LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    1/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    1. Dasar Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan

    1. Undang-Undang Nomor : 1 tahun 1962, tentang Karantina Laut,

    2. Undang-Undang Nomor : 36 tahun 2009, tentang Kesehatan,

    3. Undang-Undang Nomor : 4 tahun 1984, tentang Wabah Penyakit Menular,

    4. International Health Regulation tahun 2005,5. Peraturan Pemerintah Nomor : 40 tahun 1991, tentang Penanggulangan Wabah

    Penyakit Menular.

    6. Permenkes RI. No.416 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas

    air.

    7. Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang pangan,

    8. Kepmenkes No. 175 tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene sanitasi JasaBoga,

    9. Kepmenkes No. 942 tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi

    Makanan Jajanan,

    10. Kepmenkes No. 1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah

    Makan,

    11. International Health Regulation 1969 PP No.40 Tahun 1991 Tentang

    Penanggulangan Wabah Penyakit,

    12. Kepmenkes No. 1405 tahun 2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

    Kerja.

    Sedangkan acuan teknis kegiatan ini adalah : Berpedoman pada Standar Operasional

    Prosedur Nasional Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan di Pintu Masuk Negara Dit.

    Jen. PP & PL Dep. Kes RI. Tahun 2009.

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    2/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    2

    2. Gambaran Umum

    a. Pengawasan Kualitas Air Bersih

    Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar

    tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak ada seorangpun

    dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga

    dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan membersihkan kotoran yang

    ada di sekitar rumah. Air juga dipergunakan untuk keperluan industri, pertanian,

    pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lainlain. Penyakit

    penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui

    air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana

    mana.

    Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih

    harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang

    terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat.

    Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan meyebar secara

    langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui airdisebut sebagai waterborne diseaseatau water related disease.

    Berdasarkan Permenkes RI No.356/Menkes/PER/IV/2008, Tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. KKP mempunyai tugas melaksanakan

    pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,

    kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,

    pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul

    kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja

    bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara. Dalam melaksanakan tugas

    tersebut diatas, seksi pengendalian risiko lingkungan menyelenggarakan fungsi

    pengawasan penyediaan air bersih.

    Untuk melindungi masyarakat pelabuhan khususnya dan Indonesia umumnya

    dari faktor risiko lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan, salah satunya

    adalah dengan tersedianya air bersih yang memenuhi syarat kesehatan baik dari

    segi kualitas maupun kuantitas, untuk itu dibutuhkan pengawasan penyediaan air

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    3/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    3

    bersih yang meliputi penilaian kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi serta penilaian

    teknik penyediaan air bersih/air minum demi melindungi pengguna air bersih di

    Wilayah Kerja Pelabuhan Kelas II Kendari dari penyakit yang dapat ditularkan

    melalui air.

    b. Pengawasan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan

    Makanan dan minuman merupakan kebutuhan hayati. Dengan makanan dan

    minuman manusia akan memperoleh energi yang diperlukan untuk kelangsungan

    hidupnya melalui proses metabolisme yang kompleks. Dan pada sisi lain makanan

    dan minuman juga mengandung potensi yang membahayakan karena bahan yang

    bersifat merugikan tubuh manusia dapat melalui media makanan dan minuman

    yang dikenal sebagai sanitasi makanan (food hygiene). Sanitasi makanan tersebut

    salah satunya yaitu kualitas peralatan yang digunakan baik dalam pengolahan

    bahan makanan maupun digunakan untuk penyajian kepada konsumen.

    Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang memenuhi syarat

    kesehatan, maka perlu diadakan pengawasan terhadap hygiene dan sanitasi

    makanan dan minuman utamanya adalah usaha diperuntukkan untuk umumseperti restoran, rumah makan, ataupun pedagang kaki lima mengingat bahwa

    makanan dan minuman merupakan media yang potensial dalam penyebaran

    penyakit.

    Pengawasan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman mempunyai arti

    penting dalam upaya menghindarkan dari unsur pencemaran baik yang bersifat

    fisik, kimia dan bakteriologis.

    Sehubungan dengan hal tersebut di dalam Undang-undang RI No. 36 Tahun

    2009, tentang kesehatan bagian keenam belas mengenai Pengamanan Makanan

    dan Minuman pada pasal 109-111 dan dipertegas pada pasal 112 yang menyebutkan

    bahwa Pemerintah berwenang dan bertanggung jawab mengatur dan

    mengawasi produksi, pengolahan, pendistribusian makanan, dan minuman

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109, Pasal 110, dan Pasal 111.

    Pada umumnya tingkat hygiene makanan dan minuman yang dikonsumsi

    banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya dari segi pengolahan,

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    4/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    4

    pengangkutan, penyajian, sampai pencucian sebagai media pembersih peralatan

    makan dan minuman. Air yang dipakai dalam pencucian tersebut harus memenuhi

    syarat seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.416/

    MENKES/ PER/ 1X/ 1990, tentang persyaratan air bersih, begitu juga dengan

    persyaratan peralatan makan itu sendiri yang diatur dalam Permenkes No.715/

    MENKES /SK/V/ 2003,bahwa untuk persyaratan peralatan makanan tidak boleh

    mengandung bakteri lebih dari 100 koloni/cm2permukaan.

    Salah satu faktor yang dapat menunjang terjadinya kontaminasi makanan pada

    rumah makan adalah proses pencucian peralatan makan mulai dari proses

    pencuciannya, penirisan sampai kering dan disimpan untuk digunakan kembali,

    untuk penyajian makanan pada konsumen. Mengingat suatu Rumah Makan

    seringkali tidak memperhatikan proses pencucian peralatan makan yang baik atau

    dengan kata lain tidak higyenis, sehingga memberikan peluang besar terjadinya

    kontaminasi pada makanan dan minuman yang disalurkan kepada konsumen yang

    berkunjung pada Rumah Makan tersebut. Pada beberapa Rumah Makan seringkali

    tidak memperhatikan proses pencucian alat makan yang tidak hygienis. Padahaldalam proses pencucian peralatan makan perlu dilakukan secara hygienis

    pembersihan dari sisa-sisa makanan.

    Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelenggarakan

    sanitasi makanan yang efektif. Faktor faktor tersebut berkaitan dengan

    makanan, manusia dan peralatan.

    a. Faktor Makanan

    Hal hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan faktor makanan, antara

    lain :

    - Sumber bahan makanan

    - Pengangkutan bahan makanan

    - Penyimpanan bahan makanan

    - Pemasaran Makanan

    - Pengolahan Makanan

    - Penyajian Makanan

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    5/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    5

    - Penyimpanan Makanan

    Untuk meningkatkan pengawasan terhadap faktor faktor yang berkaitan

    dengan makanan pada Tempat Pengolahan Makanan yang ada di wilayah

    Pelabuhan Laut Kendari, maka dilaksanakan pengambilan sampel makanan

    untuk dilakukan pemeriksaan bakteriologis makanan.

    b. Faktor Manusia

    Yang bertindak sebagai penjamah makanan harus memenuhi

    persyaratan sanitasi, seperti kesehatan dan kebersihan individu, tidak

    menderita penyakit infeksi, dan bukan carrier dari suatu penyakit. Untuk

    personil yang menyajikan makanan harus memenuhi syarat syarat seperti

    kebersihan dan kerapihan, memiliki etika dan sopan santun, memiliki

    penampilan yang baik dan keterampilan membawa makanan dengan teknik

    khusus, serta ikut dalam program pemeriksaan kesehatan berkala setiap 6

    bulan atau 1 tahun.

    Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengawasan utamanya

    terhadap faktor faktor yang berkaitan dengan hygiene penjamah makanan,

    maka dilaksanakan Usap Dubur (rectal Swab).

    c. Faktor Sanitasi bangunan dan Peralatan

    Kebersihan bangunan dan fasilitas lainnya yang mendukung proses

    pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi. Aturan

    mengenai pelaksanaan hygiene dan sanitasi makanan tercantum dalam UU

    No.9/1960 tentang Pokok Pokok Kesehatan dan UU No. 11/1962 tentang

    Higiene untuk Usaha Usaha umum. Di dalam undang undang tersebut

    ditegaskan mengenai pelaksanaan pendidikan kesehatan, pengamatan dan

    pengawasan terhadap perusahaan perusahaan makanan dan pemeriksaan

    terhadap perusahaan makanan.

    Pengawasan Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan dipandang sangat

    perlu dilakukan, untuk menghindarkan masyarakat dari bahaya penyakit yang

    dapat ditularkan melalui makanan (food borne diseases).

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    6/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    6

    c. Pengawasan Sanitasi Tempat Tempat Umum

    Tempat tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan

    penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya.

    Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempat tempat umum

    dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tenpat tempat umum yang bersih guna

    melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan

    gangguan kesehatan lainnya.

    Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi

    lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara

    komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat

    layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat

    semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau

    swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut,

    panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah,

    objek wisata dan lain lain.

    Tujuan pengawasan sanitasi tempat tempat umum, antara lain :

    1. Untuk memantau sanitasi tempat tempat umum secara berkala

    2. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan

    lingkungan yang bersih dan sehat di tempat tempat umum

    Berdasarkan Kep MenKes RI No.265/Menkes/SK/III/2004, Tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Sebagai unit pelaksana teknisdilingkungan Departemen Kesehatan yang mempunyai tugas pencegahan masuk

    dan keluarnya penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan

    kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak

    kesehatan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, seksi

    pengendalian resiko lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari

    menyelenggarakan fungsi pengawasan hygiene dan sanitasi tempat tempat

    umum yang merupakan kegiatan rutin bulanan.

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    7/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    7

    Usaha ini bertujuan untuk membuat lingkungan Gedung/Bangunan yang

    menjadi fasilitas umum tidak menjadi salah satu sumber penularan penyakit atau

    habitat yang subur bagi perkembangbiakan Vector penyakit dilihat dari segi

    sanitasi lingkungan. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk membuat usaha

    Hygiene dan Sanitasi TTU tersusun dengan baik.

    d. Pengawasan Sanitasi Tempat Kerja / Perusahaan

    Berdasarkan Kep MenKes RI No.265/Menkes/SK/III/2004, Tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Sebagai unit pelaksana teknis

    dilingkungan Departemen Kesehatan yang mempunyai tugas pencegahan masuk

    dan keluarnya penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan

    kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak

    kesehatan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas bidang

    pengendalian resiko lingkungan menyelenggarakan fungsi pengawasan hygiene

    dan sanitasi gedung / bangunan dan perusahaan atau industri tempat kerja.

    Usaha ini bertujuan untuk membuat lingkungan Gedung/Bangunan Perusahaan

    tidak merupakan/menjadi sumber penularan penyakit atau habitatyang subur bagi

    perkembangbiakan Vector penyakit dan risiko lingkungan. Sehingga bangunan dan

    perusahaan yang ada di lingkungan Pelabuhan Kendari dapat di pantau dengan

    baik masalah Hygiene dan Sanitasi Gedung/Bangunannya.

    Sementara kondisi Gedung/Bangunan yang berada di Pelabuhan Kendari masih

    banyak gedung-gedung lama, banyak faktor yang menyebabkan upaya Hygiene

    Sanitasi tidak maksimal dan hal ini merupakan kondisi yang baik bagi penularan

    bermacam macam penyakit. Sehingga menjadi tidak nyaman lagi untuk lingkungan

    bekerja.

    Sedangkan kebisingan atau noise pollution sering disebut sebagai suara atau

    bunyi yang tidak dikehendaki atau dapat pula diartikan sebagai suara yang salah

    pada tempat dan waktu yang salah. Kebisingan merupakan salah satu faktor

    penting penyebab terjadinya stres dalam kehidupan dunia modern. Sumber

    kebisingan dapat berasal dari kendaraan bermotor, kawasan industri atau pabrik,

    pesawat terbang, kereta api, tempat tempat umum dan tempat niaga.

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    8/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    8

    Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan KKP Kelas II Kendari melaksanakan

    pembinaan dan pengawasan sanitasi industri dan tempat kerja yang meliputi

    pengawasan sanitasi dan pengawasan kualitas lingkungan dalam rangka

    mewujudkan tempat kerja yang memenuhi syarat kesehatan.

    Dengan terpenuhinya syarat syarat hygiene dan sanitasi pada industri /

    tempat kerja, diharapkan masyarakat sekitar pelabuhan Kendari dapat terhindar

    dari faktor risiko penyakit utamanya yang mungkin timbul dari tempat kerja yang

    tidak memenuhi syarat kesehatan, juga secara tidak langsung, dapat

    meningkatkan produktivitas tempat kerja tersebut.

    e. Pengamatan dan Pengendalian Vektor Penyakit

    Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga

    dikenal sebagai arthropodborne disease atau sering juga disebut sebagai

    vectorborne disease. Penyakit ini merupakan penyakit yang penting dan seringkali

    bersifat endemis maupun epidemis dan dapat menimbulkan bahaya kematian.

    Di Indonesia, penyakit penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan

    penyakit endemis pada daerah tertentu, antara lain, demam berdarah dengue

    (DBD), malaria, dan kaki gajah. Akhir akhir ini, muncul penyakit virus chikunguya

    yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Selain itu, juga terdapat

    penyakit saluran pencernaan, seperti disentri, kolera, demam tifoid dan paratifoid

    yang ditularkan secara mekanis melalui lalat rumah.

    Pemutusan rantai penularan (mode of transmission) dari arthropodborne

    disease dapat dilakukan dengan mempelajari cara penularan dari penyakit yang

    ada.

    Salah satu media penularan penyakit adalah melalui serangga penular penyakit

    (vektor) seperti nyamuk, pinjal tikus, serta lalat baik yang terbawa oleh alat angkut

    maupun yang sudah ada di Pelabuhan yang kemungkinan infectedoleh penderita

    yang datang dari luar.

    Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada manusia dan

    hewan yang disebabkan oleh parasit dan virus. Malaria, filariasis, yellow fever,

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    9/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    9

    Ensefalitis Virus dan Dengue Hemorrhagic Fever adalah beberapa penyakit yang

    ditularkan melalui vektor nyamuk.

    Lalat merupakan vektor mekanis bakteri patogen, protozoa, dan telur serta

    larva cacing, sedangkan Pinjal (flea) berhubungan dengan penularan penyakit pes

    dan tifus endemik. Pinjal dapat juga bertindak sebagai hospes perantara parasit.

    Pinjal juga dapat bertindak sebagai vektor mekanis berbagai penyakit yang

    disebabkan oleh bakteri atau virus, khususnya karena kontaminasi dengan

    tinjanya.

    Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui dalam pengendalian arthropoda

    antara lain pengendalian lingkungan dan pengendalian kimia. Pengendalian

    lingkungan merupakan cara terbaik untuk mengontrol arthropoda karena hasilnya

    dapat bersifat permanen (contoh membersihkan tempat tempat hidup

    arthropoda), sedangkan pada pengendalian kimia dilakukan penggunaan

    beberapa golongan insekstisida seperti golongan organoklorin, golongan

    organosfosfat, dan golongan karbamat. Untuk mencegah penyebaran penyakit

    yang disebabkan oleh pinjal (fleas), maka perlu dilakukan tindakan pengendalianterhadap arthropoda tersebut dan pengendalian terhadap hewan pengerat

    (rodent).

    Pengamatan dan Pemberantasan vektor di pelabuhan maupun bandara

    merupakan salah satu upaya penting di Indonesia, sebagaimana tercantum dalam

    UU Wabah No. 4 Tahun 1984. Penyakit ini tercantum pula dalam Permenkes RI No.

    560/Menkes/Per/VII/1989 tentang penyakit yang menimbulkan wabah serta

    penanggulangannya terkait dengan International Classification of Disease.

    Berdasarkan Kep MenKes RI No.265/Menkes/SK/III/2004, Tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Sebagai Unit Pelaksana teknis

    dilingkungan Departemen Kesehatan yang mempunyai tugas pencegahan masuk

    dan keluarnya penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan

    kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan, serta pengendalian dampak

    kesehatan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas bidang

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    10/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    10

    pengendalian resiko lingkungan menyelenggarakan fungsi pengamatan,

    pengendalian jentik, nyamuk dewasa, pinjal tikus, serta lalat.

    Pelabuhan laut yang salah satunya adalah Pelabuhan Kelas II Kendari

    merupakan pintu gerbang lalu lintas orang, barang dan alat angkut baik dari luar

    negeri maupun interinsuler. Dengan meningkatnya teknologi dan arus

    perdagangan maka kemungkinan terjadinya penularan melalui alat angkut dan

    isinya makin besar.

    Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan sesuai pula dengan ketentuan

    International Health Regulation, maka pemberantasan nyamuk, jentik, pinjal tikus

    serta lalat mutlak dilakukan untuk menjamin bebasnya Pelabuhan Kelas II Kendari

    dari serangga penular penyakit.

    B. Penerima Manfaat

    Penerima manfaat dari kegiatan pengawasan dan pengendalian vektor ini adalah

    seluruh staf Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari dan seluruh masyarakat yang

    berada di wilayah perimeter maupun buffer area Pelabuhan Kendari.

    C. Strategi Pencapaian Keluaran

    1. Metode Pelaksanaan

    Metode yang dilakukan adalah dilaksanakan secara Swakelola oleh KKP Kelas II

    Kendari.

    2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan.

    Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut :

    Matriks Tabel Waktu Pelaksanaan Kegiatan

    Seksi Pengendalian Risiko LingkunganKKP Kelas II Kendari

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    11/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    11

    Tahun 2013

    No Kegiatan BulanJan Peb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nov Des

    1. Pengawasan Kualitas Air Bersih

    2. Pengambilan Sampel Air Bersih

    3. Pengawasan Sanitasi TPM

    4. Pemeriksaan Sampel Makanan

    5. Pengawasan Sanitasi TTU

    6. Pengawasan Industri/Perusahaan

    8. Pengamatan Jentik

    9. Pengamatan Nyamuk Dewasa

    10. Pengamatan Kepadatan Lalat

    11. Pengamatan Kepadatan Tikus &

    12. Pinjal

    13.Pengamatan Vektor di Kapal &Pesawat

    14. Abatesasi

    15. Pengendalian Vektor (Fogging)

    16. Sosialisasi Pengendalian Vektor

    17.Sosialisasi Penyehatan Jasa Bogadi Wilayah Pel. Kendari

    18.Sosialisasi Penyehatan Jasa Bogadi Wilayah Pel. Kolaka

    19. Pengambilan Sampel Lingkungan

    20.Pemetaan wilayah pemeriksaanvektor

    21.Pengendalian Resiko LingkunganPra Embarkasi Haji

    D. Waktu Pencapaian Keluaran

    Waktu Pencapaian keluaran dari seluruh kegiatan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan

    adalah selama satu tahun (Tahun 2013).

    E. Biaya yang Diperlukan

    Seluruh Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Seksi Pengendalian Risiko

    Lingkungan bersumber dari DIPA KKP Kelas II Kendari Tahun Anggaran 2013, dengan

    rincian biaya terlampir.

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    12/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    12

    BAB II

    TARGET PELAKSANAAN KEGIATAN

    1. Pengawasan Kualitas Air Bersih

    NO URAIAN KEGIATAN SASARANTARGET

    PENCAPAIANOUTCOME

    1. Pengawasan FisikSarana Air Bersih

    Seluruh sarana airbersih (Reservoir,Sumur Bor, SumurGali, Depot Airminum Isi Ulang)yang ada di wilayahperimeter danbuffer pelabuhanataupun bandara

    - Seluruh SAB diperiksasetiap bulannya.- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik danlengkap- Tersedia laporanpengawasan kualitasair bersih yang lengkap(sebanyak 4 laporantriwulanan)

    SAB yangdigunakan olehmasyarakatmaupunpengguna jasa diwilayahpelabuhan danbandara bebasdari kontaminanyang berbahayabagi kesehatan

    2. Pemeriksaan sampel airbersih

    Seluruh sarana airbersih (Reservoir,Sumur Bor, SumurGali, Depot Airminum Isi Ulang)yang ada di wilayahperimeter danbuffer pelabuhanataupun bandara

    Seluruh SAB diperiksasetiap 3 bulan sekali.

    Air Bersih yangdigunakan olehmasyarakatwilayahpelabuhan bebasdari kontaminanyang berbahayabagi kesehatan

    2. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan

    NO URAIAN KEGIATAN SASARANTARGET

    PENCAPAIANOUTCOME

    1. Pengawasan FisikTempat PengolahanMakanan

    Seluruh tempatpengolahanmakanan(Restoran, warungmakan, kantin, dansejenisnya) yangada di wilayahperimeter danbuffer pelabuhanataupun bandara

    - Seluruh TPMdiperiksa setiapbulannya.- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik danlengkap- Tersedia laporanpengawasan yanglengkap.

    Tempatpengolahanmakanan diwilayahpelabuhan danbandara secarafisik memenuhisyarat laikkesehatan

    2. Pemeriksaan sampelmakanan

    Seluruh tempatpengolahanmakanan(Restoran, warungmakan, kantin, dan

    sejenisnya) yangada di wilayah

    Seluruh tempatpengolahan makanandiperiksa sekalidalam Tahun 2013.

    makanan yangdikonsumsi olehmasyarakatwilayahpelabuhan bebas

    dari kontaminanbakteriologis

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    13/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    13

    perimeter danbuffer pelabuhanataupun bandara

    yang berbahayabagi kesehatan

    3. Sosialisasi penyehatanjasaboga di PelabuhanKendari & Kolaka

    Seluruh pemiliktempat pengolahanmakanan(Restoran, warungmakan, kantin, dansejenisnya) ataupenjamah makananyang ada di wilayahperimeter danbuffer pelabuhanKendari dan Kolaka

    Terlaksananyasosialisasipenyehatan jasabogadi wilayah PelabuhanKendari dan Kolakayangterdokumentasikandengan baik.

    Penjamahmakananataupun pemiliktempatpengolahanmakanan yangada di wilayahPelabuhanmengertitentang prinsip prinsip hygienesanitasi dalam

    pengelolaanRumah Makan.

    3. Pengawasan Sanitasi Tempat Tempat Umum

    NO URAIAN KEGIATAN SASARANTARGET

    PENCAPAIANOUTCOME

    1. Pengawasan FisikTempat TempatUmum

    Seluruh tempat tempat umum(sekolah,penginapan, saranaibadah dan

    sejenisnya) yangada di wilayahperimeter danbuffer pelabuhanataupun bandara

    - Seluruh Tempat tempat umumdiperiksa setiapbulannya.- Seluruh kegiatan

    pengawasanterdokumentasikandengan baik danlengkap- Tersedia laporanpengawasan yanglengkap.

    Tempat tempatumum di wilayahpelabuhan danbandara secarafisik memenuhi

    syarat laikkesehatan.

    4. Pengawasan Sanitasi Industri / Tempat Kerja

    NO URAIAN KEGIATAN SASARANTARGET

    PENCAPAIANOUTCOME

    1. Pengawasan FisikIndustri / Tempat Kerja Seluruh industri /tempat kerja yangada di wilayahperimeter danbuffer pelabuhanataupun bandara

    - Seluruh industri /tempat kerjadiperiksa setiap 3bulan sekali (4 kalidalam satu tahun)- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik danlengkap- Tersedia laporanpengawasan yanglengkap.

    Industri / tempatkerja di wilayahpelabuhan danbandara secarafisik memenuhisyarat laikkesehatan.

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    14/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    14

    5. Pengawasan dan Pengendalian Vektor

    NO URAIAN KEGIATAN SASARAN TARGET PENCAPAIAN OUTCOME

    1. PengamatanKepadatan Jentik

    Seluruh bangunandi wilayahperimeter maupunbuffer yang ada diwilayah perimeterdan bufferpelabuhanataupun bandara

    - Seluruh bangunandiperiksa setiap bulannya.- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik dan lengkap- Tersedia laporanpengawasan yang lengkap.

    Dapat diketahuikepadatan jentikAedes Aegypti diwilayahpelabuhan danbandara

    2. PengamatanNyamuk Dewasa

    Perimeter danbuffer areaPelabuhan Lautdan Bandara

    Seluruh perimeter ataubuffer area Pelabuhan Lautdan Bandara teramatikepadatan nyamuknyasetiap bulan selama Tahun2013.- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik dan lengkap- Tersedia laporanpengawasan yang lengkap.

    Dapat diketahuitingkatkepadatan lalatdi wilayahpelabuhan danbandara

    3. PengamatanKepadatan Lalat

    Perimeter areaPelabuhan Lautdan Bandara

    Seluruh perimeter areaPelabuhan Laut danBandara teramati

    kepadatan lalatnya setiapbulan selama Tahun 2013.- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik dan lengkap- Tersedia laporanpengawasan yang lengkap.

    Dapat diketahuitingkatkepadatan lalat

    di wilayahpelabuhan danbandara

    4. PengamatanKepadatan Tikus &Pinjal

    Perimeter areaPelabuhan Lautdan Bandara

    Seluruh perimeter areaPelabuhan Laut danBandara teramatikepadatan tikus dan

    pinjalnya setiap bulanselama Tahun 2013.- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik dan lengkap- Tersedia laporanpengawasan yang lengkap.

    Dapat diketahuitingkatkepadatan tikusdan pinjal di

    wilayahpelabuhan danbandara

    5. Pengamatan Tandatanda KehidupanVektor di kapal /pesawat

    Alat angkut yangada di wilayah KKPKelas II Kendari

    Terlaksanannyapengawasan vektor padaalat angkut di wilayah KKPKelas II Kendari

    - Seluruh kegiatanpengawasan

    Dapat diketahuikepadatanvektor di alatangkut

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    15/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    15

    terdokumentasikandengan baik dan lengkap- Tersedia laporan

    pengawasan yang lengkap.6. Bimbingan teknis

    vektor di wilayahKerja

    Beberapa WilayahKerja KKP Kelas IIKendari

    Terlaksananya bimbinganteknis vektor di beberapawilayah kerja- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik dan lengkap- Tersedia laporanpengawasan yang lengkap.

    Dapat diketahuipermasalahanyang timbuldalam programpengamatan danpengendalianvektor di wilayahkerja

    7. PengendalianKepadatan Jentik

    Seluruh bangunandi wilayah

    perimeter maupunbuffer pelabuhanataupun bandara

    - Seluruh bangunandilakukan abatisasi setiap 3

    bulan sekali (4 kali selamaTahun 2013).- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik dan lengkap- Tersedia laporanpengawasan yang lengkap.

    Seluruhbangunan di

    wilayahpelabuhan danbandara bebasdari jentiknyamuk AedesAegypti

    8. PengendalianNyamuk Dewasa

    wilayah perimetermaupun bufferyang ada dipelabuhan Kendari

    Terlaksananyapengendalian nyamukdewasa (fogging) diwilayah Pelabuhan Kendari

    wilayahperimetermaupun bufferyang ada di

    pelabuhanKendari bebasdari nyamukpenularpenyakit.

    9. Pengendalian Tikusdan Pinjal

    Perimeter areaPelabuhan Lautdan Bandara

    Seluruh perimeter areaPelabuhan Laut danBandara diturunkantingkat kepadatan tikusdan pinjalnya setiap 3bulan sekali selama Tahun2013.

    - Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik dan lengkap- Tersedia laporanpengawasan yang lengkap.

    Menurunnyatingkatkepadatan tikusdan pinjal diwilayahpelabuhan danbandara

    10. Uji Resistensi Vektor Beberapa WilayahKerja KKP Kelas IIKendari

    Terlaksananya uji resistensivektor di beberapa wilayahkerja- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikan

    dengan baik dan lengkap- Tersedia laporanpengawasan yang lengkap.

    Dapat diketahuipermasalahanyang timbuldalam programpengamatan danpengendalian

    vektor di wilayahkerja

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    16/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    16

    11. SosialisasiPengendalianVektor di Pel.

    Kendari

    Seluruh ketuaRT/RW, lintassektoral diwilayah kerja Pel.Kendari

    Terlaksananya sosialisasipengendalian vektor diwilayah PelabuhanKendari danterdokumentasikandengan baik.

    Setiap KetuaRT/RW diwilayahPelabuhanKendarimengertitentang vektordan bagaimanacarapengendalianyang dapatdilakukan.

    12. Pemetaan WilayahPemeriksaan Vektor

    Seluruh wilayahperimeter dan

    buffer di wilayahKantor KesehatanPelabuhan kelas IIKendari

    Terlaksananya pemetaanseluruh wilayah perimeter

    dan buffer.

    Hasil Pemetaanwilayah

    pemeriksaanvektor

    6. Pengambilan sampel lingkungan

    NO URAIAN KEGIATAN SASARANTARGET

    PENCAPAIANOUTCOME

    1. Pengambilan SampelLingkungan (Tanah, Airdan Udara

    Seluruh wilayahperimeterpelabuhan kendari

    - Seluruh perimeterarea pelabuhankendari dilakukan

    pengambilan sampel- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik danlengkap- Tersedia laporanpengawasan yanglengkap.

    WilayahPerimeterpelabuhan

    memenuhisyarat laikkesehatan.

    7. Pengendalian Resiko Lingkungan Pra Embarkasi Haji

    NO URAIAN KEGIATAN SASARAN TARGETPENCAPAIAN

    OUTCOME

    1. Pengawasan Sanitasi(pengawasan kualitasair bersih, pengawasansanitasi gedung danbangunan, pengawasansanitasi dapur asramahaji)

    Seluruh bangunanyang ada di asramahaji kendaridilakukan 3 tahappengawasan

    - Seluruh bangunan diasrama haji dilakukanpengawasan sanitasi- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik danlengkap- Tersedia laporanpengawasan yang

    lengkap.

    Asrama hajimemenuhisyarat laikkesehatan.

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    17/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    17

    2. Pengawasan danPengendalian Vektor

    Seluruh bangunandan wilayah yangada di asrama haji

    kendari dilakukan 2tahap pengawasan

    - Seluruh bangunan diasrama haji dilakukanpengawasan dan

    pengendalian vektor- Seluruh kegiatanpengawasanterdokumentasikandengan baik danlengkap- Tersedia laporanpengawasan yanglengkap.

    Asrama hajimemenuhisyarat laik

    kesehatan.

    BAB III

    REALISASI KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

    1. SANITASI LINGKUNGAN

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    18/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    18

    a. Pengawasan Penyediaan Air Bersih

    Kegiatan pengawasan penyediaan air bersih yang dilaksanakan secara rutin oleh Seksi

    Pengendalian Risiko Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari Tahun

    2013, sebagai berikut :

    1. Inspeksi Sanitasi Sarana Penyediaan Air Bersih

    Jumlah sarana penyediaan air bersih yang terdata di Pelabuhan Laut Kendari dan

    wilayah kerjanya adalah sebanyak 18 buah / unit dengan distribusi sebagai berikut

    :

    Tabel 1.Distribusi Jumlah Sarana Air Bersih

    Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II KendariTahun 2013

    No Lokasi Jumlah SAB

    1 KKP Induk 10

    2 Wilker Bandara Haluoleo 2

    3 Wilker Kolaka 2

    4 Wilker Pomalaa 2

    5 Wilker Bau - Bau 2

    6 Wilker Wanci 5

    23Jumlah Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

    Dari table diatas, dapat dirinci masing masing Sarana sebagai berikut :

    - Wilayah Pelabuhan Laut Kendari, sebanyak 10 buah SAB yang terdiri dari :

    @ Reservoir : 3 buah

    @ Sumur Bor Umum : 5 buah

    @ Sumur Gali : 1 buah, dan

    Air Minum Isi Ulang : 1 buah

    - Bandara Haluoleo, sebanyak 2 SAB (Reservoir Bandara Haluoleo)

    - Wilker Pelabuhan Laut Pomalaa, sebanyak 2 SAB (Reservoir Pelabuhan Antam

    & Depot Air Minum Isi Ulang)

    - Wilker Pelabuhan Laut Kolaka, sebanyak 2 SAB (Reservoir Pelabuhan ASDP &

    Air Minum Isi Ulang)

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    19/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    19

    - Wilker Pelabuhan Laut Bau Bau, sebanyak 2 SAB (reservoir Pelabuhan

    Murhum & Pelabuhan Penyeberangan Ferry)

    - Wilker Pelabuhan Laut Wanci, sebanyak 5 buah SAB, yang terdiri dari 3 buah

    sumur gali umum di Perimeter area, 1 buah SAB Depot air minum isi ulang

    sejahtera, dan 1 buah Sumur Bor (Perimeter area),

    Grafik 1Distribusi Jumlah Sarana Air Bersih

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II KendariTahun 2013

    2. Pengambilan dan Pengiriman Sampel Air

    Kegiatan pengambilan dan pengiriman sampel air sarana PAB pada Tahun 2013

    di Pelabuhan Induk 1 kali sebanyak 8 sampel, sedangkan di wilker Baubau

    sebanyak 1 kali yaitu sejumlah 2 sampel kemudian dikirim di Laboratorium

    Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Total sampel yang diambil pada

    Tahun 2013 sebanyak 10 sampel (dengan parameter pemeriksaan untuk masing

    masing sampel air yaitu MPN Coli , E.Coli, Coli Tinja dan parameter kimia). Hasil

    pemeriksaan dari laboratorium dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 2Hasil Pemeriksaan Sampel Air Secara Bakteriologis

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II KendariTahun 2013

    NO LOKASI JUMLAH JUMLAH HASIL KETERANGAN

    10

    25

    2

    22 KKP Induk

    Wilker Baubau

    Wilker Wanci

    Wilker Kolaka

    Wilker Pomalaa

    Wilker Bandara Haluoleo

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    20/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    20

    SAB SAMPEL MS TMS

    1 Pel. Laut Kendari 8 8 7 1

    2 Pel. Laut Bau Bau 2 2 0 2

    Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

    Dari hasil pemeriksaan laboratorium, 8 sampel air dari Pel. Laut Kendari

    ditemukan bahwa 7 sampel memenuhi syarat dan 1 sampel yang diperoleh dari

    perimeter area DSFI (Dharma Samudra Fishing Industries) tidak memenuhi syarat

    karena positif mengandung bakteri E. coli.

    3. Diseminasi Informasi dalam Pengawasan PAB

    Kegiatan diseminasi dilaksanakan tiap bulan setelah hasil Inspeksi Sanitasi dan

    pemeriksaan fisik lapangan. Informasi yang disampaikan kepada masing - masing

    pemilik / penanggungjawab sarana PAB yang ada adalah hasil Inspeksi Sanitasi

    dan pemeriksaan lapangan seperti PH, Chlor demikian juga apabila dilakukan

    pemeriksaan di laboratorium baik pemeriksaan secara kimia maupun secara

    bakteriologis agar kualitas air sarana PAB yang ada di pelabuhan senantiasa

    terjamin sehat dan aman.

    b. Pengamanan Makanan dan Minuman

    Kegiatan pengamanan makanan dan minuman yang dilaksanakan Kantor Kesehatan

    Pelabuhan Kelas II Kendari Tahun 2013, sebagai berikut :

    1. Pendaftaran TPM

    Kegiatan pendaftaran Tempat Pengolahan Makanan / Minuman pada Tahun 2013

    dilakukan sebanyak 1 kali.

    Hasil pendataan Tempat Pengolahan Makanan yang terdaftar sebanyak 66 buah

    TPM dengan rincian :

    - Pelabuhan Kendari, sebanyak 22 buah TPM

    - Bandara Haluoleo, sebanyak 8 buah TPM

    - Wilker Pelabuhan Kolaka, sebanyak 6 buah TPM

    - Wilker Pelabuhan Bau Bau, sebanyak 24 buah TPM

    - Wilker Wanci, sebanyak 6 buah TPM

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    21/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    21

    Grafik 2Distribusi TPM Terdaftar Menurut Wilayah Kerja

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II KendariTahun 2013

    Sumber : Data Primer Seksi PRL tahun 2013

    2. Inspeksi Sanitasi TPM

    Inspeksi sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Pelabuhan Kendari

    dan wilayah kerjanya pada Tahun 2013 dilakukan terhadap 66 TPM yang ada. Dari

    hasil inspeksi yang dilaksanakan setiap bulannya, diperoleh hasil bahwa seluruh

    TPM yang ada di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari pada

    Tahun 2013 secara fisik sebagian besar telah memenuhi syarat laik hygiene.

    Sedangkan untuk pemeriksaan makanan secara bakteriologis, dilakukan

    pengambilan sampel oleh petugas KKP Kelas II Kendari kemudian sampel yang

    diambil segera diteruskan ke Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi

    Sulawesi Tenggara. Hasil pemeriksaan dari laboratorium dapat dilihat pada tabel

    berikut :

    Tabel 3Hasil Pemeriksaan Sampel Makanan Secara Bakteriologis

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari

    Tahun 2013

    NO LOKASI JUMLAH JUMLAH HASIL KETERANGAN

    22

    24

    6

    68 KKP Induk

    Wilker Baubau

    Wilker Wanci

    Wilker Kolaka

    Wilker Bandara

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    22/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    22

    TPM SAMPEL MS TMS

    1 Pel. Laut

    Kendari

    47 47 42 5

    2 Pel. Laut Bau Bau

    43 43 38 5

    3 Pel. Laut Wanci 6 6 6 0

    4 BandaraHaluoleo

    8 8 6 2

    5 Pel. Laut Kolaka 15 15 15 0

    Jumlah 119 119 107 12

    Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

    Hasil pemeriksaan laboratorium sampel makanan, diperoleh data bahwa untuk 47

    sampel yang diperiksa di Pel. Laut Kendari ditemukan bahwa 42 sampel

    memenuhi syarat dan terdapat 5 sampel yang tidak memenuhi syarat karena

    terkontaminasi oleh bakteri yaitu WM. Kamasea (+) E. coli, WM. PPS Kdi (+) E.coli,

    RM. Podomoro (+) Salmonella sp, RM. Puday (+) Salmonella sp, dan WM. Tau

    Kamasea (+) Salmonella sp. Adapun 43 sampel yang diperoleh dari Pel. Laut

    Baubau ditemukan bahwa 38 sampel memenuhi syarat dan 5 sampel tidak

    memenuhi syarat yaitu WM. Coto Makassar (+) Salmonella sp, RM. Lemoambo (+)

    E. coli, Kantin Vita (+) Salmonella sp, RM. Amir Bagadang (+) E. coli dan (+)

    Salmonella sp, serta WM. Kenangan (+) Salmonella sp.

    Pemeriksaan 8 sampel dari Wilker Bandara Haluoleo ditemukan 6 sampel yang

    memenuhi syarat dan 2 sampel yang tidak memenuhi syarat yaitu Kantin Dharma

    Wanita (+) E. coli dan (+) Salmonella sp, serta Kantin Anggrek (+) E. coli. Untuk

    Wilker Kolaka dari 15 sampel yang diperiksa semuanya memenuhi syarat.

    c. Hygiene Sanitasi Kapal/Pesawat dalam rangka sertfikasi

    Kegiatan pemeriksaan hygiene sanitasi kapal yang dilaksanakan Kantor Kesehatan

    Pelabuhan Kelas II Kendari pada Tahun 2013 antara lain sebagai berikut :

    1. Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Kapal/Pesawat

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    23/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    23

    Pemeriksaan hygiene dan sanitasi kapal Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

    Kendari dan wilayah kerjanya pada Tahun 2013 dilakukan terhadap Kapal yang

    datang dari dalam maupun dari luar negeri. Jumlah kapal yang diperiksa hygiene

    dan sanitasinya pada Tahun 2013 sebanyak 2.425 alat angkut yang terdiri dari

    2.360 kapal dan 65 pesawat.

    Tabel 4Distribusi Jumlah Kapal & Pesawat yang diperiksa hygiene dan sanitasinya

    Di Wilayah KKP Kelas II KendariTahun 2013

    Lokasi

    Distribusi Pemeriksaan Hygiene dan Sanitasi Kapal dan Pesawat

    JumlahJa

    n

    Fe

    b

    Ma

    r

    Ap

    r

    Me

    i

    Ju

    nJul

    Au

    g

    Se

    p

    Ok

    t

    No

    v

    De

    s

    Pel. Laut

    Kendari50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 600

    Bandara

    Haluoleo6 6 6 6 6 5 5 5 5 5 5 5 65

    Pel. Laut

    Baubau9 9 97 124 140

    11

    8

    17

    2139 179 160 109 109 1365

    Pel. Laut

    Kolaka2 2 2 2 2 2 16 20 16 16 14 0 94

    Pel. Laut

    Pomalaa

    2 3 3 3 3 7 5 1 6 3 3 3 42

    Pel. Laut

    Wanci16 14 17 49 53 38 25 10 12 10 10 5 259

    Jumlah 85 84 175 234 25422

    0

    27

    3225 268 244 191 172 2425

    Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

    Grafik 3Distribusi Jumlah Kapal & Pesawat yang diperiksa hygiene dan sanitasinya

    Di Wilayah KKP Kelas II Kendari Tahun 2013

    Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

    Distribusi Pemeriksaan Hygiene dan Sanitasi Kapal dan

    Pesawat

    Pel. Laut Kendari

    Bandara

    HaluoleoPel. Laut Baubau

    Pel. Laut Kolaka

    Pel. Laut

    PomalaaPel. Laut Wanci

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    24/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    24

    Dari grafik tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah pemeriksaan tertinggi dilakukan

    pada Bulan Juli yakni sejumlah 273 alat angkut. Pemeriksaan terendah terjadi pada

    Bulan Februari dengan jumlah pemeriksaan 84 alat angkut. Jumlah pemeriksaan

    kapal tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu sebanyak 268 kapal dan terendah pada

    bulan Februari yaitu sebanyak 78 kapal. Sedangkan untuk pemeriksaan pesawat,

    pemeriksaan tertinggi terjadi pada bulan Januari-Mei dengan jumlah masing-

    masing 6 pesawat dan pemeriksaan terendah pada bulan Juni-Desember dengan

    jumlah masing-masing 5 pesawat.

    2. Pemberian Rekomendasi Sertifikasi

    Pemberian rekomendasi sertifikasi diberikan kepada kapal yang telah diperiksa

    hygiene dan sanitasinya, yaitu sebanyak 764 kapal.

    d. Hygiene Sanitasi Tempat Tempat Umum

    Hasil kegiatan inspeksi sanitasi terhadap gedung / bangunan yang menjadi sarana /

    fasilitas umum pada Tahun 2013 termasuk inspeksi sanitasi dan hygiene sanitasi

    lingkungan terminal penumpang yang ada, yakni :

    Jumlah tempat tempat umum yang terdaftar pada Pelabuhan Kendari dan Wilayah

    Kerja sebanyak 69 buah tempat tempat umum. Inspeksi ini dilaksanakan rutin setiap

    bulan di setiap lokasi.

    Tabel 5Distribusi Jumlah TTU yang diperiksa hygiene dan sanitasinya

    Di Wilayah KKP Kelas II KendariTahun 2013

    NO LOKASIJUMLAH

    TTU

    HASILKETERANGAN

    MS TMS1 Pel. Laut Kendari 220 220 0

    2 Pel. Laut Bau Bau 288 288 0

    3 Pel. Laut Wanci 70 70 0

    4 Bandara Haluoleo 92 91 1

    5 Pel. Laut Kolaka 42 42 0

    6 Pel. Laut Pomalaa 36 36 0

    Jumlah 748 747 1

    Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

    Grafik 4

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    25/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    25

    Distribusi Jumlah Bangunan Menurut Wilayah KerjaKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari

    Tahun 2013

    Sepanjang Tahun 2013, dilakukan survey / pengamatan sanitasi tempat tempat

    umum dengan distribusi perwilker dijabarkan pada grafik diatas. Untuk KKP Induk

    sebanyak 220 tempat tempat umum yang diinspeksi, dengan rata-rata tiap bulannya

    18 TTU, untuk Wilker Bandara Haluoleo sebanyak 92 tempat tempat umum

    (termasuk terminal penumpang dan cargo bandara) dengan rata-rata tiap bulannya 8

    TTU, Wilker Kolaka sebanyak 42 bangunan dengan rata-rata tiap bulannya 4 TTU,

    Wilker Pomalaa sebanyak 36 bangunan dengan rata-rata tiap bulannya 3 TTU, Wilker

    Wanci sebanyak 70 bangunan dengan rata-rata tiap bulannya 6 TTU dan wilker Bau Bau sebanyak 288 TTU dengan rata-rata gedung / bangunan yang diinspeksi tiap

    bulannya sebanyak 24 TTU selama Tahun 2013.

    e. Hygiene Sanitasi Perusahaan

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    Pel. Laut

    Kendari

    Pel. Laut

    BauBau

    Pel. Laut

    Wanci

    Bandara

    Haluoleo

    Pel. Laut

    Kolaka

    Pel. Laut

    Pomalaa

    Jumlah

    220

    288

    7092

    42 36

    748

    220

    288

    70 91

    42 36

    747

    0 0 0 1 0 0 1

    JUMLAH TTU

    HASIL MS

    HASIL TMS

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    26/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    26

    Untuk sebaran industri yang ada di wilayah kerja KKP Kelas II kendari dapat dilihat

    distribusinya sebagai berikut :

    Tabel 6Distribusi Industri / Perusahaan

    Wilayah KKP Kelas II KendariTahun 2013

    No. Lokasi Nama Industri Keterangan

    1. Pelabuhan Laut Kendari PT. Dharma Samudera FI Dilakukanpengawasansanitasi danhygiene setiaptriwulan

    2. PT. Mina Jaya Lestari Kendari

    3. PT. Kelola Mina Laut Kendari

    4. CV. Bersatu Untuk Maju Kendari

    5. PT. Andhika Kendari

    6. PT. Abadi Makmur Ocean Kendari7. Fa Sanu Kendari

    8. PT. Sultra Mitra Lestari

    9. CV. Ome Trading Coy

    10. PT. Ade Sultra Persada

    11. PT. Yanagi Hintalaraya Kendari

    12. PT. Sultra Tuna Samudera Kendari

    13. Pelabuhan Laut Pomalaa PT. Antam, Tbk Tidak dilakukanpengawasansanitasi danhygiene industri

    Sumber : Data Primer Seksi PRL tahun 2013

    Menurut hasil inspeksi setiap bulannya selama Tahun 2013 dari Pelabuhan

    Induk dan wilayah kerjanya, dapat dinilai bahwa semua TTU di wilayah kerja Kantor

    Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari pada Tahun 2013 secara fisik telah memenuhi

    syarat.

    Perlu ditambahkan bahwa, karena keterbatasan tenaga di wilayah kerja

    khususnya untuk wilayah kerja Kolaka, maka setiap bulannya dilakukan penggiliranTTU yang diawasi, sehingga setiap bulan tidak dilaksanakan pengawasan terhadap

    seluruh TTU yang ada. Pengawasan Sanitasi Tempat Tempat Umum pada Tahun

    2013 telah memenuhi target realisasi 100 % pengawasan terhadap seluruh Tempat

    Tempat Umum yang ada.

    f. Pengambilan Sampel Lingkungan

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    27/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    27

    Kegiatan pengambilan sampel lingkungan di wilayah pelabuhan laut kendari

    dilakukan di wilayah perimeter yaitu Pelabuhan Wawonii, Pelabuhan Rakyat,

    Pelabuhan Dharma Samudera, Pelabuhan Nusantara dan Pelabuhan Perikanan

    Samudera.

    Pengambilan sampel lingkungan yang dilakukan yakni sampel udara, tanah dan air

    limbah yang mana pengambilan sampel dilakukan di beberapa titik dan setiap jenis

    sampel terdiri dari beberapa parameter pemeriksaan.

    1. Air Limbah

    Pengambilan sampel air limbah dilakukan di 5 wilayah perimeter dengan jumlah 13

    sampel pemeriksaan. Sebaran pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel

    berikut:

    Tabel 7Distribusi Pengambilan Sampel Air Limbah

    Wilayah KKP Kelas II KendariTahun 2013

    TDS Zn Cu Hg DO COD BOD

    Nilai Baku mutu - 15 - - - 100 50

    1 Pel. Wawonii (1) 1760 0,04 0,27 0,0305 2,75 250 10

    2 Pel. Wawonii (2) 600 0,01 0,99 0,0175 2,14 200 8

    3 Pel. Wawonii (3) 430 0,02 0,53 0,0155 2,05 300 9

    4 Pel. Rakyat (1) 2060 0,01 0,99 0,0261 3,12 300 10

    5 Pel. Rakyat (2) 32000 0,03 0,88 0,0239 2,42 250 8

    6 Pel. Darma Samudera (1) 6500 0,02 0,39 0,0107 2,8 200 18

    7 Pel. Darma Samudera (2) 31500 0,02 0,17 0,0082 2,8 200 15

    8 Pel. Darma Samudera (3) 500 0,04 0,56 0,0048 3,11 150 12

    9 Pel. Nusantara (1) 510 0,04 0,18 0,0006 2,8 300 15

    10 Pel. Nusantara (2) 31000 0,01 0,74 0,008 2,6 150 18

    11 PPS (1) 31500 0,04 1 0,0058 3,04 200 15

    12 PPS (2) 1570 0,02 0,99 0,0063 3 100 15

    13 PPS (3) 9000 0,002 0,99 0,0065 3 150 12

    Tempat Pengambilan

    SampelNo

    Hasil Pemeriksaan

    Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

    Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil pemeriksaan sampel air limbah yang

    dilakukan di perimeter area terdapat beberapa tempat yang hasil pemeriksaannya

    melebihi baku mutu lingkungan. Untuk pemeriksaan TDS (Total Dissolved Solid)

    semua titik pengambilan sampel melebihi ambang batas (0). Nilai TDS tertinggi

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    28/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    28

    yaitu sampel di Pel. Rakyat (2) senilai 32.000 dan terendah di Pel. Wawonii (3)

    senilai 430. Untuk pemeriksaan Zn, semua memenuhi syarat atau tidak melebihi

    nilai baku mutu lingkungan.

    Sementara untuk pemeriksaan Cu, Hg, dan DO, semua titik pengambilan sampel

    melewati nilai baku mutu lingkungan (0). Nilai Cu tertinggi yaitu sampel yang

    diperoleh dari PPS (2) senilai 1 dan yang terendah sampel yang diperoleh dari Pel.

    Dharma Samudera (2) senilai 0,17. Sementara nilai Hg teritinggi yaitu 0,008 yang

    sampelnya diperoleh dari Pel. Nusantara (2) dan yang terendah 0,0006 yang

    diperoleh dari Pel. Nusantara (1). Untuk DO, nilai tertinggi yaitu yang diperoleh

    dari Pel. Rakyat (1) senilai 3,12 dan yang terendah diperoleh dari Pel. Wawonii (3)

    senilai 2,05.

    Untuk pemeriksaan COD hanya satu titik pengambilan sampel yang tidak

    melewati nilai baku mutu lingkungan yaitu yang diperoleh dari PPS (2) senilai 100

    dan nilai tertinggi yang diperoleh dari Pel. Wawonii (3), Pel. Rakyat (1), dan Pel.

    Nusantara (1) senilai 300. Untuk parameter BOD, semua memenuhi persyaratan.

    2. Tanah

    Tabel 8Distribusi Pengambilan Sampel Tanah

    Wilayah KKP Kelas II KendariTahun 2013

    Hasil Pemeriksaan

    Pestisida

    Nilai Baku mutu -

    1 Pel. Darma Samudera (Inlet) Negatif2 Pel. Darma Samudera Negatif

    3 Pel. Nusantara Negatif

    4 Pel. Wawonii Negatif

    5 Pel. Pelni Negatif

    Tempat Pengambilan

    SampelNo

    Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

    Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil pemeriksaan sampel tanah yang

    dilakukan di perimeter are untuk parameter pestisida menunjukkan hasil yang

    negatif, jadi memenuhi syarat atau tidak melebihi nilai baku mutu lingkungan.

    3. Udara

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    29/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    29

    Tabel 9Distribusi Pengambilan Sampel Udara

    Wilayah KKP Kelas II KendariTahun 2013

    SO2 NO2 Debu Kebisingan

    Nilai Baku mutu 900 400 90

    Pemukiman: 55 db, Industri : 70 db,

    perkantoran : 65 db, pemerintahan

    & fasi li tas umum : 60 db

    1 Pel. Kapal Sagori (Titik 1) 5,53 5,7 0,84 72,6

    2 Pel. Depan Pintu (Titik 2) 4,1 4,76 0,84 72,3

    3 Pel. Depan Pintu (Titik 3) 4 5,01 0,87 75,6

    4 Titik 04 4,13 4,85 0,88 52,3

    5 Titik 05 6,34 6,89 0,88 61,26 Titik 06 4,19 4,65 0,45 71,5

    7 Titik 07 5,01 5,86 0,88 51,5

    8 Titik 08 4,85 5,06 0,45 65,8

    9 Titik 09 4,11 4,65 0,8 62,2

    10 Titik 10 5,05 5,19 0,11 62,5

    11 Titik 11 5 5,61 0,08 75,2

    12 Titik 12 5,01 5,44 0,88 75,2

    13 Titik 13 4,91 5,09 0,04 69,6

    Tempat Pengambil an

    SampelNo

    Hasil Pemeriksaan

    Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

    Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil pemeriksaan sampel udara yang

    dilakukan di perimeter area terdapat beberapa tempat yang hasil pemeriksaannya

    melebihi baku mutu lingkungan. Untuk pemeriksaan TDS (Total Dissolved Solid)

    semua titik pengambilan sampel melebihi ambang batas (0). Nilai TDS tertinggi

    yaitu sampel di Pel. Rakyat (2) senilai 32.000 dan terendah di Pel. Wawonii (3)

    senilai 430. Untuk pemeriksaan Zn, semua memenuhi syarat atau tidak melebihi

    nilai baku mutu lingkungan.

    Sementara untuk pemeriksaan Cu, Hg, dan DO, semua titik pengambilan sampelmelewati nilai baku mutu lingkungan (0). Nilai Cu tertinggi yaitu sampel yang

    diperoleh dari PPS (2) senilai 1 dan yang terendah sampel yang diperoleh dari Pel.

    Dharma Samudera (2) senilai 0,17. Sementara nilai Hg teritinggi yaitu 0,008 yang

    sampelnya diperoleh dari Pel. Nusantara (2) dan yang terendah 0,0006 yang

    diperoleh dari Pel. Nusantara (1). Untuk DO, nilai tertinggi yaitu yang diperoleh

    dari Pel. Rakyat (1) senilai 3,12 dan yang terendah diperoleh dari Pel. Wawonii (3)

    senilai 2,05.

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    30/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    30

    Untuk pemeriksaan COD hanya satu titik pengambilan sampel yang tidak

    melewati nilai baku mutu lingkungan yaitu yang diperoleh dari PPS (2) senilai 100

    dan nilai tertinggi yang diperoleh dari Pel. Wawonii (3), Pel. Rakyat (1), dan Pel.

    Nusantara (1) senilai 300. Untuk parameter BOD, semua memenuhi persyaratan.

    2. PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENULAR PENYAKIT

    a. Pengamatan Kepadatan Lalat

    Kegiatan pengamatan kepadatan lalat yang telah dilaksanakan sepanjang

    Tahun 2013 sebanyak 12 kali pengukuran di setiap lokasi dengan rata rata tingkatkepadatan lalat tertinggi di wilayah pelabuhan laut Kendari sebesar 5 ekor dan

    terendah selama Tahun 2013 di wilayah Pelabuhan Laut Pomalaa sebesar 2 ekor.

    Untuk distribusi lengkap masing masing wilayah dapat dilihat pada tabel sebagai

    berikut :

    Tabel 10Frekuensi Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat

    Wilayah KKP Kelas II Kendari

    Tahun 2013

    NO LOKASIFREKUENSI

    PENGUKURAN(kali)

    RATA RATATINGKAT KEPADATAN

    LALAT

    1. Pel. Laut Kendari 12 5

    2. Wilker Bandara Haluoleo 12 4,25

    3. Wilker Kolaka 12 2,25

    4. Wilker Pomalaa 12 1,59

    5. Wilker Bau Bau 12 2

    6. Wilker Wanci 12 2,67

    Jumlah 72 2,96Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

    Sedangkan untuk tabel distribusi tingkat kepadatan lalat wilayah KKP Kelas II Kendari

    dapat dilihat sebagai berikut :

    Tabel 11

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    31/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    31

    Distribusi Rata Rata Tingkat Kepadatan LalatKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari

    Tahun 2013No Lokasi

    Rata-rata Tingkat Kepadatan Lalat Rata-

    RataJumlah

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des

    1 Pel. Kendari 5 6 7 3 8 8 5 3 11 0 0 4 5 60

    2 Wilker Baubau 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24

    3 Wilker Wanci 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2,67 32

    4 Wilker Kolaka 3 4 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2,25 27

    5Wilker

    Pomalaa2 2 2 2 2 2 2 1 2 0 0 2 1,58 19

    6Wilker Bandara

    Haluoleo3 3 2 3 2 3 7 4 5 7 4 8 4,25 51

    Jumlah 17 20 17 15 18 19 20 15 25 15 11 21 2,96 213

    Sumber : Data Primer Seksi PRL tahun 2013

    Tabel distribusi rata rata tingkat kepadatan lalat diatas menggambarkan rata rata

    tingkat kepadatan lalat sepanjang Tahun 2013 di seluruh wilayah KKP Kelas II Kendari.

    Kecenderungan kepadatan lalat fluktuatif dari Bulan Januari hingga Desember 2013,

    utamanya Wilayah Pelabuhan Laut Kendari. Melihat kecenderungan ini, hendaknya

    direncanakan untuk melaksanakan tindakan pengendalian kepadatan lalat, untuk

    menghindari tingginya kepadatan lalat di waktu yang akan datang.

    Grafik 5Distribusi Tingkat Kepadatan Lalat Wilayah Kerja

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari Tahun 2013

    Pel. Kendari

    Wilker Wanci

    Wilker Pomalaa0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Pel. Kendari Wilker Baubau Wilker Wanci

    Wilker Kolaka Wilker Pomalaa Wilker Bandara Haluoleo

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    32/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    32

    Dari grafik diatas dapat dilihat tren tingkat kepadatan lalat perbulan sepanjang Bulan

    Januari hingga Desember 2013. Untuk KKP Induk tingkat kepadatan lalat yang paling

    tinggi terjadi pada Bulan September yaitu sebesar 11 ekor, sedangkan yang terendah

    terjadi pada Oktober dan November yaitu sebesar 0 ekor. Untuk Wilker Bandara

    Haluoleo, tingkat kepadatan lalat yang paling tinggi terjadi pada Bulan Desember

    yaitu sebesar 8 ekor, sedangkan yang terendah terjadi pada Bulan Maret dan Mei

    yaitu 2 ekor. Untuk Wilker Kolaka, selama Bulan Februari didapatkan tingkat

    kepadatan lalat tertinggi sebesar 4 ekor, dan terendah di Bulan Juli yaitu 1 ekor.

    Wilker Pomalaa tingkat kepadatan lalatnya cenderung stabil yaitu sebesar 2 ekor tiap

    bulannya kecuali pada bulan Agustus tingkat kepadatan lalatnya 1 ekor dan pada

    bulan Oktober dan November sebesar 0 ekor. Di wilker Bau Bau indeks kepadatan

    lalatnya stabil sepanjang tahun yaitu sebesar 2 ekor. Untuk kegiatan pemberantasan

    lalat, KKP Kendari belum merencanakan kegiatan pemberantasan, mengingat bahwa

    kecenderungan indeks kepadatan lalat belum menunjukkan kepadatan tinggi.

    b. Pemberantasan Tikus dan Pinjal

    Kegiatan pemberantasan tikus dan pinjal yang dilaksanakan masih menjangkau

    wilayah daratan pelabuhan/dermaga (perimeter area), dengan rincian kegiatan

    sebagai berikut :

    1. Pemeriksaan Tanda Tanda Kehidupan Tikus

    Kegiatan pemeriksaan tanda tanda kehidupan tikus untuk wilayah KKP Induk

    dan seluruh wilayah kerjanya dilaksanakan pada wilayah perkantoran, sekitar

    gudang gudang dan rumah makan di wilayah daratan pelabuhan/dermagaKendari. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap pemeriksaan tersebut, ditemukan

    adanya tanda tanda kehidupan tikus sehingga pada bangunan / gudang tersebut

    perlu dipasang perangkap. Pada Tahun 2013, kegiatan pemeriksaan tanda tanda

    kehidupan tikus ditargetkan terhadap 100 % dari sejumlah bangunan yang ada

    seluruhnya dapat diperiksa.

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    33/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    33

    2. Pemasangan Perangkap

    Kegiatan pemasangan perangkap tikus dilaksanakan pada bangunan yang tampak

    ada tanda tanda kehidupan tikus. Frekuensi pemasangan perangkap adalah

    sebanyak 3.425 buah perangkap selama Bulan Januari hingga Desember 2013.

    Pada Tahun 2013, kegiatan pemasangan perangkap tikus ditargetkan terhadap 100

    % dari sejumlah bangunan / gudang yang ada di wilayah Pelabuhan Kendari dan

    wilayah Kerjanya. Dari hasil kegiatan selama Tahun 2013, dapat terealisasi sebesar

    100 % dari target pelaksanaan kegiatan.

    Tabel 12Kegiatan Pemasangan Perangkap

    Wilayah KKP Kelas II kendari Tahun 2013

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des

    1 Pel. Laut Kendari 60 60 56 50 48 48 48 50 30 35 28 46 559

    2 Wilker Bandara Hal 40 40 40 40 40 20 20 20 20 20 20 20 340

    3 Wilker Baubau 80 40 40 40 80 60 80 80 60 60 60 60 740

    4 Wilker Kolaka 60 30 30 30 30 30 36 20 20 20 20 20 346

    5 Wilker Pomalaa 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 480

    6 Wilker Wanci 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 960

    Jumlah 360 290 286 280 318 278 304 290 250 255 248 266 3425

    No. Lokasi

    Jumlah Perangkap TerpasangJumlah

    Sumber : Data primer Seksi PRL Tahun 2013Untuk lebih jelas perbandingannya dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

    Grafik 6Distribusi Pemasangan Perangkap perbulan

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari Tahun 2013

    Sumber : Data primer Seksi PRL Tahun 2013

    3. Identifikasi dan Penyisiran Tikus

    0

    20

    40

    60

    80

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des

    Jumlah Perangkap Terpasang

    Pel. Laut Kendari Wilker Bandara Haluoleo Wilker BaubauWilker Kolaka Wilker Pomalaa Wilker Wanci

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    34/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    34

    Kegiatan identifikasi tikus dilakukan terhadap setiap tikus yang tertangkap dan

    dilanjutkan dengan penyisiran tikus yang masuk dalam perangkap tersebut. Pada

    Januari hingga Desember 2013, jumlah tikus tertangkap sebanyak 230 ekor, 230

    ekor disisir untuk mendapatkan pinjalnya.

    Pada Tahun 2013, kegiatan identifikasi dan penyisiran tikus ditargetkan terhadap

    100 % tikus tertangkap, yang berarti realisasi kegiatan mencapai 100%.

    Tabel 13Distribusi Tikus Tertangkap Perbulan Menurut Lokasi

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II KendariJanuari Desember 2013

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des

    1 Pel. Laut Kendari 3 3 5 15 4 9 15 8 2 11 8 10 93

    2 Wilker Baubau 6 7 6 5 6 8 5 2 3 3 3 5 59

    3 Wilker Wanci 0 0 3 7 8 8 2 0 0 0 0 0 28

    4 Wilker Kolaka 3 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 21

    5 Wilker Pomalaa 2 3 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 19

    6 Wilker Bandara 1 3 1 0 0 2 2 0 1 0 1 0 11

    Jumlah 15 19 18 31 20 29 27 13 8 17 16 18 231

    No. Lokasi JumlahJumlah Tikus Tertangkap

    Sumber : Data primer Seksi PRL Tahun 2013

    Dari hasil survey yang dilaksanakan selama Januari - Desember 2013, didapatkan

    jumlah tikus yang tertangkap pada Bulan Januari sebanyak 15 ekor, Bulan Februari

    meningkat sebanyak 19 ekor, Bulan Maret mengalami penurunan sebanyak 18

    ekor, Bulan April jumlah tikus yang tertangkap mengalamai peningkatam

    sebanyak 31 ekor. Pada Bulan Mei, jumlah tikus yang tertangkap sebanyak 20

    ekor, Bulan Juni sebanyak 29 ekor, Bulan Juli sebanyak 27 ekor, bulan Agustus

    mengalami penurunan yang signifikan yaitu 13 ekor, September menurun hingga

    mencapai 8 ekor, Oktober kembali mengalami peningkatan menjadi 17 ekor, pada

    dua bulan terakhir yakni November dan Desember masing masing 16 dan 18 ekor

    . Kondisi fluktuatif ini mungkin dipicu oleh aktivitas bongkar muat barang di

    wilayah Pelabuhan atau dermaga yang juga mengalami fluktuasi.

    Secara keseluruhan untuk seluruh wilayah KKP Kelas II Kendari, tren jumlah tikus

    tertangkap dapat dilihat pada grafik berikut :Grafik 7

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    35/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    35

    Distribusi Jumlah Tikus Tertangkap PerbulanKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari Tahun 2013

    4. Identifikasi Pinjal

    Kegiatan identifikasi pinjal dilakukan dari hasil penyisiran setiap ekor tikus yang

    terperangkap / ditangkap. Jumlah pinjal yang ditemukan dari hasil penyisiran pada

    Bulan Januari - Desember Tahun 2013 sebanyak 231 ekor. Menurut ketentuan IHR

    2005 Flea Index maximal adalah 0, dan untuk wilayah KKP Kelas II Kendari

    sepanjang Tahun 2013 untuk seluruh lokasi Index pinjal (Flea Index) dapat dilihat

    pada grafik berikut :

    Tabel 14Distribusi Indeks Pinjal Tikus Tertangkap Perbulan Menurut Lokasi

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari Tahun 2013

    No. Lokasi

    Indeks Pinjal

    JumlahJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des1 Pel. Laut Kendari 0 0 1,2 0,06 0,5 0,3 0,3 3 5 0 0,6 0,7 11,685

    2 Wilker Baubau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    3 Wilker Wanci 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    4 Wilker Kolaka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    5 Wilker Pomalaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    6 Wilker Bandara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Jumlah 0 0 1,2 0,06 0,5 0,3 0,3 3 5 0 0,6 0,7 11,685

    Sumber : Data primer Seksi PRL Tahun 2013

    Grafik 8

    Distribusi Indeks Pinjal Tikus Tertangkap PerbulanKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari

    0

    5

    10

    15

    1 2 3 4 56 7 8 9 10 11 12

    Pel. Laut Kendari Wilker Baubau Wilker Wanci

    Wilker Kolaka Wilker Pomalaa Wilker Bandara

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    36/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    36

    Tahun 2013

    5. Pemberantasan Tikus dan Pinjal (Dusting)

    Kegiatan pemberantasan Tikus dan Pinjal direncanakan dilaksanakan setiap lokasi

    (6 lokasi) masing masing 4 kali setiap tahun.

    Pencapaian target untuk pemberantasan tikus dan pinjal selama Januari

    Desember 2013 adalah masing masing lokasi / wilker telah melaksanakan dusting

    sebanyak 4 kali. Realisasi 100 % untuk Tahun 2013, dengan total pemakaian

    rodentisida sebanyak 6,86 kg / 1000 gram.

    c. Pemberantasan Nyamuk

    Kegiatan pemberantasan nyamuk yang dilaksanakan menjangkau wilayah daratan

    pelabuhan (buffer area), dengan rincian sebagai berikut :

    1. Survei Tingkat Kepadatan Jentik / Nyamuk

    Kegiatan survey tingkat kepadatan nyamuk / jentik yang dilaksanakan oleh Kantor

    Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari dan Wilayah Kerja pada Tahun 2013

    diarahkan untuk memberantas vektor nyamuk baik Aedes Aegypty sebagai

    reservoir penyakit Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever), maupun

    jenis nyamuk lain sebagai vektor penular penyakit malaria dan chikungunya. Untuk

    sebaran perkembangan jumlah bangunan dan container yang diperiksa dalam

    survey tingkat kepadatan jentik pada Tahun 2013 serta tren House Indeks dan

    Container Indeks menurut lokasi, dapat dilihat sebagai berikut :

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    0 0

    1.2

    0.060.5

    0.3 0.3

    3

    5

    00.625 0.7

    Pel. Laut Kendari Wilker Baubau Wilker Wanci

    Wilker Kolaka Wilker Pomalaa Wilker Bandara

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    37/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    37

    Tabel 15Distribusi Jumlah Bangunan Yang Diperiksa

    Di wilayah KKP Kelas II KendariTahun 2013

    Sumber : Data Primer Seksi PRL tahun 2013

    Dari tabel 9, dapat dilihat distribusi jumlah bangunan yang diperiksa dalam rangka

    pengamatan kepadatan jentik di wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

    Kendari selama Tahun 2013. Jumlah bangunan tertinggi yang diperiksa selama

    Tahun 2013 adalah terdapat di wilayah Pelabuhan Laut Kendari dengan jumlah

    1092 bangunan di wilayah perimeter dan 6910 di wilayah buffer Pelabuhan Laut

    Kendari. Yang paling sedikit jumlah bangunan yang diperiksa adalah di wilayah

    Pelabuhan Laut Pomalaa, sejumlah 83 bangunan di wilayah perimeter dan 775

    bangunan di wilayah buffer Pelabuhan Laut Kolaka. Sedikitnya jumlah bangunan di

    wilayah Pomalaa karena luas wilayahnya yang kecil dan merupakan pelabuhan

    khusus.

    Grafik 9Distribusi jumlah bangunan di wilayah perimeter

    Wilayah KKP Kelas II KendariTahun 2013

    No. LokasiJumlah Bangunan Diperiksa

    JumlahJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des

    1 Pel. Laut

    Kendari

    Perimeter 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 1092

    Buffer 660 660 660 560 560 560 560 560 560 560 560 450 6910

    2 Wilker

    Baubau

    Perimet 28 22 22 22 22 22 22 22 22 22 20 22 268

    Buffer 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 1800

    3 Wilker

    Wanci

    Perimeter 14 23 13 13 13 23 23 23 23 23 23 23 237

    Buffer 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 1800

    4 Wilker

    Kolaka

    Perimeter 20 0 0 22 25 22 22 22 22 25 25 25 230

    Buffer 0 50 50 75 75 75 75 75 75 75 75 75 775

    5 Wilker

    Pomalaa

    Perimeter 7 7 6 6 8 7 7 7 7 7 7 7 83

    Buffer 80 84 84 84 81 81 81 81 81 81 81 81 980

    6 Wilker

    Bandara

    Perimeter 10 10 10 10 10 10 10 6 16 16 16 16 140

    Buffer 96 96 96 96 96 95 102 114 140 96 100 100 1227

    JumlahPerimeter 170 153 142 164 169 175 175 171 181 184 182 184 2.050

    Buffer 1.136 1.19 1.190 1.115 1.112 .111 1.118 .130 .156 1.112 .116 1.005 13.492

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    38/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    38

    Grafik diatas adalah grafik distribusi jumlah bangunan di perimeter area seluruh

    wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari yang diawasi dalam rangka

    pengamatan kepadatan jentik sepanjang Tahun 2013. Dapat dilihat bahwa jumlah

    bangunan tertinggi adalah di wilayah perimeter Pelabuhan Laut Kendari dengan

    jumlah 91 bangunan yang diawasi setiap bulannya. Perlu dipahami bahwa

    banyaknya jumlah bangunan di perimeter area Pelabuhan Kendari adalah karena

    banyaknya dermaga yang ada di wilayah Pelabuhan Laut Kendari sehingga

    menjadi titik fokus pengawasan kepadatan jentik KKP Kelas II Kendari. Untuk

    jumlah bangunan yang paling sedikit/rendah terdapat di wilayah perimeterPelabuhan Laut Pomalaa dengan jumlah 6 hingga 8 bangunan yang diperiksa

    setiap bulannya.

    Grafik 10

    Distribusi jumlah bangunan di wilayah bufferWilayah KKP Kelas II Kendari

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Pel. Laut Kendari Perimeter Wilker Baubau Perimeter Wilker Wanci Perimeter

    Wilker Kolaka Perimeter Wilker Pomalaa Perimeter Wilker Bandara Perimeter

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    39/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    39

    Tahun 2013

    Grafik diatas adalah grafik distribusi jumlah bangunan di buffer area seluruh

    wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari yang diawasi dalam rangka

    pengamatan kepadatan jentik sepanjang Tahun 2013. Dapat dilihat bahwa jumlah

    bangunan tertinggi adalah di wilayah buffer Pelabuhan Laut Kendari dengan

    jumlah 450-660 bangunan yang diawasi setiap bulannya. Perlu dipahami bahwa

    banyaknya jumlah bangunan di perimeter area Pelabuhan Kendari adalah karena

    banyaknya dermaga yang ada di wilayah Pelabuhan Laut Kendari sehingga

    menjadi titik fokus pengawasan kepadatan jentik KKP Kelas II Kendari. Untuk

    jumlah bangunan yang paling sedikit/rendah terdapat di wilayah buffer Pelabuhan

    Laut Kolaka dengan jumlah 50 hingga 75 bangunan yang diperiksa setiap

    bulannya.

    Sedangkan untuk jumlah container yang diperiksa dalam rangka pengamatan

    jentik di wilayah KKP Kelas II Kendari adalah sebagai berikut :

    Tabel 16Distribusi Jumlah Container Diperiksa

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Pel. Laut Kendari Buffer Wilker Baubau Buffer Wilker Wanci Buffer

    Wilker Kolaka Buffer Wilker Pomalaa Buffer Wilker Bandara Buffer

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    40/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    40

    Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari Tahun 2013

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AgustSep Okt Nop Des

    1 Pel. Laut Kendari Perimeter 200 209 201 202 201 201 201 205 205 205 205 205 2440

    Buffer 1510 1331 1453 1174 1200 1100 1100 1109 1110 1100 1102 960 14249

    2 Wilker Baubau Perimeter 78 59 60 67 67 72 81 81 58 62 61 69 815

    Buffer 551 608 575 638 609 512 524 524 678 628 594 673 7114

    3 Wilker Wanci Perimeter 21 23 19 20 20 23 23 23 23 23 23 23 264

    Buffer 651 611 645 611 611 611 611 611 611 611 611 611 7406

    4 Wilker Kolaka Perimeter 36 0 0 52 47 52 52 52 52 49 64 35 491

    Buffer 0 155 168 241 288 265 335 330 335 285 250 270 2922

    5 Wilker Pomalaa Perimeter 10 9 8 8 15 15 15 15 15 15 15 15 155

    Buffer 148 150 151 148 140 140 140 140 140 142 142 142 1723

    6 Wilker Bandara Perimeter 20 20 20 20 20 20 20 11 18 18 18 18 223

    Buffer 271 271 271 271 271 262 294 333 339 308 368 367 3626

    Perimeter 365 320 308 369 370 383 392 387 371 372 386 365 4388

    Buffer 3131 3126 3263 3083 3119 2890 3004 3047 3213 3074 3067 3023 37040Jumlah

    No Lokasi JumlahJumlah Container Diperiksa

    Sumber : Data Primer Seksi PRL tahun 2013

    Tabel diatas menggambarkan distribusi jumlah container yang diawasi dalam

    rangka pengamatan kepadatan jentik setiap bulan sepanjang Tahun 2013. Jumlah

    container tertinggi terdapat di wilayah Pelabuhan Laut Kendari yaitu sebanyak

    2.440 container di wilayah perimeter dan 14.249 container di wilayah buffer

    Pelabuhan Laut Kendari. Untuk jumlah container paling sedikit di wilayah

    Pelabuhan Laut Pomalaa yaitu sejumlah 155 container di wilayah perimeter dan

    1.723 di wilayah buffer Pelabuhan Laut Pomalaa.

    Grafik 11Distribusi jumlah Container di wilayah perimeter

    Wilayah KKP Kelas II KendariTahun 2013

    Grafik 12

    Distribusi jumlah Container di wilayah buffer

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Pel. Laut Kendari Perimeter Wilker Baubau Perimeter Wilker Wanci Perimeter

    Wilker Kolaka Perimeter Wilker Pomalaa Perimeter Wilker Bandara Perimeter

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    41/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    41

    Wilayah KKP Kelas II Kendari Tahun 2013

    a. House Index

    House index adalah persentasa antara rumah dimana jentik ditemukan

    terhadap seluruh rumah yang diperiksa. Untuk menentukan House Indeks

    menggunakan rumus:

    HI =

    Distribusi nilai House Indeks (HI) di KKP Kelas II Kendari dapat dilihat pada

    tabel berikut:

    Tabel 17

    Distribusi Nilai House Indeks Pengamatan Kepadatan Jentik

    Di wilayah Pelabuhan laut Kendari Tahun 2013

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des

    1 Pel. Laut Kendari Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Buffer 8,9 7,1 6,8 15,5 8,9 7,6 3,3 1,8 0,7 0,9 1,4 2,2 65,1

    2 Wilker Baubau Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 0 4,57 0,66 0 2 16,6 2 0 0 1,33 3,33 3,3 33,79

    3 Wilker Wanci Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 1,33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,33

    4 Wilker Kolaka Perimeter 0 0 0 0,05 0,08 0,09 0,09 0,04 0,12 0,04 0,08 0,04 0,63

    Buffer 0 0,1 0,08 0,04 0,05 0,04 0,06 0,06 0,09 0,05 0,04 0,09 0,7

    5 Wilker Pomalaa Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 1,25 1,25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,5

    6 Wilker Bandara Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 0,84 1,26 0,84 0 0 0 0,89 0,81 0,8 2,08 0 0 7,52

    Jumlah 12,3 14,3 8,38 15,6 11 24,3 6,34 2,71 1,71 4,4 4,85 5,63 111,6

    JumlahNo. House Indeks

    Lokasi

    Sumber : Data Primer Seksi PRL tahun 2013

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    1600

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Pel. Laut Kendari Buffer Wilker Baubau Buffer Wilker Wanci Buffer

    Wilker Kolaka Buffer Wilker Pomalaa Buffer Wilker Bandara Buffer

    Jumlah rumah dengan jentik

    Jumlah rumah yang diperiksa

    X 100 %

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    42/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    42

    Tren House Indeks (HI) di KKP Kelas II Kendari mengalami fluktuasi tiap bulan

    selama Tahun 2013. Untuk HI Perimeter nilai House Indeks cenderung stabil

    karena KKP Induk dan 4 wilayah kerja nilai HI-nya 0 sedangkan pada wilker

    kolaka nilai HI-nya cenderung fluktuatif, dengan nilai yang paling tinggi yakni

    sebesar 0,12 terjadi di Bulan September. Sedangkan untuk Buffer Area HI

    tertinggi terjadi pada Pelabuhan Laut Kendari Bulan April yaitu sebesar 15,5

    dan terendah adalah 0 pada beberapa wilker.

    Grafik 13Distribusi Nilai House Indeks Perimeter Area

    Di wilayah Pelabuhan laut Kendari Tahun 2013

    Grafik 14

    Distribusi Nilai House Indeks Buffer Area

    Di wilayah Pelabuhan laut Kendari

    Tahun 2013

    0

    0.1

    0.2

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13Pel. Laut Kendari Perimeter Wilker Baubau Perimeter Wilker Wanci Perimeter

    Wilker Kolaka Perimeter 5 Wilker Pomalaa Wilker Bandara Perimeter

    0

    5

    10

    15

    20

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Pel. Laut Kendari Buffer Wilker Baubau Buffer Wilker Wanci Buffer

    Wilker Kolaka Buffer Wilker Pomalaa Buffer Wilker Bandara Buffer

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    43/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    43

    Dari seluruh data yang didapat dari lapangan untuk setiap lokasi selama Tahun

    2013, dapat dihitung ABJ (Angka Bebas Jentik) secara keseluruhan dengan rumus

    sebagai berikut :

    ABJ =

    b. ContainerIndeks

    Container index adalah persentasa antara jumlah container dimana jentik

    ditemukan terhadap seluruh container yang diperiksa. Untuk menentukan

    Container Indeks menggunakan rumus:

    CI =

    Distribusi nilai Container Indeks (CI) di KKP Kelas II Kendari dapat dilihat pada

    tabel berikut:

    Tabel 18

    Distribusi Nilai Container Indeks Pengamatan Kepadatan Jentik

    Di wilayah Pelabuhan laut Kendari Tahun 2013

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul AgustSep Okt Nop Des

    1 Pel. Laut Kendari Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 6 5,6 5,8 9,7 7,5 6,4 4,9 2,3 0,9 1,8 0,9 1,1 52,9

    2 Wilker Baubau Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 0 1,48 0,34 0 5,1 5,3 0,5 0 0 0,31 1,17 0,7 14,9

    3 Wilker Wanci Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 0,3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,3

    4 Wilker Kolaka Perimeter 0,05 0 0 0,02 0,04 0,04 0,04 0,02 0,09 0,02 0,03 0,03 0,38

    Buffer 0 0,03 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,03 0,01 0,01 0,02 0,17

    5 Wilker Pomalaa Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    6 Wilker Bandara Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 0,29 1,29 0,29 0 0 0 0,32 0,26 0,29 0,65 0 0 3,39

    Jumlah 6,64 8,4 6,45 9,73 12,7 11,8 5,77 2,59 1,31 2,79 2,11 1,85 72,04

    JumlahNo. Container Indeks

    Lokasi

    Sumber : Data Primer Seksi PRL tahun 2013

    Jumlah rumah bebas jentik

    Jumlah rumah yang diperiksa

    X 100 %

    Jumlah container dengan jentik

    Jumlah container yang diperiksa

    X 100 %

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    44/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    44

    Tren Container Indeks (CI) di KKP Kelas II Kendari mengalami fluktuasi tiap

    bulan selama Tahun 2013. Untuk CI Perimeter nilai Container Indeks cenderung

    stabil karena KKP Induk dan 4 wilayah kerja nilai CI-nya 0 sedangkan pada

    wilker kolaka nilai CI-nya cenderung fluktuatif, dengan nilai yang paling tinggi

    yakni sebesar 0,09 terjadi di Bulan September. Sedangkan untuk Buffer Area CI

    tertinggi terjadi pada Pelabuhan Laut Kendari Bulan April yaitu sebesar 9,7 dan

    terendah adalah 0 pada beberapa wilker.

    Grafik 15

    Distribusi Nilai Container Indeks Perimeter Area

    Di wilayah Pelabuhan laut Kendari Tahun 2013

    Grafik 16

    Distribusi Nilai Container Indeks Buffer Area

    Di wilayah Pelabuhan laut Kendari Tahun 2013

    0

    0.05

    0.1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    12Pel. Laut Kendari Perimeter Wilker Baubau Perimeter Wilker Wanci Perimeter

    Wilker Kolaka Perimeter Wilker Pomalaa Perimeter Wilker Bandara Perimeter

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Pel. Laut Kendari Buffer Wilker Baubau Buffer Wilker Wanci Buffer

    Wilker Kolaka Buffer Wilker Pomalaa Buffer Wilker Bandara Buffer

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    45/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    45

    c. Pemakaian Larvasida

    Pemakaian larvasida dalam rangka pengendalian jentik nyamuk dilakukan

    setiap tiga bulan sekali. Pengendalian jentik KKP induk dan setiap wilker

    dilaksanakan tidak dalam waktu yang bersamaan, hal ini tergantung dari

    tingkat kepadatan jentik masing-masing wilayah kerja. Jumlah pemakaian

    larvasida selama tahun 2013 di KKP Kelas II Kendari adalah 58,8 kg atau setara

    dengan 58.800 gr.

    2. Survei Tingkat Kepadatan Nyamuk

    Survei nyamuk dewasa dilakukan untuk mengukur tingkat kepadatan nyamuk di

    suatu wilayah. Untuk wilayah Pelabuhan Laut Kendari selama Tahun 2013

    dilakukan masing masing wilayah sebanyak 1 kali setiap bulannya. Survei yang

    dilakukan pada semua jenis nyamuk. Rata rata tingkat kepadatan nyamuk dapat

    dilihat pada data berikut ini :

    a. Pengamatan Nyamuk Dewasa aedes aegypti pada malam hari

    1) MBR dalam

    Tabel 19Distribusi Nilai Man Bitting Rate Nyamuk Dewasa Penular Penyakit

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II KendariTahun 2013

    Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des

    1 Pel. Laut Kendari Perimeter - - - - - - - - - - - - 0

    Buffer 0,1 0,1 0 0,02 0 0 0,1 0 0 0 0 0 0,355

    2 Wilker Baubau Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 0,1 0 0 0 0,4 0,4 0,4 0 0 0 0 0 1,25

    3 Wilker Wanci Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Buffer - - - - - - - - - - - - 0

    4 Wilker Kolaka Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0,4 0 0 0,1 0,5

    Buffer 0,1 0,4 0,4 0,25 0,3 0,2 0 0 0,3 0 0 0 1,97

    5 Wilker Pomalaa Perimeter 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1

    Buffer 0,3 0,3 0,2 0,08 0 0 1 0,1 0 0 0 0 2,03

    6 Wilker Bandara Perimeter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Buffer 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Perimeter 0 0 0 0 0 1 0 0 0,4 0 0 0,1 1,5

    Buffer 0,5 0,8 0,6 0,35 0,7 0,7 1,5 0,1 0,4 0 0,1 0 5,605Jumlah

    No JumlahMan Bi tting Rate (MBR)

    Lokasi

    Sumber : Data Primer Seksi PRL Tahun 2013

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    46/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    46

    Catatan : Untuk tanda (-) berarti bahwa di aderah tersebut tidak

    dilaksanakan pengamatan, sedangkan nilai (0) berarti bahwa pengamatan

    dilaksanakan, dengan rata rata kepadatan = 0.

    Kegiatan pengamatan nyamuk dewasa dengan indeks rata rata sesuai

    tabel diatas, adalah kegiatan pengamatan nyamuk dewasa dengan

    metode penangkapan pada pagi dan malam hari, untuk semua jenis

    nyamuk yang berhasil ditangkap oleh petugas perorang perjam.

    Pengamatan nyamuk ini, bukan cuma difokuskan pada jenis nyamuk

    tertentu akan tetapi untuk identifikasi seluruh jenis nyamuk yang berhasil

    ditangkap oleh petugas (Nyamuk Aedes Aegypti Sp, Anopheles maupun

    Culex). Dan dari tabel diatas, dapat dibuat tren kecenderungan sebagai

    berikut :

    Perimeter area :

    Grafik 17

    Distribusi Nilai Man Bitting Rate Nyamuk Dewasa Perimeter Area

    Di wilayah Pelabuhan laut Kendari Tahun 2013

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Wilker Baubau Perimeter Wilker Wanci Perimeter

    Wilker Kolaka Perimeter Wilker Pomalaa Perimeter

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    47/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    47

    Buffer Area :

    Grafik 18Distribusi Nilai Man Bitting Rate Nyamuk Dewasa di Buffer Area

    Di wilayah Pelabuhan laut Kendari Tahun 2013

    b. Pemberantasan Nyamuk Dewasa (fogging)

    Tujuan dari kegiatan pemberantasan nyamuk dewasa (fogging) adalah untuk

    membunuh sebagian besar vektor infektif dengan cepat, sehingga rantai

    penularan segera dapat diputuskan. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk

    menekan kepadatan vektor selama waktu yang cukup sampai dimana pembawa

    virus tumbuh. Alat yang digunakan untuk fogging adalah portable thermal fogmachinedan ultra low volume ground sprayer mounted.

    Kegiatan pemberantasan nyamuk dengan menggunakan cara pengasapan

    atau fogging pada Tahun 2013 dilakukan sebanyak 1 kali yaitu pada Bulan

    November 2013 yakni fogging di buffer area dan perimeter Pelabuhan Laut

    Kendari. Luas area yang dilakukan fogging 12 ha dengan pemakaian solar

    1.022 liter, 173 liter bensin dan 54 liter malathion 96% EC.

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Pel. Laut Kendari Buffer Wilker Baubau Buffer Wilker Kolaka Buffer

    Wilker Pomalaa Buffer Wilker Bandara Buffer

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    48/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    48

    A. Pelabuhan Kendari

    Pencitraan satelit terhadap persebaran wilayah pengawasan Kantor Kesehatan

    Pelabuhan Kelas II Kendari.

    Kelurahan Kandai dan Dapu-Dapura

  • 5/24/2018 LAPORAN SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN thn 2013 newest.docx

    49/54

    Laporan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan2013

    49

    Gambar diatas adalah pencitraan satelit kelurahan Kandai dan Dapu-Dapura

    dengan menggunakan Google Earth Pro, dua Kelurahan ini masuk dalam

    perimeter dan buffer area Pelabuhan Laut Kendari (untuk Kelurahan Kandai

    perimeter area dalam Pelabuhan Nusantara Kendari, Kelurahan Dapu-Dapura

    Perimeter Area dalam Pelabuhan Penyeberangan Ferry Wawonii) dengan

    luas wilayah untuk Kelurahan Kandai seluas 27,6 ha dengan panjang garis

    keliling 2.736 m, u