Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
LAPORAN WEB SEMINAR
PERAN PARLEMEN DALAM KERJA SAMA INTERNASIONAL
UNTUK PENANGGULANGAN WABAH COVID-19
(THE ROLE OF PARLIAMENT FOR INTERNATIONAL COOPERATION
TO DEFEAT COVID-19)
JAKARTA, 21 APRIL 2020
A. Pendahuluan
Badan Kerja Sama Antar Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (BKSAP DPR RI) mengadakan web seminar dengan tema “Peran Parlemen
dalam Kerja Sama Internasional untuk Penanggulangan Wabah COVID-19” (The
Role of Parliament for International Cooperation to Defeat COVID-19) pada tanggal 21
April 2020 pukul 10.00 – 12.00 WIB di Gedung Nusantara III DPR RI.
Web seminar ini bertujuan untuk menegaskan kembali komitmen negara-negara
untuk bekerja sama dalam penanganan COVID-19. Hampir seluruh negara telah
menerapkan langkah-langkah di dalam memitigasi permalahan pandemi ini. Dalam
upaya memperluas pemahaman kita, seminar ini mencakup diskusi terkait dengan
kendala yang dihadapi di lapangan, berbagai kebijakan maupun pengalaman dari
para pembicara dalam konteks negara masing-masing.
Bapak Charles Honoris, Wakil Ketua BKSAP DPR RI bertindak selaku
moderator dalam acara tersebut dan para narasumber yang hadir sebagai berikut:
1. Dr. Fadli Zon, Ketua BKSAP DPR RI
2
2. Dr. Navaratnasamy Paranietharan, WHO Indonesia Representative
3. Hon. Dato’ Mohamad Rashid Hasnon, Deputy Speaker of Parliament of Malaysia
4. Hon. Mr. Nguyen Van Giau, Chairman of the Committee for Foreign Affairs, the
National Assembly of Viet Nam dan dr. Nguyen Lan Hieu, Member of the
Committee for Foreign Affairs, the National Assembly of Viet Nam
5. Mr. Febrian Alphyanto Ruddyard, Director General for Multilateral Cooperation,
Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia
6. Mr. Kim Jin Pyo, Chairman of the Coronavirus Special Committee, the National
Assembly of the Republic of Korea
7. Prof. Dr. Armida Alisjahbana, Under-Secretary General of the United Nations
Economic and Social Commission for Asia and Pacific (UN ESCAP)
Web seminar dilakukan dengan Aplikasi Zoom dan diikuti sebanyak130 (seratus
tiga puluh) peserta yang terdiri dari Anggota DPR RI, Kedutaan Besar/Perwakilan
Negara Sahabat, dan masyarakat umum dari kalangan dokter, tenaga medis, dosen,
peneliti, mahasiswa, pelajar, pekerja, wartawan, dan organisasi masyarakat.
Laporan ini berisikan rincian kegiatan dan anggaran yang digunakan sebagai
bentuk akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan web seminar Peran Parlemen
dalam Kerja Sama Internasional untuk Penanggulangan Wabah COVID-19 tanggal 21
April 2020.
B. Proses Persiapan Web Seminar
Biro Kerja Sama Antar Parlemen Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR
RI melakukan rangkaian persiapan web seminar secara teknis, administratif dan
substantif serta melakukan koordinasi dengan unit kerja dan instansi terkait dalam
upaya memberikan dukungan yang optimal kepada DPR RI.
3
Penyelenggaraan web seminar tersebut berdasarkan Keputusan Rapat
Pimpinan BKSAP DPR RI (virtual) tanggal 7 April 2020. Adapun proses persiapan yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Persiapan Umum dan Rapat Koordinasi
Rapat Koordinasi Biro Kerja Sama Antar Parlemen dengan Kepala Bagian dan
Kepala Sub Bagian (follow up Rapim BKSAP) pada tanggal 13 April 2020 salah
satunya membahas tentang persiapan pelaksanaan web seminar.
Rapat Koordinasi Biro Kerja Sama Antar Parlemen dengan BDTI sekaligus gladi
resik pada tanggal 20 April 2020 dengan menghadirkan penerjemah dari
instansi/parlemen terkait untuk membahas susunan acara dan teknis
pelaksanaan acara secara virtual serta persiapan akhir pelaksanaan web
seminar.
Ruang Web Seminar dengan Aplikasi Zoom dilaksanakan di Lantai 2 Gedung
Nusantara III DPR RI dan untuk mendukung jalannya acara, Biro Kerja Sama
Antar Parlemen menggunakan tenaga penerjemah/interpreting.
Registrasi peserta web seminar dilakukan melalui bitly yang diumumkan melalui
facebook, instagram dan twitter BKSAP DPR RI.
2. Pengiriman Undangan
Tanggal 16 April 2020 pengiriman surat dari Wakil Ketua DPR RI Bidang
Korpolkam untuk para narasumber, perihal undangan sebagai Pembicara dalam
Web Seminar melalui email [email protected].. Adapun surat-surat tersebut
ditujukan kepada:
1) Dr. Navaratnasamy Paranietharan, WHO Indonesia Representative
2) H.E. Mr. YB Dato’ Kamaruddin Jaffar, Deputy Minister of Foreign Affairs of
Malaysia
3) Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri Republik
Indonesia
4
4) Prof. Dr. Armida Alisjahbana, Under-Secretary General of the United Nations
Economic and Social Commission for Asia and Pacific (UN ESCAP)
5) Hon. Mr. Nguyen Van Giau, Chairman of the Committee for Foreign Affairs,
the National Assembly of Viet Nam
6) Mr. Kim Jin Pyo, Chairman of the Coronavirus Special Committee, the
National Assembly of the Republic of Korea
7) H.E. Mr. Tan Chuan-Jin, Speaker of Parliament of Singapore
Tanggal 16 April 2020 pengiriman surat dari Kepala Biro Kerja Sama Antar
Parlemen atas nama Sekretaris Jenderal DPR RI u.b. Deputi Bidang
Persidangan untuk Pimpinan dan Anggota BKSAP DPR RI, Nomor
DP/05128/Setjen dan BK DPR RI/AP.01/4/2020 perihal Undangan FGD melalui
email [email protected].
Tanggal 17 April 2020 menginformasikan kepada Pimpinan dan Anggota
BKSAP dan masyarakat umum melalui Instagram dan Twitter BKSAP DPR RI
tentang web seminar, agenda dan tautan/link registrasi/pendaftarannya melalui
bitly.
Tanggal 20 April 2020 pengiriman meeting ID dan password web seminar
melalui email kepada Pimpinan dan Anggota BKSAP DPR RI, para narasumber,
dan masyarakat umum peserta web seminar yang telah mendaftar.
3. Sosialisasi
Web Seminar melalui Aplikasi Zoom dengan tema “Peran Parlemen dalam Kerja
Sama Internasional untuk Penanggulangan Wabah COVID-19” (The Role of
Parliament for International Cooperation to Defeat COVID-19) tanggal 21 April 2020
pukul 10.00 – 12.00 WIB disosialisasikan melalui surat, email, facebook, instagram
dan twitter BKSAP DPR RI.
Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan mengenai pentingnya diadakan web seminar
untuk mengeksplorasi kerja sama Internasional untuk penanggulangan pandemi
5
COVID-19 mengingat wabah ini terus mengalami kenaikan di penjuru dunia dan
dampaknya saat ini sangat mengkhawatirkan.
Foto sosialisasi web seminar melalui facebook, instagram dan twitter BKSAP
C. Pelaksanaan Web Seminar
1. Agenda Web Seminar
Agenda Web Seminar tentang “Peran Parlemen dalam Kerja Sama Internasional
untuk Penanggulangan COVID-19” (The Role of Parliament for International
Cooperation to Defeat COVID-19) tanggal 21 April 2020 sebagai berikut :
6
10.00 Opening Session
Pembukaan oleh Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Bapak Charles
Honoris selaku moderator
Video Greetings Ketua DPR RI, Ibu Dr. (H.C.) Puan Maharani
10.00 – 11.00 Paparan dari para narasumber:
1. Dr. Fadli Zon, Ketua BKSAP DPR RI
2. Dr. Navaratnasamy Paranietharan, WHO Indonesia
Representative
3. Hon. Dato’ Mohamad Rashid Hasnon, Deputy Speaker of
Parliament of Malaysia
4. Hon. Mr. Nguyen Van Giau, Chairman of the Committee for
Foreign Affairs, the National Assembly of Viet Nam
Dr. Nguyen Lan Hieu, Member of the Committee for Foreign
Affairs, the National Assembly of Viet Nam
5. Mr. Febrian Alphyanto Ruddyard, Director General for
Multilateral Cooperation, Ministry of Foreign Affairs of the
Republic of Indonesia
6. Mr. Kim Jin Pyo, Chairman of the Coronavirus Special
Committee, the National Assembly of the Republic of Korea
7. Prof. Dr. Armida Alisjahbana, Under-Secretary General of the
United Nations Economic and Social Commission for Asia and
Pacific (UN ESCAP)
11.00 – 12.00 Diskusi dan tanya jawab
12.00 Clossing Session oleh Bapak Charles Honoris
2. Jalannya Web Seminar
1) Opening Session oleh Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Charles Honoris
Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Charles Honoris dalam sambutannya menyatakan
rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh tenaga kesehatan, dokter,
perawat, paramedis, dan pihak-pihak yang terlibat di garis terdepan yang telah
bersedia berkorban mempertaruhkan nyawa mereka dalam melawan pandemi
COVID-19. Charles Honoris juga menyatakan duka cita mendalam kepada
seluruh pihak yang kehilangan anggota keluarga, dan kepada yang masih
7
terpengaruh, baik kesehatan maupun hal lainnya karena pandemik ini agar
segera pulih.
Charles Honoris menyatakan bahwa parlemen dapat membantu pemerintah
negara masing-masing dalam hal menyediakan informasi maupun pilihan
kebijakan yang relevan, serta memperoleh informasi mengenai praktik cerdas
(best practices) dari negara-negara lain melalui kerja sama antar parlemen. Pada
masa-masa sulit seperti pandemi COVID-19 ini, peran parlemen justru menjadi
semakin penting. Fungsi legislasi, pengawasan dan anggaran yang dimiliki
parlemen sangat dibutuhkan, terutama oleh pemerintah dalam penanganan virus
ini.
Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Charles Honoris selaku moderator membuka acara web seminar
sekaligus memberikan sambutan pada acara web seminar tentang Peran Parlemen dalam Kerja Sama Internasional untuk Penanggulangan Wabah COVID-19
2) Video Greetings Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Dr. (H.C.) Puan
Maharani menekankan pada pentingnya semangat gotong-royong dan kerja
sama. Ketua DPR RI menyatakan bahwa seluruh negara tengah menghadapi
situasi yang sulit akibat COVID-19 yang merupakan ancaman terhadap kesehatan
8
masyarakat, kesejahteraan maupun berbagai aspek lainnya seperti ekonomi dan
sosial. COVID-19 merupakan pandemi yang hanya dapat diselesaikan melalui
kerja sama global. Parlemen harus memainkan peran penting untuk mendorong
pemerintah, termasuk berbagi berbagai kisah sukses dari berbagai negara.
Parlemen juga dapat berperan dalam menemukan formula yang tepat bagi
pendanaan penanganan COVID-19 ini beserta dampak yang menyertainya.
Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani memberikan sambutan (video greetings) pada acara web seminar tentang Peran Parlemen dalam Kerja Sama Internasional untuk
Penanggulangan Wabah COVID-19
3) Paparan para Narasumber
a. Dr. Fadli Zon, Ketua BKSAP DPR RI
Dr. Fadli Zon, Ketua BKSAP sebagai pembicara pertama memberikan ucapan
selamat atas suksesnya pemilu di Korea Selatan di tengah pandemi COVID-19
kepada Mr. Kim Jin Pyo, Chairman of the Coronavirus Special Committee, the
National Assembly of the Republic of Korea, Dr. Fadli Zon menyatakan bahwa
COVID-19 telah banyak merubah cara hidup kita sehari-hari, seperti
masyarakat yang telah melakukan jaga jarak secara fisik, melakukan
pekerjaan, maupun berbagai aktifitas lainnya melalui teleconference. COVID-
9
19 juga menjadi tantangan tersendiri kepada masyarakat yang akan
melakukan mudik di akhir bulan Ramadhan yang akan segera tiba.
Sepanjang seminar tersebut, Dr. Fadli Zon menekankan pada upaya mitigasi
yang telah dilakukan di Indonesia, khususnya kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). PSBB membatasi aktifitas ekonomi, kecuali bagi
sektor yang menyediakan kebutuhan dasar bagi masyarakat, seperti pasar
swalayan, mewajibkan sekolah-sekolah melakukan kegiatan pembelajaran dari
rumah, membatasi jumlah penumpang pada transportasi umum, dan berbagai
pembatasan lainnya. Walaupun dia juga mengakui bahwa hal tersebut
terlambat dilakukan, terutama di Jakarta dan daerah-daerah sekitarnya.
Perbedaan pendapat di antara otoritas nasional maupun daerah,
permasalahan birokrasi, turut mempersulit upaya penanganan COVID-19. Hal
lainnya yang menjadi tantangan adalah keterbatasan alat tes, alat pelindung
diri, dan kurang siapnya fasilitas kesehatan.
Indonesia juga telah mengeluarkan kebijakan stimulis fiskal terkait COVID-19
ini, yang fokus pada Jaring Pengaman Sosial, kesehatan, pemulihan ekonomi
dan insentif pajak, serta kredit mikro. Oleh karena itulah peran parlemen
penting dalam mengawasi agar penggunaan anggaran tersebut berjalan
efektif.
Lebih lanjut, Dr. Fadli Zon menekankan bahwa tersedianya data yang dapat
diandalkan dan transparan sangat penting. Hal itu penting karena masyarakat
perlu mengetahui data terkait jumlah yang terkonfirmasi positif, kematian
maupun berapa yang sembuh, agar mereka selalu waspada.
Menjamin pemerintah yang akuntabel merupakan hal lainnya yang disoroti di
dalam pemaparan oleh Dr. Fadli Zon. Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang No. 1/2020 mengenai Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
10
2019 (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang
Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan
menyatakan bahwa para pembuat kebijakan terkait pandemi COVID-19 ini
tidak dapat ditindak baik secara pidana maupun perdata atas kebijakannya.
Padahal tidak seharusnya satu orangpun berada di atas hukum, terutama
dalam masa-masa krisis. Dr. Fadli Zon menyatakan bahwa kelonggaran yang
disediakan oleh PP tersebut harus terus menerus diawasi.
Ketua BKSAP DPR RI, Dr. Fadli Zon selaku pembicara pertama memberikan sambutan dan paparan pada acara web seminar tentang Peran Parlemen dalam
Kerja Sama Internasional untuk Penanggulangan Wabah COVID-19
Dr. Fadli Zon menyatakan bahwa parlemen memainkan peran penting dalam
mengatasi wabah virus, dan mendorong seluruh negara untuk memastikan
agar multilateralisme tetap menjadi jalan utama dalam kerja sama global ini.
11
Dr. Fadli Zon kembali memastikan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia akan selalu mendukung upaya yang dilakukan oleh berbagai
organisasi internasional termasuk World Health Organization (WHO) dalam
menangani pandemi ini. Dr. Fadli Zon percaya bahwa informasi terus menerus
dari WHO penting dalam mengendalikan penyebaran informasi yang salah,
dan parlemen juga dapat memainkan peran ini. Parlemen dapat mendorong
masyarakat untuk lebih waspada terhadap berbagai bentuk disinformasi yang
beredar.
Dr. Fadli Zon juga merekomendasikan agar organisasi internasional lebih
adaptif terhadap krisis ini. Sebagai contohnya adalah AIPA (Asean Inter-
Parliamentary Assembly), yang seharusnya dapat menjadi saluran utama
menyangkut informasi terkait COVID-19 di kawasan Asia Tenggara. Sebagai
tambahan, memperkuat hubungan bilateral termasuk komunikasi rutin antar
anggota parlemen penting dilakukan, terutama menyangkut para pekerja
migran yang terlantar di negara lain.
b. Dr. Navaratnasamy Paranietharan, WHO Indonesia Representative
Dr. Navaratna Paranietharan menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut terkait
COVID-19 penting untuk dilakukan, terutama pada aspek-aspek dari pandemi
ini yang belum diketahui. Dia juga menjelaskan mengenai situasi global pada
tanggal 19 April 2020 yang menunjukkan 2.314.621 kasus yang terkonfirmasi,
dan 157.847 kematian di seluruh dunia.
Dr. Paranietharan menekankan pada pentingnya kerja sama global, seperti
berbagi informasi mengenai praktik cerdas (best practices) dan temuan
penelitian, memastikan rantai pasokan kebutuhan global tetap berjalan,
ketersediaan alat tes dan laboratorium, solidaritas global, pengembangan
vaksin, serta dukungan sumber daya bagi negara-negara miskin yang mana
tidak hanya fokus pada aspek hutang dalam penyediaan pendanaan.
12
Dr. Navaratnasamy Paranietharan, WHO Indonesia Representative selaku pembicara kedua menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut terkait COVID-19 penting untuk dilakukan,
terutama pada aspek-aspek dari pandemi ini yang belum diketahui.
c. Hon. Dato’ Mohamad Rashid Hasnon, Deputy Speaker of Parliament of
Malaysia
Dato’ Mohamad Rashid Hasnon, Wakil Ketua Parlemen Malaysia menyatakan
bahwa kerja sama dan kolaborasi di antara berbagai institusi pemerintahan
dan kementerian merupakan kunci dalam penanganan COVID-19. Beliau juga
13
menekankan bahwa saat ini Malaysia tengah menerapkan kebijakan karantina
(lockdown), oleh karena itulah kerjasama dibutuhkan memastikan kebijakan itu
berjalan dan menjaga denyut nadi perekonomian masyarakat. Malaysia juga
melarang perkumpulan orang yang sama seperti PSBB yang dilaksanakan di
Indonesia. Dia juga menyatakan bahwa dunia usaha di Malaysia mendorong
agar karantina diakhiri sesegera mungkin, hanya saja mengingat situasi
sekarang, permintaan tersebut belum dapat dipenuhi.
Hon. Dato’ Mohamad Rashid Hasnon, Deputy Speaker of Parliament of Malaysia menjadi pembicara ketiga, menekankan bahwa kerja sama dan kolaborasi di antara berbagai institusi
pemerintahan dan kementerian merupakan kunci dalam penanganan COVID-19
Dato’ Mohamad Rashid Hasnon menyatakan bahwa Parlemen Malaysia
memiliki tugas untuk menyetujui anggaran yang penting dalam penanganan
COVID-19, walaupun proses ini mengharuskan para anggota parlemen hadir
untuk bersidang, protokol kesehatan yang ketat diterapkan dalam prosesnya.
Para anggota parlemen harus menjaga jarak selama bersidang dan tidak
memberikan izin bagi para pengunjung untuk meminimalisir potensi infeksi
virus.
14
d. Hon. Mr. Nguyen Van Giau, Chairman of the Committee for Foreign
Affairs, the National Assembly of Viet Nam
Vietnam pada periode ini menjabat sebagai Ketua AIPA. Nguyen Van Giau,
Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Parlemen Vietnam akan menyampaikan
surat dari Ketua AIPA kepada seluruh anggota AIPA, untuk bekerja sama
dengan pemerintah dalam mengadopsi kebijakan yang relevan dengan
pandemi ini. Lebih jauh, dia juga menyatakan negara-negara harus
menindaklanjuti hasil dari pertemuan ASEAN dan ASEAN+3 terkait COVID-19.
Deklarasi yang dihasilkan mencakup dukungan agar seluruh negara tetap
bersatu dalam upaya mengendalikan penyebaran penyakit dan memitigasi
dampak yang ditimbulkan.
Hon. Mr. Nguyen Van Giau, Chairman of the Committee for Foreign Affairs, the National Assembly of Viet Nam sebagai pembicara keempat menyampaikan pengalaman
negaranya yang berhasil mengendalikan penyebaran COVID-19
Di samping Ketua Komisi Kerja Sama Luar Negeri, juga hadir anggota
parlemen lainnya dari Vietnam bernama dr. Nguyen Lan Hieu. Dia menyatakan
bahwa Vietnam telah menerapkan pembatasan perjalanan dari/dan menuju
China dari sejak awal wabah merebak. Seperti PSBB, Vietnam juga telah
menjalankan kebijakan pembatasan sosial, termasuk di dalamnya adalah:
15
perkumpulan massa, dan pelarangan operasi kegiatan ekonomi non-esensial.
Walaupun sektor yang menyediakan kebutuhan penting masyarakat, seperti
supermarket, tetap buka, mereka harus mengukuti protokal kesehatan yang
ketat seperti mengecek suhu tubuh sebelum masuk ke dalam ruangan.
Vietnam juga telah meluncurkan sebuah aplikasi berbasis bluetooth,
“Bluezone”. Aplikasi ini dapat membantu pihak otoritas, dan mendorong
masyarakat lebih waspada terhadap potensi kontak dengan pasien COVID-19.
dr. Nguyen Lan Hieu, Member of the Committee for Foreign Affairs, the National Assembly of Viet Nam ikut serta memberikan paparan dalam acara web seminar tentang Peran Parlemen dalam Kerja Sama Internasional untuk Penanggulangan Wabah COVID-19
e. Mr. Febrian Alphyanto Ruddyard, Director General for Multilateral
Cooperation, Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia
Mr. Febrian Alphyanto Ruddyard, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral
Kementerian Luar Negeri, mengingatkan kembali bahwa pandemi COVID-19
memerlukan kerja sama internasional. Kementerian Luar Negeri memiliki tugas
penting dalam mengatasi pandemi ini melalui, inisiasi, mendukung dan
merekomendasikan resolusi internasional maupun regional. Sebagai contoh,
16
melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia menginisiasi Resolusi
PBB “Global Solidarity to Fight COVID-19)”.
Sebagai tambahan mengenai pekerja migran, pemerintah telah berusaha keras
untuk memulangkan seluruh warga negara Indonesia, termasuk pekerja migran
di luar negeri. Indonesia telah memulangkan 8551 warga hingga hari ini.
Mr. Febrian Alphyanto Ruddyard, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri, menjadi pembicara kelima dalam acara web seminar tentang Peran Parlemen dalam Kerja Sama Internasional untuk Penanggulangan Wabah COVID-19 dengan memberikan beberapa rekomendasi untuk mengatasi COVID-19
Mr. Febrian Alphyanto Ruddyard juga menyatakan bahwa Indonesia telah
menerima 83 bantuan asing untuk memitigasi pandemi COVID-19. Bantuan
yang diberikan berupa dana maupun peralatan kesehatan. Walaupun begitu,
harus tetap ditekankan bahwa yang kita butuhkan adalah peralatan kesehatan,
17
termasuk APD, masker, alat bantu pernapasan, alat tes dan Virus Transport
Medium.
Pada kata penutupnya, Beliau menggarisbawahi sejumlah rekomendasi,
termasuk meningkatkan pertukaran informasi yang berhubungan dengan
penanganan virus, membangun pemahaman bersama mengenai distribusi
alat-alat kesehatan, membangun protokol bersama terkait pemulangan dan
perlindungan warga asing dan pekerja migran, memastikan fleksibitas paten
dan hak kekayaan intelektual terkait vaksin, dan mendorong kolaborasi
penelitian untuk mempercepat produksi vaksin maupun alat kesehatan lainnya.
f. Mr. Kim Jin Pyo, Chairman of the Coronavirus Special Committee, the
National Assembly of the Republic of Korea
Ketua Komisi Khusus Coronavirus Parlemen Korea Selatan, Mr. Kim Jin Pyo,
menyatakan bahwa COVID-19 telah menyebar ke seluruh dunia, menjadikan itu
isu yang mendesak bagi seluruh umat manusia. Hal ini memerlukan kolaborasi
antara berbagai negara dalam upaya menganalisa dan mengurangi
permasalahan dalam penanganan di lapangan. Pada tanggal 13 April, Korea
Selatan melaporkan 25 kasus baru, setelah hanya rata-rata 13 kasus pada hari-
hari sebelumnya. Pada tanggal 21 April 2020 jumlah kasus telah mencapai
10.663.
Beberapa langkah terkait tes COVID-19 telah dilakukan, termasuk tes secara
drive-through. Terkait dengan sektor pendidikan, Korea Selatan telah menunda
dimulainya tahun ajaran baru dan melakukan kegiatan pembelajaran secara
daring. Kebijakan jaga jarak fisik juga telah dilakukan, yang sebagai gantinya
dilakukan pertemuan umum secara daring. Komisi khusus coronavirus Parlemen
Korea Selatan juga telah melakukan berbagai hal dan rekomendasi terkait
penanganan COVID-19 ini.
18
Mr. Kim Jin Pyo, Chairman of the Coronavirus Special Committee, the National Assembly of the Republic of Korea menjadi pembicara keenam didampingi oleh penerjemah, menyatakan bahwa Republik Korea tidak melakukan karantina sosial tetapi fokus kepada pelacakan dan
tes berskala besar untuk mencari orang-orang yang terduga terpapar COVID-19
g. Prof. Dr. Armida Alisjahbana, Under-Secretary General of the United
Nations Economic and Social Commission for Asia and Pacific (UN ESCAP)
Sebagai tambahan atas apa yang telah dijelaskan oleh para pembicara di atas,
Armida Alisjahbana, UNESCAP mengirimkan video yang menekankan pada
pentingnya kerja sama global sebagai upaya penanganan COVID-19, terutama
karena pandemi telah mempengaruhi kelas masyarakat yang paling rentan,
termasuk pekerja dengan upah yang rendah.
Prof. Dr. Armida Alisjahbana, Under-Secretary General of the United Nations Economic and Social Commission for Asia and Pacific (UN ESCAP) dalam video massage-nya
19
4) Sesi Diskusi dan Tanya Jawab
Sesi ini diisi dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab peserta dengan para
narasumber. Adapun pertanyaan-pertanyaan yg masuk dari masyarakat dan
jawaban yang disampaikan antara lain:
1. Saya ingin bertanya kepada DPR dan AIPA, apakah parlemen telah melakukan
evaluasi terkait kerangka kerja WHO terkait COVID-19?
2. Kepada WHO dan AIPA, Bagaimana AIPA menanggapi sulitnya menerapkan
rekomendasi WHO terkait COVID-19, terutama di daerah pedesaan?
3. Bagaimana DPR menanggapi mengenai rapid test, yang bagi sebagian
kalangan beranggapan hanyalah pemborosan belaka, karena pada akhirnya
tetap harus dikonfirmasi oleh PCR?
Jawaban:
Untuk dua pertanyaan pertama, Ketua BKSAP DPR RI, Dr. Fadli Zon menyatakan
bahwa DPR masih berkonsentrasi pada permasalahan dalam negeri, dan belum
ada evaluasi, terutama karena Indonesia masih pada tahap awal penerapan
PSBB. Namun, dia akan merekomendasikan pembentukan tim pengawas oleh
parlemen untuk mengevaluasi kerangka kerja strategis yang telah dilakukan.
Sehubungan dengan pertanyaan kedua, Dr. Fadli Zon merekomendasikan AIPA
untuk menyelenggarakan Webinar terkait isu ini.
Sebagai tambahan, Ketua BKSAP DPR RI menyatakan bahwa Indonesia telah
meluncurkan aplikasi yang bernama “Peduli Lindungi”, yang dapat
mengidentifikasi zona merah, dan menginformasikan kepada masyarakat
mengenai potensi jika mereka telah terpapar atau melakukan kontak kepada
orang-orang yang telah terinfeksi COVID-19.
Sedangkan Perwakilan Vietnam menekankan bahwa mereka masih fokus kepada
permasalahan di dalam negeri. Lebih jauh, parlemen di negara tersebut telah
20
berupaya keras dalam mendukung upaya mitigasi terhadap penyebaran COVID-
19 ini.
Menjawab pertanyaan ketiga, Dr. Paranietharan dari WHO menyatakan bahwa
PCR merupakan tes yang lebih akurat daripada rapid test. Senada dengan
pernyataan itu, Dato’ Hasnon dari Malaysia lebih merekomendasikan penggunaan
swab test daripada rapid test berdasarkan tingkat akurasinya.
Mr. Kim Jin Pyo dari Korea Selatan juga menyatakan optimismenya bahwa Korea
Selatan maupun seluruh dunia akan mempu mengatasi pandemi ini. Dia
menggarisbawahi beberapa hal untuk memastikan hal ini, termasuk di dalamnya
PCR testing, dengan kapasitas harian mencapai 15.000. Tes PCR memiliki
akurasi sekitar 95%, yang mana sangat tinggi jika dibandingkan dengan tes
lainnya. Dia juga menyatakan bahwa Korea Selatan juga telah mengirimkan
50.000 PCR reagents ke Indonesia.
Pada pernyataan penutupnya, dia menekankan sangat penting agar seluruh
negara mendokumentasikan serta berbagi informasi terkait penanganan COVID-
19. Dia juga menekankan bahwa pengembangan vaksin merupakan hal yang
sangat penting.
Adapun untuk pertanyaan-pertanyaan yang masuk namun karena keterbatasan
waktu belum dapat dijawab oleh para narasumber, dalam hal ini Biro Kerja Sama
Antar Parlemen telah menindaklanjuti dengan mengirim pertanyaan-pertanyaan
tersebut kepada para narasumber melalui email. Adapun pertanyaan-pertanyaan
dimaksud sebagai berikut:
a. Pertanyaan yang datang dari para anonymus untuk narasumber dari Malaysia:
1. Whether Indonesia, Malaysia, and Thailand COVID-19 Pandemic will be
longer than US and Germany?
21
2. To all speakers, this disease could asymptomatic or without demonstarting
any symptoms - which is very dangerous. Besides WFH, what are the other
strategies?
3. With so many positive patients results from a mass examination, are there
more preventive figures than curatives in Korea? does it make hospitals full?
4. what is the intangible impact of Covid-19 on the social-political interactions
between people on each of ASEAN Countries?
5. many economic sectors are terribly affected by wider scale social limitation,
how do we cope w/ that in the future? has the parliament compile any
strategies?
6. Those countries which have seen flattening curves would open the economy
eventually. What measures are you going to use for those which are left
behind?
7. Each country prioritizes on domestic actions, do parliaments have any plan
to push governments to exercise concrete joined actions? Spread is cross
borders.
b. Pertanyaan untuk WHO:
Abraham:
1. How could WHO respond to the difficulties of the WHO strategic framework
to be implemented in rural areas?
2. To all members and WHO, I believe the most dangerous part of this disease
is that it could be asymptomatic. Besides working from home, what other
strategies?
Ranti:
1. What do you think about Indonesia's government measures in fighting
COVID-19? Does parliament contribute to this measures?
Anonymus:
1. Whether Indonesia, Malaysia, and Thailand COVID-19 Pandemic will be
longer than US and Germany?
22
2. To all speakers, this disease could asymptomatic or without demonstarting
any symptoms - which is very dangerous. Besides WFH, what are the other
strategies?
3. With so many positive patients results from a mass examination, are there
more preventive figures than curatives in Korea? does it make hospitals full?
5) Closing Session
Webinar ditutup oleh Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Charles Honoris selaku
moderator dengan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki budaya gotong
royong, yaitu kerja sama dan tolong menolong satu sama lain. Hanya dengan
tolong menong dan gotong royong kita dapat mengatasi masa sulit seperti ini.
Terimakasih disampaikan kepada seluruh panelis yang telah berbagi pengalaman
dalam mengatasi pandemic covid serta dampaknya bagi kehidupan sosial
ekonomi di negara masing-masing. Terimaksih juga disampaikan kepada seluruh
partisipan yang telah bergabung dan ikut berkontribusi dalam webinar ini guna
meningkatkan peran diplomasi parlemen yang dilakukan agar lebih tepat guna.
Untuk seluruh masyarakat yang terinfeksi virus COVID-19, semoga tetap kuat dan
segera pulih. Untuk itu penting adanya kerjasama dan solidaritas global dalam
menanggulangi berbagai persoalan yang terjadi akibat krisis kesehatan global ini.
Wakil Ketua BKSAP, Charles Honoris didampingi oleh Kepala Biro Kerja Sama Antar Parlemen, Endah T.D. Retnoastuti dalam acara web seminar
23
Foto suasana acara web seminar tentang Peran Parlemen dalam Kerja Sama Internasional
untuk Penanggulangan Wabah COVID-19, melalui aplikasi zoom di lantai 2 Gedung Nusantara III DPR RI
C. Kebutuhan Peralatan Web Seminar
Untuk kelancaran jalannya web seminar, maka secara keseluruhan Biro Kerja Sama
Antar Parlemen mempersiapkan sebagai berikut :
1. Ruang yang digunakan untuk zoom web seminar dilengkapi dengan peralatan
kantor berupa LCD Projector, Screen, Delegate Microphone dan laptop,
berkoordinasi dengan BDTI untuk memastikan semuanya dapat berfungsi dengan
baik.
2. Jamuan makan siang dan snack.
24
D. Dokumentasi Web Seminar
Sekretariat menyiapkan pembuatan dokumentasi sebagai berikut:
1. DVD jalannya web seminar
2. Foto kegiatan
3. Laporan kegiatan
Jakarta, April 2020 Ketua Panitia Penyelenggara/
Kepala Biro Kerja Sama Antar Parlemen,
ttd
Endah T. D. Retnoastuti NIP. 196804021993022001