaJernih, Infiltrat (-), arcus sinilis (-), edema (-), ulkus (-)

Dalam, hipopion (-), hifema (-)Bilik Mata DepanDalam, hipopion (-), hifema (-)

Warna coklat tua, radier, sinekia (-)IrisWarna coklat tua, radier, sinekia(-)

Bulat, 3 mmPupilBulat, 3 mm

JernihLensaJernih

BenjolanGambar Skematik

Benjolan

c. Tekanan intra okuli: tidak diperiksa

d. Pergerakan Bola Mata : Pergerakan ODS normal (bisa ke segala arah).

e. Funduskopi : tidak dilakukan

D. Pemeriksaan PenunjangFoto pasien:

E. Diagnosis KerjaOS Kalazion

F. Diagnosis Banding Hordeolum Meibomianitis

G. Perencanaan1. Diagnosa : Tidak ada rencana pemeriksaan untuk menunjang diagnosis2. Terapi (tata laksana) : Kompres hangat Ekstirpasi kalazion3. Monitoring Keluhan Visus4. Edukasi Penjelasan mengenai kondisi mata pasien saat ini Tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien PrognosisH. PrognosisQuo ad Vitam (OS): BonamQuo ad Visam (OS): dubia ad BonamQuo ad Sanasionam (OS): dubia ad Bonam

14