Laporan Studi Kasus

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Studi Kasus

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-F SMP RSBI NEGERI 1 BATU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Praktik Pengalaman Lapangan Semester Ganjil 2011/2012

Oleh Fitri Eka Rahmawati 08320064

JURUSAN MATEMATIKA DAN KOMPUTASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011

KATA PENGANTAR

Segala puji dan puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kenikmatan, rizki, dan segalanya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya-pengikutnya yang telah membawa kita ke jalan yang lurus, yakni Dinul Islam. Dalam penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan motivasi dari berbagai pihak oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Fauzan selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; 2. DR. Rr. Eko Susetyarini, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan Universitas Muhammadiyah Malang; 3. Drs. Barokah Santoso, M.Ed selaku kepala SMP RSBI Negeri I Batu; 4. Dra. Fatmawati selaku kepada bidang kurikulum; 5. Kantiningrum, S.Pd selaku konselor yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada praktikan dalam menyelesaikan studi kasus ini; 6. Segenap tenaga pendidik dan kependidikan SMP RSBI Negeri I Batu yang telah membantu kelancaran PPL; 7. Siswa yang telah bersedia menjadi klien, sehingga studi kasus ini dapat terselesaikan;

8. Rekan-rekan PPL semester gasal tahun pelajaran 2011/2012 di SMP RSBI Negeri I Batu yang telah memberikan dukungan dan kerja samanya dengan baik selama pelaksanaan PPL. Penulis sadar masih terdapat banyak kekurangan yang tidak disadari dalam pembuatan laporan ini, oleh karena itu penulis sangat berterima kasih dan menunggu adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis ucapkan selamat membaca dan mempelajari laporan ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Batu, 12 November 2011

Praktikan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL Hal

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4 C. Tujuan Studi Kasus ..................................................................... 4 D. Manfaat Studi Kasus .................................................................. 5 E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 6 F. Konfidensial ............................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 9 A. Pembelajaran Matematika ........................................................... 9 1. Pengertian Belajar .................................................................. 9 2. Pengertian Mengajar .............................................................. 10 3. Pengertian Matematika........................................................... 10 4. Pengertian Belajar Matematika .............................................. 11 5. Prinsip-prinsip Pembelajaran ................................................. 11 B. Pengertian Motivasi Belajar ......................................................... 12 C. Model Pembelajaran..................................................................... 13 D. Metode Cooperative Script .......................................................... 13 1. Pengertian Metode ................................................................. 13 2. Pengertian Metode Cooperative Script .................................. 14 3. Langkah langkah dari Metode Cooperative Script ............. 15 4. Ciri-ciri Pembelajaran Cooperative Script ............................. 15 5. Kelebihan dan Kekurangan Dari Metode Ccooperative Script .................................................. 16 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 17 A. Rancangan Penelitian ................................................................... 17 1. Prosedur Penelitian ................................................................. 17

2. Tindakan (Action) ................................................................. 17 3. Observasi ................................................................................ 18 4. Refleksi................................................................................... 18 B. Lokasi, Waktu Dan Objek Penelitian ........................................... 18 C. Langkah-langkah Studi Kasus...................................................... 19 D. Teknik Analisis Data .................................................................... 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 22 A. Hasil .............................................................................................. 22 1. Data kelas VIII F ................................................................... 22 2. Data Klien ............................................................................. 22 a. Identitas Siswa........................................................... 23 b. Identitas Ayah............................................................ 23 c. Identitas Ibu ............................................................... 23 d. Gambaran Tentang Siswa Kasus ............................... 24 B. Pembahasan...................................................................................24 1. Analisis ................................................................................... 24 a. Penyelidikan Prestasi Belajar..................................... 24 b. Kegiatan dan Belajar Siswa ........................................ 26 c. Problem Checklist ...................................................... 27 d. Wawancara ................................................................. 29 e. Hubungan Siswa dengan Teman-teman Siswa ........... 30 2. Sintensis.................................................................................. 30 3. Diagnosis ................................................................................ 31 4. Prognosis ................................................................................ 33 5. Treatment ................................................................................ 34 6. Follow Up ............................................................................... 36 BAB V PENUTUP ........................................................................................ 39 A. Kesimpulan .................................................................................. 39 B. Saran ............................................................................................. 40 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 42 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat penting bagi masyarakat, bertujuan mengantarkan peserta didik kepada pendidikan dan cita-cita yang diharapkan. Sekolah merupakan tempat yang berfungsi untuk mencerdaskan, mendidik, dan mengarahkan intelektual dan sikap siswa dalam perkembangannya. Sebagai guru yang profesional harus memiliki beberapa karakter yang menunjang dalam membimbing siswa, yaitu sebagai fasilitator mengarahkan dan membentuk pembentukan kepribadian siswa menjadi lebih baik dan terarah. Adapun pihak yang mendukung dan berperan dalam pelaksanaan bimbingan belajar diantaranya adalah Kepala sekolah, guru BK, wali kelas, orang tua dan siswa itu sendiri. Kedua pihak tersebut saling bekerjasama agar dalam pencapaian belajar siswa dapat tercapai dan terencana dengan baik. Maka dari itu tujuan dari kegiatan bimbingan dan konseling adalah memberikan bantuan kepada klien dalam mencapai penyesuaian diri dan lingkungannnya agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Dalam usaha bantuan yang diberikan kepada siswa, konselor diharapkan dapat menguasai teknik konseling. Salah satu teknik yang digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah klien adalah studi kasus.

Siswa merupakan objek yang memiliki berbagai macam karakter dan masalah yang kompleks. Untuk itu guru harus mengetahui dan dapat mendeteksi dari perbedaan tersebut. Hal ini bertujuan supaya guru tidak hanya mengajarkan materi saja, melainkan membantu siswa untuk dapat belajar dengan baik, serta dapat menyelesaikan masalah siswa. Seorang guru dalam memberikan bantuan kepada siswa harus memperhatikan aspek-aspek yang ada pada pribadi siswa tersebut, antara lain kematangan, bakat, kemampuan, lingkungan, dan sebagainya agar siswa yang diberi bantuan tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya secara tepat. Berbagai permasalahan yang sering dihadapi siswa, antara lain a. kesulitan dalam menghilangkan rasa malas belajar, b. kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, dan c. kebiasaan buruk, misalnya menyontek atau mengajak berbicara temannya dalam proses belajar mengajar yang sering dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Pada kenyataannya siswa sering kali sulit untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Oleh karena itu, seorang guru selain bertugas sebagai pengajar dan pendidik, hendaknya juga berperan sebagai pembimbing. Sehubungan dari uraian di atas, sebagai calon guru sangat penting untuk mengetahui dan mempelajari studi kasus siswa, dengan memberikan bimbingan sebagai upaya pemberian bantuan pemecahan masalah yang sedang

dihadapi siswa secara efektif. Sehingga diharapkan proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Selain itu, peserta didik juga diharapkan mampu mengarahkan dirinya untuk bertindak wajar sesuai dengan lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Bertolak dari hal tersebut, calon guru yang akan berperan dalam dunia pendidikan di lapangan harus memiliki bekal pengetahuan dan dasar-dasar layanan bimbingan siswa secara teoritis maupun praktis. Oleh karena itu, dalam rangka Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa sebagai calon guru perlu diberikan latihan praktis memberikan usaha layanan bimbingan siswa disamping latihan mengajar. Berkaitan dengan kasus permasalahan yang dihadapi siswa, maka praktikan akan mengangkat salah satu siswa yang menunjukkan sebagai pribadi yang memiliki sifat malas, dan cuek terhadap mata pelajaran matematika. Misalnya, siswa terlihat malas mengerjakan tugas yang diberikan dan siswa sering berbicara dengan teman-teman sebangkunya. Kadang siswa mengerjakan tugasnya, tapi dia terlambat mengumpulkan. Akibatnya pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak dapat diterima dengan baik. Dari permasalahan ini dapat digunakan metode cooperative script untuk peningkatan motivasi belajar siswa. Dengan adanya fenomena tersebut penulis selaku praktikan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) yang berperan sebagai guru juga bertanggung jawab untuk mencari penyelesaiannya, sehingga penulis melakukan studi kasus dengan mengambil judul : Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan

Metode Cooperative Script Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas VIII-F SMP RSBI Negeri 1 Batu Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode cooperative script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian peran sebagai pembicara atau pendengar dalam mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajarinya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat di rumuskan adalah Bagaimanakah melalui metode cooperative script dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di kelas VIII-F SMP RSBI Negeri I Batu?. C. Tujuan Studi Kasus Tujuan dari studi kasus kepada siswa dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus yaitu: 1. Tujuan Umum a. Untuk mengenal latar belakang pribadi siswa yang mengalami kesulitan belajar serta memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebab dan penetapan kemungkinan

pemecahannya, baik cara pencegahan maupun penyembuhannya. b. Membantu siswa mengenal bakat, minat dan kemampuannya serta memilih dan menyesuaikan siswa didik dengan kesempatan pendidikan dan untuk merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

c. Membantu siswa dalam memahamkan diri dan mampu memecahkan segala permasalahan secara efisien serta mendewasakan berfikir siswa. 2. Tujuan Khusus a. Membantu siswa agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa kasus yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya. b. Membantu siswa dalam mencapai prestasi yang optimal, tidak hanya nilai raport tetapi juga nilai ulangan dan tugas yang lain. c. Membantu dalam mengatasi kesulitan belajar dan hubungan sosial. d. Membantu siswa untuk memcahkan segala permasalahan dan memberikan alternatif pemecahannya dengan baik D. Manfaat Studi Kasus Pentingnya manfaat studi kasus kesulitan belajar bidang studi bagi pihak-pihak yang bersangkutan yaitu: 1. Bagi siswa a. Membantu siswa dalam mengenal diri sendiri b. Menentukan arah dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan yang diharapkan c. Memahami dan menerima dirinya. 2. Bagi guru BK Guru BK akan membantu dalam mengetahui siswa-siswa yang bermasalah dan berkasus. 3. Bagi guru praktikan (guru PPL)

Menambah pengetahuan dibidang layanan bimbingan siswa dengan mengidentifikasikan masalah sampai pemberian alternatif pemecahannya. Hal ini penting, sebagai persiapan dalam profesinya kelak bila sudah terjun dalam dunia pendidikan, khususnya sebagai guru. 4. Orang tua siswa a. Membantu orang tua dalam memahami serta mengerti keberadaan dan keadaan anaknya sehingga dapat lebih mencurahkan perhatian demi perkembangkan anaknya secara optimal. b. Mendorong, membimbing dan mengarahkan anaknya dalam mengambil langkah-langkah yang sesuai. 5. Kepala Sekolah a. Menambah informasi sebagai masukan dalam menentukan

kebijaksanaan sekolah yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan program bimbingan penyuluhan di sekolah. b. Di samping itu dapat juga digunakan sebagai pertimbangan dalam memonitor keadaan siswa, kemampuan gurunya dalam memberikan layanan bimbingan. E. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang ada pada siswa atau klien, praktikan menggunakan beberapa metode untuk menjamin

kevaliditasannya. Beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode Observasi Salah satu metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki secara langsung dan sistematis. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar di kelas dan tingkah laku di luar kelas. 2. Metode Interview (wawancara) Merupakan salah satu metode memperoleh data dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan klien (face to face relation). Dengan pertanyaan tersebut peserta didik menjawab pertanyaan dan mengungkapkan pikiran dan perasaan, minta penjelasan atas pertanyaan. 3. Angket Teknik ini merupakan teknik dengan cara mengisi beberapa pertanyaan yang disediakan dalam hal berupa data siswa, orangtua siswa dan berbagai permasalahan yang ada pada siswa. 4. Metode Check List Metode ini merupakan rangkaian dari angket yang telah diberikan sebelumnya. Metode ini lebih merinci keadaan diri maupun kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik yang telah diungkap dalam angket.

F. Konfidensional Sifat konfidensional atau kerahasiaan merupakan norma yang harus dipenuhi oleh praktikan dalam menangani kasus. Sifat konfidensional bertujuan agar peserta didik lebih terbuka dalam menangani kasus (Muzaiyanah, 2006:6). Sifat kerahasiaan ini bertujuan agar peserta didik lebih terbuka dalam mengutarakan permasalahannya kepada praktikan sehingga bantuan yang diberikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mendapatkan kepercayaan dari siswa maka praktikan harus bertanggungjawab terhadap kerahasiaan pribadi siswa dan harus berpegang teguh pada kode etik bimbingan dan konseling. Oleh karena itu data dalam studi kasus ini bersifat fiktif. Dengan adanya penyimpanan atau kerahasiaan data ini maka siswa akan mau memberitahukan keadaan dirinya sampai dengan permasalahan yang sangat pribadi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika 1. Pengertian belajar Banyak pendapat para ahli psikologi yang memberikan berbagai definisi tentang belajar, di antaranya Herman Hudojo menyatakan bahwa Belajar adalah usaha seseorang dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah perubahan kemampuan siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak dapat memecahkan masalah menjadi dapat memecahkan masalah. Dalam perubahan tingkah laku tersebut terjadilah suatu proses. Jadi, belajar itu harus melalui proses, sehingga siswa bukan hanya sekedar menerima konsep dan prinsip-prinsip itu saja. Akan tetapi menurut Moh.Surya (1997) belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dikatakan belajar merupakan aktivitas seseorang untuk mengumpulkan sejumlah pengetahuan melalui latihan yang teratur dan tekun sehingga menghasilkan perubahan-

perubahan pengetahuan dan perilaku pada diri seseorang melalui materi yang dipelajari. 2. Pengertian Mengajar Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yang mengandung pengertian bahwa mengajar

merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Ilmu pengetahuan yang diajarkan bersumber dari buku-buku sehingga pelajaran bersifat intelektualistis tanpa dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam proses pengajaran ada 4 hal yang harus di miliki seorang pengajar yaitu sebagai berikut : a. Sebagai fasilisator ialah menyediakan situasi kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang lain. b. Sebagai pembimbing ialah memberikan bimbingan kepada siswa dalam interaksi edukatif, agar siswa mampu belajar dengan lancar dan berhasil secara efektif dan efisien. c. Sebagai motivator ialah memberi dorongan semangat agar siswa lebih giat belajar. 3. Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Istilah matematika (dari bahasa Yunani: mathematikos ialah ilmu pasti). Akan tetapi, menurut Roy

Hollands, matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat baik. Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. 4. Pengertian Belajar Matematika Belajar Matematika adalah proses dalam diri siswa yang hasilnya berupa perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan dan untuk menerapkan konsep-konsep, struktur dan pola dalam Matematika sehingga menjadikan siswa berfikir logis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam belajar Matematika diperlukan pemahaman dan penguasaan materi terutama dalam membaca simbol, tabel dan diagram yang sering digunakan dalam Matematika. Belajar Matematika akan lebih berhasil bila mengarah pada pengembangan berfikir, pengembangan konsep atau ide-ide terdahulu yang dipersiapkan untuk mempelajari dan menguasai konsep baru. 5. Prinsip-prinsip Pembelajaran Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk belajar. Davies (1991:32), mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar belajar dalam proses pembelajaran, yaitu :

a. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. b. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar. c. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement). d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti. e. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik. f. Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang harapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran. B. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Motivasi belajar merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk belajar sesuatu atau atau melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. C. Model Pembelajaran Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-

humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. D. Metode Cooperative Script 1. Pengertian Metode Metode berasal dari bahasa latin yaitu meta dan hodos. Meta artinya jauh (melampaui), hodos artinya jalan (cara), jadi metode dapat diartikan bahwa ilmu mengenai cara-cara mencapai tujuan, (Umami, 2005:26). Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan dan semakin tepat metode yang digunakan, maka diharapkan pengajaran atau pembelajaran akan semakin efektif. Dalam proses pembelajaran untuk mencapai keefektifan pengajaran ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu guru, siswa,

situasi/suasana di lingkungan tersebut. 2. Pengertian Metode Cooperative Script Penggunaan suatu model pembelajaran mengacu pada

pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, dan

pengelolaan kelas. Menurut Nurhayati (2009:105), cooperative script adalah metode belajar dimana siswa berpasangan dan secara lisan mengiktisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa metode belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda. Dengan cooperative script ini, diharapkan bisa membuat siswa bersemangat dan beraktifitas tinggi dalam belajar. Di dalam cooperative script ini mengandung suatu unsur kerjasama dalam kelompok yang membuat siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran, bukan guru. 3. Langkah langkah dari metode cooperative script antara lain: Adapun langkah-langkah dalam menggunakan metode

cooperative script yakni: a. Guru membagi siswa untuk berpasangan. b. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang

lengkap dan membantu mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.

f. Di akhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari siswa. 4. Pembelajaran cooperative script ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar. b) Kelompok di bentuk dari siswa yang tinggi, sedang dan rendah. c) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang beraneka ragam. d) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. Jadi pembelajaran cooperative script tersebut

memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan dan penghargaan dengan pembelajaran, maka siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. 5. Kelebihan dan kekurangan dari metode cooperative script yakni: Menurut (Nurhayati,209:105) ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode cooperative script yaitu: Kelebihannya: a. Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan. b. Setiap siswa mendapat peran. c. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Kekurangannya:

a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu b. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 1 siklus, akan tetapi apabila pada siklus pertama ini belum berhasil maka akan dilakukan dengan siklus yang selanjutnya. Tiap siklus terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut: Siklus 1 Perencanaan Perencanaan merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan. Kegiatan perencanaan meliputi: a. Membuat sintaks, yaitu sintaks metode cooperative script. b. Menyiapkan silabus mengenai gradien persamaan garis dalam berbagai bentuk. c. Menyiapkan rencana pokok mengenai gradien persamaan garis dalam berbagai bentuk. d. Guru menyiapkan soal-soal tes yang akan diberikan kepada siswa. 2. Tindakan (Action) Tahap tindakan siklus I berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan siklus I, yaitu menerapkan

pembelajaran model cooperative script. Proses tindakan ini mengikuti urutan kegiatan sebagaimana yang terdapat dalam RPP yang telah disusun sebelumnya. 3. Observasi Kegiatan observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus I, data-data pelaksanaan tindakan dari rencana yang dibuat dampaknya terhadap pengembangan kemampuan mengerjakan soal

mengenai gradien persamaan garis dalam berbagai bentuk yang di kumpulkan dengan instrumen pengamatan yang telah dikembangkan, adapun data yang diamati yaitu proses pembelajaran metode cooperative script, guru pada saat mengajar dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, observer bertugas mengamati dan mengisi lembar observasi yang telah ditetapkan sesuai dengan petunjuk yang ada. 4. Refleksi Pada tahapan ini, peneliti bersama guru bidang studi Matematika dan observer melakukan refleksi serta evaluasi dengan cara menganalisis keterlaksanaan tahapan-tahapan pembelajaran metode cooperative script ketercapaian indikator pada siklus I, apakah sesuai dengan rencana yang telah dibuat atau masih perlu perbaikan-perbaikan sebagai pelengkap untuk kriteria yang telah ditentukan. Data analisis pada siklus I dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya. B. Lokasi, Waktu Dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP RSBI Negeri 1 Batu yang beralamatkan di Jalan K. H. Agus Salim 55 Batu. Ada 26 kelas yang terdapat di sekolah ini. Peneliti mengkhususkan meneliti salah satu kelas dari 26 kelas tersebut. Siswa-siswa kelas VIII-F adalah objek dalam studi kasus ini khususnya siswi yang bernama Citra Fitria Wibisono (fiktif). Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari minggu keempat praktik pengalaman lapangan yaitu pada hari selasa tanggal 04 Oktober 2011. Itu dimana peneliti menemukan gejala-gejala yang menyangkut kurangnya motivasi dalam belajar. C. Langkah-langkah Studi Kasus 1. Langkah-langkah studi kasus a) Mengajukan pertanyaan yang baik dan mampu untuk

menginterpretasikan jawaban-jawaban b) Menjadi pendengar yang baik dan tidak terperangkap oleh prakonsepsi sendiri c) Menyesuaikan diri dan fleksibel agar situasi yang baru dialami dapat dipandang sebagai kesempatan/ peluang bukan ancaman d) Memiliki daya tangkap yang kuat terhadap isu-isu yang akan diteliti, apakah hal ini merupakan orientasi teoritis atau kebijakan. e) Tidak bias oleh anggapan-anggapan yang sudah ada sebelumnya, seseorang harus peka dan responsif terhadap bukti-bukti yang kontradiktif 2. 3 Prinsip pengumpulan data

a) Menggunakan multi sumber bukti, menggunakan banyak informan dan memperhatikan sumber-sumber bukti lainnya b) Menciptakan data dasar studi kasus, mengorganisir dan

mengkoordinasikan data yang telah terkumpul, biasanya studi kasus memakan waktu yang cukup lama dan data yang diperolehnya pun cukup banyak sehingga perlu dilakukan pengorganisasian data agar data yang terkumpul tidak hilang saat dibutuhkan nanti c) Memelihara rangkaian bukti, tujuannya agar bisa ditelusuri dari bukti-bukti yang ada, berkenaan dengan studi kasus yang sedang dijalankan. Penting ketika menelusuri kekurangan data lapangan. D. Teknik Analisis Data Untuk mengumpulkan data menggunakan metode angket, observasi dan wawancara. Adapun metode angket, observasi dan wawancara digunakan untuk mengetahui pengembangan kemampuan belajar Matematika dengan menggunakan metode Cooperative Script. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yang dilakukan oleh guru observer dengan mengamati secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan model analisis yang peneliti gunakan adalah model silang terjalin atau interaktif. Pengumpulan data, pengolahan data lebih jelasnya dalam model ini ada tiga komponen analisis yaitu reduksi data,

pengajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses siklus. Dalam bentuk analisis ini, peneliti tetap bergerak dalam empat komponen yaitu dari proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, yang dilakukan selama proses pengumpulan data berlangsung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Data kelas VIII F Nomor Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Induk 9085 9086 9087 9092 9105 9106 9111 9112 9119 9132 9146 9151 9152 9153 9163 9166 Nama Siswa ALFI KHOIRU NISAK ALKINDI GIFTY RAMADHAN ALYA ZAFIRA PUTRI PANGESTU FAHIRA ALMIRA ADITYA RIFQY FAUZAN AKBAR AL RAIS ATIKA NUR FADHILAH CITRA FITRIA WIBISONO IZZATUN NAFSIYAH ARDIAN BAROTO MURTI SARAH KALIMATU HAQQIN YUSUF EFFENDI HARYANTO ZULFI RAHMA SANTI AHMAD RIZKY FERDIANSYAH ILHAM RACHMAD DILA LULUN NADIYAH L/P P L P P L L P P P L P L P L L P

17 18 19 20 21 22 23 24 2. Data Klien

9191 9192 9195 9213 9214 9218 9220 9221

NIKMATUL AZIZAH ROSEL YUSRIA SABITA SASKIA DYAH ELFANI KHARISMA PERMATA SARI KHUMAIROTI PUTRI ANGGRAENI NAFISATUL LAILY QODARIYAH PRADIPTA ABBI RISNATAMA RAMIZ FACHRIYAL AULYA

P P P P P P L L

Beberapa data klien yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut: a. Identitas Siswa Nama lengkap Nama panggilan Kelas Jenis kelamin : Siti Khodijah (Fiktif) : Siti (Fiktif) : VIII F : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Batu, 29 Januari 1998 Alamat Agama Kedudukan anak b. Identitas Ayah Nama lengkap Pendidikan terakhir Agama : Sutrisno (Fiktif) : SMA : Islam : Jl Seman No 5A, Punten-Batu : Islam : Kandung

Pekerjaan Jabatan Alamat c. Identitas Ibu Nama lengkap Pendidikan terakhir Agama Pekerjaan Jabatan Alamat

: Pedagang :: Jl Seman No 5A, Punten-Batu

: Mulyani (Fiktif) : SMA : Islam : Swasta :: Jl Seman No 5A, Punten-Batu

d. Gambaran Tentang Siswa Kasus 1) Segi Penampilan Fisik Perawakan : standart Rambut : agak keriting

2) Segi penampilan pribadi Di lingkungan sekolah: mempunyai banyak teman akrab, baik, dan malas dalam kelas. B. Pembahasan 1. Analisis Kegiatan ini merupakan pengumpulan data dari siswa, baik dari hasil angket yang diisi siswa dan wawancara yang dilakukan secara individu dengannya, maka diperoleh hasil sebagai berikut: a. Penyelidikan Prestasi Belajar

Paparan nilai siswa dalam mata pelajaran Matematika dengan SKM 80 pada saat sebelum dan sesudah menggunakan metode cooperative script dalam kompetensi dasar mencari

gradien,persamaan garis lurus dan grafik. NOMOR Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Induk 9085 9086 9087 9092 9105 9106 9111 9112 9119 9132 9146 9151 9152 9153 9163 9166 ALFI KHOIRU NISAK ALKINDI GIFTY RAMADHAN ALYA ZAFIRA PUTRI FAHIRA ALMIRA ADITYA RIFQY FAUZAN AKBAR AL RAIS ATIKA NUR FADHILAH CITRA FITRIA WIBISONO IZZATUN NAFSIYAH ARDIAN BAROTO MURTI SARAH KALIMATU HAQQIN YUSUF EFFENDI HARYANTO ZULFI RAHMA SANTI AHMAD RIZKY FERDIANSYAH ILHAM RACHMAD DILA LULUN NADIYAH P L P P L L P P P L P L P L L P 93 91 89 93 95 96 88 72 92 95 80 90 95 92 86 87 82 83 80 87 87 87 96 82 87 80 80 86 96 96 80 88 Nama Siswa L/P Sebelum Sesudah

17 18 19 20 21 22

9191 9192 9195 9213 9214 9218

NIKMATUL AZIZAH ROSEL YUSRIA SABITA SASKIA DYAH ELFANI KHARISMA PERMATA SARI KHUMAIROTI PUTRI .A NAFISATUL LAILY .Q PRADIPTA ABBI RISNATAMA RAMIZ FACHRIYAL AULYA

P P P P P P L L

96 90 97 86 79 96 83 95

86 88 94 86 80 80 96 80

23 D 9220 i 24 l 9221

Dilihat dari hasil tugas mencari gradien dalam berbagai bentuk dengan nilai dibawah SKM, tetapi setelah diadakan tugas individu tentang mencari gradien dalam berbagai bentuk pertama nilai para siswa tersebut mengalami peningkatan. Dari data di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai dari sebelum adanya metode cooperative script dengan sesudah adanya metode cooperative script. Khusus untuk klien, sudah terbukti bahwa penggunaan metode cooperative script bisa meningkatkan motivasi belajar klien. b. Kegiatan dan Belajar Siswa 1) Siswa mempunyai tempat belajar sendiri 2) Siswa mempunyai jadwal untuk belajar 3) Siswa mempunyai kesulitan belajar, terkadang dia merasa bosan, jenuh, dan malas

4) Siswa tidak belajar secara teratur 5) Rata-rata belajar siswa 1 jam dalam sehari 6) Siswa lebih senang belajar di sekolah karena banyak teman dan juga pembimbing, agar ia tidak merasa jenuh. 7) Siswa senang belajar kelompok karena dengan begitu dia bisa jalan-jalan ke rumah teman. 8) Siswa mengikuti les privat bahasa Inggris. 9) Siswa mempunyai kegiatan di luar sekolah yaitu: les. 10) Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa adalah PMR. 11) Pelajaran yang paling disenangi adalah Matematika (suka menghitung), Seni budaya (suka menggambar) dan bimbingan konseling (hanya diberi nasehat saja). 12) Pelajaran yang kurang disenangi adalah bahasa Inggris (karena tidak bisa bahasa Inggris) dan IPA (tidak suka menghafal rumus-rumus). c. Problem Checklist 1) Masalah Kesehatan a. Perut sering terganggu b. Merasa lelah tak bersemangat c. Sering mimpi yang menyeramkan. 2) Masalah Ekonomi Siswa tidak memiliki masalah ekonomi 3) Masalah Kesejahteraan Jiwa

a. Merasa sulit memilih hiburan b. Sukar membatasi diri nonton tv 4) Masalah Sosial a. Pergaulan merasa rendah b. Sukar menyesuaikan diri c. Mudah tersinggung d. Mudah terpedaya oleh teman e. Sering terganggu perasaan aneh. 5) Masalah Keluarga a. Sering ditinggal oleh orang tua b. Merasa jemu di rumah c. Merasa tidak puas dengan keadaan sekarang d. Ada keluarga yang sanagt dirindukan. 6) Masalah Masa Depan/Cita-cita a. Ingin mengetahui bakat dan kemampuan sebenarnya b. Merasa sulit menyesuaikan cita-cita dengan bakat c. Belum punya cita-cita d. Merasa kecil hati dalam menghadapi masa depan e. Sulit memilih jurusan yang tepat f. Merasa bingung setelah tamat. 7) Masalah Sekolah a. Pelajaran sulit ditangkap b. Ingin pindah sekolah.

8) Masalah Belajar a. Pelajaran membosankan b. Guru terlalu cepat menerangkan c. Suara guru pelan d. Terlalu banyak PR e. Ada pelajaran yang menjadi momok f. Sulit untuk belajar teratur g. Sulit belajar kalau tidak makan, mendengarkan radio, dll h. Pusing kalau belajar i. Belajar sambil tiduran j. Yang dipelajari mudah hilang k. Waktu ulangan merasa takut l. Pada waktu ulangan sering merasa takut, sakit, grogi m. Kurang percaya diri n. Kurang teliti dalam mengerjakan ulangan o. Merasa putus asa dalam mengerjakan ulangan p. Pada waktu ulangan merasa sering diawasi q. Ulangan merasa tersiksa r. Sering merasa waktu ulangan terlalu pendek 9) Masalah Pergaulan Lingkungan a. Merasa mulai mencintai seseorang b. Merasa mulai dicintai c. Pernah kecewa

d. Sering merasa khawatir e. Sering terganggu oleh rasa cemburu d. Wawancara Tentang Diri Siswa Siswa adalah anak perempuan berusia 14 tahun, anak pertama dari dua bersaudara, diantara saudaranya ia merupakan anak kandung dari orang tuanya yang memiliki satu adik kandung. Dari keterangan siswa, keluarganya mengalami beberapa masalah dalam belajar. Untuk masalah akademik, siswa sering merasakan bosan pada saat menerima pelajaran. Ia cenderung malas untuk mengerjakan tugas dari guru, padahal ia bukan termasuk siswa yang kurang mampu untuk memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut mempengaruhi pada prestasi siswa, dan terlihat bahwa siswa tersebut kurang mendapatkan motivasi belajar. e. Hubungan Siswa dengan Teman-teman Siswa Hubungan siswa dengan teman-teman siswa baik. Ini bisa dilihat dari banyaknya teman satu kelas maupun beda kelas. 2. Sintensis Sintesis merupakan gambaran secara menyeluruh tentang kasus peserta didik berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan berbagai metode,

sehingga dapat disimpulkan keadaan umum konseli adalah sebagai berikut. a. Kelemahan Peserta Didik 1) Prestasi belajar peserta didik kurang baik. 2) Peserta didik tidak memiliki jadwal pelajaran yang tetap. 3) Peserta didik sering terlambat dalam mengumpulkan tugas. 4) Peserta didik tidak menyukai pelajaran bahasa inggris (karena dia tidak bisa bahasa inggris), IPA (tidak suka menghafal rumusrumus), akan tetapi lebih menyukai pelajaran matematika, seni budaya dan bimbingan konseling. 5) Peserta didik bebas memilih lingkungan yang membuatnya nyaman. b. Kelebihan klien 1) Peserta didik memiliki kemauan untuk belajar dan menjadi lebih baik 2) Peserta didik kadang menjadi anak yang penurut jika berhadapan dengan orang yang sangat ia percaya. 3) Peserta didik adalah anak yang sangat peduli dengan teman atau orang terdekatnya. 3. Diagnosis Diagnosa merupakan tahap penginterpretasian data dalam bentuk pengungkapan problem yang dialami klien. Di samping itu, diagnosa merupakan langkah untuk mengetahui lokasi kesulitan klien, jenis kesulitan dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi klien.

Diagnosa ini sangat penting dalam kegiatan layanan bimbingan siswa karena merupakan penentu untuk langkah-langkah bimbingan berikutnya. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk mengetahui secara mendalam letak kesulitan siswa, jenis kesulitan, dan apa saja latar belakang timbulnya kesulitan tersebut. Dengan pengetahuan seperti ini, diharapkan guru mampu memberikan bimbingan kepada siswa serta mengurangi penyebab terjadinya kesulitan. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mencari, menemukan, dan menentukan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar, yaitu. a. Menentukan lokasi kesulitan belajar. Dalam hal ini siswa mempunyai masalah kesulitan dalam membagi waktu, kurang bersemangat dalam menerima pelajaran dan mengerjakan tugas sehingga materi tidak dapat diterima secara maksimal, kurang bisa berkonsentrasi dalam menerima pelajaran, mengalami kesulitan berpikir jika tidak konkrit, tidak adanya sebuah motivasi, kurang berani mengemukakan pendapat atau pasif, kurang memilki pandangan dan rencana tentang masa depan serta segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan ia jalani secara datardatar saja. b. Menentukan jenis kesulitan belajar. Adapun jenis kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut.

1) Siswa kesulitan dalam menangkap pelajaran tetapi tidak mau bertanya pada guru. 2) Siswa bersifat pasif di dalam kelas, tidak pernah bertanya kepada guru maupun berinisiatif menjawab pertanyaan guru karena sikap acuh dan tah acuhnya. 3) Siswa kurang bisa mengatur waktu belajar. Hal ini terbukti dari pernyataan klien yang belajar tidak teratur waktunya. c. Mengetahui latar belakang kesulitan Adapun penyebab kesulitan belajar di atas adalah sebagai berikut. 1) Siswa tidak teratur belajar di rumah 2) Siswa belajar jika hanya ada ulangan saja 3) Siswa lebih menyukai hiburan daripada buku pelajaran 4) Siswa tidak pandai mengatur waktu luang. Banyak waktu yang dihabiskan bersama teman-teman, menonton televisi, melakukan hobi, dan keinginan-keinginan siswa saja. 5) Siswa kurang berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran dan kurang motivasi sehingga materi yang diberikan guru kurang dapat diterima secara jelas. 6) Siswa tidak dapat menerapkan cara belajar yang baik. 7) Siswa sulit mengawali belajar. 8) Siswa merasa kurang senang berada di rumah. 4. Prognosis

Prognosis adalah suatu usaha untuk memprediksi kemungkinankemungkinan yang akan terjadi pada siswa, apabila permasalahan yang dihadapi tidak segera mendapatkan bantuan penyelesaian. Tahap ini dilaksanakan setalah tahap diagnosis selesai dengan cara menetapkan teknik pemberian bantuan kepada peserta didik berdasarkan pada hasil diagnosis, hasil pemberian bantuan harus disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan. a. Prediksi yang mungkin terjadi apabila kasus peserta didik tidak segera diberikan layanan bimbingan adalah sebagai berikut. 1) Siswa akan semakin malas dalam menerima pelajaran. 2) Prestasi siswa menurun 3) Siswa gagal dalam mencapai cita-citanya. 4) Siswa akan merasa jenuh menerima pelajaran di sekolah. Untuk kasus ini maka jenis teknik bantuan yang diberikan adalah bantuan penyuluhan secara individual atau konseling. Dengan penyuluhan, praktikan memberikan bantuan dengan komuniksai langsung melalui percakapan dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. b. Hal-hal yang dapat terjadi seandainya layanan bimbingan peserta didik segera diberikan kepada siswa kasus adalah. 1) Siswa lebih termotivasi dalam menerima pelajaran. 2) Prestasi siswa akan meningkat. 3) Siswa sukses mencapai cita-cita

Dengan demikian masalah diatas akan semakin serius bila tidak segera ditangani serta dicari pemecahannya. 5. Treatment Pada tahapan pemberian bantuan yang menjadi fokus adalah cara agar siswa dapat menyelesaikan masalahnya, dan teknik-teknik penyelesaian masalah yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya harus segera dilaksanakan. Agar siswa dapat mengatasi kesulitan

belajarnya sehingga berhasil mencapai hasil belajar yang maksimal. Adapun bantuan yang akan diberikan kepada siswa adalah sebagai berikut. a. Masalah akademik, adapun langkah-langkah pemecahannya antara lain sebagai berikut. 1. Memberikan pemahaman kepada siswa bahwa belajar itu adalah kegiatan yang harus dilakukan seorang peserta didik. Siswa tidak akan memperoleh hasil yang memuaskan jika tidak ada keinginan untuk belajar. 2. Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar semua mata pelajaran, karena semua itu sangat bermanfaat baginya. 3. Mengarahkan siswa bagaimana cara belajar yang efektif. 4. Memberikan cara membagi waktu belajar yang efektif, dengan cara menumbuhkan sikap disiplin, mandiri, dan bertanggungjawab terhadap diri sendiri.

5. Memberikan pemahaman kepada siswa bahwa belajar itu tidak hanya waktu besok ulangan saja, tetapi akan lebih baik jika belajar itu rutin dan teratur. 6. Menanamkan rasa percaya diri kepada siswa serta memberikan motivasi, agar siswa mulai memikirkan masa depan. Hal tersebut bertujuan agar siswa meningkatkan keaktifan dan prestasinya di kelas. 7. Mengadakan remidi jika nilai peserta didik masih kurang dari KKM b. Masalah non akademik, adapun langkah-langkah pemecahannya antara lain sebagai berikut. 1. Menghimbau siswa agar yang pandai bergaul dengan teman sepermainan yang usianya diatasnya, agar dapat memilih teman yang tidak merusak masa depannya atau banyak memberikan pengaruh negatif terhadap siswa tersebut. 2. Memberikan saran kepada siswa untuk tidak memilih-milih teman di kelas, karena siswa cenderung akrab dengan beberapa golongan di kelas dan kurang dapat akrab dengan beberapa teman di kelasnya. 3. Memberikan pemahaman kepada siswa untuk tidak membuat gaduh di dalam kelas ketika pelajaran berlangsung.. 4. Siswa diberikan pelatihan manajemen waktu.

5. Siswa disarankan untuk tidak menghabiskan waktu luang untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kurang begitu bermanfaat bagi peserta didik. Seperti contohnya berlama-lama menonton televisi, bermain game atau bermain ke luar rumah. 6. Follow up Follow up adalah usaha yang dilakukan oleh praktikan untuk mengikuti perkembangan siswa setelah diberikan bantuan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa, cara yang dilakukan untuk tindak lanjut ini adalah sebagai berikut. a. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika pada khususnya. b. Mengamati tingkah laku siswa selama pelajaran Matematika berlangsung. c. Menggali informasi dari siswa sendiri atau teman. Untuk mengetahui ada atau tidak perubahan signifikan siswa setelah diberikan bantuan oleh praktikan, praktikan menggunakan metode antara lain sebagai berikut: 1. Penilaian Metode penilaian ini digunakan yaitu dengan menilai hasil belajar siswa. Setelah diberikan bantuan oleh praktikan ternyata nilainilai sementara untuk pada semester ganjil sedikit mengalami

perubahan dan mulai aktif di kelas untuk mengemukan pendapat dengan kemauan sendiri atau tanpa paksaan. 2. Wawancara Wawancara dilaksanakan dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada siswa. Siswa memaparkan bahwa kesulitan yang dialami dalam belajar Matematika hanya dikarenakan psikologis siswa yang memang sering merasakan kejenuhan saat menerima pelajaran. Secara pribadi ia menyukai pelajaran Matematika tetapi karena beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut antara lain adalah siswa yang malas belajar dan mengerjakan tugas. 3. Observasi atau pengamatan langsung Pengamatan langsung pada point ini adalah pengamatan terhadap perilaku dan sikap peserta didik selama pelajaran Matematika berlangsung dikelas. Siswa selalu hadir dalam pelajaran, akan tetapi minat siswa untuk belajar masih kurang. Namun secara garis besar berdasarkan pengamatan langsung yang praktikan lakukan peserta didik tersebut mengalami perubahan dalam psikologinya yang awalnya acuh tak acuh menjadi seseorang yang peduli.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Studi kasus adalah upaya mengenal, memahami dan menetapkan studi kasus dengan kegiatan identifikasi, diagnosis, prognosis, dan pemecahan masalah. Dalam upaya mengenal, memahami dan menetapkan kasus-kasus peserta didik, data dapat dikumpulkan dari berbagai aspek dan sumber. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengetahui gambaran peserta didik secara menyeluruh dan selanjutnya bantuan yang sesuai untuk diberikan kepada peserta didik yang bermasalah. Studi kasus ini sangat penting perannya dalam membantu peserta didik mengatasi kesulitan yang dihadapi sekaligus mempersiapkannya menjadi manusia yang mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Oleh karena itu, praktik layanan bimbingan peserta didik perlu dilatihkan kepada calon guru sebagai bekal bimbingan peserta didiknya kelak. Kegiatan studi kasus ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu mulai identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, pemberian bantuan (threatment) dan tindak lanjut (follow up). Berdasarkan pada data-data yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan layanan bimbingan peserta didik mempunyai arti penting bagi diri sendiri, terutama untuk membantu peserta didik yang mengalami masalah dengan perilaku dan kurangnya motivasi belajar, agar dapat

menyelesaikan masalah dengan kemampuannya sendiri serta meningkatkan prestasi belajarnya secara optimal. 1. Klien adalah peserta didik yang memiliki kepribadian cenderung sensitif mudah tersinggung. 2. Klien tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar. Klien merasa tidak nyaman dalam belajar. Hal ini menyebabkan tidak tercapainya pemahaman terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari. 3. Klien tidak bisa membagi waktu belajar. Hal ini disebabkan oleh besarnya pengaruh kegiatan diluar pelajaran pada diri klien yang menyebabkan tidak teraturnya jam belajar klien. 4. Klien merasa cepat bosan pada saat belajar. Kondisi ini tercipta karena adanya rasa tidak suka terhadap pelajaran yang dirasa sulit oleh klien. Akibatnya dalam belajar ataupun ketika mengikuti pelajaran di sekolah klien cenderung merasa malas dan jenuh dan tidak ada gairah untuk belajar. Dari permasalahan-permasalahan di atas, yang paling dominan adalah masalah yang berkaitan dengan psikologis klien. Hal ini mempengaruhi konsentrasi dan cara belajarnya siswa. B. Saran 1. Kepada Klien Klien harus mampu membagi waktu belajarnya dengan lebih efektif dan melaksanakannya dengan baik. 2. Kepada Guru Mata Pelajaran

Kepada guru bidang studi agar bisa berperan sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai pendidik, sehingga tidak menimbulkan kesan guru tidak memiliki perhatian pada siswanya. 3. Kepada Orang tua a. Orang tua harus lebih memperhatikan klien, terutama masalah belajar klien di rumah. b. Orang tua klien hendaknya lebih bisa memperhatikan anaknya dengan menciptakan sebuah lingkungan belajar yang lebih komunikatif bagi klien sehingga klien bisa lebih terbuka terhadap masalah-masalah yang dihadapinya. c. Orang tua hendaknya lebih sering membantu klien belajar dirumah dan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan belajar klien disekolah. d. Orang tua hendaknya memberikan dorongan kepada anak untuk berprestasi di sekolahnya. e. Orang tua hendaknya selalu memantau perkembangan klien dalam hal pergaulannya dengan teman-teman baik teman di seolah ataupun di luar sekolah. f. Orang tua harus selalu menanamkan rasa percaya diri dan membangun motivasi yang tinggi pada klien agar prestasi di sekolah lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Sardiman, 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: http://eko13.wordpress.com/2008/05/18/studi-kasus-dalam-bimbingan-dankonseling-2/ diakses (hari Rabu tanggal 09/11/2011) Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/pengertian-belajar/ diakses (hari Senin tanggal 07/11/2011) http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/metode-penelitian-studi-kasus/ diakses (hari Rabu tanggal 09/11/2011) http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar/ diakses (hari Senin tanggal 07/11/2011) Surya, Muhammad. 1997. Dasar-Dasar Penyuluhan. Jakarta : Depdikbud

1. Identitas Siswa Nama lengkap Nama panggilan Kelas Jenis kelamin : Siti Khodijah (Fiktif) : Siti (Fiktif) : VIII F : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Batu, 29 Januari 1998 Alamat Agama Kedudukan anak 2. Identitas Ayah Nama lengkap Pendidikan terakhir Agama Pekerjaan Jabatan Alamat 3. Identitas Ibu Nama lengkap Pendidikan terakhir Agama Pekerjaan Jabatan Alamat : Mulyani (Fiktif) : SMA : Islam : Swasta :: Jl Seman No 5A, Punten-Batu : Sutrisno (Fiktif) : SMA : Islam : Pedagang :: Jl Seman No 5A, Punten-Batu : Jl Seman No 5A, Punten-Batu : Islam : Kandung