Lapsus Bedah Ortopedi Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapsus bedah ortopedi fix

Citation preview

  • LAPORAN KASUSCLOSE FRACTUR 1/3 MEDIAL TIBIA FIBULANI PUTU SASMITA LESTARI08.06.0010

  • BAB ILAPORAN KASUSIdentitas Pasien

    Nama: Ny.SUsia: 30 tahunAlamat: SuralagaPekerjaan: PetaniAgama: IslamStatus pernikahan: menikahMasuk Rumah Sakit: 8 Agustus 2014Tanggal Pemeriksaan : 9 Agustus 2014

  • ANAMNESIS Keluhan utamaNyeri pada kaki kiri bawah Riwayat Penyakit SekarangKurang lebih 1 hari yang lalu (8-8-2014), pasien mengalami kecelakaan ketika mengendarai motor. Ketika pasien sedang mengendarai motor dengan kecepatan relatif lambat (pasien lupa berapa kecepatannya), tiba- tiba mobil bemo di depan pasien memotong jalur pasien. Pasien mengaku kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan sisi kiri atas tubuh pasien menghantam aspal.

  • Pasien langsung merasakan nyeri hebat di area tungkai bawah kiri dan tidak berani digerakan karena menambah nyeri. Didapatkan bengkak pada area tungkai bawah kiri. Pada saat kecelakaan pasien menggunakan helm. Pasien lalu langsung dibawa ke puskesmas dan dikatakan mengalami patah tulang dan disarankan ke RS.

  • Dan pasien langsung dirujuk ke Rumah Sakit. Saat dibawa ke IGD RSUD R. Soedjono Selong (08 Agustus 2014), pasien masih mengeluh nyeri +, bengkak +, pergerakan kaki kiri terbatas karena bertambah nyeri saat digerakan, keluhan sesak nafas -, nyeri dada saat bernafas Riwayat keluhan muntah -. Pingsan sebelum atau sesudah jatuh

  • Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit hipertensi, jantung, nyeri dada, paru, asma,alergi,disangkal, Pasien mengaku sejak 8 tahun yang lalu terdapat benjolan pada perut bagian kanan yang tidak nyeri, Riwayat fraktur sebelumnya disangkalRiwayat Penyakit KeluargaRiwayat keluhan serupa dalam keluarga, sakit jantung, hipertensi, asma, alergi disangkal.

  • Riwayat SosialPasien lulusan SMA, saat ini belum bekerja.Pasien sudah menikah .Riwayat konsumsi minuman beralkohol, rokok dan obat-obatan lain disangkal

  • Pemeriksaan Fisik (9/8/2014)Primary SurveyA: BebasB: Spontan, RR 20x/menit, regulerC: Denyut nadi 84 x/menit, regularD; GCS E4M6V5Secondary surveyKesadaran : kompos mentisKeadaan umum: tampak sakit ringanTekanan darah: 120/70 mmHgNadi: 84x/menit Suhu: 36,7CPernapasan: 20x/menit

  • KulitWarna kulit sawo matang, tidak tampak pucat, tidak terdapat ikterik dan hiperpigmentasi, turgor baik.MataKonjungtiva pucat tidak ada dan sklera ikterik tidak adaTenggorokanUvula di tengah, arkus faring simetris, tonsil T1-T1Gigi Dan MulutOral hygiene baik, tidak ada gigi berlubangLeherPosisi trakea ditengah, tidak ada pembesaran KGB dan tiroid

  • JantungA : Bunyi Jantung I dan II reguler, murmur tidak ada, gallop tidak adaParuA : Vesikuler/vesikuler, rhonki tidak ada, wheezing tidak adaAbdomenI : supel, tampak benjolan pada perut bagian kanan ukuran 10 cm x 8 cm mobile (+), nyeri (-)P : Nyeri tekan tidak ada, tidak teraba pembesaran hati dan limpaP : Timpani, shiffting dullness tidak adaA : Bising usus normal 3x/menit

  • Status Lokalis Cruris Sinistra

    Look: luka (-), deformitas (+) : terdapat penonjolan abnormal dan angulasi minimal ke arah medial, oedem (+), Perdarahan aktif (-)

    Feel: Suhu rabaan hangat, nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+) Pulsasi arteri dorsalis pedis baik. Sensibilitas distal baik.

    Move: Gerakan aktif dan pasif terhambat, gerakan fleksi cruris sinistra terhambat dan nyeri saat digerakkan, False of movement (+).

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    HasilSatuanNilai RujukanDarah perifer lengkapHemoglobinHematokritEritrositJumlah trombositJumlah leukosit12,135,24,46188.0007,37g/dL%10^6/uL10^3/uL10^3/uL13-1740-504,5-5,5150-4005-10Kimia klinikUreum darahKreatinin darahSGOTSGPTGDSAlbumin19,30,7220,1221204,30mg/dLmg/dLU/LU/Lmg/dLg/dl

  • PEMERIKSAAN RADIOLOGI

  • DIAGNOSISclose fracture 1/3 medial tibia dan fibula PENATALAKSANAAN Pro ORIFCefotaxim 2 x 1 gr IVKetorolac 3x30 mg IVRanitidine 2x 1 amp IV

  • PrognosisAd vitam: bonamAd fungsionam: dubia ad bonamAd sanasionam: dubia ad bonam

  • BAB IITINJAUAN PUSTAKALatar belakang

    Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, epifisial plate, sendi, baik bersifat total maupun parsialTibia merupakan tulang panjang yang paling sering mengalami cedera, mempunyai permukaan subkutan yang paling panjang, sehingga paling sering terjadi fraktur terbuka

  • ANATOMI

    Gambar 2.1Tulang Tibia dan Fibula kanan tampak depan (Putz, 2000)Keterangan gambar : 1. Tulang fibula2. Tulang tibia

  • Tulang tibia terdiri dari tiga bagian yaitu epyphysis proksimalis, diaphysis dan epiphysis

    Tulang fibula terletak disebelah lateral tibia mempunyai tiga bagian yaitu epiphysis proksimalis, diaphysis dan epiphysis distalis

  • Fraktur cruris adalah terputusnya kontiunitas tulang tibia dan fibula

    Deskripsi frakturLokasi: Diafisis, metafisis, epifisis, atau intraartikularEkstensi: Komplit, inkomplitKonfigurasi: transversal, oblik, spiral, kominutifHubungan antara fraktur fragmen: displaced (angulasi, rotasi, distraksi, overriding, impaksi, translasi), undisplacedHubungan fraktur dengan lingkungan luar: terbuka, tertutupKomplikasi: uncomplicated, complicated

  • KLASIFIKASI FRAKTUREfraktur tertutupPada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu: 1) Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya. 2) Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan. 3) Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan. 4) Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement

  • DIAGNOSIS A. AnamnesaB. Pemeriksaan fisik Look Feel MovementC. Pemeriksaan Penunjang (rontgent)

  • PENATALAKSANAAN Non OperatifReduksiReduksi adalah terapi fraktur dengan cara mengantungkan kaki dengan tarikan atau traksi.2 . ImobilisasiImobilisasi dengan menggunakan bidai. Bidai dapat dirubah dengan gips dalam 7-10 hari, atau dibiarkan selama 3-4 minggu.3. Pemeriksaan dalam masa penyembuhan

  • Operatif Indikasi absolut yaitu :Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan operasi dalam penyembuhan dan perawatan lukanya.Cidera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk memperbaiki jalannya darah di tungkai.Fraktur dengan sindroma kompartemen.Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki mobilitas pasien, juga mengurangi nyeri.

  • Indikasi relatif PemendekanFraktur tibia dengan fibula intakFraktur tibia dan fibula dengan level yang sama

  • JENIS- JENIS TINDAKAN OPERATIFFiksasi eksternaldilakukan pada pasien dengan cidera multipel yang hemodinamiknya tidak stabil, dan dapat juga digunakan pada fraktur terbuka dengan luka terkontaminasi.Ring fixatorsKeuntungannya adalah dapat digunakan untuk fraktur ke arah proksimal atau distal. Cara ini baik digunakan pada fraktur tertutup tipe kompleks

  • C. Orif (Open reduction with internal fixation)Cara ini biasanya digunakan pada fraktur diafisis tibia yang mencapai ke metafisis. Keuntungan penatalaksanaan fraktur dengan cara ini yaitu gerakan sendinya menjadi lebih stabil.

  • KOMPLIKASI Infeksi Infeksi dapat terjadi karena penolakan tubuh terhadap implant berupa internal fiksasi yang dipasang pada tubuh pasien. Infeksi juga dapat terjadi karena luka yang tidak steril.b. Delayed unionc. Non union/mal uniond. Avaskuler nekrosise. Trauma saraff. Gangguan pergerakan sendi

  • PROGNOSIS Prognosis dikatakan baik jika penderita secepat mungkin dibawa ke rumah sakit sesaat setelah terjadi trauma, kemudian jenis fraktur yang diderita ringan, bentuk dan jenis perpatahan simple, kondisis umum pasien baik, usia pasien relative muda, tidak terdapat infeksi pada fraktur dan peredaran darah lancar