of 37 /37
7/23/2019 Lapsus Iza http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-iza 1/37 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah  pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan dan  bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan maka mayoritas kemungkinan terjadinya fraktur adalah akibat kecelakaan lalu lintas. Sementara trauma – trauma lain yang dapat mengakibatkan fraktur adalah  jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, dan cedera olah raga. Batang femur dapat mengalami fraktur oleh trauma langsung, puntiran (twisting ), atau pukulan pada bagian depan lutut yang berada dalam posisi fleksi pada kecelakaan jalan raya. Femur merupakan tulang terbesar dalam tubuh dan batang femur pada orang deasa sangat kuat. Dengan demikian, trauma langsung yang keras, seperti yang dapat dialami pada kecelakaan automobil, diperlukan untuk menimbulkan fraktur batang femur. !erdarahan interna yang masif dapat menimbulkan renjatan berat. Fraktur bukan hanya persoalan terputusnya kontinuitas tulang dan  bagaimana mengatasinya, akan tetapi harus ditinjau secara keseluruhan dan harus diatasi secara simultan. "arus dilihat apa yang terjadi secara menyeluruh, bagaimana, jenis penyebabnya, apakah ada kerusakan kulit,  pembuluh darah, syaraf, dan harus diperhatikan lokasi kejadian, aktu terjadinya agar dalam mengambil tindakan dapat dihasilkan sesuatu yang optimal. 1.2 Rumusan Masalah #. $pa saja etiologi dari malunion fraktur femur% &. Bagaimana patogenesis dari malunion femur% '. !emeriksaan fisik apa saja untuk identifikasi malunion fraktuf femur% . $pa dasar diagnosis dari malunion fraktur femur% #

Lapsus Iza

Embed Size (px)

Text of Lapsus Iza

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    1/37

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dengan semakin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah

    pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan dan

    bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan maka mayoritas

    kemungkinan terjadinya fraktur adalah akibat kecelakaan lalu lintas.

    Sementara trauma trauma lain yang dapat mengakibatkan fraktur adalah

    jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, dan cedera olah raga.

    Batang femur dapat mengalami fraktur oleh trauma langsung, puntiran

    (twisting), atau pukulan pada bagian depan lutut yang berada dalam posisi

    fleksi pada kecelakaan jalan raya. Femur merupakan tulang terbesar dalam

    tubuh dan batang femur pada orang deasa sangat kuat. Dengan demikian,

    trauma langsung yang keras, seperti yang dapat dialami pada kecelakaan

    automobil, diperlukan untuk menimbulkan fraktur batang femur. !erdarahan

    interna yang masif dapat menimbulkan renjatan berat.

    Fraktur bukan hanya persoalan terputusnya kontinuitas tulang dan

    bagaimana mengatasinya, akan tetapi harus ditinjau secara keseluruhan danharus diatasi secara simultan. "arus dilihat apa yang terjadi secara

    menyeluruh, bagaimana, jenis penyebabnya, apakah ada kerusakan kulit,

    pembuluh darah, syaraf, dan harus diperhatikan lokasi kejadian, aktu

    terjadinya agar dalam mengambil tindakan dapat dihasilkan sesuatu yang

    optimal.

    1.2 Rumusan Masalah

    #. $pa saja etiologi dari malunion fraktur femur%

    &. Bagaimana patogenesis dari malunion femur%

    '. !emeriksaan fisik apa saja untuk identifikasi malunion fraktuf femur%

    . $pa dasar diagnosis dari malunion fraktur femur%

    #

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    2/37

    . Bagaimana penatalaksanaan malunion fraktur femur%

    1.3 Tujuan

    #. *engetahui etiologi dari malunion fraktur femur

    &. *emahami patogenesis dari malunion fraktur femur

    '. *emahami pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk identifikasi malunion

    fraktur femur

    . *engetahui dasar diagnosis dari malunion femur

    . *engetahui penatalaksanaan malunion fraktur femur

    1. Man!aat

    #. *enambah aasan mengenai penyakit bedah khususnya tentang

    malunion fraktur.

    &. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti

    kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit bedah ortopedi.

    &

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    3/37

    BAB II

    LAP"RAN #A$U$

    II.1 IDENTITA$ PA$IEN

    +ama -n. $

    mur '/ tahun

    $lamat 0ukur 1ondang21rati, !asuruan

    !ekerjaan Sasta

    $gama 3slam

    Status Belum menikah

    +o 0* &425264-anggal masuk 5 Desember &/#

    !emeriksaan # Desember &/#

    II.2 ANAMNE$I$

    $namnesis dilakukan pada tanggal # Desember &/# di 7uangan *elati Bedah

    pukul /6.// 83B secara autoanamnesis dan heteroanamnesis (ibu pasien)

    #eluhan utama %

    !incang saat berjalan

    R&'a(at Pen(ak&t $ekarang

    !asien laki2laki usia '/ tahun datang ke !oli 9rtopedi 7SD Bangil dengan

    keluhan pincang saat berjalan dan nyeri pada kaki kirinya sejak satu tahun yang lalu

    post :;; (tidak didapat jejas dan tidak diobati). +yeri dirasa terutama jika ingin

    diluruskan setelah ditekuk lama, pasien juga merasa kaki kirinya lebih pendek dari

    pada kaki kanan, tidak ada jejas.

    Satu tahun yang lalu pasien :;;, sehari setelah kecelakaan pasien dibaa

    ke sangkal putung oleh keluarganya namun tidak membaik (tiduran), # minggu

    setelah kecelakaan pasien berinisiatif sendiri membaa ke bagian 7adiologi 7S

    !urut untuk difoto (hasilnya terdapat patah tulang pada paha kirinya). -api pasien

    '

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    4/37

    tetap tidak membaanya ke dokter, melainkan ke sangkal putung (&

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    5/37

    pupil isokor ' mm=' mm

    reflek pupil (?=?)

    f. "idung

    napas cuping hidung (2)

    obstruksi (2)

    g. *ulut

    sianosis (2)

    !ursed lips2breathing (2)

    h. -elinga

    Sekret (2=2)

    Serumen (2=2)

    ;aserasi (2=2)

    i. ;eher

    !ergerakan otot bantu pernafasan (2=2)

    j. -horaks

    #) !ulmo 3 simetris

    !a fremitus kanan @ kiri

    !e sonor seluruh lapangan paru

    $u Suara dasar >esikuler, ronki 2=2, heeAing=2

    &) 0or 3 ictus cordis tak tampak

    !a ictus cordis teraba pada S30 & cm media

    linea *idcla>ikularis Sinistra

    !e konfigurasi jantung dalam batas normal

    $u Suara jantung 3233 murni, bising (2), gallop (2).

    k. $bdomen 3 datar,

    $u bising usus (?) normal

    !e timpani

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    6/37

    !a supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan

    (2), defans muskuler (2)

    l. Ckstremitas

    7egio Femoralis sinistra

    ;ook skeletal traksi ?

    Cdem ?

    shortening deformity ?

    jejas 2

    Feel -enderness ? +euro>ascular distal baik

    07- &E

    Sensibilitas baik

    -rue leg ;ength (-;;) deement

    PLANNIN/ DIA/N"$I$

    D;

    Foto femur sinistra $! ;ateral

    Foto genu sinistra $! ;ateral

    II. PEMERI#$AAN PENUN0AN/

    #. !emeriksaan Darah ;engkap tanggal 5 Desember &/#

    N" PEMERI#$AAN HA$IL NILAI N"RMAL

    # ;ekosit 4.5# '.52 #/.6

    & Critrosit , .2.

    ' "emoglobin #,' #'.&2#4.'

    6

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    7/37

    "ematokrit ,' /2&

    *0 5,4 5/2#//

    6 *0" &4, &42'

    4 *0"0 '#,# '&2'6

    5 -rombosit &/ #/2/ 1D$ & G &//

    &. Foto :linis Femur Sinistra tanggal # Desember &/#

    4

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    8/37

    '. Foto femur sinistra tanggal 5 Desember &/#

    5

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    9/37

    . Foto 1enu sinistra tanggal 5 Desember &/#

    . Foto femur sinistra tanggal #5 Desember &/#

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    10/37

    RE$UME

    !asien laki2laki usia '/ tahun datang dengan keluhan pincang saat berjalan

    dan nyeri pada lutut dan paha kirinya sejak # tahun yang lalu post :;; (tidak

    didapat jejas dan tidak diobati). +yeri dirasa memberat 4 bulan post :;; namun

    setelah itu nyeri berkurang (mulai bisa berjalan) namun pasien pincang saat

    berjalan. !asien juga merasa kaki kirinya lebih pendek. -erdapat riayat pernah

    dibaa ke sangkal putung ('asi

    2 -anda >ital

    2 Femur sinistra

    #/

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    11/37

    PR"/N"$I$

    Iuo ad itam Bonam

    Iuo ad Functionam Bonam

    Iuo ad Sanactionam Bonam

    +"LL" UP

    S " A P

    #2#&2&/#

    -erpasang skeletaltraksi (#2#&2&/#),

    post operasi sabtu

    #&2#&2&/#mengeluh kaki

    kirinya nyeri dan

    tidak bisadigerakkan.

    !ost operasi

    osteotomy hr ke '

    10S 6-D ##/=/ mm"g

    +adi 4

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    12/37

    Status lokalis 7egio femoralis

    sinistra

    -erpasang skeletal

    traksi dengan berat#/ kg.

    9dema (?), nyeri

    tekan (?)

    2 inj $"&blocker2 skeletal traksi

    beban #/ kg

    2 rencana

    rekonstruksifemur sinitra

    2 puasa persiapan

    operasi

    27ekonstruksi

    femur2 obser>asi >ital

    sign

    2 obser>asi a>ndistal

    2obser>asiproduksi drainase2 inj $B,

    $ntiinflamasi,

    $"& blocker

    #52#&2

    &/#

    !asien post operasi

    osteotomy hr ke 6 ?post operasi reduksi

    ? 973F hr ke #,

    :aki kiri masih

    nyeri.!using 2,

    mual=muntah 2

    10S 6

    -D #&/=/ mm"g+adi 56ital

    sign

    2 obser>asi a>ndistal

    2 obser>asi

    produksi drainase

    #2#&2&/#

    !asien post operasiosteotomy hr ke 4 ?

    post operasi reduksi

    ? 973F hr ke &, nyeriberkurang. !using 2,

    mual=muntah 2

    10S 6-D #&/=/ mm"g

    +adi 56italsign

    2 obser>asi a>n

    distal

    2 obser>asiproduksi drainase

    #&

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    13/37

    #/ kg.9dema (?), nyeri

    tekan (?)

    &/2#&2

    &/#

    !asien post operasi

    osteotomy hr ke 5 ?post operasi reduksi

    ? 973F hr ke ', nyeriberkurang. !using 2,

    mual=muntah 2

    10S 6

    -D ##/=/ mm"g+adi 5ital

    sign

    2 obser>asi a>ndistal

    2 obser>asi

    produksi drainase

    #&2

    &/#

    !asien post operasi

    osteotomy hr ke ?post operasi reduksi

    ? 973F hr ke , nyeri

    berkurang. !using 2,mual=muntah 2

    10S 6

    -D ##/=4/ mm"g+adi 5/ital

    sign2 obser>asi a>n

    distal

    2 obser>asiproduksi drainase

    2 7encana :7Stgl &&=#&=&/#

    &&2#&2

    &/#

    !asien post operasi

    osteotomy hr ke #/ ?

    post operasi reduksi? 973F hr ke , nyeri

    berkurang. !using 2,

    mual=muntah 2

    10S 6

    -D ##/=4/ mm"g

    +adi 5/

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    14/37

    BAB III

    TIN0AUAN PU$TA#A

    III.1. ANAT"MI +EMUR

    Femur pada ujung bagian atasnya memiliki caput, collum, trochanter

    major dan trochanter minor. Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga

    bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari os co

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    15/37

    coea capitis,

    yaitu tempat perlekatan ligamentum dari caput. Sebagian suplai darah untuk

    caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada

    fo>ea.

    Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur,

    berjalan ke baah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang #&

    derajat (pada anita sedikit lebih kecil) dengan sumbu panjang batang femur.

    Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit.

    -rochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas

    leher dan batang. Jang menghubungkan dua trochanter ini adalah linea

    intertrochanterica di depan dan crista intertrochanterica yang mencolok dibagian belakang, dan padanya terdapat tuberculum Kuadratum.

    Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke

    depan. 3a licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian

    posteriornya terdapat rabung, linea aspera. -epian linea aspera melebar ke atas

    dan ke baah.-epian medial berlanjut ke baah sebagai crista

    supracondylaris medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus

    medialis. -epian lateral menyatu ke baah dengan crista supracondylaris

    lateralis. !ada permukaan posterior batang femur, di baah trochanter major

    terdapat tuberositas glutealis, yang ke baah berhubungan dengan linea

    aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung distal dan membentuk daerah

    segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut fascia poplitea.

    jung baah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di

    bagian posterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris. !ermukaan anterior

    condylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. :edua condylus

    ikut membentuk articulatio genu. Di atas condylus terdapat epicondylus

    lateralis dan medialis. -uberculum adductorium berhubungan langsung

    dengan epicondylus medialis.

    III. 2. De!&n&s& +raktur

    #

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    16/37

    Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan

    tulang dan=atau tulang raan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.

    -rauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung,

    misalnya benturan pada lengan baah yang menyebabkan patah tulang radius

    dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu

    pada tangan yang menyebabkan tulang kla>ikula atau radius distal patah.

    $kibat trauma pada tulang tergantung pada jenis trauma, kekuatan dan

    arahnya. -rauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat

    menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang yang disebut

    patah tulang terbuka. !atah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat

    menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut frakturdislokasi.

    III. 3. Et&*l*g& +raktur

    Fraktur dapat terjadi akibat

    a. !eristia trauma tunggal

    b. -ekanan yang berulang2ulang

    c. :elainan abnormal pada tulang (fraktur patologis)

    $. Fraktur akibat peristia trauma

    Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekutan yang tiba2tiba dan

    berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan,

    pemuntiran atau penarikan. Bila terkena kekuatan langsung tulang

    dapat patah pada tempat yang terkena, jaringan lunak juga pasti rusak.

    !emukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan

    kerusakan pada kulit diatasnya

    !enghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur

    kominutif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas

    #6

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    17/37

    Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami

    fraktur pada tempat yang jauh pada tempat yang terkena kekuatan itu,

    kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.

    :ekuatan dapat berupa

    !emuntiran yang menyebabkan fraktur spiral

    !enekukan yang menyebabkan fraktur melintang

    !enekukan dan penekanan yang mengakibtkan fraktur yang

    sebagian melintang tetapi disertai fragmen kupu2kupu

    berbentuk segitiga yang terpisah

    :ombinasi pemuntiran, penekukan dan penekanan yang

    menyebabkan fraktur oblik pendek

    !enarikan, dimana tendon dan ligamen benar2benar menarik

    tulang sampai terpisah.

    B. Fraktur kelelahan atau tekanan

    7etak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda

    lain, akibat tekanan berulang2ulang. :eadaan ini paling sering ditemukan

    pada tibia atau fibula atau metatarsal, terutama pada atlet, penari, dan

    calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh.

    0. Fraktul !atologis

    Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal jika tulang itu lemah

    (misalnya oleh tumor atau tulang yang sangat rapuh misalnya pada

    penyakit paget).

    III. . #las&!&kas& +raktur

    Salah satu kiasifikasi fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya

    luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. Ladi, dalam klasifikasi ini,

    dapat dibagi menjadi tertutup dan terbuka.

    #4

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    18/37

    Fraktur terbuka dibagi menjadi ' derajat yang ditentukan oleh berat

    ringannya luka dan berat ringannya fraktur, sebagaimana yang terlihat

    pada -abel #.

    -abel #. Derajat !atah -ulang -erbuka *enurut 1ustillo dan $nderson (#46)

    :emudian 1ustillo et al. (#5) membagi tipe 333 dari klasifikasi

    1ustillo dan $nderson (#46) menjadi tiga subtipe, yaitu tipe 333$, 333B dan

    3330 (-abel &).

    333$ terjadi apabila fragmen fraktur masih dibungkus oleh jaringan

    lunak, alaupun adanya kerusakan jaringan lunak yang luas dan berat.

    333B fragmen fraktur tidak dibungkus oleh jaringan lunak sehingga

    tulang terlihat jelas atau bone e

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    19/37

    -abel &. :lasifikasi lanjut fraktur terbuka tipe 333 (1ustillo dan $nderson,

    #46) oleh 1ustillo, *endoAa dan 8illiams (#5)

    Fraktur tertutup terjadi jika tidak terdapat luka yang menghubungkan

    tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit. Cmpat metode

    pilihan pada fraktur tertutup Femur yaitu

    #. -raksi

    &. -raksi yang diikuti dengan penguatan (bracing)

    '. 7eduksi terbuka dengan pemasangan paku intramedula

    . !emasangan paku intramedula secara tertutup

    III. . /am4aran #l&n&s

    Bagian paha yang patah lebih pendek dan lebih besar dibanding

    dengan normal serta fragmen distal dalam posisi eksorotasi dan aduksi karena

    empat penyebab

    a. -anpa stabilitas longitudinal femur, otot yang melekat pada fragmen atas

    dan baah berkontraksi dan paha memendek, yang menyebabkan bagian

    paha yang patah membengkak.

    b. $duktor melekat pada fragmen distal dan abduktor pada fragmen atas.

    Fraktur memisahkan dua kelompok otot tersebut, yang selanjutnya bekerja

    tanpa ada aksi antagonis.

    c. Beban berat kaki memutarkan fragmen distal ke rotasi eksterna.

    d. Femur dikelilingi oleh otot yang mengalami laserasi oleh ujung tulang

    fraktur yang tajam dan paha terisi dengan darah, sehingga terjadi

    pembengkakan.

    III.. Penatalaksanaan

    a. !ertolongan !ertama

    #

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    20/37

    Fraktur biasanya menyertai trauma. ntuk itu sangat penting

    untuk melakukan pemeriksaan terhadap jalan napas (airay), proses

    pernafasan (breathing) dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok

    atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru lakukan

    anamnesis dan pemeriksaan fisik secara terperinci. 8aktu tejadinya

    kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di

    7S, mengingat golden period #26 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi

    infeksi semakin besar. ;akukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara

    cepat, singkat dan lengkap.

    :emudian lakukan foto radiologis. !emasangan bidai dilakukan

    untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yanglebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan

    foto.

    !erdarahan dari fraktur femur, terbuka atau tertutup, adalah antara

    & sampai unit (#2& liter). Lalur intra>ena perlu dipasang dari darah

    dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan hemoglobin dan reaksi silang.

    Lika tidak terjadi fraktur lainnya, kemungkinan transfusi dapat dihindari,

    tetapi bila timbul trauma lainnya, & unit darah perlu diberikan segera

    setelah tersedia.

    Fraktur terbuka biasanya terbuka dan dalam=luar dengan luka di

    sisi lateral atau depan paha. Debridemen luka perlu dilakukan dengan

    cermat dalam ruang operasi dan semua benda asing diangkat. Lika luka

    telah dibersihkan secara menyeluruh, setelah debridemen luka dapat

    ditutupM tetapi bila terkontaminasi, luka lebih baik dibalut dan diraat

    dengan jahitan primer yang ditunda (delayed primary suture). $ntibiotika

    dan antitetanus sebaiknya diberikan, seperti pada setiap fraktur terbuka.

    4. !enatalaksanaan Fraktur

    &/

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    21/37

    !ada dasarnya terapi fraktur terdiri atas manipulasi untuk

    memperbaiki posisi fragmen, diikuti dengan pembebatan untuk

    mempertahankannya bersama2sama sebelum fragmen2fragmen itu

    menyatu, sementara itu gerakan sendi dan fungsi harus dipertahankan.

    !enyembuhan fraktur dibantu oleh pembebanan fisiologis pada

    tulang, sehingga dianjurkan untuk melakukan akti>itas otot dan

    penahanan beban secara lebih aal. Jang meliputi reduksi,

    mempertahankan dan latihan.

    7eduksi

    *eskipun terapi umum dan resusitasi harus selalu didahulukan,

    tidak boleh ada keterlambatan dalam menangani fraktur,pembengkakan jaringan lunak selama #& jam pertama akan

    mempersukar reduksi. -api terdapat beberapa situasi yang

    tidak memerlukan reduksi, yaitu

    1. !ergeseran tidak banyak atau tidak ada

    2. !ergeseran tidak berarti (misalnya pada fraktur

    kla>icula)

    3. Bila reduksi tampaknya tidak akan berhasil (fraktur

    kompresi pada >ertebra)

    -erdapat dua jenis reduksi yaitu

    a. 7eduksi tertututp

    Dengan anestesi yang tepat dan relaksasi otot, fraktur dapat

    direduksi dengan maneu>er tiga tahap M

    #. Bagian distal tungkai ditarik ke garis tulang

    &. Sementara fragmen2fragmen terlepas, maka fragmen tersebut

    direposisi (dengan membalikkan arah kekuatan asal kalau ini

    dapat diperkirakan)

    '. !enjajaran disesuaikan ke setiap bidang.

    Beberapa fraktur misalnya pada femur sulit direduksi dengan

    manipulasi karena tarikan otot yang sangat kuat dan dapat

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    22/37

    membutuhkan traksi yang lama. mumnya reduksi tertutup

    digunakan untuk fraktur dengan pergeseran minimal, pada fraktur

    anak2anak dan pada fraktur yang stabil setelah direduksi.

    b. 7eduksi terbuka

    3ndikasi reduksi reduksi terbuka meliputi

    #. Bila reduksi terbuka gagal, karena kesukaran

    mengendalikan fragmen atau terdapat jaringan lunak

    diantara fragmen2fragmen.

    &. -erdapat fragmen articular besar yang perlu ditempatkan

    secara tepat

    '. -erdapat fraktur traksi yang fragmennya terpisah.+amun demikian, biasanya reduksi terbuka hanya merupakan

    langkah pertama untuk fiksasisi internal.

    *etode yang tersedia untuk mempertahankan reduksi meliputi

    -raksi terus menerus

    !embebatan dengan gips

    !emakaian penahanan fungsional

    Fiksasi internal

    Fiksasi eksternal

    1. Traks&

    adalah -arikan pada bagian distal anggota badan pasien dengan tujuan

    mengembalikan fragmen tulang ke tempat semula.

    Comminuted fracturedan fraktur yang tidak sesuai untuk

    intramedullary nailingpaling baik diatasi dengan manipulasi dibaah

    anestesi dan balanced sliding skeletal tractionyang dipasang melalui tibial

    pin. -raksi longitudinal yang memadai diperlukan selama & jam untuk

    mengatasi spasme otot dan mencegah pemendekan, dan fragmen harus

    ditopang di posterior untuk mencegah pelengkungan.

    &&

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    23/37

    Cnam belas pon biasanya cukup, tetapi penderita yang gemuk

    memerlukan beban yang lebih besar dari penderita yang kurus membutuhkan

    beban yang lebih kecil. ;akukan pemeriksaan radiologis setelah & jam untuk

    mengetahui apakah berat beban tepatM bila terdapat o>erdistraction, berat

    beban dikurangi, tetapi jika terdapat tumpang tindih, berat ditambah.

    !emeriksaan radiologi selanjutnya perlu dilakukan dua kali seminggu

    selama dua minggu yang pertama dan setiap minggu sesudahnya untuk

    memastikan apakah posisi dipertahankan. Lika hal ini tidak dilakukan, fraktur

    dapat terselip perlahan2lahan dan menyatu dengan posisi yang buruk.

    $da & cara

    #. -raksi :ulit (skin traction). Beban pada traksi kulit sebesar #=4 dariberat badan, maksimal kg.

    3katan "olland atau Clastoplast rentang satu arah ditempelkan pada

    kulit yang telah dicukur dan dipertahankan dengan suatu pembalut.

    *alleolus dilindungi dengan tissue gamgee, dan untuk traksi

    digunakan tali atau plester.

    &. -raksi Skeletal (skeletal traction)

    -raksi skeletal untuk jangka pendek pada fraktur femur tibia

    proksimal .

    -raksi skeletal untuk jangka panjang pada fraktur femur femur

    distal .

    :aat kirschner, pen Steinmann atau pen Denham dimasukkan di

    belakng tuberkel tibia untuk cedera pinggul, paha, dan lutut. Disebelah baah

    tibia atau pada kalkaneus utuk fraktur tibia. Dipasang kait yang dapat berputar

    dengan bebas, dan tali dipasang pada kait tersebut untuk menerapkan traksi.

    -raksi harus dilaan oleh traksi aksi laan, artinya tarikan harus

    dilakukan terhadap sesuatu.

    &'

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    24/37

    2. Pem4e4atan ,engan /&)s

    1ips masih sering digunakan sebagai bebat, terutama untuk fraktur

    tungkai dibagian distal dan untuk sebagian besar fraktur pada anak2anak. 0ara

    ini cukup aman, selama kita aspada terhadap bahaya pembalutan gips yang

    ketat dan asalkan borok akibat tekanan dapat dicegah. :ecepatan

    penyatuannya tidak lebih tinggi atau lebih rendah daripada traksi, namun

    pasien dapat pulang cepat.

    3. Pemaka&an )enahanan !ungs&*nal

    !emakaian penahan fungsional atau bracing fungsional yaitu dengan

    cara menggunakan gips atau salah satu dari bahan yang ringan adalah salah

    satu cara mencegah kekakuan sendi sambil masih memungkinkan pembebatan

    dan penahanan fraktur.

    . +&ksas& Interna

    &

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    25/37

    intramedullary nailideal untuk fraktur trans>ersal, tetapi untuk fraktur

    lainnya kurang cocok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap

    panjangnya dengan nail, tetapi fiksasi mungkin tidak cukup kuat untuk

    mengontrol rotasi.Nailing diindikasikan jika hasil pemeriksaan radiologi

    memberi kesan baha jaringan lunak mengalami interposisi di antara ujung

    tulang karena hal ini hampir selalu menyebabkan non-union.

    :euntungan intramedullary nailing adalah dapat memberikan

    stabilitas longitudinal serta kesejajaran (alignment) serta membuat penderita

    dapat dimobilisasi cukup cepat untuk meninggalkan rumah sakit dalam aktu

    & minggu setelah fraktur. :erugian meliput anestesi, trauma bedah tambahan

    dan risiko infeksi.Closed nailingmemungkinkan mobilisasi yang tercepat dengan

    trauma yang minimal, tetapi paling sesuai untuk fraktur trans>ersal tanpa

    pemendekan. Comminuted fracturepaling baik diraat dengan locking

    nailyang dapat mempertahankan panjang dan rotasi.

    . +&ksas& Eksternal

    Bila fraktur yang diraat dengan traksi stabil dan massa kalus terlihat

    pada pemeriksaan radiologis, yang biasanya pada minggu ke enam, cast

    bracedapat dipasang. Fraktur dengan intramedullary nailyang tidak memberi

    fiksasi yang rigidjuga cocok untuk tindakan ini.

    III.5. #"MPLI#A$I

    a. $&n,r*ma k*m)artemen

    &

    http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2009/12/compartment-syndrome.jpg
  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    26/37

    Sindroma kompartemen adalah suatu sindrom yang terjadi

    karena beberapa hal, bisa disebabkan oleh fraktur, di mana terjadi

    peningkatan tekanan intrakompartemen sehingga terjadi iskemia

    jaringan. !eningkatan tekanan ini disebabkan oleh terisinya cairan ke

    dalam kompartemen (fascia), dan tidak diikuti oleh pertambahan

    luas=>olume kompartemen itu sendiri. 0airan tersebut dapat berupa

    darah atau edema yang disebabkan oleh fraktur. Dengan meningkatnya

    tekanan intrakompartemen (interstitial) yang melampaui tekanan

    perfusi kapiler (pembuluh darah), akan menyebabkan aliran darah

    yang seyogyanya mensuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi

    tidak adekuat (kolaps).

    "al ini akan memicu terjadinya iskemia jaringan, yang

    menyebabkan edema sehingga tekanan intrakompartemen tersebut

    akan semakin meningkat. Bila hal ini tidak diatasi, maka iskemia yang

    terjadi akan menimbulkan kematian jaringan dan nekrosis, yang pada

    akhirnya dapat mengancam nyaa.

    Secara umum terdapat beberapa tanda (sign) untuk sindroma

    kompartemen, yang disingkat menjadi !

    #. !ain (nyeri), yang sering ditemukan dan terjadi di aal sindrom

    &. !arestesia, yaitu gangguan pada saraf sensorik

    '. !aralisis, yaitu gangguan motorik yang ditemukan setelah beberapa

    aktu

    . !allor, yaitu pucat pada kulit akibat berkurangnya suplai darah

    . !ulselessness, yaitu kehilangan denyut arteri

    0ara untuk mengatasi hal ini adalah dengan teknik fasciotomi,

    suatu tindakan operatif untuk membebaskan cairan yang terperangkap

    di dalam kompartemen.

    4. 6e,era 7as-ular

    &6

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    27/37

    0edera >askular, terutama cedera arteri merupakan konsekuensi

    berbahaya dari fraktur yang dapat mengancam jaringan dan nyaa.

    !embuluh darah dapat mengalami cedera di mana saja, namun ada tempat2

    tempat tertentu yang sangat rentan terhadap cedera >askular. Di

    ekstremitas atas, bagian aksila, lengan atas anterior dan medial serta fossa

    antecubital adalah daerah yang berisiko tinggi, sedangkan di ekstremitas

    baah, daerah inguinal, paha medial dan fossa popliteal adalah daerah

    yang berisiko tinggi jika mengalami cedera >askular.

    !ada daerah2daerah tersebut, hanya terdapat satu arteri tunggal

    yang berjalan sepanjang daerah tertentu sebelum bercabang (furcatio) di

    daerah yang lebih distal. $rteri tunggal ini nantinya akan bercabang

    menjadi dua di ekstremitas atas (a. brachialis bercabang menjadi a.radialis

    dan a.ulnaris setelah fossa cubiti) dan tiga di ekstremitas baah

    (a.femoralis akan bercabang menjadi a.tibial anterior, a.tibial posterior,

    dan a.fibular=peroneal setelah fossa popliteal). Dengan demikian, apabila

    terjadi cedera >askular pada arteri tunggal ini menyebabkan iskemia yang

    luas pada jaringan yang lebih distal.

    "al ini akan berbeda jika cedera >askular terjadi di daerah yang

    lebih distal setelah percabangan, di mana risiko iskemia jaringan tidak

    seluas yang ditimbulkan oleh cedera arteri tunggal. Braten et al

    mengemukakan baha penanganan cedera >askular paling baik dalam

    jangka aktu 6 jam setelah terjadinya fraktur.

    !enanganan tersebut meliputi imobilisasi ekstremitas, penekanan

    (namun tidak menggunakan torniket), serta tindakan operatif. Setelah itu

    disarankan untuk dilakukan fasciotomi demi mencegah terjadinyasindroma kompartemen.

    -. Maj*r 4l**, l*ss

    Fraktur dengan kehilangan darah (major blood loss) paling sering

    terjadi pada fraktur pel>is dan fraktur femur. "al ini disebabkan

    &4

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    28/37

    >askularisasi yang ekstensif pada kedua daerah tersebut. $pabila terjadi

    perdarahan secara signifikan (lebih dari # liter) dapat berakibat secara

    sistemik, seperti shock, hipotensi, dan takikardia. Sekitar / persen pasien

    dengan fraktur pel>is mengalami perdarahan intraabdominal yang dapat

    berujung pada kematian.

    !ada fraktur pel>is, terdapat beberapa lokasi yang sangat rentan

    terjadinya perdarahan setelah fraktur

    #. !erdarahan intraosseus (periosteal, kapsular, intramuscular)

    &. !erdarahan intrapel>is (a.gluteus superior, obturator, pudendal, dan

    iliaka)

    '. !erdarahan intraabdominal (>isceral dan intraabdominal mayor)

    . !erdarahan melalui luka terbuka

    !ada fraktur yang disertai dengan rotasi eksternal pel>is, di mana

    terjadi robekan ligamen pel>is, dapat terjadi pengumpulan darah dalam

    jumlah besar di ruang retroperitoneal dan dapat berekstra>asasi ke sekitar

    pel>is.

    "ampir sama dengan fraktur pel>is, fraktur femur juga dapat

    menyebabkan kehilangan darah yang sangat masif karena strukturnya

    yang sangat >askular. ;ieurance et al mengemukakan baha sekitar /

    persen penderita fraktur femur mengalami kehilangan darah rata2rata

    sebanyak #.&46 cc. "al ini dapat diminimalisasi dengan cara

    mengimobilisasi tulang yang mengalami fraktur, memperbaiki deformitas,

    menyambung (ligasi) pembuluh darah serta resusitasi.

    ,. In!eks&

    !ada fraktur, infeksi dapat terjadi melalui ' jalur

    #. Fraktur terbuka yang disertai luka yang terpajan ke lingkungan luar

    &. Fraktur yang disertai hematoma, di mana bakteri dibaa oleh aliran

    darah

    '. 3nfeksi pasca operasi

    &5

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    29/37

    3nfeksi pada fraktur dapat dibagi menjadi infeksi luar (superfisial)

    dan infeksi dalam. !ada infeksi luar, penanganan dapat dilakukan dengan

    pemberian antibiotik dan pembersihan serta mengelola luka dengan baik.

    Lika infeksi terjadi di dalam, maka drainase pus, pembersihan jaringan

    nekrotik dan mengelola luka merupakan penanganan yang baik.

    !emberian antibiotik juga dapat dilakukan, namun tidak semua antibiotik

    memiliki spektrum yang tepat. Sebaiknya dilakukan analisis

    mikroorganisme sebelum pemberian antibiotik.

    e. N*n8un&*n

    +on2union adalah suatu kondisi di mana tidak terjadi penyatuan

    (penyembuhan) tulang yang mengalami fraktur setelah beberapa aktu,

    di mana normalnya tulang tersebut seharusnya sudah menyatu. Sebagai

    contoh untuk tulang panjang dikatakan non2union jika setelah 6 bulan

    tidak ada penyatuan, atau ' bulan untuk bagian leher tulang femur.

    +on2union bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti usia,

    nutrisi yang kurang baik=adekuat, efek penggunaan steroid, terapi radiasi,

    infeksi, suplai darah yang tidak adekuat, atau imobilisasi yang kurang

    benar. +on2union bisa dibagi menjadi beberapa tipe

    #. "ypertropic non2union, di mana terbentuk kalus tulang namun tidak

    terbentuk penulangan antara tulang yang fraktur.

    &. 9ligotropic non2union, di mana tidak terbentuk kalus tulang untukpenyatuan namun keadaan lain seperti >askular membaik.

    '. $tropic non2union, di mana tidak terbentuk kalus tulang dan keadaan

    lain seperti >askular tidak membaik.

    &

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    30/37

    . 1ap non2union, di mana penyatuan tidak terjadi akibat terpotongnya

    pusat penulangan (diafisis) pada saat fraktur.

    '/

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    31/37

    !. Malun&*n

    *alunion adalah penyembuhan fraktur dalam posisi yang tidak

    anatomis (abnormal). Biasanya disebabkan oleh penanganan yang kurang

    adekuat. *alunion dapat menyebabkan gangguan fungsional dan estetik,

    dan paling sering terjadi sebagai komplikasi fraktur tulang phalangs.

    Beberapa contoh malunion adalah malrotasi (terjadi pada fraktur spiral

    atau oblik), angulasi, dan pemendekan (shortening).

    Bila fragmen menyambung pada posisi yang tak memuaskan

    (angulasi, rotasi, atau pemendekan yang tak dapat diterima) fraktur itudikatakan malunion. !enyebabnya adalah tidak tereduksinya fraktur secara

    cukup, kegagalan mempertahankan reduksi ketika terjadi penyembuhan,

    atau kolaps yang berangsur2angsur pada tulang yang osteoporotic atau

    kominutif.

    '#

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    32/37

    A. /am4aran #l&n&s Malun&*n

    Deformitas biasanya jelas, tetapi kadang2kadang tingkat malunion

    yang sebenarnya hanya tampak pada sinar2N. deformitas rotasional pada

    femur, tibia, humerus atau lengan baah dapat terleatkan kecuali kalau

    tungkai itu dibandingkan dengan anggota di sebelahnya.

    Sinar2N diperlukan untuk mengecek posisi fraktur ketika sedang

    terjadi penyatuan. 3ni terutama diperlukan selama ' minggu pertama

    ketika keadaan dapat berubah tanpa tanda2tanda sebelumnya.

    B. Tera)& Malun&*n

    *alunion insipien mungkin memerlukan terapi bahkan sebelum

    fraktur benar2benar menyatuM keputusan untuk melakukan remanipulasi

    atau koreksi itu mungkin sangat sukar. $da beberapa petunjuk

    #. !ada orang deasa, fraktur harus direduksi sedekat mungkin dengan

    posisi anatomis. -etapi, aposisi kurang begitu penting dibandingkan

    alignment dan rotasi. $ngulasi lebih dari # derajat pada tulang

    panjang, atau deformitas rotasional yang nyata mungkin membutuhkan

    '&

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    33/37

    koreksi dengan [email protected] ulang, atau membutuhkan osteotomi dan

    fiksasi internal.

    &. !ada anak2anak, deformitas sudut dekat ujung tulang biasanya akan

    berubah bentuknya sejalan dengan aktuM sedang deformitas

    rotasional tidak.

    '. !ada tungkai baah, pemendekan lebih dari &, cm jarang dapat

    diterima oleh pasien dan prosedur pemanjangan tungkai dapat

    diindikasikan.

    . "arapan pasien (sering didorong oleh penampilan kosmetik) dapat

    amat berbeda dari harapan ahli bedahM ini tidak boleh diabaikan

    . !embahasan bersama dengan pasien, dan pemandangan dengan

    panduan sinar2N, akan membantu dalam pemantauan kebutuhan terapi

    dan dapat mencegah kesalahpahaman di kemudian hari

    6. Cfek2efek jangka panjang dari deformitas sudut yang kecil terhadap

    fungsi sendi dangat sedikit yang diketahui. -etapi, tampaknya

    malposisi lebih dari # derajat pada setiap bisang dapat menyebabkan

    pembebanan asimetris pada sendi di atasnya atau dibaahnya dan

    menyebabkan munculnya osteoarthritis sekunder di kemudian hariM ini

    terutama berlaku pada sendi2sendi yang menahan beban besar.

    g. Dela(e, un&*n

    Delayed union adalah keterlambatan penyembuhan=penyatuan

    fraktur. -idak ada batasan aktu yang jelas kapan suatu penyembuhan

    fraktur dikatakan delayed union. Beberapa penyebab delayed union antara

    lain infeksi dan suplai darah yang inadekuat.

    III.9 "ste*t*m&

    9steotomy bertujuan untuk membelah tulang dan mereposisikan

    fragmen, untuk mengoreksi deformitas yang ada, atau untuk mengubah

    mekanisme penahanan beban pada sendi. 9steotomy juga dapat meredakan

    kongesti >ena introseosa. Berikut indikasi osteotomy

    ''

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    34/37

    #. Deformitas >arus atau >algus

    &. "iperekstensi atau fleksi tetap yang dapat diakibatkan cacat pertumbuhan.

    '. cedera epifisis

    . fraktur yang mengalami malunion.

    . :erusakan articular akibat atritis

    6. !erentangan ligamentum

    BAB I

    PEMBAHA$AN #A$U$

    -n $ '/ tahun berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

    penunjang didapatkan diagnosa *alunion Femur Sinistra post 9steotomy ? skeletal

    traksi. Dari anamnesa didapatkan keluhan pincang saat berjalan dan nyeri pada lutut

    dan paha kirinya sejak # tahun yang lalu post :;; (tidak didapat jejas dan tidak

    diobati). +yeri dirasa hilang timbul namun memberat 4 bulan post :;;. !asien juga

    merasa kaki kirinya lebih pendek dari pada kaki kanannya -erdapat riayat pernah

    dibaa ke sangkal putung ('

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    35/37

    ditemukan Tenderness, $+ distal baik, 07- &E, Sensibilitas baik. 79* tidak

    dapat die>aluasi, (-;; D=S 6cm=#cm, $;; D=S #cm=56cm).

    !ada pemeriksaan penunjang foto rontgen Femur Sinistra didapatkan

    gambaran malunion femur sinistra tumpang tindih. !ada foto genu sinistra tidak

    ditemukan kelainan. !ada pemeriksaan darah lengkap dan 1D$ tidak tampak

    adanya kelainan.

    !ada kasus ini karena pasien datang dalam kondisi malunion akibat tidak

    ditanganinya suatu close fracture maka penanganannya cukup sulit dan butuh aktu

    lama, yaitu terlebih dulu dilakukan osteotomy untuk memotong tulang dan

    mereposisikan fragmen dan untuk mengoreksi deformitas. :emudian dilakukan

    skeletal traksi untuk memanjangkan otot yang sudah memendek akibat pemendekantulang, kemudian dilakukan operasi yang kedua yaitu reduksi dan pemasangan fiksasi

    internal untuk memberikan stabilitas longitudinal serta kesejajaran (alignment) pada

    tulang femur. :emudian pasien kembali dilakukan skeletal traksi untuk memperbaiki

    panjang otot setelah dilakukan rekonstruksi femur sinistra.

    BAB

    #E$IMPULAN

    Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

    dan=atau tulang raan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. !enanganan

    pertama pada fraktur adalah melakukan pemeriksaan terhadap jalan nafas (airay),

    proses pernafasan (breathing) dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau

    tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan

    pemeriksaan fisik secara terperinci.

    8aktu tejadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa

    lama sampai di 7S, mengingat golden period #26 jam. Bila lebih dari 6 jam,

    komplikasi infeksi semakin besar.

    !emasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah

    terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak selain memudahkan proses

    pembuatan foto. :omplikasi dari fraktur meliputi sindroma kompartemen, cedera

    '

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    36/37

    >askuler, major blood loss, nonunion, malunion, delayed union. ntuk itu perlu

    penatalaksanaan yang tepat agar tidak terjadi komplikasi yang tersebut diatas

    DA+TAR PU$TA#A

    $pley, 1raham $., Solomon, ;ouis. Buku Aar !rtopedi dan Fraktur "istem Apley#

    4thed. Lakarta 8idya *edika #

    Sjamsuhidajat 7., 8im De Long. Buku Aar $lmu Bedah. ed re>isi. C10. Lakarta

    #5. pp. ##'526

    Siontkoski *F, Sto>itA SD.%anual of orthopaedics. 6thed. S ;ippincott

    8illiams and 8ilkinsM &//#.

    :o>al :L, Ouckerman LD.&andbook of fractures#'rded. S ;ippincott 8illiams and

    8ilkinsM &//6.

    '6

  • 7/23/2019 Lapsus Iza

    37/37

    Braten *, "elland !, *hyhre ", *alste $, -erjesen -. '' femoral fractures with

    vascular inury - good outcome with early vascular repair and internal

    fiation#$cfa 9rthop Scand#6 Pcited &// Dec 5QM 64 (&) #6#.

    ;ieurance 7, Benjamin LB, 7appaport 8D.Blood loss and transfusion in patient

    with isolated femur fracture# L 9rthop -rauma #& Pcited &// Dec

    5QM6(&)#42.

    8heeless 07. ascular 3njuries from !el>ic Fracture P9nlineQ. &// Luly Pcited

    &// Dec 5QM $>ailable from

    7;http==.heelessonline.com=ortho=>ascularRinjuriesRfromRpel>icRfrac

    tures

    http://www.wheelessonline.com/ortho/vascular_injuries_from_pelvic_fractureshttp://www.wheelessonline.com/ortho/vascular_injuries_from_pelvic_fractureshttp://www.wheelessonline.com/ortho/vascular_injuries_from_pelvic_fractureshttp://www.wheelessonline.com/ortho/vascular_injuries_from_pelvic_fractures