Upload
ayu-ivotika-ardila
View
237
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
m
Citation preview
BAB I
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Jelutung Suropati Rt.40 Jelutung Kota Jambi
Tanggal MRS : 11 Februari 2013
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama : adanya benjolan pada payudara kiri sejak ±2
bulan SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
± 2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, pasien
menyadari ada sebuah benjolan pada payudara kiri sebesar
kelereng , nyeri hilang timbul, nyeri tekan (+). Benjolan terasa
kenyal dan dapat di gerakan. Kulit diatas benjolan tidak ditemukan
adanya kemerahan, tidak ada kulit yang melekuk ke dalam, tidak
ada puting yang tertanam ke dalam ataupun borok. Riwayat keluar
cairan, darah dari puting susu tidak ada maupun tidak ada benjolan
di tempat lain. Pada ketiak tidak dirasakan sakit, tidak ada
benjolan. Keluhan tidak disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit
kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri pada tulang punggung
maupun paha.
Pasien haid pertama pada usia sekitar 13 tahun, teratur.
Pasien telah menikah selama 5 tahun, setelah menikah pasien tidak
pernah menstruasi lagi. Napsu makan baik, berat badan tidak
menurun. Riwayat benjolan maupun operasi di payudara
1
sebelumnya tidak ada. Riwayat benjolan payudara pada keluarga
(+). Riwayat radiasi pada daerah dinding dada tidak ada.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat benjolan maupun operasi di payudara sebelumnya
(-)
Riwayat tidak pernah menstruasi selama ± 5 tahun
Riwayat menggunakan kontrasepsi suntik per 3 bulan
Riwayat penyakit keluarga
Nenek dan bibi dari orang tua perempuan pernah mengalami
penyakit yang sama
Riwayat pribadi dan sosial :
- Pasien sudah menikah dan tinggal bersama suami dan 1 orang
anaknya.
2.3 Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Kesadaran Umum : tidak tampak sakit
Kesadaran : compos mentis
GCS : 15
Vital Sign
- Tekanan darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 80 x/i
- Respirasi : 20 x/i
2.4 Pemeriksaan Fisik Lainnya
Kepala : normocephal
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek
cahaya (+/+)
Telinga : simetris kiri dan kanan
Hidung : sekret (-/-), septum deviasi (-/-)
2
Leher :Pembesaran KGB (-), pembengkakan kelenjar tiroid (-)
Thoraks : Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : bising usus (+) dbn, nyeri tekan (-).
Extermitas atas : kanan dan kiri : akral hangat, edema -/-
Extremitas bawah : kanan dan kiri : akral hangat, edema - /-
2.5 Status lokalisata
mammae sinistra :
- Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (-), edema (-),ulserasi (-),
discharge (-), kulit hiperemis (-).
- Palpasi :
Kuadran lateral sinistra teraba 1 buah massa sebesar kelereng,
permukaan rata, batas tegas, kenyal, mobile, nyeri tekan (+).
2.6 Pemeriksaan Radiologis
Gambar 1. USG Mammae Kiri
3
Gambar 2. USG Mammae Kanan
Ekspertise
Mamae kiri
- Cutis subcutis baik
- Tampak massa padat batas relatif tegas ukuran 1,18xo,92
cm2 dengan bilateral enchancement pada jam 3
- KGB (-)
Mamae kanan
- Tak tampak kelainan
Kesan : Suspek Fibroadenoma Mammae Sinistra
2.7 Diagnosis Kerja
Suspek Fibroadenoma Mammae Sinistra
2.8 Anjuran Pemeriksaan
- FNAB
- Laboratorium : Hb, jumlah leukosit, trombosit, hematokrit
2.9 Rencana Terapi
4
- Eksisi
2.10 Prognosis
- Dubia ad bonam
BAB II
5
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Payudara merupakan suatu kelenjar yang terdiri atas lemak, kelenjar, dan
jaringan ikat, yang terdapat di bawah kulit dan di atas otot dada. Tiap payudara
terdiri atas 12-20 lobus. Lobus-lobus tersebut dipisahkan oleh septa fibrosa yang
berjalan dari fasia profunda menuju ke kulit atas dan membentuk struktur
payudara. 1
Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor jinak pada payudara
yang paling umum ditemukan. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti,
namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen. Biasanya bentuk
neoplasma ini tampil sebagai massa payudara yang bersifat mobile, tidak nyeri,
kenyal seperti karet berukuran 1-4cm. 1
FAM umumnya terjadi pada wanita muda, terutama wanita dengan usia di
bawah 30 tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita
postmenopause. Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian payudara, namun
tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat asimptomatik atau hanya
menunjukkan gejala ringan berupa benjolan pada payudara yang dapat digerakkan,
sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak sengaja pada saat
pemeriksaan fisik. Pertumbuhan tumor bisa cepat sekali selama kehamilan dan
menyusui atau menjelang menopause saat rangsangan estrogen tinggi tapi setelah
menopause tumor jenis ini tidak ditemukan lagi. Penanganan fibroadenoma adalah
melalui pembedahan pengangkatan tumor. Prognosis dari fibroadenoma mammae
adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan
sisa pada saat operasi dapat kambuh kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma
berkembang menjadi kanker ganas.1
BAB III
6
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi Payudara
3.1.1 Gambaran Umum
Mammae adalah kelenjar yang terletak di bagian anterior dan termasuk
bagian dari lateral thoraks. Mammae melebar ke arah superior dari iga dua,
inferior dari kartilago kosta enam dan medial dari sternum serta lateral linea mid-
aksilaris. Kompleks nipple-areola terletak diantara kosta empat dan lima.1
Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada bagian lateral
atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila, disebut
penonjolan spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20
lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papila mamma, yang
disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara
kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada
jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang memberi rangka untuk
payudara.2
Gambar 3. Anatomi Payudara
3.1.2 Vaskularisasi
Vaskularisasi mammae terutama berasal dari :1
7
(1) cabang arteri mammaria interna;
(2) cabang lateral dari arteri interkostalis posterior; dan
(3) cabang dari arteri aksillaris termasuk arteri torakalis lateralis, dan
cabang pectoral dari arteri torakoakromial.
3.1.3 Aliran Limfe
Aliran limfe mammaria secara praktis dibagi menjadi kuadran-kuadran.
Kuadran lateral mengalirkan cairan limfe nya ke nodi axillares anteriores atau
kelompok pectorales (terletak tepat posterior terhadap pinggir bawah musculus
pectoralis mayor). kuadran medial mengalirkan cairan limf nya melalui
pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan intercostalis dan masuk ke dalam
kelompok nodi thoracales internae (terletak di dalam cavitas thoracis di sepanjang
arteria thoracica interna). Beberapa pembuluh limf mengiktui arteriae intercostales
posteriores dan mengalirkan cairan limf nya ke posterior ke dalam nodi
intercostales posteriores (treletak di sepanjang arteriae intercostales posteriores);
beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limf dari payudara sisi yang
lain dan berhubungan juga dengan kelenjar di dinding anterior abdomen. 1
Gambar 4. Aliran limf Kelenjar mammae
3.1.4 Innervasi
8
Bagian superior payudara mendapat persarafan dari saraf-saraf
suprakavikularis. Saraf-saraf klavikularis mendapat persarafan dari cabang ketiga
dan keempat plekus servikalis. Kulit di bagian medial payudara dipersarafi oleh
bagian kulit anterior saraf antariga kedua sampai ketujuh. Sensasi di payudara
berasal dari cabang kulit lateral saraf antariga keempat.1
3.1.5 Kuadran Payudara
Untuk kepentingan anatomis & deskripsi letak tumor &kista, permukaan
payudara di bagi menjadi 4 kuadran:
Superior (upper)medial
Inferior (lower)medial
Superior(upper)lateral
Inferior(lower)lateral
Gambar 5. Kuadran Payudara
3.2 Fisiologi Payudara2
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi
hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa
pubertas, masa fertilitas, sampai klimakterium, dan menopause. Sejak
pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan
juga hormone hipofise, telah mengakibatkan duktus berkembang dan timbul
asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai daur haid. Sekitar hari
ke 8 haid, payudara menjadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara
menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi tidak
bisa dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mamografi tidak berguna
9
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai, semuanya
berkurang.
Perubahan ketiga terjadi pada hamil dan menyusui. Pada
kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus
alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofise anterior memicu laktasi. Air
susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke putting susu.
3.3 Fibroadenoma mammae
3.3.1 Definisi
Fibroadenoma Mammae (FAM) adalah tumor jinak payudara dengan
konsistensi padat yang terdiri dari stroma dan epitel. Fibroadenoma
merupakan tumor jinak payudara yang umum terjadi pada wanita muda dan
biasanya ditandai dengan adanya massa tunggal dipayudara Hal ini dapat
dianggap sebagai proses hiperplastik daripada neoplasma yang
sesungguhnya.3
FAM adalah suatu tumor yang terdapat pada payudara dengan
konsistensi padat, kenyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, yang
mempunyai bentuk bulat atau lonjong, dan berbatas tegas. FAM adalah tumor
jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan berasal dari jaringan fibrosa
(masenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara sehingga
tumor ini disebut tumor campur. FAM adalah tumor jinak dan berbatas tegas
dengan konsistensi padat dan kenyal, penanganannya dengan pengangkatan
tumor kemudian specimen diperiksa untuk mengetahui adanya keganasan.
Tumor adalah massa padat, besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2cm.
Tumor berasal dari bahasa latin tumere, yang berarti bengkak, merupakan
salah satu dari lima karakteristik inflamasi. Namun istilah ini sekarang
digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan jaringan biologis yang tidak
normal. Pertumbuhannya dapat digolongkan menjadi dua yaitu tumor jinak
10
(benigna) dan tumor ganas (maligna). Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa Fibroadenoma Mammae adalah tumor jinak yang
menyerang wanita muda dimana tumor tersebut berbentuk bulat, berbatas
tegas, kenyal, mudah digerakkan yang berasal dari jaringan fibrosa dan
jaringan glandular yang terdapat di payudara. Penanganannya dengan
pengangkatan tumor kemudian specimen diperiksa untuk mengetahui adanya
keganasan.1
Suatu tumor yang berbatas tegas, tidak berkapsul, tapi tampaknya
seperti berkapsul. Secara mikroskopik terdiri dari 2 komponen, yaitu :
komponen stroma jaringan lunak yang berploriferasi dan komponen ”acini”
dari duktus yang berkembang secara atipik. Fibroadenoma diturunkan dari
lobulus payudara dengan elemen yang menyusunnya berupa jaringan epitel
dan jaringan ikat.1
Dari gejala klinik akan didapatkan sebagian besar merupakan benjolan
yang tidak nyeri. Benjolan ini dapat dirasakan membesar saat rangsangan
estrogen meninggi seperti pada masa kehamilan, laktasi atau menjelang
menopause dan dirasakan mengecil pada saat rangsang estrogen menurun
seperti saat menstruasi. Pada perabaan bulat atau lonjong, licin, mudah
digerakkan dari jaringan sekitarnya. FAM ini biasanya didapatkan pada usia
muda dibawah 30 tahun. Risiko lebih besar didapatkan pada wanita kulit
hitam dibandingkan kulit putih. FAM merupakan lesi massa yang terbanyak
pada usia kurang dari 25 tahun, biasanya akan tumbuh secara gradual dan
dapat disertai dengan rasa nyeri yang bersifat siklik. Apabila massanya
teraba, membesar maupun terdapat gangguan fisiologis maka perlu
dipertimbangkan biopsi insisi. Manajemen secara konservatif dapat
dilaksanakan apabila massa tidak teraba maupun telah dapat dipastikan
sebagai FAM dengan pemeriksaan USG, mammografi maupun biopsi, akan
tetapi follow up selanjutnya merupakan hal yang esensial.4
11
Gambar 6. Gambaran Fibroadenoma mammae
3.3.2 Epidemiologi
FAM merupakan penyakit payudara tersering kedua yang menyebabkan
benjolan di payudara. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari
5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi
wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services
Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun,
dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam
hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia
yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian
yang lebih kecil dibanding pada usia muda.1
3.3.3 Etiologi
Penyebab FAM belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa yang
mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain:4
1. Konstitusi genetika : Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang
menderita kanker. Pada kembar monozigot terdapat kanker yang sama.
Terdapat kesamaan lateralis kanker payudara keluarga dekat dari penderita
kanker payudara.
2. Pengaruh hormone : FAM umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan
meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi
12
hormone estrogen meningkat. Pada laki-laki kemungkinannya sangat
rendah. Pengobatan hormonal banyak yang memberikan hasil pada kanker.
3. Makanan : Makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia.
4. Radiasi daerah dada : Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen.
3.3.4 Patofisiologi
Fibroadenoma mamae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada
payudara, namun insiden kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara
yang terkena, estrogen dan usia permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi
dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan pemicu munculnya tumor.
Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat menyebabkan
proliferasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk
lobus- lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang
menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan
rangsangan estrogen fibroadenoma mamae ukurannya akan lebih meningkat hal
ini terlihat saat menstruasi dan hamil. Nyeri pada payudara disebabkan karena
ukuran dan tempat pertumbuhan fibroadenoma mamae. Karena fibroadenoma
mamae tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengangkat
tumor tersebut, untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak tumor yang
sudah di ambil akan di bawa ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih
lanjut.4
3.3.5 Klasifikasi
Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :1
1. Fibroadenoma Pericanaliculare yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi
epitel selapis atau beberapa lapis.
2. Fibroadenoma intracanaliculare yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih
banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang
sempit atau menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran
sedikit dan pada saat menopause terjadi regre
13
3.3.6 Gambaran klinis
Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan
ditemukan secara kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadenoma mammae bersifat
majemuk. Benjolannya bersifat keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat,
berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile. Pemikiran kita yang pertama,
adalah untuk membedakan fibroadenoma dengan kanker. Diperlukan eksisi tumor,
atau memastikan diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Umumnya tidak
ditemukan adanya kanker yang tumbuh menginvasi fibroadenoma, dan pula
sangat jarang (satu per seribu) untuk menemukan kanker yang berasal dari
jaringan fibroid (sebagian besar karena kanker in situ). 1
Gambar 7. Kelainan pada mammae
3.3.7 Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan
pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound,
dan dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
Pada pemeriksaan fisik diperiksa benjolan yang ada dengan inspeksi pada
saat berbaring, duduk, dan membungkuk apakah terlihat benjolan, kerutan pada
kulit payudara (peau d’orange), dan dengan palpasi pada daerah tersebut, dari
palpasi itu dapat diketahui ukurannya, jumlahnya, apakah mobile atau tidak,
kenyal atau keras, bernodul atau tidak, dan mengeluarkan cairan dari putting susu
atau tidak.
14
Diagnosa fibroadenoma mamae bisa pula melalui teknik pemeriksaan
payudara sendiri dengan menggunakan jari ke 2-3-4 memutar keseluruh lapang
payudara diakhiri dengan memencet puting payudara atau sering disebut sebagai
SADARI. Teknik ini dilakukan sebulan sekali secara teratur, sebaiknya dilakukan
di kamar mandi, dengan waktu tetap ( 2-7 hari setelah hari haid pertama ). Apabila
ada perubahan, segera periksakan kerumah sakit.
Ada lima langkah dalam melakukan SADARI, yaitu :5
1. Mulailah dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan
lengan di pinggang. Disini, yang harus diamati adalah bentuk payudara,
ukuran dan warna. Karena rata-rata payudara berubah tanpa kita sadari.
Perubahan-perubahan yang perlu diwaspadai adalah : berkerut, cekung
kedalam, atau menonjol kedepan karena ada benjolan. Puting yang
berubah posisi dimana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik
kedalam. Warna memerah, kasar dan sakit.
2. Kemudian angkat kedua lengan untuk melihat apakah ada kelainan pada
kedua payudara
3. Sementara masih didepan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang
keluar. ( bisa berupa cairan putih seperti susu, kuning atau malahan darah).
4. Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk
merasakan perubahan yang ada di payudara sebelah kanan dan sebaliknya.
Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak. Selubungi
dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang
selangka ke bagian atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi
pola ini sehingga yakin bahwa seluruh payudara telah tercover. Kini mulai
pada puting. Buat lingkaran yang makin lama makin besar hingga
mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan
keatas dan kebawah berpindah secara mendatar/menyamping seperti
sedang memotong rumput. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara,
dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan yang sedikit lebih
menekan.
5. Terakhir, rasakan payudara anda ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi
kebanyakan wanita, paling mudah untuk merasakan payudaranya adalah
15
ketika payudaranya sedang basah dan licin, sehingga paling cocok adalah
ketika sedang mandi dibawah shower. Lakukan seperti pada langkah ke-4,
dan yakinkan bahwa seluruh payudara sudah tercover oleh rabaan tangan.
Gambar 8. Teknik SADARI
3.3.8 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah :4,6
1. Mammography
Pemeriksaan mammografy terutama berperan pada payudara yang
mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang
relatif sedikit. Pada mammografy, keganasan dapat memberi tanda-tanda
primer dan skunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign
(Stelata), adanya perbedaan yang nyata anatara ukuran klinis dan radiologis,
adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan distensi pada struktur arsitektur
payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya
vaskularisasi, perubahan posisi papila dan areola, adanya bridge of tumor,
keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi
dalam jaringan lunak di belakang mamma, dan adanya metastasis ke kelenjar
(gambaran ini tidak khas). Mammografi di gunakan untuk mendiagnosis
wanita dengan usia tua sekitar 60 tahun atau 70 tahun.
16
Gambar 9. Teknik Mammography
2) Ultrasonografi Payudara (USG)
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah-daerah padat pada
payudara usia muda karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga
tidak terlihat dengan baik jika menggunakan mammografi.
Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan
kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan
ketepatan diagnostik yang lebih tinggi.
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas,
berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar
dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya
homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic.
Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari
fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak
memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan USG
merupakan pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan di
sekitarnya.
17
Gambar 10. Gambaran USG Fibroadenoma. Tampak massa hipoechoic yang rata, batas tegas
pada sebagian lobus merupakan khas dari fibroadenoma.
3. MAGNETIC RESONANCES IMAGING (MRI)
Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagi massa bulat atau
oval yang rata dan dibandingkan dengan menggunakan kontras
gadolinium-based. Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang
hypointense atau isointense, jika dibandingkan dengan jaringan sekitarnya
dalam gambaran T1-weighted dan hypointense and hyperintense dalam
gambaran T2-weighted.
18
Gambar 11. Seorang wanita 47 tahun, dengan lesi 1cm yang terlihat dari mamografi. Dari
pemeriksaan USG dan FNA, menujukkan gambaran fibroadenoma. Pemeriksaan dengan
MRI post-contras, memperlihatkan penyerapan yang cepat tanpa pembersihan, yang
merupakan ciri khas dari fibroadenoma.
4. Aspirasi
Mengambil kandungan breast yang menggunakan Fine Needle Aspiration
Cytologi (FNAC). Pada FNAC akan diambil sel dari fibroadenoma
mammae dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang
dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut akan diperoleh sel yang
terdapat pada fibroadenoma dan hasil pengambilan akan di kirim ke
laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop.
5. Xeroradiography
Sama dengan mammography kecuali adanya suatu plat aluminium dengan
suatu pelapis selenium bermuatan listrik digunakan pada tempat dimana
tempatkan film hitam putih sinar X mammography.
19
6. Thermography
Merupakan teknik mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari
payudara dengan menggunakan sinar infra merah.
7. Biopsi Payudara
Merupakan suatu cara untuk meyakinkan apakah tumor jinak atau tidak,
berbahaya atau tidak berbahaya dengan mengambil jaringan dari penderita
secara bedah untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik.
3.3.9 DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari fibroadenoma, antara lain :6
1. Cystosarcoma Phyllodes
Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari stroma
intralobulus.Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3 – 4 cm, tetapi sebagian
besar terus tumbuh dan membesar sehingga menyebabkan payudara membesar.
Tumor ini terdapat pada semua usia, namun kebanyakan ditemukan pada usia
45 tahun. Gambaran radiologis (mammografi) dari tumor ini berupa massa
berbentuk bulat dan berbatas tegas.
Gambar 12. Mamografi Cystosarcoma Phyllodes. Tampak massa berbatas tegas tanpa
kalsifikasi
20
Gambaran USG tumor ini, pada umumnya hipoechoic dengan batas yang
masih tegas, echo-internal dapat homogen atau sedikit inhomogen serta
adanya penyangatan akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan
struktur kistik pada tumor tersebut.
Gambar 13. Gambaran USG Cystosarcoma Phylloides. Lesi hypoechoic tampak besar ,
berlobulasi dengan echo-internal inhomogen, sering tampak struktur anechoic yang
menandakan adanya proses degeneresi kistik.
2. Kista Payudara.
Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan acini
mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mamografinya
berupa massa bulat atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat
berbatasan dengan jaringan fibroglandular, baik sebagian maupun seluruhnya.
21
Gambar 14. Gambaran Mamografi Kista Payudara. Tampak massa bulat atau oval dengan
densitas yang lebih terang dibandingkan dengan parenkim payudara.
Gambar 15.Gambaran USG Kista Payudara. Tumor ini akan tampak sebagai suatu lesi dengan
bentuk bulat atau oval, mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan
akustik posterior.
22
3. Papilloma
Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh di
bawah areola mamma.Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan
serous atau berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa
milimeter atau retraksi puting payudara (jarang ditemukan).Biasanya, ukuran
lesi papilloma sangat kecil, hanya beberapa milimeter, sehingga pada
mamografi, terlihat gambaran sedikit pengembungan atau normal dari duktus
retro-areolar.
Gambar 15. Mamografi Papilloma. Tampak gamabran heterogen dari payudara dengan
kalsifikasi yang menyebar tanpa gambaran massa
23
Gambaran USG kelainan ini adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran duktus
laktiferus.
Gambar 16. Gambaran USG Papiloma.Tampak lesi iso-echoic dengan pelebaran duktus laktiferus.
3.3.10 Penatalaksanaan6
Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma.
Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara
dan untuk menghindari bekas luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan
ukuran dan lokasi dari lesi di payudara.terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan,
yaitu
1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
2. Circumareolar Incision
3. Curve/Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering digunakan adalag tipe radial. Tipe
circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi
hanya memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk
fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas
24
areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang
besar dan berada di daerah lateral payudara.
3.3.11 Komplikasi
Komplikasi FAM meliputi :5
1. Dampak psikologi
2. Gangguan dalam kehidupan seharian
3. Tumor jinak menjadi ganas
4. Metastasi ke jaringan organ lain
3.3.12 Prognosis
Prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan
sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan sisa pada saat operasi dapat kambuh
kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma berkembang menjadi kanker ganas.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan
glanduler (epitel) yang berada di payudara. Benjolannya bersifat keras, kenyal,
dan tidak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile.
Dari keterangan umum didapatkan pasien berusia 23 tahun. Dari anamnesa
khusus didapatkan adanya keluhan benjolan sejak 2 bulan yang lalu sebelum
masuk rumah sakit, pasien menyadari ada sebuah benjolan pada payudara kiri
sebesar kelerang , nyeri hilang timbul, nyeri tekan (+). Benjolan terasa kenyal dan
dapat di gerakan. Kulit diatas benjolan tidak ditemukan adanya kemerahan, tidak
ada kulit yang melekuk ke dalam, tidak ada puting yang tertanam ke dalam
ataupun borok. Riwayat keluar cairan, darah dari puting susu tidak ada maupun
tidak ada benjolan di tempat lain. Pada ketiak tidak dirasakan sakit, tidak ada
benjolan. Keluhan tidak disertai dengan demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat,
rasa penuh di ulu hati, nyeri pada tulang punggung maupun paha.
Pasien haid pertama pada usia sekitar 13 tahun, teratur. Pasien telah
menikah selama 5 tahun, setelah menikah pasien tidak pernah menstruasi lagi.
Napsu makan baik, berat badan tidak menurun. Riwayat benjolan maupun operasi
di payudara sebelumnya tidak ada. Riwayat benjolan payudara pada keluarga (+).
Riwayat radiasi pada daerah dinding dada tidak ada.
Dari keluhan utama dan anamnesa ini dapat ditarik beberapa kemungkinan
diagnosis yaitu Fibroadenoma mammae. Beberapa diagnosis banding benjolan
pada payudara lain seperti perubahan fibrokistik, kista telah dapat disingkirkan
dengan tidak adanya beberapa gejala seperti tidak adanya tanda-tanda inflamasi
pada mastitis dan abses payudara, atau tanda-tanda keganasan pada kanker. Terapi
dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor
tersebut, dimana prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat
dengan sempurna.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Saputra, 2009, Fibroadenoma mammae. Available from :
http://www.scribd.com/doc/69857289/Fibroadenoma-Mammae diunduh
tanggal 14 februeri 2013
2. Sjamsuhidajat R. Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta;
2003.
3. Lisdiana M. Fibroadenoma Mammae Sinistra. FK Universitas Mataram;
2012.
4. Rahmaniar S A. Fibroadenoma Mammae. FK Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta; 2012.
5. Mohamed. Fibroadenoma Mammae. FK Universitas Kristen Krida
Wacana. Jakarta.
6. Anonim. http://www.scribd.com/doc/69857289/Fibroadenoma-Mammae
27