22
Nama : Claudia Marcella No : 10 Kelas : X TKJ B

Laporan Tugas Akhir Semester Genap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB 1 : Avometer maaf tugas ada yang belum kelar :(

Citation preview

Page 1: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

Nama : Claudia Marcella

No : 10

Kelas : X TKJ B

Page 2: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT karena dengan berkat,rahmat, dan

ijin-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan buku “ “ ini. Buku ini

diselesaikan penulis untuk memenuhi tugas akhir Teknik Komputer dan Jaringan dan juga

menguji seberapa jauh wawasan penulis.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Susanta,MM selaku kepala sekolah SMK N 2 SURAKARTA

2. Bapak Sutarno,S.Pd.,MT selaku guru pembimbing

3. Kedua orangtua yang telah memberu izin serta motivasi dukungan dan doa

4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena

itu,Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan

selanjutnya.

Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang

membacanya dan seluruh pihak yang berkepentingan.

Surakarta,

Penyusun

Claudia Marcella

Page 3: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar...........................................................................................................

Halaman Daftar Isi.......................................................................................................................

Daftar Gambar................................................................................................................ ..............

Daftar Tabel..................................................................................................................................

BAB I KK I – ANALOG DAN DIGITAL

1.1 Avometer dan Pengertian..........................................................

1.2 Bagian-bagian pada Avometer............................................................................

1.4 Cara Mengukur Tegangan DC...............................................................................................

1.5 Cara Mengukur Tegangan AC...............................................................................................

1.6 Cara Mengukur Resistor.........................................................................................................

1.7 Cara Mengukur Kondensator.................................................................................................

1.8 Cara Mengukur Transistor.....................................................................................................

1.9 Macam-Macam Resistor Tetap dan Tidak Tetap.............................................................

1.10 Jenis-Jenis Resistor Berdasarkan Bahan Dasar Tabel Warna.....................................

1.11 Kapasitor dan Kegunaan Kapasitor.....................

1.12 Jenis Kapasitor Berdasarkan Bahan Dasar...

BAB II KK II – SETTING ULANG PC

DAFTAR GAMBAR

BAB I KK I – ANALOG DAN DIGITAL

1.1 Gambar Avometer..............................

1.2 Gambar Skala Avometer.........................................................

1.3 Gambar Batas Ukur Avometer...........................................................

1.4 Gambar Cara Mengukur Tegangan AC

1.5 Gambar Cara Mengukur Tegangan DC

1.6 Gambar Kondensator

1.7 Gambar Lambang Transistor PNP dan NPN

Page 4: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

1.8 Gambar Transistor Masih Baik atau Rusak

1.9 Gambar Contoh Pengukuran Transistor

1.10 Gambar Jenis-Jenis Kapasitor

DAFTAR TABEL

1.1 Tabel Untung Menghitung Resistor

1.2 Tabel Macam-Macam Resistor

1.3 1.3 Tabel Macam Resistor Tetap

1.4 Tabel Macam Resistor Tidak Tetap

1.5 Tabel Kode Warna

Page 5: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

BAB I

1.1 Gambar Avometer

Pendahuluan :

Avo sendiri sebenarnya adalah Amper, Volt, dan Ohm meter artinya satu alat tersebut

dapat digunakan untuk ketiganya yaitu mengukur kuat arus listrik (A), tegangan listrik (v)

dan hambatan listrik (Ohm) dengan mengatur *range selector switch” sesuai dengan

kebutuhan. Misalnya kita ingin mengukur tegangan listrik maka, range selector switch harus

kita putar kearah DCV (untuk mengukur arus dc/ arus searah) atau AVC (untuk mengukur

arus ac/arus bolak-balik)

Page 6: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

Pengertian Avometer :

Avometer berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. „A‟ artinya ampere, untuk mengukur

arus listrik. „V‟ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. „O‟ artinya ohm,

untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran. AVO

Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum, pengertian dari AVO

meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC)

maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.

AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat

membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi

sebelum mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO

meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam

pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.

Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog

(menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan display

digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan

dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan

probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.

Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-

angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum

untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca berdasarkan

range atau divisi. AVO meter analog lebih umum digunakan karena harganya lebih murah

dari pada jenis AVO meter digital.

1. AVO Meter Analog

AVO Meter analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Untuk memperoleh hasil

pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range atau divisi. Keakuratan hasil pengukuran

dari AVO Meter analog ini dibatasi oleh lebar dari skala pointer, getaran dari pointer,

keakuratan pencetakan gandar, kalibrasi nol, jumlah rentang skala. Dalam pengukuran

menggunakan AVO Meter Analog, kesalahan pengukuran dapat terjadi akibat kesalahan

dalam pengamatan (paralax).

Keterangan :

1. Meter Korektor, berguna untuk menyetel jarum AVO meter ke arah nol,saat AVO meter

akan dipergunakan dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan

menggunakan obeng pipih kecil.

2. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan kemampuan batas

ukur yang dipergunakan yang berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas

ukurannya. Saklar putar (range selector switch) ini merupakan kunci utama bila kita

menggunakan AVO meter. AVO meter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :

- Posisi (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri

Page 7: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

dari tiga batas ukur : x1; x10; dan K.

- Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai voltmeter AC

yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.

- Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC

yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.

- Posisi DC mA (miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai miliamperemeter DC

yang terdiri dari tiga batas ukur, yaitu: 0,25; 25; dan 500.

Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe AVO meter yang satu dengan yang lain batas

ukurannya belum tentu sama .

Bagian-bagian pada Avometer :

1. Scale (Skala Maksimum / SM)

=> Skala Maksimum (SM) merupakan batas nilai tertinggi pada panel.

1.2 Gambar Skala AVO meter

a. Skala Maksimum mengukur resistansi, nilainya dari kanan ke kiri

b. Skala Maksimum pengukuran arus, tegangan AC ataupun DC, nilainya dari kiri ke

kanan

2. Mirror / Cermin

=> Cermin ini berfungsi sebagai acuan dalam melaukan pengukuran yang ditunjukkan

oleh jarum meter.

=> Dalam pengukuran posisi mata pengamat harus tegak lurus dengan AVO meter,

sehingga pada saat melakukan pengukuran posisi jarum meter tidak memiliki

bayangan pada cermin, yang menandakan pengukuran tepat pada petunjuk yang

diperoleh.

3. Pointer / Jarum meter

=> Jarum meter ini berfungsi sebagai petunjuk dalam pengukuran yang dilakukan

pada AVO meter.

4. Zero Correction / Pengenolan Jarum

=> Zero Correction ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kiri dalam

Page 8: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

mengukur arus dan tegangan.

5. Ohm Adjusment => Ohm Adjusment ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kanan

dalam mengukur hambatan.

6. Batas Ukur (BU) => Batas Ukur merupakan Nilai maksimal yang bisa diukur oleh multimeter

1.3 Gambar Batas Ukur AVO meter

a. Paling kiri atas merupakan blok selektor DC Volt.

b. Paling kiri atas merupakan blok selektor AC Volt

c. Bawah kanan tertulis satuan Ohm untuk mengukur resistansi.

d. Kiri bawah tertulis DC mA yang digunakan untuk mengukur Arus DC.

7. Range Selektor => Range selector berfungsi untuk memilih/range batasan arus, tegangan maupun

hambatan yang akan diukur.

8. Measuring Terminal / Probe ( + / - ) => Meansuring Terminal atau yang biasa disebut probe ini merupakan kontektor yang

menghubungkan AVO meter dengan apa yang mau diukur.

=> Probe ini terdiri dari probe positif yang berwarna merah untuk kutub positif dan

probe negatif yang berwarna hitam untuk kutub negatif.

Mengukur Tegangan AC

1. Pastikan yang diukur adalah tegangan AC

2. Putar batas ukur ke arah ACV dengan batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang

diukur. Misalnya tegangan yang di ukur 200 VAC maka batas ukurnya adalah 250 VAC.

3. Hubungkan probe ke masing-masing kutub sumber tegangan (bolak balik sama)

4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.

Page 9: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

1.4 Gambar Cara Mengukur Tegangan AC

Mengukur Tegangan DC

1. Pastikan yang diukur adalah tegangan DC

2. Putar batas ukur ke arah DCV dengan batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang

diukur. Misalnya tegangan yang di ukur 200 VDC maka batas ukurnya adalah 250 VDC.

3. Hubungkan probe ke masing-masing kutub sumber tegangan yaitu probe merah ke kutub

positif dan probe hitam ke kutub negatif.

4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.

1.5 Gambar Cara Mengukur Tegangan DC

Cara Mengukur Resistor :

Resistor adalah komponen elektronika yg bersifat pasif yg berfungsi untuk

menghambat arus listrik.trus! Untuk apa gelang warna pada resistor tersebut?,gelang warna

tersebut gunanya sebagai nilai dari resistor itu sendiri yg satuannya ohm (Ω). di bawah ini

adalah tabel untuk menghitung nilai resistor:

Page 10: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

1.1 Tabel Untuk Menghitung Resistor

ini cara menghitung resistor 4 gelang:

misal,

merah: 2

hitam: 0

coklat: x10

emas:5%

berarti nilai resistor tersebut adalah 200 Ω.terus,untuk apa 5%nya?,itu adalah toleransi.jadi

toleransi terendahnya adalah 290 Ω dan yg toleransi tertingginya adalah 210 Ω.

untuk yg 5 gelang warna!

misal:

1)coklat : 1

2)hitam: 0

Page 11: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

3)hitam: 0

4)merah: x100

5)coklat: 1%

berarti nilai resistor tsb adalah 10.000 Ω atau 10kΩ. Jadi toleransi terendah adalah

9900Ω/9k9Ω dan yg tertingginya adalah 10100/10k1Ω.

Perlu diingat:

ohm(Ω)

kilo ohm:

1000 Ω

mega ohm: 1.000.000 Ω

Cara Mengukur Kondensator :

1.6 Gambar Kondensator

Kondensator adalah sebuah komponen elektronik yang hampir selali kita temui pada

semua jenis peralatan elektronik baik itu peralatan rumah tangga maupun industri. Terkadang

jika komponen ini mengalami sebuah kerusakan kita tidak tahu bagaimana cara untuk

menilainya karena tidak semua kerusakan pada kapasitor itu dapat terlihat dengan kasat mata.

Untuk itu, pada kesempatan kali ini saya akan berusaha menerangkan bagaimana cara

melakukan pengukuran terhadap kapasitor yang dicurigai mengalami kerusakan. Silahkan

anda simak penjelasan saya berikut ini.

1. Siapkan sebuah Tester/Avometer(Analog/Digital)

Page 12: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

2. Aturlah range selector Avometer tadi pada posisi OHM/Hambatan. Anda boleh

menyetelnya pada angka nilai berapa saja. Akan tetapi untuk kapasitor dengan

kapasitas yang lebih besar saya sarankan pada posisi x1K.

3. Hubungkanlah kabel warna merah(+) dari Avometer dengan salah satu kaki pada

kapasitor dan kabel warna hitam(-) dengan kaki kapasitor yang satunya lagi.

4. Perhatikanlah gerakan pada jarum/angka pada Avometer, jika mengalami perubahan

nilai atau jarim dari Avometer tadi naik dan kembali lagi dengan sempurna berarti

kapasitor yang anda ukur masih dalam kondisi yang baik. Tetapi jika, Jarum atau

Angka pada Tester yang anda gunakan sama sekali tidak mengalami perubahan

ataupun jarumnya diam di tengah dan tidak kembali pada posisi semula berarti

kapasitor yang anda ukur sudah dalam keadaan rusak/mengalami kebocoran

Cara Mengukur Transistor :

CARA MENENTUKAN KAKI TRANSISTOR

1.7 Gambar Lambang Transistor PNP dan NPN

Menentukan kaki transistor adalah tehnik dasar buat yang hoby

elektronika.Hal ini ternyata gampang-gampang susah,gampangnya ya kalau sudah

tahu susahnya tentu ya karena belum tahu

Bila kita telah dapat menentukan mana Basis (B),Emitor (E) dan Colector

(C),berarti kita dapat mengetahui transistor itu rusak atau sudah bocor.Tadinya hal ini

saya ga posting karena dalam postingan saya dah ada rangkaian elektronika yang

berjudul PENGUJI TRANSISTORdengan rangkaian ini secara otomatis kita dapat

mengetahui jenis transistor dan dapat mengetahui kaki transistor serta bahan transistor

tersebut,tapi buat para sahabat yang males membuat rangkaian dapat menggunakan

tehnik seperti ini.

Silahkan anda simak :

Pertama temukan kaki BASE (B) seperti gambar dibawah ini,hal ini juga kita dapat

mengetahui transistor tersebut masih baik atau rusak.

Page 13: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

1.8 Gambar Transistor Masih Baik atau Rusak

Gunakan pada avo meter dengan skala x1 atau x10,jangan gunakan x1k atau x10k.

Hasil pengukuran diatas adalah :

1. A dan B “jalan”, Base di kaki 1 jenis transistor NPN

2. C dan D “jalan”, Base di kaki 2 jenis transistor NPN

3. E dan F “jalan”, Base di kaki 3 jenis transistor NPN

4. D dan E “jalan”, Base di kaki 1 jenis transistor PNP

5. A dan F “jalan”, Base di kaki 2 jenis transistor PNP

6. B dan C “jalan”, Base di kaki 3 jenis transistor PNP

7. Selain kombinasi di atas, berarti transistor rusak(short antar kaki-kakinya)

Mencari kaki Emitor(E) dan Colektor(C) :

1.Set AVO meter pada posisi x1k atau x10k

2.Misal transistor yang kita gunakan jenis NPN

3.Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah

Page 14: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

1.9 Gambar Contoh Pengukuran Transistor

Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada

probepositif) adalah emittor dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah colektor. Atau Jika

dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1) dan jarum

tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.

Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti diatas dan hasilnya kebalikan dari jenis

NPN

Macam-macam resistor, resistor hanya ada 2 macam, jenis-jenis resistor,

resistor hanya ada 2 jenis :

Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor) dan resistor

tidak tetap (variable resistor).

Resistor

Resistor Tetap(FixedResistor):

1.Resistor Kawat

2. Resistor Batang Karbon

3. Resistor Keramik atau Porselin

4. Resistor Film Karbon

5. Resistor Film Metal

Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):

1. Potensiometer

2. Potensiometer Geser

3. Trimpot

4. NTC dan PTC

5. LDR

1.2 Tabel Macam-Macam Resistor

Page 15: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah - ubah

karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut. Sedangkan,

untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat berubah-ubah, bisa jadi

dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian,

sebagian resistor variabel dapat kita tentukan besar resistansinya.

Macam - macam resistor tetap (fixed resistor):

1. Resistor Kawat

Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang

lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan

tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan

memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini

biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power

karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap

panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai

sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang

dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan

bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis

ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt.

Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di

samping.

2. Resistor Batang Karbon (Arang)

Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar

yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan

kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat

dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga

merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya

resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada

rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis

ini dapat dilihat pada gambar di samping.

3. Resistor Keramik atau Porselin

Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang

elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang

terbuat dari bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan

perkembangan yang ada, telah dibuat jenis resistor keramik

yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah

banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini

karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang

tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2

watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat

Page 16: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

pada gambar di samping.

4. Resistor Film Karbon

Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan

dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan

teknologi, para produsen komponen elektronika telah

memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon

dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai

pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya

dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga

sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian

elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki

resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik,

resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor

keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt,

1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat

dilihat pada gambar di samping.

5. Resistor Film Metal

Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir

menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap

perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat

kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum

pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau

5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor

film metal ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi

dibandingkan dengan resistor film karbon karena resistor

film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada

yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon

hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini

sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang

memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur.

Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt,

1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada

gambar di samping.

1.3 Tabel Macam Resistor Tetap

Page 17: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

Macam - macam resistor variabel (variable resistor):

1. Potensiometer

Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering

digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat

atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat

merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada

generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih

menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer

dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga

saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer

seperti ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat

dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun dengan

resistansi yang besar. Gambar di samping adalah

potensiometer yang terbuat dari bahan karbon. Pada

umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi

menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud

dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai

resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya.

Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara

logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan

perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer

logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik

karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita

telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya.

Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada

pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat

mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau

logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian

belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer

tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier.

Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian

depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai

resistansi maksimal dari potensiometer.

2. Potensiometer Geser

Page 18: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer

yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara

mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer yang telah

dibahas di atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah

dengan cara memutar gagang yang muncul keluar.

Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai

resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang

muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser dapat dilihat

pada gambar di samping. Pada umumnya, bahan yang

digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon.

Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang

digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer

geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan

secara linier. Bentuk potensiometer geser dapat dilihat pada

gambar di atas dengan komponen yang ditengah.

3. Trimpot

Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan

karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan

potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang

jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer.

Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni

linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot

menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik,

sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk

mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang

tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng.

Bentuk trimpot dapat dilihat pada gambar di samping.

4. NTC dan PTC

NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive

Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai

resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di

sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi akan naik jika

temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai resistansi

PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua

komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk

mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya.

Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat pada gambar di samping.

5. LDR

Page 19: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang

nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas

cahaya di daerah sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas

cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk

menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai

resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang

diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap.

Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas

cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya

terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya,

khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada

lampu taman. Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar di atas.

1.3 Tabel Macam Resistor Tidak Tetap

Kode Warna Resistor

Untuk mengetahui berapa besar nilai resistan (hambatan) sebuah resistor tetap, maka kita

dapat melihat dan membaca kode warna yang berupa cincin-cincin warna pada bodi

resistor. Karena tidak semua nilai resistor dicantumkan dengan lambang bilangan berupa

angka-angka, melainkan dengan cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna setiap

resistor berjumlah 4 cincin atau ada juga 5 cincin bahkan lebih. Untuk cara

pembacaannya tidak jauh berbeda yaitu :

1. Resistor yang mempunyai 4 cincin, artinya cincin 1 dan 2 adalah nilai angka atau

digit, cincin ke 3 adalah faktor pengali banyaknya (0), sedangkan cincin ke 4 adalah

besarnya toleransi.

2. Resistor dengan 5 cincin warna, artinya cincin 1, 2, dan 3 adalah niali angka atau

digit, cincin ke 4 adalah faktor pengali( banyaknya 0), sedangakan cincin ke 5

menunjukan besarnya toleransi.

3. Resistor dengan 6 cincin warna, artinya cincin 1, 2, dan 3 adalah niali angka atau

digit, cincin ke 4 faktor pengali (banyaknya 0), cincin ke 5 besarnya toleransi,

sedangkan cincin ke 6 koefisien temperatur. Untuk lebih jelas mengenai kode warna

tersebut, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 20: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

Tabel kode warna

1.4 Tabel Kode Warna

Kapasitor :

Pengertian KAPASITOR

Komponen elektronika kali ini yang akan kita bahas adalah kapasitor.Selain kapasitor

nama lainnya adalah condensator.Komponen ini seperti halnya resistor juga termasuk dalam

kelompok komponen pasif,yaitu jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar.

Kegunaan kapasitor adalah untuk menyimpan arus/tegangan listrik. Untuk arus DC

kapasitor berfungsi sebagai isulator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC berfungsi

sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.

Dalam penerapannya kapasitor digunakan sebagai filter/penyaring,perata tegangan DC pada

pengubah AC to DC,pembangkit gelombang ac atau oscilator dsb.

Kapasitor keramik adalah kapasitor yang dibuat dengan bahan dasar keramik yang di

gunakan untuk media penyimpan arus. Cara memasangnya adalah di letakan diantara dua pin

kaki kapasitor tersebut sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan arus listrik.

Di bawah ini adalah gambar kapasitor dan jenis-jenis kapasitor :

Page 21: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

1.10 gambar jenis-jenis kapasitor

Kapasitor tantalum merupakan jenis-jenis kapasitor elektrolit yang elektrodanya

terbuat dari material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas, cara membedakannya

dengan mencari tanda atau tanda lainya yang ada pada bodi kapasitor, tanda ini menyatakan

bahwa pin dibawahnya memiliki polaritas positif.

Sedangkan jenis-jenis kapasitor multilayer terbuat dari bahan material, kapasitor ini

sama dengan kapasitor keramik, bedanya hanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun

dielektriknya. Pada jenis ini dielektriknya disusun dengan banyak lapisan atau biasanya

disebut dengan layer dengan ketebalan 10 samapi dengan 20 μm dan pelat elektrodanya

dibuat dari logam yang murni. Selain itu ukurannya kecil dan memiliki karakteristik suhu

yang lebih bagus daripada kapasitor keramik.

Page 22: Laporan Tugas Akhir Semester Genap

BAB II