37
Laporan Akhir Praktikum Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Perbenihan II Disusun oleh: Kelompok 8 No . Nama NPM 1. Mohammad Iqbal 150510120129 2. Lovian A Sinambela 150510120130 3. Ilham Karamatur R 150510120144 4. Muhammad Yusuf 150510120154 5. Angela P H Silalahi 150510120197

Laprak Tekben Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknologi benih

Citation preview

Page 1: Laprak Tekben Fix

Laporan Akhir Praktikum

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Perbenihan II

Disusun oleh:Kelompok 8

No

.

Nama NPM

1. Mohammad Iqbal 150510120129

2. Lovian A Sinambela 150510120130

3. Ilham Karamatur R 150510120144

4. Muhammad Yusuf 150510120154

5. Angela P H Silalahi 150510120197

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN2014

Page 2: Laprak Tekben Fix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang

selalu tercurah pada hambanya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Akhir

Praktikum Teknologi Perbenihan II”

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan lapora ini. kami juga khususnya terimakasih kepada dosen yang mebimbing

kami saat praktikum dilapangan. Selain itu, kami mengucapkan terima kasih kepada para

penulis yang tulisannya dikutip sebagai bahan rujukan.

Laporan ini mengulas tentang proses Pertumbuhan tanman kedelai mutiara 1 dengan

berbagai perlakuan yaitu menggunakan biosugi dengan dosis control(netral), 2cc dan 4cc.

Laporan ini tentunya masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan

berpatisipasi dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi usaha

kita. Aamiin.

Jatinangor, 12 April 2014

Penyusun

Page 3: Laprak Tekben Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan kedelai nasional masih harus dipenuhi dari impor karena produksi dalam

negeri belum mampu memenuhi permintaan dalam negeri yang terus menerus meningkat

karena kedelai banyak digunakan untuk industri pangan antara lain tahu, tempe, dan susu

kedelai yang telah menjadi menu masyarakat.

Kedelai merupakan tanaman sumber protein yang murah, sehingga dapat digunakan

untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Kebutuhanterhadap kedelai semakin meningkat

dari tahun ketahun sejalan dengan bertambahnya penduduk dan meningkatkan

kesadaran masyarakat terhadap makanan berprotein nabati. DataBPS (2007 dalam Anonim

2008) menyebutkan kebutuhan kedelai dalam negeri kurang lebih mencapai 2 juta ton/tahun,

dimana produksi dalam negeri tahun 2007 baru mencapai 608.263 ton. Produksi

kedelai Nasional dalam 8 tahun terakhir dari tahun 2000 sampai 2007 ternyata mengalami

penurunan rata-rata sebesar 7,20 %.

Kedelai merupakan tanaman legum yang kaya protein nabati, karbohidrat dan lemak.

Biji kedelai juga mengandung fosfor, besi, kalsium,vitamin B dengan komposisi asam amino

lengkap, sehingga potensial untuk pertumbuhan tubuh manusia (Pringgohandoko dan

Padmini, 1999). Kedelai juga mengandung asam-asam tak jenuh yang dapat mencegah

timbulnya arteri sclerosis yaitu terjadinya pengerasan pembuluh nadi (Taufiq dan Novo,

2004).

Upaya meningkatkan produktivitas tanaman kedelai dapat dilakukan dengan

banyak cara. Produksi tanaman kedelai sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya,

pengendalian hama dan pemupukan yang dapat dilakukan melalui akar dan daun.

Pemupukan melalui daun dilakukan dengan menyemprotkan pupuk dalam bentuk cair pada

tanaman secara langsung. Metode ini merupakan metode yang efektif untuk memberikan hara

yang terkandung dalam pupuk, karena pupuk mudah masuk dan terserap ke dalam stomata.

Pemupukan dapat dilakukan dengan memberikan dosis pupuk yang berbeda pada

tanaman. Perbedaan dosis tersebut akan mempengaruhi kepekatan pupuk serta absorbsi

ke dalam tanaman melalui stomata.

Page 4: Laprak Tekben Fix

1.2 Identifikasi Masalah

1 Bagaimana budidaya tanaman kedelai mutiara yang tepat?

2 Bagimana pengaruh dosis pemberian berbagai dosis biosugih terhadap tanaman

kedelai mutiara?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui budidaya yang tepat untuk kedelai mutiara

2. Mengetahui pengaruh dosis pemberian berbagai dosis biosugih terhadap tanaman

kedelai mutiara

Page 5: Laprak Tekben Fix

BAB II

METODOLOGI

2.1 Waktu Pelaksanaan dan Persiapan Media

Tempat pelaksanaan : Praktikum di kebun percobaan ciparanje

Waktu pelaksanaan : 26 februari sampai dengan 28 mei

Alat

1. Polibag

2. Semprotan

3. Cangkul

4. Cup pelastik

5. Penggaris

6. Alat tulis

Bahan

1. Benih kedelai mutiara 1

2. Larutan biosugih

3. Air

4. Pupuk NPK

5. Media Cocopeat

6. Kiascing

2.2 Prosedur Kerja

1. Memasukan cocopeat ke dalam 18 polibag

2. Menyiram media tanam cocopeat dengan air selama 3 hari berturut-turut (rentang

waktu selama seminggu)

3. Membagi 18 polibag menjadi 3 bagian untuk 3 perlakuan yaitu,

K4B1 = control

K4B2 = Biosugih 2cc

K4B# = Biosugih 4cc

4. Setelah polibag dibagi menjadi 3 perlakuan, memasukan kascing sebanyak 100 gram

pada masing masing polibag pada media cocopeat yang telah tersedia sebelumnya

5. Seminggu kemudian menanam 2 benih kedelai mutiara pada setiap polibag

Page 6: Laprak Tekben Fix

6. Menyiram media tanam cocopeat yang telah di tanam benih kedelai mutiara 1 dengan

menggunakan air

7. Minggu berikutnya memberikan perlakuan berbeda pada setiap polibag yang dibagi

menjadi 3 bagian

Keterangan :

a. Menyiram 6 polibag dengan labet K4B1 dengan air (control)

b. Menyiram 6 polibag dengan labet K4B2 dengan Biosugih 2cc

c. Menyiram 6 polibag dengan labet K4B3 dengan Biosugih 4cc

8. Menggamati dan mengukur setiap komponen pertumbuhan tanaman yang

sudahtumbuh dan melakukan pemeliharaan yang sama seperti kegiatan pada point

nomer 7 yatu pemberian air dan larutan biosugih

9. Melakukan pemeliharaan yang sama seperti poin nomer 8 setiap minggunya sampai

dengan tanggal 28 mei 2014

7.

Page 7: Laprak Tekben Fix

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asal Usul dan Taksonomi Tanaman Kedelai

Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia

sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi

pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara

tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika.

Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan

pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara,

dan pulaupulau lainnya.

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan

Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima

dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill.

Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Classis : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Familia : Papilionaceae

Genus : Glycine

Species : Glycine max (L.) Merill

2.2 Morfologi Tanaman Kedelai

Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman

semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun,

batang, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal.

1. Akar

Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil.

Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon

yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat pertumbuhan yang

cepat dari hipokotil. Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang

dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga

seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil. Pada

umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu, misalnya kadar air tanah yang

Page 8: Laprak Tekben Fix

terlalu tinggi. Perkembangan akar kedelai sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia

tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan, kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di

dalam tanah. Pertumbuhan akar tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m atau lebih pada

kondisi yang optimal, namun demikian, umumnya akar tunggang hanya tumbuh pada

kedalaman lapisan tanah olahan yang tidak terlalu dalam, sekitar 30-50 cm. Sementara akar

serabut dapat tumbuh pada kedalaman tanah sekitar 20-30 cm. Akar serabut ini mula-mula

tumbuh di dekat ujung akar tunggang, sekitar 3-4 hari setelah berkecambah dan akan semakin

bertambah banyak dengan pembentukan akar-akar muda yang lain.

2. Batang dan cabang,

Hipokotil pada proses perkecambahan merupakan bagian batang, mulai dari pangkal

akar sampai kotiledon. Hipokotil dan dua keping kotiledon yang masih melekat pada

hipokotil akan menerobos ke permukaan tanah. Bagian batang kecambah yang berada diatas

kotiledon tersebut dinamakan epikotil. Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua

tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini

didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate

ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga.

Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih

bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Jumlah buku pada batang

tanaman dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan periode panjang penyinaran pada siang

hari. Cabang akan muncul di batang tanaman

3. Daun

Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon yang

tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua helai daun tunggal dan daun

bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas masa pertumbuhan. Umumnya, bentuk

daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut

dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat

erat dengan potensi produksi biji.

4. Bunga

Tanaman kedelai, mempunyai dua stadia tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan stadia

reproduktif. Stadia vegetatif mulai dari tanaman berkecambah sampai saat berbunga,

sedangkan stadia reproduktif mulai dari pembentukan bunga sampai pemasakan biji.

Tanaman kedelai termasuk peka terhadap perbedaan panjang hari, khususnya saat

pembentukan bunga. Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu. Tangkai bunga umumnya

tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak

Page 9: Laprak Tekben Fix

tangkai daun sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai.

Pembentukan bunga juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Pada suhu tinggi dan

kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak.

Hal ini akan merangsang pembentukan bunga. Setiap ketiak tangkai daun yang mempunyai

kuncup bunga dan dapat berkembang menjadi polong disebut sebagai buku subur. Tidak

setiap kuncup bunga dapat tumbuh menjadi polong. Jumlah bunga yang rontok tidak dapat

membentuk polong yang cukup besar.

5. Polong dan biji

Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode pemasakan biji.

Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuning kecoklatan

pada saat masak. Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas tanaman, yaitu bulat, agak

gepeng, dan bulat telur. Pada varietas mutiara memiliki bentuk bulat lonjong. Biji kedelai

terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu kulit biji dan janin (embrio). Pada kulit biji terdapat

bagian yang disebut pusar (hilum) yang berwarna coklat, hitam, atau putih. Pada ujung hilum

terdapat mikrofil, berupa lubang kecil yang terbentuk pada saat proses pembentukan biji.

Warna kulit biji bervariasi, mulai dari kuning, hijau, coklat, hitam, atau kombinasi campuran

dari warna-warna tersebut. Biji kedelai tidak mengalami masa dormansi sehingga setelah

proses pembijian selesai, biji kedelai dapat langsung ditanam. Namun demikian, biji tersebut

harus mempunyai kadar air berkisar 12-13%.

6. Bintil akar dan Fiksasi Nitrogen

Tanaman kedelai dapat mengikat nitrogen (N2) di atmosfer melalui aktivitas bekteri

pengikat nitrogen, yaitu Rhizobium japonicum. Bakteri ini terbentuk di dalam akar tanaman

yang diberi nama nodul atau bintil akar. Keberadaan Rhizobium japonicum di dalam tanah

memang sudah ada karena tanah tersebut ditanami kedelai atau memang sengaja ditambahkan

ke dalam tanah. Nodul atau bintil akar tanaman kedelai umumnya dapat mengikat nitrogen

dari udara pada umur 10 – 12 hari setelah tanam, tergantung kondisi lingkungan tanah dan

suhu. Kelembaban tanah yang cukup dan suhu tanah sekitar 25°C sangat mendukung

pertumbuhan bintil akar tersebut. Perbedaan warna hijau daun pada awal pertumbuhan (10 –

15 hst) merupakan indikasi efektivitas Rhizobium japonicum. Namun demikian, proses

pembentukan bintil akar sebenarnya sudah terjadi mulai umur 4 – 5 hst, yaitu sejak

terbentuknya akar tanaman. Pada saat itu, terjadi infeksi pada akar rambut yang merupakan

titik awal dari proses pembentukan bintil akar. Oleh karena itu, semakin banyak volume akar

yang terbentuk, semakin besar pula kemungkinan jumlah bintil akar atau nodul yang terjadi.

Kemampuan memfikasi N2 ini akan bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman,

Page 10: Laprak Tekben Fix

tetapi maksimal hanya sampai akhir masa berbunga atau mulai pembentukan biji. Setelah

masa pembentukan biji, kemampuan bintil akar memfikasi N2 akan menurun bersamaan

dengan semakin banyaknya bintil akar yang tua dan luruh. Di samping itu, juga diduga

karena kompetisi fotosintesis antara proses pembentukan biji dengan aktivitas bintil akar.

Salah satu varietas unggul kedelai adalah Mutiara 1 merupakan hasil dari para ahli

peneliti di pusat penelitian tanaman pangan, karena berbagai keunggulan yang dimiliki

varietas Mutiara 1, maka oleh Menteri Pertanian berdasarkan SK Nomor 2602 / kpts/

SR.120/7/2010 telah dilepas sebagai varietas unggul dengan nama Mutiara 1.

Keunggulan kedelai varietas Mutiara 1 seperti varietas lainnya juga, yang secara

bertahap mengalami perbaikan dan keunggulan dari varietas sebelumnya. Keunggulan

tersebut dalam hal; umur pendek, produksi tinggi, ukuran biji super dan ketahanan terhadap

hama penyakit. Secara rinci deskripsi kedelai varietas Mutiara 1 dapat dilihat di bawah ;

Deskripsi Kedelai Varietas Mutiara 1

Asal : Iradiasi sinar γ 150 Gy pada varietas Muria.Tinggi tanaman : ± 46,8 cmTipe pertumbuhan : DeterminiteWarna daun : HijauBentuk daun : LanceolateWarna hipokotil : UnguUmur bunga : ± 30 hariWarna bunga : UnguWarna polong masak : CoklatUmur panen : ± 82 hariWarna bulu : Putih kecoklatanBentuk biji : Bulat lonjongWarna biji : KuningWarna hilum : HitamUkuran biji : Super besarBobot 100 butir : ± 23,2 gramKandungan protein : ± 37,7 %Kandungan lemak : ± 13,8 %Rata - rata hasil : 2,4 ton / haPotensi hasil : 4,1 ton / haKerebahan : Tahan rebahKetahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap penyakit karat daun (Phakospora pachirhyzi Syd), tahan terhadap penyakit bercak / hawar daun coklat ( Cercospora) dan agak rentan CMMV. Ketahanan terhadap hama : Tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza sojae) .Keterangan : Berproduksi tinggi dilahan optimal/sawah.

Page 11: Laprak Tekben Fix

Wilayah adaptasi : Lahan kering tegalan dan lahan sawah.

Dari deskripsi Kedelai Varietas Mutiara 1 tersebut di atas terlihat bahwa kedelai

varietas mutiara 1 mempunyai umur pendek sampai dapat dipanen lebih kurang ± 82 hari,

artinya varietas Mutiara 1 dapat dipanen bisa lebih cepat atau lebih lambat dari ± 82 hari

tergantung dari kondisi iklim, kesuburan tanah di lapangan dan teknik budidaya yang

dilakukan. Produktivitas hasil tinggi dapat mencapai 4,1 ton/ha dan rata - rata hasil sebesar

2,4 ton/ha. Artinya jika budidaya tanaman Kedelai varietas Mutiara 1 dikelola dengan baik

maka dapat menghasilkan produksi kedelai sampai sebesar 4,1 ton/ha . ukuran biji yang super

besar dan tahan penyakit karat daun, hawar daun dan penggerek batang pucuk.

2.3 Media Tanam Cocopeat

. Cocopeat adalah media tanam yang dibuat dari sabut kelapa. Oleh karena itu, paling

mudah ditemukan di negara-negara tropis dan kepulauan, seperti Indonesia. Banyak manfaat

yang bisa didapat dengan menggunakannya. Baik untuk digunakan bersama tanah, atau

berdiri sendiri. Cocopeat juga banyak dipilih sebagai pengganti tanah. Cocopeat memiliki

sifat mudah menyerap dan menyimpan air. Ia juga memiliki pori-pori, yang memudahkan

pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari. Kandungan Trichoderma molds-nya, sejenis

enzim dari jamur, dapat mengurangi penyakit dalam tanah. Dengan

Di dalam cocopeat juga terkandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat

dibutuhkan tanaman, berupa kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Kalium (K), Natrium (Na) Dan

Fospor (P) Meski disebut-sebut sebagai media tanam alternatif berkualitas sebaik tanah,

namun unsur hara yang ada di tanah, tidak ada padanya. Oleh karena itu, cocopeat

memerlukan tambahan pupuk sebagai penyubur. Tak perlu repot mencari sabut kelapa untuk

dijadikan cocopeat. Banyak produsen menjual cocopeat dalam bentuk siap guna. Bahkan ada

pula yang menyediakan dalam bentuk padat (briket). Tinggal tambahkan air,  cocopeat pun

siap pakai.

2.4 Larutan Biosugih

BioSugih dapat digunakan sebagai campuran untuk menyiram, menyemprot, ataupun

merendam bibit sebelum ditanam. Selain itu BioSugih® dapat pula digunakan untuk membuat

pupuk kompos yang difermentasikan. Cara penggunaannya akan dijelaskan dibawah.

Berdasarkan percobaan, diambil kesimpulan bahwa secara umum penggunaan

BioSugih® Tani yang ideal per hektar untuk 1 musim tanam selama ±3 bulan adalah sebanyak

Page 12: Laprak Tekben Fix

±15 liter, dengan pemakaian: 10 liter digunakan untuk menyiram tanah (diaplikasikan di

tanah), dan 5 liter digunakan untuk penyemprotan daun dan batang.

Hal diatas dapat dijadikan acuan bagi berbagai macam jenis tanaman pertanian yang ada.

Dengan pemakaian seperti ini, keuntungannya ialah produktivitas akan meningkat secara

signifikan (diatas 25%), panen berkualitas tinggi dan merata, dan tanah cukup mendapat

kekuatan untuk menjadi lebih subur, bahkan tanah yang kritis sekali pun.

1. Larutan BioSugih (L-BioSugih®):

L-BioSugih® adalah berupa campuran antara 0,2% BioSugih® dengan 100% air.

Misalkan untuk membuat 100Liter L-BioSugih®, campurkan 100Lt air dengan 200ml (satu

gelas) BioSugih®.

L-BioSugih® digunakan untuk aplikasi langsung kepada tanaman (perendaman,

penyiraman, penyemprotan, dll)

Cara membuat L-BioSugih® dan jumlah BioSugih® yang diperlukan:

 L-BioSugih® 1 Lt 5 Lt 10 Lt 20Lt 25 Lt 50 Lt

 BioSugih®Tani 2 ml 10 ml 20 ml 40ml 50 ml 100 ml

 L-BioSugih® 80 Lt 100 Lt 250 Lt 300Lt 500 Lt 1000Lt

 BioSugih®Tani 160 ml 200 ml 500ml 600 ml 1 L 2 L

Cara Pemakaian L-BioSugih®:

Semprotkan L-BioSugih® ke tanaman secara merata.

Dapat pula disiramkan ke permukaan tanah.

Aplikasi dapat diulang setiap 1 minggu sekali dan minimal 1 bulan sekali sampai

menjelang akhir panen.

Penyemprotan dan penyiraman dilakukan pada saat Pemeliharaan tanaman, walaupun

dapat juga dilakukan penyiraman pada saat persiapan lahan.

Benih sebelum ditanam sebaiknya direndam dalam larutan L-BioSugih®minimal

selama 1jam.

2.5 Kascing

Kascing adalah merupakan bahan organik hasil dari kotoran cacing yang bercampur

dengan tanah atau bahan organik lainnya. Pupuk kascing merupakan bahan organik yang

cukupbaik karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah

Page 13: Laprak Tekben Fix

khususnya pada tanah yang kurang subur seperti tanah jenis ultisol, juga tidak

mempunyai efek negatif terhadap lingkungan yang terdapat pada daerah sub tropis basah

dimana proses pelapukan sudah lanjut. Kandungan hara dan sifat kimia kascing lebih

beragam dibanding dengan kompos dan pupuk organik lainnya.

Pupuk kascing merupakan bahan organik yang baik bagi pertumbuhan tanaman secara

optimal karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah khususnya

pada tanah- tanah yang kurang subur juga tidak memberi efek negatif terhadap

lingkungannya.

Pupuk kascing mengandung unsur hara seperti N, P, K, C a, Mg, S, Fe dan unsur lainnya

yang dibutuhkan oleh tanaman. Palungkun (1999) menyatakan bahwa komponen-

komponen biologis yang terkandung dalam pupuk kascing adalah hormon pengatur

tubuh giberallin, sitokinin dan hormon auksin juga tidak mempunyai efek negatif

terhadap lingkungan.

Pupuk kascing mempunyai pH netral 5 sampai 7.4 dan rata-rata 6.9 komposisi kascing

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Komponen-Komponen Kimia pada Pupuk Kascing.

Komponen-komponen kimiawi Komposisi

(%)

Nitrogen (N) 1,1 – 4,0

Fosfor (P) 0,3 – 3,5

Kalium (K) 0,2 – 2,1

Belerang (S) 0,24 –

0,63

Magnesium (Mg) 0,3 – 0,63

Besi (Fe 0,4 – 1,6

Sumber: Palungkun, 1999

Page 14: Laprak Tekben Fix

2.6 Pupuk NPK

Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang umumnya mengandung lebih dari satu

macam unsur hara tanaman (makro maupunmikro) terutama N, P, dan K (Rosmarkam dan

Yuwono, 2002). Kelebihan pupuk NPK yaitu dengan satu kali pemberian pupuk dapat men

cakup beberapa unsur sehingga lebih efisien dalam penggunaan bila dibandingkan dengan

pupuk tunggal (Hardjowigeno, 2003).

Penggunaan pupuk NPK diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pengaplikasian

dilapangan dan dapat meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan di dalam tanah

serta dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman.

Page 15: Laprak Tekben Fix

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan terhadap perkembangan pertumbuhan tanaman kedelai mutiara 1 adalah :

1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-rata Tinggi (cm) 5 5 4 4.5 3 3.5 3 4.5 3.5 4 3.5 -Jumlah daun(trifoliate)

1 1 1 1 - - 1 - 1 1 - -

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi (cm) 2 3.5 4 5 6.5 5.5 3 - 4 5 6 4Jumlah daun(trifoliate)

- - 1 1 1 1 - - 1 - 1 1

Tabel Perlakuan K4B2 (Biosugih 2cc)1a 2a 2b 3a 4a 5a 6a 6b Rata-rata

Tinggi (cm) 6 7 6.5 6.5 4.5 SULAM 5.5 4Jumlah daun (trifoliate)

1 1 1 1 - 1 1

Tabel Perlakuan K4B3 (Biosugih 4cc)

PENGAMATAN 21a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi (cm) 8.3 8 7 6.8 9 8 6.7 4.5 6 7.2 6.4 7.2Jumlah daun(trifoliate)

1 1 1 1 1 - 1 - 1 1 - -

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 9.4 11 9.6 10 9.8 8.6 8.7 3.7 7.4 6.5 8.7 6.2Jumlah daun (trifoliate)

1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1

Tabel K4B21a 2a 2b 3a 4a 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 7.3 8.4 6.3 5.9 7.4 3.4 2.7 6.2 5Jumlah daun(trifoliate)

1 - 1 - 1 - - 1 -

Tabel K4B3

PENGAMATAN 31a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rata

Page 16: Laprak Tekben Fix

Tinggi (cm) 10.5 10.2 7.5 7 12 8.7 9.5 4.5 8 9 7.5 8.9Jumlah daun(trifoliate)

1 1 1 1 1 - 1 - - 1 - -

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 12.7 14 11.2 11.7 11,5 10.9 11.6 4 10.2 9.8 11.1 8.5Jumlah daun (trifoliate)

1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1

Tabel K4B21a 2a 2b 3a 4a 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 10.5 11.5 10 7.5 9.5 6.5 5.5 8 5.5Jumlah daun(trifoliate)

1 1 1 1 1 - - 1 -

Tabel K4B3PENGAMATAN 4

1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-rata

Tinggi (cm) 10.5 10.8 8.6 8.3 12.5 8.8 10 5.2 8.5 9 7.5 9.5Jumlah daun(trifoliate)

1 1 1 2 2 - 2 - 2 2 1 2

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 13 14.5 11.5 12 12 11.2 12.5 5 10.5 10 11.6 8.5Jumlah daun (trifoliate)

1(layu) 2 2 2 2 1 1 2 2 - 2 2

Tabel K4B21a 2a 2b 3a 4a 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 11 11.5 11 9.3 11.2 8 8.5 9.5 7Jumlah daun(trifoliate)

1 1 3 2 - - 1 1 -

Tabel K4B3

PENGAMATAN 51a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi (cm) 13.3 14.7 14.6 12.3 17.3 13 11.2 9.7 9.6 12.2 11.

212.6

Jumlah daun(trifoliate)

3 4 4 3 4 2 1 5 3 3 1 3

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 13.6 18.6 13.2 14.3 15.2 11.4 13.1 9.4 14.2 10 15.8 12.1Jumlah daun (trifoliate)

1 4 2 2 4 4 1 4 3 - 4 4

Tabel K4B21a 2a 2b 3a 4a 5a 5b 6a 6b Rata-

rata

Page 17: Laprak Tekben Fix

Tinggi(cm) 14.6 13.8 13.6 10.6 - 12.4 12.6 12.2 8.4Jumlah daun(trifoliate)

4 4 3 3 MATI 2 3 3 2

Tabel K4B3PENGAMATAN 6

1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-rata

Tinggi (cm) 13.5 15.2 15 13.2 17.9 15 12 11 10 12.9 11.5 14Jumlah daun(trifoliate)

4 4 4 5 2 5 5 4 5 4 2 4

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 17 19.2 14 15 15.5 11.5 13.5 10.5 14.5 10 16.2 12.5Jumlah daun (trifoliate)

4 2 2 2 3 6 1 4 3 4 4 2

Tabel K4B21a 2a 2b 3a 4a 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 15 16 15 MATI - 13 12.6 12.2 10Jumlah daun(trifoliate)

4 4 3 - MATI 3 3 4 4

Tabel K4B3

PENGAMATAN 71a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi (cm) 15.5 19 15 14.5 20.5 17.9 13.5 11.5 12 14 14 16.

815.35

Jumlah daun(trifoliate)

5 7 6 6 7 4 7 7 7 5 3 5

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 21.5 25 16.5 17.5 24 19 18.5 14 18 12.5 18.5 14 18.25Jumlah daun (trifoliate)

5 8 8 9 9 9 7 6 6 7 7 6

Tabel K4B21a 2a 2b 3a 4a 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 18.5 22.2 22 MATI - 19.4 17.5 13.5 13Jumlah daun(trifoliate)

13 10 6 - MATI 7 5 6 6

Tabel K4B3PENGAMATAN 8

1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-rata

Tinggi (cm) 15.5 23 19.5 18 23.6 15 11.6 14 18 13.6 14 16.8Jumlah daun(trifoliate)

5 5 6 6 7 7 8 8 6 8 6 6

Jumlah bunga 3 3 4 3 7 6 7 2 3 - - 3Jumlah polong 4 6 7 5 5 2 - 6 4 5 1` -

Page 18: Laprak Tekben Fix

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 23.7 25 18 18.4 24 19 20.5 14 21.5 17 21.5 14Jumlah daun (trifoliate)

9 11 7 6 12 9 6 8 8 8 10 7

Jumlah Bunga 10 9 5 3 5 1 4 7 7 4 10 -Jumlah Polong

- 6 4 5 9 7 5 7 9 - 8 4

Tabel K4B2

1a 2a 2b 3a 4a 5a 5b 6a 6b Rata-rata

Tinggi(cm) 18.5 22.2 22 MATI - 22 17.5 17.5 15.6Jumlah daun(trifoliate)

9 16 10 - MATI 5 8 8 5

Jumlah Bunga 3 1 7 - 9 5 3Jumlah Polong 4 7 8 - 1 3 1

Tabel K4B3PENGAMATAN 9

1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-rata

Tinggi (cm) 15.5 23 19.5 18 23.6 15 11.6 14 18 13.6 14 16.8Jumlah daun(trifoliate)

5 5 6 6 7 7 8 8 6 8 6 6

Jumlah bunga 3 3 4 3 7 6 7 2 3 - - 3Jumlah polong 4 6 7 5 5 2 - 6 4 5 1` -

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 23.7 25 18 18.4 24.5 19 20.5 14.4 21.5 17 21.5 14Jumlah daun (trifoliate)

10 8 5 6 10 15 7 9 8 11 8 12

Jumlah Bunga 7 4 8 8 7 5 4 3 4 5 3 4Jumlah Polong

12 5 10 8 9 9 5 8 9 4 9 15

Tabel K4B21a 2a 2b 3a 4a 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 18.5 22.2 22 MATI - 22 17.5 17.5 15.6Jumlah daun(trifoliate)

11 8 13 - MATI 17 5 9 6

Jumlah Bunga 7 5 7 6 - 5 6Jumlah Polong 13 19 13 - 16 14 9

Tabel K4B3

Page 19: Laprak Tekben Fix

PENGAMATAN 101a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi (cm) 15.5 23 19.5 18 23.6 15 11.6 14 18 13.6 14 16.8Jumlah daun(trifoliate)

5 4 8 5 7 7 2 5 6 4 5 6

Jumlah polong 5 7 8 6 4 6 1 1 7 1 1` 3Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)

1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-rata

Tinggi(cm) 23.7 25 18 18.4 24.5 19 20.5 14.4 21.5 17 21.5 7Jumlah daun (trifoliate)

7 11 7 4 10 10 8 10 8 10 10 9

Jumlah Polong

8 9 14 10 13 8 10 6 9 12 13 4

Tabel K4B21a 2a 2b 3a 4a 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 18.5 22.2 22 MATI - 22 17.5 17.5 15.6Jumlah daun(trifoliate)

11 8 4 - MATI 16 4 5 8

Jumlah Polong 16 13 9 10 - 13 9Tabel K4B3

Pengamatan 11 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi (cm) 15.5 23 19.5 18 23.6 15 11.6 14 18 13.6 14 16.8Jumlah daun(trifoliate)

5 4 8 5 7 7 2 5 6 4 5 6

Jumlah polong 6 6 7 5 5 6 1 1 8 2 1` 2Cabang produktif

6 4 5 3 4 4 5 - 4 - 4 2

Polong isi 3 biji 1 2 3 1 2 2 - - 1 - 1 -Polong isi 2 biji 4 2 2 2 1 4 1 1 4 2 - 1Polong isi 1 biji 1 2 2 2 2 - - - 3 - - 1

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)

1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-rata

Tinggi(cm) 23.7 25 18 18.4 24.5 19 20.5 14.4 21.5 17 21.5 7Jumlah daun (trifoliate)

7 11 7 4 10 10 8 10 10 10 7 9

Jumlah Polong

9 8 13 11 12 9 11 5 11 14 13 -

Cabang produktif

7 5 8 8 7 6 5 4 6 7 4 4

Polong isi 3 biji

- 1 1 1 - 2 3 - 2 1 1 -

Page 20: Laprak Tekben Fix

Polong isi 2 biji

5 4 9 8 6 5 6 4 6 12 - -

Polong isi 1 biji

4 3 3 2 6 2 2 1 3 1 2 -

Tabel K4B21a 2a 2b 3a 4a 5a 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 18.5 22.2 22 MATI - 22 17.5 15.6Jumlah daun(trifoliate)

11 8 4 - MATI 16 5 8

Jumlah Polong 15 13 10 - - 10 13 9Cabang produktif

5 6 5 6 6 7

Polong isi 3 biji - 2 1 2 1 -Polong isi 2 biji 12 10 8 4 10 7Polong isi 1 biji 3 1 1 4 2 2

Tabel K4B3

Pengamatan 121a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-

rataTinggi (cm) 15.5 23 19.5 18 23.6 15 11.6 14 18 13.6 14 16.8Jumlah daun(trifoliate)

5 3 7 6 6 6 3 5 6 4 5 6

Jumlah polong 6 6 9 9 4 8 1 6 7 2 3 1Polong isi 3 biji 1 1 2 1 1 1 - - 1 - - -Polong isi2 biji 5 4 7 6 2 6 1 4 4 2 3 1Polong isi 1 biji - 1 - 2 1 1 - 2 2 - - -

Tabel 1. Perlakuan K4B1 (control)

1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b Rata-rata

Tinggi(cm) 23.7 25 18 18.4 24.5 19 20.5 14.4 21.5 17 21.5 7Jumlah daun (trifoliate)

7 11 7 4 10 10 8 10 10 10 7 9

Jumlah Polong

20 8 11 13 10 12 12 15 14 6 10 4

Polong isi 3 biji

2 - 1 - 3 3 - 2 - - 1 -

Polong isi 2 biji

17 7 8 10 7 8 9 11 8 5 9 3

Polong isi 1 biji

1 - 2 3 - 1 3 2 6 1 - 1

Tabel K4B21a 2a 2b 3a 4a 5a 6a 6b Rata-

rataTinggi(cm) 18.5 22.2 22 MATI - 22 17.5 15.6Jumlah daun(trifoliate)

10 9 3 - MATI 12 5 8

Jumlah Polong 18 13 11 16 13 13Polong isi 3 biji 1 2 - - - 1

Page 21: Laprak Tekben Fix

Polong isi 2 biji 13 8 9 13 12 10Polong isi 1 biji 4 3 2 3 1 2

Tabel K4B3

Grafik 1. Tinggi Rata-rata Tanaman Kedelai Mutiara pada Berbagai Perlakuan

Pengam

atan 1

Pengam

atan 2

Pengam

atan 3

Pengam

atan 4

Pengam

atan 5

Pengam

atan 6

Pengam

atan 7

Pengam

atan 8

Pengam

atan 9

Pengam

atan 10

Pengam

atan 11

Pengam

atan 12

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

K4B1K4B2K4B3

Grafik 2. Rata-rata Polong Tanaman Kedelai Mutiara pada Berbagai Perlakuan

Page 22: Laprak Tekben Fix

Pengamatan 8 Pengamatan 9 Pengamatan 10 Pengamatan 11 Pengamatan 120

20

40

60

80

100

120

140

K4B1K4B2K4B3

Ditinjau dari keadaan fisik tanaman,

Page 23: Laprak Tekben Fix

Dilihat dari cirri-ciri daunnya maka dapat diketahui ini ada gejala kekurangan unsur hara

nitrogen (N) pada tanaman kedelai mutiara 1

a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman kedelai warna ini mulai dari

ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga

seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang

menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.

b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdilc. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak

baik, seringkali masak sebelum waktunya

d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran

sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil

Page 24: Laprak Tekben Fix

e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah

terus ke bagian atas

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum terhadap produktivitas tanaman kedelai

(Glycine max(L.) Merril var. Mutiara) dapat disimpulkan bahwa pemberian biosugih sebagai

campuran dalam penyiraman terhadap tanaman kedelai mutiara dengan dosis 0 cc (kontrol),

2 cc dan 4 cc memperlihatkan pengaruhnya pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun,

tingkat kerebahan dan jumlah polong.

Pada perlakuan berbagai perlakuan biosugih diatas, didapatkan bahwa perlakuan

K4B2 memiliki tingkat pengaruh yang baik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, tingkat

kerebahan dan jumlah polong sehingga baik digunakan sebagai dosisi untuk penyiraman

tanaman kedelai varietas mutiara.

Page 25: Laprak Tekben Fix

DAFTAR PUSTAKA

Biotama. 2007. Teknologi Budidaya Organik. Melalui http://www.biotama.com/index.php?

option=com_content&task=view&id=55&Itemid=1 diakses pada tanggal 27 Mei

2014 pada pukul 11.20 WIB

Wahid, Agus. 2008. Beberapa Penyakit Penting Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril.)

Melalui http://aguswahids08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/laporan-ilmu-penyakit-

tumbuhan-dasar-diseases-notebook/ diakses pada tanggal 27 Mei 2014 pada pukul

12.03 WIB

Pracaya. 2004. Hama & Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta

Saribun, Daud S.2011.”Pengaruh Pupuk Majemuk NPK pada Berbagai Dosis Terhadap pH, P potensial, dan P-tersedia serta hasil Caysin pada Fluventic Eutrudepts Jatinangor”.(online)pdf.

Simanjuntak,Dahlia.2004. “Manfaat Pupuk Organik Kascing dan CMA Pada Tanah dan Tanaman”.(online)pdf.

Suharto. 2007. Pengenalan & Pengendalian Hama Tanaman Pangan. Andi Yogyakarta.

Yogyakarta

http://properti.kompas.com/read/2009/04/14/10523297/

Cocopeat.Media.Tanam.Alternatif.Selain.Tanah

km.ristek.go.id/assets/files/BPPT/239%20-%20D%20-%20S/239.pdf 27 Mei 2014

pada pukul 11.20 WIB

http://www.angelnurserry.com/2012/02/pupuk-hayati-biosugih.html 27 Mei 2014 pada pukul

11.20 WIB

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/kedelai-37-mbb-varietas-mutiara-1 27 Mei 2014 pada pukul 11.20 WIB