Upload
dhya-iianx-baex
View
114
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BAB 1 : Avometer maaf tugas ada yang belum kelar :(
Citation preview
Nama : Claudia Marcella
No : 10
Kelas : X TKJ B
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT karena dengan berkat,rahmat, dan
ijin-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan buku “ “ ini. Buku ini
diselesaikan penulis untuk memenuhi tugas akhir Teknik Komputer dan Jaringan dan juga
menguji seberapa jauh wawasan penulis.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Susanta,MM selaku kepala sekolah SMK N 2 SURAKARTA
2. Bapak Sutarno,S.Pd.,MT selaku guru pembimbing
3. Kedua orangtua yang telah memberu izin serta motivasi dukungan dan doa
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu,Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan
selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya dan seluruh pihak yang berkepentingan.
Surakarta,
Penyusun
Claudia Marcella
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar...........................................................................................................
Halaman Daftar Isi.......................................................................................................................
Daftar Gambar................................................................................................................ ..............
Daftar Tabel..................................................................................................................................
BAB I KK I – ANALOG DAN DIGITAL
1.1 Avometer dan Pengertian..........................................................
1.2 Bagian-bagian pada Avometer............................................................................
1.4 Cara Mengukur Tegangan DC...............................................................................................
1.5 Cara Mengukur Tegangan AC...............................................................................................
1.6 Cara Mengukur Resistor.........................................................................................................
1.7 Cara Mengukur Kondensator.................................................................................................
1.8 Cara Mengukur Transistor.....................................................................................................
1.9 Macam-Macam Resistor Tetap dan Tidak Tetap.............................................................
1.10 Jenis-Jenis Resistor Berdasarkan Bahan Dasar Tabel Warna.....................................
1.11 Kapasitor dan Kegunaan Kapasitor.....................
1.12 Jenis Kapasitor Berdasarkan Bahan Dasar...
BAB II KK II – SETTING ULANG PC
DAFTAR GAMBAR
BAB I KK I – ANALOG DAN DIGITAL
1.1 Gambar Avometer..............................
1.2 Gambar Skala Avometer.........................................................
1.3 Gambar Batas Ukur Avometer...........................................................
1.4 Gambar Cara Mengukur Tegangan AC
1.5 Gambar Cara Mengukur Tegangan DC
1.6 Gambar Kondensator
1.7 Gambar Lambang Transistor PNP dan NPN
1.8 Gambar Transistor Masih Baik atau Rusak
1.9 Gambar Contoh Pengukuran Transistor
1.10 Gambar Jenis-Jenis Kapasitor
DAFTAR TABEL
1.1 Tabel Untung Menghitung Resistor
1.2 Tabel Macam-Macam Resistor
1.3 1.3 Tabel Macam Resistor Tetap
1.4 Tabel Macam Resistor Tidak Tetap
1.5 Tabel Kode Warna
BAB I
1.1 Gambar Avometer
Pendahuluan :
Avo sendiri sebenarnya adalah Amper, Volt, dan Ohm meter artinya satu alat tersebut
dapat digunakan untuk ketiganya yaitu mengukur kuat arus listrik (A), tegangan listrik (v)
dan hambatan listrik (Ohm) dengan mengatur *range selector switch” sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya kita ingin mengukur tegangan listrik maka, range selector switch harus
kita putar kearah DCV (untuk mengukur arus dc/ arus searah) atau AVC (untuk mengukur
arus ac/arus bolak-balik)
Pengertian Avometer :
Avometer berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. „A‟ artinya ampere, untuk mengukur
arus listrik. „V‟ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. „O‟ artinya ohm,
untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran. AVO
Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum, pengertian dari AVO
meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC)
maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat
membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi
sebelum mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO
meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog
(menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan display
digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan
dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan
probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-
angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum
untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca berdasarkan
range atau divisi. AVO meter analog lebih umum digunakan karena harganya lebih murah
dari pada jenis AVO meter digital.
1. AVO Meter Analog
AVO Meter analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Untuk memperoleh hasil
pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range atau divisi. Keakuratan hasil pengukuran
dari AVO Meter analog ini dibatasi oleh lebar dari skala pointer, getaran dari pointer,
keakuratan pencetakan gandar, kalibrasi nol, jumlah rentang skala. Dalam pengukuran
menggunakan AVO Meter Analog, kesalahan pengukuran dapat terjadi akibat kesalahan
dalam pengamatan (paralax).
Keterangan :
1. Meter Korektor, berguna untuk menyetel jarum AVO meter ke arah nol,saat AVO meter
akan dipergunakan dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan
menggunakan obeng pipih kecil.
2. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan kemampuan batas
ukur yang dipergunakan yang berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas
ukurannya. Saklar putar (range selector switch) ini merupakan kunci utama bila kita
menggunakan AVO meter. AVO meter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
- Posisi (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri
dari tiga batas ukur : x1; x10; dan K.
- Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
- Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
- Posisi DC mA (miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai miliamperemeter DC
yang terdiri dari tiga batas ukur, yaitu: 0,25; 25; dan 500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe AVO meter yang satu dengan yang lain batas
ukurannya belum tentu sama .
Bagian-bagian pada Avometer :
1. Scale (Skala Maksimum / SM)
=> Skala Maksimum (SM) merupakan batas nilai tertinggi pada panel.
1.2 Gambar Skala AVO meter
a. Skala Maksimum mengukur resistansi, nilainya dari kanan ke kiri
b. Skala Maksimum pengukuran arus, tegangan AC ataupun DC, nilainya dari kiri ke
kanan
2. Mirror / Cermin
=> Cermin ini berfungsi sebagai acuan dalam melaukan pengukuran yang ditunjukkan
oleh jarum meter.
=> Dalam pengukuran posisi mata pengamat harus tegak lurus dengan AVO meter,
sehingga pada saat melakukan pengukuran posisi jarum meter tidak memiliki
bayangan pada cermin, yang menandakan pengukuran tepat pada petunjuk yang
diperoleh.
3. Pointer / Jarum meter
=> Jarum meter ini berfungsi sebagai petunjuk dalam pengukuran yang dilakukan
pada AVO meter.
4. Zero Correction / Pengenolan Jarum
=> Zero Correction ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kiri dalam
mengukur arus dan tegangan.
5. Ohm Adjusment => Ohm Adjusment ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kanan
dalam mengukur hambatan.
6. Batas Ukur (BU) => Batas Ukur merupakan Nilai maksimal yang bisa diukur oleh multimeter
1.3 Gambar Batas Ukur AVO meter
a. Paling kiri atas merupakan blok selektor DC Volt.
b. Paling kiri atas merupakan blok selektor AC Volt
c. Bawah kanan tertulis satuan Ohm untuk mengukur resistansi.
d. Kiri bawah tertulis DC mA yang digunakan untuk mengukur Arus DC.
7. Range Selektor => Range selector berfungsi untuk memilih/range batasan arus, tegangan maupun
hambatan yang akan diukur.
8. Measuring Terminal / Probe ( + / - ) => Meansuring Terminal atau yang biasa disebut probe ini merupakan kontektor yang
menghubungkan AVO meter dengan apa yang mau diukur.
=> Probe ini terdiri dari probe positif yang berwarna merah untuk kutub positif dan
probe negatif yang berwarna hitam untuk kutub negatif.
Mengukur Tegangan AC
1. Pastikan yang diukur adalah tegangan AC
2. Putar batas ukur ke arah ACV dengan batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang
diukur. Misalnya tegangan yang di ukur 200 VAC maka batas ukurnya adalah 250 VAC.
3. Hubungkan probe ke masing-masing kutub sumber tegangan (bolak balik sama)
4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
1.4 Gambar Cara Mengukur Tegangan AC
Mengukur Tegangan DC
1. Pastikan yang diukur adalah tegangan DC
2. Putar batas ukur ke arah DCV dengan batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang
diukur. Misalnya tegangan yang di ukur 200 VDC maka batas ukurnya adalah 250 VDC.
3. Hubungkan probe ke masing-masing kutub sumber tegangan yaitu probe merah ke kutub
positif dan probe hitam ke kutub negatif.
4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
1.5 Gambar Cara Mengukur Tegangan DC
Cara Mengukur Resistor :
Resistor adalah komponen elektronika yg bersifat pasif yg berfungsi untuk
menghambat arus listrik.trus! Untuk apa gelang warna pada resistor tersebut?,gelang warna
tersebut gunanya sebagai nilai dari resistor itu sendiri yg satuannya ohm (Ω). di bawah ini
adalah tabel untuk menghitung nilai resistor:
1.1 Tabel Untuk Menghitung Resistor
ini cara menghitung resistor 4 gelang:
misal,
merah: 2
hitam: 0
coklat: x10
emas:5%
berarti nilai resistor tersebut adalah 200 Ω.terus,untuk apa 5%nya?,itu adalah toleransi.jadi
toleransi terendahnya adalah 290 Ω dan yg toleransi tertingginya adalah 210 Ω.
untuk yg 5 gelang warna!
misal:
1)coklat : 1
2)hitam: 0
3)hitam: 0
4)merah: x100
5)coklat: 1%
berarti nilai resistor tsb adalah 10.000 Ω atau 10kΩ. Jadi toleransi terendah adalah
9900Ω/9k9Ω dan yg tertingginya adalah 10100/10k1Ω.
Perlu diingat:
ohm(Ω)
kilo ohm:
1000 Ω
mega ohm: 1.000.000 Ω
Cara Mengukur Kondensator :
1.6 Gambar Kondensator
Kondensator adalah sebuah komponen elektronik yang hampir selali kita temui pada
semua jenis peralatan elektronik baik itu peralatan rumah tangga maupun industri. Terkadang
jika komponen ini mengalami sebuah kerusakan kita tidak tahu bagaimana cara untuk
menilainya karena tidak semua kerusakan pada kapasitor itu dapat terlihat dengan kasat mata.
Untuk itu, pada kesempatan kali ini saya akan berusaha menerangkan bagaimana cara
melakukan pengukuran terhadap kapasitor yang dicurigai mengalami kerusakan. Silahkan
anda simak penjelasan saya berikut ini.
1. Siapkan sebuah Tester/Avometer(Analog/Digital)
2. Aturlah range selector Avometer tadi pada posisi OHM/Hambatan. Anda boleh
menyetelnya pada angka nilai berapa saja. Akan tetapi untuk kapasitor dengan
kapasitas yang lebih besar saya sarankan pada posisi x1K.
3. Hubungkanlah kabel warna merah(+) dari Avometer dengan salah satu kaki pada
kapasitor dan kabel warna hitam(-) dengan kaki kapasitor yang satunya lagi.
4. Perhatikanlah gerakan pada jarum/angka pada Avometer, jika mengalami perubahan
nilai atau jarim dari Avometer tadi naik dan kembali lagi dengan sempurna berarti
kapasitor yang anda ukur masih dalam kondisi yang baik. Tetapi jika, Jarum atau
Angka pada Tester yang anda gunakan sama sekali tidak mengalami perubahan
ataupun jarumnya diam di tengah dan tidak kembali pada posisi semula berarti
kapasitor yang anda ukur sudah dalam keadaan rusak/mengalami kebocoran
Cara Mengukur Transistor :
CARA MENENTUKAN KAKI TRANSISTOR
1.7 Gambar Lambang Transistor PNP dan NPN
Menentukan kaki transistor adalah tehnik dasar buat yang hoby
elektronika.Hal ini ternyata gampang-gampang susah,gampangnya ya kalau sudah
tahu susahnya tentu ya karena belum tahu
Bila kita telah dapat menentukan mana Basis (B),Emitor (E) dan Colector
(C),berarti kita dapat mengetahui transistor itu rusak atau sudah bocor.Tadinya hal ini
saya ga posting karena dalam postingan saya dah ada rangkaian elektronika yang
berjudul PENGUJI TRANSISTORdengan rangkaian ini secara otomatis kita dapat
mengetahui jenis transistor dan dapat mengetahui kaki transistor serta bahan transistor
tersebut,tapi buat para sahabat yang males membuat rangkaian dapat menggunakan
tehnik seperti ini.
Silahkan anda simak :
Pertama temukan kaki BASE (B) seperti gambar dibawah ini,hal ini juga kita dapat
mengetahui transistor tersebut masih baik atau rusak.
1.8 Gambar Transistor Masih Baik atau Rusak
Gunakan pada avo meter dengan skala x1 atau x10,jangan gunakan x1k atau x10k.
Hasil pengukuran diatas adalah :
1. A dan B “jalan”, Base di kaki 1 jenis transistor NPN
2. C dan D “jalan”, Base di kaki 2 jenis transistor NPN
3. E dan F “jalan”, Base di kaki 3 jenis transistor NPN
4. D dan E “jalan”, Base di kaki 1 jenis transistor PNP
5. A dan F “jalan”, Base di kaki 2 jenis transistor PNP
6. B dan C “jalan”, Base di kaki 3 jenis transistor PNP
7. Selain kombinasi di atas, berarti transistor rusak(short antar kaki-kakinya)
Mencari kaki Emitor(E) dan Colektor(C) :
1.Set AVO meter pada posisi x1k atau x10k
2.Misal transistor yang kita gunakan jenis NPN
3.Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah
1.9 Gambar Contoh Pengukuran Transistor
Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada
probepositif) adalah emittor dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah colektor. Atau Jika
dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1) dan jarum
tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.
Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti diatas dan hasilnya kebalikan dari jenis
NPN
Macam-macam resistor, resistor hanya ada 2 macam, jenis-jenis resistor,
resistor hanya ada 2 jenis :
Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor) dan resistor
tidak tetap (variable resistor).
Resistor
Resistor Tetap(FixedResistor):
1.Resistor Kawat
2. Resistor Batang Karbon
3. Resistor Keramik atau Porselin
4. Resistor Film Karbon
5. Resistor Film Metal
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):
1. Potensiometer
2. Potensiometer Geser
3. Trimpot
4. NTC dan PTC
5. LDR
1.2 Tabel Macam-Macam Resistor
Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah - ubah
karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut. Sedangkan,
untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat berubah-ubah, bisa jadi
dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian,
sebagian resistor variabel dapat kita tentukan besar resistansinya.
Macam - macam resistor tetap (fixed resistor):
1. Resistor Kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang
lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan
tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan
memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini
biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power
karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap
panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai
sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang
dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan
bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis
ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt.
Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di
samping.
2. Resistor Batang Karbon (Arang)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar
yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan
kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat
dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga
merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya
resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada
rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis
ini dapat dilihat pada gambar di samping.
3. Resistor Keramik atau Porselin
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang
elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang
terbuat dari bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan
perkembangan yang ada, telah dibuat jenis resistor keramik
yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah
banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini
karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang
tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2
watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat
pada gambar di samping.
4. Resistor Film Karbon
Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan
dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan
teknologi, para produsen komponen elektronika telah
memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon
dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya
dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga
sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian
elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki
resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik,
resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor
keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt,
1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat
dilihat pada gambar di samping.
5. Resistor Film Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir
menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap
perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat
kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum
pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau
5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor
film metal ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan resistor film karbon karena resistor
film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada
yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon
hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini
sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur.
Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt,
1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada
gambar di samping.
1.3 Tabel Macam Resistor Tetap
Macam - macam resistor variabel (variable resistor):
1. Potensiometer
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering
digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat
atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat
merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada
generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih
menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer
dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga
saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer
seperti ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat
dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun dengan
resistansi yang besar. Gambar di samping adalah
potensiometer yang terbuat dari bahan karbon. Pada
umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi
menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud
dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai
resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya.
Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara
logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan
perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer
logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik
karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita
telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya.
Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada
pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat
mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau
logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian
belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer
tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier.
Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian
depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai
resistansi maksimal dari potensiometer.
2. Potensiometer Geser
Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer
yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara
mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer yang telah
dibahas di atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah
dengan cara memutar gagang yang muncul keluar.
Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai
resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang
muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser dapat dilihat
pada gambar di samping. Pada umumnya, bahan yang
digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon.
Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang
digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer
geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan
secara linier. Bentuk potensiometer geser dapat dilihat pada
gambar di atas dengan komponen yang ditengah.
3. Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan
karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan
potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang
jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer.
Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni
linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot
menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik,
sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk
mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang
tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng.
Bentuk trimpot dapat dilihat pada gambar di samping.
4. NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive
Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai
resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di
sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi akan naik jika
temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai resistansi
PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua
komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk
mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya.
Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat pada gambar di samping.
5. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang
nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas
cahaya di daerah sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas
cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk
menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai
resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang
diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap.
Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas
cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya
terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya,
khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada
lampu taman. Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar di atas.
1.3 Tabel Macam Resistor Tidak Tetap
Kode Warna Resistor
Untuk mengetahui berapa besar nilai resistan (hambatan) sebuah resistor tetap, maka kita
dapat melihat dan membaca kode warna yang berupa cincin-cincin warna pada bodi
resistor. Karena tidak semua nilai resistor dicantumkan dengan lambang bilangan berupa
angka-angka, melainkan dengan cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna setiap
resistor berjumlah 4 cincin atau ada juga 5 cincin bahkan lebih. Untuk cara
pembacaannya tidak jauh berbeda yaitu :
1. Resistor yang mempunyai 4 cincin, artinya cincin 1 dan 2 adalah nilai angka atau
digit, cincin ke 3 adalah faktor pengali banyaknya (0), sedangkan cincin ke 4 adalah
besarnya toleransi.
2. Resistor dengan 5 cincin warna, artinya cincin 1, 2, dan 3 adalah niali angka atau
digit, cincin ke 4 adalah faktor pengali( banyaknya 0), sedangakan cincin ke 5
menunjukan besarnya toleransi.
3. Resistor dengan 6 cincin warna, artinya cincin 1, 2, dan 3 adalah niali angka atau
digit, cincin ke 4 faktor pengali (banyaknya 0), cincin ke 5 besarnya toleransi,
sedangkan cincin ke 6 koefisien temperatur. Untuk lebih jelas mengenai kode warna
tersebut, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel kode warna
1.4 Tabel Kode Warna
Kapasitor :
Pengertian KAPASITOR
Komponen elektronika kali ini yang akan kita bahas adalah kapasitor.Selain kapasitor
nama lainnya adalah condensator.Komponen ini seperti halnya resistor juga termasuk dalam
kelompok komponen pasif,yaitu jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar.
Kegunaan kapasitor adalah untuk menyimpan arus/tegangan listrik. Untuk arus DC
kapasitor berfungsi sebagai isulator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC berfungsi
sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.
Dalam penerapannya kapasitor digunakan sebagai filter/penyaring,perata tegangan DC pada
pengubah AC to DC,pembangkit gelombang ac atau oscilator dsb.
Kapasitor keramik adalah kapasitor yang dibuat dengan bahan dasar keramik yang di
gunakan untuk media penyimpan arus. Cara memasangnya adalah di letakan diantara dua pin
kaki kapasitor tersebut sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan arus listrik.
Di bawah ini adalah gambar kapasitor dan jenis-jenis kapasitor :
1.10 gambar jenis-jenis kapasitor
Kapasitor tantalum merupakan jenis-jenis kapasitor elektrolit yang elektrodanya
terbuat dari material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas, cara membedakannya
dengan mencari tanda atau tanda lainya yang ada pada bodi kapasitor, tanda ini menyatakan
bahwa pin dibawahnya memiliki polaritas positif.
Sedangkan jenis-jenis kapasitor multilayer terbuat dari bahan material, kapasitor ini
sama dengan kapasitor keramik, bedanya hanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun
dielektriknya. Pada jenis ini dielektriknya disusun dengan banyak lapisan atau biasanya
disebut dengan layer dengan ketebalan 10 samapi dengan 20 μm dan pelat elektrodanya
dibuat dari logam yang murni. Selain itu ukurannya kecil dan memiliki karakteristik suhu
yang lebih bagus daripada kapasitor keramik.
BAB II