Laprak Gene 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laprak itb

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105)SIKLUS HIDUP LALAT BUAH (Drosophila melanogaster)

Tanggal Praktikum : 05 September 2015Tanggal Pengumpulan: 19 September 2015

disusun oleh :Rizky Budi Saputro10614052Kelompok 13

Asisten:Annisa Karina Fuadi (10612047)

PROGRAM STUDI BIOLOGISEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATIINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNGBANDUNG2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakangpada tahun 1910 , Thomas H. Morgan menggunakan Drosophila melanogaster untuk membuktikan kebenaran tentang teori kromosom dalam pewarisan sifat. Teori kromosom dalam pewarisan sifat menyatakan bahwa kromosom merupakan pembawa informasi genetik. Morgan merupakan peneliti pertama yang menggunakan Drosophila melanogaster dalam studi penelitian genetika (Geiger, 2002).Selama hampir satu abad, Drosophila melanogaster telah dipelajari di laboratorium penelitian genetik. Karena lalat buah memiliki umur pendek, genom sederhana, dan mudah dikembangbiakan maka dapat dijadikan organisme model yang sangat tepat untuk penelitian genetik (Lindsley, 1992)Drosophila melanogaster adalah salah satu hewan yang favorit untuk dijadikan hewan percobaan dalam penelitian-penelitian yang dilakukan para ahli, khususnya di bidang geentika. Drosophila melanogaster sering digunakan sebagai hewan percobaan karena banyak kemudahan yang didapatkan dengan menggunakan hewan ini. Antara lain adalah siklus hidupnya yang pendek yaitu sekitar 8-15 hari, hewan tersebut tidak berbahaya, biaya pemeliharaannya murah, proses pemeliharaannya mudah, tidak memakan tempat dan tidak memerlukan kondisi steril (Strickberger, 1962).Siklus hidup Drosophila melanogaster mempunyai 7 tahapan yang dilalui,yaitu meliputi telur, larva instar 1, larva instar 2, larva instar 3, prepupa, pupa dan imago Tiap tahapnya punya ciri-ciri yang berbeda sehingga mudah dibedakan. Selain itu dengan siklus hidup yang pendek para peneliti tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengamati pertumbuhan hewan percobaan (Manning, 2006).

1.2 Tujuan1. Menentukan tahapan siklus hidup Drosophila melanogaster2. Menentukan karakter morfologis dan waktu tiap tahapan dari siklus hidup Drosophila melanogasterBAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Klasifikasi Drosophilla melanogasterDrosophila melanogaster biasa dikenal dengan nama lalat buah. Jenis Drosophila melanogaster di Indonesia terdapat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120 jenis dari suku Drosophilidae (Borror, 1992) . Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogasterTabel 2.1 Taksonomi Drosophila melanogaster

KingdomAnimalia

FilumArthropoda

KelasInsecta

OrdoDiptera

SubordoBrachycera

FamiliDrosophilidae

SubfamiliDrosophilinae

GenusDrosophila

SpesiesD. melanogaster

Gambar 2.1 Drosophila melanogaster(Sumber: http://insects.eugenes.org/)

2.2 Ciri-ciri Morfologi Drosophilla melanogaster Drosophila melanogaster normal memiliki rambut-rambut di punggung mereka yang sensitif terhadap arus udara; mata mereka yang sensitif terhadap perbedaan-perbedaan kecil dalam intensitas cahaya, dan mereka secara naluriah akan terbang pergi ketika mereka merasakan bayangan atau gerakan (Demerec, 1950). Selain itu, Drosophila melanogaster wild type (normal) memiliki sungut (arista) bulu tidak runcing dan bercabang-cabang 7-12 percabangan untuk mengambil cairan dan mempunyai mata majemuk berwarna merah berbentuk elips; tiga mata oceli (mata sederhana) yang ukurannya jauh lebih kecil dari mata majemuk, berada pada bagian atas kepala dan antenna pendek (Ghostrecon, 2008). Drosophila melanogaster memiliki sepasang sayap tunggal yang terbentuk dari segmen tengah toraks. Sayap Drosophila melanogaster normal memiliki ukuran yang panjang hingga melebihi abdomen lalat, lurus dengan warna transparan (Ghostrecon, 2008). Dari segmen terakhir thoraks (pada serangga lain mengandung sepasang sayap kedua), pada lalat buah justru terdapat sayap rudimentari yang berfungsi sebagai organ keseimbangan.Lalat buah jantan dan betina dapat dibedakan dengan cara melihat ciri ciri fisik yang terlihat pada lalat tersebut, yaitu :Tabel 1 : Perbedaan Lalat Buah Jantan dan BetinaBetinaJantan

Ukuran tubuh lebih besar dari jantanUkuran tubuh lebih kecil dari betina

Memiliki sayap yang lebih panjang Memiliki sayap lebih pendek

Bagian posterior lebih runcingBagian posterior lebih bewarna gelap dan tumpul daripada betina

Tidak memiliki sex comb Memiliki sex comb

Adapun ciri umum lain dariDrosophila melanogaster(Silvia, 2003) :1) Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.2) Berukuran kecil, antara 3-5 mm.3) Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.4) Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.5) Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.6) Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.7) Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk.8) Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam9) Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.

2 2.1 2.2 2.3 Siklus Hidup Drosophila melanogasterPerkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003).

Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat duatangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992).Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003).Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.

Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4.Formasipupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985)Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003).

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Siklus Hidup Drosophila melanogasterFaktor faktor yang mempengaruhi dalam siklus hidup Drosophila melanogaster antara lain:a. Suhu lingkunganDrosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28C. Pada suhu ini lalat akan mengalami siklus hidupnya secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril sehingga pada temperature itu tidak akan terjadi fertilisasi ataupun siklus hidup (Shorrocks, 1972).b. Ketersediaan media makananJumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Selain itu, jika kekurangan makanan maka pertumbuhan yang terjadi akan lambat dan menghasilkan larva yang berukuran kecil Larva ini akan membentuk pupa berukuran kecil juga, sehingga sering kali gagal berkembang menjadi lalat dewasa. Meskipun ada yang menjadi dewasa, maka telur yang dihasilkan sedikit. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).c. Tingkat kepadatan botol pemeliharaanMedium buah yang diletakkan dalam botol medium sebaiknya tidak terlalu banyak. Selain itu, lalat buah yang dimasukkan di dalam botol pun jangan terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Lalat buah akan bertahan selama 40 hari jika dikembangkan pada kondisi medium yang tidak terlalu padat. Kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada lalat dewasa (Silvia, 2003).d. Intensitas cahayaDrosophila melanogaster akan bertumbuh lebih cepat ketika berada di cahaya remang-remang dibandingkan berada pada keadaaan gelap.

BAB IIIMETODE KERJADalam praktikum genetika kali ini, terdapat hal-hal yang harus di persiapkan seperti alat dan bahan di dalam laboratorium. Pemahaman metode kerja juga menjadi hal dasar dalam melakukan praktikum genetika.1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 3.1 Alat dan BahanTabel 2.1 Alat dan BahanAlatBahan

Botol dengan sumbat busaDrosophila melanogaster

Kantung plastikMedia hidup Drosophila melanogaster

Botol kosong dengan mulut sebesar botol mediaBuah-buahan yang mudah membusuk

Kertas saring

3.2 Metode Kerja1 2 3 3.1 3.2 3.2.1 Pembuatan media untuk lalat buahMedia disiapkan dengan cara mencampurkan bahan-bahan untuk wadah hidup lalat seperti pisang, ragi,gula aren, agar-agar, anti jamur, sirbic acid, dan aquadest. Campuran kemudian dimasukkan ke dalam botol yang yang akan dijadikan media hidup Drosophila melanogaster.3.2.2 Penangkapan lalat buahLalat buah ditangkap untuk masuk ke dalam botol dengan cara menggunakan plastik transparan. Plastik transparan di buka bagian mulutnya dan di kembangkan isi dari plastik. Kemudian ditentukan tempat untuk menangkap lalat seperti di pedagang buah. Ditengkap lalat buah yang beterbangan di atas buah yang sudah sedikit membusuk. Plastik transparan diikat jika sudah dimasuki lalat buah. Dipindahkan lalat buah dari pplastik transparan ke botol media dengan cara diikatkan mulut plastik dengan mulut botol media dengan karet. Kemudia ditunggu hingga lalat buah pindah ke botol media dan botol media kemudian ditutup dengan busa.

3.2.3 Pengamatan siklus hidup lalat buahBotol media berisi lalat buah kemudian diamati paling sedikit dua kali sehari. Pada saat pertama muncul tahapan pertumbuhan tertentu, tempat, tanggal, jam penangkapan, dan jumlah lalat buah yang tertangkap dicatat dalam lembar pengamatan. Bila pupa pertama telah muncul, lalat buah parental harus dikeluarkan dari botol media. Pengamatan dilanjutkan sampai lalat buah dewasa pertama muncul. Pengamatan dilakukan secara periodik sekitar 4-6 jam sekali.

BAB IVHASIL PEMBAHASAN

1 2 3 4 4.1 Hasil PengamatanTanggal lalat parental dimasukkan kedalam botol : Minggu, 6 September 2015

Tabel 4.1 hasil pengamatanPengamatan

Pertama munculUkuran dan hasil pengamatan lainnyaLietarurTanggal / jamUmur (hari/jam)

Telur(Dokumentasi Pribadi, 2015)0,4 mm(Yatim, 2003) 7 September 2015 / 21.0017 jam

Larva Instar I(Dokumentasi Pribadi, 2015)1,2 mm(Yatim, 2003)8 September 2015 / 18.001 hari 11 jam

Larva Instar II2,7 mm(Yatim, 2003)9 September 2015 / 18.44 2 hari 13 jam

Larva Instar III4,1 mm(Yatim, 2003)11 September 2015 / 20.002 hari 13 jam

Prepupa3,3 mm

(Yatim, 2003)12 September 2015 / 22.003 hari 11 jam

Pupa2,7 mm(Yatim, 2003)14 September 2015 / 22.005 hari 18 jam

Imago3,7 mm(Yatim, 2003)17 September 2015 / 22.008 hari 11 jam

Tanggal lalat parental dikeluarkan dari botol : Tidak ada, karena lalat parental mati di dalam botol media pada Rabu, 7 September 2015.telur sudah ada sebelum lalat parental mati.4.2 PembahasanDrosophila melanogaster telah menjadi organisme eukariotik paling populer yang digunakan untuk penelitian pewarisan sifat dan biomedis. Tujuannya adalah untuk memahami genetika manusia (teori Mendel) dan proses perkembangannya. Drosophila melanogaster sangat efektif sebagai model organisme karena memiliki siklus hidup pendek 8-11 hari. Lalat buah mudah dipelihara dalam laboratorium pada temperatur kamar (suhu ruangan), makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat. (Flannery, 1997). Hal ini benar karena menurut percobaan, Drosophila melanogaster yang ditangkap dan di pelihara menghasilkan peranakan yang anaknya dapat bertahan hidup hingga 8 hari 11 jam.

Pada percobaan yang diamati, Drosophila melanogaster memiliki tujuh tahapan dalam siklus hidupnya yaitu telur, larva instar 1, larva instar 2, larva instar 3, prepupa, pupa, dan imago (Henuhili, 2002). Sekitar 19 jam setelah lalat parental dimasukkan ke dalam medium, telur muncul. Telur-telur tersebut berbentuk bulat lonjong, berukuran sekitar 0,4 mm, berwarna putih susu, dan kebanyakan menempel pada media. Kemudian dalam waktu sekitar 1 hari 14 jam setelah parental dimasukkan, telur menetas menjadi larva instar 1. Larva instar 1 berbentuk lonjong pipih, berukuran 1,2 mm, bergerak seperti cacing dan biasanya berada di atas media. Selanjutnya dalam waktu sekitar 2 hari 13 jam setelah parental dimasukkan, larva instar 1 berubah menjadi larva instar 2. Larva instar 2 berukuran 2,7 mm, berbentuk lonjong pipih memiliki spirakel anterior dan salah satu ujungnya berwarna kehitaman yang diasumsikan sebagai mulut dan gigi. Selain ukurannya yang bertambah panjang, larva instar 2 lebih aktif dibanding larva instar 1 dan bergerak lebih cepat. Kemudian dalam waktu sekitar 3 hari 11 jam setelah lalat parental dimasukkan, larva instar 2 berubah menjadi larva instar 3. Larva instar 3 berbentuk lonjong pipih, berukuran 4,1 mm, memiliki spirakel anterior dan tonjolan pada spirakel anterior, bersegmen, memiliki mulut dan gigi berwarna kehitaman yang lebih jelas, dan bergerak seperti cacing. Larva instar 3 lebih aktif dibanding larva instar 2 dan kecepatan makannya sangat tinggi. Selain berjalan-jalan di atas media makanan, larva instar 3 juga suka merayap ke dinding botol. Sekitar 4 hari 11 jam setelah lalat parental dimasukkan, larva instar 3 memasuki tahap prepupa. Prepupa terbentuk setelah larva instar 3 merayap pada dinding botol, berwarna putih (kadang terlihat seperti cokelat muda), menempel di tempat yang kering, tidak aktif (tidak berjalan-jalan), ukuran 3,3 mm, kutikula keras dan memendek. Prepupa masuk ke tahap pupa sekitar 5 hari 18 jam setelah lalat parental dimasukkan. Pupa berwarna lebih cokelat dibanding prepupa, bersegmen, tidak bergerak (tidak aktif), melekat pada dinding botol, dan berukuran 2,7 mm. Imago muncul sekitar 8 hari 11 jam setelah lalat parental dimasukkan. Tubuh imago terbagi atas chepal, thorax dan abdomen, berwarna putih transparan, sayap transparan, bermata majemuk merah, dan berukuran 3,7 mm. Dari beberapa pengamatan yang diamati praktikan, pada tahap terakhir ada imago yang belum bisa terbang.Hasil pengamatan dengan gambar literatur kemungkinan besar banyak yang berbeda. Hal ini disebabkan karena praktikan tidak mempunyai alat bantu penglihatan seperi mikroskop canggih atau lup dengan daya perbesar yang tinggi. Oleh karena itu, Pada tabel hasil pengamatan, gambar yang tertera dari hasil pengamatan dengan gambar literatur tidak sepenuhnya sama,tetapi masih ada kemiripan.Pada percobaan beberapa praktikan, botol media biasanya terdapat kontaminasi jamur di atas media makanan. Hal ini disebabkan karena media kultur semakin membusuk atau botol media berada di tempat yang terlalu lembab. Tetapi, lama kelamaan jamur yang tumbuh di atas media menghilang karena Drosophila melanogaster memakan jamur yang tumbuh dalam media dalam botol (Hasil pengamatan, 2015).Pada botol media, Asisten praktikum telah menyiapkan bahan-bahan yang dapat menunjang hidup dari lalat buah (Drosophila melanogaster). Pada media terdapat pisang encer yang berguna sebagai bahan makanan Drosophila melanogaster. Selain pisang terdapat juga ragi yang berguna untuk bahan makanan bagi instar-instar yang baru lahir. Terdapat juga anti jamur yang tentunya mencegah penjamuran pada bahan makanan Drosophila melanogaster. Busa yang digunakan sebagai penutup botolberfungsi untuk menyalurkan udara dari luar, tetapi mencegah keluarnya Drosophila melanogaster dari dalam botol.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

1 2 3 4 5 5.1 Kesimpulan1. Siklus hidup Drosophila melanogaster terdiri dari tujuh tahapan, yaitu telur, larva instar 1, larva instar 2, larva instar 3, prepupa, pupa, dan imago.2. Percobaan siklus lalat buah terjadi selama 203,375 jam atau sekitar 8 hari 11 jam dan dikembangbiakkan dalam suhu kamar (sekitar 25C) dengan rincian pada telur berbentuk bulat lonjong dan putih susu. Larva instar 1 berbentuk lonjong pipih bergerak seperti cacing dan biasanya berada di atas media. Instar 2 terbentuk setelah instar 1 dengan adanya spirakel (bewarna hitam, diasumsikan sebagai mulut & gigi).Setelah itu, muncul instar 3 dengan bentuk lonjongdan bergerak lebih aktif. Instar 3 berubah menjadi pre pupa dan kemudia pupa yang emmpunyai ciri kulit lebih coklat dan tidak bergerak. Setelah pupa menetas, muncul imago Drosophila melanogasterdenagn dengan mata majemuk bewarna merah, sayap di antara perut dan punggung, dan berkaki 6. 5.2 Saran1. Banyak praktikan lain menangkap Drosophila melanogaster dengan cara memasang perangkap dari botol media itu sendiri, sehingga munculnya jamur lebih banyak dan mengganggu hidup Drosophila melanogaster. Sebaiknya penangkapan Drosophila melanogaster dilakukan dengan menggunakan plastik terlebih dahulu, lalu dimasukkan ke botol media. 2. Banyak pula praktikan menggunakan botol pengganti botol media untuk melihat siklus hidup Drosophila melanogaster. Tetapi masih banyak jamur yang muncul, hal itu kemungkinan disebabkan karena tidak sterilnya botol. Sebaiknya botol direbus terlebih dahulu dengan mendidih. 3. Rata-rata suhu Bandung pada bulan september adalah 22- 24 C (www.accuweather.com) dan membuat lalat buah sulit berkembang. Sebaiknya lalat buah dikembangbiakkan dalam suhu 25-28C agar siklus hidupnya optimal.4. Sebaiknya botol media diletakkan dalam kondisi ruangan yang remang-remang agar pertumbuhan lalat buah menjadi lebih cepat.

DAFTAR PUSTAKAAshburner, Michael. 2002. Drosophila Genomics and Speciation. http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner. Diakses tanggal 16 september 2015Borror, J.D., Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.Demerec. 1950. Drosophila Biology. New York: John Wiley and Sons Inc.Flannery, C. M. 1997. Models in biology. American Biology Teacher, 59 (Apr), 244-248.Geiger, Pete. 2002. An Introduction toDrosophila Melanogaster.http://biology.arizona.edu/sciconn/lessons2/Geiger/intro.htm. Diakses tanggal 17 September 2015 pukul 12.10 WIB

Ghostrecon. 2008. Drosophila melanogaster. Dikutip dari http://one.indoskripsi.com/judulskripsi/tugas-makalah/biologi-umum/drosophila-melanogaster/ tanggal 7 September 2011Henuhili, Victoria dan Suratsih. 2002. Common Textbook Genetika. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.Lindsley, Dan L. & Zimm, Georgianna G. 1992. The Genome Of Drosophila melanogaster.San Diego: Academic Press, IncManning, G. 2008. A quick and simple introduction to Drosophila melanogaster.http://www.ceolas.org/fly/intro.html. Diakses tanggal 17 September 2015 pukul 13.04 WIBPatterson, J., Wagner, L. Wharton. April 1, 1943. The Drosophilidae from Southwest. Austin, Texas: University of Texas Press.Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited.Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung: Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran.Sofer, W., & Tompkins, L. 1994. Genetics in the classroom - Drosophila genetics in the classroom. Genetics, 136, 417-422.Strickberger,M.W. (1962). Experiments in genetics With Drosophila, john Wiley and Sons. Inc., New York

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA. Jakarta: Penerbit Erlangga