31
Referat:Gangguan Somatoform Laporan kasus: Gangguan campuran anxietas dan depresi Oleh : Ana Fitriana 1102090032 Dokter pembimbing: dr. Hilmi Umasangadji Supervisior; Dr. dr. saidah Syamsuddin Sp.KJ DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2015

Lapsus Dan Referat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri

Citation preview

Page 1: Lapsus Dan Referat

Referat:Gangguan SomatoformLaporan kasus: Gangguan campuran

anxietas dan depresi

Oleh :Ana Fitriana1102090032

Dokter pembimbing:dr. Hilmi Umasangadji

Supervisior;Dr. dr. saidah Syamsuddin Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN PSIKIATRI

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR 2015

Page 2: Lapsus Dan Referat

GANGGUAN SOMATOFORM

REFERAT

Page 3: Lapsus Dan Referat

Definisi

GANGGUAN SOMATOFORM: kelompok gangguan yang ditandai

keluhan tentang fisik yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik .

suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat.

Page 4: Lapsus Dan Referat

Klasifikasi (F45.0-F45.9)

gangguan somatisasi gangguan somatoform tak terperinci gangguan hipokondrik disfungsi otonomik somatoform gangguan nyeri somatoform menetap gangguan somatoform lainnya gangguan somatoform YTT

Page 5: Lapsus Dan Referat

Gangguan Somatisasi (F45.0)

PEDOMAN DIAGNOSIS:

Adanya keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun

Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya

Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari perilakunya

Page 6: Lapsus Dan Referat

Kriteria Diagnostik

Keluhan fisik dimulai sebelum usia 30 tahun, terjadi selama periode beberapa tahun

Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan,› 4 gejala nyeri: sekurangnya empat tempat atau

fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi)

Page 7: Lapsus Dan Referat

Epidemiologi

wanita : pria = 10 :1, bermula pada masa remaja atau dewasa muda

rasio tertinggi usia 20- 30 tahun

Page 8: Lapsus Dan Referat

Gangguan somatoform tak terperinci

Keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan menetap, akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi

Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-keluhannya

atau :› Satu atau lebih keluhan fisik (misalnya

kelelahan, hilangnya nafsu makan, keluhan gastrointestinal atau saluran kemih)

Page 9: Lapsus Dan Referat

o Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya, Durasi gangguan sekurangnya enam bulan

o Gejala tidak ditimbulkan dengan sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura)

Page 10: Lapsus Dan Referat

Gangguan Hipokondrik

Hipokondriasis adalah keterpakuan (preokupasi) pada ketakutan menderita, atau keyakinan bahwa memiliki penyakit medis yang serius, meski tidak ada dasar medis untuk keluhan yang dapat ditemukan

Ciri utama dari hipokondriasis adalah fokus atau ketakutan bahwa gejala fisik yang dialami seseorang merupakan akibat dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau masalah jantung

Page 11: Lapsus Dan Referat

Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu penyakit fisik yang serius yang melandasi keluhan-keluhannya, meskipun pemeriksaan yang berulang-ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai, ataupun adanya preokupasi yang menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya (tidak sampai waham)

Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-keluhannya

Page 12: Lapsus Dan Referat

Disfungsi otonomik somatoform

Ada gejala bangkitan otonomik seperti palpitasi, berkeringat, tremor, muka panas, yang sifatnya menetap dan mengganggu

Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ tertentu (tidak khas)

Preokupasi dengan penderitaan mengenai kemungkinan adanya gangguan yang serius yang menimpanya, yang tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan maupun penjelasan dari dokter

Page 13: Lapsus Dan Referat

Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada struktur/fungsi dari sistem/organ yang dimaksud

Kriteria ke 5, ditambahkan :› Jantung dan Sistem Kardiovaskular› Saluran Pencernaan Bagian Atas› Saluran Pencernaan Bagian Bawah› Sistem Pernapasan› Sistem Genito-Urinaria› Sistem atau Organ Lainnya

Page 14: Lapsus Dan Referat

Gangguan nyeri somatoform menetap

Gangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan dengan faktor psikologis atau secara bermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis

Page 15: Lapsus Dan Referat

Kriteria Diagnostik Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis

Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain

Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset, kemarahan, eksaserbasi atau bertahannya nyeri

Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura)

Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.

Page 16: Lapsus Dan Referat

Gangguan somatoform lainnya

Keluhan yang ada tidak melalui saraf otonom, terbatas secara spesifik pada bagian tubuh/sistem tertentu

Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan

Termasuk didalamnya, pruritus psikogenik, ”globus histericus”(perasaan ada benjolan di kerongkongan>>>disfagia) dan dismenore psikogenik

Page 17: Lapsus Dan Referat

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

LAPORAN KASUS

Page 18: Lapsus Dan Referat

Identitas

Nama : Ny. S Umur : 47 Tahun Suku/Agama : Bugis/Islam Status Perkawinan : Kawin Warga Negara: Indonesia Pekerjaan : IRT Alamat : Jalan dirgantara no.

43, makassar Tanggal kunjungan : 22 Januari 2015

Page 19: Lapsus Dan Referat

Riwayat Penyakit Keluhan Utama : Susah Tidur Riwayat Gangguan Sekarang Keluhan dan Gejala:

Keluhan susah tidur sudah dirasakan oleh pasien sejak ± 2 bulan yang lalu. Hal ini dirasakan hampir setiap hari, namun keluhan memberat sejak beberapa minggu terakhir. Pasien mudah terbangun secara tiba-tiba dan setelah terbangun pasien sulit untuk tidur kembali. Biasanya pasien tidur hanya 2 jam dalam semalam. Pasien juga mengeluhkan kram-kram di badan,sakit tenggorokan, jantung berdebar-debar, tangan gemetar, dan keringat dingin. Pasien merasakan keluhan tersebut jika pasien sedang memikirkan penyakitnya. Sejak 12 tahun yang lalu pasien menderita diabetes dan 3 bulan terakhir pasien mengalami gagal ginjal. Saat ini pasien rutin hemodialisa 1 x seminggu.

Pasien selalu merasa cemas akan hal buruk yang mungkin menimpa diri maupun keluarganya. Pasien mengaku dirinya cukup tertutup sehingga sulit untuk mengutarakan perasaannya pada orang lain.

Page 20: Lapsus Dan Referat

Hendaya/disfungsiHendaya sosial (-) Hendaya pekerjaan (-)Hendaya waktu senggang (+)

Faktor stressor psikososialkekhawatiran pasien akan penyakitnya yaitu diabetes dan gagal ginjal

Hubungan gangguan sekarang dengan penyakit fisik dan psikis sebelumnyaTidak didapatkan adanya hubungan penyakit fisik maupun psikis sebelumnya terhadap keluhan yang dirasakan oleh pasien.

Riwayat Gangguan Sebelumnya: Tidak ada

Page 21: Lapsus Dan Referat

Riwayat Kehidupan PeribadiLahir normal dibantu bidanPertumbuhan dan perkembangan baik

Riwayat Kehidupan KeluargaPasien anak ke 2 dari 4 bersaudara (♀, ♀ ,♂,♀). Saat ini Pasien tinggal bersama suami dan anaknya. Hubungan pasien dengan keluarga baik.

  Situasi Sekarang

Pasien tinggal di Makassar, bersama suami dan anaknya. Pasien tidak bekerja

Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya Pasien merasa tidak nyaman dengan keadaan yang dialaminya sejak 3 bulan terakhir, pasien ingin sembuh dari rasa takut dan cemas yang dirasakan selama ini.

Page 22: Lapsus Dan Referat

Status Mental Deskripsi umum

Penampilan : Tampak seorang pasien perempuan, memakai baju panjang warna hijau dengan corak jingga lengan panjang, celana panjang warna hitam, dan sandal jepit warna merah dengan rambut ikal sebahu. Perawakan tubuh sedang, wajah tampak sesuai umur, perawatan diri baik.Kesadaran : BaikPerilaku dan aktivitas psikomotor: TenangPembicaraan : Spontan,lancar, intonasi biasaSikap terhadap pemeriksa : kooperatif

  Kesadaran Afektif (Mood), Perasaan, dan Empati,

Mood : Cemas Afek : AppropriateEmpati : dapat dirabarasakan

Page 23: Lapsus Dan Referat

Fungsi IntelektualTaraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai taraf pendidikanDaya konsentrasi : BaikOrientasi (waktu: baik, tempat: baik, orang: baik)Daya ingat : jangka panjang: baik

jangka sedang : baikjangka pendek : baikjangka segera : baik

Pikiran abstrak : baikBakat kreatif : Tidak adaKemampuan menolong diri sendiri : Baik

Page 24: Lapsus Dan Referat

Gangguan Persepsi:Halusinasi : Tidak adaIlusi : Tidak adaDepersonalisasi : Tidak adaDirealisasi : Tidak ada

 Proses Berpikir: Arus pikiran :

Produktivitas : CukupKontinuitas : Relevan, koheranHendaya berbahasa : Tidak ada

Isi pikiran :Preokupasi : Tidak adaGangguan isi pikiran : Tidak ada

Page 25: Lapsus Dan Referat

Pengendalian Impuls : Baik

Daya Nilai:Norma Sosial : BaikUji Daya Nilai : BaikPenilaian Realitas : Baik

  Tilikan (Insight) : 6 (pasien sadar

dirinya sakit dan perlu mendapat pengobatan)

Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

Page 26: Lapsus Dan Referat

Ikhtisar Penemuan Bermakna

Seorang perempuan 48 tahun datang ke poli jiwa RSKD dadi untuk pertama kalinya dengan keluhan sulit tidur yang sudah dirasakan sejak ± 2 bulan terakhir. Keluhan ini dirasakan tidak tiap hari namun pasien tidak dapat manentukan waktu khusus gejala ini biasanya terjadi. Pasien merasa mudah terbangun tiba-tiba sekitar jam 2 dini hari, dan setelah terbangun pasien akan sulit tidur kembali. Sebelumnya pasien tidak pernah berobat ataupun minum obat untuk keluhan yang ia rasakan. Pasien juga mengeluh jantungnya sering berdebar-debar, kram-kram badan, tangan gemetar dan keringat dingin. Keluhan ini terjadi saat pasien merasa takut ataupun cemas. Menurut pengakuan pasien sejak 2 bulan yang lalu, pasien mulai merasa gelisah dan susah tidur. Hal ini mulanya dirasakan ketika memikirkan penyakitnya yang semakin memberat. Karna sifatnya yang tertutup pasien sering kesulitan untuk menceritakan keadaan yang dialami pada orang-orang disekitarnya termasuk keluarganya.

Pada status mental didapatkan seorang perempuan mamakai baju panjang warna hijau, perawakan tubuh sedang, wajah tampak sesuai umur dan perawatan diri baik datang dengan mood cemas dan tilikan (insight) VI (pasien sadar dirinya sakit dan perlu pengobatan.

Page 27: Lapsus Dan Referat

Evaluasi Multiaksial Aksis I:

Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan stetus mental, ditemukan adanya keluhan sulit tidur, merasa jantung berdebar-debar, kram-kram di badan, tangan gemetar, dan keringat dingin. Gejala yang terutama dikeluhkan pasien adalah sulit tidur, saat tengah tertidur dan secara tiba-tiba mudah terbangun dan sulit untuk tidur kembali setelahnya. Hal ini sudah dialami selama 3 bulan dan terjadi cukup sering, hampir tiap hari sehingga mengakibatkan penderitaan (distress) pada diri pasien serta cukup mengganggu pasien dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari (dissabilitas), karna adanya ciri tersebut maka dapat disimpulkan pasien menderita gangguan jiwa.Dari pemeriksaan status mental hanya didapatkan hendaya dalam penggunaan waktu senggang sehingga digolongkan sebagai gangguan jiwa non-psikotik.Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak didapatkan kelainan yang bermakna yang dapat mengindikasikan adanya penyakit tertentu yang menyebabkan gejala yang dialami oleh pasien, sehingga gangguan fungsi organic dapat disingkirkan.Dari hasil autoanamnesis didapatkan pasein merasa cemas tentang keadaan keluarga dan dirinya, pasien juga sering merasa jantungnya berdebar, kram-kram di badan, tangan gemetar, dan keringat, yang merujuk pada suatu gejala anxietas. Selain itu pada pasien didapati pula tanda depresi berupa kesulitan untuk tidur. Walaupun demikian keduanya tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis sendiri, sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat didiagnosis sebagai Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2)

Page 28: Lapsus Dan Referat

Aksis II:Pasien tidak memenuhi ciri-ciri gangguan kepribadian yang tercantum dalam PPDGJ III. Pasien memiliki hubungan interpersonal yang cukup baik dengan orang disekitarnya, walaupun pasien mengaku memiliki kepribadian yang cukup tertutup.

Aksis III: Tidak jelas Aksis IV:

Kekhawatiran terhadap penyakitnya yang membuat pasien merasa takut terjadi sesuatu dengannya.

Aksis V: GAF = 80-71, gejala sementara dan dapat diatasi, disabilotas ringan dalam sosial, pekerjaan, dll.

Page 29: Lapsus Dan Referat

Daftar Masalah

Organo Biologik:Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, namun diduga terdapat ketidak seimbangan neurotransmitter, maka dari itu pasien memerlukan farmakoterapi

Psikologi:Ditemukan adanya hendaya ringan sehingga pasein memerlukan psikoterapi untuk menghilangkan gangguan anxietas dan depresi ringan

Sosiologi:Ditemukan adanya hendaya sosial ringan (+) sehingga memerlukan sosioterapi

Prognosis Dubia et Bonam (baik)

Page 30: Lapsus Dan Referat

Rencana Terapi

FarmakoterpiAlprazolam 0,5mg 0 (obat anti anxietas)Courage 20 mg 1/0/0 (Isinya Fluoksetin berfungsi sebagai anti depresan

Psikoterapi Suportif Ventilasi

Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.

KonselingMemberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya, agar pasien memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap rutin minum obat.

SosioterpiMemberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala

Page 31: Lapsus Dan Referat

TERIMA KASIH