Upload
septi-andriani
View
35
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PRAKTIKUM BIOKIMIA I
Citation preview
LAPORAN TETAP BIOKIMIA 1
Denaturasi Protein
Nama : Septi Andriani
NIM : 06101181320005
Kelompok : 2
Anggota : 1. Dess Kasturi
2. Eka Ranti Bendari
3.Hasanul Kamil Ridho
4.Nurul Hidayah
5.Yuliana
Dosen Pembimbing : Maefa Eka Haryani., S.Pd.M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
I. Percobaan ke : 2
II. Tanggal Percobaan : 11 September 2015
III. Nama Percobaan : Denaturasi Protein
IV. Tujuan Percobaan :
Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi yang terdapat dalam suatu
protein melalui reaksi reagen.
V. Dasar Teori
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan
polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan
oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Semua protein di dalam semua mahluk, tanpa
memandang fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu
20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara
cukup sederhana protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit
asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-
molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat
berbagai protein dalam jumlah yang hampir tidak terbatas.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis
protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan
(dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein
berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam
amino tersebut (heterotrof).
Protein berasal dari bahasa Yunani protetos yang artinya tempat pertama. Protein
meliputi lebih dari 50% bobot kering sebagian besar sel, dan molekul ini sangat berguna
sebagai alat bantu dalam hampir setiap hal yang dilakukan oleh organisme (Tim Dosen
Biologi, 2012).
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun
hewan.Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah
air.Kira-kira dari 50% berat yang terdiri atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (±7%),
oksigen (±13%) dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%).Ada beberapa protein lainnya
mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi (Sirajuddin, 2012).
Protein merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks.Pada sel hidup, protein
mempunyai dua peran utama, yaitu peran katalitik dan mekanik.Peran katalitik ditunjukkan
oleh enzim, sedangkan peran mekanik ditunjukkan oleh protein otot (Pratiwi, 2007).
Denaturasi protein
Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh
terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu.
Akibat suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologis protein itu. Salah satu faktor
yang menyebabkan denaturasi suatu protein ialah perubahan temperatur. Memasak putih
telur merupakan contoh denaturasi yang tak reversibel. Suatu putih telur adalah cairan tak
berwarna yang mengandung albumin, yakni protein globular yang larut. Pemanasan putih
telur akan mengakibatkan albumin itu membuka lipatan dan mengendap; dihasilkan suatu zat
padat putih.
Perubahan pH juga dapat menyebabkan denaturasi. Bila susu menjadi asam,
perubahan pH yang disebabkan oleh pembentukan asam laktat akan menyebabkan
penggumpalan susu (curdling), atau pengendapan protein yang semula larut. Faktor-faktor
lain yang dapat menyebabkan denaturasi adalah detergen, radiasi, zat pengoksidasi atau
pereduksi (yang dapat mengubah hubungan S – S), dan perubahan tipe pelarut.
Beberapa protein (kulit dan dinding-dalam saluran pencernaan, misalnya) sangat tahan
terhadap denaturasi, sedangkan protein-protein lain sangat peka. Denaturasi dapat bersifat
reversibel jika suatu protein hanya dikenai kondisi denaturasi yang lembut, seperti sedikit
perubahan pH. Jika protein ini dikembalikan ke lingkungan alamnya, protein ini dapat
memperoleh kembali struktur lebih tingginya yang alamiah dalam suatu proses yang disebut
renaturasi. Sayang renaturasi umumnya sangat lambat atau tidak terjadi sama sekali. Salah
satu permasalahan dalam penelitian protein ialah bagaimana mempelajari protein tanpa
merusakkan struktur lebih tingginya (struktur protein tersebut).
Fungsi Biologi Protein
Enzim
Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang
mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim. Reaksi kimia biomolekul organic di dalam sel
dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi
kimia yang berbeda, telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan.
Protein Transport
Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik
dari satu organ ke organ lain Disini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan oksidasi
nutrient yang menghasilkan energi. Plasma darah mengandung lipoprotein, yang membawa
lipid dari hati ke organ yang lain. Protein transport lain terdapat di dalam membrane sel dan
menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrient
lain membrane menuju ke dalam sel.
Protein Nutrien dan Penyimpan
Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari gandum,
jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein protein utama susu
merupakan contoh lain dari protein nutrient. Ferritin jaringan hewan merupakan protein
penyimpan besi.
Protein Kontraktil atau Motil
Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme untuk berkontraksi,
mengubah bentuk, atau bergerak. Aktin dan miosin adalah protein filamen yang berfungsi di
dalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga di dalam banyak sel bukan otot. Contoh lain
adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul. Mikrotubul merupakan komponen penting
dari flagella dan silia yang dapat menggerakkan sel.
Protein Struktural
Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah untuk
memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan tulang
rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang yang amat tinggi.
Protein Pertahanan
Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain atau
melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin atau anti-body pada vertebrata
adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat m,engenali dan mengendapakan
atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan
trombin, merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem
pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga
berfungsi di dalam pertahanan tubuh.
Protein Pengatur
Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini terdapat sejumlah hormone
seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya menyebabkan penyakit
diabetes. Hormone pertumbuhan dari pituary dan hormone paratiroid, yang mengatur
transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang disebut repressor mengatur biosintesa
enzim oleh sel bakteri.
Protein lain
Terdapat banyak protein yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah diklasifikasikan.
Monelin, suatu protein tanaman dari afrika yang mempunyai rasa yang amat manis.
Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisik
tertentu; protein globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai
polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat. Protein
globular biasanya larut di dalam system larutan (air) dan segera berdifusi, hampir semua
mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua enzim merupakan protein globular,
seperti protein transport pada darah, anti-bodi, dan protein penyimpan nutrient. Protein
serabut bersifat tidak larut di dalam air, merupakan molekul serabut panjang, dengan rantai
polipeptida yang memanjang pada satu sumbu, dan tidak berlipat menjadi bentuk globular.
Hamper semua protein serabut memberikan peranan structural atau pelindung. Protein
serabut yang khas adalah α-keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan kolagen dari
urat.
Protein merupakan polipeptida yaitu hasil dari kondensasi dua molekul asam α amino.
Asam amino mengandung gugus amino (-NH2) dan karboksil (-COOH). Gugus karboksil
bersifat asam karena dapat melepas proton (H+), sedangkan gugus amino bersifat basa karena
dapat mengikat proton (H+) membentuk –NH3+. Oleh karena itu, asam amino bersifat amfoter.
Dalam larutan asam amino membentuk ion zwitter (bermuatan ganda).
Struktur Protein
Struktur protein distabilkan oleh 2 macam ikatan yang kuat (peptida dan sulfida) dan
dua macam ikatan yang lemah(hidrogen dan hidrofobik). Ikatan peptida adalah struktur
primer protein yang berasal dari gabungan asam amino L-alfa oleh ikatan alfa-peptida. Bukti
utama untuk ikatan peptida sebagai ikatan struktur primer dituliskan sebagai berikut:
a. Protease adalah enzim yang menghidrolisis protein, menghaslkan polipeptida sebagai
produknya. Enzim ini juga menghidrolisis ikatan peptida protein.
b. Spektrum inframerah protein menunjukkan adanya banyak ikatan peptida
c. Dua protein, insulin dan ribonuklease telah disintesis hanya dengan menggabungkan asam-
asam amino dengan ikatan peptida.
d. Protein mempunyai sedikit gugus karboksil dan gugus amina yang dapat dititrasi.
e. Protein dan polipeptida sintetik bereaksi dengan pereaksi biuret, membentuk warna merah
lembayung. Reaksi ini spesifik untuk 2 ikatan peptida atau lebih.
f. Penyediaan difraksi sinar X pada tingkat kekuatan pisah 0,2mm telah menyajikan
identifikasi ikatan peptida pada protein mioglobin dan hemoglobin. (Winarno, 1997)
Protein Globular
Dalam protein globular, rantai polipeptida berlipat menjadi suatu bentuk globular
yang kompak. Konformasi globular lebih kompleks dibandingkan dengan golongan protein
serat, fungsi biologinya lebih beragam, dan aktivitasnya pun tidak statis, tetapi bersifat
dinamis. Hampir semua dari 2000 atau lebih enzim merupakan protein globular. Protein
globular yang lain berfungsi di dalam transport oksigen, sari makanan dan ion inorganic di
dalam darah; beberapa protein globular bekerja sebagai antibody, yang lain merupakan
hormone dan yang lain lagi sebagai komponen membrane dan ribosom.
VI. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Tabung Reaksi 1. Larutan Albumin 1% - 5%
2. Rak Tabung Reaksi 2. Buffer asetat Ph 4,7 (1M)
3. Beker Gelas 3. HCl 0,1 M
4. Gelas Ukur 4. NaOH 0,1 M
5. Pipet Tetes
6. Water Bath
VII. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini
2. Siapkan tiga buah tabung reaksi
3. Masukkan 9 ml larutan albumin ke dalam masing-masing tabung reaksi
4. Tambahkan 1 ml larutan buffer ke dalam tabung 1
Tambahkan 1 ml larutan HCl ke dalam tabung 2
Tambahkan 1 ml larutan NaOH ke dalam tabung 3
5. Panaskan ketiga tabung tersebut kedala water bath selama 15 menit
6. Setelah 15 menit angkat tabung reaksi, kemudian dinginkan ketiga tabung reaksi
sampai mencapai suhu kamar
7. Setelah benar-benar dingin, tambahkan 10 ml larutan buffer ke dalam tabung 2
dan tabung 3
8. Amati perubahan larutan yang terjadi. Catatlah hasil pengamatan ditabel hasil
pengmatan
9. Lakukan langkah 2-8 untuk larutan protein lainnya yaitu larutan putih telur 1%,
2%, 3%, 4% dan 5%.
VIII. Tabel Hasil Pengamatan
No Larutan yang diuji Hasil Pengamatan
Sebelum
dipanaskan
Setelah dipanaskan Ditambah larutan buffer
1 Larutan Albumin 9 ml +
larutan buffer 1 ml
Bening Bening+endapan putih -
2 Larutan Albumin 9 ml +
larutan HCl 1 ml
Bening Keruh Keruh
3 Larutan Albumin 9 ml +
larutan NaOH 1 ml
Bening Bening Bening + endapan putih
1 Larutan Putih Telur 1% 9
ml + larutan buffer 1 ml
Bening Keruh+endapan putih -
2 Larutan Putih Telur 1% 9
ml + larutan HCl 1 ml
Bening Bening Bening
3 Larutan Putih Telur 1% 9
ml + larutan NaOH 1 ml
Bening Bening Keruh + endapan putih
1 Larutan Putih Telur 2% 9
ml + larutan buffer 1 ml
Bening Keruh+endapan putih -
2 Larutan Putih Telur 2% 9
ml + larutan HCl 1 ml
Bening Bening Bening
3 Larutan Putih Telur 2% 9
ml + larutan NaOH 1 ml
Bening Bening Keruh + endapan putih
1 Larutan Putih Telur 3% 9
ml + larutan buffer 1 ml
Bening Keruh+endapan putih -
2 Larutan Putih Telur 3% 9
ml + larutan HCl 1 ml
Bening Bening Keruh
3 Larutan Putih Telur 3% 9
ml + larutan NaOH 1 ml
Bening Bening Keruh + endapan putih
1 Larutan Putih Telur 4% 9 Bening Keruh+endapan putih -
ml + larutan buffer 1 ml
2 Larutan Putih Telur 4% 9
ml + larutan HCl 1 ml
Bening Bening Keruh
3 Larutan Putih Telur 4% 9
ml + larutan NaOH 1 ml
Bening Bening Keruh + endapan putih
1 Larutan Putih Telur 5% 9
ml + larutan buffer 1 ml
Bening Keruh+endapan putih -
2 Larutan Putih Telur 5% 9
ml + larutan HCl 1 ml
Bening Bening Keruh
3 Larutan Putih Telur 5% 9
ml + larutan NaOH 1 ml
Bening Bening Keruh + endapan putih
IX. Persamaan Reaksi
X. Pembahasan
Pada percobaan kali ini kami melakukan percobaan tentang Denaturasi Protein,
percobaan ini menggunakan bahan seperti larutan albumin dan larutan putih telur 1%-5%.
Kali ini identifikasi protein dengan menggunakan denaturasi protein yaitu terjadi perubahan
struktur protein yang menyimpang dari struktur alamiahnya yang mengakibatkan hilangnya
banyak sifat biologis dari suatu protein. Penyebab terjadinya denaturasi protein adalah
karena adanya perubahan suhu atau pH yang terlalu tinggi atau ekstrim.
Hasil dari percobaan kami menunjukkan bahwa untuk larutan albumin yang
ditambahkan larutan buffer (tabung ke 3) kemudian dipanaskan akan menghasilkan
perubahan yang sangat jelas yaitu larutannya akan menghasilkan endapan putih yang sangat
banyak. Begitu juga untuk larutan putih telur 1%-5% yang ditambahkan larutan buffer, akan
menghasilkan larutan yang keruh yang terdapat endapan putih didalamnya. Endapan putih
yang dihasilkan ini menunjukkan bahwa telah terjadinya denaturasi protein, karena larutan
buffer asetat sangat kuat dalam mempertahankan pH 4,7 sehingga dapat merusak
keseimbangan zwitter ion ke kondisi asam di bawah titik isoelektrik Perubahan struktur yang
diakibatkan proses denaturasi adalah perubahan konfigurasi protein a-heliks menjadi
memanjang. Hal ini disebabkan karena rusaknya ikatan hidrogen dan ikatan nonpolar yang
terjadi pada struktur berlipat dari protein.
Untuk larutan albumin yang ditambahkan dengan larutan HCl juga terjadi perubahan
larutan menjadi keruh, begitu juga setelah ditambahkan buffer asetat larutannya pun tetap
keruh. Untuk larutan putih telur 1%-5% yang ditambahkan larutan HCl tidak terjadi
perubahan, sedangkan ketika telah ditambahkan larutan buffer asetat yang mengalami
perubahan hanya larutan putih telur 3%-5% saja yaitu larutannya berubah menjadi keruh.
Tidak terjadinya perubahan yang jelas dikarenakan HCl yang bersifat asam kuat
menyebabkan pH larutan proteinn menjadi sangat asam.
Sedangkan untuk larutan albumin dan putih telur 1%-5% yang ditambahkan dengan
larutan NaOH juga tidak terjadi perubahan. Tetapi setelah kemudian ditambahkan buffer
asetat terjadi perubahan yang sangat jelas yaitu larutannya keruh dan terdapat endapan putih.
XI. Kesimpulan
1. Setelah diuji Larutan Albumin dan Putih Telur 1%-5% ternyata positif terhadap uji
denaturasi protein
2. Denaturasi protein ini terjadi dikarenakan terjadinya perubahan suhu atau Ph yang
terlalu ekstrim (terlalu asam atau terlalu basa)
3. Dari hasil uji denaturasi ini didapatkan larutannya menjadi keruh dan terdapat
endapan putih
4. Tabung untuk larutan albumin dan putih telur 1%-5% yang hanya ditambahkan
buffer asetat menghasilkan larutan yang keruh dan terdapat banyak endapan
berwarna putih
Tabung untuk larutan albumin dan putih telur 1%-5% yang ditambahkan HCl +
buffer asetat hanya larutannya saja yang menjadi keruh tetapi endapan yang
terbentuk sangatlah sedikit sekali
Tabung untuk larutan albumin dan putih telur 1%-5% yang ditambahkan NaOH +
buffer asetat menghasilkan larutan keruh dan adanya endapan putih yang lebih
banyak dari larutan yang ditambahka dengan HCl.
XII. Daftar Pustaka
Aisya.2011.uji pengendapan protein ; (online)(http://aisyaquaculture.blogspot.com
/2011/10/uji-pengendapan-protein-oleh-logam.html ),diakses pada tanggal 16
September 2015
Nurbi.2010.Uji protein;(online) http://nurbio08uh.blogspot.com/ pada tanggal 16 September
2015
Sukaryawan, Made dan Desi. 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia I. Indralaya : Unsri
XIII. Lampiran