28
LAPORAN SGD 5 BLOK 8 LBM 1 BASIC DENTAL MANAGEMENT Anggota Kelompok : 1. Abdillah Zunarito Omivar 31101300326 2. Faiqotul Kumala Ayuna K 31101300349 3. Farisa Meilina Hardani 31101300351 4. Junizaf Iqbal Ashar 31101300356 5. Nur Azi Firman Syah 31101300370 6. Nurul Laeltul Badriyah 31101300372 7. Rizal Saeful Drajat 31101300379 8. Rizqi Wahyu Lestari 31101300381 9. Rohmatu Widya Ningrum 31101300382 10. Tia Lovita Pertiwi 31101300392 11. Tri Anggasari 31101300394 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan SGD LBM 1 Blok 8

Citation preview

Page 1: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

LAPORAN

SGD 5 BLOK 8 LBM 1

BASIC DENTAL MANAGEMENT

Anggota Kelompok :

1. Abdillah Zunarito Omivar 31101300326

2. Faiqotul Kumala Ayuna K 31101300349

3. Farisa Meilina Hardani 31101300351

4. Junizaf Iqbal Ashar 31101300356

5. Nur Azi Firman Syah 31101300370

6. Nurul Laeltul Badriyah 31101300372

7. Rizal Saeful Drajat 31101300379

8. Rizqi Wahyu Lestari 31101300381

9. Rohmatu Widya Ningrum 31101300382

10. Tia Lovita Pertiwi 31101300392

11. Tri Anggasari 31101300394

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

SEMARANG

2014

Page 2: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUTORIAL

SGD 5 BLOK 8 LBM 1

BASIC DENTAL MANAGEMENT

Telah Disetujui oleh :

Semarang, Juni 2014

Tutor

drg. Moh Baehaqi, MM

Page 3: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1

B. Skenario..................................................................................................................... 2

C. Identifikasi Masalah................................................................................................... 2

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori................................................................................................................. 3

B. Kerangka Konsep.......................................................................................................33

BAB III : Penutup

A. Kesimpulan................................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................iv

Page 4: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu

menyebabkan penyakit. Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan

berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi, dari mulai yang ringan

sampai yang terberat, dengan begitu hal ini dapat menyebabkan resiko penyebaran

infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya, begitupun dengan petugas kesehatan yang

sering terpapar dengan agent penyakit. Penularan infeksi dapat melalui beberapa cara

diantaranya melalui darah dan cairan tubuh.

Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau

setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh

semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik

dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama

berhasil atau tidaknya pekerjaan kita dilaboratorium

Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi sangat diperlukan

untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung jawab. Cara sterilisasi

dan desinfeksi yang baru banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan cara-

cara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad lalu

Penggunaan bahan desinfektan maupun antiseptik dalam bidangmikrobiologi

lingkungan menjadi suatu kebutuhan, dimana penggunaan bahan- bahan kimia sebagai

zat desinfektan memudahkan kita dalam menyingkirkan ataumembunuh

mikroorganisme yang dianggap pathogen. Selain penggunaan bahankimia pada bahan

desinfektan, peran mikroorganisme juga patut dipertimbangkandalam hal persediaan

antibiotik. Yang mana antibiotik sendiri merupakan zat-zatyang dihasilkan oleh

mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya

penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain, samahalnya dengan kerja bahan-

bahan kimia desifnektan seperti golongan aldehid,alcohol, pengoksida, halogen, fenol,

garam (amonium kuarterner) dan biguanida.

B. Skenario

Mahasiswa dalam tahap mengikuti pendidikan profesi Dokter Gigi FKG Unissula

diminta melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai salah satu upaya pencegahan cross

infection dari dan ke pasien. Pencegahan ini penting untuk melindungi pasien dan

Page 5: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

operator dari infeksi. Sebagai tindak lanjut koordinator profesi menjelaskan tentang

prosedur yang berkaitan dengan universal precaution.

C. Identifikasi Masalah

1. Apa Jenis-jenis infeksi?

2. Apa faktor penyebab infeksi?

3. Bagaimana penyebaran infeksi pada kedokteran gigi?

4. Bagaimana pencegahan cross infection pada kedokteran gigi

5. Standart penggunaan universal precaution?

6. Tujuan dari universal precaution

7. Apa kendala dari universal precaution sehingga sering untuk diabaikan?

8. Tahapan-tahapan dalam proses dekontaminasi

9. Sebutkan klasifikasi alat kesehatan

Page 6: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Jenis-jenis infeksi

a) Pengertian infeksi

Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang

mampu menyebabkan penyakit

b) Jenis-jenis infeksi

1. infeksi silang penyebaran penyakit dari seseorang kepada orang lain

melalui suatu perantara. berkembang selama di rumah sakit dikarenakan

fasilitas atau sarana yang dirumah sakit, setelah perawatan 2x 24 jam. Tidak

menunjukkan gejala dan infeksi dari penyakit tersebut dar saluran kemih

kecuali diruang inkubasi.

2. Autoinfection / self infection penyebaran penyakit yang disebabkan oleh

mikroorganisme melalui virus/ dirinya sendiri.

3. Lingkungan/enviromental infection penyebaran penyakit yang berasal dari

lingkungan

4. Infeksi oportunistic infeksi mikroorganisme tidak berbahaya, tidak

pathogen, dan pasif.

Contoh : HIV kekebalan tubuh menurun pathogen pasif pneumonia

pneumasitis cranii

2. Faktor penyebab infeksi

Faktor penyebab infeksi ada 2 yaitu :

a. Faktor endogen

a) Umur

b) Seks

c) Penyakit penyerta

d) Daya tahan tubuh

e) Kondisi-kondisi lokal

b. Faktor eksogen

a) Lama penderita dirawat

b) Kelompok yang merawat

Page 7: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

c) Alat medis

d) Lingkungan

3. Penyebaran infeksi pada kedokteran gigi

Jalur utama penyebaran mikroorganisme pada praktek kedokteran gigi melalui:

a. Kontak langsung dengan luka infeksi atau saliva dan darah yang terinfeksi

b. Kontak tidak langsung dengan alat-alat yang terkontaminasi

c. Percikan darah, saliva atau sekresi nasofaring langsung pada kulit yang terluka

maupun yang utuh atau mukosa

d. Aerosol atau penyebaran mikroorganisme melalui udara

4. Pencegahan cross infection pada kedokteran gigi

a. Isolasi

Ada 3 cara isolasi :

a) Strict isolation untuk wabah pneumonia

Pasien diisolasi dengan pintu tertutup karena penyebaran lewat udara

operator harus memakai masker,sarung tangan, baju , cuci tangan setiap

kontak dengan pasien

b) Contact isolation untuk pernapasan akut, influensa dan infeksi kulit

Pasien membatasi kontak, menggunakan ruang khusus

Operator menggunakan masker, sarung tangan, baju , cuci tangan setiap

kontak dengan pasien

c) Respiratory isolation untuk peradangan.

Pasien ruangan khusus, tidak harus menggunakan gaun tapi harus

memakai masker

Operator menggunakan mas masker, sarung tangan, baju , cuci tangan

setiap kontak dengan pasien

b. Cuci tangan dilakukan sebelum melakukan tindakan

a) Dengan air yang mengalir

b) Sabun dan detergen

c) Larutan anti septic

c. Memakai alat perlindungan diri masker, hanscoon, kacamata, penutup kepala,

gaun pelindung, alas kaki

Page 8: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

d. Pengelolaan alat bekas pakai dekontaminasi, pencucian, sterilisasi atau DTT,

dan penyimpanan

e. Pengelolaan benda tajam membuang benda tajam

f. Membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci

tangan, menggunakan sarung tangan, tindak aseptik dan septik

g. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan penggaturan udara yang baik ,

pemasangan filter

h. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotik, nutrisi yang cukup, dan

vaksinasi

i. Pengawasan infeksi , identifikasi penyakit, dan mengontrol penyebaran penyakit

j. Melindungi usia yang rentan bayi imunisasi aktif dan pasif

k. Eliminasi reservoirpasien ditempatkan ditempat khusus untuk mengurangi

kontak dengan orang lain

l. Memutuskan rantai penularan

5. Standart penggunaan universal precaution

Universal Precautions rnerupakan upaya yangdilakukan dalarn rangka

perlindungan, pencegahan dan rnerninirnalkan infeksi silang (cross infections) antara

petugas pasien akibat adanya kontak langsung dengan pasien atau cairan tubuh pasien

yang terinfeksi penyakit menular (seperti HIVIAIDS dan hepatitis).

Standart penggunaan universal precaution adalah ;

a. Cuci tangan

b. Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuhm kulit tak utuh dan membran

mukosa

c. Pakai masker, perlindungan mata, gaun jika darah atau cairan tubuh mungkin

memercik

d. Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air

e. Tagani jarum dan benda tajam dengan aman

f. Buang jarum dan benda tajam dalam kotaktahan tusukan da tahan iar

g. Proses instrumen dengan benar

h. Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan seksama

i. Buang sampah terkontaminasi dengan aman

6. Tujuan dari universal precaution

Page 9: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

a. Mengendalikan infeksi secara konsisten

b. Memastikan standart adekuat

c. Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien

d. Asumsi bahwa risiko atau ifeksi berbahaya

7. Kendala univeral precaution sering diabaikan

a. Petugas layanan kesehatan kurang pengetahuan

b. Kurang dana untuk menyediakan pasokan yang dibutuhkan sarung tangan dan

masker

c. Penyediaan pasokan tersebut kurang

d. Petugas layanan kesehatan yang terlalu sibuk

e. Adanya anggapan bahwa orang yang terkena HIV biasanya bicara

8. Tahapan-tahapan dalam dekontaminasi

Dekontaminasi adalah Proses fisika / kimia yang digunakan untuk

menurunkan/menghilangkan mikroorganisme pada benda mati sehingga aman untuk

dipakai kembali.

Ada 3 tahap dalam dekontaminasi

a. Pencucian dan pembersihan (cleaning)

Secara fisik menghilangkan kontaminan termasuk debu, tanah, sejumlah besar

mikro-organisme dan bahan organik yang melindungi mereka

b. Desinfeksi

proses membunuh organisme-organisme patogen (kecuali spora kuman)

dengan cara fisik atau kimia; dilakukan terhadap benda mati. Hal ini dapat

mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan jalan membunuh

mikroorganisme pathogen. Bahan kimia yang dapat membunuh bentuk vegetatif

dan mikrobapatogen, tetapi tidak dapat menghancurkan spora disebut desinfektan.

. Disinfektan yang ideal :

1. efektif terhadap mikroorganisme

2. tidak merusak/mewarnai bahan

3. spesifik untuk mikroorganisme

4. penetrasi yang baik 

5. bersifat membasahkan

6. stabil untuk disimpan

Page 10: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

7. mudah dibuat

8. relatif murah 

9. mudah digunakan

10. sifat mikrobisidal

Contoh Disinfektan:

• Alkohol : senyawa R-CH2OH

• Fenol : fenol, senyawa majemuk fenol

• Logam berat : garam Hg,Cu,Ag

• Bahan oksidasi : H2O, iodin, klorin, hipoklorit

• Bahan oksidasi : substitusi atom hidrogen yang bebas dengan alkilContoh :

formaldehidOksida etilen

• Detergen: surface active agent →- detergen anion- detergen kation- detergen

non ion

Disinfektan yang umum digunakan dalam kedokteran gigi:

alkohol : etil alkohol yang atau propil alkohol 70%. Kerugiannya ialah mudah

menguap dan mudah diinaktivasi oleh bahan organik. Alkohol masih tetap

populer karena harganya relatif murah, mudah didapat, dan mudah larut dalam

air.

aldehid : glutaraldehid merupakan disinfektan yang populer digunakan dalam

kedokteran gigi, tetapi mengiritasi kulit

Bisguanid : salah satu disinfektan golongan bisguanid ialah klorheksidin

yangdigunakan secara luas dalam kedokteran gigi sebagai antiseptik dan

pencegahanterhadap pembentukan plak gigi

c. Sterilisasi

proses (kimia/fisika) yang membunuh semua bentuk hidup terutama

mikroorganisme yang hidup termasuk bakteri, virus dan spora

Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :

1. Pembersihan sebelum sterilisasi.

2. Pembungkusan

3. Proses sterilisasi

4. Penyimpanan yang aseptik

Proses Sterilisasi di kedokteran gigi dapat dicapai melalui metode :

Page 11: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

a) Pemanasan basah dengan tekanan tinggi (autoclave)

Membunuh kuman dengan cara mendenaturasi protein

b) Pemanasan kering (oven)

Membunuh kuman dengan cara mengoksidasi

1. Pembakaran

sterilisasi yang 100% efektif. Tetapi cara ini sangat terbatas pada

penggunaannya (hanya pada alat besi atau kaca bagian luar)

2. Sterilisasi udara panas

alat-alat ditempatkan dalam oven bersuhu 160-180oC selama 1-2 jam.

Sterilisasi ini baik untuk alat-alat laboratorium; kaca petri, pipet, pinset,

tabung, labu, dll..

c) Uap bahan kimia (chemiclave) etilen oksida, formaldehid

Sterilissasi dapat dilakukan dengancara :

1. Sterilisasi secara fisik

Selama senyawa kimia yang disterilkan tidak berubah atau terurai

akibatsuhu tinggi dan atau tekanan tinggi, selama itu sterilisasi secara fisik

dapatdilakukan. Misalnya dengan pemanasan udara panas, uap air,

bertekanan, pemijaran, penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek

seperti sinar X, sinar gamma, UV dan sebagainya.Pada pemanasan dengan

oven dibutuhkan panas setinggi 150-170 Cdengan waktu yang lebih lama

dari autoklaf. Sebagai gambaran untuk mematikan spora dibutuhkan waktu

dua jam dengan suhu 180 C.Pensterilan dengan uap dalam tekanan

dilakukan dalam autoklaf. Dalamotoklaf ini uap berada dalam keadaan

jenuh, dan peningkatan tekananmengakibatkan suhu yang tercapai menjadi

lebih tinggi, yaitu di bawahtekanan 15ib (2 atmosfer). Suhu dapat

meningkat sampai 121°C. Bila uap itudicampur dengan udara yang sama

banyak, pada tekanan yang sama, makasuhu yang tercapai hanya110°Citu

sebabnya udara dalam autoklaf harusdikeluarkan sampai habis untuk

memperoleh suhu yang diinginkan (121°C).dalam suhu tersebut semua

mikroorganisme, baik vegetatif maupun sporadapat dimusnahkan dalam

waktu yang tidak lama, yaitu sekitar 15-20 menit

2. Sterilisasi secara kimia

Page 12: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

Senyawa kimia yang sering digunakan sebagai disinfektan (senyawa yang

dapat menghancurkan sel antara lain ZnO alkohol dan campurannya)

3. Sterilisasi secara mekanik Beberapa media atau bahan akan mengalami

perubahan karena tidak tahanterhadap pemanasan tinggi ataupun tekanan

tinggi. Dengan demikian makasterilisasi yang efektif yaitu secara mekanik

misalnya, penyaringanmenggunakan filter khusus.Sistem kerja filter,

seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksiterhadap partikel-

partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba)

9. Klasifikasi alat kesehatan dalam kedokteran gigi

Dr.E.H.Spauling, mengelompokkan peralatan medis/ perawatan secara

berjenjang terkait dengan infeksi yang mungkin timbul pada saat dimanfaatkannya

peralata tersebut:

a. Peralatan kritis

Kontak dengan sistem peredaran darah (Vaskuler) jaringan steril

Contoh : Instrumen bedah, laparoskop, kateter jantung, scapel, implant

DISTERILKAN :

Sterilisasi Autoklaf, ETO, Plasma atau strilisasi temperatur rendah, chemical

sterilans

b. Peralatan semikritis

Kontak dengan membran mukosa yang utuh

Contoh : Endoskopi/anestesi ETT, termometer rectal

Disinfeksi Tingkat Tinggi: pasteurisasi, steam/rebus, disinfektan kimiawi

c. Peralatan non-kritis

Kontak dengan kulit yang utuh dan tidak mengenai membran mukosa

Contoh : Stetoskope, tensimeter, linen, bedpan, urinal, apron, alat makan,

kursi roda, dinding, tempat tidur

Pembersihan fisik / disinfeksi tingkat rendah (deterjen dan air)

Page 13: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)
Page 14: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)
Page 15: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)
Page 16: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)
Page 17: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)
Page 18: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

KERANGKA KONSEP

Universal precaution

disenfeksi strerilisasiCara mencegah

Tujuan disinfeksi dan sterrilisasi s

jenis

aseptis

Pencegahan infeksi

Page 19: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu

menyebabkan penyakit. Terdapat jenis-jenis infeksi antara lain infeksi ,

Autoinfection / self infection, lingkungan/enviromental infection, oportunistic

infection

Jalur utama penyebaran mikroorganisme pada praktek kedokteran gigi melalui:

a. Kontak langsung dengan luka infeksi atau saliva dan darah yang terinfeksi

b. Kontak tidak langsung dengan alat-alat yang terkontaminasi

c. Percikan darah, saliva atau sekresi nasofaring langsung pada kulit yang terluka

maupun yang utuh atau mukosa

d. Aerosol atau penyebaran mikroorganisme melalui udara

Universal Precautions rnerupakan upaya yangdilakukan dalarn rangka

perlindungan, pencegahan dan rnerninirnalkan infeksi silang (cross infections) antara

petugas pasien akibat adanya kontak langsung dengan pasien atau cairan tubuh pasien

yang terinfeksi penyakit menular (seperti HIVIAIDS dan hepatitis).

Ada 3 tahap dalam dekontaminasi

a. Pencucian dan pembersihan (cleaning)

Secara fisik menghilangkan kontaminan termasuk debu, tanah, sejumlah besar

mikro-organisme dan bahan organik yang melindungi mereka

b. Desinfeksi

proses membunuh organisme-organisme patogen (kecuali spora kuman)

dengan cara fisik atau kimia; dilakukan terhadap benda mati. Hal ini dapat

mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan jalan membunuh

mikroorganisme pathogen. Bahan kimia yang dapat membunuh bentuk vegetatif

dan mikrobapatogen, tetapi tidak dapat menghancurkan spora disebut desinfektan

c. Sterilisasi

proses (kimia/fisika) yang membunuh semua bentuk hidup terutama

mikroorganisme yang hidup termasuk bakteri, virus dan spora

Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :

Page 20: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

1. Pembersihan sebelum sterilisasi.

2. Pembungkusan

3. Proses sterilisasi

4. Penyimpanan yang aseptik

Proses Sterilisasi di kedokteran gigi dapat dicapai melalui metode :

a) Pemanasan basah dengan tekanan tinggi (autoclave)

Membunuh kuman dengan cara mendenaturasi protein

b) Pemanasan kering (oven)

Membunuh kuman dengan cara mengoksidasi

1. Pembakaran

sterilisasi yang 100% efektif. Tetapi cara ini sangat terbatas pada

penggunaannya (hanya pada alat besi atau kaca bagian luar)

2. Sterilisasi udara panas

alat-alat ditempatkan dalam oven bersuhu 160-180oC selama 1-2 jam.

Sterilisasi ini baik untuk alat-alat laboratorium; kaca petri, pipet,

pinset, tabung, labu, dll..

d) Uap bahan kimia (chemiclave) etilen oksida, formaldehid

Sterilissasi dapat dilakukan dengancara :

1. Sterilisasi secara fisik

Selama senyawa kimia yang disterilkan tidak berubah atau terurai

akibatsuhu tinggi dan atau tekanan tinggi, selama itu sterilisasi secara fisik

dapatdilakukan. Misalnya dengan pemanasan udara panas, uap air,

bertekanan, pemijaran, penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek

seperti sinar X, sinar gamma, UV dan sebagainya.

2. Sterilisasi secara kimia

Senyawa kimia yang sering digunakan sebagai disinfektan (senyawa yang

dapat menghancurkan sel antara lain ZnO alkohol dan campurannya)

3. Sterilisasi secara mekanik Beberapa media atau bahan akan mengalami

perubahan karena tidak tahanterhadap pemanasan tinggi ataupun tekanan

tinggi. Dengan demikian makasterilisasi yang efektif yaitu secara mekanik

misalnya, penyaringanmenggunakan filter khusus.Sistem kerja filter, seperti

pada saringan lain adalah melakukan seleksiterhadap partikel-partikel yang

lewat (dalam hal ini adalah mikroba)

Page 21: Laporan Sgd_blok 8 Lbm 1 (Sgd 5)

DAFTAR PUSTAKA

Persatuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia(Pelkesi), 1995:

Pengendalian infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta.

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan RI, 2001:Pedornan Penatalaksanaan lnfeksi

di TernpatPelayanan Kesehatan. Jakarta.

Departeman Kesehatan RI, 2000: Pedornan PraMik Klinik Keperawatan. Akademi

Keperawatan. Malang