19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, usahatani adalah organisasi dari alam, kerja (tenaga kerja) dan modal untuk menghasilkan produk pertanian. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primer tersebut adalah makanan. Kebutuhan manusia akan bahan makanan yang semakin meningkat dan lengkap, memaksa kita untuk menghadapi masalah produksi pertanian secara seksama. Karena itu pertanian harus ditingkatkan, tidak hanya untuk keperluan keluarga petani itu sendiri (subsistance farming) tetapi juga untuk keperluan masyarakat seluruhnya dan memenuhi pasar. Dan untuk menjamin agar tujuan ini tercapai maka pertanian harus berdasar atas motif ekonomis yang sehat. Bidang usahatani cakupannya sangat luas meliputi pertanian itu sendiri, peternakan, perikanan, kehutanan, perkebunan, dan lain sebagainya. Semua bidang tersebut harus memenuhi syarat teknis maupun sosial ekonomis yang telah ditentukan. Apabila persyaratan teknis maupun sosial-ekonomis dapat terpenuhi, maka setiap pengusaha di lapangan pertanian akan memperoleh kenikmatan dan kepuasan baik materiil maupun spiritual yang tidak kalah dengan kepuasan yang datang dari sektor perdagangan perindustrian, pelayaran dan pertambangan. Namun demikian, untuk memperoleh data usahatani dengan derajat ketelitian yang tinggi dan relevan tidak mudah atau murah. Pengumpulan data untuk analisis usahatani selalu melibatkan sikap kompromi. Keterbatasan tersedianya sumberdaya mengharuskan peneliti untuk memilih metode pengumpulan datanya. Pada akhirnya penilaian penelitilah yang memegang peranan penting dalam pemilihan ini. Dengan demikian, latar belakang penulisan Laporan Hasil Praktikum Mata Kuliah Usahatani ini selain untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Usahatani, juga untuk mempelajari seluruh aspek yang ada dalam usahatani tersebut.

Laporan Usahatani Pedesaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

-

Citation preview

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada hakikatnya, usahatani adalah organisasi dari alam, kerja (tenaga kerja) dan

    modal untuk menghasilkan produk pertanian. Dalam usaha mempertahankan

    kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah

    satu kebutuhan primer tersebut adalah makanan. Kebutuhan manusia akan bahan

    makanan yang semakin meningkat dan lengkap, memaksa kita untuk menghadapi

    masalah produksi pertanian secara seksama. Karena itu pertanian harus ditingkatkan,

    tidak hanya untuk keperluan keluarga petani itu sendiri (subsistance farming) tetapi juga

    untuk keperluan masyarakat seluruhnya dan memenuhi pasar. Dan untuk menjamin agar

    tujuan ini tercapai maka pertanian harus berdasar atas motif ekonomis yang sehat. Bidang

    usahatani cakupannya sangat luas meliputi pertanian itu sendiri, peternakan, perikanan,

    kehutanan, perkebunan, dan lain sebagainya. Semua bidang tersebut harus memenuhi

    syarat teknis maupun sosial ekonomis yang telah ditentukan. Apabila persyaratan teknis

    maupun sosial-ekonomis dapat terpenuhi, maka setiap pengusaha di lapangan pertanian

    akan memperoleh kenikmatan dan kepuasan baik materiil maupun spiritual yang tidak

    kalah dengan kepuasan yang datang dari sektor perdagangan perindustrian, pelayaran dan

    pertambangan.

    Namun demikian, untuk memperoleh data usahatani dengan derajat ketelitian yang

    tinggi dan relevan tidak mudah atau murah. Pengumpulan data untuk analisis usahatani

    selalu melibatkan sikap kompromi. Keterbatasan tersedianya sumberdaya mengharuskan

    peneliti untuk memilih metode pengumpulan datanya. Pada akhirnya penilaian penelitilah

    yang memegang peranan penting dalam pemilihan ini.

    Dengan demikian, latar belakang penulisan Laporan Hasil Praktikum Mata Kuliah

    Usahatani ini selain untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Usahatani, juga untuk

    mempelajari seluruh aspek yang ada dalam usahatani tersebut.

  • 1.2 Tujuan

    Adapun tujuan disusunnya laporan praktikum Usaha tani ini adalah

    1. Untuk mengetahui secara langsung usahatani yang dilakukan oleh petani di dusun

    Beru, desa Bumiaji, kota Batu.

    2. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang diakukan oleh petani di rumah maupun di

    lahan.

    3. Untuk menganalisa biaya, pendapatan, BEP, B/C Ratio, dan R/C Ratio yang didapat

    oleh petani.

    1.3 Manfaat

    Adapun manfaat dari hasil praktikum lapang Usaha tani Pedesaan ini adalah

    1. Mahasiswa dapat mengetahui keadaan masyarakat (khususnya masyarakat tani) yang

    sebenarnya, baik dari segi pengelolaan usahatani dan tingkat kesejahteraannya.

    2. Sebagai langkah awal dalam penelitian, khususnya bagi mahasiswa yang berminat

    dalam penelitian usahatani.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Usaha Tani

    Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempatitu

    yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,perbaikan-perbaikan

    yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,bangunan yang didirikan di atas tanah

    dsb. Farm, yaitu sebagai sutu tempat atau bagian dari permukaamn bumi dimanapertanian

    diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorangpemilik, penyakap ataupun

    manger yang digaji.Ilmu usahatani (farm management), yaitu bagian dari ilmu ekonomi

    pertanianyang mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan usahatani.

    Ilmu usaha tani merupakan proses menentukan da mengkoordinasikan

    penggunaan faktor-faktor produksi pertanian untuk memperoleh pendapatan atau

    keuntungan yang maksimal (Suratiyah, 2006).

    Usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu

    yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-

    perbaikan yang dilakukan di atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang

    didirikan di atas tanah tersebut dan sebagainya.(A.T.Mosher, 1968: hal 57). Usaha tani

    dapat berupa bercocok tanam atau memelihara ternak.

    Di dalam proses produksi usahatani untuk menghasilkan suatu produk dapat

    dipengaruhi oleh satu atau beberapa faktor. Adapun faktor-faktor produksi yang

    digunakan, seperti modal, tanah, tenaga kerja, bibit, dan pupuk. Faktor-faktor ini dapat

    mempengaruhi biaya dan pendapatan petan. (Prawirokusumo, 1990).

    2.2 Pengertian Biaya Produksi

    Menurut Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. (2006) yang

    diterjemahkan oleh Hinduan (2006:54) biaya produksi adalah: biaya produksi itu sendiri

    mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk.

    Hansen dan Mowen dalam terjemahan Fitriasari dan Kwary (2006:50) juga

    menyatakan bahwa biaya produksi merupakan: biaya yang berkaitan dengan pembuatan

    barang dan penyediaan jasa.

    Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti

    bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi

    yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi

    sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Menurut Sherman Rosyidi, biaya

  • produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat diambil

    kesimpulan bahwa biaya apa saja yang diperlukan untuk membuat produk, baik barang

    maupun jasa. Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu

    1. Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk

    membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam berproduksi.

    Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.

    2. Biaya implicit adalah biaya yang tidak terlihat. Biaya implicit ini tidak dikeluarkan

    langsung dari kas perusahaan. Biaya implicit diperhitungkan dari faktor-faktor

    produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung milik

    perusahaan sendiri.

    Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya produksi

    merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Dengan demikian dapat

    dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang

    harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang

    siap untuk dipakai konsumen. Karena fokus kajian kita adalah pada beban yang harus

    ditanggung oleh perusahaan, maka pengertian tentang biaya tersebut dapat dibedakan

    menjadi dua, yaitu biaya swasta (private cost) dan biaya sosial (social cost). Pembedaan

    biaya ini ada hubungannya dengan penggolongan biaya menjadi internal (private) dan

    eksternal (social). Dalam pengertian biaya produksi seharusnya mencakup biaya internal

    dan eksternal. Kalau dalam teori produksi dikenal adanya periode produksi jangka

    pendek dan jangka panjang, maka dalam teori biaya produksi juga mengenal biaya

    produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka

    pendek meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya berubah (variable cost).

    Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan

    sejumlah output tertentu, yang mana biaya tersebut besarnya tetap tidak tergantung dari

    output yang dihasilkan. Biaya seperti ini biasa disebut dengan biaya overhead atau biaya

    yang tidak dapat dihindari (unavoidable cost). Sedangkan dalam produksi jangka

    panjang, semua biaya adalah biaya berubah. Biaya berubah adalah biaya yang besarnya

    berubah-ubah tergantung dari sedikit banyaknya jumlah output yang dihasilkan. Biaya

    ini sendiri disebut dengan biaya langsung atau biaya yang dapat dihindari (avoidable

    cost).

    Kalau dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap dan faktor produksi

    berubah, maka dengan sendirinya biaya produksi yang ditimbulkan oleh proses produksi

  • juga menyangkut biaya tetap dan biaya variabel. Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya

    yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya jumlah output. Bahkan bila

    untuk sementara produksi dihentikan, biaya tetap ini harus tetap dikeluarkan dalam

    jumlah yang sama. Yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya gaji tenaga

    administrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa

    kantor dan sewa gudang. Dalam jangka panjang biaya tetap ini akan mengalami

    perubahan. Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari

    banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar jumlah output semakin besar

    pula biaya variabel yang harus dikeluarkan. Yang termasuk dalam biaya variabel ini

    adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, listrik dsb. Biaya

    tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total. Jika

    digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC)

    dan biaya total (TC) dapat dilihat sebagai berikut:

    2.3 Pengertian Penerimaan dan Pendapatan

    Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh

    dengan harga produksi. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan

    seluruh biaya yang dikeluarkan dalam sekali periode. (Suratiyah, 2006).

    Menurut Suratiyah (2006) pendapatan dan biaya usahatani ini dipengaruhi oleh

    faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal terdiri dari umur petani, pendidikan,

    pengetahuan, pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal.

    Faktor eksternal berupa harga dan ketersedian sarana produksi. Ketersedian sarana

    produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana

    tersedia. Bila salah satu sarana produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi

    penggunaan faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi

    misalnya harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi biaya

    dan pendapatan.

    Untuk menganalisa imbangan penerimaan dan biaya, metode yang digunakan

    adalah Return Cost Ratio (R/C), R/C bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari

    suatu kegiatan cabang usahatani berdasarkan perhitungan finansial. Analisa ini akan

    menguji seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang dipakai dalam kegiatan cabang

    usahatani yang bersangkutan dapat memberikan sejumlah penerimaan

    (Tjakrawiralaksana dan Soeriaatmadja, 1993).

  • Jika R/C Ratio > 1, maka usahatani yang dijalankan mengalami keuntungan atau

    layak untuk dikembangkan. Jika R/C Ratio < 1, maka usahatani tersebut mengalami

    kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan, sedangkan bila R/C Ratio = 1, maka

    cabang usahatani ini tidak rugi dan juga tidak untung (Soekartawi, 1995).

    Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari

    jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk

    menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.

  • BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil Wawancara Responden

    Berikut ini adalah kegiatan kami selama berada di kediaman Bapak Suwi untuk

    survey rumah tangga petani di Desa Beru, Bumiaji.

    3.1.1 Identitas Petani Responden

    1. Nama : Arief Alfianto

    2. Umur : 31 tahun

    3. Pendidikan : SMP

    4. Pekerjaan Utama : Petani

    5. Pekerjaan Sampingan : -

    6. Jumlah anggota keluarga : 3 orang

    7. Keterangan anggota keluarga

    Waktu Kegiatan

    11.15 Sampai di kediaman Bapak Suwi

    11.40 12.10 Sholat

    12.10 12.30 Makan siang

    12.30 13.20 Istirahat

    13.20 15.15 Wawancara dengan Pak Arief

    15.15 16.30 Melihat kebun pembibitan Pak Arief

    16.30 malam Kegiatan pribadi

  • No. Nama Hub dgn

    KK Umur

    Pendidi-

    kan

    Pekerjaan

    Ket Utama Samp

    ingan

    1. Nurul Aminah Istri 31 tahun SMA Ibu

    rumah

    tangga

    -

    2. Zulkifli Anak

    kandung

    9 tahun SD siswa -

    3. Iktisa Amila

    Asta

    Anak

    kandung

    2 tahun - - -

    3.1.2 Perincian Biaya Usahatani

    NO PERINCIAN SATUAN HARGA SATUAN (RP) NILAI (RP)

    Modal - - Rp.6.000.000,-

    Jumlah Pengeluaran

    1 Arang sekam 50 karung 8000 400.000

    2 Sewa lahan 1000m2 670.000

    2 Pupuk

    Kandang 25 karung 10.000 250.000

    Hidro

    komplek 60 kg 7.500 450.000

    3 Pestisida

    Organik 200.000

    Anorganik 400.000

    4 Peralatan

    gunting 6 3.750 22.500

    Total pengeluaran 2.392.500

  • Total (a)

    5. Biaya Tenaga Kerja

    Pengolahan tanah : 1 orang 100.000

    Penanaman : 1 orang 25.000

    Pemupukan : 1 orang 25.000

    Pemeliharaan : 1 orang 25.000

    Pemberantasan HPT :1 orang 25.000

    Panen :1 orang 25.000

    Jumlah Biaya tenaga kerja 225,000

    Penjualan bunga krisan

    No kualitas jumlah Harga satuan harga

    1 Kualitas super 5000 200 1,000,000

    2 Kualitas baik 5000 175 875,000

    3 Kualitas sedang 5000 165 825,000

    4 Kualitas kurang baik 35.000 150 5,250,000

    total 7,950,000

    Total (b)

    Penerimaan 7,950,000

    Total Biaya 2,392,500 + 225,000

    Jumlah 2,617,500

    Pendapatan 5,332,500

  • 3.1.3 Alokasi Tenaga Kerja di Pertanian

    Dalam usaha taninya, Pak Arief mengalokasikan tenaga kerjanya sebagai

    berikut :

    No Kegiatan Laki-laki Perempuan Bersama

    1 Pembibitan/persemaian

    2 Pengolahan tanah s/d siap

    panen

    3 Menanam

    4 Pemeliharaan

    Menyiang

    Memupuk

    Menyemprot

    menyiram/irigasi

    5 Panen

    6 Pasca panen

    3.1.4 Kendala dan Manajemen Kendala Usaha Tani

    Adapun kendala yang dihadapi Bapak Arief dalam usaha taninya beserta solusi

    atau manajemen kendala yang dilakukan Bapak Arief adalah sebagai berikut :

    No Kendala Manajemen Kendala

    1. Kendala Produksi

    Pengadaan modal

    Pengadaan bibit

    Ketergantungan tanaman

    terhadap musim

    Kerusakan tanaman

    (seperti layu dan serangan

    hama maupun penyakit)

    Selama ini Bapak Arief menerapkan

    sistem pendapatan diterima di muka,

    mengikuti kelembagaan pos daya

    krisan, karena kelembagaan ini

    merupakan kelembagaan yang

    bergerak dalam peminjaman modal

    bagi petani krisan. Untuk tanaman

    yang rusak akibat layu atau serangan

    hama Pak Arief menggunakan

    pestisida namun sesuai dosis.

  • 2. Kendala Sosial

    Persaingan

    Hubungan dengan petani

    lain

    Tidak bergantung kepada orang lain

    dan menjadi petani yang mandiri.

    Membagi kelompok dalam masing-

    masing bidang.

    3. Kendala Pemasaran

    Kurangnya pengetahuan

    tentang teknologi dan

    internet

    Hubungan dengan

    konsumen

    Mencari tahu teknologi atau internet

    sebagai media komunikasi dan

    publikasi pemasaran benih. Mengikuti

    pertemuan-pertemuan antar petani dan

    penyuluh lapang. Pak Arief

    menerapkan rasa saling percaya

    kepada konsumen.

    3.1.5 Kegiatan Sehari hari Responden

    Berikut ini adalah kegiatan sehari-hari Pak Arief mulai dari bangun tidur,

    kesibukannya di rumah dan dilahan serta tidur kembali.

    No Kegiatan Waktu Jumlah Jam Keterangan

    1. Bangun Tidur 05.00 0 Bangun tidur

    2. Kesibukan dirumah 05.00-06.30 1,5 Jam Untuk satu 1,5 jam setelah

    bangun tidur, Pak Arief

    menyempatkan diri untuk

    membantu beres-beres dan

    bersenda gurau bersama anak-

    anaknya.

    3. Persiapan ke lahan 06.30-07.00 0,5 Jam Kegiatan Pak Arief selanjutnya

    ilah bersiap-siap ke lahan.

    4. Perawatan perakaran 07.00-09.00 2 Jam Perawatan krisan dimulai sejak

    pagi. Dalam hal ini Pak Arief

    menghabiskan waktu sekitar 2

    jam.

    5. Pemotongan pucuk 09.00-11.00 2 Jam Setelah melakukan perawatan

  • akar. Pak Arif melakukan

    pemotongan pucuk.

    6. Penyiraman kebun 11.00-12.00 1 Jam Setelah perawatan perakaran dan

    pemotongan pucuk selesai pak

    Arif melakukan penyiraman.

    7. Istirahat 12.00-15.00 3 Jam Setelah semua kegiatan tersebut

    diatas selesai pak arif kembali

    kerumah dan istirahat sampai

    pukul 15.00

    8. Penanaman hasil

    pemotongan

    15.00-17.00 2 Jam Sekitar pukul 15.00 pak Arif

    kembali kelahan untuk menanam

    hasil pemotongan sebelumnya.

    9. Istirahat dan kumpul

    bersama keluarga

    17.00-21.00 4 Jam Sekitar pukul 17.00 pak Arif

    selesai melakukan penanaman.

    Kemudian kembali kerumah dan

    berkumpul bersama keluarga.

    Kadang Pak disela-sela waktu ini

    Pak Arief menghadiri undangan

    atau pun pelatihan merangkai

    bunga.

    10. Tidur 21.00-05.00 24 Jam Sekitar pukul 21.00 beliau tidur

    sampai pukul 05.00

    Dan kegiatan ini terus berulang

    setiap hari.

    3.1.6 Karakteristik Rumah Tangga

    1. Pola hidup sehat

    a. Pemahaman terhadap hidup sehat

    - Pola makan : 3 kali sehari

    Jenis makanan yang dimakan ( Nasi, lauk, sayuran)

    - Sumber Air Minum ( Swadaya desa / PAM)

    - Memasak air minum sendiri

  • - Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga 1 tahun terakhir : Pak Arif

    mengalani Gejala Typus

    - Upaya menanggulangi penyakit : rawat jalan

    b. 1 tahun terakhir anggota keluarga yang terserang penyakit

    - Diare, Muntaber (Pak Arif dan Istrinya)

    - Kulit/ gatal-gatal ( seluruh anggota kelurga pernah)

    - Tempat berobat anggota keluarga : rumah sakit

    2. Alokasi pendapatan rumah tangga

    - Makan 30%

    - Pakaian 5%

    - Perumahan 10%

    - Sekolah 15%

    - Modal Usaha 30%

    - Tabungan 5%

    - Lainnya 5%

    3.2 Pembahasan Wawancara Responden dan Analisis Data

    3.2.1 Identitas Petani Responden

    Kegiatan wawancara atau survey rumah tangga petani ini dilakukan di desa Beru,

    Bumiaji dengan petani Responden Bapak Arief (31 tahun) seorang petani bibit krisan

    dengan latar belakang pendidikan SMP, sampai sekarang Bapak Arief meneruskan

    usaha orang tuanya dengan menjadi petani bibit krisan. Keluarga Pak Arief terdiri dari

    Istri Nurul Aminah (31 tahun) yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan 2 orang

    anak (Zulkifli, 9 tahun dan Iktisa Amila Asta, 2 tahun).

    3.2.2 Rincian Biaya Usaha Tani

    Pak Arief memulai usahanya 6 tahun lalu dengan modal Rp 6.000.000,00. Untuk

    usaha atau produksi bibit bunga krisan, setiap masa produksinya (4 bulan) Pak Arief

    membutuhkan dana untuk membeli arang sekam, pupuk, pestisida serta peralatan dan

    sewa lahan untuk menanam indukan bunga krisan. Total biaya yang dikeluarkan untuk

    keperluan tersebut adalah Rp 2.392.500,00. Sedangkan untuk alokasi tenaga kerja yang

    digunakan, karena Pak Arief hanya menggunakan tenaga kerja pada waktu-waktu

  • tertentu sehingga gajinya dibayar harian. Per harinya, tenaga kerja dalam usaha tani

    Pak Arief di bayar Rp 25.000,00. Sehingga untuk alokasi tenaga kerja Pak Arief

    mengeluarkan biaya sebanyak Rp 225.000,00.

    Dari hasil penjualan, Pak Arief menerima total penerimaan Rp 7.950.000,00

    dengan rincian pendapatan seperti pada tabel. Dari akumulasi total penerimaan dan

    total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, Pak Arief menerima pendapatan

    sejumlah RP 5.332.500,00.

    3.2.3 Alokasi Tenaga Kerja

    Dari hasil wawancara dengan pak Arif dapat di ketahui bahwa pak Arif

    memiliki luas lahan sebesar 1000m2,lahan ini diperoleh dari hasil sewa ke tetangga pak

    Arif,biaya sewa untuk tiap tahunnya sebesar Rp.2.000.000 per tahun. Lahan ini

    digunakan untuk menanam indukan bunga krisan. Dalam usaha taninya, Pak Arief

    memerlukan 1 tenaga kerja laki-laki untuk pengolahan tanah, sedankan untuk

    pembibitan, pemeliharaan dan perlakuan pasca panen beliau melakukannya sendiri.

    Kemudian untuk kegiatan menanam dan panen beliau melakukannya bersama-sama

    dengan tenaga kerja.

    3.2.4 Kendala dan Manajemen Kendala Usaha Tani

    Dalam usahataninya Pak Arief menemui kendala seperti yang telah dipaparkan

    dalam table hasil wawancara. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa ada

    beberapa kendala baik itu kendala selama proses produksi, kendala soial maupun dalam

    hal pemasaran. Namun kendala-kendala tersebut mampu ditangani dan diselesaikan

    oleh Pak Arief. Sehingga usahatani beliau tetap berjalan dan berhasil baik. Hal ini

    karena Pak Arief telah berhasil menjadi manajer dalam usahataninya sendiri.

    3.2.5 Kegiatan Sehari-hari Responden

    Pak Arief memulai kegiatannya pada pukul 05.00 pagi. Sebelum pergi ke

    lahan, beliau menyempatkan diri membantu beres-beres di keluarganya. Sehari-harinya,

    beliau berangkat ke lahan pada pukul 07.00 padi untuk perawatan perakaran,

    pemotongan pucuk serta penyiraman. Setelah istirahat 3 jam, Pak Arief melanjutkan

    kegiatannya dengan menanam hasil pemotongan stek sebelumnya. Setelah bekerja di

    lahan, Pak Arief pulang untuk berkumpul bersama keluarga dan istirahat.

  • 3.2.6 Karakteristik Rumah Tangga

    Dari hasil wawancara bersama Pak Arief, dapat diketahui bahwa Keluarga Pak

    Arif termasuk ke dalam keluarga yang harmonis dan mempunyai pola hidup sehat.

    Setiap harinya keluarga Pak Arief makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, lauk dan

    sayuran. Sumber air minumnya berasal dari PAM dan dimasak sendiri. Penyakit yang

    pernah menyerang keluarga Pak Arief selama satu tahun terakhir pun adalah penyakit

    ringan seperti gejala typus, diare dan gatal-gatal.

    Sedangkan untuk alokasinya, prosentase terbesarnya adalah digunakan untuk

    makan keluarga dan modal usaha. Yaitu sebesar 30%. Sisanya untuk kebutuhan sekolah

    dan kebutuhan pokok yang lain, seperti pakaian dan rumah tangga.

  • BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil wawancara kami dengan narasumber petani krisan Pak Arif, kami

    mengetahui bahwa dalam usahatani krisan, dibutuhkan perawatan yang berbeda dibandingkan

    dengan usahatani sayur mayur semusim. Diperlukan perawatan seperti penanaman,

    pemupukan, pengolahan lahan, pemberantasan HPT dan panen. Dalam mengelola

    usahataninya, Pak arif dibantu satu orang tenaga kerjanya yang diberi upah sebesar Rp

    25.000. total penerimaan yang diterima oleh Pak Arif dari berusahatani bunga krisan ialah

    sebesar Rp 7.950.000 .

    4.2 Saran

    Di desa Bumiaji, petani krisan terutama pak Arif kurang mendapatkan akses dalam

    mengetahui keadaan pasar. Sehingga, pak Arif harus mencari informasi sendiri. Selain itu,

    kurang adanya gerakan dari kelompk tani untuk saling mendukung dalam pemasaran hasil

    panen krisan. Sehingga hasil panen dijual secara individualis. Maka, kami mahasiswa jurusan

    agribisnis, diminta untuk memberikan pengetahuan terbaru seperti pemasaran dan ilmu lain

    mengenai agribisnis. Diskusi antara mahasiswa dan petani diharapkan dapat meningkatkan

    keakraban dan kemajuan yang nyata pada petani di bumiaji.

  • LAMPIRAN

    Tempat pembibitan krisan Wawancara dengan Pak Arif

    Tempat perakaran Di kediaman Pak Suwi

  • LAPORAN ANALISIS USAHATANI PERTANIAN PEDESAAN

    DESA BERU-BUMIAJI

    Anggota Kelompok:

    Maren Rose Kamaratih 115040100111033

    Imas Minarsih 115040101111137

    Mulyani 115040101111176

    Indri Srivany Y.B 115040101111191

    Anindya H.P 115040101111197

    Kelas A

    Nama Asisten: 1. Ary Romadhona

    2. Hania Fildzah

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2012

  • Kalender musim

    PETA

    bulan

    Komo-

    ditas

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    musim

    KRISAN