45
LAPORAN TETAP FISIOLOGI TUMBUHAN II OLEH NAMA : BQ. MAYANG SARI KENCARE WANGI NIM : 11-211-189 KELAS : BIOLOGI/V/E CO.ASS : LAILI FAJRIANI LABORATORIUM BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI i

Laporan Tetap Mayang Fistum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Tetap Mayang Fistum

LAPORAN TETAP

FISIOLOGI TUMBUHAN II

OLEH

NAMA : BQ. MAYANG SARI KENCARE WANGI

NIM : 11-211-189

KELAS : BIOLOGI/V/E

CO.ASS : LAILI FAJRIANI

LABORATORIUM BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKUTLAS PENDIDIKAN MATEMATIK DAN IPA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP)

MATARAM

2014

i

Page 2: Laporan Tetap Mayang Fistum

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan tetap praktikum Fisiologi Tumbuhan II atas nama Baiq Mayang

Sari Kencare Wangi, NIM. 11-211-189 dibuat untuk memnuhi salah satu syarat

mengikuti ujian akhir praktikum Fisiologi Tumbuhan II.

Mataram, Januari 2014

Nama tanda tangan

1. ______________ ( )

(Dosen Mata Kuliah)

2. L. Muhmamad Saupi ( )

(Koordinator praktikkum fisiologi tumbuhan)

3. Laili Fajriani ( )

(Co.ass Kelas)

Mengesahkan:

Kepala Laboratorium Biologi Fakultas Pendidikn Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam

IKIP Mataram

Novi Sulastri,S.Pt., M.SiNIK. 518310713

ii

Page 3: Laporan Tetap Mayang Fistum

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berbagai karunia-Nya kepada penulis, sehingga laporan pratikum Fisiologi

Tumbuhan II ini dapat disusun dan diselesaikan sesuai dengan waktu yang

diharapkan.

Laporan pratikum Fisiologi Tumbuhan II ini merupakan laporan pratikum

yang dibuat untuk membantu mahasiswa mengetahui, mempelajari dan

memahami pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman

sehingga dengan adanya laporan pratikum ini diharapkan dapat memotivasi

Mahasiswa untuk terus belajar danmengenal bagaimana pengaruh pemberian

pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman

Penulis menyadari pada laporan praktikum ini terdapat kekurangan. Oleh

karena itu, penulis senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca demi

penyempurnaan laporan praktikum berikutnya.

Mataram, 11 januari 2014

Penulis

iii

Page 4: Laporan Tetap Mayang Fistum

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

1. Latar belakang .....................................................................................

2. Tujuan...................................................................................................

BAB II ACARA-ACARA ...............................................................................

A. Acara I Nutrisi Tumbuhan .............................................................

1. Tujuan

2. Pelaksanaan ..............................................................................

3. Kajian pustaka .........................................................................

4. Alat dan bahan .........................................................................

5. Cara kerja .................................................................................

6. Hasil pengamatan .....................................................................

a. Tabel hasil pengamatan nutrisi tumbuhan .........................

b. Pembahasan .......................................................................

c. Kesimpulan ........................................................................

B. Acara III Cekaman Lingkungan.....................................................

1. Tujuan ......................................................................................

2. Pelaksanaan ..............................................................................

3. Kajian pustaka .........................................................................

4. Alat dan bahan .........................................................................

5. Cara kerja .................................................................................

6. Hasil pengamatan .....................................................................

a. Tabel 2.2 hasil pengamtan cekaman lingkungan ...............

b. Pembahasan .......................................................................

c. Kesimpulan ........................................................................

C. Acara IV Senesen dan Absisi.........................................................

1. Tujuan ......................................................................................

2. Pelaksanaan ..............................................................................

iv

Page 5: Laporan Tetap Mayang Fistum

3. Kajian pustaka .........................................................................

4. Alat dan bahan .........................................................................

5. Cara kerja .................................................................................

6. Hasil dan pembahasan .............................................................

a. Pembahasan .......................................................................

b. Kesimpulan ........................................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................

B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

Page 6: Laporan Tetap Mayang Fistum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk hidup dari lingkungannya.

Nutrisi yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terdiri

dari hara makro dan hara mikro. Hara makro diperlukan tanaman dalam

jumlah yang relatif banyak, sedangkan hara mikro diperlukan tumbuhan dalam

jumlah yang relatif sedikit.

Unsur-unsur esensial tersebut diperlukan oleh tumbuhan untuk proses

tumbuh dan berkembang serta sangat penting dalam melengkapi siklus

hidupnya. Oleh karena itu, keberadaan unsur-unsur esensial ini tidak dapat

digantikan oleh unsur-unsur yang lainnya, selain fungsi dari unsur-unsur

tersebut bersifat langsung.

Pertumbuhan tanaman tidaklah selalu dalam keadaan normal dan

sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam pertumbuhannya tanaman akan

mengalami banyak hal seperti perubahan fisiologis maupun perubahan

metabolisnya ataupun yang lainnya. Sebagai makhluk hidup tanaman tidak

ada bedanya dengan manusia taupun hewan, dia akan selalu tanggap dengan

apa yang ada disekitarnya. Respon tanaman terhadapa segala yang ada

disekitarnya sangat tinggi melebihi dengan respon yang manusia berikan.

Respon yang dimaksud disini contohnya seperti apabila tanaman itu

tumbuh ditempat yang kering/kekurangan air, kekurangan unsur hara, terdapat

di tanah yang mengandung garam tinggi. Tanaman membutuhkan adapatasi

dalam lingkungan yang seperti itu karena tidak semua tempat mereka bisa

hidup. Semuanya itu tergantung pada jenis tanamannya dimana setiap tanaman

memiliki kesesuaian tempat yang mendukung pertumbuhannya dan setiap

tanaman memiliki ketahanan terhadap kondisi – kondisi lingkungan yang

tidak bersahabat seperti diatas sesuai ketahanan masing – masing jenis

tanamannya.

B. Tujuan

1. Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap

pertumbuhan tanaman

1

Page 7: Laporan Tetap Mayang Fistum

2. Untuk mengamati respon tumbuhan terhadap cekaman

lingkungan(cekaman kekeringan, dan cekaman garam)

3. Untuk mengetahui proses sensen dan absisi sebagai akhir dari fase hidup

tumbuhan

2

Page 8: Laporan Tetap Mayang Fistum

BAB I I

ACARA - ACARA

A. ACARA I NUTRISI TUMBUHAN

1. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap

pertumbuhan tanaman

2. Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : sabtu, 14 drsember 2013

b. Waktu : 08.00-12.00 WITA

c. Tempat : Laboratorium Biologi Fpmipa IKIP Mataram

3. Kajian Pustaka

Nutrisi yang dibutuhkan tanaman/tumbuhan dapat dilacak antara

lain dari komposisi kima penyusun suatu tanaman/tumbuhan tersebut,

karena selain sebagian besar massa organik suatu tumbuhan berasal dari

CO2 udara, juga tergantung pada kandungan nutrien tanah dalam bentuk

air dan mineral. Komposisi tumbuhan terdiri atas :

a. 95% berupa bahan organik, dalam bentuk :

a. Kabohidrat (termasuk Sellulosa dari dinding sel)

b. Senyawa sulfur, nitrogen dan fosfat.

b. 5% berupa bahan anorganik (50 unsur kimia)

Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi

untuk tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan

mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak sehat.

Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat menimbulkan

masalah. Berdasarkan  banyak sedikitnya jumlah kebutuhan unsur nutrien

tumbuhan, Nutrisi tumbuhan dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu :

1. Makronutrien.

Makronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan

tumbuhan dalam jumlah banyak, yaitu nitrogen, kalsium, potasium,

sulfur, magnesium, dan fosfor.

3

Page 9: Laporan Tetap Mayang Fistum

 Tabel Makronutrien

UnsurBentuk yang tersedia

bagi tumbuhanFungsi utama

Karbon (C) CO2 Komponen utama dari senyawa organik tumbuhan

Oksigen (O) CO2; H20 Komponen utama dari senyawa organik tumbuhan

Hidrogen (H) H2O Komponen utama dari senyawa organik tumbuhan

Nitrogen (N) NO3; NH4 Komponen dari asam nukleat, protein, hormon, klorofil, dan koenzym

Sulfur (S) SO4 Komponen dari protein, koenzymFosfor (P) H2PO4; HPO4 Komponen dari asam nukleat,

fosfolipid, ATP dan beberapa koenzymKalium (K) K Kofaktor dalam sintesis protein,

mengatur keseimbangan air, membuka dan menutup stomata

Kalsium (Cl) Ca Pembentukan, pembuatan dan keestabilan dinding sel, mengatur struktur dan permeabilitas membran, aktivator beberapa enzim, regulator respon sel terhadap stimulus.

Magnesium (Mg) Mg Komponen ddari klorofil, aktivator banyak enzim

 

 

 

 

 

4

Page 10: Laporan Tetap Mayang Fistum

2. Mikronutrien

Mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan

tumbuhan dalam jumlah sedikit, seperti besi, boron, mangan, seng,

tembaga, klor, dan molybdenum.

 Tabel Mikronutrien

UnsurBentuk yang tersedia

bagi tumbuhanFungsi utama

Klor (Cl) Cl Diperlukan pada tahap penguraian air dalam fotosintesis, mengatur keseimbangan air

Besi (Fe) Fe; Fe Komponen dari sitokrom, aktivator beberapa enzim

Boron (B) H2BO3 Kofaktor dalam sintesis klorofil, terlibat dalam transport karbohidrat dan sintesis asam nukleat

Mangan (Mn) Mn aktiv dalam pembentukan asam amino, aktivator beberapa enzim, diperlukan dalam tahapan penguraian air dalam fotosintesis

Seng (Zn) Zn Aktiv dalam pembentukan klorofil, aktivator beberapa enzym

Kuprum (Cu) Cu; Cu Komponen dari banyak enzym, reaksi redoks dan biosintesis lignin

Molibdunum (Mo)

MoO4 Essensial untuk fiksasi nitrogen, kofaktor dalam reduksi nitrat

Nikel (Ni) Ni Kofaktor enzym yang berfungsi dalam metabolisme nitrogen

 

Baik makro dan mikronutrien diperoleh akar tumbuhan melalui

tanah. Akar tumbuhan memerlukan kondisi tertentu untuk dapat

mengambil nutrisi-nutrisi tersebut dari dalam tanah. Pertama, tanah

harus lembap sehingga nutrien dapat diambil dan ditransport oleh akar.

Kedua, pH tanah harus berada dalam rentang dimana nutrien dapat

dilepaskan dari molekul tanah. Ketiga, suhu tanah harus berada dalam

rentang dimana pengambilan nutrien oleh akar dapat terjadi. Suhu, pH,

dan kelembapan optimum untuk tiap spesies tumbuhan berbeda. Hal

ini menyebabkan nutrien tidak dapat dipergunakan oleh tumbuhan

5

Page 11: Laporan Tetap Mayang Fistum

meskipun nutrien tersebut tersedia di dalam tanah.  Pertumbuhan

tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga

ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal

tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-

unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur

tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan

gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan

terhambat. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya

unsur hara makro dan unsur hara mikro.

4. Alat dan bahan

a. Alat :

- Kardus

- Polybag

- Gelas pop ice

- Penggaris

- Alat tulis menulis

b. Bahan:

- Tanah humus

- Air

- Pupuk kandang

- Biji Arachis hypogaea

5. Cara kerja

1. Menyiapkan 5 buah polybag/pot dan tanah serta pupuk kandang

2. Berikan label pada masing-masing poilybag

3. Masukkan tanah dan pupuk kandang ke dalam polybag/pot dengan

perbandingan sebagai berikut:

a. Polybag 1 : 100% tanah

b. Polybag 2 : 75% tanah : 25% pupuk kandang

c. Polybag 3 : 50% tanah :50% pupuk kandang

d. Polybag 4 : 25% tanah :75% pupuk kandang

e. Polybag 5 : 100% pupuk kandang

4. Memasukkan biji Arachis hypogaea ke dalam polybag masing-masing

sebanyak 3 biji

6

Page 12: Laporan Tetap Mayang Fistum

5. Menyiram dengan air secukupnya

6. Meletakkan semua polybag di tempat yang sesuai

7. Melakukan pengamatan setiap 2 hari sekali selama 14 hari

8. Mencatat dan memasukkan hasil pengamatan ke dalam table

pengamatan kemudian menganalisis dan menyimpulkan

9. Membuat laporan hasil pengamatan

7

Page 13: Laporan Tetap Mayang Fistum

6. Hasil dan pembahasan

a. Tabel 2.1 hasil pengamatan nutrisi tumbuhan

Hari ked an tanggal

ParameterPot nomor

1 2 3 4 5Pengamatan 1Sabtu, 14 Desember 2013

Kecambah Belum ada Tumbuh radikula

Belum ada Tumbuh radikula

Belum ada

Tinggi batang Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Warna batang Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Jumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Warna daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada

Pengamatan 2Selasa, 17 Desember 2013

Kecambah Belum ada Tumbuh radikula

Belum ada Sudah berkecambah

Belum ada

Tinggi batang Belum ada Belum ada Belum ada 1 cm Belum ada Warna batang Belum ada Belum ada Belum ada Jijau

kecoklatan Belum ada

Jumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada 8 helai Belum ada Warna daun Belum ada Belum ada Belum ada Hijau muda Belum ada

Pengamatan 3Jumat, 20 Desember 2013

Kecambah Belum ada Belum ada Belum ada Tak ada kecambah

Belum ada

Tinggi batang Belum ada Belum ada Belum ada 6,5 cm Belum ada Warna batang Belum ada Belum ada Belum ada Hijau

kecoklatan Belum ada

Jumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada 12 helai Belum ada Warna daun Belum ada Belum ada Belum ada Hijau Belum ada

Pengamatan 4Senin, 23 Desember 2013

Kecambah Belum ada Belum ada Belum ada Sudah berkembang

Belum ada

Tinggi batang Belum ada Belum ada Belum ada 7 cm Belum ada Warna batang Belum ada Belum ada Belum ada Hijau Belum ada Jumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada 25 helai Belum ada Warna daun Belum ada Belum ada Belum ada Hijau tua Belum ada

Pengamatan 5rabu, 25 Desember 2013

Kecambah Belum ada Belum ada Belum ada Sudah berkembang

Belum ada

Tinggi batang Belum ada Belum ada Belum ada 7,5 cm Belum ada Warna batang Belum ada Belum ada Belum ada Hijau Belum ada Jumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada 24 helai Belum ada Warna daun Belum ada Belum ada Belum ada Hijau tua Belum ada

Pengamatan 6Kamis, 26 Desember 2013

Kecambah Belum ada Belum aa Belum ada Sudah berkembang

Tinggi batang Belum adaa Belum ada Belum ada 8 cm Belum adaWarna batang Belum ada Belum ad Belum ada 22 helai Belum adaJumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada 22 helai Belum adaWarna daun belumada Belum ada Belum ada Hijau tua Belum ada

Pengamatan 7Rabu, 01 Januari 2014

Kecambah Belum ada Belum ada Belum ada Sudah berkembang

Belum ada

Tinggi batang Belum ada Belum ada Belum ada 9 cm Belum ada Warna batang Belum ada Belum ada Belum ada Hijau Belum ada Jumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada 24 helai Belum ada

8

Page 14: Laporan Tetap Mayang Fistum

Warna daun Belum ada Belum ada Belum ada Hijau Belum ada

b. Pembahasan

Pada pengamatan yang telah dilakukan pada acara I yaitu tentang

nutrisi tubuhan. Pada praktikum kali ini meggunakan biji kacang sebagai

media dan menngunakan lima buah polybag, setiap polybag berisi tiga biji

kacang tanah.Pada acara ini telah dilakukan beberapa kali pengamatan.

Pada pengamatan pertama yaitu tanggal 14 Desember 2013,

didapatkan kecambah,tinggi batang,warna batang,jumlah daun, dan warna

daun belum ada pada polybag I, pengamatan pada poybag II di dapatkan,

kecambahnya sudah tumbuh radikula, tinggi batang belum ada, warna

batang belum ada, jumlah daun belum ada, dan warna daun belum ada.

Dan pada polybag III,IV,dan V didapatkan kecambah belum ada, tinggi

batang belum ada, warna baang belum ada, jumlah daun belum ada, dan

jumlah daun belum ada.

Pada pengamatan kedua yaitu tanggal 17 Desember 2013,

didapatkan pada polybag I, kecambah belum ada, tinggi batang belum ada,

warna batang belum ada, jumlah daun belum ada, dan warna daun belum

ada. Pada polybag II, didapatkan kecambah suda tumbuh radikula, tinggi

batang belum ada, warna batang belum ada, jumlah daun belum ada,

warna daun belum ada. Pada polyag III, didapatkan kecambah, tinggi

batang, warna batang, jumlah daun dan warna daun belum ada. Pada

polybag IV didapakan didapatkan kecambah sudah berkembang, tinggi

batang 1 cm, warna batang hijau kecoklatan, jumlah daun 8 helai, dan

warna daun,hijau muda. Sedangkan pada polybag V didapatkan kecambah,

tinggi batang, warna batang,jumlah daun, dan warna daun belum ada.

Pada pengamatan ketiga yaitu tanggal 20 Desember 2013,

didapatkan pada polybag I, kecambah, tinggi batang,warna batang,jumlah

daun, dan warna daunnya belum ada. Pada polybag II didapatkan

kecambahnya mati, tinggi batang belum ada, warna batang belum ada,

jumlah daun belum ada, dan warna daun belum ada. Pada polybag III

didapatkan kecambah, tinggi batang, warna batang, jumlah daun, dan

warna daunya belum ada. Pada polybag IV didapatkan tidak berkecambah,

9

Page 15: Laporan Tetap Mayang Fistum

tinggi batang 6,5 cm, warna batang hijau kecoklatan, jumlah daun 12

helai, dan warna daun hijau. Sedangkan pada polybag V didapatkan

kecambah, tiggi batang, warna batang, jumlah daun, dan warna daun

belum ada.

Pada pengamatan keempat yaitu tanggal 23 Desember 2013,

didapatkan pada polybag I,II,dan III kecambahnya, tinggi batang, warna

batang, jumlah daun, dan warna daunnya belum ada. Pada polybag IV

didapatkan kecambah sudah berkembang, tinggi batang 7 cm, warna

batang hijau, jumlah daun 25 helai, dan warna daun hijau tua. Sedangkan

pada polybag V didapatkan kecambahnya, tinggi batang, warna batang,

jumlah daun, dan warna daunnya belum ada.

Pada pengamatan kelima yaitu tanggal 26 Desember 2013,

didapatkan pada polybag I,II,III kecambahnya, tinggi batang, warna

batang, jumlah daun, dan warna aunnya belum ada. Pada polybag IV

didapatkan kecambahnya masih berkembang, tinggi batang hiau tua, tinggi

batang 7,5 cm, warna batangnya hijau, jumlah daunnya 24 helai, dan

warna daunnya hijau tua. Sedangkan pada polybag V didapatkan belum

ada kecambah, tinggi batang, warna batang, tinggi batang, jumlah daun,

dan warna daun.

Dan yang terakhir pengamatan ketujuh yaitu tanggal 1 Januari

2014, pada polybag I,II,III didapatkan kecambah belum ada, tinggi batang

belum ada, warna batang elum ada, jumlah daun belum ada, dan earna

daun belum ada. Pada polybag IV didapatkan kecambah masih

berkembang, tinggi batang 9 cm, warna batang hijau,jumlah daun, 24 helai

dan warna daun hijau. Dan pada polybag V didapatkan kecambah, tinggi

batang, warna batang, jumlah daun dan warna daun belum ada.

10

Page 16: Laporan Tetap Mayang Fistum

ACARA III SETRES LINGKUNGAN (WATER STRESS dan

SALINITAS)

2. Tujuan : Untuk mengamati respon tumbuhan terhadap cekaman

lingkungan(cekaman kekeringan, dan cekaman garam)

3. Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Rabu, 25 Desember 2013

b. Waktu : 08.00-12.00 WITA

c. Tempat : Laboratorium Biologi Fpmipa IKIP Mataram

4. Kajian pustaka

Kadar garam yang terdapat pada tanah memberikan efek yang

hampir sama dengan cekaman kekeringan, dimana air menjadi kurang

tersedia bagi tanaman. Dalam keadaan seperti ini tidak semua tanaman

merasakan cekaman pada tanah bersalinitas tinggi, ada juga tanaman yang

memiliki ketahanan untuk tetap bertahan hidup di tempat tersebut.

Salinitas merupakan suatu proses menurunnya kualitas air baik dalam

tanah maupun disumber air. Air yang seperti ini akan sangat

membahayakan bagi tanaman yang tidak memiliki ketahanan akan kondisi

seperti ini, karena apabila tetap dipaksakan tanamann tersebut akan

mengalami kematian (Salisbury dan Ross, 2003).

Faktor lingkungan yang sering dialami oleh tanaman adalah

cekaman dimana faktor ini akan mengurangi laju pada proses fisiologi.

Dalam keadaan cekaman seperti ini tanaman memiliki cara tersendiri

untuk menghadapi efek yang akan merusak pada dirinya yang ditimbulkan

oleh cekaman. Setiap tanaman akan memberikan respon yang berbeda-

beda untuk menghadapi cekaman, semua tergantung pada jenis

tanamannya. Apabila tanaman mampu dalam menghadapi cekaman yang

terjadi maka tanaman itu bisa dikatakan sebagai tanaman yang memiliki

tingkat resisten yang sangat tinggi terhadap cekaman (Mulyani, 2006).

Produksi tanaman pangan saat in sangat memprihatinkan, dimana

tanah kedapannya padi dalam produksinya tidak akan pernah lepas dalam

menghadapi tantangan yang kompleks, dimana salah satunya adalah

cekaman, mulai dari cekaman unsur hara, iklim, gulma dan hama. Tetapi

11

Page 17: Laporan Tetap Mayang Fistum

cekaman yang terjadi di atas lebih besar pengaruh dari keadaan lingkungan

seperti cekaman garam yang diketahui bahwa tanaman banyak yang belum

toleran dengan cekaman garam. Cekaman garam banyak terjadi di lahan –

lahan seperti rawa, pinggir pantai dan lain – lain. Cekaman garam bagi

sebagian besar tanaman sangatlah menghawatirkan karena akan

menghambat terjadinya pertumbuhan (Utama et al, 2009).

Terjadinya kekeringan yang berkepanjangan pada tanaman akan

menyebabkan pertumbuhan tanaman dan akhirnya tanaman akan

mengalami stagnasi dalam artian lain akan berhenti tumbuh. Turunnya

pertumbuhan tanaman ini adalah akbibat dari respon tanaman terhadapa

cekaman yang ada pada lingkungannya yaitu cekaman kekeringan. Selain

itu tanaman yang mengalami cekaman kekeringan akan berkurang taraf

biomassa tanamannya. Secara morfologi terjadinya cekaman kekringan

pada tanaman dapat dilihat dengan memperpanjangnya akar tanaman

sampai dalam dan menemukan air untuk diserap, meperkecilnya

permukaan daun sehingga respirasi berkurang, dan tanaman juga akan

menggugurkan daunnya dan masih banyak lainnya. Terjadinya cekaman

kekeringan pada tanaman dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu: suplai air

di perakaran sudah mulai berkurang sehingga akar harus memperpang

untuk mendapatkan suplai air tersebut, dan terjadinya laju evaporasi yang

lebih tinggi dari pada proses absorbsi air tanah (Lapanjang et al, 2008).

Cekaman kekernigan sangat mempengaruhi dalam pertumbuhan

tanaman baik dalam hal perluasan dan ketebalan daun, dan juga

ketersediaan nutrisi dalam perakaran. Seperti diketahui bahwa

ketersediaan nutrisi ini sangat berpengaruh pada aktivitas fisiologi

termasuk fotosintesis, respirasi, transpirasi dan proses metabolisme

lainnya. Untuk mengamati pertumbuhan daun adalah dengan menghitung

nilai specific leaf area yang berhubungan dengan luasan daun per bobot

kering. SLA ini akan memberikan gambaran daun dalam menangkap

cahaya dan CO2 terhadapa biomassa daun. Cekaman kekeringan ini akan

mengakibatkan bobot kering total menurun, rasio bobot kering daun dan

juga luas daun menurun (Prihastanti et al, 2011).

12

Page 18: Laporan Tetap Mayang Fistum

Tanaman melakukan adapatasi pada cekaman salinitas dengan cara

meekanisme morfologi dan fisiologi. Mekanisme yang paling mudah

diketahui adalah morfologi karena pada mekanisme ini yang terlihat

perubahannya adalah secara morfologi organ-organ tanaman yang meliputi

akar, batang, daun dan lain – lain. Sedangkan dalam mekanisme fisiologi

berupa osmoregulasi, kompartmentasi, dan sekresi garam berlebihan dan

juga integritas memberan sel. Secara umum cekaman salinitas ini memiliki

dampak dalam terjadinya stres ionic, stres osmotik, dan stres sekunder

setelah paparan cekaman dimana stress – stress di atas akan berpengaruh

pada penyerapa unsur hara dan akibatnya pada pertumbuhan tannaman

(Santoso et al, 2012).

Bagian apoplast dan simplas akar merupakan bagian yang sangat

menentukan dalam ketahanan terhadap cekaman Al. Bagian ini sangat

cepat dalam merespon dibanding bagian lainnya apabila terjadi cekaman

Al. Cekaman Al akan mengakibatkan perakaran tanaman keracunan

sehingga akan terlihat pendek dan tidak memiliki perakaran lateral yang

sehat. Akar merupakan daerah yang paling dekat kontaknya dengan

cekaman Al sehingga dengan mudah dia melakukan respon saat terjadi

cekaman Al. Dekatnya kar dengan cekaman Al menjadi suatu sarana untuk

mengidentifikasi apakahh tanaman terkena cekaman Al atau tidak melalui

akar tersebut (Hanum et al, 2009).

Salinitas merupakan suatu keadaan sebuah tanah yang sedang

terakumulasi oleg garam yang terlarut dalam air. Salinitas terjadi karena

kandungan garam dalam tanah tersebut sangatlah berlebih. Keadaan

tersebut membuat tanaman akhirnya susah ataupun sulit dalam menyerap

air. Salinitas yang terjadi di lahan pertanian merupakan salinitas yang

murni secara alamiah terjadi karena aktivitas atau pola pertanian

sebelumnya dalam mengolah tanah tidak begitu baik (Tim Biologi, 2004).

Tanaman dalam merespon suatu cekaman kekringan bisa berupa

dengan car perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia dengan lam

waktunya berbeda. Seperti menutupnya stomata, gejala penuaan daun,

pengurangan biomassa dan lain – lain. Respon yang paling sering

dilakukan adalah pada perkembangan selnya dimana sel – sel akan

13

Page 19: Laporan Tetap Mayang Fistum

terhambat pembelahannya dan perluasannya. Cekaman yang ditimbulkan

karena kekringan akan mengakibatkan tanaman untuk meresponnya secara

meluas yang dimulai dari ekspresi gen, metabolisme dan juga dalam

pertumbuhannya (Darmawan dan Baharsjah, 1998).

5. Alat dan bahan

a. Alat :

- Alat tulis menulis

- Kardus

- Polybag

- Penggaris

b. Bahan :

- Air garam

- Aquades

- Pupuk kandang

- Tanah humus

6. Cara kerja

1. Menyiapkan 12 polybag yang sudah diberi kode dan tnamilah benih

sebnyak 3 biji/polybag

2. Pada saat tanaman sudah berumur 2 minggu, tanaman di pindahkan ke

tempat terbuka dan di beri perlakuan sebagai berikut

a. Tanaman pada polybag 1,2 dan 3 diairi dengan air keran sebanyak

500 ml setiap 2 hari

b. Tanaman pada polybag 3,4 dan 5 di airi dengan air keran sebanyak

500 ml setiap 1 minggu

c. Tanaman pada 6,7 dan 8 diairi dengan larutan garam (10%)

sebanyak 500 ml setiap 2 hari

d. Tanaman pada 9,10 dan 11 diairi dengan larutan garam (10%)

sebanyak 500 ml setiap 1 minggu

3. Mengamati pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman, diameter

batang, jumlah daun, warna daun, dan indicator kekeringan

14

Page 20: Laporan Tetap Mayang Fistum

7. Hasil dan pembahasan

a. Tabel 2.2 Hasil pengamatan acara III

Hari/tgl Parameter Polybag no1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pengamatan 1 Rabu, 25 Desember 2013

Tinggi tanamana Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada 8,5 cm Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaDiameter batang Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada 0,3 cm Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaJumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada 20 helai Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaWarna daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Hijau Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaIndikator kekekringan

Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada

Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada

Pengamatan 2Jum’at, 27 Desember 2013

Tinggi tanamana Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaDiameter batang Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaJumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaWarna daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaIndikator kekekringan

Lembab Lembab Lembab Lembab Lembab Lembab

Pengamtan 3 minggu, 29 Desember 22013

Tinggi tanamana belum ada 10,5 cm Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaDiameter batang Belum ada 0,3 Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaJumlah daun Belum ada 20 helai Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaWarna daun Belum ada hijau Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaIndikator kekekringan

Belum ada Belum ada

Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada

Pengamatan 4Selasa 31 Desember 2013

Tinggi tanamana Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Diameter batang Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaJumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaWarna daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaIndikator kekekringan

Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada

Pengamatan 5Rabu 1 Januari 2014

Tinggi tanamana Belum ada 13 cm Belum ada Belum ada Belum ada Mati Diameter batang Belum ada 0,3 Belum ada Belum ada Belum ada Mati Jumlah daun Belum ada 21 helai Belum ada Belum ada Belum ada Mati Warna daun Belum ada Hijau Belum ada Belumada Belum ada MatiIndikator Belum ada Lembab Belum ada Belum ada Belum ada Mati

15

Page 21: Laporan Tetap Mayang Fistum

kekekringan Pengamatan 6Kamis 2 Januari 2014

Tinggi tanamana Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaDiameter batang Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaJumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaWarna daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaIndikator kekekringan

Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada

Pengamatan 7 sabtu 4 Januari 2014

Tinggi tanamana Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaDiameter batang Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaJumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaWarna daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaIndikator kekekringan

Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada

Pengamtan 8Senin 6 januari 2014

Tinggi tanamana Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaDiameter batang Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaJumlah daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaWarna daun Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum adaIndikator kekekringan

Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada

Pengamatan 9 Rabu 8 Januari 2014

Tinggi tanamana Belum ada 17 cm Belum ada Belum ada Belum ada MatiDiameter batang Belum ada 0,8 cm Belum ada Belum ada Belum ada MatiJumlah daun Belum ada 19 helai Belum ada Belum ada Belum ada MatiWarna daun Belum ada Hijau Belum ada Belum ada Belum ada MatiIndikator kekekringan

Belum ada Lembab Belum ada Belum ada Belum ada Mati

Tinggi tanamana Diameter batang Jumlah daunWarna daun Indikator kekekringan

16

Page 22: Laporan Tetap Mayang Fistum

b. Pembahasan

Pada praktikum acara ini yaitu tentang cekaman lingkungan pada

tumbuhan. Didalam praktikum ini teerdapat beberapa parameter, dan

menggunakan polybag sebanyak 12 buah.

Pada pengamatan pertama yakni tanggal 25 Desember 2013,

didapakan pada polybag 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11 tinggi tanaman, diamer

batang, jumlah daun, warna daun, dan indikator kekeringan belum ada.

Tetapi pada polybag 5 didapatkan tinggi batang 8,5 cm, diameter batang

0,3, jumlah daun 20 helai, warna daun hijau, dan indikator kekeringan

belum ada.

Pada pengamatan kedua yakni tanggal 27 desember 2013,

didapatkan pada polybag 1,2,3 dan 7,8,9 tinggi tanaman sama sekali belum

ada tinggi batang, diameter batang, jumlah daun, warna daun, dan

indikator kekeringan.

Pada pengamatan keempat yakni tanggal 31 Desember 2013,

didapatkan belum ada tinggi tanaman, belum ada diameter batang, belum

ada jumlah daun, belum ada warna daun, dan belum ada indikator

kekeringan pada keenam polybag yaitu polybag 1,2,3 dan 7,8,9.

Pada pengmatan kelima yakni tanggal 1 Januari 2014, didapatkan

tinggi tanaman, belum ada, diameter batag belum ada, jumlah daun belum

ada, warna daun belum ada, dan indikator kekeringan belum ada pada

polybag 4,6,10, dan 11. Dan pada polybag 5 didapatkan tinggi tanaman 13

cm, diameter batang 0,5, jumlah daun 21 helai, warna daun hijau, indikator

kekekringan lembab. Sedangkan pada polybag 12 semua tanaman mati.

Pada pengamatan keenam yakni tangga 4 Januari 2014, didapatkan

parameternya belum ada sama sekali pada polybag 1,2,3 dan 7,8,9.

Pada pengamatan ketujuh yakni tanggal 6 Januari 2014, sama

halnya dengan pengamatan keenam, parameter pada pengamatan ini belum

terlihat sama sekali pada polybag 1,2,3 dan 7,8,9.

Dan pada pengamatan terakhir yaitu tanggal 8 Januari 2014,

didapatkan pada polyag 4,6,10,11 belum ada sama sekal itingi tanaman,

diameter batang, jumlah daun, warna daun, dan indikator kekeringan.

17

Page 23: Laporan Tetap Mayang Fistum

ACARA IV SENESEN DAN ABISISI

A. Tujuan : Untuk mengetahui proses sensen dan absisi sebagai akhir dari

fase hidup tumbuhan

B. Pelakasanaan

1. Hari/tanggal : Minggu, 15 Desember 2013

2. Tempat : Praya Timur

3. Waktu : 10.00 – 11.00 Wita

C. Alat dan bahan

1. Alat

- Kamera

- Alat tulis menulis

2. Bahan

- Tumbuhan Jati (Tectona grandis)

- Tumbuhan Pisang (Mimosa pudica)

- Tumbuhan Pepaya (Carica papaya)

- Tumbuhan Tembakau (Nicotina tabacum)

D. Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan (jati, pisang, pepaya, dan tembakau)

2. Mengamati mendokumentasikan proses senesen dan yang terjadi pada

tanaman jati,pisang,pepaya, dan tembakau

3. Mengamati proses absisi yang teerjadi pada tanaman jati,pisang,papaya

dan tembakau

4. Mengamati proses absisi yang terjadi pada tanaman jati, pisang, pepaya

dan tembakau.

18

Page 24: Laporan Tetap Mayang Fistum

E. Hasil pengamatan

Gambar morfologi Tectona grandis

Minggu, 15 Desember 2013

Pembahasan

Dari pengamatan yang dilakukan pada pohon jati atau Tectona

grandis, didapatkan daunnya berwarna hijau, hijau kecoklatan, dan coklat

seperti yang erlihat pada gambar. Daun yang berwana kuning menandakan

terjadinya senesenatau penuaan pada Tectona garandis. Senesen yang

terjadi pada tanaman ini di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor luar

oleh kekeringan, air, keterbatasa nutrisi, danpenyakit, sedangkan pada

faktor dalamnya yaitu dsebabkan oleh kompetisi daun muda dengan daun

tua. Mekanisme terjadinya senesen pada jati yaitu daun yang tua akan

mentransfer nutrisi ke daun muda. Selanjutnya daun yang berwarna coklat

pada Tectona grandis menandakan daunnya akan mengalami absisi atau

gugurnya daun. Absisi merupakan proses lepasnya organ dari tumbuhan

induknya. Senesen pada poho jati adlah senesen serempak.

19

Page 25: Laporan Tetap Mayang Fistum

Gambar morfologi Mimosa pudica

Minggu 15 Desember 2013

Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu tentang sanesen dan absisi. Pada

pengamtan yang telah dilakukan, didapatkan pada tumbuhan Mimosa

pudica atau pisang, daunnya ada yang kuning, hijau dan coklat, seperti

yang terlihat pada gambar di atas. Daun yang berwarna kuning tersebut

menandakan terjadinya senensen atau penuaan pada mimosa pudica.

Senesen yang terjadi pada Mimosa pudica disebabkan oleh dua faktor

yaitu eksternal dan internal, atau faktor luar dan faktor dalam, dimana pada

faktor luar disebabkan oleh kekeringan, penyakit dan keterbatasan nutrisi

mineral, sedangkan faktor dalam disebabkan oleh kompetisi antara daun

muda dengan daun tua.

Mekanisme terjadinya senesen pada Mimosa pudica yang tua akan

mentransfer nutrisinya ke daun yang lebih muda, selanjutnya daun yang

berwarna coklat pada pisang menandakan daun tersebut akan mengalami

absisi atau pengguguran. Absisi merupakan proses lepasnya organ dari

tumbuhan induknya. Senesen pada mimosa pudica merupakan senesen

berurutan.

20

Page 26: Laporan Tetap Mayang Fistum

Gambar morfologi Carica papaya

Minggu, 15 Desember 2013

Pembahasan

Pada pengamatan yang telah dilakukan pada Carica papaya atau

papaya, didapatkan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau muda,

kuning dan coklat, seperti pada gambar daun yang berwarna kuning

menandakan terjadinya senesen atau penuaan pada Carica papaya.

Senesen yang terjadi pada Carica papaya disebabkan oleh 2 faktor yaitu

faktor internal dan ekstenal atau faktor dalam dan luar. Dimana faktor

dalam disebabkan oleh kompetisi antara daun muda dengan daun tua.

Sedangkan faktor luar yaitu disebabkan oleh keterbatasan nutrisi mineral,

penyakit dan kekeringan. Mekanisme terjadinya senesen pada garica

papaya yaitu daun yang tua akan memberikan atau mentransfer nutrisinya

ke daun yang lebih muda, dan kemudian daun yang coklat pada carica

papaya menandakan daun tersebut akan mengalami pengguguran atu

absisi, dan absisi merupakan proses lepasnya organ dari tumbuhan

induknya. Senesen pada pepaya merupakan senesen berurutan.

21

Page 27: Laporan Tetap Mayang Fistum

Gambar morfologi Nicotina tabacum

Minggu, 15 Desember 2013

Pembahasan

Pada pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan pada tumbuhan

Nicotina tabacum atau tembakau, daunnya ad yang berwarna hijau, kuning

dan coklat tua, seperti pada gambar. Daun yang berwarna kuning tersebut

enandakan terjadinya penuaan atau senesen pada Nicotina tabacum.

Senesen yang terjadi pada tembakau dikarenakan oleh faktor luar dan

faktor dalam, faktor luarnya yaitu penyakit, kekeringan, dan keterbatasan

nutrisi mineral. Sedangkan faktor dalamnya disebabkan oleh kompetisi

antara daun muda dan daun tua. Mekanisme terjadinya senesen pada

nicotina tabacum, daun yang tua akan mentransfer nutrisinya kedalam

daun yang lebih muda, selanjutnya daun yang berwarna coklat pada

Nicotina tabacum menandakan daun tersebut akan mengalami

pengguguran atau absisi yaitu proses lepasnyaorgan dari tumbuhan

induknya. Senesen pada Nicotina tabacum merupakan senesen berurutan.

22

Page 28: Laporan Tetap Mayang Fistum

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpukan bahwa:

Untuk tumbuh itu penggunaan pupuk kandang dapat memberikan

tambahan organik, hara, memperbaiki sifat tanah serta mengembalikan

hara yang diangkut oleh hasil panen dan berkembang dengan baik dan

optimal tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) membutuhkan unsur-

unsur esensial dalam jumlah optimal dan juga perawatan terhadap tanaman

tersebut sehingga tanaman tersebut tidak busuk atau bahkan menjadi mati.

B. Saran

1. Saya menyadari laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu

saya mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi

kesempurnaan laporan berikutnya.

2. Saling menyadari kekurangan dari masing-masing mahasiswa terhadap

pemahaman yang belum diketahui sehingga mahasiswa yang sudah paham

dapat memberikan penjelasan kepada yang belum paham untuk menutupi

kekurangan tersebut.

3. Saling menghargai antar sesama mahasiswa karena kita sama-sama belajar

sehingga tidak ada mahasiswa yang merasa didiskriminasi atau merasa

tersinggung terhadap perlakuan mahasiswa yang kurang bersahabat.

23

Page 29: Laporan Tetap Mayang Fistum

DAFTAR PUSTAKA

Salim, Hidayat, Siti Mariam. 2011. Media dan nutria Tanaman. (Online), www.scribd.com/.../Media-Dan-Nutrisi-Tanaman-Ktnt-III-Yg-Sudah-Diperbaiki -), diakses tanggal 12 Januari 2014).

Sasmitamihardja, Dardjat dkk. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Depdikbud. Bandung

Anonim. 2009. Proses senescence. Diakses dari http://totonunsri.blogsome.com/2009/12/proses-senescence. html. Diakses pada tanggal 12 Januari 2014.

24

Page 30: Laporan Tetap Mayang Fistum

LAMPIRAN-LAMPIRAN

25