26
LAPORAN KASUS INDIVIDU MALFORMASI ANORECTAL DENGAN FISTULA RECTOVESTIBULAR PADA BAYI PEREMPUAN Oleh : Yulia Manawean 201320401011105 Pembimbing: dr. Barmadi Satrio, SpBA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN 20! 1

Lapsus Bedah Ym Rsml

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapsus bedah rsml

Citation preview

LAPORAN KASUS INDIVIDU

MALFORMASI ANORECTAL DENGAN FISTULA RECTOVESTIBULAR PADA BAYI PEREMPUANOleh :Yulia Manawean201320401011105Pembimbing:

dr. Barmadi Satrio, SpBAFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN2015

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL1

DAFTAR ISI... 2

Bab 1 PENDAHULUAN 3

BAB 2 LAPORAN KASUS 5BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA13BAB 4 PEMBAHASAN24BAB 5 KESIMPULAN .26DAFTAR PUSTAKA... 27BAB 1

PENDAHULUAN

Atresia ani atau anus imperforata atau malformasi anorektal adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, agenesis rekti dan atresia rekti. Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat muncul sebagai sindroma VACTRERL (Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb) (FK UI,2010).

Angka kejadian rata-rata malformasi anorektal di seluruh dunia adalah 1 dalam 5000 kelahiran. Secara umum, malformasi anorektal lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Fistula rektouretra merupakan kelainan yang paling banyak ditemui pada bayi laki-laki, diikuti oleh fistula perineal. Sedangkan pada bayi perempuan, jenis malformasi anorektal yang paling banyak ditemui adalah anus imperforata diikuti fistula rektovestibular dan fistula perineal. Hasil penelitian Boocock dan Donna di Manchester menunjukkan bahwa malformasi anorektal letak rendah lebih banyak ditemukan dibandingkan malformasi anorektal letak tinggi (FK UI, 2010).Malformasi anorektal terjadi akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada kehidupan embrional. Menifestasi klinis di akibatkan adanya obtruksi dan adanya fistula. Obtruksi ini mengakibatkan distensi abdomen, sekuestrasi cairan, muntah dengan segala akibatnya. Apabila urin mengalir melalui fistel menuju rektum, maka urin akan diabsorsi sehingga terjadi asidosis hipperchloremia, sebaliknya feses mengalir ke arah traktus urinarius menyebabkan infeksi berulang. Keadaan ini biasanya akan terbentuk fistula antara rektum dengan organ sekitarnya. Pada wanita 90 % dengan fistula ke vagina (rektovagina) atau perineum (rektovestibular) (Grosfeld, 2011).

Gejala yang menunjukan terjadinya malformasi anorektal terjadi dalam waktu 24-48 jam. Gejala itu antara lain perut kembung, muntah, tidak bisa buang air besar, pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik dapat dilihat sampai dimana terdapat penyumbatan Grosfeld, 2011).

Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti. Pada anamnesis dapat ditemukan. PSARP adalah metode yang ideal dalam penatalaksanaan kelainan anorektal. Jika bayi tumbuh dengan baik, operasi definitif dapat dilakukan pada usia 3 bulan. Kontraindikasi dari PSARP adalah tidak adanya kolon. Pada kasus fistula rektovesikal, selain PSARP, laparotomi atau laparoskopi diperlukan untuk menemukan memobilisasi rektum bagian distal. Demikian juga pada pasien kloaka persisten dengan saluran kloaka lebih dari 3 cm (Grosfeld, 2011).BAB 2

LAPORAN KASUS

Identitas :

Nama

: An. Risma Auliya Dwiyanti Nomor RM

: 31.24.57 Tanggal MRS

: 22 Januari 2015 Umur

: 3 bulan Alamat : Sumberwungu RT 01/ RW 02 Kedung Pengaron Modo Lamongan Suku

: Jawa Bangsa

: Indonesia

Keluhan Utama : Perut Membesar Riwayat Penyakit Sekarang :Hetero Anamnesis:

Keluarga pasien mengeluhkan bahwa pasien mengalami perut membesar sejak 3 hari yang lalu. Perut membesar mendadak. Disertai sulit BAB dan perut kembung, BAB terakhir 1 hari yang lalu. BAB sedikit, konsistensi cair +, ampas -, lendir -, darah -. Keluarga pasien juga mengeluhkan pasien muntah (+) sejak 3 hari yang lalu, muntah 1x setiap hari, muntah sedikit, warna putih seperti susu. Pasien tidak memiliki anus sejak lahir, pasien tidak pernah buang air besar lewat anus namun pasien buang air besar melalui lubang kecil di dekat anus. Demam -, muntah kehijauan -. Riwayat keluar kotoran dari lubang kencing saat BAK atau tanpa BAK disangkal. Tidak ada keluhan BAK lainnya. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) : Keluhan yang sama (-), Atresia ani disertai fistula rectovestibular, gangguan BAK disangkal. Riwayat Kelahiran :Lahir SC atas indikasi Post Date 41- 42 minggu, Langsung menangis, Apgar Score : 8-9, Ketuban Jernih, BBL 2700 gr. Riwayat Imunisasi :

BCG (+), Hepatitis B (+), Polio (+) Riwayat Nutrisi :

Pasien diberi ASI eksklusif sejak lahir, Makanan Pendamping ASI (-) Pemeriksaan Fisik : Vital Sign :Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Compos mentis

Nadi : 132 x/mnt Suhu

: 37,2 C (aksila) Respirasi: 40 x/mnt

Berat Badan : 5000 gram

Panjang Badan : 53 cm Kepala/ leher

: Inspeksi : normosefal, anemia -, ikterus -, sianosis -, dyspsneu -, mata cowong, napas cuping hidung -Palpasi: tidak tampak kelainan, tidak teraba pembesaran KGB -, deviasi trakea - Thorak :

Paru: Inspeksi : Pergerakan nafas dan dinding dada simetris, tidak ada pergerakan nafas yang tertinggal, dyspneu tidak adaPalpasi : gerakan dinding dada simetris, tidak tampak kelainan Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung :

Inspeksi: ictus cordis (-), voussure cardiac (-)

Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat, thrill/fremissment (-)

Perkusi: Normal

Auskultasi : S1S2 Tunggal, Murmur -, gallop Abdomen: Inspeksi

: Distended (+), Auskultasi

: Bising Usus (+) menurunPalpasi

: Hepar, lien dan ginjal tak terabaPerkusi

: Timpani di seluruh lapang abdomen, Meteorismus + Extermitas: Tidak ada deformitas, tidak ada sianosis, akral Hangat Kering Merah, CRT