67
BAGIAN RADIOLOGI LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN DESEMBER 2014 UNIVERSITAS HASANUDDIN FRAKTUR CRURIS OLEH: 1. Jonathan Ham (C11111328) 2. Gerald Josep E.T. (C11111324) 3. Syaza Naqibah (C11111876) 4. Wahyu Ramadhan (C11111890) 5. Timothy Y. Sangian PEMBIMBING RESIDEN: dr. Mira Maya Kumala DOSEN PEMBIMBING: dr. Sri Asriyani, Sp. Rad DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 1

Lapsus Fraktur Tibia-fibula

Embed Size (px)

DESCRIPTION

radiologi

Citation preview

BAGIAN RADIOLOGI

LAPORAN KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN

DESEMBER 2014

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FRAKTUR CRURISOLEH:

1. Jonathan Ham

(C11111328)

2. Gerald Josep E.T.

(C11111324)3. Syaza Naqibah

(C11111876)4. Wahyu Ramadhan

(C11111890)5. Timothy Y. SangianPEMBIMBING RESIDEN:

dr. Mira Maya KumalaDOSEN PEMBIMBING:

dr. Sri Asriyani, Sp. RadDIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Jonathan Ham

(C11111328)

2. Gerald Josep E.T.

(C11111324)3. Syaza Naqibah

(C11111876)4. Wahyu Ramadhan

(C11111890)5. Timothy Y. Sangian

Judul Laporan Kasus: FRAKTUR CRURISTelah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka Kepaniteraan Klinik pada Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, Desember 2014

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing

dr. Sri Asriyani, Sp.Rad

dr. Mira Maya KumalaDAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...........................................................................1

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................3BAB I. STATUS PASIEN...................................................................4BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................9BAB III. DISKUSI STATUS...............................................................42DAFTAR PUSTAKA..........................................................................47

BAB I

STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama pasien : Sdr. ARTanggal lahir/umur : 30-4-2007 / 7 tahun, 7 bulan, 1 hari

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat/ Tlp./HP : Urung Sipatuo Patampanua Pinrang / 082919522020

Tanggal masuk/jam : 29-11-2014 / 21:34

Diagnose masuk : Multiple trauma

B. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Luka pada kaki kiri

Dialami sejak 8 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit setelah mengalami kecelakaan. Mekanisme injury : pasien sedang bermain di pinggir jalan, tiba-tiba disambar motor dari arah samping, kaki kiri terlindas ban motor dan kepala terbentur aspal. Riwayat pingsan ada. Riwayat mual muntah tidak ada. C. PEMERIKSAAN FISIS

Primary Survey

Airway :clear

Breathing : 20 kali/menit

Circulation : Tensi : 100/60 mmHg

Nadi : 98 kali/menit

Disability : GCS 15 (E4M6V5)

Pupil isokor diameter 2.5 mm/2.5mm

Exposure : 36,8 0C suhu axillaSecondary survey

Regio orbita sinistra :

Inspeksi : tampak hematom, udem . tidak ada active bleeding.

Regio cruris sinistra :

Inspeksi : terpasang fiksasi, tampak luka robek yang sudah dijahit, tidak ada active bleeding.Palpasi : ada nyeri tekanD. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Jenis PemerikaanHasilNilai Rujukan

DARAH

RUTIN

WBC14.6 x103/Ul4 - 10 x 103/Ul

RBC3.86x106/Ul4.506.50 x 106/u L

HGB10.4 g/dL14 - 18 g/dL

HCT30.3 %40 54%

PLT335x 103/Ul129x 103/uL

SGOT39 U/L sklerotikOsteolitik < sklerotik

Swelling (+)Swelling (-)

Osteomielitis Akut

Osteomielitis Kronik

PROGNOSIS Rata-rata masa penyembuhan fraktur:10Lokasi FrakturMasa PenyembuhanLokasi FrakturMasa Penyembuhan

1. Pergelangan tangan3-4 minggu7. Kaki3-4 minggu

2. Fibula4-6 minggu8. Metatarsal5-6 minggu

3. Tibia4-6 minggu9. Metakarpal3-4 minggu

4. Pergelangan kaki5-8 minggu10. Hairline2-4 minggu

5. Tulang rusuk4-5 minggu11. Jari tangan2-3 minggu

6. Jones fracture3-5 minggu12. Jari kaki2-4 minggu

Rata-rata masa penyembuhan: Anak-anak (3-4 minggu), dewasa (4-6 minggu), lansia (> 8 minggu).BAB III

DISKUSI KASUSA. RESUME KLINIS

Pasien An.AR masuk ke rumah sakit pada tanggal 29 Desember 2014 dengan keluhan luka pada kaki kiri. Keluhan pasien dialami sejak 8 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien ketika itu sedang bermain-main di pinggir jalan. Kemudian tiba-tiba disambar oleh sepeda motor dari arah samping. Akibatnya kaki kiri pasien terlindas ban motor dan kepala pasien terbentur aspal. Dari hasil anamnesis secara alloanamnesis dan autoanamnesis tersebut ditemukan salah satu etiologi dari fraktur batang tibia dan fibula yaitu adanya High Energy Trauma yang merupakan faktor penyebab tersering dari fraktur ini.

Dari hasil pemeriksaan fisis pada inspeksi regio cruris sinistra ditemukan terpasang fiksasi dengan adanya luka robek yang sudah dihecting. Pada palpasi ditemukan nyeri tekan setempat pada regio cruris sinistra. Berdasarkan referensi yang ada, pada pemeriksaan fisik untuk pasien-pasien dengan fraktur batang tibia-fibula (fraktur cruris) biasanya pada inspeksi tampak deformitas bervariasi bergantung pada tingkat fraktur dalam kaitannya dengan perlekatan otot dan aksinya. Pada palpasi ditemukan adanya nyeri tekan pada area yang mengalami kerusakan.6,7Pemeriksaan radiologi berupa foto cruris sinistras AP/ Lateral membrikan hasil Fraktur transversal 1/3 medial os tibia et fibula sinistra dengan displaced segmen distal ke cranioposterolateral, shortening 2 cm disertai soft tissue swelling sekitarnya. Hal ini memastikan diagnosis fraktur pada pasien ini.B. DISKUSI ANALISIS KASUSBerdasarkan teori klasifikasi fraktur tibia-fibula menurut garis frakturnya, patah tulang dibagi menjadi fraktur komplit atau inkomplit (termasuk fisura dan greenstick fracture), tranversa, oblik, spiral, kompresi, simpel, kominutif, segmental, kupu-kupu dan impaksi (termasuk impresi dan inklavasi. Untuk kasus ini fraktur tibia-fibula yang didapatkan adalah fraktur sederhana/ simple fracture dengan arah garis fraktur transversal. Menurut lokasi patahan ditulang, fraktur dibagi menjadi fraktur epifisis, metafisis, dan diafisis. Fraktur lempeng epifisis memiliki klasifikasi khusus menurut Salter-Harris, namun tidak digunakan pada kasus ini oleh karena menurut lokasinya, fraktur ini termasuk fraktur diafisis. Pada hasil radiologi, ditemukan ada fraktur tibia et fibula pada pasien ini, kemudian dilakukan tindakan sebagai tatalaksana untuk fraktur cruris. Secara teori tatalaksana fraktur cruris adalah operasi. Ada beberapa teknik operasi untuk kasus-kasus musculoskeletal, tetapi umumnya teknik yang digunakan adalah Open Reduction Internal Fixation (ORIF). Pada kasus ini berdasarkan kesepakatan dengan keluarga pasien, pilihan tindakan yang diambil berupa tindakan konservatif dengan pemasangan gips sirkuler yang bertujuan untuk imobilisasi. Pemasangan gips dikenakan hingga di atas lutut. Terdapat syarat-syarat yang harus diketahui pada seseorang yang mengalami fraktur cruris agar dapat hanya diterapi konservatif, yakni jenis fraktur hanya fraktur tertutup dan tidak adanya angulasi dan rotasi dari fragmen distal fraktur, jikalau ada itupun hanya sedikit.DAFTAR PUSTAKA1. PRICE, A.S., WILSON M.L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis proses-proses penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta ECG.2. JANQUIERA, LUIZ CARLOS., CARNEIRO, JOSE., 2006. Basic Histology. Alih Bahasa: dr. Jan Tambayong. Penerbit. Jakarta ECG.3. NETTER, FRANK H. 2008. Atlas of Human Anatomy 5th edition. Saunders.4. Gerard J Tortora BD. Principles of Anatomy & Physiology. 13 ed2012.5. Mahartha, Gde Restu Adi; Maliawan, Sri; Kawiyana, Ketut Siki. Manajemen Fraktur pada Trauma Muskuloskeletal. Bali: Fakultas kedokteran Universitas Udayana. 2013. P1-13.

6. Young, Jeremy W. R. Skeletal Trauma: General Consideration. In Sutton, David, seventh eds. Textbook Of Radiology And Imaging. London: Elsevier Science Ltd. 2003. P 1371-87.

7. Rogers, Lee F.; Taljanovic, Mihra S.; Boles, Carol A. Skeletal Trauma. In Grainger & Allison's Diagnostic Radiology, 5th ed. London: Churchill Livingstone. 2008.

8. Price, Sylvia A.; Wilson, Lorraine M. Pathophysiology:Clinical Concepts of Disease Processes 6th edition. Vol.2. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Pendit. Jakarta: ECG. 2013. P 1365-72.9. Mettler, Fred A. Essential Radiology Second Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2005.10. Patel, Pradip R. Lecture Notes: Radiologi Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2007. P 221-3.11. Broughton NS. A Textbook of Pediatric Orthopaedic: Global Help; 1997.

12. Wanke P. Mercer's Textbook of Orthopaedics and Trauma: Edward Arnold Ltd; 2012.

13. Ducworth T BCM. Lecture notes Orthopaedic and fracture 2010.

14. Greene W. Netter's Orthopaedics: Elsevier; 2006.15. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kemenkes RI.2013.16. Daniel P Lew FAW. Osteomyelitis: Elsevier Science Ltd; 2004.

17. Carlos Pineda RE. Radiographic Imaging in Osteomyelitis: The Role of Plain Radiography, Computed Tomography, Ultrasonography, Magnetic Resonance Imaging, and Scintigraphy. Seminar in Plastic Surgery. 2009;23th.

Gambar 1.

Stress fracture.

Area dengan penigkatan skerosis dengan beberapa densitas periosteal pada medial os tibia

MRI sangat berguna sebagai penegak diagnosis dini sebelum tanda-tanda pada foto polos muncul

Gambar 2. Osgood-Schlatter disease

Gambar 3. Fraktur patologik.

Tampak massa kista tulang

pada humerus proksimal.

Gambar 4. Kienbock's disease,

suatu bentuk nekrosis avaskular

traumatik pada lunatum

Gambar 5. Anatomi Os Tiibia et Fibula

Gambar 6. Potongan Transversa tulang panjang

Gambar 5. Anatomi Tibia-Fibula

Gambar 7. Berturut-turut: fraktur transversal, fraktur oblik, fraktur spiral, fraktur segmental, fraktur kompresi, fraktur patologis

Gambar 8. A) fraktur beban/ stress fracture,

B)fraktur greenstick,

C)fraktur avulsi

Gambar 9. Klasifikasi Salter-Harris

(dikutip dari: http://ukemig-quickhit.com/2012/10/01/salter-harris-fractures/

Gambar 11 . fraktur spiral 1/3 distal

os tibia sinistra disertai fraktur

leher fibula pada penampakan foto AP (kiri) dan foto lateral (kanan). (dikutip dari: A-Z of

Emergency Radiology. HYPERLINK "http://www.cambridge.org"www.cambridge.org )

Gambar12 . fraktur oblik/diagonal pada os metacarpal II, III, dan IV(dikutip dari kepustakaan no. 6)

Gambar 10. fraktur transversal dengan

pola fraktur Galeazzi, dimana fraktur

distal ulna dengan dislokasi radius.

(dikutip dari: A-Z of Emergency Radiology. HYPERLINK "http://www.cambridge.org"www.cambridge.org )

Gambar 13. fraktur midklavikula dengan displacement segmen lateral ke arah distal (dikutip dari kepustakaan no. 9)

Gambar14 . dislokasi posterior disertai internal rotation dari caput humerus membentuk gambaran light bulb (dikutip dari kepustakaan no. 6)

Gambar 15. Avulsi pada krista iliaka anterior inferior (dikutip dari kepustakaan no. 6)

Gambar 16 . multiple stress fracture dengan angulasi lateral (dikutip dari kepustakaan no. 6)

(b) (c)

Gambar 17 . (a) fraktur kominutif pada os tibia dengan dengan pola triangular/ butterfly fragment, (b) fraktur segmental pada os femur, (c) simple fracture pada os radius dan os ulna dengan arah garis fraktur transversal (dikutip dari kepustakaan no. 6)

Gambar 18 . CT-scan potongan aksial.

Tampak fraktur kominutif os calcaneus dextra

Gambar 19. komplikasi fraktur: nonunion

(dikutip dari: http//www.learningradiology.comarchives2007COW%20278-Non union%20Tibianonunioncorrect.html)

Gambar 20 . komplikasi fraktur: malunion

(dikutip dari:http//ortho.com.sgmaintreatment-of-fracture-malunion)

4