37
BAB I LAPORAN KASUS 2.1 Identitas Pasien Nama : Ny. M Umur : 23 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Alamat : Jl. Jelutung Suropati Rt.40 Jelutung Kota Jambi Tanggal MRS : 11 Februari 2013 2.2 Anamnesis Keluhan Utama : adanya benjolan pada payudara kiri sejak ±2 bulan SMRS. Riwayat Penyakit Sekarang ± 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, pasien menyadari ada sebuah benjolan pada payudara kiri sebesar kelereng , nyeri hilang timbul, nyeri tekan (+). Benjolan terasa kenyal dan dapat di gerakan. Kulit diatas benjolan tidak ditemukan adanya kemerahan, tidak ada kulit yang melekuk ke dalam, tidak ada puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah dari puting susu tidak ada maupun tidak 1

Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

Page 1: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

BAB I

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. M

Umur : 23 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Jelutung Suropati Rt.40 Jelutung Kota Jambi

Tanggal MRS : 11 Februari 2013

2.2 Anamnesis

Keluhan Utama : adanya benjolan pada payudara kiri sejak ±2

bulan SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang

± 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, pasien

menyadari ada sebuah benjolan pada payudara kiri sebesar

kelereng , nyeri hilang timbul, nyeri tekan (+). Benjolan terasa

kenyal dan dapat di gerakan. Kulit diatas benjolan tidak ditemukan

adanya kemerahan, tidak ada kulit yang melekuk ke dalam, tidak

ada puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar

cairan, darah dari puting susu tidak ada maupun tidak ada benjolan

di tempat lain. Pada ketiak tidak dirasakan sakit, tidak ada

benjolan. Keluhan tidak disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit

kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri pada tulang punggung

maupun paha.

Pasien haid pertama pada usia sekitar 13 tahun, teratur.

Pasien telah menikah selama 5 tahun, setelah menikah pasien tidak

pernah menstruasi lagi. Napsu makan baik, berat badan tidak

menurun. Riwayat benjolan maupun operasi di payudara

1

Page 2: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

sebelumnya tidak ada. Riwayat benjolan payudara pada keluarga

(+). Riwayat radiasi pada daerah dinding dada tidak ada.

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat benjolan maupun operasi di payudara sebelumnya

(-)

Riwayat tidak pernah menstruasi selama ± 5 tahun

Riwayat menggunakan kontrasepsi suntik per 3 bulan

Riwayat penyakit keluarga

Nenek dan bibi dari orang tua perempuan pernah mengalami

penyakit yang sama

Riwayat pribadi dan sosial :

- Pasien sudah menikah dan tinggal bersama suami dan 1 orang

anaknya.

2.3 Pemeriksaan Fisik

Status Generalisata

Kesadaran Umum : tidak tampak sakit

Kesadaran : compos mentis

GCS : 15

Vital Sign

- Tekanan darah : 110/80 mmHg

- Nadi : 80 x/i

- Respirasi : 20 x/i

2.4 Pemeriksaan Fisik Lainnya

Kepala : normocephal

Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek

cahaya (+/+)

Telinga : simetris kiri dan kanan

Hidung : sekret (-/-), septum deviasi (-/-)

2

Page 3: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Leher :Pembesaran KGB (-), pembengkakan kelenjar tiroid (-)

Thoraks : Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : bising usus (+) dbn, nyeri tekan (-).

Extermitas atas : kanan dan kiri : akral hangat, edema -/-

Extremitas bawah : kanan dan kiri : akral hangat, edema - /-

2.5 Status lokalisata

mammae sinistra :

- Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (-), edema (-),ulserasi (-),

discharge (-), kulit hiperemis (-).

- Palpasi :

Kuadran lateral sinistra teraba 1 buah massa sebesar kelereng,

permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (+).

2.6 Pemeriksaan Radiologis

Gambar 1. USG Mammae Kiri

3

Page 4: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Gambar 2. USG Mammae Kanan

Ekspertise

Mamae kiri

- Cutis subcutis baik

- Tampak massa padat batas relatif tegas ukuran 1,18xo,92

cm2 dengan bilateral enchancement pada jam 3

- KGB (-)

Mamae kanan

- Tak tampak kelainan

Kesan : Suspek Fibroadenoma Mammae Sinistra

2.7 Diagnosis Kerja

Suspek Fibroadenoma Mammae Sinistra

2.8 Anjuran Pemeriksaan

- FNAB

- Laboratorium : Hb, jumlah leukosit, trombosit, hematokrit

2.9 Rencana Terapi

4

Page 5: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

- Eksisi

2.10 Prognosis

- Dubia ad bonam

BAB II

5

Page 6: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Payudara merupakan suatu kelenjar yang terdiri atas lemak, kelenjar, dan

jaringan ikat, yang terdapat di bawah kulit dan di atas otot dada. Tiap payudara

terdiri atas 12-20 lobus. Lobus-lobus tersebut dipisahkan oleh septa fibrosa yang

berjalan dari fasia profunda menuju ke kulit atas dan membentuk struktur

payudara. 1

Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor jinak pada payudara

yang paling umum ditemukan. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti,

namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen. Biasanya bentuk

neoplasma ini tampil sebagai massa payudara yang bersifat mobile, tidak nyeri,

kenyal seperti karet berukuran 1-4cm. 1

FAM umumnya terjadi pada wanita muda, terutama wanita dengan usia di

bawah 30 tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita

postmenopause. Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian payudara, namun

tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat asimptomatik atau hanya

menunjukkan gejala ringan berupa benjolan pada payudara yang dapat digerakkan,

sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak sengaja pada saat

pemeriksaan fisik. Pertumbuhan tumor bisa cepat sekali selama kehamilan dan

menyusui atau menjelang menopause saat rangsangan estrogen tinggi tapi setelah

menopause tumor jenis ini tidak ditemukan lagi. Penanganan fibroadenoma adalah

melalui pembedahan pengangkatan tumor. Prognosis dari fibroadenoma mammae

adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan

sisa pada saat operasi dapat kambuh kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma

berkembang menjadi kanker ganas.1

BAB III

6

Page 7: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Anatomi Payudara

3.1.1 Gambaran Umum

Mammae adalah kelenjar yang terletak di bagian anterior dan termasuk

bagian dari lateral thoraks. Mammae melebar ke arah superior dari iga dua,

inferior dari kartilago kosta enam dan medial dari sternum serta lateral linea mid-

aksilaris. Kompleks nipple-areola terletak diantara kosta empat dan lima.1

Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada bagian lateral

atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut

penonjolan spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20

lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papila mamma, yang

disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara

kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada

jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang memberi rangka untuk

payudara.2

Gambar 3. Anatomi Payudara

3.1.2 Vaskularisasi

Vaskularisasi mammae terutama berasal dari :1

7

Page 8: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

(1) cabang arteri mammaria interna;

(2) cabang lateral dari arteri interkostalis posterior; dan

(3) cabang dari arteri aksillaris termasuk arteri torakalis lateralis, dan

cabang pectoral dari arteri torakoakromial.

3.1.3 Aliran Limfe

Aliran limfe mammaria secara praktis dibagi menjadi kuadran-kuadran.

Kuadran lateral mengalirkan cairan limfe nya ke nodi axillares anteriores atau

kelompok pectorales (terletak tepat posterior terhadap pinggir bawah musculus

pectoralis mayor). kuadran medial mengalirkan cairan limf nya melalui

pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan intercostalis dan masuk ke dalam

kelompok nodi thoracales internae (terletak di dalam cavitas thoracis di sepanjang

arteria thoracica interna). Beberapa pembuluh limf mengiktui arteriae intercostales

posteriores dan mengalirkan cairan limf nya ke posterior ke dalam nodi

intercostales posteriores (treletak di sepanjang arteriae intercostales posteriores);

beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limf dari payudara sisi yang

lain dan berhubungan juga dengan kelenjar di dinding anterior abdomen. 1

Gambar 4. Aliran limf Kelenjar mammae

3.1.4 Innervasi

8

Page 9: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Bagian superior payudara mendapat persarafan dari saraf-saraf

suprakavikularis. Saraf-saraf klavikularis mendapat persarafan dari cabang ketiga

dan keempat plekus servikalis. Kulit di bagian medial payudara dipersarafi oleh

bagian kulit anterior saraf antariga kedua sampai ketujuh. Sensasi di payudara

berasal dari cabang kulit lateral saraf antariga keempat.1

3.1.5 Kuadran Payudara

Untuk kepentingan anatomis & deskripsi letak tumor &kista, permukaan

payudara di bagi menjadi 4 kuadran:

Superior (upper)medial

Inferior (lower)medial

Superior(upper)lateral

Inferior(lower)lateral

Gambar 5. Kuadran Payudara

3.2 Fisiologi Payudara2

Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi

hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa

pubertas, masa fertilitas, sampai klimakterium, dan menopause. Sejak

pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan

juga hormone hipofise, telah mengakibatkan duktus berkembang dan timbul

asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai daur haid. Sekitar hari

ke 8 haid, payudara menjadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid

berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang timbul benjolan yang

nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara

menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi tidak

bisa dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mamografi tidak berguna

9

Page 10: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai, semuanya

berkurang.

Perubahan ketiga terjadi pada hamil dan menyusui. Pada

kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus

alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofise anterior memicu laktasi. Air

susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan

melalui duktus ke putting susu.

3.3 Fibroadenoma mammae

3.3.1 Definisi

Fibroadenoma Mammae (FAM) adalah tumor jinak payudara dengan

konsistensi padat yang terdiri dari stroma dan epitel. Fibroadenoma

merupakan tumor jinak payudara yang umum terjadi pada wanita muda dan

biasanya ditandai dengan adanya massa tunggal dipayudara Hal ini dapat

dianggap sebagai proses hiperplastik daripada neoplasma yang

sesungguhnya.3

FAM adalah suatu tumor yang terdapat pada payudara dengan

konsistensi padat, kenyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, yang

mempunyai bentuk bulat atau lonjong, dan berbatas tegas. FAM adalah tumor

jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan berasal dari jaringan fibrosa

(masenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara sehingga

tumor ini disebut tumor campur. FAM adalah tumor jinak dan berbatas tegas

dengan konsistensi padat dan kenyal, penanganannya dengan pengangkatan

tumor kemudian specimen diperiksa untuk mengetahui adanya keganasan.

Tumor adalah massa padat, besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2cm.

Tumor berasal dari bahasa latin tumere, yang berarti bengkak, merupakan

salah satu dari lima karakteristik inflamasi. Namun istilah ini sekarang

digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan jaringan biologis yang tidak

normal. Pertumbuhannya dapat digolongkan menjadi dua yaitu tumor jinak

10

Page 11: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

(benigna) dan tumor ganas (maligna). Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa Fibroadenoma Mammae adalah tumor jinak yang

menyerang wanita muda dimana tumor tersebut berbentuk bulat, berbatas

tegas, kenyal, mudah digerakkan yang berasal dari jaringan fibrosa dan

jaringan glandular yang terdapat di payudara. Penanganannya dengan

pengangkatan tumor kemudian specimen diperiksa untuk mengetahui adanya

keganasan.1

Suatu tumor yang berbatas tegas, tidak berkapsul, tapi tampaknya

seperti berkapsul. Secara mikroskopik terdiri dari 2 komponen, yaitu :

komponen stroma jaringan lunak yang berploriferasi dan komponen ”acini”

dari duktus yang berkembang secara atipik. Fibroadenoma diturunkan dari

lobulus payudara dengan elemen yang menyusunnya berupa jaringan epitel

dan jaringan ikat.1

Dari gejala klinik akan didapatkan sebagian besar merupakan benjolan

yang tidak nyeri. Benjolan ini dapat dirasakan membesar saat rangsangan

estrogen meninggi seperti pada masa kehamilan, laktasi atau menjelang

menopause dan dirasakan mengecil pada saat rangsang estrogen menurun

seperti saat menstruasi. Pada perabaan bulat atau lonjong, licin, mudah

digerakkan dari jaringan sekitarnya. FAM ini biasanya didapatkan pada usia

muda dibawah 30 tahun. Risiko lebih besar didapatkan pada wanita kulit

hitam dibandingkan kulit putih. FAM merupakan lesi massa yang terbanyak

pada usia kurang dari 25 tahun, biasanya akan tumbuh secara gradual dan

dapat disertai dengan rasa nyeri yang bersifat siklik. Apabila massanya

teraba, membesar maupun terdapat gangguan fisiologis maka perlu

dipertimbangkan biopsi insisi. Manajemen secara konservatif dapat

dilaksanakan apabila massa tidak teraba maupun telah dapat dipastikan

sebagai FAM dengan pemeriksaan USG, mammografi maupun biopsi, akan

tetapi follow up selanjutnya merupakan hal yang esensial.4

11

Page 12: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Gambar 6. Gambaran Fibroadenoma mammae

3.3.2 Epidemiologi

FAM merupakan penyakit payudara tersering kedua yang menyebabkan

benjolan di payudara. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute,

fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari

5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi

wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services

Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun,

dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam

hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia

yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian

yang lebih kecil dibanding pada usia muda.1

3.3.3 Etiologi

Penyebab FAM belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa yang

mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain:4

1. Konstitusi genetika : Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang

menderita kanker. Pada kembar monozigot terdapat kanker yang sama.

Terdapat kesamaan lateralis kanker payudara keluarga dekat dari penderita

kanker payudara.

2. Pengaruh hormone : FAM umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan

meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi

12

Page 13: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

hormone estrogen meningkat. Pada laki-laki kemungkinannya sangat

rendah. Pengobatan hormonal banyak yang memberikan hasil pada kanker.

3. Makanan : Makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia.

4. Radiasi daerah dada : Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen.

3.3.4 Patofisiologi

Fibroadenoma mamae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada

payudara, namun insiden kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara

yang terkena, estrogen dan usia permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi

dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan pemicu munculnya tumor.

Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat menyebabkan

proliferasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk

lobus- lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang

menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan

rangsangan estrogen fibroadenoma mamae ukurannya akan lebih meningkat hal

ini terlihat saat menstruasi dan hamil. Nyeri pada payudara disebabkan karena

ukuran dan tempat pertumbuhan fibroadenoma mamae. Karena fibroadenoma

mamae tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengangkat

tumor tersebut, untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak tumor yang

sudah di ambil akan di bawa ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih

lanjut.4

3.3.5 Klasifikasi

Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :1

1. Fibroadenoma Pericanaliculare yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi

epitel selapis atau beberapa lapis.

2. Fibroadenoma intracanaliculare yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih

banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang

sempit atau menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran

sedikit dan pada saat menopause terjadi regre

13

Page 14: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

3.3.6 Gambaran klinis

Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan

ditemukan secara kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadenoma mammae bersifat

majemuk. Benjolannya bersifat keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat,

berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile. Pemikiran kita yang pertama,

adalah untuk membedakan fibroadenoma dengan kanker. Diperlukan eksisi tumor,

atau memastikan diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Umumnya tidak

ditemukan adanya kanker yang tumbuh menginvasi fibroadenoma, dan pula

sangat jarang (satu per seribu) untuk menemukan kanker yang berasal dari

jaringan fibroid (sebagian besar karena kanker in situ). 1

Gambar 7. Kelainan pada mammae

3.3.7 Diagnosis

Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan

pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound,

dan dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).

Pada pemeriksaan fisik diperiksa benjolan yang ada dengan inspeksi pada

saat berbaring, duduk, dan membungkuk apakah terlihat benjolan, kerutan pada

kulit payudara (peau d’orange), dan dengan palpasi pada daerah tersebut, dari

palpasi itu dapat diketahui ukurannya, jumlahnya, apakah mobile atau tidak,

kenyal atau keras, bernodul atau tidak, dan mengeluarkan cairan dari putting susu

atau tidak.

14

Page 15: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Diagnosa fibroadenoma mamae bisa pula melalui teknik pemeriksaan

payudara sendiri dengan menggunakan jari ke 2-3-4 memutar keseluruh lapang

payudara diakhiri dengan memencet puting payudara atau sering disebut sebagai

SADARI. Teknik ini dilakukan sebulan sekali secara teratur, sebaiknya dilakukan

di kamar mandi, dengan waktu tetap ( 2-7 hari setelah hari haid pertama ). Apabila

ada perubahan, segera periksakan kerumah sakit.

Ada lima langkah dalam melakukan SADARI, yaitu :5

1. Mulailah dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan

lengan di pinggang. Disini, yang harus diamati adalah bentuk payudara,

ukuran dan warna. Karena rata-rata payudara berubah tanpa kita sadari.

Perubahan-perubahan yang perlu diwaspadai adalah : berkerut, cekung

kedalam, atau menonjol kedepan karena ada benjolan. Puting yang

berubah posisi dimana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik

kedalam. Warna memerah, kasar dan sakit.

2. Kemudian angkat kedua lengan untuk melihat apakah ada kelainan pada

kedua payudara

3. Sementara masih didepan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang

keluar. ( bisa berupa cairan putih seperti susu, kuning atau malahan darah).

4. Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk

merasakan perubahan yang ada di payudara sebelah kanan dan sebaliknya.

Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak. Selubungi

dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang

selangka ke bagian atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi

pola ini sehingga yakin bahwa seluruh payudara telah tercover. Kini mulai

pada puting. Buat lingkaran yang makin lama makin besar hingga

mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan

keatas dan kebawah berpindah secara mendatar/menyamping seperti

sedang memotong rumput. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara,

dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan yang sedikit lebih

menekan.

5. Terakhir, rasakan payudara anda ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi

kebanyakan wanita, paling mudah untuk merasakan payudaranya adalah

15

Page 16: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

ketika payudaranya sedang basah dan licin, sehingga paling cocok adalah

ketika sedang mandi dibawah shower. Lakukan seperti pada langkah ke-4,

dan yakinkan bahwa seluruh payudara sudah tercover oleh rabaan tangan.

Gambar 8. Teknik SADARI

3.3.8 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah :4,6

1. Mammography

Pemeriksaan mammografy terutama berperan pada payudara yang

mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang

relatif sedikit. Pada mammografy, keganasan dapat memberi tanda-tanda

primer dan skunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign

(Stelata), adanya perbedaan yang nyata anatara ukuran klinis dan radiologis,

adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan distensi pada struktur arsitektur

payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya

vaskularisasi, perubahan posisi papila dan areola, adanya bridge of tumor,

keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi

dalam jaringan lunak di belakang mamma, dan adanya metastasis ke kelenjar

(gambaran ini tidak khas). Mammografi di gunakan untuk mendiagnosis

wanita dengan usia tua sekitar 60 tahun atau 70 tahun.

16

Page 17: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Gambar 9. Teknik Mammography

2) Ultrasonografi Payudara (USG)

Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah-daerah padat pada

payudara usia muda karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga

tidak terlihat dengan baik jika menggunakan mammografi.

Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan

kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan

ketepatan diagnostik yang lebih tinggi.

Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas,

berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar

dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya

homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic.

Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari

fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak

memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan USG

merupakan pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan di

sekitarnya.

17

Page 18: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Gambar 10. Gambaran USG Fibroadenoma. Tampak massa hipoechoic yang rata, batas tegas

pada sebagian lobus merupakan khas dari fibroadenoma.

3. MAGNETIC RESONANCES IMAGING (MRI)

Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagi massa bulat atau

oval yang rata dan dibandingkan dengan menggunakan kontras

gadolinium-based. Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang

hypointense atau isointense, jika dibandingkan dengan jaringan sekitarnya

dalam gambaran T1-weighted dan hypointense and hyperintense dalam

gambaran T2-weighted.

18

Page 19: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Gambar 11. Seorang wanita 47 tahun, dengan lesi 1cm yang terlihat dari mamografi. Dari

pemeriksaan USG dan FNA, menujukkan gambaran fibroadenoma. Pemeriksaan dengan

MRI post-contras, memperlihatkan penyerapan yang cepat tanpa pembersihan, yang

merupakan ciri khas dari fibroadenoma.

4. Aspirasi

Mengambil kandungan breast yang menggunakan Fine Needle Aspiration

Cytologi (FNAC). Pada FNAC akan diambil sel dari fibroadenoma

mammae dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang

dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut akan diperoleh sel yang

terdapat pada fibroadenoma dan hasil pengambilan akan di kirim ke

laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop.

5. Xeroradiography

Sama dengan mammography kecuali adanya suatu plat aluminium dengan

suatu pelapis selenium bermuatan listrik digunakan pada tempat dimana

tempatkan film hitam putih sinar X mammography.

19

Page 20: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

6. Thermography

Merupakan teknik mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari

payudara dengan menggunakan sinar infra merah.

7. Biopsi Payudara

Merupakan suatu cara untuk meyakinkan apakah tumor jinak atau tidak,

berbahaya atau tidak berbahaya dengan mengambil jaringan dari penderita

secara bedah untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik.

3.3.9 DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding dari fibroadenoma, antara lain :6

1. Cystosarcoma Phyllodes

Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma

intralobulus.Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3 – 4 cm, tetapi sebagian

besar terus tumbuh dan membesar sehingga menyebabkan payudara membesar.

Tumor ini terdapat pada semua usia, namun kebanyakan ditemukan pada usia

45 tahun. Gambaran radiologis (mammografi) dari tumor ini berupa massa

berbentuk bulat dan berbatas tegas.

Gambar 12. Mamografi Cystosarcoma Phyllodes. Tampak massa berbatas tegas tanpa

kalsifikasi

20

Page 21: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Gambaran USG tumor ini, pada umumnya hipoechoic dengan batas yang

masih tegas, echo-internal dapat homogen atau sedikit inhomogen serta

adanya penyangatan akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan

struktur kistik pada tumor tersebut.

Gambar 13. Gambaran USG Cystosarcoma Phylloides. Lesi hypoechoic tampak besar ,

berlobulasi dengan echo-internal inhomogen, sering tampak struktur anechoic yang

menandakan adanya proses degeneresi kistik.

2. Kista Payudara.

Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan acini

mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mamografinya

berupa massa bulat atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat

berbatasan dengan jaringan fibroglandular, baik sebagian maupun seluruhnya.

21

Page 22: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Gambar 14. Gambaran Mamografi Kista Payudara. Tampak massa bulat atau oval dengan

densitas yang lebih terang dibandingkan dengan parenkim payudara.

Gambar 15.Gambaran USG Kista Payudara. Tumor ini akan tampak sebagai suatu lesi dengan

bentuk bulat atau oval, mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan

akustik posterior.

22

Page 23: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

3. Papilloma

Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di

bawah areola mamma.Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan

serous atau berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa

milimeter atau retraksi puting payudara (jarang ditemukan).Biasanya, ukuran

lesi papilloma sangat kecil, hanya beberapa milimeter, sehingga pada

mamografi, terlihat gambaran sedikit pengembungan atau normal dari duktus

retro-areolar.

Gambar 15. Mamografi Papilloma. Tampak gamabran heterogen dari payudara dengan

kalsifikasi yang menyebar tanpa gambaran massa

23

Page 24: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

Gambaran USG kelainan ini adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran duktus

laktiferus.

Gambar 16. Gambaran USG Papiloma.Tampak lesi iso-echoic dengan pelebaran duktus laktiferus.

3.3.10 Penatalaksanaan6

Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma.

Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara

dan untuk menghindari bekas luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan

ukuran dan lokasi dari lesi di payudara.terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan,

yaitu

1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.

2. Circumareolar Incision

3. Curve/Semicircular Incision

Tipe insisi yang paling sering digunakan adalag tipe radial. Tipe

circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi

hanya memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk

fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas

24

Page 25: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang

besar dan berada di daerah lateral payudara.

3.3.11 Komplikasi

Komplikasi FAM meliputi :5

1. Dampak psikologi

2. Gangguan dalam kehidupan seharian

3. Tumor jinak menjadi ganas

4. Metastasi ke jaringan organ lain

3.3.12 Prognosis

Prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan

sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan sisa pada saat operasi dapat kambuh

kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma berkembang menjadi kanker ganas.

25

Page 26: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di

payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan

glanduler (epitel) yang berada di payudara. Benjolannya bersifat keras, kenyal,

dan tidak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile.

Dari keterangan umum didapatkan pasien berusia 23 tahun. Dari anamnesa

khusus didapatkan adanya keluhan benjolan sejak 2 bulan yang lalu sebelum

masuk rumah sakit, pasien menyadari ada sebuah benjolan pada payudara kiri

sebesar kelerang , nyeri hilang timbul, nyeri tekan (+). Benjolan terasa kenyal dan

dapat di gerakan. Kulit diatas benjolan tidak ditemukan adanya kemerahan, tidak

ada kulit yang melekuk ke dalam, tidak ada puting yang tertanam ke dalam

ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah dari puting susu tidak ada maupun

tidak ada benjolan di tempat lain. Pada ketiak tidak dirasakan sakit, tidak ada

benjolan. Keluhan tidak disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat,

rasa penuh di ulu hati, nyeri pada tulang punggung maupun paha.

Pasien haid pertama pada usia sekitar 13 tahun, teratur. Pasien telah

menikah selama 5 tahun, setelah menikah pasien tidak pernah menstruasi lagi.

Napsu makan baik, berat badan tidak menurun. Riwayat benjolan maupun operasi

di payudara sebelumnya tidak ada. Riwayat benjolan payudara pada keluarga (+).

Riwayat radiasi pada daerah dinding dada tidak ada.

Dari keluhan utama dan anamnesa ini dapat ditarik beberapa kemungkinan

diagnosis yaitu Fibroadenoma mammae. Beberapa diagnosis banding benjolan

pada payudara lain seperti perubahan fibrokistik, kista telah dapat disingkirkan

dengan tidak adanya beberapa gejala seperti tidak adanya tanda-tanda inflamasi

pada mastitis dan abses payudara, atau tanda-tanda keganasan pada kanker. Terapi

dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor

tersebut, dimana prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat

dengan sempurna.

26

Page 27: Lapsus Dan Tinjauan Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Saputra, 2009, Fibroadenoma mammae. Available from :

http://www.scribd.com/doc/69857289/Fibroadenoma-Mammae diunduh

tanggal 14 februeri 2013

2. Sjamsuhidajat R. Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta;

2003.

3. Lisdiana M. Fibroadenoma Mammae Sinistra. FK Universitas Mataram;

2012.

4. Rahmaniar S A. Fibroadenoma Mammae. FK Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta; 2012.

5. Mohamed. Fibroadenoma Mammae. FK Universitas Kristen Krida

Wacana. Jakarta.

6. Anonim. http://www.scribd.com/doc/69857289/Fibroadenoma-Mammae

27