30
LAPORAN STUDI KASUS Pasien Lansia dengan Status Gizi Kurang (underweight) dan Patah Tulang Kaki TOPIK 1 : Terapi Gizi Medis (TGM) Dan Asuhan Gizi Terpadu Disusun oleh : Kelompok III 1. Agriani D.B Sowa (2010-21-001) 2. Glortiana Seran (2010-21-006) 3. Lely Simaremare (2010-21-)

Laporan Studi Kasus Dietetika Topik i Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dietetik

Citation preview

LAPORAN STUDI KASUS

LAPORAN STUDI KASUS

Pasien Lansia dengan Status Gizi Kurang (underweight) danPatah Tulang Kaki TOPIK 1 : Terapi Gizi Medis (TGM) Dan Asuhan Gizi Terpadu

Disusun oleh :

Kelompok III

1. Agriani D.B Sowa (2010-21-001)2. Glortiana Seran (2010-21-006)3. Lely Simaremare (2010-21-)Program Studi S1 Ilmu Gizi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint CarolusJakarta

2012BAB I

ASSESSMENT

A. GAMBARAN UMUM PENYAKIT

Patah tulang kaki atau dalam istilah kesehatan fraktur tulang kaki. Patah tulang kaki merupakan retakan kecil di dalam tulang yang terjadi karena benturan jangka panjang yang berlebihan. Penyebab fraktur tulang yang paling sering adalah trauma. Patah tulang yang dialami oleh pasien merupakan akibat dari cedera, yaitu kecelakan yang terjadi 2 hari yang lalu. B. IDENTITAS PASIENPasien berjenis kelamin laki-laki, nama Bapak X, berusia 50 tahun. Dilihat dari fisik, pasien terkesan kurang gizi.C. DATA SUBJEKTIF

1. Data Riwayat Nutrisi (Dahulu dan Sekarang)

Dahulu : Tidak Diketahui

Sekarang : Tidak Diketahui2. Data Riwayat Penyakit (Dahulu dan Sekarang)

Dahulu : Tidak Diketahui

Sekarang : Patah tulang kakiD. DATA SOSIAL EKONOMI

Tidak DiketahuiE. DATA OBJEKTIF

1. Antropometri

Tidak diketahui

2. Fisik/Klinis

Tidak Diketahui

3. Data Laboratorium

Tidak DiketahuiF. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari data data pasien tersebut, identifikasi masalah yang dapat ditarik adalah:

1) UnderweightBerdasarkan pengamatan secara fisik,pasien terlihat gizi kurang. Sehingga dapat dikategorikan bahwa pasien underweight

2)Patah tulang kaki

Berdasarkan data medis ,pasien mengalami patah tulang kaki akibat kecelakaan.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAI. Gizi Kurang Pada LansiaGizi kurang terjadi apabila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan - kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan rentan terkena berbagai infeksi.Faktor faktor yang menyebabkan gizi kurang pada lansia:

1) Perubahan fisiologis pada lansia ,terutama :

a. Perubahan pada panca indera terutama rasaSekresi saliva berkurang mengakibatkan pengeringan rongga mulut. Papil-papil pada permukaan lidah mengalami atrofi sehingga terjadi penurunan sensitivitas terhadap rasa terutama rasa manis dan asin. Keadaan ini akan mempengaruhi nafsu makan, dan dengan demikian asupan gizi juga akan terpengaruh.

b. EsofagusLapisan otot polos esofagus dan sfingter gastro esofageal mulai melemah yang akan menyebabkan gangguan kontraksi dan refluk gastrointestinal spontan sehingga terjadi kesulitan menelan dan makan menjadi tidak nyaman.

c. LambungPengosongan lambung lebih lambat, sehingga orang akan makan lebih sedikit karena lambung terasa penuh, terjadilah anoreksia. Penyerapan zat gizi berkurang dan produksi asam lambung menjadi lebih sedikit untuk mencerna makanan.

d. TulangKepadatan tulang akan menurun, dengan bertambahnya usia. Kehilangan massa tulang terjadi secara perlahan pada pria dan wanita dimulai pada usia 35 tahun yaitu usia dimana massa tulang puncak tercapai. Dampaknya tulang akan mudah rapuh (keropos) dan patah, mengalami cedera, trauma yang kecil saja dapat menyebabkan fraktur.e. OtotPenurunan berat badan sebagai akibat hilangnya jaringan otot dan jaringan lemak tubuh. Presentasi lemak tubuh bertambah pada usia 40 tahun dan berkurang setelah usia 70 tahun. Penurunan Lean Body Mass ( otot, organ tubuh, tulang) dan metabolisme dalam sel-sel otot berkurang sesuai dengan usia.

f. GinjalFungsi ginjal menurun sekitar 55% antara usia 35 80 tahun. Banyak fungsi yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorbsi oleh ginjal.

g. Jantung dan Pembuluh darahPerubahan yang terkait dengan ketuaan sulit dibedakan dengan perubahan yang diakibatkan oleh penyakit. Pada lansia jumlah jaringan ikat pada jantung (baik katup maupun ventrikel) meningkat sehingga efisien fungsi pompa jantung berkurang. Pembuluh darah besar terutama aorta menebal dan menjadi fibrosis. Pengerasan ini, selain mengurangi aliran darah dan meningkatkan kerja ventrikel kiri,juga mengakibatkan ketidakefisienan baroreseptor (tertanam pada dinding aorta, arteri pulmonalis, sinus karotikus). Kemampuan tubuh untuk mengatur tekanan darah berkurang.

h.Paru-paruElastisitas jaringan paru dan dinding dada berkurang,kekuatan kontraksi otot pernapasan menurun sehingga konsumsi oksigen akan menurun pada lansia.Perubahan ini berujung pada penurunan fungsi paru.

i. Kelenjar endokrinTerjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah sekresi,respon terhadap stimulasi serta struktur kelenjar endokrin.

j. Fungsi imunologikPenurunan fungsi imunologik sesuai dengan umur yang berakibat tingginya kemungkinan terjadinya infeksi dan keganasan. Ada kemungkinan jika terjadi peningkatan pemasukan vitamin dan mineral termasuk zinc, dapat meniadakan reaksi.2) Faktor stress yang dialami oleh lansia

Pada umumnya lansia akan cenderung menagalami stress diakibatkan karena hidup sendiri (yang tidak hidup di panti werda dan merasa dirinya sehat ) dan juga masalah serta morbiditas (tidak bisa melakukan kegiatannya sendiri).Diet untuk lansia dengan status gizi kurang (underweight)1. Menciptakan pola makan yang baik untuk lansia. Pola makan yang baik merupakan pola makan yang teratur dan sesuai dengan kebutuhan akan zat gizi pada lansia.

2. Memperkuat daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, para lansia dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan, seperti vitamin E,B6,dan Zn. Contoh dari bahan makanan tersebut antara lain sayuran berdaun hijau, makanan laut, daging tidak berlemak, margarine atau minyak tumbuhan.

3. Mencegah tulang menjadi keropos dan mengerut. Karena itu para lansia dianjurkan untuk menyantap makanan yang banyak mengandung vitamin D. Pada pertengahan usia 30-an tulang mulai kehilangan mineral pembangun tulang,terutama kalsium. Pada usia 60 tahun kemampuan penyerapan kalsium menurun secara mencolok. Makanan yang kaya akan kalsium adalah sayuran berdaun hijau, susu , dan juga olahan susu. Yang perlu diingat bahwa vitamin D membantu penyerapan kalsium.

4. Selalu memastikan bahwa saluran pencernaan tetap aktif,aktif dan teratur. Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang kaya akan serat. Makanan yang kaya akan serat adalah bebijian, jeruk dan sayuran berdaun hijau tua.

5. Lansia sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C,E dan ( karaten (antioksidan) untuk mencegah terjadinya katarak dan membantu dalam proses penglihatan yang baik. Contoh bahan makanan tersebut ialah sayuran berwarna kuning dan hijau, wortel, jeruk sitrun dan buah lain.

6. Membatasi penggunaan garam dan makanan asin.7. Membuat makanan yang lunak dan selalu bervariasi.

8. Perbanyak asupan serat dari sayur agar pencernaan lancar dan juga terhindar dari sembelit.

9. Memperhatikan porsi makan, makan dengan jumlah kecil tapi sering untuk mencukupi akan kebutuhan zat gizi pada lansia.

10. Perbanyak minum air untuk memperlancar sisa makanan. Konsumsi air sebanyak 1- 1,5 liter perhari.II. Patah Tulang Kaki/Fraktur Tulang Kaki

Patah tulang kaki karena tekanan (stress fracture) adalah retakan kecil di dalam tulang yang seringkali terjadi karena benturan jangka panjang yang berlebihan. Tulang yang paling sering terkena adalah tulang pada 3 jari kaki yang di tengah. Tulang metatarsal dari ibu jari kaki relatif kebal terhadap cedera karena kuat dan ukurannya lebih besar; sedangkan tulang metatarsal dari kelingking kaki biasanya terlindung karena tekanan terbesar disalurkan ke ibu jari dan jari di sebelahnya.Penyebab

Penyebab fraktur tulang yang paling sering adalah trauma. Beberapa faktur dapat terjadi setelah trauma minimal atau tekanan ringan apabila tulang lemah. Hal ini yang disebut dengan fraktur patologis. Fraktur ini sering terjadi pada lansia yang osteoporosis atau individu yang mengalami tumor tulang, infeksi, dan penyakit lain.

Fraktur stres ( atau dapat disebut fraktur keletihan / fatigue fracture ) dapat terjadi pada tulang normal akibat stress tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. Faktor stres dapat terjadi pada tulang yang lemah sebagai respons terhadap peningkatan level aktivitas yang hanya sedikit. Individu yang mengalami fraktur stres harus didorong untuk mengikuti diet sehat-tulang dan diskrining untuk mengetahui penurunan dentitas tulang.

Selain itu sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:

- Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang

- Usia penderita

- Kelenturan tulang

- Jenis tulang.Gejala

Nyeri merupakan gejala yang sangat nyata. Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya makin lama makin memburuk, bila tulang yang fraktur digerakkan. Menyentuh daerah di sekitar patah tulang juga bisa menimbulkan nyeri. Alat gerak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga penderita tidak dapat menggerakkan lengannya, berdiri diatas satu tungkai atau menggenggam dengan tangannya. Darah bisa merembes dari tulang yang patah (kadang dalam jumlah yang cukup banyak) dan masuk kedalam jaringan di sekitarnya atau keluar dari luka akibat cedera.

Diagnosa

Foto rontgen biasanya bisa menunjukkan adanya patah tulang. Kadang perlu dilakukan CT scan atau MRI untuk bisa melihat dengan lebih jelas daerah yang mengalami kerusakan. Jika tulang mulai membaik, foto rontgen juga digunakan untuk memantau penyembuhan.

Pengobatan

Tujuan dari pengobatan adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel sebagaimana mestinya. Proses penyembuhan memerlukan waktu minimal 4 minggu, tetapi pada usia lanjut biasanya memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah sembuh, tulang biasanya kuat dan kembali berfungsi.

Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk membatasi pergerakan. Dengan pengobatan ini biasanya patah tulang selangka (terutama pada anak-anak), tulang bahu, tulang iga, jari kaki dan jari tangan, akan sembuh sempurna. Patah tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh digerakkan (imobilisasi).

Imobilisasi bisa dilakukan melalui:

1. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.2. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah3. Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama untuk patah tulang pinggul.4. Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang. Merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang pinggul dan patah tulang disertai komplikasi.

Imobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani terapi fisik. Terapi dimulai pada saat imobilisasi dilakukan dan dilanjutkan sampai pembidaian, gips atau traksi telah dilepaskan. Pada patah tulang tertentu (terutama patah tulang pinggul), untuk mencapai penyembuhan total, penderita perlu menjalani terapi fisik selama 6-8 minggu atau kadang lebih lama lagi.Diet untuk pasien patah tulang

Diet untuk pasien patah tulang antara lain yaitu memperhatikan konsumsi dan asupan protein hewani serta nabati ,kalsium,serta vitamin D. Dalam hal ini pasien bisa diberikan ikan gabus yang membantu proses penyembuhan luka, susu, kacang-kacangan, sayuran hijau agar dapat mengganti kerusakan sel dan tulang yang terjadi akibat cedera. Selain diet makanan , penderita patah tulang juga sebaiknya melakukan terapy jalan agar dapat membantu proses penyembuhan. BAB III

DIAGNOSIS GIZI

A. DIAGNOSIS GIZI

NC-3.1 (Under Weight)Low body weight compared to established reference standards or recommendations. Defenitions : Lower intake of fluid-containing food or subtances compared to established reference standards or recommendations based on physiological needs.Problem :

Underweight/gizi kurangEtiology : -Kurangnya asupan makanan yang sehat dan bergizi -Cedera karena kecelakaan

Signs : Secara fisik pasien terlihat kurang gizi (underweight)

B. PEMBAHASAN DIAGNOSIS GIZI

Diagnosa yang diambil untuk pasien X adalah under weight. Berat badan yang dimiliki oleh pasien tidak sebanding dengan berat badan yang standar atau normal yang telah ditentukan. Hal ini yang menyebabkan secara fisik pasien terlihat sangat kurus ketika masuk ke RS. Selain itu juga pasien mengalami cedera patah tulang kaki karena kecelakaan.Hal ini termasuk dalam etiologi yang menyebabkan pasien underweight. Dengan adanya stress fisik pasien tidak memiliki selera makan.BAB IV

PERENCANAAN INTERVENSI GIZI DAN EDUKASI

A. TERAPI DIET

1. Bentuk Makanan

Makanan biasaPasien lansia diberikan makanan biasa, karena pasien tidak memiliki gangguan pada sistem pencernaan.Dan juga tidak terdapat data yang menyebutkan pasien mengalami keadaan khusus yang menyebabkan pasien tidak bisa mengkonsumsi makanan biasa. Dari kasus dan data yang didapat ,pasien hanya mengalami underweight dan patah tulang kaki. Sehingga, pasien masih bisa mengonsumsi makanan biasa.

2. Cara Pemberian

Oral; makanan diberikan melalui mulut.Pasien diberikan makanan secara oral karena pasien hanya mengalami status gizi kurang dan juga patah tulang kaki. B. TUJUAN DIET

Memberikan makanan yang adekuat untuk :

Mencukupi kebutuhan Energi, Protein, Lemak,dan Karbohidrat dengan memperhatikan kondisi pasien yang mengalami status gizi kurang (underweight) sehingga pasien bisa kembali ke status gizi yang normal sesuai dengan usianya (lansia) sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Memulihkan kondisi pasien yang mengalami patah tulang kaki sehingga bisa ke kondisi yang semula (normal) dengan diet yang meningkatkan konsumsi vitamin D, serta kalsium agar dapat membantu proses perbaikan sel dan tulang yang rusak akibat cedera.C. PRINSIP DIET

Energi yang diberikan sesuai dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi ) laki laki berumur 50 tahun yaitu 2250 kalori. Protein diambil persantase dari PUGS sebesar 20% dari kebutuhan Energi/hari agar dapat membantu proses penyembuhan luka. (Diutamakan protein dari hewani seperti ikan agar dapat membantu proses penyembuhan luka) P= 112,5 gram Lemak , diambil persentase dari PUGS yaitu 15% dari kebutuhan Energi total,sebagai cadangan Energi. (Diutamakan Lemak tak jenuh) L=37,5 gram Karbohidrat, diambil persentase PUGS yaitu 65 % dari kebutuhan energi.Digunakan sebagai sumber energi utama agar protein tidak dipecah menjadi energi KH =414,37 gram Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan AKG,diutamakan sumber kalsium dan vitamin D agar dapat mencukupi serta memenuhi kebutuhan lansia dan juga dapat membantu proses penyembuhan sel dan tulang yang rusak akibat cedera. D. SYARAT DIET

Makanan biasa

Membatasi penggunaan garam natrium Batas penggunaan garam dalam sehari adalah 6 gram. Membatasi penggunaan garam pada lansia untuk menjaga kesehatan peredaran darah agar tidak terserang hipertensi atau tekanan darah tinggi Porsi kecil tapi sering.Menggunakan porsi makan ini agar dapat mencukupi kebutuhan energi,karbohidrat,protein dan lemak dalam sehari.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Antropometri:

BB diukur tiap 3 hari,target Berat Badan normal dalam seminggu dengan penambahan 3 kg perminggu hingga mencapai berat badan yang normal yaitu 62 kg. Asupan makanan

-Recall 24 jam,evaluasi sisa makanan,setiap hari.

-Target intake 24 jam terpenuhi sesuai kebutuhan. Clinic :

Dilakukan foto roentgen secara berkala (seminggu sekali) agar dapat memantau penyembuhan dan pembentukan tulang yang mengalami cedera.

Edukasi:

Evaluasi Hasil EdukasiKriteria MonevYang DiukurMetode PengukuranIndikator Keberhasilan & Target Waktu Pencapaian

1. AntropometriBerat Badan Menggunakan timbanganDalam 1 minggu ditargetkan adanya kenaikan BB sebanyak 3 kg hingga mencapai BB normal yaitu 62 kg.

2. ClinicKepadatan dan bentuk tulang kakiRoentgenSeminggu sekali hingga tulang kaki yang cedera sembuh

3. DieteryRecall 24 jamEvaluasi sisa makananTarget intake 24 jam terpenuhi sesuai kebutuhan.

F. TERAPI EDUKASI

Tujuan :

Agar pasien & keluarga :

1.Mengerti & memahami tentang makanan sehat serta jumlah yang dibutuhkan yang sesuai dengan kebutuhan agar dapat mengembalikan kondisi pasien ke keadaan yang normal.

2.Pasien dapat memilih bahan makanan yang baik dan tepat yang sesuai dengan kesehatannya.

Sasaran :

Pasien dan Keluarga

Tempat:

Rawat inap/poli gizi

Metoda:

Penyuluhan individu dan tanya jawab

Alat Bantu:

1)Leaflet

2)Food model& Timbangan Gizi (Bila Dilakukan di Poli Gizi) Materi:

1)Makanan Lansia Sehat BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A . KESIMPULANGizi kurang terjadi apabila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan gizi kurang pada lansia antara lain yang pertama adalah perubahan fisiologis pada lansia (perubahan pada panca indera terutama rasa; lapisan polos esofagus yang menipis ; produksi asam lambung yang menurun; kepadatan tulang yang menurun; hilangnya jaringan otot dan jaringan lemak tubuh; fungsi ginjal yang mengalami kemunduran; jumlah jaringan ikat pada jantung ,baik katup maupun ventrikel meningkat; elastisitas jaringan paru dan dinding dada berkurang,kekuatan kontraksi otot pernapasan menurun sehingga konsumsi oksigen akan menurun pada lansia; terjadi perubahan dalam kecepatan dan jumlah sekresi; fungsi imunologik). Yang kedua adalah faktor stress yang dialami oleh lansia.

Patah tulang kaki karena tekanan (stress fracture) adalah retakan kecil di dalam tulang yang seringkali terjadi karena benturan jangka panjang yang berlebihan. Penyebab fraktur tulang yang paling sering adalah trauma. Beberapa faktur dapat terjadi setelah trauma minimal atau tekanan ringan apabila tulang lemah. Fraktur stres ( atau dapat disebut fraktur keletihan / fatigue fracture ) dapat terjadi pada tulang normal akibat stress tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. Faktor stres dapat terjadi pada tulang yang lemah sebagai respons terhadap peningkatan level aktivitas yang hanya sedikit. Selain itu , sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang; usia penderita; kelenturan tulang ; jenis tulang.

Gejala umum pada fraktura adalah nyeri. Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya makin lama makin memburuk, bila tulang yang fraktur digerakkan. Menyentuh daerah di sekitar patah tulang juga bisa menimbulkan nyeri. B. SARAN1. Menciptakan pola makan yang baik untuk lansia. Pola makan yang baik merupakan pola makan yang teratur dan sesuai dengan kebutuhan akan zat gizi pada lansia. 2. Memperkuat daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, para lansia dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan, seperti vitamin E,B6,dan Zn. Contoh dari bahan makanan tersebut antara lain sayuran berdaun hijau, makanan laut, daging tidak berlemak, margarine atau minyak tumbuhan.3. Mencegah tulang menjadi keropos dan mengerut. Karena itu para lansia dianjurkan untuk menyantap makanan yang banyak mengandung vitamin.

4. Pada pertengahan usia 30-an tulang mulai kehilangan mineral pembangun tulang,terutama kalsium. Pada usia 60 tahun kemammpuan penyerapan kalsium menurun secara mencolok. Makanan yang kaya akan kalsium adalah sayuran berdaun hijau, susu , dan juga olahan susu. Yang perlu diingat bahwa vitamin D membantu penyerapan kalsium.5. Selalu memastikan bahwa saluran pencernaan tetap aktif,aktif dan teratur. Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang kaya akan serat. Makanan yang kaya akan serat adalah bebijian, jeruk dan sayuran berdaun hijau tua.

6. Lansia sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C,E dan ( karaten (antioksidan) untuk mencegah terjadinya katarak dan membantu dalam proses penglihatan yang baik. Contoh bahan makanan tersebut ialah sayuran berwarna kuning dan hijau, wortel, jeruk sitrun dan buah lain.

7. Membatasi penggunaan garam dan makanan asin.8. Membuat makanan yang tidak terlalu keras dan selalu bervariasi.

9. Perbanyak asupan serat dari sayur agar pencernaan lancar dan juga terhindar dari sembelit.

10. Memperhatikan porsi makan, makan dengan jumlah kecil tapi sering untuk mencukupi akan kebutuhan zat gizi pada lansia.

11. Perbanyak minum air untuk memperlancar sisa makanan. Konsumsi air sebanyak 1- 1,5 liter perhari.12. Melakukan terapi ringan untuk memulihkan fraktur tulang kaki. Dilakuakn dibawah pengawasan tim medis.DAFTAR PUSTAKA_______._____.Gejala Patah Tulang Kaki Karena Tekanan (Stress Fracture). http://www.spesialis.info. Diunduh pada tanggal 07 April 2012

Almatsier, Sunita.2010.Penuntun Diet.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama American Dietetic Association.2008.International Dietetics And Nutrition Terminology (IDNT) Reference ManualCorwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi.Jakarta : EGC

Putri, Martha Gustia.2012.Kurangi Garam Rahasia Hidup Sehat Lebih Lama. www.health.okezone.com.Diunduh pada 12 April 2012Yulia,Cica._____. Gizi Seimbang Lansia. www. file.upi.edu. Diunduh pada tanggal 06 April 2012

LAMPIRAN I

NUTRITION CARE PROCESS/PAGT

Nama : Bapak X

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 50 tahun

Register : -AssementDiagnosis Gizi ( PES)IntervensiRencana Mon-Ev

Data DasarIdentifikasi MasalahTerapi DietTerapi Edukasi

Keluhan Utama :

Pasien dirawat di rumah sakit karena mengalami kecelakaan yang menyebabkan patah tulang kaki, dan juga kurang gizi.

A. AntropometriTidak diketahui

B. Biochemichal/Data Lab

Tidak diketahuiC. Clinic (Fisik/Klinis)

Fisik : Terkesan kurang gizi

D. Diagnosis Medik

Dx : Patah tulang kaki

D. Dietery History

a.Riwayat Gizi DahuluTidak Diketahui

b.Riwayat Gizi Sekarang

Tidak Diketahui

D. Drugs

Tidak DiketahuiE. Enviroument/etc

Tidak Diketahui

Underweight

Patah tulang kaki NC- 3.1Under Weight

Low body weight compered to established refernce standards or recommendati-on

Tujuan Diet :

Memberikan makanan yang adekuat untuk :

1. Mencukupi kebutuhan Energi,Protein,Lemak,dan Karbohidrat dengan memperhatikan kondisi pasiensehingga pasien bisa kembali ke status gizi yang normal sesuai dengan usianya (lansia) sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.2.Memulihkan kondisi pasien yang mengalami patah tulang kaki sehingga bisa ke kondisi yang semula (normal) dengan diet yang meningkatkan konsumsi vitamin D, serta kalsium agar dapat membantu proses perbaikan sel dan tulang yang rusak akibat cedera.Prinsip Diet : Energi Diberikan (AKG=2250Protein Tinggi, yaitu 20% dari kebutuhan Energi/hari agar dapat membantu proses penyembuhan luka. Diutamakan protein dari heewani P= 112,5 gram

Lemak cukup.Yaitu 15% dari kebutuhan Energi total,sebagai cadangan Energi. Diutamakan Lemak tak jenuh

L=37,5 gram

KH diberikan 65 % dari kebutuhan energi.Digunakan sebagai sumber energi utama agar protein tidak dipecah menjadi energi

KH =414,37 gram

Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan AKG,diutamakan sumber kalsium dan vitamin DTujuan :

Agar pasien & keluarga :

1.Mengerti & memahami tentang makanan sehat serta jumlah yang dibutuhkan yang sesuai dengan kebutuhan agar dapat mengembalikan kondisi pasien ke keadaan yang normal.

2.Pasien dapat memilih bahan makanan yang baik dan tepat yang sesuai dengan kesehatannya.

Sasaran :

Pasien dan Keluarga

Tempat:

Rawat inap/poli gizi

Metoda:

Penyuluhan individu dan tanya jawab

Alat Bantu:

Leaflet

Food model& Timbangan Gizi

(Bila Dilakukan di Poli Gizi)

Materi:

Makanan Lansia Sehat

Antropometri:

BB diukur tiap 3 hari,target Berat Badan normal dalam seminggu dengan penambahan 3 kg perminggu hingga mencapai berat badan yang normal yaitu 62 kg. Clinic :

Dilakukan foto roentgen secara berkala (seminggu sekali) Asupan makanan

Recall 24 jam,evaluasi sisa makanan,setiap hari.

Target intake 24 jam terpenuhi sesuai kebutuhan

Edukasi:

Evaluasi Hasil Edukasi

PAGE 17