Upload
ahmad-aki-muhaimin
View
179
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan akhir RTR KSN
Citation preview
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
1/143
Laporan Akhir :
O l e h :
CV. HERSYA CONSULTANTKONSULTAN PERENCANA TEKNIK, SUPERVISI DAN PLANOLOGI
JALAN GUNUNG NONA / PATTIROSOMPE NO.9 Telp. 0411 321655 Makassar
PENYUSUNAN DAN LEGALISASI RENCANA TATA
RUANG KAWASAN STRATEGIS PROVINSI SUDUT
KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYA PADA
KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE
Mamaju, Desember 2013
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKRJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
2/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
KATA PENGANTAR
Buku Laporan Akhir ini merupakan laporan akhir kegiatan dari serangkaian proses
Penyusunan dan Legalisasi Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi
Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya pada Kawasan Pendidikan di Ibukota
Majene Tahun 2014-2034.
Garis besar Laporan Akhir ini merupakan gambaran Latar Belakang
Penyempurnaan Materi Teknis Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi
Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya pada Kawasan Pendidikan di Ibukota
Majene yang memuat permasalahan pokok, pengertian dasar, tujuan dan sasaran,
lingkup pekerjaan, substansi pekerjaan yang termuat dalam bab 1. Dalam bab 2
termuat Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Provinsi Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya pada Kawasan Pendidikan di
Ibukota Majene. Untuk bab 3 dan 4 memuat Rencana Struktur dan Pola Ruang
Kabupaten Majene. Pada bab 5 memuat mengenai Rencana Kawasan Strategis
dan pada bab 6 dan 7 menyangkut Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang
Ibukota Kabupaten Majene.
Tim Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan data dan informasi awal hingga laporan ini dapat disusun
sesuai rencana jadwal kegiatan.
Mamuju, 2013
Tim PenyusunanMATERI TEKNIS RTRW Kabupaten Majene
Laporan Akhir
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
3/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... I-1
1.1 Ketentuan Umum .............................................................. I-1
1.2 Dasar Hukum .................................................................... I-6
1.3 Profil Wilayah Ibukota Kabupaten Majene ........................ I-14
1.3.1 Gambaran Bio Fisik Wilayah ................................... I-14
1.3.2 Kependudukan dan Sumber Daya Manusia ............ I-20
1.3.3 Potensi Bencana Alam ........................................... I-21
1.3.4 Potensi Sumber Daya Alam .................................... I-24
1.3.5 Potensi Ekonomi Wilayah ....................................... I-28
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, STRATEGI PENATAAN RUANG
KABUPATEN MAJENE.......................................................... II-1
2.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Majene ...... II-1
2.2 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Majene .. II-1
2.3 Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Majene ..... II-2
BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG KSP SUDUT KEPENTINGAN
SOSIAL DAN BUDAYA DI KAWASAN PENDIDIKAN MAJENE III-1
3.1 Umum ............................................................................. III-1
3.2 Dasar Pertimbangan Pengembangan Pusat Kegiatan .... III-2
3.3 Rencana Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan ........... III-2
3.3.1 Pengembangan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) .... III-3
Daftar Isi
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
4/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
3.3.2 Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) III-3
3.3.3 Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) . III-4
3.3.4 Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) III-4
3.4 Rencana Sistem Prasarana Utama .................................. III-6
3.4.1 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana
Transportasi .......................................................... III-6
3.4.1.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat .... III-6
3.4.1.2 Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian .......... III-19
3.4.1.3 Rencana Sistem Transportasi Laut .................... III-22
3.4.1.4 Multi Moda ......................................................... III-22
3.5 Rencana Sistem Prasarana Lainnya ............................... III-24
3.5.1 Rencana Sistem Prasarana Energi ........................ III-24
3.5.2 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi ............. III-25
3.5.3 Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air .......... III-26
3.5.4 Rencana Prasarana Pengelolaan Lingkungan ........ III-31
BAB IV RENCANA POLA RUANG KSP SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL
DAN BUDAYA DI KAWASAN PENDIDIKAN MAJENE.......... IV-1
4.1 Kawasan Lindung ............................................................. IV-2
4.1.1 Rencana Kawasan Lindung Makro ........................ IV-2
4.1.2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan
Terhadap Daerah Bawahnya ................................ IV-4
4.1.3 Kawasan Hutan Lindung ........................................ IV-4
4.1.4 Kawasan Perlindungan Setempat .......................... IV-5
4.1.4.1 Kawasan Lindung Pantai ........................... IV-5
4.1.4.2 Kawasan Lindung Sungai ........................... IV-7
4.1.4.3 Kawasan Lindung Spritual ......................... IV-8
Daftar Isi
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
5/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
4.1.4.4 Kawasan Sempadan Irigasi ....................... IV-8
4.1.4.5 Kawasan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan IV-9
4.1.5 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan
Cagar Budaya ........................................................ IV-9
4.1.6 Kawasan Rawan Bencana Alam ............................ IV-11
4.1.7 Kawasan Lindung Geologi ..................................... IV-12
4.1.8 Kawasan Lindung Lainnya ..................................... IV-14
4.2 Kawasan Budidaya .......................................................... IV-15
4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi..................... IV-16
4.2.2 Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat ....................... IV-17
4.2.3 Kawasan Peruntukan Pertanian ............................. IV-18
4.2.3.1 Kawasan Pertanian Tanaman Pangan ....... IV-19
4.2.3.2 Kawasan Pertanian Hortikultura ................ IV-21
4.2.3.3 Kawasan Perkebunan ............................... IV-21
4.2.3.4 Kawasan Peternakan ................................ IV-23
4.2.4 Kawasan Peruntukan Perikanan ............................ IV-24
4.2.5 Kawasan Peruntukan Pertambangan ..................... IV-24
4.2.6 Kawasan Peruntukan Industri ............................... IV-27
4.2.7 Kawasan Peruntukan Pariwisata ........................... IV-29
4.2.8 Kawasan Peruntukan Permukiman ........................ IV-31
4.2.9 Kawasan Peruntukan Lainnya ............................... IV-35
a. Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan IV-35
b. Kawasan Peruntukan Sarana Pendidikan ........... IV-36
c. Kawasan Peruntukan Sarana Kesehatan .......... IV-37
d. Kawasan Peruntukan Sarana Perdagangan ...... IV-37
Daftar Isi
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
6/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
e. Kawasan Peruntukan Fasilitas Peribadatan ....... IV-38
f. Kawasan Peruntukan Sarana Olah Raga .......... IV-38
g. Kawasan Peruntukan Pesisir Laut ..................... IV-39
BAB V RENCANA KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN
SOSIAL DAN BUDAYA.......................................................... V-1
5.1 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Ekonomi ....... V-2
5.2 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya V-2
5.3 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pendayagunaan
Sumber Daya Alam dan Teknologi Tinggi ........................ V-3
5.4 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pendayagunaan
Sumber Daya Alam dan Teknologi Tinggi ........................ V-4
BAB VI KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG ............................... VI-1
6.1 Indikasi Program Rencana Struktur Wilayah ................... VI-1
6.2 Keterkaitan RTRW Dengan Rencana Pembangunan ....... VI-12
BAB VII ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG ........ VII-1
7.1 Ketentuan Kriteria Pengaturan Zonasi ............................. VII-1
7.1.1 Pengaturan zonasi untuk sistem perkotaan ............. VII-1
7.1.2 Pengaturan Zonasi Sistem Jaringan Transportasi ... VII-2
7.1.3 Pengaturan Zonasi Sistem Jaringan Energi ............ VII-3
7.1.4 Pengaturan Zonasi Sistem Jaringan Telekomunikasi VII-3
7.1.5 Pengaturan Zonasi Sistem Jaringan Sumber Daya Air VII-37.1.6 Pengaturan Zonasi Untuk Kawasan Lindung ........... VII-4
7.1.7 Pengaturan Zonasi Untuk Kawasan Budi Daya ....... VII-9
7.2. Ketentuan Umum Perizinan.............................................. VII-11
Daftar Isi
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
7/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
7.3. Ketentuan Umum Insentif-Disensentif ............................. VII-17
7.4. Ketentuan Sanksi ............................................................ VII-18
DAFTAR TABEL
3.1 Rencana Pembangunan Lintas Kereta Api di Sulawesi ...................... III-21
6.1 Indikasi Program Utama Lima Tahunan RTRW Kabupaten Majene
Tahun 2012-2032 ............................................................................... VI-3
7.1 Ketentuan Sanksi dalam Penataan Ruang ........................................ VII-31
Daftar Isi
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
8/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Majene ................................. I-16
Gambar 1.2 Peta Topografi Kabupaten Majene ..................................... I-17
Gambar 1.3 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Majene ...................... I-18
Gambar 1.4 Peta Curah Hujan Kabupaten Majene ................................ I-19
Gambar 1.5 Peta Rawab Bencana Kabupaten Majene .......................... I-22
Gambar 1.6 Peta Pertambangan Kabupaten Majene ............................. I-27
Gambar 3.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Majene ............. III-5
Gambar 3.2 Pola Pengembangan Jaringan Jalan Berdasarkan Fungsi Kota III-7
Gambar 3.3 Pola Pengembangan Jaringan Jalan Berdasarkan Fungsi Kota III-8
Gambar 3.4 Sistem Jaringan Jalan Primer .............................................. III-8
Gambar 3.5 Sistem Transportasi Makro ................................................. III-23
Gambar 4.1 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Majene ................... IV-41
Gambar 5.1 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Majene ........ V-5
Gambar 6.1 Keterkaitan Rencana Tata Ruang dengan Rencana
Pembangunan .................................................................... VI-12
Daftar Isi
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
9/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 KETENTUAN UMUM
a) Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.
b) Tata Ruangadalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
c) Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang fungsi lindung dan peruntukan ruang
fungsi budi daya.
d) Rencana Tata Ruangadalah hasil perencanaan tata ruang.
e) Penataan Ruangadalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
f) Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan
rencana tata ruang.
g) Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan
penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
h) Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan
dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
i) Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
j) Sistem Wilayahadalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.
k) Sistem Internal Perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yangmempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
Hal I - 1Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
10/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
l) Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang meliputi
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan
ruang.
m) Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan
hukum bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat dalam
penataan ruang.
n) Pembinaan Penataan Ruangadalah upaya untuk meningkatkan kinerja
penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemda, dan
Masyarakat.
o) Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan
penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
p) Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten adalah rencana tata
ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan,
kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur
ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten,
penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten.
q) Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten adalah tujuan yang
ditetapkan pemerintah daerah kabupaten yang merupakan arahan
perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang kabupaten
pada aspek keruangan, yang pada dasarnya mendukung terwujudnya
ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional.
r) Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah arahan
pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
kabupaten guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten
dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.
s) Strategi penataan ruang wilayah kabupaten adalah penjabaran
kebijakan penataan ruang ke dalam langkah-langkah pencapaian
Hal I - 2Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
11/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
tindakan yang lebih nyata yang menjadi dasar dalam penyusunan
rencana struktur dan pola ruang wilayah kabupaten.
t) Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.
u) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang
mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan
kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan
prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk
mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan
skala kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem
jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem
jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan
atau waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem jaringan prasarana
lainnya.
v) Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
w) Pusat Kegiatan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut PKSN
adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara.
x) Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut PKWadalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau
beberapa kabupaten/kota.
y) Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten
atau beberapa kecamatan.
z) Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa desa.
Hal I - 3Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
12/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
aa)Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah
pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar
desa.
bb)Rencana sistem jaringan prasarana wilayah kabupatenadalah rencana
jaringan prasarana wilayah yang dikembangkan untuk
mengintegrasikan wilayah kabupaten dan untuk melayani kegiatan yang
memiliki cakupan wilayah layanan prasarana skala kabupaten.
cc) Rencana sistem perkotaan di wilayah kabupaten adalah rencana
susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah
kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana
yang membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan dominasi
fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.
dd)Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi
daya.
ee)Kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannyaadalah wilayah yang
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber
daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi.
ff) Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
gg)Rencana pola ruang wilayah kabupaten adalah rencana distribusi
peruntukan ruang wilayah kabupaten yang meliputi peruntukan ruang
untuk fungsi lindung dan budi daya yang dituju sampai dengan akhir
masa berlakunya RTRW kabupaten yang memberikan gambaran
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten hingga 20 (dua puluh) tahun
mendatang.
hh)Kawasan Agropolitanadalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih
pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi
pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan
Hal I - 4Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
13/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan
sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
ii) Kawasan lindung kabupaten adalah kawasan lindung yang secara
ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak pada wilayah
kabupaten, kawasan lindung yang memberikan pelindungan terhadap
kawasan bawahannya yang terletak di wilayah kabupaten, dan
kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan
pemerintah daerah kabupaten.
jj) Kawasan budi daya kabupaten adalah kawasan budi daya yang
ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudi dayakan atas dasar
kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
sumber daya buatan.
kk) Kawasan strategis kabupatenadalah kawasan yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, serta
pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi.
ll) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten adalah arahan
pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang wilayah kabupaten sesuai dengan RTRW kabupaten melalui
penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan
kabupaten beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program
utama jangka menengah lima tahunan kabupaten yang berisi rencana
program utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu
pelaksanaan.
mm) Indikasi program utama jangka menengah lima tahunanadalah petunjuk
yang memuat usulan program utama, lokasi, besaran, waktu
pelaksanaan, sumber dana, dan instansi pelaksana dalam rangka
mewujudkan ruang kabupaten yang sesuai dengan rencana tata ruang.
nn)Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten adalah
ketentuan-ketentuan yang dibuat atau disusun dalam upaya
mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten agar sesuai
Hal I - 5Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
14/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
dengan RTRW kabupaten yang berbentuk ketentuan umum peraturan
zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta
arahan sanksi untuk wilayah kabupaten.
oo)Ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupaten adalah ketentuan
umum yang mengatur pemanfaatan ruang/penataan kabupaten dan
unsur-unsur pengendalian pemanfaatan ruang yang disusun untuk setiap
klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan RTRW kabupaten.
pp)Ketentuan perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah kabupaten sesuai kewenangannya yang harus
dipenuhi oleh setiap pihak sebelum pemanfaatan ruang, yang digunakan
sebagai alat dalam melaksanakan pembangunan keruangan yang tertib
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan.
qq)Izin Pemanfaatan Ruangadalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
rr) Ketentuan insentif dan disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk
memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan
dengan rencana tata ruang dan juga perangkat untuk mencegah,
membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan
dengan rencana tata ruang.
ss)Arahan sanksiadalah arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja
yang melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang yang berlaku.
1.2 DASAR HUKUM
Dasar pertimbangan Penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR)
Kawasan Strategis Propinsi (KSP) Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya
pada Kawasan Pendidikan di Ibukota Kabupaten Majene adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik
Hal I - 6Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
15/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009, Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4959);
3. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3234), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1988 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3368);
4. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);
5. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumber DayaAlam
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3419);
6. Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501);
7. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);
8. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);
9. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);
Hal I - 7Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
16/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
10. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5025);
11. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
12. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3839);13. Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2004 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412)
14. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tetang Pertanahan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002, Nomor 3,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);
15. Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
16. Undang-Undang Ri Nomor 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327);
17. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
Hal I - 8Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
17/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
18. Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
19. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan
(Lembaran Negara Tahun 2004 nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4411);
20. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia RI Nomor 4421);21. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
22. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
23. Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
24. Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
25. Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725 );
Hal I - 9Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
18/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
26. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 tahun 1982 tentang Pengaturan
Tata Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225);
27. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan
Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3294);
28. Peraturan Pemerintah RI Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3445);
29. Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 tahun 1992, tentang Cagar Budaya;
30. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1993 tentang AngkutanJalan;
31. Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan
Lalu Lintas Jalan;
32. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1993 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3538);33. Peraturan Pemerintah RI nomor 191 Tahun 1995, tentang
Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya;
34. Peraturan Pemerintah RI nomor 67 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990, tentang Kepariwisataan;
35. Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan
Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3660);
36. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833);
37. Peraturan Pemerintah RI Nomor 68 tahun 1998 tentang Kawasan
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara
Hal I - 10Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
19/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
38. Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1999 jo Peraturan
Pemerintah Nomor 85 tahun 1999, tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
39. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran dan/atau Perusakan Laut (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3816);
40. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3838);
41. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999, tentang Pengelolaan
Kualitas Udara;
42. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat
Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3934);
43. Peraturan Pemerintah RI Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
44. Peraturan Pemerintah RI Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4027);
45. Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);
46. Peraturan Pemerintah RI Nomor 70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Hal I - 11Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
20/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4146);
47. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
48. Peraturan Pemrintah RI Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 119,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4242)
49. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385 );
50. Peraturan Pemerintah RI Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4489;
51. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2005, tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
52. Peraturan Pemerintah RI Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
53. Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20);
54. Peraturan Pemerintah RI Nomor 34 Tahun 2006, tentang Jalan;
55. Peraturan Pemerintah RI Nomor 3 Tahun 2008, tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan
(Lembaran Negara Nomor 16 Tahun 2008, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4814);
56. Keputusan Presiden RI Nomor 62 Tahun 2002 tentang Koordinasi
Penataan Ruang Nasional;
57. Keputusan Presiden RI Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan
Industri;
58. Keputusan Presiden RI Nomor 57 tahun 1989, tentang Kriteria Kawasan
Budidaya;
59. Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
Hal I - 12Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
21/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
60. Keputusan Presiden RI Nomor 33 Tahun 1991 tentang Penggunaan
Tanah bagi Kawasan Industri;
61. Keputusan Presiden RI Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
62. Peraturan Presiden RI Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
63. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1987 tentang
Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum, dan Fasilitas Sosial
Perumahan Kepada Pemerintah Daerah;
64. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Kota;65. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1996 tentang
Pedoman Perubahan Pemanfaatan Lahan Perkotaan;
66. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
67. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata
Cara Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang
di Daerah;68. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis
dan Bentuk Produk Hukum Daerah;
69. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;
70. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 tentang
Lembaran Daerah dan Berita Daerah;
71. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P.14/Menhut-II/2006 tentang
Pinjam Pakai Kawasan Hutan;
72. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 Tentang
Terminal Transportasi Jalan;
73. Keputusan bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri Kesehatan
Nomor 34 Tahun 2005 dan Nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang
Pengembangan Kabupaten/Kota Sehat;
74. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
Hal I - 13Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
22/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
75. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
375/M/KPTS/2004 tentang Penetapan Ruas-ruas Jalan dalam Jaringan
Primer menurut peranannya sebagai Jalan Arteri, Jalan Kolektor 1,
Kolektor 2, Kolektor 3
76. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
376/M/KPTS/2004 tentang Penetapan Ruas-ruas Jalan Menurut
Statusnya;
77. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 369/KPTS/M/2005 tentang
Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional.
78. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan RancanganPeraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta Rencana
Rincinya;
79. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
1.3 PROFIL WILAYAH KAWASAN PENDIDIKAN IBUKOTA MAJENE
1.3.1 Gambaran Bio Fisik Wilayah
Secara geografis, wilayah Kawasan Pendidikan di Ibukota Majene terletak
antara 200 38 45 30038 15 Lintang Selatan dan antara 118045 00 - 11904
45 Bujur Timur. Kawasan Pendidikan di Ibukota Kabupaten Majene merupakan
salah satu dari 2 (dua) Kawasan dari sudut kepentingan sosial budaya
(Kawasan lainnya adalah Kawasan Budaya) di wilayah Ibukota Kabupaten
Majene, Propinsi Sulawesi Barat yang terletak di pesisir pantai barat, selatan
dan timur Kabupaten Majene Propinsi Sulawesi Barat melingkupi dua wilayah
Kecamatan dari Barat ke Timur yaitu Kecamatan Banggae dan Kecamatan
Banggae Timur. Jarak Kabupaten Majene ke ibukota Propinsi Sulawesi Barat
(Kota Mamuju) kurang lebih 146 km.
Luas wilayah Kecamatan Banggae dan Banggae Timur adalah masing
25,15 km2dan 25,15 km2 atau 2,65% dan 3,17% dari luas Kabupaten Majene.
Kecamatan Banggae terdiri atas 8 desa/kelurahan, yaitu Kelurahan Totoli,
Kelurahan Palipi, Kelurahan Rangas, Kelurahan Baru, Kelurahan Pamboborang,
Hal I - 14Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
23/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Kelurahan Pangali-Ali, Kelurahan Banggae, dan Kelurahan Galung. Adapun
wilayah Kecamatan Banggae Timur meliputi 9 (Sembilan) desa/kelurahan yaitu
Kelurahan Labuang, Kelurahan Labuang Utara, Kelurahan Baurung, Kelurahan
Lembang, Kelurahan Tande, Kelurahan Tande Timur, Kelurahan Baruga,
Kelurahan Baruga Dhua, Kelurahan Buttu Baruga.
Secara administratif Kecamatan Banggae berbatasan dengan wilayah-
wilayah berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pamboang
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Banggae Timur
Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Mandar
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
Sedangkan wilayah administratif Kecamatan Banggae Timur berbatasan
dengan wilayah-wilayah berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar dan Teluk
Mandar
Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Mandar
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Banggae dan Kecamatan
Pamboang
Pada wilayah Kecamatan Banggae, Kelurahan Pangali-Ali merupakan
wilayah kelurahan terluas dibanding dengan luas wilayah kelurahan lainnya
yakni; 4,49 km2atau 18%, kemudian Kelurahan Totoli dengan luas wilayah 4,33
Km2 atau 17%, sedangkan wilayah kelurahan dengan luas wilayah terkecil
adalah Kelurahan Galung dan Kelurahan Rangas, dengan luas wilayah masing-
masing adalah Kelurahan Galung 2,14 km2atau 9% dan Kelurahan Rangas 9%
dari luas total wilayah Kecamatan Banggae. Untuk wilayah Kecamatan Banggae
Timur, Kelurahan Baruga Dhua merupakan wilayah kelurahan terluas dibanding
dengan luas wilayah kelurahan lainnya yakni; 7,69 km2 atau 26%, kemudian
Kelurahan Baruga dengan luas wilayah 6,28 Km2 atau 21%. Adapun wilayah
kelurahan dengan luas wilayah terkecil adalah Kelurahan Labuang dan
Kelurahan Labuang Utara, dengan luas wilayah masing-masing adalah
Hal I - 15Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
24/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Kelurahan Labuang seluas 0,26 km2atau 1% dan Kelurahan Labuang Utara 4%
dari luas total wilayah Kecamatan Banggae Timur.
Berdasarkan klasifikasifikasi bentang lahan, wilayah Kecamatan Banggae
merupakan wilayah yang relatif lebih datar, dimana sebagian besar wilayah
kelurahannya merupakan wilayah pantai. Sedangkan wilayah kecamatan
Banggae Timur lebih dominan berupa wilayah berbukit dan pegunungan
meskipun juga mempunyai wilayah kelurahan yang terletak di wilayah pantai.
Berdasarkan klasifikasi wilayah menurut kelas ketinggian tempat dari permukaan
laut, wilayah Kecamatan Banggae yang berada pada kelas ketinggian 0 1,5 m
dpl mencapai 38,7% luas wilayah kabupaten dan yang berada pada ketinggian
500 - 1000 m dpl mencapai 35,98%. (Uraian Klasifikasi Ketinggian WilayahKelurahan di Kecamatan Banggae dan Kecamatan Banggae Timur di Kabupaten
Majene dapat dilihat pada Buku I Laporan ini).
Kondisi iklim kedua wilayah Kecamatan Banggae dan Kecamatan
Banggae Timur di Kabupaten Majene secara umum ditandai dengan hari hujan
dan curah hujan yang relatif tinggi dan sangat dipengaruhi oleh angin musim, hal
ini dikarenakan wilayahnya berbatasan dengan laut lepas (Selat Makassar dan
Teluk Mandar). Kondisi iklim di kedua wilayah kecamatan tersebut memiliki rata-rata temperatur berkisar 270 C, dengan suhu minimum 220 C dan suhu
maksimum 300C. Jumlah curah hujan berkisar antara 1.148 1.653 mm/tahun
dan jumlah harihujan 167-199 hari/tahun.
Hal I - 16Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
25/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Gambar 1.1. Peta Wilayah Administrasi Kawasan Pendidikan Ibukota Majene
Hal I - 17Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
26/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Gambar 1.2. Peta Topografi Kawasan Pendidikan Ibukota Majene
Hal I - 18Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
27/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Gambar 1.3. Peta Kemiringan Lereng Kawasan Pendidikan Ibukota Majene
Hal I - 19Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
28/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Gambar 1.4. Peta Curah Hujan Kawasan Pendidikan Ibukota Majene
Hal I - 20Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
29/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
1.3.2 Kependudukan dan Sumberdaya Manusia
Penduduk merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh
terhadap perkembangan suatu wilayah. Analisis kependudukan dan sumberdaya
manusia meliputi; perkembangan penduduk, distribusi dan kepadatan penduduk,
jumlah penduduk menurut angka kelahiran dan kematian, penduduk menurut
mata pencaharian, dan penduduk menurut angkatan kerja.
1.3.2.1 Perkembangan Penduduk
Perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Banggae dan Kecamatan
Banggae Timur Kabupaten Majene meningkat disebabkan oleh kelahiran dan
perpindahan penduduk (migrasi). Jumlah penduduk Kecamatan Banggae padatahun 2012 sebesar 38.015 jiwa merupakan wilayah kecamatan dengan jumlah
penduduk terbesar di Kabupaten Majene (24,71%), yang tersebar di delapan
kelurahan dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebanyak 3,33%. Sedangkan di
Kecamatan Banggae Timur dengan jumlah penduduk 29.779 jiwa pada tahun
2012 merupakan wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil di
Kabupaten Majene (5,435%), dengan rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk
sebesar 2,2%.
1.3.2.2 Penduduk Menurut Kelompok Umur
Uraian komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
dimaksudkan untuk mengetahui jumlah penduduk pada setiap kelompok umur
tertentu dan jenis kelamin, terutama pada kelompok umur yang ada kaitannya
dengan usia sekolah dan usia kerja.
Jumlah penduduk yang berada pada golongan usia sekolah 5 19 tahun
di Kecamatan Banggae Kabupaten Majene sebanyak 13.015 jiwa atau 33,76%
dari jumlah penduduk, dan di wilayah Kecamatan Banggae Timur sebesar 2.471
jiwa. Sedangkan penduduk pada golongan usia kerja 20 64 tahun di
Kecamatan Banggae terdapat 19.938 jiwa atau setara dengan 49.74% jumlah
penduduk, dan di Kecamatan Banggae Timur sebanyak 4.057 jiwa. Kondisi ini
memberikan gambaran bahwa jumlah tenaga kerja di kedua wilayah kecamatan
hampir mencapai setengah dari jumlah penduduk, sedangkan jumlah usia
sekolah yang memerlukan pendidikan dasar hinggah menengah mencapaisepertiga dari jumlah penduduk.
Hal I - 21Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
30/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
1.3.2.3 Penduduk Menurut Angkatan Kerja
Suatu wilayah dapat dikatakan dapat tumbuh dan berkembang apabila
tersedia angkatan kerja yang cukup memadai. Angkatan kerja dapat dilihat dari
banyaknya penduduk yang bekerja dan tidak bekerja serta yang sedang mencari
pekerjaan. Selain itu, angkatan kerja merupakan salah satu ukuran untuk
melihat dimasa mendatang Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), sehingga
dapat diukur kemampuan suatu wilayah. Jumlah penduduk Kecamatan Banggae
yang sedang bekerja sebesar 74.828 jiwa (50,34%), sedangkan yang mencari
pekerjaan atau pengangguran sebanyak 6.377 jiwa (4,29%).
1.3.2.4 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Data penduduk menurut tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran
yang dapat digunakan dalam melihat potensi sumber daya manusia.
Berdasarkan data tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Majene yang sedang
dan atau telah menempuh pendidikan adalah 35.510 jiwa (23,8%), sehingga
jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah mencapai 76% (113.317 jiwa)
dari jumlah penduduk di Kabupaten Majene.
Umumnya penduduk di Kabupaten Majene yang pernah menempuh
pendidikan bermukim di wilayah Kecamatan Banggae dan Banggae Timur, yang
merupakan wilayah Ibukota Majene. Banyaknya penduduk yang bersekolah di
wilayah kecamatan Banggae dan Banggae Timur di Kabupaten Majene sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan akan fasilitas pendidikan kedua wilayah
kecamatan tersebut.
1.3.2.5 Penduduk Menurut Angka Kelahiran dan Kematian
Pada dasarnya pertambahan jumlah penduduk di suatu wilayah sangat
dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan kematian. Menurut data BPS tahun 2012,
jumlah penduduk yang lahir di Kecamatan Banggae Kabupaten Majene adalah
407 jiwa yang terdiri atas laki-laki 204 jiwa dan perempuan 203 jiwa. Sedangkan
penduduk yang meninggal sebanyak 144 jiwa yang terdiri atas 53 jiwa laki-laki
dan 91 jiwa perempuan. Di Kecamatan Banggae Timur, jumlah penduduk yang
lahir adalah 118 jiwa yang terdiri atas laki-laki 110 jiwa dan perempuan 71 jiwa,
sedangkan penduduk yang meninggal sebanyak 87 jiwa yang terdiri atas 52 jiwa
laki-laki dan 35 jiwa perempuan.
Hal I - 22Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
31/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
1.3.3 Potensi Bencana Alam
Potensi bencana yang mungkin terjadi di Kecamatan Banggae dan
Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene adalah bencana gempa bumi,
tsunami dan abrasi pantai, sedangkan potensi bencana banjir dan tanah longsor
relatif kecil untuk terjadi di kedua wilayah kecamatan tersebut. Sebaran potensi
bencana alam pada wilayah Kecamatan Banggae dan Kecamatan Banggae
Timur diperlihatkan pada Gambar 1.5.
Gambar 5.1. Peta Rawan Bencana Alam di Kawasan Pendidikan Majene
1.3.3.1 Tanah Longsor
Bencana tanah longsor tidak begitu potensial terjadi di Kecamatan
Banggae dan Kecamatan Banggae Timur sebagaimana pada sebagian besar
wilayah kecamatan Kabupaten Majene, karena kondisi topografi wilayah yang
didominasi oleh wilayah pesisir pantai dengan tingkat kelerengan yang landai
dan rendah.
1.3.3.2 Banjir
Bencana banjir dapat disebabkan oleh intensitas curah hujan yang cukup
tinggi, serta meluapnya air sungai, sehingga terjadi genangan di daerah dataran
rendah. Kondisi ini dapat terjadi di wilayah di Kecamatan Banggae da
Kecamatan Banggae Timur, khususnya di daerah perkotaan. Bencana banjir
Hal I - 23Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
32/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
juga dapat terjadi akibat genangan air hujan yang disebabkan oleh bentuk
topografi yang sangat datar serta sistem drainase yang tidak berfungsi dengan
baik. Namun demikian, mengingat bahwa kondisi topografi kedua kecamatan
yang terletak di pesisir pantai, maka potensi rawan banjir tidak signifikan terjadi,
karena aliran air dari curah hujan dapat segera mengalir ke arah pantai.
1.3.3.3 Gempa Bumi
Wilayah Kecamatan Banggae dan Banggae Timur di Kabupaten Majene
merupakan wilayah yang kurang rentan terhadap terjadinya gempa bumi,
mengingat kedua wilayah kecamatan tersebut tidak terpengaruh langsung oleh
jalur sesart yakni; sesart paternoster serta patahan Walanae yang melintasisebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Majene. Sesar dan patahan
tersebut hanya berpotensi menimbulkan gempa bumi pada wilayah pegunungan
serta wilayah pesisir Selat Makassar dimana sebagian besar wilayah
kecamatan-kecamatan di Kabupaten Majene berada. Titik gempa yang terdapat
di wilayah Kabupaten Majene terdapat di Kecamatan Sendana dengan
kedalaman 0 - 90 km, Kecamatan Tammerodo Sendana dengan tingkat
kedalaman 500 - 599 km dimana terdapat masing-masing satu pusat titikgempa, sedangkan di Kecamatan Ulumanda terdapat dua titik pusat gempa.
Dengan demikian, meskipun potensi gempa bumi dapat terjadi di Kecamatan
Banggae dan Kecamatan Banggae Timur, namun potensi rawan gempa
buminya bersifat sangat rendah sebagimana diperlihatkan pada Gambar 5.1.
1.3.3.4 Tsunami dan Abrasi Pantai
Wilayah Kecamatan Banggae dan Kecamatan Banggae Timur sebagai
wilayah pesisir di Kabupaten Majene memiliki garis pantai yang cukup panjang
dan terletak di perairan Selat Makassar dan Teluk Mandar. Berdasarkan peta
Nasional potensi Tsunami, Selat Makassar merupakan salah satu wilayah yang
rawan terjadinya tsunami, sehingga kedua wilayah kecamatan tersebut bersama
dengan wilayah kecamatan lainnya di Kabupaten Majene memiliki tingkat
kerawanan terjadinya tsunami. Peta potensi tsunami sebagai terlihat pada
Gambar 5.1., bahkan menunujukkan bahwa wilayah Kecamatan Banggae dan
Kecamatan Banggae Timur merupakan wilayah kecamatan terbesar yang
Hal I - 24Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
33/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
berpotensi rawan tsunami, khususnya pada wilayah Kecamatan Banggae Timur.
Selain itu, bencana alam berupa abrasi pantai juga mengancam kawasan pesisir
pada kedua wilayah Kecamatan Banggae dan Banggae Timur, dimana hal
tersebut disebabkan oleh intrusi air laut akibat gelombang pasang yang cukup
tinggi.
1.3.4 Potensi Sumberdaya Alam
Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup pada dasarnya
diarahkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem serta mempertahankan
kemampuan lingkungan hidup. Dalam kaitan ini, maka pemanfaatan
sumberdaya alam harus memperhatikan aspek konservasi dan pelestariannyaagar pembangunan dapat berkelanjutan.
Potensi sumberdaya alam yang terdapat di wilayah Kecamatan Banggae
dan Kecamatan Banggae Timur di Kabupaten Majene, antara lain potensi sub
sector pertanian (baik pertanian lahan kering maupun lahan basah (sawah) serta
pertanian lahan kering campur), perikanan berupa tambak, kelautan, dan potensi
alam. Potensi-potensi sumber daya alam tersebut diperlihat pada Peta Tutupan
Lahan Kawasan Pendidikan Majene (Gambar 1.6).
Gambar 1.6. Peta Tutupan Lahan di Kawasan Pendidikan Majene
Hal I - 25Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
34/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Gambar 1.7. Peta Kesesuaian Lahan di Kawasan Pendidikan Majene
1.3.4.1 Potensi Sub Sektor Pertanian
Potensi sub sector pertanian merupakan salah satu sub sektor yang
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah di Kecamatan Banggae dan
Kecamatan Banggae Timur di kabupaten Majene. Potensi tersebut antara lain
terdiri atas pertanian tanaman pangan dan tanaman palawija serta kakao.
A. Tanaman Pangan
Jenis komoditi tanaman pangan yang dihasilkan di Kecamatan Banggae dan
Kecamatan Banggae Timur terdiri atas tanaman jagung, ubi kayu, ubi jalar,
kacang tanah, dan kacang hijau. Produksi komoditi tanaman pangan terbesar
adalah ubi kayu, dimana pada tahun 2012 sebesar 2179 ton dengan luas
panen 160 ha, disusul oleh tanaman ubi jalar dan jagung dengan produksi
masing sebesar 400 ton dan 346 ton dengan luas panen masing-masing 50
ha dan 82 ha. Adapun tanaman kacang tanah dan kacang hijau, hanya
memberikan kontribusi panen sebesar 44 ton dan 28 ton untuk luasan panen
seluas 46 ha dan 28 ha.
B. Potensi Tanaman Sayur-Sayuran
Tanaman sayur-sayuran yang diusahakan masyarakat di wilayah KecamatanBanggae dan Kecamatan Banggae Timur terdiri dari berbagai jenis
Hal I - 26Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
35/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
komoditas antara lain cabe rawit, Lombok besar, tomat, terong, kangkung,
kacang panjang, dan bayam. Produksi tanaman perkebunan sayur-mayur
tersebut relatif merata satu sama lainnya, dimana pada tahun 2012
menghasilkan komoditi mulai 4 ton hingga 10 ton untuk masing-masing luas
lahan 2 4 ha. Dua jenis sayu-mayur yang merupakan komoditi terbesar
adalah kangkung dan bawang merah, dimana masing-masing menghasilkan
produksi sebesar 3026 ton dan 1759 ton untuk luas lahan panen seluas 59
ha.
1.3.4.2 Potensi Sub Sektor Perkebunan
Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor yangmemberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan pertumbuhan
PDRB Kabupaten Majene. Tanaman perkebunan di wilayah Kecamatan
Banggae dan Banggae Timur pada tahun 2012 di dominasi oleh tanaman kakao
dengan produksi 5.717 ton yang diusahakan pada areal seluas 11.094 ha.
1.3.4.3 Potensi Sub Sektor Perikanan dan Kelautan
Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan di wilayah Kecamatan
Banggae dan Kecamatan Banggae Timur dikelompokkan atas perikanan laut
dan perikanan darat. Produksi perikanan laut tediri atas beragam jenis ikan
seperti ikan tuna, cakalang, tongkol, laying, terbang, bambangan merah dan ikan
campuran. Kecamatan Banggae memproduksi perikanan laut terbesar dengan
produksi pada tahun 2012 sebesar 1.746 ton. Sedangkan untuk jenis ikan yang
banyak dihasilkan melalui perikanan tangkap adalah ikan tongkol dan ikan
terbang masing-masing sebesar 605,3 ton dan 337,6 ton. Salah satu potensi
perikanan di Kecamatan Banggae dan Kecamatan Banggae Timur adalah
adanya potensi jenis ikan terbang yang sudah diolah sebagai menu khas
Kabupaten Majene dan dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata.
Potensi sumberdaya perikanan darat di wilayah Kecamatan Banggae dan
Kecamatan Banggae Timur berupa ikan lain-lain, termasuk diantaranya adalah
ikan mujair dan udang putih. Produksi ikan lain-lain pada tahun 2012 sebesar
217 ton dimana 99,77 % dihasilkan di Kecamatan Banggae Timur.
1.3.4.4 Potensi Sub Sektor Peternakan
Hal I - 27Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
36/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Jenis komoditi peternakan yang terdapat di Kecamatan Banggae dan
Kecamatan Banggae Timur di Kabupaten Majene meliputi sapi, kerbau, kuda,
kambing, ayam ras dan ayam buras serta itik yang tersebar di kedua wilayah
kecamatan tersebut. Peternakan ayam buras memiliki populasi yang besar jika
dibandingkan dengan jenis ternak lainnya mencapai 49.131 ekor pada tahun
2012. Berkembangnya kegiatan peternakan di wilayah Kecamatan Banggae dan
Kecamatan Banggae Timur sangat didukung oleh tersedianya pakan ternak,
seperti; padang pengembalaan yang cukup luas serta sumber air yang sangat
mendukung.
1.3.4.5 Potensi Sub Sektor Pertambangan
Secara umum potensi tambang terdapat juga pada kedua wilayah
kecamatan yang menjadi Kawasan Pendidikan Majene, yaitu pada Kecamatan
Bangggae dan Kecamatan Banggae Timur, sebagaimana disajikan pada peta
potensi pertambangan pada Gambar 1.8. Potensi tersebut diharapkan dapat
memberikan hasil yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
Gambar 1.8. Peta Potensi Pertambangan di Kawasan Pendidikan Majene
Gambar 1.8 memperlihatkan bahwa wilayah Kecamatan Banggae dan
Kecamatan Banggae Timur mempunyai potensi sebagai wilayah bahan galian
batuan, dalam hal ini adalah sebagai potensi wilayah blok migas.
Hal I - 28Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
37/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
1.3.5 Potensi Ekonomi Wilayah
Salah satu indikator makro perekonomian pada suatu wilayah adalah
besarnya kontribusi masing-masing sektor pembangunan terhadap nilai Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) di suatu wilayah. PDRB merupakan salah satu
cerminan kemajuan ekonomi suatu daerah, yang didefinisikan sebagai
keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu 1 (satu)
tahun di wilayah tersebut.
Berdasarkan data PDRB menurut harga berlaku tahun 2010, terdapat
beberapa sektor kegiatan, seperti; sektor pertanian, pertambangan dan
penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih, bangunan,
perdagangan hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi, bank lembagakeuangan, serta sektor jasa-jasa. Dari kesembilan sektor tersebut, sektor yang
paling dominan pada PDRB Kabupaten Majene menurut lapangan usaha yaitu
pada sektor pertanian memberikan kontribusi tertinggi bila dibandingkan dengan
sektor lainnya. Nilai PDRB sector pertanian di Kabupaten Majene yang
mencapai 50,87% berarti bahwa sector pertanian masih merupakan sumber
penghasilan ekonomi masyarakat. Jumlah ini mengalami penurunan dari tahun
2006 yaitu 53,02% karena peningkatan kontribusi sector lain dalam kegiatanpembangunan wilayah. Pada sektor pertanian ini, terdapat beberapa subsektor
dan diantara subsektor yang paling tinggi jumlah presentasenya yaitu subsektor
perkebunan (18,75%). Sedangkan subsektor yang paling rendah yaitu subsektor
kehutanan yang jumlah presentasenya hanya (0,10%).
Sedangkan sektor terendah dalam memberikan kontribusi terhadap
PDRB daerah adalah sektor pertambangan dan penggalian yang hanya
mencapai 0,58% terhadap PDRB wilayah Kabupaten Majene.
Selain itu sumber pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Majene berupa pajak daerah yang bersumber dari
pajak hotel, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, serta pajak
bahan galian golongan C.
Potensi ekonomi daerah yang cukup besar nilainya adalah kekayaan
budaya yang hingga saat ini belum banyak dilakukan pembenahan. Kawasan-
kawasan wisata yang terdapat di Kabupaten Majene perlu dibenahi dan
Hal I - 29Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
38/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
dipromosiskan sehingga dapat menarik minat wisatawan domestic maupun
asing asing untuk berkunjung.
Salah satu potensi ekonomi wilayah yang prospek untuk dikembangkan di
Kabupaten Majene adalah industri pengolahan hasil perikanan tangkap. Saat ini
sebagian besar hasil perikanan baik perikanan tangkap maupun perikanan darat
belum diolah oleh masyarakat. Sehingga nilai tambah yang diperoleh dari hasil
perikanan masih rendah. Selain itu usaha budidaya rumput laut masih
membutuhkan pembinaan khususnya dari sisi teknis budidaya dan pengolahan
hasil.
Hal I - 30Bab I Pendahuluan
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
39/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN, STRATEGI PENATAAN RUANG
2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP)
SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYA PADA KAWASAN
PENDIDIKAN DI IBUKOTA KABUPATEN MAJENE
Penataan ruang Ibukota Kabupaten Majene bertujuan untuk mewujudkan
ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional dan berbasis sektor Pertanian serta
didukung oleh sektor perikanan, kelautan, kehutanan, pertambangan, dan
pemanfaatan potensi alam lainnya.
Secara normatif tujuan dari Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan
Starategis Provinsi Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya Pada Kawasan
Pendidikan di Kabupaten Majene ini adalah menjabarkan Ranperda dan RTRW
Provinsi Sulawesi Barat secara lebih terperinci untuk bagian wilayah Kota
Majene guna penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-
program pembangunan perkotaan di wilayah tersebut. Secara lebih spesifik,
tujuan Rencana Tata Ruang Kawasan Starategis Provinsi Sudut Kepentingan
Sosial dan Budaya pada Kawasan Pendidikan di Ibukota Majene adalah untuk
mengarahkan upaya-upaya pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan
ruang provinsi.
2.2 KEBIJAKAN PENATAAN RUANG KAWASAN STRATEGIS PROVINSI
(KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYA PADAKAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA KABUPATEN MAJENE
Kebijakan penataan Ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Sudut
Kepentingan Sosial Dan Budaya Pada Kawasan Pendidikan di Ibukota
Kabupaten Majene merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk
mencapai tujuan penataan ruang wilayah di Provinsi Sulawesi Barat pada
umumnya dan di Kabupaten Majene pada khususnya. Mengacu pada tujuan
penataan ruang KSP Sudut Kepentingan Sosial Dan Budaya Pada Kawasan
Pendidikan di Ibukota Kabupaten Majene, maka kebijakan penataan ruang
Hal II - 1Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
40/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya pada Kawasan Pendidikan di Ibukota
Kabupaten Majene adalah sebagai berikut :
a. Penetapan dan pemantapan peran dan fungsi perkotaan secara hirarkis
dalam kerangka sistem wilayah pengembangan ekonomi dan sistem
pembangunan perkotaan;
b. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
permukiman, transportasi, telekomunikasi, energi, sumberdaya air yang
dapat mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat;
c. Pengembangan kawasan pertanian yang produktif untuk meningkatkan hasil
produksi dan kesejahteraan masyarakat;
d. Pengembangan potensi kelautan dan perikanan;e. Pemantapan fungsi dan produktivitas hutan;
f. Pengembangan kawasan pertambangan yang ramah lingkungan;
g. Pengelolaan kualitas lingkungan;
h. pengendalian, pelestarian dan rehabilitasi kawasan rawan bencana alam;
dan
i. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
2.3 STRATEGI PENATAAN RUANG KAWASAN STRATEGIS PROVINSI
(KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYA PADA
KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA KABUPATEN MAJENE
Strategi penataan Ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Sudut
Kepentingan Sosial dan Budaya Pada Kawasan Pendidikan di Ibukota
Kabupaten Majene merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang Ruang
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya pada
Kawasan Pendidikan di Ibukota Kabupaten Majene ke dalam langkah-langkah
operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun strategi
penataan Ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Sudut Kepentingan Sosial
dan Budaya pada Kawasan Pendidikan di Ibukota Kabupaten Majene adalah
sebagai berikut :
a. Strategi Penetapan dan pemantapan peran dan fungsi perkotaan secara
hirarkis dalam kerangka sistem wilayah pengembangan ekonomi dan sistem
pembangunan perkotaan, terdiri atas :
Hal II - 2Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
41/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
1) Mengoptimalkan lingkungan permukiman dalam kawasan pendidikan yang
terdapat pada setiap wilayah-wilayah kelurahan pada Kecamatan
Banggae dan Kecamatan Banggae Timur yang berbasis keselarasan,
keserasian, dan kesimbangan lingkungan;
2) Mengoptimalkan lingkungan permukiman dalam kawasan pendidikan yang
terdapat pada setiap wilayah-wilayah kelurahan pada Kecamatan
Banggae dan Kecamatan Banggae Timur yang berbasis keselarasan,
keserasian, dan kesimbangan lingkungan;
3) Mengembangkan Kecamatan Banggae dan Kecamatan Banggae Timur
sebagai pusat pendidikan di Provinsi Sulawesi Barat melalui penyediaan
sarana dan prasarana utama dan pendukung pendidikan yang memadai;4) Mengembangkan Ibukota Kecamatan Banggae, dan Ibukota Kecamatan
Banggae Timur, melalui penyediaan/pembangunan sarana dan prasarana
pendukung PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi);
5) Mengembangkan Ibukota Kecamatan Banggae, melalui
penyediaan/pembangunan sarana dan prasarana pendukung PPK (Pusat
Pelayanan Kawasan);
6) Mengembangkan Kelurahan Baruga Kecamatan Banggae Timur, melaluipenyediaan/pembangunan sarana dan prasarana pendukung PPL (Pusat
Pengembangan Lingkungan).
b. Strategi Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
permukiman, transportasi, telekomunikasi, energi, sumberdaya air yang
dapat mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan masyarakat,
terdiri atas :
1) Mengembangkan sistem jaringan jalan sesuai hirarki dan fungsinya yang
diarahkan untuk menjamin aksesibilitas wilayah-wilayah, kelancaran
lalulintas, dan pengembangan wilayah secara lebih terpadu;
2) Mengembangkan sistem angkutan umum berdasarkan hirarki wilayah
yang ekonomis, aman dan nyaman;
3) Mengembangkan sistem terminal terpadu dengan fasilitas perdagangan
dan pertanian;
Hal II - 3Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
42/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
4) Mengembangkan jaringan listrik dan energi melalui pengembangan
jaringan listrik dan energi yang diarahkan untuk menjangkau daerah-
daerah terpencil serta pengembangan energi alternatif;
5) Mengembangkan sistem telekomunikasi melalui pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi;
6) Mengembangkan sumber daya air secara terpadu dan menyeluruh
dengan pendekatan Daerah Aliran Sungai (DAS).
7) Menjalin kerjasama antar daerah, terutama dalam pengembangan
jaringan prasarana/infrastruktur.
c. Strategi Pengembangan kawasan pertanian yang produktif untukmeningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan masyarakat, terdiri atas :
1) Menetapkan pusat-pusat pengumpul/akumulasi bagi hasil-hasil
pertanian;
2) Mengembangkan pelabuhan rakyat dengan fungsi sub-akumulasi hasil-
hasil produksi pertanian khususnya di pusat pengembangan bagian
utara;
3) Meningkatkan prasarana komunikasi antar sentra produksi pertanian;4) Meningkatkan kerjasama dan jejaring antara masyarakat (kelompok),
antara masyarakat dan perusahaan perkebunan, untuk menciptakan
sinergi usaha dan peningkatan produktivitas;
5) Mengembangkan sumberdaya manusia perkebunan, baik petani
pekebun maupun pelaku usaha lainnya untuk menumbuhkan inovasi dan
adaptasi guna berkembangnya sistem usaha agribisnis berbasis
perkebunan;
6) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang
efektivitas sistem agribisnis tanaman tahunan dan perkebunan;
7) Meningkatkan pengelolaan dan pemantapan kawasan-kawasan
konservasi sekitar kawasan tanaman tahunan dan perkebunan, untuk
menghindari meningkatnya resiko banjir terutama pada wilayah-wilayah
hulu daerah aliran sungai;
8) Meningkatkan ketersediaan informasi mengenai tanaman tahunan dan
perkebunan, khususnya kakao;
Hal II - 4Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
43/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
9) Mengendalikan kegiatan non-pertanian agar tidak mengganggu lahan
pertanian yang diklasifikasikan sebagai lahan subur kelas satu;
10) Melakukan penanggulangan banjir yang berpotensi melanda kawasan
pertanian;
11) Menerapkan sistem usaha tani konservasi terutama pada lahan-lahan
dengan potensi erosi tinggi untuk menghindari degradasi lahan;
12) Meningkatkan produktivitas lahan basah tidur, baik melalui
pompanisasi maupun melalui cekdam baru;
13) Mengembangkan prasarana pengairan untuk mendukung
pengembangan tanaman padi sawah;
14) Menyusun rencana pengembangan dan pemantapan kawasan-kawasanpotensial tanaman lahan basah untuk dijadikan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan.
d. Strategi Pemantapan Pengembangan potensi kelautan dan perikanan, terdiri
atas :
1) Meningkatkan perikanan budidaya pertambakan dan air payau,
perikanan budidaya laut dan perikanan tangkap;2) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana produksi bagi
kawasan peruntukan perikanan;
3) Mengembangkan dan menata pelabuhan perikanan;
4) Mengembangkan kawasan budidaya perikanan pesisir berupa budidaya
perairan pesisir pada zona pemanfaatan yang dikembangkan di
sepanjang pantai barat dengan tidak mengganggu dan terganggu
aktivitas pelayaran dan kepelabuhanan.
e. Strategi Pemantapan fungsi dan produktivitas hutan, terdiri atas :
1) Memanfaatkan hutan produksi berupa pemanfaatan kawasan,
pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan
kayu serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu;
2) Memanfaatkan fungsi dan produktivitas hutan sehingga diperoleh
manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat ekonomi yang optimal;
Hal II - 5Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
44/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
3) Memanfaatkan jasa lingkungan dilakukan dalam bentuk usaha yang
memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak
lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya;
4) Memanfaatkan hasil hutan dilakukan dalam bentuk usaha pemanfaatan
hutan alam dan usaha pemanfaatan hutan tanaman. Usaha
pemanfaatan hutan tanaman diutamakan dilaksanakan pada hutan yang
tidak produktif dalam rangka mempertahankan hutan alam.
f. Strategi Pengembangan kawasan pertambangan yang ramah lingkungan,
terdiri atas :
1) Mengoptimalkan kegiatan pertambangan yang baik dan benar;2) Meningkatan nilai tambah hasil pertambangan melalui pengolahan hasil
tambang;
3) Melakukan reklamasi area penambangan baik selama maupun setelah
kegiatan penambangan berakhir;
4) Melakukan studi dan kajian kelayakan pengusahaan atau
pengembangan kawasan pertambangan secara ekonomi dan
berwawasan lingkungan;5) Kegiatan pertambangan tidak dilakukan pada wilayah yang telah
ditetapkan sebagai hutan konservasi;
6) Kegiatan pertambangan terbuka tidak dilakukan pada wilayah yang telah
ditetapkan sebagai hutan lindung;
7) Kegiatan pemanfaatan galian pasir dan batuan harus memperhatikan
ekosistem sekitarnya serta keselamatan dari berbagai bencana dan
bahaya dengan dibatasi oleh garis sempadan yang sesuai untuk
difungsikan sebagai kawasan penyangga keselamatan;
8) Kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang
di dalam kawasan hutan dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
g. Strategi pengelolaan kualitas lingkungan, terdiri atas :
1) Mengembangkan sistem pelayanan persampahan dengan pendekatan
pengurangan, pemanfaatan kembali, daur ulang dan pemulihan;
Hal II - 6Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
45/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
2) Mengembangkan sistem sanitasi lingkungan yang berbasis komunal;
3) Mengembangkan sistem IPAL terpadu/kolektif pada zone-zone industri
yang direncanakan;
4) Mengarahkan zona-zona industri untuk menjadi kawasan industri dengan
fasilitas pengelolaan lingkungan yang terpadu;
5) Mengarahkan pembangunan industri ke dalam zona industri yang akan
ditetapkan atau yang sudah ada;
6) Mengatur secara ketat terhadap industri-industri polutif;
7) Mengendalikan pengambilan air tanah dalam secara ketat melalui kajian
daya dukung air;
8) Mempertahankan kawasan lindung melalui upaya rehabilitasi lahan;9) Mengendalikan secara ketat terhadap kegiatan budidaya yang
berpotensi merusak atau mengganggu kawasan lindung serta
pembatasan atau pengalihan kegiatan-kegiatan budidaya pada kawasan
rawan bencana;
10) Pengembangan kegiatan-kegiatan budidaya yang berfungsi lindung
melalui pengembangan tanaman-tanaman yang berfungsi konservasi.
h. Strategi pengendalian, pelestarian dan rehabilitasi kawasan rawan bencana
alam, terdiri atas :
1) Merencanakan lokasi untuk menghindari dataran berpotensi banjir dan
rekayasa bangunan di dataran banjir;
2) Merencanakan lokasi untuk mengurangi kepadatan penduduk di daerah
zona gempa dan rekayasa bangunan untuk menahan kekuatan getaran;
3) Merencanakan lokasi untuk menghindari daerah-daerah yang berbahaya
yang digunakan untuk lokasi bangunan penting dan rekayasa bangunan
untuk menahan atau mengakomodir potensi gerakan tanah;
4) Merencanakan lokasi untuk menghindari daerah-daerah yang berbahaya
yang digunakan untuk lokasi bangunan penting dan rekayasa bangunan
untuk meminimasi dampak areal berpotensi Tsunami;
5) Merencanakan rencana rinci termasuk pemetaan/deliniasi kawasan dan
peraturan zonasi untuk kawasan perkotaan atau permukiman yang
merupakan kawasan rawan bencana;
Hal II - 7Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
46/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
6) Merencanakan lokasi untuk menghindari banjir pasang (rob) dan
mengantisipasi kenaikan paras muka laut.
i. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara, terdiri atas :
1) mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan
2) mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
3) mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak
terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan Negara
sebagai zona penyangga; dan4) turut serta memelihara dan menjaga asset-aset pertahanan dan
keamanan.
Hal II - 8Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
47/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG
3.1 U m u m
Rencana tata ruang merupakan suatu sistem keruangan yang dibentuk
oleh berbagai elemen, yaitu sistem pusat pengembangan, sistem hirarki kota,
dan sistem pusat pelayanan dengan masing-masing skala pelayanannya yang
menggambarkan susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam,
lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang berurutan secara hirarkis dan
berhubungan satu sama lain dalam membentuk struktur ruang. Sedangkan
struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Kemudian rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata
ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan
yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan
prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi. Dalam hal ini,
pusat kegiatan di kawasan pendidikan ntuk kepentingan sosial dan budaya
merupakan simpul pelayanan sosial dan budaya, disamping pelayanan ekonomi,
dan/atau administrasi masyarakat di kawasan tersebut.
Agar interkoneksitas antar pusat kegiatan, serta pelayanan prasarana
wilayah efisien dan efektif maka perlu diwujudkan sistem interkoneksitas antar
kawasan perkotaan dan perdesaan yang berdaya guna besar. Sistem perkotaan
di Kawasan Pendidikan di Kabupaten Majene khususnya pada wilayah
Kecamatan Banggae dan Kecamatan Banggae Timur, dibangun dengan
beberapa pusat kegiatan seperti Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).
Rencana struktur ruang wilayah Kawasan Pendidikan Majene harus
menggambarkan rencana struktur ruang wilayah nasional dan wilayah provinsi
Sulawesi Barat serta di wilayah kabupaten Majene dan harus berhirarki dan
tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling terkait menjadi satu
kesatuan sistem wilayah propinsi dan kabupaten.
Hal III - 1Bab III Rencana Struktur Ruang
5/28/2018 LaporanAkhirRTR KSN Pendidikan Majene
48/143
LAPORAN AKHIR
RENCANA TATA RUANG (RTR) KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KSP) SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYAPADA KAWASAN PENDIDIKAN DI IBUKOTA MAJENE 2014-2034
3.2 DASAR PERTIMBANGAN PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT
KEGIATAN
Prinsip dasar pertimbangan dalam pengembangan sistem kota-kota atau
pusat permukiman meliputi :
a. Pembatasan limpahan perkembangan perkotaan dari daerah hinterland;
b. Pengembangan sistem transportasi yang mendukung struktur ruang pada
sistem perkotaan;
c. Menjaga keberadaan kawasan lindung;
d. Pengintegrasian fungsi dan sistem kota-kota atau pusat permukiman;
e. Antisipasi terhadap perkembangan kegiatan di masa mendatang.
3.1 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM PUSAT-PUSAT KEGIATAN
Rencana pengembangan sistem perkotaan di wilayah kabupaten adalah
rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah
kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana yang
membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu
dalam wilayah kabupaten.
Rencana pengembangan sistem kota-kota secara umum diarahkan untuk
mencapai keseimbangan perkembangan ruang antara pusat-pusat pemukiman
dan/atau pusat pertumbuhan. Adanya peningkatan hirarki serta